PROVINSI BENGKULU
PROVINSI JAMBI
PROVINSI LAMPUNG
MUHAMMAD ASRULLAH
MATA KULIAH :
DOSEN PENGAMPU :
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Analisis kebijakan ialah proses atau kegiatan mensintesa informasi, termasuk hasil-
hasil penelitian, untuk menghasilkan rekomendasi opsi desain kebijakan publik .
Kebijakan publik ialah keputusan atau tindakan pemerintah yang berpengaruh atau
mengarah pada tindakan individu dalam kelompok masyarakat.
C. Manfaat
1. Secara teoritis, makalah ini diharapkan dapat bermafaat dalam pengembangan ilmu
pengetahuan terutama yang mengarah pada analisis kebijakan suatu wilayah provinsi.
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi pengambil keputusan dalam menentukan kebijakan
yang diambil dalam pembangunan suatu wilayah provinsi.
3. Bagi penulis dan pembaca, makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan
wawasan dari informasi yang diperoleh.
ANALISIS KEBIJAKAN PROVINSI BENGKULU, PROVINSI JAMBI,
PROVINSI SUMATERA SELATAN, PROVINSI LAMPUNG
1. BENGKULU
A. KEBIJAKAN PENGENTASAN KEMISKINAN
1. Pertama, Bantuan langsung kepada keluarga miskin dan hampir miskin. Bantuan
langsung dapat berupa bantuan langsung tunai bersyarat, bantuan langsung tunai
tanpa syarat, bantuan langsung dalam bentuk barang, seperti pemberian beras bagi
masyarakat miskin (raskin), serta bantuan bagi kelompok masyarakat rentan seperti
mereka yang cacat, lansia, yatim/piatu dan sebagainya. Penyediaan bantuan yang
diadakan oleh pemerintah provinsi ini sekaligus melengkapi prioritas Pemerintah
Pusat sehingga dampaknya bagi rumah tangga miskin penerima manfaat strategi akan
akan semakin diperkuat.
2. Kedua, bantuan pendidikan berupa beasiswa dan pendidikan anak usia dini. Bantuan
ini diberikan kepada anggota keluarga rumah tangga miskin dan hampir miskin yang
masih berusia sekolah melalui pemberian uang, dimana sebagai imbalannya keluarga
penerima diwajibkan untuk menyekolahkan anaknya yang berada dalam kategori usia
sekolah. Termasuk dalam strategi ini memberikan insentif bagi kepala keluarga rumah
tangga miskin untuk memasukkan anak-anak usia sekolah yang tidak berada di
sekolah, seperti pekerja anak, untuk kembali ke bangku sekolah. Bantuan-bantuan
tersebut secara langsung melengkapi program-program nasional seperti Kartu
Indonesia Pintar (KIP).
3. Ketiga, bantuan ini dilakukan melalui pemberi pelayanan kesehatan yang ditunjuk.
Bantuan ini diberikan kepada ibu-ibu hamil atau yang sedang mengasuh anak balita
dalam rumah tangga miskin dan hampir miskin dengan syarat ibu-ibu hamil atau yang
sedang mengasuh anak balita tersebut memeriksakan kesehatan mereka atau anak
balita mereka ke Puskesmas. Selain itu, bantuan kesehatan ini dapat berupa jaminan
kesehatan daerah, Kartu Indonesia Sehat (KIS), dan sebagainya.
4. Keempat, bantuan tunai untuk penanggulangan pengangguran sementara. Bantuan ini
disediakan bagi anggota keluarga rumah tangga miskin yang sudah berusia antara 15-
24 tahun namun masih belum mempunyai pekerjaan tetap. Mereka akan diberikan
modal kerja sementara untuk mempersiapkan memperoleh pekerjaan yang sesuai.
Selain itu, mereka juga akan diberikan pelatihan peningkatan kompetensi untuk dapat
bersaing di pasar kerja.
5. Kelima, bantuan permodalan atau penyediaan kredit usaha bersama bagi kelompok
rumah tangga miskin. Program ini ditujukan untuk memberikan kesempatan pada
kelompok-kelompok rumah tangga miskin dan hampir miskin yang memiliki anggota
keluarga produktif untuk memiliki usaha mikro dan kecil. Dengan demikian, mereka
dapat meningkatkan akses terhadap permodalan, teknologi dan pasar. Strategi
penanggulangan kemiskinan berbasis individu terpilih sebagai pemicu pencapaian
peningkatan pendapatan bagi kelompok rumah tangga miskin produktif ini akan
bersinergi dengan program KUR sehingga diharapkan akan berlangsung akselerasi
pengembangan kegiatan perekonomian terutama di sektor riil, perluasan kesempatan
kerja, dan peningkatan pendapatan keluarga miskin dan hampir miskin.
C. KEBIJAKAN TRANSPORTASI
1. Pembangunan Jalan Tol Bengkulu – Curup – Lubuk Linggau.
Pembangunan Proyek Strategis Nasional Jalan Tol yang menghubungkan Provinsi
Bengkulu ke Provinsi Sumatera Selatan sepanjang 95 Km yang akan terkoneksi
dengan jalan tol trans Sumatera. Rencana Pembangunan jalan Tol ini melewati
beberapa kabupaten/kota yaitu Kota Bengkulu – Bengkulu Tengah – Kepahiang –
Rejang Lebong. Trase jalan tol tersebut saat ini sudah ditetapkan. Rencana kegiatan
yang akan dilakukan selanjutnya yaitu penyusunan dokumen Feasibility Study, Basic
Design, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), dan Dokumen
Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT). Kabupaten/Kota yang menjadi lintasan trase
Jalan Tol tersebut telah memberikan komitmen dukungan melalui fasilitasi kebijakan
dan kegiatan terkait pemmbangunan Jalan Tol.
2. Peningkatan Infrastruktur Jalan
Untuk meningkatkan dan mempertahankan tingkat pelayanan infrastruktur jalan guna
mendukung tumbuhnya pusat-pusat pertumbuhan maka arah kebijakan
pengembangan infrastruktur jalan adalah sebagai berikut :
a. Perbaikan perkerasan pada ruas jalan-ruas jalan yang rusak di seluruh jalan
kewenangan Provinsi diseluruh kabupaten/kota.
b. Pengembangan jaringan jalan Trans Enggano yaitu ruas jalan Ka’ana-Kahyapu,
Kahyapu - Tg. Keramai, Malakoni - Ka’ana, Malakoni -Banjarsari.
c. Peningkatan fungsi jalan nasional Batas Sumbar-Batas Lampung.
d. Pembanguan ruas jalan Lingkar Luar Bengkulu (Bengkulu Outer Ring Road) di
Kota Bengkulu. Perkembangan Bengkulu menjadi sebagai pusat pertumbuhan
bagi daerah hinterlandnya sudah menjadi wacana nyata saat ini. Pembangunan
jalan ini, kini dalam proses pengerjaan dan ditargetkan bisa diselesaikan dalam
tahun mendatang sehingga bisa segera dimanfaatkan. Jalur sepanjang 5,8
kilometer itu akan tersambung jembatan elevated sepanjang 600 meter.
3. Peningkatan Konektivitas melalui pembukaan ruas jalan baru.
Provinsi Bengkulu saat ini hanya memiliki 5 (lima) jalur konektivitas jalan menuju
provinsi tetangga. Arah kebijakan peningkatan konektivitas melalui pembukaan ruas
jalan baru adalah sebagai berikut:
a. Kabupaten Bengkulu Selatan : Peningkatan kualitas ruas jalan nasional eksisting
yaitu ruas jalan Manna – Tanjung Sakti – Pagar Alam (Sumsel).
b. Kabupaten Kaur : Pembangunan dan Peningkatan Akses Jalan eksisting yaitu ruas
jalan Tanjung Iman – Muara Sahung – Air Tembok – Muara Dua (Kabupaten
OKU Selatan Provinsi Sumatera Selatan).
c. Kabupaten Lebong : Pembukaan ruas jalan baru Sungai Lisai – Jangkat –
Merangin (Jambi).
d. Kabupaten Seluma : Pembukaan ruas jalan baru Suka Raja – Padang Capo
(Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu) – Air Kelinsar (Kabupaten Empat
Lawang Provinsi Sumatera Selatan) sepanjang 49 Km.
e. Kabupaten Mukomuko : Pembukaan ruas jalan baru Penarik – Sungai Ipuh
(Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu) – Lempur (Kabupaten Kerinci
Provinsi Jambi).
2. JAMBI
A. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERDESAAN
Dalam rangka mendukung pencapaian target nasional dengan mengurangi 5000 desa
tertinggal dan meningkatkan 2000 desa mandiri pada tahun 2019, maka Provinsi Jambi akan
menargetkan menuntaskan 191 desa tertinggal dan meningkatkan 50 desa mandiri sampai
tahun 2021. Untuk itu dalam 5 tahun kedepan Provinsi Jambi akan membangun infrastruktur
desa pada 1399 desa dan 164 kelurahan sebesar Rp.200.000.000 per desa/ kelurahan selama 5
tahun (Rp 40.000.000,- per tahun/desa/kelurahan). Disamping itu masih ada bantuan Rp.
20.000.000,- per desa untuk insentif perangkat desa, guru mengaji dan lembaga adat di desa
setiap tahun.
1. Meningkatkan jaringan irigasi dalam kondisi baik melalui Program pengembangan
dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya.
2. Penyediaan eskavator/alat lainnya sebagai fasilitas cepat tanggap untuk penataan
drainase, normalisasi sungai dan perbaikan sarana pertanian dan masyarakat lainnya.
3. Menurunkan Desa Tertinggal di Provinsi Jambi melalui program pemberdayaan
masyarakat pedesaaan.
4. Meningkatkan Desa Mandiri di Provinsi Jambi melalui Program Peningkatan
kapasitas aparatur pemerintah desa dan Program pemberdayaan masyarakat
pedesaaan.
5. Pembinaan desa pada daerah rawan bencana dalam pengelolaan lahan berkelanjutan
dan pembentukan desa tangguh bencana melalui Program Rakor dan Pelatihan Teknis
Kebencanaan dan Program Peningkatan Kualitas SDM pertanian.
C. KEBIJAKAN TRANSPORTASI
1. Percepatan penyelesaian pembangunan dan peningkatan jalan dan jembatan untuk
kepentingan mobilitas perekonomian masyarakat dengan meningkatkan kualitas jalan
dan jembatan yang menjadi akses ke sentra produksi melalui program pembangunan/
peningkatan/ Pemeliharaan jalan dan jembatan.
2. Meningkatkan pelayanan Prasarana transportasi dengan Meningkatkan kualitas jalan
provinsi, melalui :
a. Program pembangunan/ peningkatan/ pemeliharaan jalan dan jembatan.
b. Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan.
c. Program Rehabilitasi/Pemeliha raan Prasarana dan Fasilitas LLAJ.
3. Meningkatkan layanan transportasi sungai dan laut melalui program Pembangunan
sarana dan prasarana perhubungan.
4. Meningkatkan layanan transportasi udara melalui program Pembangunan sarana dan
prasarana perhubungan.
5. Pengembangan interaksi kawasan untuk peningkatan perkembangan ekonomi
kawasan dengan pengembangan jalan arteri primer, kereta api dan sarana
pendukungnya dengan tidak mengganggu kawasan lindung dan fungsi
lingkungan.Pengembangan sarana prasarana transportasi yang akan dikembangkan
dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi di pusatpusat pertumbuhan dalam
wilayah Provinsi Jambi.
6. Peningkatan akses kawasan budi daya (sektor unggulan) ke sistem jaringan
transportasi melalui peningkatan jalan kolektor primer.
D. KEBIJAKAN TRANSPORTASI
1. Meningkatkan kondisi infrastruktur jalan guna mendukung pelayanan pergerakan
orang dan barang, melalui kebijakan :
a. Pembangunan, Peningkatan dan Rehabilitasi Jaringan Jalan dan Jembatan untuk
Menunjang Aktivitas Perekonomian Masyarakat.
b. Meningkatkan Aksesibilitas Darat, Sungai, Udara, dan Laut.
c. Menciptakan Pembangunan yang Selaras dengan Kondisi Kewilayahan yang
didukung Tersedianya Infrastruktur yang dapat Meningkatkan Konektivitas Antar
Wilayah.
d. Mempercepat Pembangunan Infrastruktur yang Mendukung Industri
Pertambangan Batubara.
e. Pengembangan Sistem Teknologi Baru dalam Efektifitas Sistem Tranportasi
Batubara.
4. LAMPUNG
A. KEBIJAKAN TRANSPORTASI
1. Pembangunan, pemeliharaan, dan peningkatan kapasitas dan kualitas infrastruktur
jalan dan jembatan, melalui kebijakan :
a. Pengembangan infrastruktur jalan dan jembatan diselaraskan dengan jalan dan
jembatan nasional serta jalan dan jembatan kabupaten/kota dalam rangka
meningkatkan konektivitas antar bagian wilayah dalam provinsi untuk mendukung
sistem logistik nasional.
2. Pengembangan jaringan transportasi antar moda dengan meningkatkan keterpaduan
jaringan transportasi nasional, provinsi, kabupaten/kota dan pedesaan sebagai
penghubung antar pusat produksi dan pasar, melalui kebijakan :
a. Mengembangkan sarana dan prasarana perhubungan (darat, laut, dan udara) dalam
rangka peningkatan keselamatan dan pelayanan pergerakkan orang, barang, dan
jasa.
B. KEBIJAKAN PERKOTAAN
1. Pelaksanaan penataan ruang sesuai dengan indikasi program prioritas RTRW Provinsi
Lampung, melalui kebijakan :
a. Pengembangan kawasan-kawasan strategis, cepat tumbuh, kawasan andalan, dan
kawasan ekonomi khusus berdasarkan peruntukan masing-masing kawasan
mengacu pada RTRW dan memperhatikan dokumen perencanaan pembangunan
daerah terkait lainnya.
2. Pengembangan prasarana dan sarana bangunan, Gedung dan lingkungan, melalui
kebijakan :
a. Pengembangan perumahan dan kawasan permukiman untuk menciptakan hunian
yang layak, aman, sehat, nyaman, dan produktif.
b. Meningkatkan pembangunan dan pengelolaan bangunan gedung dan rumah
negara yang menjadi aset Pemerintah Provinsi.
2. Membangun sarana dan prasarana irigasi, normalisasi saluran air dan bendungan,
reklamasi rawa untuk cadangan pangan, dan membangun tanggul penahan pada
daerah rawan banjir.
5. Peningkatan peran serta usaha kecil mikro, usaha menengah, dan koperasi dalam
pengembangan berbagai jenis usaha.