NABILAH HAFIZHAH
01021281924053
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Analisis kebijakan ialah proses atau kegiatan mensintesa informasi, termasuk hasil-
hasil penelitian, untuk menghasilkan rekomendasi opsi desain kebijakan publik .
Kebijakan publik ialah keputusan atau tindakan pemerintah yang berpengaruh atau
mengarah pada tindakan individu dalam kelompok masyarakat.
Maka dari itu, pemerintah daerah memiliki kesempatan yang cukup untuk memahami
dan memberikan solusi nyata terhadap permasalahan-permasalahan penting yang
dihadapai oleh masyarakat secara bertahap sesuai dengan kemampuan dan sumber daya
yang dimiliki. Meskipun demikian, untuk efektivitas dan efisiensi pencapaian sasaran
pembangunan, Pemerintah Daerah perlu bersinergi dan berkoordinasidengan Pemerintah
Provinsi dan Pemerintah Pusat agar tercipta keselarasan kebijakan pembangunan.
C. Manfaat
1. Makalah ini diharapkan dapat bermafaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan
yang mengarah pada analisis kebijakan-kebijakan suatu wilayah di Provinsi Papua
dan Provinsi Papua Barat.
2. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah dalam
menentukan kebijakan yang diambil untuk pembangunan suatu wilayah di Provinsi
Papua dan Provinsi Papua Barat.
3. Makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan dari informasi yang
diperoleh.
BAB II
ANALISIS KEBIJAKAN-KEBIJAKAN
PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT
1. PROVINSI PAPUA
A. KEBIJAKAN PERENCANAA PEMBANGUNAN
1. Meningkatnya kualitas perencanaan, penganggaran, dan pengendalian program, serta
kegiatan pembangunan daerah, melalui kebijakan :
a. Meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan daerah dan penganggaran yang
terintegratif secara sektoral dan spasial.
b. Memperkuat Perencanaan Pembangunan berbasis Data/Bukti (evidence
baseplanning) serta penguatan pengendalian pelaksanaan pembangunan.
c. Membuka ruang partisipasi yang luas bagi masyarakat untuk berperan dalam
pembangunan daerah.
d. Memperkuat integrasi perencanaan pembangunan dengan perencanaan tata guna
lahan, kewilayahan serta sektor sehingga prioritas pembangunan dapat terarah,
terukur dengan jelas, dan tidak melampaui daya dukung dan daya tampung
lingkungan.
e. Peningkatan pembiayaan melalui kerjasama dengan berbagai pihak dalam
pemenuhan infrastruktur.
f. Bantuan pembiayaan infrastruktur bagi kabupaten/kota yang diprioritaskan pada
peningkatan konektivitas dalam rangka pengembangan rantai nilai hulu-hilir
komoditi unggulan.
2. Membangun struktur perekonomian yang kokoh berbasis pada penciptaan nilai
tambah yang optimal terutama pada sektor-sektor industri manufaktur, jasa, dan
ekonomi kreatif, melalui kebijakan :
a. Meningkatkan akses tata niaga dan kualitas infrastruktur perdagangan.
b. Penguatan kemauan dan kemampuan masyarakat kampung dalam berinovasi dan
berproduksi serta mengelola ekonomi lokal yang kuat dan mandiri.
c. Peningkatan kemampuan masyarakat untuk meningkatkan atau menghasilkan nilai
tambah (value added) komoditas.
d. Peningkatan industri non pertanian (off farm) yang mampu mendorong
perkembangan kemandirian ekonomi masyarakat dan daerah.
e. Meningkatkan kemitraan usaha mikro kecil menengah dengan perbankan dan
fasilitasi pemasaran produk
f. Pengembangan destinasi pariwisata andalan Provinsi Papua.
g. Pengembangan kepariwisataan diutamakan pada kegiatan ekoturisme yang
bernilai tambah tinggi, sehingga secara efeitif dan efisien dapat mendukung upaya
pengembangan kemandirian ekonomi dengan dampak lingkungan dan budaya
serendah mungkin.
h. Melaksanakan kebijakan pengembangan industri hilir pertanian, peternakan, dan
perikanan dengan diberikan insentif dalam pengembangannya.
3. Meningkatnya pembangunan ekonomi maritim dan kelautan yang berbasis pada
pendayagunaan potensi sumberdaya secara berkelanjutan, melalui kebijakan :
a. Meningkatkan produksi perikanan tangkap dan budidaya.
b. Meningkatkan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan berbasis
masyarakat.
c. Peningkatan gizi masyarakat melalui peningkatan konsumsi ikan.
d. Meningkatkan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan berbasis
masyarakat.
e. Pembangunan dan pengembangan kluster ekonomi berbasis wilayah adat dengan
komoditi perikanan lokal unggulan.
f. Peningkatan dan pemenuhan infrastruktur perikanan.
4. Meningkatnya daya saing dan realisasi investasi pada sektorsektor andalan daerah,
melalui kebijakan :
a. Peningkatan daya saing dan realisasi investasi pada sektor-sektor unggulan
daerah.
b. Pembangunan dan pengembangan sentra ekonomi berbasis wilayah adat.
c. Penyederhanaan perizinan berbasis Online Single Submission (OSS).
d. Perbaikan tata kelola perizinan berbasis SDA dan lahan skala luas.
5. Meningkatnya pengelolaan sumber daya kehutanan secara berkelanjutan, melalui
kebijakan:
a. Meningkatkan pengelolaan sumber daya kehutanan secara berkelanjutan melalui
pelibatan masyarakat sekitar hutan dan pemanfaatan jasa lingkungan .
b. Optimalisasi konservasi sumberdaya alam hayati.
c. Restorasi pembangunan lahan gambut yang berkelanjutan.
B. KEBIJAKAN TRANSPORTASI
1. Meningkatnya akses transportasi berbasis antar moda dalam mendukung
pengembangan ekonomi wilayah/daerah dan akses bagi seluruh wilayah, melalui
kebijakan :
a. Meningkatkan akses transportasi antar moda dalam mendukung pengembangan
ekonomi wilayah/daerah dan akses bagi seluruh masyarakat di wilayah Papua.
b. Memantapkan hubungan antar wilayah/ daerah/ kampung dengan penyediaan
infrastruktur transportasi dengan membangun keterkaitan sistem produksi,
distribusi, dan pelayanan antar wilayah / daerah yang kokoh serta
berkesinambungan.
c. Menyiapkan Sarana dan Prasarana Ekonomi Berbasis Keunggulan Masing-masing
Wilayah.
d. Meningkatkan kesesuaian pemanfaatan ruang untuk pembangunan dengan RTRW
Provinsi.
2. Pengembangan konektivitas Papua diarahkan untuk memadukan sistem pelayanan
transportasi antarmoda, dalam menciptakan dan meningkatkan aksesibilitas di dalam
maupun antar wilayah adat, khususnya antara pusat pertumbuhan dengan kawasan
penyangga. Pada pengembangan klaster, infrastruktur menghubungkan lokasi
produksi komoditas berbasis sumber daya lokal dengan pusat pertumbuhan dan
wilayah luar Papua, khususnya dalam pengembangan ekonomi OAP. Dengan adanya
aksesibilitas yang memadai diharapkan dapat mengatasi kesenjangan pembangunan
antar wilayah, serta menarik dan mengembangkan minat investasi di berbagai sektor,
baik pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan, pariwisata, maupun
pertambangan.
2. PROVINSI PAPUABARAT
A. KEBIJAKAN TRANSPORTASI
1. Meningkatnya interkoneksi antar wilayah, ketersediaan layanan dasar infrastruktur
daerah dan kualitas pengelolaan tata ruang daerah, melalui kebijakan :
a. Percepatan pembangunan dan pemeliharaan jalan serta jembatan yang
menpercepat konektivitas antar wilayah di Provinsi Papua Barat.
b. Penguatan kordinasi dengan pemerintah pusat terkait dengan penanganan
jalanjalan nasional serta dengan pemerintah kabupaten/kota terkait dengan
penanganan jalan kabupaten/kota.
2. Dukungan fasilitasi percepatan penyediaan infrastruktur kawasankawasan
pengembangan ekonomi khusus, melalui kebijakan :
a. Fasilitasi penyediaan infrastruktur Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sorong.
b. Fasilitasi penyediaan infrastruktur Kawasan Industri Petrokimia Teluk Bintuni.
3. Peningkatan penyediaan sarana dan prasarana pelayanan transportasi darat, laut dan
udara, melalui kebijakan :
a. Pembangunan dan pemeliharaan sarana prasarana perhubungan darat dalam
lingkup kewenangan provinsi.
b. Pembangunan dan pemeliharaan sarana prasarana perhubungan laut dalam lingkup
kewenangan provinsi.
c. Pemantapan fasilitasi pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
perhubungan udara.
d. Pemantapan fasilitasi pembangunan transportasi kereta api Trans Papua.
KESIMPULAN
Dalam pembangunan suatu wilayah provinsi, terutama Provinsi Papua dan Papua
Barat yang ada di dalam makalah ini. Dapat disimpulkan bahwa untuk membangun suatu
wilayah tersebut maka diperlukan analis-analis keadaan di wilayah itu. Analisis keadaan
melalui gambaran umum seperti letak geografis, sumber daya alam, sumber daya manusia,
komoditi unggulan, adat-istiadat masyarakat, dan lain sebagainya. Setelah menganalisis
keadaan wilayah tersebut barulah dapat dibuat analisis kebijakan yang dapat mengarahkan
pembangunan wilayah provinsi sesuai dengan sektor unggulan yang ada di provinsi tersebut.
Analisis kebijakan suatu wilayah provinsi ini penting dilakukan untuk mengetahui
kebijakan apa yang tepat untuk membangun suatu wilayah agar pembangunan tersebut dapat
berhasil dan selanjutnya kemakmuran masyarakat di wilayah provinsi tersebut dapat tercapai.
Oleh karena itu, dalam rangka pembangunan daerah harus berpedoman pada sasaran pokok
dan arah kebijakan masing-masing wilayah provinsi.