Anda di halaman 1dari 16

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PROGRAM : PERENCANAAN PEMBANGUNAN EKONOMI


KEGIATAN : KOORDINASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
BIDANG PEREKONOMIAN
TOTAL ANGGARAN : Rp. 2.000.000.000 (Dua Miliar Rupiah)

A. LATAR BELAKANG
Visi Pembangunan Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018 MENUJU JAWA
TENGAH SEJAHTERA DAN BERDIKARI “Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi”ini
diharapkan akan mewujudkan keinginan dan amanat masyarakat Provinsi Jawa
Tengah dengan tetap mengacu pada pencapaian tujuan nasional seperti
diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945, khususnya bagi masyarakat Provinsi
Jawa Tengah, memperhatikan RPJMN Tahun 2014 - 2019, dan RPJPD Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2005-2025.
Selanjutnya dengan misi kedua, yaitu Mewujudkan Kesejahteraan
Masyarakat yang Berkeadilan, Menanggulangi Kemiskinan dan
Pengangguran, diarahkan untuk mewujudkan kebijakan yang sistematis dalam
rangka mengangkat derajat kehidupan kelompok miskin dan hampir miskin yang
sebagian besar berada di perdesaan, dengan kebijakan pengalokasian anggaran
yang proporsional dan pembangunan yang berkeadilan. Afirmasi pelaksanaan misi
melalui kemudahan akses permodalan, dukungan teknologi dan informasi, jaminan
ketahanan pangan, pengendalian alih fungsi lahan yang didukung dengan reformasi
agraria, kemandirian energi, peningkatan kesejahteraan pekerja, mewujudkan
keadilan gender dan perlindungan anak, perluasan akses dan kualitas pelayanan
dasar, penciptaan dan perluasan lapangan kerja, peningkatan produktivitas industri
dan nilai investasi.
Tiga Dimensi Pembangunan dan NAWACITA pada RPJMN 2015-2019,
meliputi:
1. Pembangunan Manusia : peningkatan pelayanan pendidikan, pelayanan
kesehatan; tersedianya perumahan layak huni bagi masyarakat berpenghasilan
rendah dan jaminan sosial, serta mendukung pembentukan mental/karakter
bangsa, budi pekerti, nilai-nilai patriotisme dan cinta Tanah Air serta semangat
bela Negara
2. Pembangunan sektor unggulan : upaya mendukung terwujudnya kedaulatan
pangan, kedaulatan energi dan ketenagalistrikan, kemaritiman dan kelautan,
serta pariwisata dan industri

1
3. Pemerataan pembangunan antar wilayah :
a. peningkatan pemerataan pendapatan antar kelompok masyarakat,
antarwilayah, antardesa dan pinggiran serta antar kawasan
b. mengurangi kesenjangan pembangunan dimasing-masing wilayah

Arah Kebijakan Pembangunan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018 yang


merupakan tahun kelima dan terakhir dari pelaksanaan RPJMD Jawa Tengah 2013-
2018 adalah Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat Yang Berkeadilan
dan Berdikari.
Peluang, Tantangan, Dan Prospek Makro Ekonomi Jawa Tengah
1. Global
a. Perbaikan Ekonomi Meski Melambat;
b. Volume Perdagangan Tumbuh Lebih Tinggi dari Pertumbuhan Ekonomi
Global;
c. Harga Komoditas Meningkat Namun Cenderung Stagnan;
d. Peningkatan Resiko Stabilitas Keuangan Global;
e. Peningkatan Ketidakpastian Global.
2. Regional
a. Perlambatan & meningkatnya resiko ekonomi Tiongkok;
b. Berlakunya AFTA dan MEA;
c. Kebijakan Ekonomi Longgar Jepang
3. Nasional
a. Target 2018 pertumbuhan 6,1 %
b. Target Pertumbuhan Ekonomi Pulau Jawa : 5,97 %
c. Target Inflasi : 3,5 %
4. Jawa Tengah
a. Angka Kemiskinan target 10,40-9,93 %
b. Pertumbuhan Ekonomi target 5,9-6,2 %
c. Inflasi target 4,5 + 1
d. Tingkat Pengangguran Terbuka target 4,13 %
e. Indeksi Gini target 0,337 dan Indeks Williamson 0,6986
f. IPM target 71,59

Pembangunan Daerah merupakan perwujudan dari pelaksanaan Urusan


Pemerintahan yang telah diserahkan ke Daerah sebagai bagian integral dari
pembangunan nasional, sesuai Pasal 258 UU No. 23 Tahun 2014 tentang

2
Pemerintahan Daerah, Daerah melaksanakan pembangunan untuk peningkatan dan
pemerataan :
a. Pendapatan masyarakat;
b. Kesempatan kerja;
c. Lapangan berusaha;
d. Akses dan kualitas pelayanan publik; dan
e. Daya saing Daerah.
Isu Strategis Pembangunan Provinsi Jawa Tengah meliputi :
1. Pengurangan Kemiskinan
2. Pengurangan Pengangguran
3. Pembangunan Infrastruktur
4. Kedaulatan Pangan
5. Kedaulatan Energi
6. Tata Kelola Pemerintahan, Demokrasi dan Konduktivitas Daerah

Prioritas Penangulangan Kemiskinan, dengan Program & Penanganan yang


akan dilaksanakan meliputi :
1. Meningkatkan percepatan penurunan jumlah penduduk miskin;
2. Mengupayakan perluasan lapangan kerja dan kesempatan berusaha;
3. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masy;
4. Meningkatkan kualitas dan akses pendidikan;
5. Meningkatkan derajad kesehatan masy;
6. Meningkatkan ketahanan pangan.
Sedangkan upaya untuk Penanggulangan Kemiskinan, dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Peningkatan Pendapatan :
a. Peluang Berusaha Bagi Masy Miskin melalui Kegiatan Usaha Ekonomi Produktif
pd Desa Berdikari & Mandiri Pangan;
b. Pelatihan Keterampilan SDM dalam industri kecil;
c. Pengembangan Kewirausahaan;
d. Pengembangan Produk Unggulan Daerah.
2. Pengurangan Beban Pengeluaran Masyarakat Miskin :
a. Bantuan Siswa Miskin;
b. Pembiayaan Jamkes;
c. Bantuan Rumah Tidak Layak Huni;
d. Penyehatan Lingkungan;
e. Penanggulangan Penyakit.

3
Program & Penanganan Pengangguran diharapkan dapat :
1. Penurunan pengangguran terbuka pada Tahun 2018 ditargetkan 4,13 persen;
2. Mengupayakan perluasan lapangan kerja dan kesempatan berusaha

Prioritas Penurunan pengangguran dengan Program & Penanganan yang


akan dilaksanakan, antara lain:
a. Nasional dan Provinsi
1) Penerapan Kebijakan pro investasi (kemudahan dalam perizinan, serta
dukungan infrastruktur);
2) Meningkatkan kewirausahaan baru (pengembangan UMKM);
3) Pengembangan kualitas SDM;
4) Pemetaan potensi sumberdaya alam di setiap kawasan/wilayah;
5) Pengembangan Program Link and Match antara pendidikan, pelatihan
dengan industri
b. Kab./Kota
Perhatian terhadap peran Kab./Kota dalam peningkatan lapangan kerja dan
kesempatan berusaha dalam pengurangan pengangguran

Pengembangan Kawasan Strategis Nasional Borobudur dan Sekitarnya


dilakukan melalui pengembangan kawasan sebagai pusaka saujana (cultural
landscape), dengan memanfaatkan keunggulan nilai kawasan sebagai daya tarik
pariwisata, seperti nilai budaya dan mahakarya kepurbakalaan, nilai ekologi
kawasan (sawah bekas danau purba dan sungai purba), nilai pendidikan budaya
(centre of excellence), serta nilai tradisi masyarakat. Pengembangan Kawasan
Strategis Nasional Borobudur dan Sekitarnya harus memperhatikan kebijakan tata
ruang, dengan melindungi karakter kawasan perdesaan, pencegahan alih fungsi
lahan pertanian (termasuk sawah bekas danau purba), menjaga bentang
pandang/saujana kawasan, perlindungan situs, serta aspek kelembagaan dan tata
kelola kawasan melalui pelibatan masyarakat.
Perlu sinergitas antara upaya pengembangan (budidaya) dan pelestarian
Kawasan Strategis Nasional Borobudur dan Sekitarnya, terutama di tengah tekanan
investasi yang tinggi di kawasan tersebut. Saat ini pariwisata sangat terpusat di
Candi Borobudur, sehingga perlu disiapkan visitor management yang mengatur
jumlah pengunjung dan memecah beban kunjungan ke Candi Borobudur dengan
menciptakan destinasi pariwisata baru di kawasan penunjang pariwisata ini untuk
menarik wisatawan keluar dari Candi Borobudur. Pengembangan Borobudur harus

4
dilakukan dalam upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat, bukan hanya dalam
upaya pengembangan ekonomi/pariwisata.
Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Borobudur, difokuskan pada:
Magelang, Purworejo, Solo-Sangiran, Semarang-Karimunjawa. Didukung dengan
Pengembangan Destinasi Wisata Dieng.
Pengembangan Infrastruktur Penunjang Pasca Pembangunan Infrastruktur
Strategis Nasional, antara lain : Jalan Tol Trans Jawa, Bandara A. Yani, Pelabuhan
Tanjung Mas, Bandara Sudirman, Bandara Adi Sucipto, Double Track.
Pengembangan Kawasan Industri : difokuskan pada Kabupaten Cilacap,
Boyolali, Rembang, Demak, Semarang, Kendal, Pekalongan, Pemalang, Brebes, dan
Kota Semarang
Terkait dengan pengembangan kawasan maka Pemerintah Daerah diminta
membuat KLHS untuk memberikan kepastian dalam investasi dan pengembangan
wilayah.

KEDAULATAN PANGAN
1. Program & Penanganan
a. Pengembangan Produktivitas Pertanian
b. Kartu Tani
c. Kartu BBM Nelayan
d. Pengembangan Sistem Logistik Daerah.
Evaluasi dlm RTRW
1) Seluruh kota dan beberapa kabupaten (antara lain: Kab. Kudus, Demak )
ingin menghapus/ mengurangi luas rencana penetapan Kawasan Pertanian
Pangan Berkelanjutan (KP2B)/Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B)
dikarenakan:
a) luas eksisting lebih kecil dari rencana penetapan,
b) kebutuhan ruang utk perkotaan.
2) Prinsip dari pemerintah pusat (Kementan) dan Pemprov Jateng tidak
diperkenankan mengurangi luas KP2B/LP2B, karena Provinsi Jawa Tengah
merupakan lumbung pangan terbesar ketiga nasional.

2. Evaluasi Kedaulatan Pangan


a. Nasional dan Provinsi
1) Memperkuat petani dengan kartu nelayan diantaranya : Koordinasi antara
Dinas Pertanian & Kementan dlm kaitannya dengan alokasi pupuk bersubsidi
dan HET Tahun 2017, serta penyelesaian distribusi Kartu Tani oleh BRI Kanwil
Yogyakarta;

5
2) Memperkuat Nelayan dng Kartu BBM Nelayan dng mengoptimalkan
penggunaan kartu bbm yg telah terdistribusi kepada nelayan.
3) Pengembangan mekanisasi sarana produksi pertanian (Saprotan);
4) Membangun Sistem Logistik Daerah dng Leading Dinas Ketahanan Pangan &
Menyertakan Bulog Sebagai Instansi yg berwenang dlm menjaga ketersediaan
pangan & stabilitas harga pangan.
1. Kab./Kota
1) Kebutuhan update dan validasi data petani (meninggal/belum terdata),
serta input dlm sistem SIMPI;
2) Memperhatikan progress distribusi kartu petani & kartu BBM Nelayan,
serta pengembangan produktivitas pertanian & sistem logistik daerah

B. Tugas Pokok dan Fungsi


a. Tugas
Berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 80 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan
Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Tengah.
Bidang Perekonomian yang dibagi menjadi 3 (tiga) Sub Bidang, yaitu
1) Sub Bidang Pertanian dan Kelautan
Mempunyai tugas penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis
pengkoordinasian, pembinaan, fasilitasi, monitoring evaluasi dan
pelaksanaan tugas penyusunan perencanaan pembangunan meliputi :
 Tanaman Pangan dan Hortikultura
 Perkebunan
 Perternakan dan Kesehatan Hewan
 Perikanan
 Ketahanan Pangan dan
 Kelautan
2) Sub Bidang Ekonomi dan Ketenagakerjaan
Mempunyai tugas penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis
pengkoordinasian, pembinaan, fasilitasi, monitoring evaluasi dan
pelaksanaan tugas penyusunan perencanaan pembangunan meliputi :
 Pengembangan Ekonomi Lokal
 Industri
 Perdagangan
 Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KUKM)
 Pariwisata dan
 Tenaga Kerja

6
3) Sub Bidang Keuangan, Kerjasama dan Investasi
Mempunyai tugas penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis
pengkoordinasian, pembinaan, fasilitasi, monitoring evaluasi dan
pelaksanaan tugas penyusunan perencanaan pembangunan meliputi :
 Pendapatan
 Keuangan Daerah
 Aset Daerah
 Kerjasama Perekonomian Daerah
 Penanaman Modal

b. Fungsi
Bidang Perekonomian mempunyai tugas penyiapan bahan perumusan
kebijakan teknis pengkoordinasian, pembinaan, fasilitasi, monitoring evaluasi
dan pelaksanaan tugas penyusunan perencanaan pembangunan meliputi :
 Pertanian dan Kelautan
 Ekonomi dan Ketenagakerjaan
 Keuangan, Kerjasama dan Investasi
4) Dasar Hukum Kegiatan Perencanaan Pembangunan Bidang Perekonomian Tahun
2017
a. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional.
b. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
c. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025.
d. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
e. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
f. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
g. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
h. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan.
i. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah.

7
j. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional.
k. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014.
l. Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2012 tentang Peningkatan Kapasitas
Pemerintah Daerah.
m. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 1 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah.
n. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2003 tentang RPJPD
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2025.
o. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2029.
p. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2014 tentang RPJMD
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018.
q. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan.
r. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah.
s. Peraturan Gubernur No. 80 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah
Provinsi Jawa Tengah.

C. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dan tujuan pelaksanaan kegiatan adalah:
1. Memberikan fasilitasi dan koordinasi pengembangan Perekonomian Daerah
dalam rangka menciptakan sinergitas dan keselarasan program-program
strategis di Jawa Tengah.
2. Memberikan fasilitasi program strategis melalui pemberdayaan ekonomi
kerakyatan, dalam rangka mewujudkan pengembangan perekonomian lokal dan
regional yang sinergis dan inklusif dengan melibatkan seluruh stakeholders
pembangunan yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat;

8
3. Memberikan fasilitasi dan koordinasi sektor pertanian dan kelautan yang sinergi
dan selaras dengan program-program strategis di Jawa Tengah.

D. PERMASALAHAN :
1. Belum optimalnya program-program strategis Pengembangan Ekonomi Lokal di
Jawa Tengah;
2. Belum sinergisnya pemberdayaan lintas sektor dalam pengembangan ekonomi
lokal di Jawa tengah;
3. Kurang optimalnya pemanfaatan sumberdaya pertanian dan kelautan dalam
upaya peningkatan ketahanan pangan di Jawa Tengah;
4. Masih lemahnya penyelesaian berbagai permasalahan ketenagakerjaan.

E. SASARAN KEGIATAN:
1. Para pemangku kepentingan sektor pembangunan, stakeholder serta perguruan
tinggi yang memiliki komitmen dalam pembangunan perekonomian daerah;
2. Pelaku kegiatan perekonomian pada sektor pertanian, kelautan, UMKM,
pariwisata, industri, perdagangan, penanaman modal dan tenaga kerja yang
berbasis potensi unggulan daerah di Kabupaten/Kota se Jawa Tengah;
3. Pengguna/pelaku pemanfaatan aset daerah dan BUMD.

F. MANFAAT KEGIATAN:
1. Optimalisasi koordinasi antar wilayah dan sektoral di bidang perencanaan
pembangunan perekonomian dalam rangka mendukung pencapaian target
pembangunan daerah;
2. Ketersediaan data dan informasi untuk evaluasi dan penyusunan perencanaan
pembangunan di bidang perekonomian;
3. Keterpaduan program dan kegiatan pengembangan ekonomi lokal yang berbasis
potensi unggulan daerah di Kabupaten/Kota se Jawa Tengah;
4. Keterpaduan program dan kegiatan pembangunan sektor pertanian dan kelautan
dalam upaya peningkatan ketahanan pangan di Jawa Tengah;
5. Meningkatnya sinergitas pemanfaatan aset daerah dan BUMD dalam rangka
optimalisasi pendapatan.

G. RUANG LINGKUP KEGIATAN:


Fasilitasi koordinasi dan sinkronisasi pembangunan bidang perekonomian
daerah melalui:

9
1. Koordinasi, konsultasi, konsolidasi, dan sinkronisasi perencanaan
pembangunan perekonomian, yang meliputi :
a. Ekonomi dan Ketenagakerjaan
1) Koordinasi, Konsultasi, Konsolidasi dan Sinkronisasi Program Kegiatan
SKPD dan Kementerian/Lembaga (K/L), antara lain terkait dengan
perencanaan program kegiatan Tahun 2019 seperti Pra Forum SKPD,
Forum SKPD, Musrenbang Kab./Kota, Musrenbangwil, Musrenbangprov,
Pra Musrenbangnas, Musrenbangnas, dan lain-lain.
2) Pengawalan perencanaan program-program strategis, antara lain:
a) Ekonomi Kreatif (Pariwisata, KUKM dan Industri);
b) Pengembangan Ekonomi Lokal dan Produk Unggulan Daerah Berbasis
Klaster;
c) Fasilitasi Kegiatan Pemberdayaan Perekonomian Mikro Wilayah;
d) Fasilitasi dan Koordinasi Kegiatan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil
Tembakau (DBHCHT);
e) Ketenagakerjaan (pengupahan, kompetensi, perlindungan dan jaminan
sosial dan keselamatan kerja).
b. Keuangan, Kerjasama dan Investasi
1) Koordinasi, Konsultasi, Konsolidasi dan Sinkronisasi Program Kegiatan
SKPD dan Kementerian/Lembaga (K/L), antara lain terkait dengan
perencanaan program kegiatan Tahun 2019 seperti Pra Forum SKPD,
Forum SKPD, Musrenbang Kab./Kota, Musrenbangwil, Musrenbangprov,
Pra Musrenbangnas, Musrenbangnas, dan lain-lain;
2) Pengawalan perencanaan program-program strategis, antara lain
a) Pengembangan Penanaman Modal Daerah;
b) Pengelolaan Aset Daerah;
c) Rakor Pendapatan;
d) Fasilitasi Pengembangan Kerjasama Wilayah.

c. Pertanian dan Kelautan


1) Koordinasi, Konsultasi, Konsolidasi dan Sinkronisasi Program Kegiatan
SKPD dan Kementerian/Lembaga (K/L), antara lain terkait dengan
perencanaan program kegiatan Tahun 2019 seperti Pra Forum SKPD,
Forum SKPD, Musrenbang Kab./Kota, Musrenbangwil, Musrenbangprov,
Pra Musrenbangnas, Musrenbangnas, dan lain-lain;
2) Pengawalan perencanaan program-program strategis, antara lain

10
a) Peningkatan produksi dan produktivitas pertanian dalam arti luas
termasuk didalamnya peningkatan produksi kedelai dan kualitas mutu
garam rakyat;
b) Peningkatan diversifikasi, distribusi, aksesibilitas dan daya saing produk
pangan utamanya pangan lokal;
c) Peningkatan kapasitas petani;
d) Implementasi Kartu Tani dan Kartu BBM Nelayan;
e) Implementasi dan Evaluasi RAD PG OPD Prov. Jawa Tengah dan
Kabupaten/ Kota Se Jawa Tengah.
2. Verifikasi RKO Bantuan Keuangan Kepada Kabupaten/Kota, meliputi :
a. Prasarana Penunjang Pariwisata, urutan kategori usulan yang diprioritaskan:
amenitas/sarana prasarana penunjang di Data Tarik Pariwisata/DTW
(gapura/gerbang/loket masuk, MCK, prasarana kebersihan, jalan lingkungan
wisata dan zona perparkiran) dan sarana prasarana penunjang objek wisata
lainnya.
b. Sarana dan Prasarana pertanian, urutan kategori usulan yang diprioritaskan:
jaringan irigasi tingkat usaha tani/JITUT, jaringan irigasi tingkat desa/JIDES,
jalan usaha tani/JUT, jalan produksi, kandang komunal, alsintan, Alat
Pengolah Pupuk Organik/APPO, sumur gali/ pasak, benih dan bibit.
c. Sarana dan Prasarana pendukung ekonomi kerakyatan, urutan kategori usulan
yang diprioritaskan : pasar tradisional, pasar desa, sub terminal agribisnis,
saluran tambak, Tempat Pelelangan Ikan/TPI dan kolam budidaya.
d. Prasarana UMKM, urutan kategori usulan yang diprioritaskan : peralatan dan
bangunan produksi penunjang IKM dan UMKM.
e. Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) melalui Penguatan FEDEP (Forum for
Economic Development and Employment Promotion).
3. Koordinasi dan Sinkronisasi Pengembangan Ekonomi Lokal
a. Koordinasi dan Sinkronisasi Program PEL antar SKPD dengan 7 (tujuh) Pokja
FPESD Provinsi Jawa Tengah (Pokja FEDEP, Industri, Pariwisata, Pertanian,
BDS (Bussines Development Service), Permodalan dan Inovasi);
b. Koordinasi FEDEP Regional dilaksanakan per wilayah Eks Karesidenan (Wil.
Barlingmascakeb, Purwomanggung, Kedungsapur, Subosukawonosraten,
Pakudjembara dan Sapta Mitra Pantura);
c. Koordinasi pengembangan ekonomi lokal di Jawa Tengah melalui FPESD,
FEDEP Kab./Kota dan Forum Rembug Klaster (FRK) Kab./Kota;
d. Koordinasi program pembangunan bidang perekonomian dalam
mensinkronkan program PEL antara pusat, provinsi dan kab/kota;

11
e. Evaluasi dan Sinkronisasi Program PEL-FEDEP-Klaster.
4. Identifikasi isu Strategis Pembangunan Perekonomian Daerah :
a. Ekonomi dan Ketenagakerjaan
1) Penjaringan isu strategis Ekonomi dan Ketenagakerjaan Kab/Kota di Jawa
Tengah;
2) Sinkronisasi isu strategis Ekonomi dan Ketenagakerjaan di tingkat SKPD
Provinsi;
3) Konsultasi tindak lanjut hasil identifikasi isu strategis Ekonomi dan
Ketenagakerjaan ke pemerintah pusat.
b. Keuangan, Kerjasama dan Investasi
1) Penjaringan isu strategis Keuangan, Kerjasama dan Investasi Kab/Kota di
Jawa Tengah;
2) Sinkronisasi isu strategis Keuangan, Kerjasama dan Investasi di tingkat
SKPD Provinsi;
3) Konsultasi tindak lanjut hasil identifikasi isu strategis Keuangan, Kerjasama
dan Investasi ke pemerintah pusat.
c. Pertanian dan Kelautan
1) Penjaringan isu strategis Pertanian dan Kelautan Kab/Kota di Jawa Tengah;
2) Sinkronisasi isu strategis Pertanian dan Kelautan di tingkat SKPD Provinsi;
3) Konsultasi tindak lanjut hasil identifikasi isu strategis Pertanian dan
Kelautan ke pemerintah pusat.

H. OUTPUT KEGIATAN :
1. Koordinasi dan sinkronisasi perencanaan pembangunan Bidang Ekonomi dan
Ketenagakerjaan; Keuangan, Kerjasama dan Investasi; Pertanian dan Kelautan
(13 SKPD, 35 K/K, 9 K/L);
2. Workshop/Rakor/FGD Pengembangan Ekonomi dan Ketenagakerjaan; Keuangan,
Kerjasama dan Investasi; Pertanian dan Kelautan;
3. Koordinasi pengembangan ekonomi lokal di Jawa Tengah;
4. Promosi produk unggulan daerah Jawa Tengah.

I. HASIL YANG AKAN DICAPAI DI TAHUN 2018 :


1. Terlaksananya fasilitasi forum-forum perencanaan, koordinasi, konsultasi dan
sinkronisasi pelaksanaan pengembangan Ekonomi dan Ketenagakerjaan;
Keuangan, Kerjasama dan Investasi, Pertanian dan kelautan di Jawa Tengah
guna pencapaian tujuan & sasaran pembangunan daerah

12
2. Terlaksananya Workshop/Rakor/FGD Pengembangan Ekonomi dan
Ketenagakerjaan; Keuangan, Kerjasama dan Investasi, Pertanian dan Kelautan;
3. Terlaksananya koordinasi pengembangan ekonomi lokal di Jawa Tengah;
4. Terlaksananya klinik bisnis dalam promosi produk unggulan daerah.

13
J. ANGGARAN
Program : Program Perencanaan Pembangunan Daerah
Kegiatan : Koordinasi Perencanaan Pembangunan Bidang Perekonomian
Usulan
No Uraian Anggaran 2017
Anggaran 2018
5.2 BELANJA LANGSUNG 1.866.000.000 2.000.000.000
5.2.1 BELANJA PEGAWAI 130.900.000 130.900.000
5.2.1.02 Honorarium Non PNS 130.900.000 130.900.000
5.2.2 BELANJA BARANG DAN JASA 1.735.100.000 1.732.600.000
5.2.2.01 Belanja Bahan Habis Pakai 85.150.000 80.822.300
5.2.2.01.01 Belanja Alat Tulis Kantor 78.850.000 74.222.300
5.2.2.01.16 Belanja Dekorasi / Dokumentasi 6.300.000 6.600.000
5.2.2.03 Belanja Jasa Kantor 161.000.000 136.500.000
5.2.2.03.20 Honorarium Tenaga Ahli/ Instruktur/Narasumber (Profesional Fee) 161.000.000 136.500.000
5.2.2.06 Belanja Cetak dan Penggandaan 104.170.000 93.867.700
5.2.2.06.01 Belanja Cetak 36.405.000 35.437.500
5.2.2.06.02 Belanja Penggandaan 67.765.000 58.430.200
5.2.2.07 Belanja Sewa Rumah/Gedung/Gudang/Parkir 9.000.000 10.500.000
5.2.2.07.02 Belanja Sewa Gedung/Kantor/Tempat 9.000.000 10.500.000
5.2.2.11 Belanja Makanan dan Minuman 238.000.000 238.000.000
5.2.2.11.02 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 238.000.000 238.000.000
5.2.2.15 Belanja Perjalanan Dinas 1.137.780.000 1.309.410.000
5.2.2.15.01 Perjalanan Dinas dalam daerah 839.670.000 999.380.000
5.2.2.15.02 Perjalanan Dinas luar daerah 298.110.000 310.030.000

14
K. JADWAL PELAKSANAAN
N KEGIATAN I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Koordinasi, sinkronisasi dan
perencanaan pembangunan
Sub Bidang Ekonomi dan
Ketengakerjaan
Koordinasi, sinkronisasi dan
perencanaan pembangunan
Sub Bidang Keuangan,
Kerjasama dan Investasi
Koordinasi, sinkronisasi dan
perencanaan pembangunan
Sub Bidang Pertanian dan
Kelautan
2 Workshop/Rakor/FGD
Pengembangan Ekonomi
dan Ketengakerjaan
Workshop/Rakor/FGD
Pengembangan Keuangan,
Kerjasama dan
Investasi
Workshop/Rakor/FGD
Pengembangan Pertanian
dan Kelautan
3 Koordinasi pengembangan
ekonomi lokal di Jateng
4 Promosi produk unggulan
daerah Jawa Tengah

15
L. PENUTUP
Pembangunan ekonomi ke depan diarahkan pada pencapaian sasaran-
sasaran terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh dimana pertanian
(dalam arti luas) menjadi basis aktivitas ekonomi yang menghasilkan produk-
produk secara efisien dan modern, industri manufaktur yang berdaya saing global
menjadi motor penggerak perekonomian, dan jasa menjadi perekat ketahanan
ekonomi. Selain itu, kemandirian pangan dapat dipertahankan pada tingkat aman
dan dalam kualitas gizi yang memadai serta tersedianya instrumen jaminan
pangan untuk tingkat rumah tangga.
Pelibatan stakeholders di tingkat Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota
dengan pendekatan kemitraan diupayakan dapat berjalan optimal untuk
menciptakan iklim kondusif guna meningkatkan kemampuan sumber daya
manusia dalam menjaga stabilitas perekonomian dan lingkungan hidup. Dengan
optimalisasi peran stakeholders diharapkan dapat mendukung keterpaduan
perencanaan dan pelaksanaan implementasi program sumber daya alam dan
pertanian serta pengembangan perekonomian lokal dan regional.

Semarang, Nopember 2016


Kuasa Pengguna Anggaran
Kegiatan Koordinasi Perencanaan Pembangunan Bidang Perekonomian
Bappeda Provinsi Jawa Tengah

Drs. SUCIPT
Pembina Tingkat I
NIP. 19630131 198803 1 005

16

Anda mungkin juga menyukai