Anda di halaman 1dari 10

PENGANTAR ILMU HUKUM

UU No. 20 Tahun 2019 Tentang APBN Tahun Anggaran 2020

Dan Pokok-Pokok APBN 2020

Disusun Oleh:

AGATONI BUTTANG (1966041024)

ANANDA BELA PASERENG (1966041036)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2019
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA 2020

Akselerasi Daya Saing melalui Inovasi dan Penguatan Kualitas Sumber Daya
Manusia

A. 2045 Indonesia Negara Maju


1. Tahun 2020-2030
Yaitu penguatan pondasi dan daya saing.
Tahun 2020-2 030 Pemerintah ditantang untuk merespon tantangan
demografi melalui reformasi di segala bidang yang harus dapat
dimanfaatkan secara optimal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, baik
melalui konsumsi, investasi, dan produksi serta penguatan daya saing.
2. Tahun 2031-2035
Transisi dan memperkokoh daya saing.
Upaya yang ditempuh adalah peningkatan kualitas SDM agar semakin
berdaya saing, mendorong infrastruktur yang telah dibangun agar dapat
dioperasionalisasikan dengan optimal sehingga memberikan peningkatan
produktivitas dan mendukung transformasi industrialisasi, serta program
perlindungan sosial yang komprehensif sudah mulai diimplementasikan.
3. Tahun 2036-2045
Indonesia maju negara berdaulat, adil dan makmur.
Tahun 2036-2045 Indonesia diharapkan telah keluar dari jebakan
oendapatan negara yang menengah, sehingga tahu 2036-2045 Indonesia
diharapkan telah siap menuju negara maju, mandiri, adil dan makmur.

Adapun tema kebijakan fiskal Sebagai Tahapan Jangka Menengah Pertama


Menuju Pencapaian Visi Indonesia 2045 yakni:
1. Mobilisasi pendapatan negara untuk menarik investasi dan mendorong daya
saing
2. Kebijakan belanja negara yang berkualitas
3. Pembiayaan yang kreatif dan mitigasi risiko.

Presiden Ir. Joko Widodo dalam pidato RAPBN 2020 dan nota keuangan pada
tanggal 16 Agustus 2019, menyampaikan bahwa alokasi anggaran kas negara 2020
difokuskan untuk investasi pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) serta
meningkatkan daya saing melalui ekspor dan investasi.

Pembangunan Sumber Daya Manusia yang berkualitas dimulai dengan sistem


pendidikan yang baik, diantaranya peningkatan sarana dan prasarana pendidikan guna
mewujudkan SDM unggul Indonesia Maju.

Arah kebijakan APBN Tahun 2020 tercermin dari berbagai kebijakan di bidang
pendidikan, kesehatan, perlindungan sosial, dan infrastruktur. Tujuannya adalah agar
SDM siap berkompetisi dan beradaptasi dengan kemajuan industri dan teknologi,
mengingat tantangan ekonomi ke depan semakin kompleks dengan adanya Revolusi
Industri 4.0.

Belanja negara dalam RAPBN tahun 2020 akan mencapai Rp. 2. 528,8 triliun
yang akan digunakan untuk meninkatkan kualitas Sumber Daya Manusia serta
digunakan untuk melanjutkan program perlindungan sosial. Hal tersebut disampaikan
oleh Presiden Ir. Joko Widodo saat menyampaikan keterangan pemerintah differences
RUU Tentang APBN 2020 beserta nota keuangan di Ruang Rapat Paripurna pada 16
Agustus 2019.

Dalam Bidang pendidikan, akan diarahkan untuk perluasan akses


pendidikan/peningkatan keterampilan dalam bentuk beasiswa/bantuan operasional
untuk semua jenjang dari usia dini sampai dewasa, peningkatan kualitas dan
kesejahteraan guru, perbaikan sarana-prasarana pendidikan, dukungan kegiatan
penelitian, serta peningkatan kualitas perguruan tinggi. Pemerintah mengalokasikan
anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari anggaran belanja negara yang merupakan
pemenuhan terhadap amanat konstitusi. Anggaran belanja negara mendatang juga
akan dilakukan pemerintah untuk melanjutkan program dan Bantuan Operasional
Sekolah (BOS) kepada 54,6 juta siswa pada tahun 2020 dan juga pemerintah akan
melanjutkan Program Indonesia Pintar(PIP) dengan menyediakan beasiswa hingga
20,1 juta siswa dalam masa belajar 12 tahun. Akses pendidikan yang baik merupakan
salah satu cara untuk memutus rantai kemiskinan antargenerasi. Oleh karena itu,
pemerintah juga menyediakan beasiswa 818 ribu mahasiswa yang berasal dari
keluarga tidak mampu baik mahasiswa vokasi dan politeknik maupun jenjang sarjana.

Bidang kesehatan, akan diarahkan untuk peningkatan akses dan layanan


kesehatan, dalam bentuk bantuan iuran bagi rakyat miskin dalam rangka jaminan
kesehatan, perluasan fokus daerah untuk percepatan penurunan stunting, pemberian
imunisasi, dan bantuan ibu melahirkan. Tahun 2020 pemerintah mengalokasikan
anggaran kesehatan degan jumlah sebanyak hampir dua kali lipat dari realisasi
anggaran kesehatan tahun 2015. Dari kenaikan anggaran tersebut diharapkan kualitas
pelayanan kesehatan semakin meningkat. Belanja negara tahun 2020 mendatang juga
akan digunakan untuk melanjutkan sejumlah program prioritas pemerintah di bidang
kesehatan sekaligus memperkuat layanan seperti peningkatan kesehatan akses
kesehatan di fasilitas kesehatan tingkat pertama dan ketersediaan tenaga kesehatan
yang berkualitas. Selain itu, pemerintah juga akan menyalurkan anggaran pada 96,8
juta jiwa penerima bantuan iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN),

Bidang perlindungan sosial akan diarahkan untuk mendukung percepatan


penurunan kemiskinan, dalam bentuk pemberian bantuan berbasis keluarga seperti
Program Keluarga Harapan (PKH) ) kepada 10 juta keluarga dan menyalurkan
Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) kepada 15,6 juta keluarga melalui kartu
sembako. dukungan kepada desa tertinggal melalui dana desa, dukungan kepada
petani, nelayan, serta pengusaha kecil dan mikro.
Bidang infrastruktur, akan diarahkan untuk peningkatan kapasitas produksi dan
mendukung konektivitas, dalam bentuk pembangunan/rehabilitasi jalan/jembatan,
bandara, irigasi, fasilitas air minum, termasuk jaringan telekomunikasi.

Melalui berbagai program strategis tersebut, APBN tahun 2020 diharapkan dapat
dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat secara lebih merata, yang ditunjukkan oleh
perbaikan target indikator kesejahteraan rakyat seperti turunnya angka kemiskinan
(menjadi 8,5 - 9,0 persen), turunnya tingkat pengangguran (menjadi 4,8 - 5,0 persen),
turunnya ketimpangan yang ditunjukkan dengan Indeks Rasio Gini (menjadi 0,375 –
0,380), dan naiknya Indeks Pembangunan Manusia (menjadi 72,51).

B. Asumsi Dasar Ekonomi Makro tahun 2020

Pemerintah dan DPR menyepakati Asumsi Dasar Ekonomi Makro tahun 2020,
dengan memperhatikan beberapa hal, seperti:

(1) Kondisi dan perkembangan perekonomian dunia terkini serta dampaknya


terhadap perekonomian domestik, termasuk potensi dan risiko ke depan;
(2) Kebijakan yang akan ditempuh Pemerintah,
(3) Kondisi goepolitik. Berdasarkan faktor-faktor tersebut, asumsi dasar ekonomi
makro yang digunakan sebagai acuan di dalam APBN tahun 2020 ditetapkan
sebagai berikut:
Tabel Asumsi Makro Tahun 2020

NO. Asumsi Makro RAPBN APBN


1. Pertumbuhan Ekonomi (%,) 5,3 5,3
2. Laju Inflasi (%) 3,1 3,1
3. Nilai Tukar Rupiah (Rp/1USD) 14.400 14.400
4. Tingkat Bunga SPN-3 bulan (%) 5,4 5,4
5. Harga Minyak Mentah Indonesia 65 65
(US$/Barel)
6. Lifting Minyak Bumi (ribu barel 734 734
per hari)
7. Lifting Gas Bumi (ribu barel setara 1.191 1.1911
minyak per hari)

C. Kebijakan APBN tahun 2020

Dalam mendukung pencapaian prioritas pembangunan nasional dalam hal


peningkatan daya saing dan penguatan kualitas SDM, serta memperhatikan berbagai
tantangan ke depan, beberapa kebijakan strategis yang akan dilakukan pada tahun
2020, antara lain mencakup:

1. Pemberian insentif perpajakan dalam rangka mendukung peningkatan sumber


daya manusia dan daya saing untuk kegiatan vokasi dan litbang, serta industri
padat karya.
2. Peningkatan kualitas SDM dan perlindungan sosial dalam bentuk penguatan
bantuan pendidikan dan peningkatan keterampilan melalui Kartu Indonesia
Pintar (KIP) Kuliah serta Kartu Pra Kerja dengan didukung pemenuhan
kebutuhan pangan melalui kartu sembako.
3. Pengembangan infrastruktur untuk memacu pertumbuhan ekonomi nasional
dalam jangka menengah dan panjang, serta penyerapan tenaga kerja dan
pengurangan pengangguran.
4. Penguatan transfer ke daerah dan dana desa untuk pemerataan pembangunan
hingga ke seluruh wilayah nusantara, termasuk dalam penyerapan tenaga
kerja.
5. Penguatan dana abadi di bidang pendidikan untuk untuk meningkatkan SDM,
pemajuan kebudayaan nasional, pengembangan riset nasional, serta
peningkatan kualitas perguruan tinggi nasional untuk menuju world class
university.
Pendapatan Negara
Pendapatan Negara dalam APBN tahun 2020 ditargetkan mencapai Rp2.233,2
triliun, meningkat Rp11,6 triliun dari usulan Pemerintah dalam RAPBN tahun 2020.
Komposisi dari target pendapatan negara tersebut, terdiri atas penerimaan perpajakan
sebesar Rp1.865,7 triliun (83,5 persen), Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
sebesar Rp367,0 triliun (16,4 persen) dan sisanya penerimaan hibah.
Untuk mencapai target pendapatan negara tersebut, akan terus dilakukan
berbagai upaya menggali potensi sumber penerimaan, seperti perluasan basis pajak,
pencegahan kebocoran pemungutan, dan peningkatan kepatuhan pajak melalui
berbagai kemudahan pelayanan pada wajib pajak. Di sisi lain, Pemerintah juga
menjadikan instrumen perpajakan menjadi alat dalam pemberian insentif untuk
mendukung laju kegiatan dunia usaha dan meningkatkan daya saing kegiatan
ekonomi nasional melalui tax holiday dan investment allowance untuk industri dan
kawasan tertentu, dan juga kualitas SDM melalui super deduction untuk kegiatan
vokasi, penelitian, dan pengembangan.
Sementara itu di bidang PNBP, berbagai upaya penyempurnaan regulasi,
pengaturan tarif yang adil dan fleksibel, penguatan pengawasan dan pemeriksaan,
optimalisasi pengelolaan aset negara dan efisiensi di sektor alam (SDA), serta
peningkatan pelayanan dan kualitas layanan publik, akan terus dilakukan sejalan
dengan penetapan UU nomor 9 tahun 2018 tentang PNBP.
Belanja Negara dalam APBN tahun 2020 direncanakan mencapai Rp2.540,4
triliun, meningkat Rp11,6 triliun dari usulan Pemerintah dalam RAPBN tahun 2020.
Jumlah tersebut terdiri dari Belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp1.683,5 triliun (66,3
persen) dan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) sebesar Rp856,9 triliun
(33,7 persen). Peningkatan besaran belanja negara akan diikuti oleh peningkatan
kualitas belanja, tidak hanya dalam aspek efisiensi, namun juga fokus pada
programprogram yang memiliki multiplier effect untuk meningkatkan daya saing
nasional dan mendukung perekonomian, dengan memberikan pelayanan yang optimal
kepada masyarakat.

Alokasi Belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp1.683,5 triliun akan dialokasikan


melalui Kementerian/Lembaga (K/L) sebesar Rp909,6 triliun dan Belanja Non K/L
sebesar Rp773,9 triliun. Belanja Pemerintah Pusat tersebut akan difokuskan pada
beberapa hal strategis, yang mencakup:
a. Peningkatan kualitas SDM, yang ditujukan untuk menciptakan generasi
inovator yang kreatif dan sehat secara jasmani-rohani, baik dalam bidang
pendidikan maupun kesehatan. Dalam bidang pendidikan akan dilakukan
perluasan akses pendidikan khususnya pendidikan tinggi, peningkatan skill
entrepreneurship, penguasaan ICT, serta dukungan kegiatan penelitian.
Sementara itu, dalam bidang kesehatan akan dilanjutkan percepatan
pengurangan stunting, penguatan promotif preventif, serta perbaikan program
Jaminan Kesehatan Nasional sebagai komitmen Pemerintah dalam memberikan
layanan kesehatan yang berkualitas dalam jangka panjang.
b. Penguatan program perlindungan sosial dan pengurangan ketimpangan, sebagai
wujud nyata kehadiran negara dalam melindungi masyarakat khususnya
kelompok masyarakat pendapatan menengah ke bawah dari risiko sosial dan
ekonomi. Program PKH akan terus dimantapkan, serta diperkuat dengan
pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat yang kurang mampu melalui kartu
sembako
c. Akselerasi pembangunan infrastruktur untuk meningkatkan kapasitas produksi
dan daya saing investasi dan ekspor. Dukungan percepatan infrastruktur juga
dilaksanakan melalui partisipasi swasta, BUMN maupun skema Kerjasama
Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
d. Perbaikan birokrasi yang efisien, melayani, dan bebas korupsi, melalui upaya
peningkatan produktivitas, integritas dan pelayanan publik, serta birokrasi yang
berbasis kemajuan ICT
e. Antisipasi ketidakpastian, yang antara lain mencakup mitigasi risiko bencana
dan penguatan fiskal buffer untuk fleksibilitas dan sustainabilitas

Komitmen Pemerintah untuk mempercepat pembangunan di daerah ditunjukkan


dengan alokasi anggaran TKDD yang mencapai Rp856,9 triliun, terdiri atas transfer
ke daerah sebesar Rp784,9 triliun dan Dana Desa sebesar Rp72,0 triliun. Alokasi
anggaran tersebut diarahkan untuk mendukung perbaikan kualitas layanan dasar
publik, akselerasi daya saing dan mendorong belanja produktif yang dapat
meningkatkan aset daerah.
Alokasi Dana Alokasi Umum (DAU) tahun 2020 terus ditingkatkan mencapai
Rp427,1 triliun untuk mendukung program pembangunan pemerintah daerah,
termasuk di dalamnya bantuan pendanaan kelurahan, bantuan pendanaan penyetaraan
penghasilan tetap kepala desa/perangkat desa, dan bantuan pendanaan untuk
penggajian pegawai Pemerintah dengan perjanjian kerja (P3K). Alokasi Dana
Transfer Khusus (DTK) juga meningkat cukup signifikan dalam APBN tahun 2020
mencapai Rp202,5 triliun, selaras dengan kebutuhan daerah untuk mempercepat
pemerataan pembangunan serta mencapai target prioritas nasional, termasuk untuk
perluasan cakupan bidang Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik, yaitu bidang sosial dan
transportasi laut.
DAFTAR PUSTAKA

Mulyani, Sry. (2019). Pokok-pokok APBN 2020 Hal. 1-45

RAPBN 2020: Manfaat Untuk Kita Semua, Kementrian Sekretariat Negara RI, 2019.
https://setneg.go.id/baca/index/rapbn_2020_manfaat_untuk_kita_semua,
diakses pada tanggal 30 November 2019 pukul 21.23 WIB

Selain pendidikan, Belanja Negara 2020 digunakan untuk Perkuat Program


Kesehatan. Kementrian Sekretariat Negara RI, 2019. Retrieved from:
https://www.setneg.go.id/baca/index/selain_pendidikan_belanja_negara_202
0_digunakan_untuk_perkuat_program_kesehatan, diakses pada tanggal 01
Desember 2019 pukul 20.16 WIB

UU No. 20 Tahun 2019 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara


Wira Sakti, Nufransa. APBN Tahun 2020 Sebagai Instrumen Strategis dan Efektif
Mewujudkan Kesejahteraan dan Keadilan Rakyat. Kepala Biro Komunikasi
dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan, 2019. Retrieved from:
https://www.kemenkeu.go.id/media/13336/siaran-pers-apbn-ta-2020.pdf,
diakses pada tanggal 01 Desember 2019 pukul 20.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai