Tantangan perekonomian global ke depan masih akan bersumber dari dampak beberapa hal
berikut:
(i) kebijakan proteksionisme dan perpajakan Amerika Serikat;
(ii) keberlanjutan normalisasi kebijakan moneter di negara maju yang berpotensi
menimbulkan dinamika likuiditas pada sektor keuangan global; dan
(iii) situasi geopolitik yang sewaktu-waktu dapat berisiko tinggi.
asumsi dasar ekonomi makro di tahun 2019 diperkirakan akan mengalami dinamika yang
disebabkan oleh beberapa aspek, yaitu:
(i) perkembangan perekonomian global, baik dari perkembangan ekonomi
mancanegara, pasar keuangan, maupun perdagangan internasional;
(ii) perkembangan ekonomi domestik yang dipengaruhi oleh konsumsi masyarakat,
investasi, dan belanja pemerintah;
(iii) arah, sasaran, dan target pembangunan yang diselaraskan dengan dinamika sosial,
demografi, perubahan struktural, dan agenda penting nasional seperti Pemilu;
serta
(iv) tantangan-tantangan yang harus dihadapi seperti akselerasi investasi, peningkatan
daya saing, kemiskinan, kesenjangan, pengangguran, pengarusutamaan gender,
stunting, dan risiko dampak bencana alam.
Pada dasarnya, insentif perpajakan merupakan salah satu bentuk belanja negara yang
umumnya tidak diberikan dalam bentuk uang, melainkan berbentuk pengurangan kewajiban
perpajakan, dan lazim disebut sebagai belanja perpajakan (tax expenditure).
Dalam APBN tahun 2019, akun pendapatan dari kekayaan negara dipisahkan terdiri dari
pendapatan dari bagian pemerintah atas laba BUMN dan pendapatan dari kekayaan
dipisahkan lainnya (antara lain pendapatan dari surplus Bank Indonesia).
Secara garis besar PNBP lainnya dikelompokkan ke dalam beberapa jenis pendapatan, antara
lain:
1. Pendapatan dari penjualan, pengelolaan barang milik negara (BMN), dan iuran badan
usaha;
2. Pendapatan administrasi dan penegakan hukum;
3. Pendapatan k e s e h a t a n , perlindungan sosial, dan keagamaan;
4. pendapatan pendidikan, budaya, riset, dan teknologi;
5. pendapatan jasa transportasi, komunikasi dan informatika;
6. pendapatan jasa lainnya;
7. pendapatan bunga, pengelolaan rekening perbankan, dan pengelolaan keuangan;
8. pendapatan denda; dan
9. pendapatan lain-lain.
Pada tahun 2017, jumlah satker BLU sebanyak 203 satker yang tersebar pada 19 K/L.
Dalam APBN tahun 2019, penerimaan hibah juga didasarkan pada komitmen pemberi donor
yang telah menandatangani memorandum of understanding (MoU) dengan Pemerintah
Indonesia.
Menurut klasifikasi fungsi, alokasi anggaran belanja pemerintah pusat dirinci menjadi 11
fungsi yang menggambarkan tugas pemerintah dalam melaksanakan fungsi-fungsi pelayanan
dan pemerintahan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional.
Fungsi-fungsi tersebut terdiri atas:
1. fungsi pelayanan umum;
2. fungsi pertahanan;
3. fungsi ketertiban dan keamanan;
4. fungsi ekonomi;
5. fungsi perlindungan lingkungan hidup;
6. fungsi perumahan dan fasilitas umum;
7. Fungsi kesehatan;
8. fungsi pariwisata;
9. fungsi agama;
10. fungsi pendidikan; dan
11. fungsi perlindungan sosial.
Secara umum, arah kebijakan belanja pemerintah pusat menurut fungsi difokuskan untuk
mencapai tujuan pembangunan nasional dengan memperkuat efektivitas dan efisiensi belanja
(value for money), dengan menempuh beberapa kebijakan:
1. Kebijakan penguatan aparatur negara
2. kebijakan pengendalian belanja barang dan operasional
3. belanja modal didorong untuk dioptimalkan
4. kebijakan penguatan perlindungan sosial
DBH Pajak dan DBH SDA dialokasikan kepada daerah berdasarkan dua prinsip, yaitu: (1)
prinsip pembagian berbasis daerah penghasil (by origin), dan (2) prinsip penyaluran
berdasarkan realisasi penerimaan negara yang dibagihasilkan (based on actual revenue).
DAK FISIK:
1. DAK Reguler
DAK reguler bertujuan untuk membantu mendanai kegiatan penyediaan pelayanan
dasar sesuai UU Nomor 23 Tahun 2014 dengan target pemenuhan SPM dan
ketersediaan sarana dan prasarana, dengan mencakup 10 bidang yaitu: (1) Bidang
pendidikan; (2) Bidang kesehatan dan KB; (3) Bidang air minum; (4) Bidang sanitasi;
(5) Bidang perumahan dan permukiman; (6) Bidang industri kecil dan menengah; (7)
Bidang pertanian; (8) Bidang kelautan dan perikanan; (9) Bidang pariwisata; dan (10)
Bidang jalan.
2. DAK Penugasan
DAK penugasan bertujuan untuk mendukung pencapaian prioritas nasional tahun
2019 yang menjadi kewenangan daerah dengan lingkup kegiatan spesifik dan lokasi
prioritas tertentu. Bidang DAK penugasan pada tahun 2019 mencakup sembilan
bidang yaitu: (1) Bidang Pendidikan; (2) Bidang Jalan; (3) Bidang Irigasi; (4) Bidang
Kesehatan; (5) Bidang Air Minum; (6) Bidang Pasar; (7) Bidang Lingkungan Hidup
dan Kehutanan; (8) Bidang Sanitasi; dan (9) Bidang Pariwisata.
3. DAK Afirmasi
DAK afirmasi bertujuan untuk membantu mempercepat pembangunan infrastruktur
dan pelayanan dasar pada lokasi prioritas yang termasuk kategori daerah perbatasan,
kepulauan, tertinggal, dan transmigrasi (area/spatial based).
Kriteria utama merupakan kriteria yang harus dimiliki oleh suatu daerah sebagai penentu
kelayakan daerah penerima, terdiri dari:
1. Opini BPK atas LKPD,
2. Penetapan Perda APBD tepat waktu,
3. Penggunaan e-government dan
4. Ketersediaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.
Dana Otonomi Khusus
alokasi Dana Otsus bagi Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat besarnya setara dengan 2%
dari pagu DAU Nasional, terutama ditujukan untuk pembiayaan pendidikan dan kesehatan.
Dana Otonomi Khusus yang besarnya ditetapkan setara dengan 2 % dari pagu DAU Nasional
dialokasikan kepada Provinsi Aceh
Arah kebijakan fiskal yang akan ditempuh Pemerintah pada tahun 2019 masih akan bersifat
ekspansif terarah dan terukur. Kebijakan fiskal yang ekspansif tersebut diharapkan:
(1) mampu mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan berkeadilan;
(2) mendukung kegiatan produktif guna meningkatkan kapasitas produksi dan daya saing;
(3) menjaga pengelolaan fiskal yang sehat dan berkesinambungan.
Pembiayaan Investasi
Investasi kepada BUMN
Investasi kepada BUMN dilakukan Pemerintah dengan tujuan memperoleh manfaat
ekonomi, sosial, dan/atau manfaat lainnya melalui BUMN. Pembiayaan investasi kepada
BUMN dalam APBN tahun 2019 dialokasikan sebesar Rp17.800,0 miliar yang akan
diberikan kepada
1. PT Perusahaan Listrik Negara/PLN (Persero),
adalah Perseroan Terbatas yang bertujuan untuk menyelenggarakan usaha penyediaan
tenaga listrik bagi kepentingan umum dalam jumlah dan mutu yang memadai serta
memupuk keuntungan dan melaksanakan penugasan Pemerintah di bidang
ketenagalistrikan dalam rangka menunjang pembangunan dengan menerapkan prinsip-
prinsip Perseroan Terbatas.
2. PT Hutama Karya/HK (Persero),
adalah BUMN yang 100 persen sahamnya dimiliki oleh Negara, yang bergerak di bidang
konstruksi serta pengusahaan jalan tol.
3. PT Sarana Multigriya Finansial/SMF (Persero).
merupakan Special Mission Vehicle (SMV) yang berperan sebagai fiscal tools bagi
Kementerian Keuangan dalam rangka membangun dan mengembangkan pasar
pembiayaan sekunder perumahan, serta meningkatkan tersedianya sumber dana jangka
menengah/panjang untuk sektor perumahan yang memungkinkan kepemilikan rumah
menjadi terjangkau bagi setiap keluarga Indonesia.
Pemberian Pinjaman
Pinjaman kepada BUMN/Pemda
Pada tahun 2019, direncanakan terdapat 24 pemberian pinjaman kepada BUMN/Pemda, yaitu
PT PLN (Persero) sebanyak 18 pinjaman, PT Pertamina (Persero) satu pinjaman, dan PT
Sarana Multi Infrastruktur (Persero) empat pinjaman, serta Pemprov DKI Jakarta satu
pinjaman untuk proyek Mass Rapid Transit (MRT).
Pemberian Pinjaman kepada BUMN
Sumber pembiayaan diperoleh melalui pinjaman luar negeri dari lembaga/kreditur bilateral,
multilateral, swasta asing, dan/atau lembaga penjamin kredit ekspor.
Pemberian Pinjaman kepada Pemerintah Daerah
Mulai tahun 2019 hanya terdapat satu proyek infrastruktur yang dibiayai melalui mekanisme
pemberian pinjaman yaitu pinjaman kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Pembiayaan Lainnya
Pembiayaan lainnya dalam APBN tahun 2019 seluruhnya bersumber dari penggunaan dana
Saldo Anggaran Lebih (SAL). Salah satu sumber penerimaan pembiayaan dalam APBN
adalah SAL, yang bersumber dari akumulasi SiLPA/SiKPA tahun-tahun anggaran
sebelumnya. SAL dapat digunakan untuk:
1. mendanai pembiayaan anggaran,
2. bantalan fiskal (fiscal buffer) untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya krisis
sebagai dampak perekonomian global, serta
3. untuk memenuhi kebutuhan kas awal tahun anggaran akibat pendapatan negara dan
penerbitan SBN yang belum mencukupi untuk membiayai belanja negara dan
pengeluaran pembiayaan.
RISIKO FISKAL
Risiko fiskal diartikan sebagai segala sesuatu yang di masa mendatang dapat
menimbulkan tekanan fiskal terhadap APBN.
Dari sisi perdagangan global, tekanan timbul akibat kebijakan dagang proteksionis
yang diinisiasi oleh Amerika Serikat sehingga memunculkan perang dagang antarnegara,
terutama global main players seperti Amerika Serikat, Tiongkok, dan Uni Eropa.
Selain kondisi ekonomi global, risiko fiskal juga bersumber dari kebijakan dan
kondisi ekonomi politik dalam negeri. Pada tahun 2019 akan dilaksanakan pemilihan
legislatif dan eksekutif.
Dalam APBN tahun 2019, risiko fiskal lainnya yang berpotensi membebani APBN
adalah penyelenggaraan program jaminan sosial nasional yang bersumber dari
ketidaksesuaian antara penerimaan iuran dengan pembayaran klaim manfaat program
jaminan sosial.