Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 1

Dosen Pembimbing: BASREFNALDI, SE, M.Si

Disusun oleh:

NAMA : IKE ARDIANSIH

NIM: 042374685

MATA KULIAH : ADMINISTRASI KEUANGAN

PRODI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS HUKUM, ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK (FHISIP)
UNIVERSITAS TERBUKA
UPJJ UT PADANG
Untuk Tugas 1 silahkan :

1. Buatlah tulisan mengenai sumber-sumber pendapatan negara Indonesia saat ini


berdasar pada data APBN. Tulisan tersebut merupakan tulisan anda sendiri, dengan
melihat data pokok APBN terkini yang diterbitkan oleh Kementrian Keuangan. (Dapat
disertakan juga dengan data pendapatan negara beserta nominalnya)
2. Buatlah tulisan mengenai jenis-jenis belanja negara Indonesia saat ini berdasar pada
data APBN. Anda dapat merinci belanja negara tersebut berdasar pada 3 klasifikasi
yaitu :1) Klasifikasi fungsi, 2) Klasifikasi Jenis Belanja, 3) Klasifikasi Organisasi.

Tulisan tersebut merupakan tulisan anda sendiri, dengan melihat data pokok APBN terkini
yang diterbitkan oleh Kementrian Keuangan.

(Dapat disertakan juga dengan data belanja negara beserta nominalnya)

Petunjuk dalam mengerjakan soal :

Dalam menjawab soal ini, silahkan pergunakan BMP ADPU 4333 Administrasi Keuangan, dan
juga gunakan data pokok APBN terbaru.

Data pokok APBN terdapat dalam lapiran nota keuangan. Silahkan anda unduh nota keuangan
pada tahun ini dari kementrian keuangan. Data pokok APBN terdapat dalam lampiran dari
nota keuangan ini. Nota Keuangan diterbitkan setiap tahun oleh Kementrian Keuangan

Jawab:

1. Maka dari itu ini Mengacu pada Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003, pendapatan
negara adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan
bersih yang terdiri atas penerimaan perpajakan, penerimaan negara bukan pajak, dan
penerimaan hibah. Dalam pengelolaan keuangan negara, pemerintah akan membuat
rencana besaran pendapatan dan sumber sumber penerimaan negara dalam APBN

Pendapatan negara ini diperoleh Pemerintah dengan memberi wewenang ke Menteri


Keuangan untuk melakukan pemungutan sebagaimana yang telah diatur dalam undang-
undang.

Adapun rincian sumber-sumber penerimaan negara yaitu:

a. Pajak

Pajak ialah pungutan pada masyarakat yang dapat “dipaksakan” sebab diberlakukan
berdasarkan undang-undang. Tidak ada balas jasa langsung untuk pembayar pajak. Pajak
biasa digunakan untuk membiayai produksi barang atau jasa publik agar tercapai
kesejahteraan rakyat. Pajak memiliki fungsi diantaranya fungsi anggaran, mengatur, stabilitas
dan redistribusi pendapatan.
Sumber sumber penerimaan negara dalam APBN dari perpajakan memiliki banyak jenisnya.
Pajak sebagai sumber pendapatan disini dapat kelompokkan menjadi dua kategori. Pertama,
penerimaan perpajakan dalam negeri. Sumber-sumber penerimaan negara dari pajak dalam
negeri terdiri atas pendapatan cukai, PBB, PPN & PPnBM, PPh, dan pajak lainnya. Kedua,
penerimaan perdagangan internasional. Sedangkan sumber sumber penerimaan negara dari
perdagangan internasional berasal dari bea masuk dan bea keluar.

Dalam Nota II Keuangan APBN 2023 tercatat perkiraan penerimaan dari perpajakan sebanyak
2.021,2 Triliun dari total rencana penerimaan negara keseluruhan 2.463 Triliun, yang berarti
penerimaan perpajakan menyumbang 82% dari keseluruhan penerimaan negara.

Di Indonesia pajak dibagi menjadi dua menurut kewenangannya, yaitu pajak pusat dan pajak
daerah. Pajak pusat adalah jenis pajak yang dipungut dan dikelola pemerintah pusat melalui
Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Sementara pajak daerah adalah jenis pajak yang dipungut dan
dikelola pemerintah daerah melalui Dinas Pendapatan Daerah atau instansi terkait.

b. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

Hal-hal mengenai penerimaan negara bukan pajak (PNBP) telah diatur dalam Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2018 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak. Menurut undang-undang
tersebut, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) adalah pungutan yang dibayar orang pribadi
atau badan dengan memperoleh manfaat langsung ataupun tidak langsung atas layanan atau
pemanfaatan sumber daya dan hak yang diperoleh negara, berdasarkan peraturan
perundang-undangan, yang menjadi penerimaan pemerintah pusat di luar penerimaan
perpajakan dan hibah dan dikelola dalam mekanisme anggaran pendapatan dan belanja
negara.

Dalam Nota II Keuangan APBN 2023 tercatat perkiraan penerimaan dari Penerimaan Negara
Bukan Pajak (PNBP) sebanyak 441,4 Triliun dari total rencana penerimaan negara keseluruhan
2.463 Triliun, yang berarti penerimaan perpajakan menyumbang 18% dari keseluruhan
penerimaan negara.

c. Hibah

Dalam undang-undang, penerimaan hibah adalah semua penerimaan negara, baik devisa
dan/atau devisa yang dirupiahkan, rupiah, jasa, dan/atau surat berharga diperoleh dari
pemberi hibah yang tidak perlu dibayar kembali dan yang tidak mengikat, baik yang berasal
dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Ada sejumlah tujuan dari penerimaan hibah ini,
yaitu buat mendukung program pembangunan nasional dan mendukung penanggulangan
bencana alam hingga bantuan kemanusiaan. Itulah kenapa hibah yang diterima Pemerintah
dimasukkan dalam APBN.

Dalam Nota II Keuangan APBN 2023 tercatat perkiraan penerimaan dari Penerimaan Negara
Bukan Pajak (PNBP) sebanyak 0.4 Triliun dari total rencana penerimaan negara keseluruhan
2.463 Triliun.
2. Klasifikasi organisasi merupakan pengelompokan alokasi anggaran belanja sesuai
dengan struktur organisasi Kementerian Negara/Lembaga (K/L). Yang dimaksud
organisasi adalah K/L yang dibentuk untuk melaksanakan tugas tertentu berdasarkan
UUD 1945 dan peraturan perundangan yang berlaku. Suatu K/L bisa terdiri dari unit-
unit organisasi (Unit Eselon I) yang merupakan bagian dari suatu K/L. Dan suatu unit
organisasi bisa didukung oleh Satuan Kerja (Satker) yang bertanggungjawab
melaksanakan kegiatan dari program unit eselon I atau kebijakan Pemerintah dan
berfungsi sebagai Kuasa Pengguna Anggaran.

Dalam nota II APBN 2023 belanja K/L dan non K/L 2.246,5 triliun pada tahun 2023 naik
sebanyak 302 Triliun dari pada anggaran tahun 2022 yang hanya 1.944,5 Triliun.

Klasifikasi fungsi merinci anggaran belanja menurut fungsi dan sub fungsi sebagai berikut:

a. Fungsi Fungsi adalah perwujudan tugas kepemerintahan di bidang tertentu yang


dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional. Klasifikasi
fungsi dibagi dalam 11 (sebelas) fungsi yaitu:

1. Fungsi pelayanan umum


2. Fungsi pertahanan
3. Fungsi ketertiban dan keamanan
4. Fungsi ekonomi
5. Fungsi perlindungan lingkungan hidup
6. Fungsi perumahan dan fasilitas umum
7. Fungsi kesehatan
8. Fungsi pariwisata
9. Fungsi agama
10. Fungsi pendidikan
11. Fungsi perlindungan sosial

b. Subfungsi Sub fungsi merupakan penjabaran lebih lanjut dari fungsi dan terinci ke
dalam 79 (tujuh puluh sembilan) sub fungsi.

Klasifikasi belanja digunakan dalam dokumen penganggaran baik dalam proses penyusunan
anggaran, pelaksanan anggaran, dan pertangungjawaban/pelaporan anggaran. Namun
penggunaan jenis belanja dalam dokumen tersebut mempunyai tujuan berbeda. Dalam
kaitan proses penyusunan anggaran tujuan penggunaan jenis belanja ini dimaksudkan untuk
mengetahui pendistribusian alokasi anggaran kedalam jenis–jenis belanja.

Jenis-jenis belanja yang digunakan dalam penyusunan RKA-KL adalah berikut:

a. Belanja pegawai
b. Belanja barang
c. Belanja modal
d. Bunga utang
e. Subsidi
f. Bantuan sosial
g. Hibah
h. Bantuan lain-lain

(Sumber Referensi: BMP/ADPU4333/AdministrasiKeuangan/Modul1-4,


https://web.kemenkeu.go.id/informasi-publik/uu-apbn-dan-nota-keuangan/, https://data-
apbn.kemenkeu.go.id/, DanHasilAnalisisSertaPendapatSaya)

Anda mungkin juga menyukai