Anda di halaman 1dari 9

Pengalokasian Dana Insfrastuktur dan Prasarana APBD

Dalam Rangka menangani Pandemi Covid – 19


Di Kab Bandung Barat
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya dalam penyelesaian makalah berjudul “PENGALOKASIAN DANA INSFRASTRUKTUR
DAN PRASARANA DALAM RANGKA MENANGANI PANDEMI COVID 19 DI KAB BANDUNG
BARAT.”

Penyusunan makalah ini disusun sebagai salah satu tugas yang diberikan pada mata kuliah
ADMINISTRASI KEUANGAN NEGARA
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
terselesaikannya makalah ini. Demikian banyak pihak yang turut serta membantu sehingga tidak dapat
penulis sebutkan satu-persatu. Mudah-mudahan, semua bantuan dan amal baiknya mendapat imbalan
yang berlimpah dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.Penulis percaya tidak ada hasil
karya manusia yang sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca yang bersifatmembangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini sebagai makalah yang dapat memberikan sumbangan atau kajian yang
bermanfaat bagi pendidikan di sekolah dan masyarakat.

Bandung, Juni 2023

Penulis,

Moch Farhan Maulana Rajib


Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan rencana keuangan


pemerintah daerah selama satu tahun yang ditetapkan oleh peraturan daerah. APBD dapat
dijadikan sebgai sarana komunikasi pemerintah daerah kepada masyarakatnya mengenai prioritas
pengalokasian yang dilakukan oleh pemerintah daerah setelah berkoordinasi dengan pihak
legislative.

Dalam APBD, Pemda dapat merencanakan defisit atau surplus APBD. Pada kenyataannya, di
dalam dokumen APBD seringkali terjadi defisit daerah. Defisit daerah dapat ditutup dengan pembiayaan
daerah. Pembiayaan daerah terdiri dari dua pos yaitu penerimaan pembiayaan dan pengeluaran
pembiayaan. Pemerintah daerah memiliki kecenderungan untuk menutup defisit daerah dari Sisa Lebih
Penghitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran sebelumnya atau dengan melakukan pinjaman daerah
atau obligasi daerah yang berada di pos penerimaan pembiayaan. Pos pengeluaran pembiayaan juga
memiliki dua komponen utama yang banyak digunakan oleh pemda yaitu penyertaan modal (investasi
daerah) dan pembayaran pokok utang.

Pada tahun 2019-2022 dunia dilanda pandemic Covid-19 yang menyebabkan perekonomian
menurun rendah, terutama di Indonesia. APBD berperan penting dalam mengupayakan tujuan pemerintah
dalam menggerakan pertumbuhan ekonomi di saat pandemi. Setelah Pandemi COvid usai, Pemerintah
khususnya di Kabupaten Bandung Barat menggunakan dana APBD untuk mempercepat penanganan
Pandemi Covid 19 yang dialokasiakan ke tempat pelaksanaan kesehatan (RUMAH SAKIT). Dengan
adanya alokasi dana APBD tersebut, kekurangan terhadap sarana prasarana dapat di atasi.

2. Rumusan Masalah

Dalam menangani Covid 19, pemerintah Indonesia mengalokasikan APBD kepada Sarana
dan Prasarana tempat kesehatan seperti Rumah sakit. Pemerintah Indonesia memberikan dana
APBD untuk mengurangi dan menanggulangi Pandemi di seluruh Kab/Provinsi yang ada di
Indonesia, khususnya di Kab Bandung Barat. Dalam pembahasan kali ini, penulis merumuskan
masalah pada makalah ini yaitu : Bagaimana Pemerintah Kabupaten Bandung barat menangani
dan mengelola dana APBD dalam penanganan ekonomi setelah Pandemi Covid – 19 usai
3. Tujuan

Tujuan penulis dalam membuat makalah ini adalah :

- Untuk menyelesaikan tugas ADMINISTRASI KEUANGAN NEGARA


- Untuk mengetahui apa itu APBN
- Bagaimana cara pemerintah menangani Pandemi Covid 19 dengan dana APBD untuk
dialokasikan terhadap Insfrastruktur dan prasarana kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN

1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah rencana pengeluaran dan
penerimaan Negara tahun mendatang yang dihubungkan dengan rencana dan proyek jangka
panjang. Terdapat tiga komponen utama dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD), diantaranya pendapatan asli daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah.
Sebagaimana tertera pada Undang – Undang No.32 tahun 2004 pasal 157.

1.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan asli daerah adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut
berdasarkan peraturan daerah sesuai degan peraturan perundang – undangan. PAD merupakan
komponen untuk menghitung kemandirian keuangan suatu daerah dalam melaksanakan otonomi
daerah. Semakin tinggi penerimaan PAD suatu daerah, maka tingkat kemandiriannya akan
semakin besar sehingga ketergantungan terhadap transfer dari pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah lainnya menjadi menurun. Pada umumnya sumber pendapatan PAD berasal
dari :

1. Pajak Daerah
Pemerintah daerah memiliki hak untuk menarik pajak daerah sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan, sehingga apabila wajib pajak tidak melunasinya maka akan dianggap
sebagai utang pajak. Untuk ketertiban wajib pajak dalam membayar pajak daerah, maka
diberlakukan sanksi administrasi berupa denda pajak bagi pajak terutang yang dibayarkan
melewati batas waktu pembayaran.
2. Retribusi Daerah
Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian ijin
tertentu yang khusus disediakan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan
orang pribadi atau badan. Berbeda dengan pajak daerah, pemungutan retribusi daerah terdapat
kontraprestasi yang secara langsung bisa ditunjuk. Wajib retribusi menggunakan atau
menikmati jasa yang diberikan atas pungutannya.
3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang DIpisahkan
Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan merupakan penerimaan daerah atas hasil
penyertaan modal kepada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) berupa pembagian laba/
deviden

1.2 Belanja Daerah

Belanja daerah mrujuk pada pengeluaran yang dilakukan oleh pemerintah daerah dalam
rangka menjalankan tugas dan fungsi pemerintahan di tingkat lokal. Pemerintah daerah
mengalokasikan anggaran belanja daerah berdasarkan kebutuhan dan prioritas lokal. Proses
penganggaran ini melibatkan penyusunan rencana anggaran, diskusi, dan persetujuan oleh badan
legislative setempat, seperti dewan atau parlemen daerah.

Belanja daerah meliputi berbagai bidang seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur,


layanan public, keamanan, kebudayaan, dan administrasi pemerintahan. Dana untuk belanja
daerah biasanya berasal dari pendapatan yang diterima oleh pemerintah daerah, termasuk pajak,,
retribusi, dan dana perimbangan pusat. Tujuan dari belanja daerah adalah untuk memenuhu
kebutuhan ,asyarakat di tingkat lokal, meningkatkan kualitas hidup, dan mendorong
pembangunan di daerah tersebut.

1.3 Pembiayaan Daereah

Pemerintah daerah harus melakukan perencanaan keuangan yang baik untuk memastikan
pembiayaan yang memadai untuk kegiatan operasional dan pembangunan. Selain itu, penting
juga untuk mengelola pembiayaan daerah dengan hati – hati, termasuk mengawasi pengeluaran
dan memastikan ketaatan terhadap peraturan keuangan yang berlaku.

Pembiayaan daerah mengacu pada sumber dana yang digunakan oleh pemerintah daerah
untuk membiayai operasional, pembangunan, dan program program lainnya. Pemereintah daerah
biasanya memperoleh pendapatan dari beberapa sumber untuk memenuhi kebutuhan keuangan
mereka. Pembiayaan daerah memiliki beberapa sumber masukan seperti :

- Dana perimbangan
- Pendapatan Asli Daerah
- Pinhaman
- Hibah dan Bantuan
- Sumber Lainnya seperti investasi, penjualan asset atau pendapatan dari badan usaha milik
daerah.

2. Pengalokasian Dana APBD terhadap Pandemi Covid-19

Pengalokasian Dana APBD untuk Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah


upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia
yang produktif secara sosial dan ekonomis. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat
ditentukan oleh kesinambungan antar upaya program dan sektor, serta kesinambungan dengan
upaya-upaya yang telah dilaksanakan oleh periode sebelumnya.

Pada tahun 2019 – 2023 dunia dilanda dengan adanya pandemic Covid 19. Pandemi
Covid 19 memberikan dampak signifikan terhadap ekonomi Indonesia, seperti yang terjadi di
Negara Negara di seluruh dunia. Pandemi Covid – 19 Menyebabkan perlambatan pertumbuhan
ekonomi Indonesia. Pada tahun 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi
sebesar 2,1% yang merupakan pernurunan pertama dala mdua decade terakhir. selain ekonomi,
pandemi Covid juga berdampak kepada Pelaku usaha UMKM, Tenaga kerja, kebijakan
pemerintah, sector keuangan.

Meskipun pandemic Covid 19 memberikan dampak yang signifikan pada ekonomi


Indonesia, langkah langkah pengangan dan pemulihan sector sector ekonomi kunci diharapkan
dapat membantu pemulihan ekonomi secara bertahap. Di Indonesia terdapat 38 provinsi yang
salah satunya memiliki jumlah penduduk terbanyak di Indonesia, salah satunya terdapat di Kab
Bandung Barat. Dengan adanya pandemic Covid 19 pemerintahan Kab Bandung
mengalokasikan dana APBD untuk mempercepat penanganan Pandemi Covid 19, sistem
pemakaian APBD untuk menangani Pandemi Covid 19 dilakukan berdasarkan mekanisme
perubahan anggaran parsial yang tertuang dalam peraturan mendeti dalam negeri tutur ASEP
SODILIM sebagai sekretaris daerah Kab Bandung Barat.
2.1 Penanganan Covid 19

Pengalokasian dana APBD untuk penanganan Pandemi Covid 19 di Kab Bandung Barat,
merupakan langkah penting yang dilakukan pemerintah guna memperkuat sistem kesehatan,
memberikan bantuan social, dan mendukung pemulihan ekonomi di tingkat lokal. Pemda
Kabupaten Bandung Barat menyiapkan sejumlah langkah dalam menghadapi potensi
melonjaknya kasus COVID 19 salah satunya dengan memberikan Vaksinasi dengan cakupan
yang luas. Dengan tingginya cakupan Vaksinasi Covid 19, masyarakat dapat bisa melaksanakan
aktivitas tanpa pembatasan yang terlalu ketat.

Anda mungkin juga menyukai