DOSEN PENGAMPU:
Rohana, SE.,ME
Disusun Oleh :
KELOMPOK 6
1. Astuti (501210141)
2. Deva Fitriani (501210148)
3. Galih Adi Nugroho (501210158)
Assalamu’alaikum Wr Wb
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya. Tidak lupa juga,
sholawat beriring salam selalu kami panjatkan kepada Nabi besar
kita Muhammad SAW, yang menuntun umat manusia dari jaman
jahiliah ke jaman Islam yang pesat sekarang ini.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Keuangan Publik Syariah, dengan
judul “Permasalahan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah dan
Negara”. Tak lupa kami menyampaikan ucapan terima kasih
kepada Ibu Rohana,SE.,ME selaku dosen pengampu.
Tentunya makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Untuk itu, kami mohon maaf dan sangat dibutuhkan saran serta
masukan yang bersifat membangun. Harapan kami, semoga
makalah ini bisa bermanfaat dan bisa dijadikan sebagai referensi
bagi kami dan siapa saja yang membacanya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................3
C. Tujuan Penulisan..................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Masalah Yang Sering Terjadi Pada Belanja Daerah................2
B. Masalah Yang Sering Terjadi Pada Belanja Negara.................6
C. Bagaiman cara mengatasi masalah yang terjadi...................12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................17
B. Saran..................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA......................................................................19
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
Kebijakan fiskal merupakan salah satu kebijakan
dalam perekonomian yang dilakukan oleh pemerintah melalui
instrumen Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara
Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. APBN
berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana
penerimaan dan pengeluaran negara selama satu tahun
anggaran (1 Januari - 31 Desember). APBN merupakan
instrumen untuk mengatur pengeluaran dan pendapatan
negara dalam rangka membiayai pelaksanaan kegiatan
pemerintahan dan pembangunan, mencapai pertumbuhan
ekonomi, meningkatkan pendapatan nasional, mencapai
stabilitas perekonomian, dan menentukan arah serta prioritas
pembangunan secara umum. Fungsi APBN agar dapat berjalan
secara optimal, maka sistem anggaran dan pencatatan atas
penerimaan dan pengeluaran harus dilakukan dengan cermat
dan sistimatis.
2
B. RUMUSAN MASALAH
A. Masalah apa saja yang sering Terjadi pada Belanja
Daerah?
B. Masalah apa saja yang sering Terjadi pada Belanja
Negara?
C. Bagaimana cara mengatasi Masalah yang terjadi
tersebut?
C. Tujuan Pembelajaran
3
BAB II
PEMBAHASAN
1
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, “Apa yang dimaksud dengan Belanja Daerah?,
Diakses dari, pada tanggal 26 September 2023 pukul 22.25 Wib.
2
Miftahul Hasanah and Merri Anitasari, “ANALISIS BELANJA DAERAH KOTA BENGKULU TAHUN
2014-2017 (TINJAUAN EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS),” Convergence: The Journal of Economic
Development 1, no. 2 (April 2, 2020): 1–12, .
3
Endah Purwaningsih and Nuwun Priyono, “ANALISIS BELANJA DAERAH PEMERINTAH KOTA
MAGELANG TAHUN 2015-2019,” Jemasi: Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi 17, no. 1
(June 8, 2021): 24–38.
1
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun
2019, belanja daerah diklasifikasikan sebagai berikut:
Belanja Daerah :
1.Belanja Langsung
A. Belanja pegawai;
B. Belanja barang dan jasa;
C. Belanja modal;
1) Belanja pegawai;
2) Bunga;
3) Subsidi;
4) Hibah;
5) Bantuan sosial;
6) Belanja bagi hasil dan bantuan keuangan
7) Belanja tidak terduga.
2
Salah satu hal yang menjadi fokus pengukuran kinerja
adalah belanja daerah. Hal ini dikarenakan sifat belanja
yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih. Oleh
karena itu, penting bagi pemerintah daerah untuk mengelola
belanja dengan baik sehingga dana (uang) yang
dibelanjakan dapat menghasilkan manfaat bagi
masyarakat.
3
pemerintah dibuat untuk membantu menentukan tingkat
kebutuhan masyarakat seperti, listrik, air bersih, kualitas
kesehatan, pendidikan, dan lain sebagainya agar terjamin
secara layak.5
5
Miftahul Hasanah and Merri Anitasari, “ANALISIS BELANJA DAERAH KOTA BENGKULU TAHUN
2014-2017 (TINJAUAN EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS),” Convergence: The Journal of Economic
Development 1, no. 2 (April 2, 2020): 1–12.
4
dapat digunakan untuk mempelajari pola distribusi
kewilayahan (peta) kualitas belanja daerah;
4) Merumuskan implikasi kebijakan dalam rangka
meningkatkan kualitas belanja daerah.
5
Masyarakat baru bisa melihat aktivitas pemerintah ketika
proses belanja sudah selesai, seperti belanja infrastruktur,
belanja subsidi, belanja pendidikan, dan lain-lain. Salah satu
poin strategis pengelolaan pemerintahan menyangkut belanja
negara. Mekanisme pembelian harus terstruktur agar proses
pembelian dapat dilakukan secara terkendali. 6
Belanja negara terdiri atas anggaran belanja pemerintah
pusat, dana perimbangan, serta dana otonomi khusus dan
dana penyeimbang. Sebelum diundangkannya UU No. 17 tahun
2003, anggaran belanja pemerintah pusat dikelompokkan
dalam pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan. UU
No. 17 tahun 2003 menggunakan unified budget sehingga tidak
lagi ada pembedaan antara pengeluaran rutin dan pengeluaran
pembangunan. Dana perimbangan terdiri atas dana bagi hasil,
dana alokasi umum (DAU), dan dana alokasi khusus (DAK)
Masyarakat baru bisa melihat aktivitas pemerintah ketika
proses belanja sudah selesai, seperti belanja infrastruktur,
belanja subsidi, belanja pendidikan, dan lain-lain. Salah satu
poin strategis pengelolaan pemerintahan menyangkut belanja
negara. Mekanisme pembelian harus terstruktur agar proses
pembelian dapat dilakukan secara terkendali.
6
Andar Ristabet Hesda - Sekretariat Ditjen, “Meningkatkan Kualitas Belanja Pemerintah,”
Kementrian Keuangan RI, Kamis , Mei 2017, https://www.djkn.kemenkeu.go.id/.
7
“UU No. 17 Tahun 2003,” Database Peraturan | JDIH BPK, accessed September 26, 2023,
http://peraturan.bpk.go.id/.
6
18 Situasi APBN Indonesia Pendahuluan pembagian
Pembayaran bunga utang, subsidi, subsidi biaya dan
pengeluaran lainnya. Klasifikasi Fungsional Belanja Pemerintah
Pusat merupakan reklasifikasi program dimana pada format
sebelumnya merupakan rincian sektor/subsector.
Ada prinsip-prinsip pengelolaan keuangan publik. Prinsip-
prinsip dasar keuangan publik telah lama dikenal dalam
pengelolaan keuangan publik, serta prinsip-prinsip baru yang
mencerminkan penerapan prinsip-prinsip yang baik dalam
pengelolaan keuangan publik. Sebelum UUKN ada, sejumlah
prinsip digunakan dalam pengelolaan keuangan publik dan
diakui nilainya dalam pengelolaan keuangan publik di masa
depan. Pokok-pokok pengelolaan keuangan negara dijabarkan
sebagai berikut:
1) Belanja Pegawai
2) Belanja Barang
8
Nur Asyiah, Hukum Administrasi Negara (yogyakarta: Deepublish, 2018).
9
MENTERI KEUANGAN, “KLASIFIKASI JENIS BELANJA,” 2011, https://jdih.kemenkeu.go.id/.
7
Pengeluaran untuk pembelian barang dan/atau jasa yang
habis pakai untuk memproduksi barang dan/atau jasa
yang dipasarkan maupun yang tidak dipasarkan serta
pengadaan barang yang dimaksudkan untuk diserahkan
atau dijual kepada masyarakat di luar kriteria belanja
bantuan sosial serta belanja perjalanan.
3) Belanja Modal
5) Belanja Subsidi
6) Belanja Hibah
8
antara pemberi hibah dan penerima hibah dengan
pengalihan hak dalam bentuk uang, barang, atau jasa.
8) Belanja Lain-Lain
9) Transfer ke Daerah
9
Beberapa masalah yang sering terjadi pada belanja negara
yang tidak semestinya dapat diklasifikasikan menjadi beberapa
kategori, yaitu :10
10
Andar Ristabet Hesda - Sekretariat Ditjen, “Meningkatkan Kualitas Belanja Pemerintah.”
10
hal ini akan menyebabkan adanya overspending,
underspending, misspending, dan fraud spending.
Pemerintah sangat selektif dalam mengawal proses
penyusunan belanja negara dalam APBN tahun 2023 agar
dapat memberikan dampak yangoptimal bagi perekonomian.
Atas hal tersebutdiatas, kebijakan belanja negara tahun
2023diarahkan antara lain untuk:11
1. Mendukung peningkatan kualitas SDM Indonesia
melalui pembangunan di bidang pendidikan,
Kesehatan, dan perlindungan sosial;
2. Percepatanpembangunan infrastruktur dasar
danpendukung transformasi ekonomi (a.l. TIK,
konektivitas, energi, dan pangan),termasuk
pembangunan IKN untuk mempercepatberdirinya
pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru;
3. Meningkatkan efektivitas reformasi birokrasi yang
lebih efisien dan berintegritas;
4. Meningkatkan efektivitas program PerlindunganSosial
termasuk melanjutkan reformasi subsidi dan bantuan
sosial agar lebih efektif dan tepatsasaran;
5. Memperkuat pelaksanaan spendingbetter melalui
belanja yang berorientasi kepadahasil;
6. Meningkatkan sinergi dan harmonisasi belanja pusat
dan daerah terutama untukpenguatan akses dan
kualitas layanan publik; serta
7. Memperkuat fleksibilitas belanja untukantisipasi
ketidakpastian. Selain itu, pengelolaanTransfer ke
Daerah (TKD) juga diharapkan akanlebih terarah,
terukur, akuntabel, dan transparansehingga terjadi
percepatan transformasi ekonomi dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
11
TIM KEMENTERIAN KEUANGAN, “Buku Informasi APBN 2023 ,” 2023.hal 5
11
Ada beberapa Permasalahan pada Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah(APBD) dan Anggaran
Pendapatan Belanja Negara(APBD), pada Belanja Daerah
masalah nya sebagai berikut.12
12
Komang Ayu Ani Savitri et al., “Analisis Faktor Penyebab Dan Akibat Dari Ketidaktepatan Waktu
Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Kabupaten Buleleng Tahun 2017,” Jurnal
Ilmiah Akuntansi Dan Humanika 9, no. 1 (2019).
12
7. Perlu penguatan kapasitas dan komitmen, baik bagi
kalangan Pemda maupun DPRD. Pada umumnya
Pemda yang mengalami keterlambatan APBD adalah
daerah tertinggal, sehingga perlu fasilitasi dan
pengawasan lebih intensif dari Pemprov maupun
Pemerintah Pusat. Namun sebenarnya yang utama
adalah komitmen, dan justru inilah yang paling sulit.
Proses politik berbiaya tinggi barangkali menjadi
akar masalah kenapa seringkali anggota dewan
(begitu pula Kepala Daerah) bernafsu besar ingin
menguasai anggaran.
13
dibayarkan hak-hak keuangannya yang diatur dalam
ketentuan Perundang-undangan selama 6 (enam)
bulan. Sedangkan pada ketentuan Pasal 312, dalam
ayat
14
yang diberikan kepada daerah berprestasi berdasarkan
beberapa kriteria diantaranya adalah kriteria kinerja keuangan
daerah, kinerja keuangan daerah tersebut termasuk total
penyerapan (realisasi) belanja. Punishment diberlakukan
melalui kebijakan konversi Dana Bagi Hasil dan/atau Dana
Alokasi Umum terhadap daerah dengan jumlah simpanan tidak
wajar.
Belanja negara merupakan bentuk realisasi kerja
pemerintah dalam pelaksanaan pembangunan, Masyarakat
baru akan merasakan aktivitas pemerintah saat proses belanja
di lakukan. Mekanisme belanja harus disusun secara
terkendali agar tidak terjadi kebocoran belanja, karna masalah
utama saat kebocoran belanja terjadi pada saat pelaksanaan
nya.
14
Savitri et al., “Analisis Faktor Penyebab Dan Akibat Dari Ketidaktepatan Waktu Penyusunan
Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Kabupaten Buleleng Tahun 2017.”
15
Savitri et al.hal 15
15
(IKPA) ditujukan sebagai indikator yang mengukur kualitas
kinerja pelaksanaan anggaran belanja K/L dari kesesuaian
terhadap perencanaan,
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
16
adanya oknum penyelegara negara yang secara sengaja
melakukan penyelewengan atas pelaksanaan belanja.
Proses belanja tidak dapat dipisahkan dari proses
perencanaan anggaran. Mekanisme penyusunan anggaran
sangat berpengaruh pada kualitas belanja. Sistem
penganggaran berbasis kinerja yang saat ini diterapkan
mendorong proses penyusunan anggaran menjadi lebih
terukur. Berdasarkan sistem ini, setiap penyusunan anggaran
harus disusun atas output yang ingin dicapai. Indikator output
ini sangat bermanfaat untuk mengetahui efektivitas belanja.
B. Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Jurnal
18
Database Peraturan | JDIH BPK. “UU No. 23 Tahun 2014,” 2014.
http://peraturan.bpk.go.id/uu-no-23-tahun-2014.
(diakses pada 25 september 2023)
19
20
21