Anda di halaman 1dari 9

RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH

KABUPATEN KULON PROGO

disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Penganggaran dan Evaluasi Akuntansi Publik

Nama : Nanang Setyawan Dedi PP


NIM : 201622019152938

UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG


EKONOMI DAN BISNIS
AKUNTANSI
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Indonesia adalah sebuah negara yang wilayahnya terbagi atas daerah-daerah
Provinsi. Daerah provinsi itu dibagi lagi atas daerah Kabupaten dan daerah kota.
Setiap daerah provinsi, daerah kabupaten, dan daerah kota mempunyai
pemerintahan daerah yang diatur dengan undang-undang. Penyelenggaraan fungsi
pemerintahan daerah akan terlaksana secara optimal apabila penyelenggaraan
urusan pemerintahan diikuti dengan pemberian sumber-sumber penerimaan yang
cukup untuk daerah, dengan mengacu pada undang-undang yang mengatur
perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, di mana
besarnya disesuaikan dan diselaraskan dengan pembagian kewenangan antar
pemerintah dan daerah. Semua sumber keuangan yang melekat pada setiap urusan
pemerintah yang diserahkan kepada daerah menjadi sumber keuangan daerah.

2. PERMASALAHAN
a. Apa pengertian Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
b. Apa saja Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
c. Bagaimana Kebijakan terkait Peraturan Daerah Kulon Progo 2023
d. Bagaimana Klasifikasi APBD menurut kelompok dan jenis pendapatan, belanja,
dan pembiayaan di Daerah Kulon Progo 2023

3. Tujuan
a. Mengetahui Pengertian dasar Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
b. Mengetahui Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
c. Mengetahui Kebijakan terkait Peraturan Daerah Kulon Progo 2023
d. Mengetahui Klasifikasi APBD menurut kelompok dan jenis pendapatan, belanja,
dan pembiayaan di Daerah Kulon Progo 2023
BAB III
PEMBAHASAN
1. Pengertian APBD
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah selanjutnya disingkat APBD adalah
suatu rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (UU No. 17 Tahun 2003 Pasal 1 Butir 8 tentang
Keuangan Negara). Semua Penerimaan Daerah dan Pengeluaran Daerah harus
dicatat dan dikelola dalam APBD. Penerimaan dan pengeluaran daerah tersebut
adalah dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas desentralisasi. Sedangkan
penerimaan dan pengeluaran yang berkaitan dengan pelaksanaan Dekonsentrasi
atau Tugas Pembantuan tidak dicatat dalam APBD.
PBD merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah dalam satu tahun
anggaran. APBD merupakan rencana pelaksanaan semua Pendapatan Daerah dan
semua Belanja Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi dalam tahun
anggaran tertentu Pemungutan semua penerimaan Daerah bertujuan untuk
memenuhi target yang ditetapkan dalam APBD. Demikian pula semua pengeluaran
daerah dan ikatan yang membebani daerah dalam rangka pelaksanaan
desentralisasi dilakukan sesuai jumlah dan sasaran yang ditetapkan dalam APBD.
Karena APBD merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah, maka APBD
menjadi dasar pula bagi kegiatan pengendalian, pemeriksaan dan pengawasan
keuangan daerah. Tahun anggaran APBD sama dengan tahun anggaran APBN yaitu
mulai 1 Januari dan berakhir tanggal 31 Desember tahun yang bersangkutan.
Sehingga pengelolaan, pengendalian, dan pengawasan keuangan daerah dapat
dilaksanakan berdasarkan kerangka waktu tersebut.
APBD disusun dengan pendekatan kinerja yaitu suatu system anggaran yang
mengutamakan upaya pencapaian hasil kerja atau output dari perencanaan alokasi
biaya atau input yang ditetapkan. Jumlah pendapatan yang dianggarkan dalam
APBD merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat tercapai untuk
setiap sumber pendapatan. Pendapatan dapat direalisasikan melebihi jumlah
anggaran yang telah ditetapkan Berkaitan dengan belanja, jumlah belanja yang
dianggarkan merupakan batas tertinggi untuk setiap jenis belanja. Jadi, realisasi
belanja tidak boleh melebihi jumlah anggaran belanja yang telah ditetapkan.
Penganggaran pengeluaran harus didukung dengan adanya kepastian tersedianya
penerimaan dalam jumlah yang cukup. Setiap pejabat dilarang melakukan tindakan
yang berakibat pengeluaran atas beban APBD apabila tidak tersedia atau tidak
cukup tersedia anggaran untuk membiayai pengeluaran tersebut.

2. Fungsi APBD
a. Fungsi Otorisasi
Fungsi otorisasi bermakna bahwa anggaran daerah menjadi dasar untuk
merealisasi pendapatan, dan belanja pada tahun bersangkutan. Tanpa
dianggarkan dalam APBD sebuah kegiatan tidak memiliki kekuatan untuk
dilaksanakan.
b. Fungsi Perencanaan
Fungsi perencanaan bermakna bahwa anggaran daerah menjadi pedoman bagi
manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.
c. Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan mengandung makna bahwa anggaran daerah menjadi
pedoman untuk menilai keberhasilan atau kegagalan penyelenggaraan
pemerintah daerah.
d. Fungsi Alokasi
Fungsi alokasi mengandung makna bahwa anggaran daerah harus diarahkan
untuk menciptakan lapangan kerja, mengurangi pengangguran, dan pemborosan
sumber daya, serta meningkatkan efisiensi, dan efektivitas perekonomian daerah.
e. Fungsi Distribusi
Fungsi distribusi memiliki makna bahwa kebijakan-kebijakan dalam
penganggaran
daerah harus memperhatikan rasa keadilan, dan kepatutan.
f. Fungsi Stabilitasi
Fungsi stabilitasi memiliki makna bahwa anggaran daerah menjadi alat untuk
memelihara, dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian
daerah

3. Kebijakan terkait Peraturan Daerah Kulon Progo 2023


Ketentuan pasal 311 ayat (1) undang-undang no. 23 tahun 2014 tentang
pemerintahan daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terkahir dengan
undang-undang no 1 tahun 2002 tentang hubungan keuangan antara pemerintah
pusat dengan pemerintah daerah dan pasal 23 ayat (4) peraturan pemerintah no 12
tahun 2019 tentang pengolahan keuangan daerah, perlu menetapkan peraturan
daerah tentang anggaran pendapatan dan belanja daerah tahun anggaran 2023.
a. Peraturan daerah tentang angaran pendapatan dan belanja daerah tahun
anggaran 2023:
a) Anggaran pendapatan dan belanja daerah adaah rencana keuangan tahunan
daerah yang ditetapkan dengan peraturan daerah
b) Penerimaan daerah adalah uang yang masuk ke kas daerah
c) Pengeluaran daerah adalah uang yang keluar dari kas daerah
d) Pendapatan daerah adalah semua hak daerah yang diakui sebagai
penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran berkenaan
e) Belanja daerah adalah semua kewajiban pemerintah daerah yang diakui
sebagai pengurang nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggraan
berkenaan
f) Pemerintah daerah adalah bupati sebagai unsur penyelangara pemerintahan
daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahaan yang menjadi
kewenangan daerah otonom
g) Bupati adalah bupati kulon progo
h) Daerah adalah kabupaten kulon progo
b. APBD terdiri atas pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiyaan daerah,
yang bersumber dari:
a) Pendapatan asli terdiri
1) Pajak daerah
2) Retribusi daerah
3) Hasil pengelolaan kekayaan daerah
4) Lain-lain pendapatan daerah yang sah
b) Pendapatan transfer
1) Pendapatan transfer pusat
2) Pendapatan transfer antar daerah
c) Pendapatan lain-lain daerah yang sah
1) Pendapatan hibah
2) Dana darurat
3) Lain-lain pendapatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
c. Anggaran belanja daerah terdiri atas
a) Belanja operasi
1) Belanja pegawai
2) Belanja barang dan jasa
3) Belanja bunga
4) Belanja subsidi
5) Belanja hibah
6) Belanja bantuan sosial
b) Belanja modal
1) Belanja modal tanah
2) Belanja modal peralatan dan mesin
3) Belanja modal banguanan dan Gedung
4) Belanja modal jalan jaringan dan irigasi
5) Belanja modal asset tetap lainnya
c) Belanja tidak terduga
d) Belanja tranfer
1) Belanja bagi hasil
2) Belanja bantuan keuangan
d. Anggaran pembiayaan daerah tahun anggaran 2023
a) Penerimaan pembiayaan
1) Sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya
2) Pencairan dana cadangan
3) Hasil penjualaan kekayaan daerah yang dipisahkan
4) Penerimaan pinjamaan daerah
5) Penerimaan Kembali pemberiaan pinjaman daerah
6) Penerimaan pembiayaan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
b) Pengeluaraan pembiayaan
1) Pemebentukan dana cadangan
2) Penyertaan modal daerah
3) Pembayaran cicilan pokok utang jatuh tempo
4) Pemberiaan pinjaman daerah
5) Pengeluaraan pembiyaan lainya sesuai dengan ketentuan peraruran
undang-undang
e. Dalam keadaan darurat termasuk keperluan mendesak dengan peraruran kepala
daerah, pemerintah daerah dapat melakukan pengeluaran yang belum tersedia
anggaraannya dan atau pengeluaran melebihi paku yang ditetapakan dalam
peraturan anggran pendapatan dan belanja daerah kabupaten kulon progo tahun
anggaran 2023
f. Keadaan darurat sebagaimana yang dimaksud pada poin e meliputi:
a) Bencana alam, bencana non alam, bencana sosial atau kejadian luar biasa
b) Pelaksanaan operasi pencarian dan pertolongan
c) Kerusakan sarana dan prasarana yang dapat menganggu kegiatan
pelayanan public
g. Keperluan mendesak sebagaiamana yang dimaksud pada poin e meliputi:
a) Kebutuhan daerah dalam rangka pelayanan dasar masyarakat yang
anggrannya belum tersedia dalam tahun anggran berjalan
b) Belanja daerah yang bersifat mengikat dan belanja yang bersifat wajib
c) Pengeluaran daerah yang berada diluar kendali pemerintah daerah dan tidak
dapat di prediksikan sebelumnya, serta amanat peraturan peundang-
undangan.
d) Penegeluaran daearah lainnya yang apabila ditunda akan menimbulkan
kerugian yang lebih besar bagi pmerintah daerah atau masyrakat
h. Bupati menetapkan peraturan tentang penjabaran anggaran pendapatan dan
belanja daerah sebagai landasan operasioanal pelaksanaan APBD
4. Klasifikasi APBD menurut kelompok dan jenis pendapatan, belanja, dan
pembiayaan di Daerah Kulon Progo 2023

KABUPATEN KULON PROGO


RINGKASAN APBD YANG DIKLASIFIKASI MENURUT KELOMPOK DAN
JENIS PENDAPATAN, BELANJA, DAN PEMBIAYAAN
TAHUN ANGGARAN 2023

Kode Uraian Jumlah


4 PENDAPATAN DAERAH
4.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) 281.331.590.510
4.1.01 Pajak Daerah 104.777.613.000
4.1.02 Retribusi Daerah 10.718.221.842
4.1.03 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 17.399.540.792
4.1.04 Lain-lain PAD yang Sah 148.436.214.876
4.2 PENDAPATAN TRANSFER 1.313.451.539.245
4.2.01 Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat 1.129.436.805.000
4.2.02 Pendapatan Transfer Antar Daerah 184.014.734.245
4.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 8.000.000.000
4.3.01 Pendapatan Hibah 8.000.000.000
Jumlah Pendapatan 1.602.783.129.755

5 BELANJA
5.1 BELANJA OPERASI 1.226.378.682.312
5.1.01 Belanja Pegawai 681.783.516.248
5.1.02 Belanja Barang dan Jasa 453.377.579.260
5.1.04 Belanja Subsidi 1.962.404.000
5.1.05 Belanja Hibah 70.797.932.804
5.1.06 Belanja Bantuan Sosial 18.457.250.000
5.2 BELANJA MODAL 208.796.398.853
5.2.01 Belanja Modal Tanah 4.513.733.600
5.2.02 Belanja Modal Peralatan dan Mesin 63.371.881.553
5.2.03 Belanja Modal Gedung dan Bangunan 59.014.194.100
5.2.04 Belanja Modal Jalan, Jaringan, dan Irigasi 80.935.630.400
5.2.05 Belanja Modal Aset Tetap Lainnya 704.259.200
5.2.06 Belanja Modal Aset Lainnya 256.700.000
5.3 BELANJA TIDAK TERDUGA 7.760.756.803
5.3.01 Belanja Tidak Terduga 7.760.756.803
5.4 BELANJA TRANSFER 180.461.919.384
5.4.01 Belanja Bagi Hasil 11.549.583.484
5.4.02 Belanja Bantuan Keuangan 168.912.335.900
Jumlah Belanja 1.623.397.757.352
Total Surplus/(Defisit) (20.614.627.597)

6 PEMBIAYAAN
6.1 PENERIMAAN PEMBIAYAAN 53.487.820.000
6.1.01 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya 53.487.820.000
Jumlah Penerimaan Pembiayaan 53.487.820.000
6.2 PENGELUARAN PEMBIAYAAN 32.873.192.403
6.2.02 Penyertaan Modal Daerah 32.873.192.403
Jumlah Pengeluaran Pembiayaan 32.873.192.403
Pembiayaan Netto 20.614.627.597
6.3
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Daerah Tahun Berkenaan 0
DAFTAR PUSTAKA

https://kulonprogokab.go.id/v31/detil/10535/perhub-apbd-ta-2023-kabupaten-kulonprogo.
https://kulonprogokab.go.id/v31/detil/10536/perhub-apbd-ta-2023-kabupaten-kulonprogo.

Anda mungkin juga menyukai