A. Pengertian Secara umum, Pengertian APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
adalah suatu daftar/penjelasan secara rinci penerimaan dan pengeluaran negara dalam
jangka waktu tertentu yang umumnya 1 tahun. Sedangkan Pengertian APBD (Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah) adalah perkiraan besarnya rencana pendapatan dan
belanja daerah dalam jangka waktu tertentu dalam masa akan datang yang disusun secara
sistematis dengan prosedur dan bentuk tertentu.
Pembahasan APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara)
Berdasarkan dari UUD 1945 Pasal 23 yang berbunyi bahwa "Anggaran Pendatan dan
Belanja Negara ditetapkan setiap tahun dengan Undang-Undang. Apabila Dewan Perwakilan
Rakyat tidak menyetujui rancangan APBN yang diusulkan oleh presiden maka pemerintah
akan melaksanakan APBN tahun yang lalu.
Adapun langkah-langkah yang mengenai APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara)
adalah sebagai berikut...
a. Perencanaan
b. Pengesahaan RAPBN oleh DPR
c. Pelaksanaan APBN oleh pemerintah
d. Pengawasan dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN oleh pemerintah kepada
DPR.
Berdasarkan dari UU No. 32 Tahun 2004 mengenai pemerintah daerah, dalam pasal 2
menyebutkan bahwa "Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-
daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota yang masing-
masing mempunyai pemerintahan daerah."
Menurut pembagian daerah tersebut berarti APBD di tingkat provinsi yang
ditetapkan secara bersama antara gubernur dengan DPRD tingkat I. APBD yang berada
Perbesar
Suasana saat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno dan Wakil Menteri
Angela Tanoesoedibjo rapat kerja membahas dampak pemotongan anggaran APBN TA 2021 dengan
Komisi X DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (25/3/2021). (Liputan6.com/Angga
Yuniar)
1. Nurjaman Arsyad
Menurut Nurjaman Arsyad, pengertian APBN adalah rencana kerja pemerintah yang akan dilakukan
dalam satu tahun yang dituangkan dalam angka-angka.
2. Revrisond Baswir
Menurut Revrisond Baswir, pengertian APBN adalah rencana keuangan yang mencerminkan pilihan
kebijakan untuk satu periode di masa yang akan datang.
3. John F. Due
Menurut John F. Due, pengertian APBN adalah suatu pernyataan mengenai perkiraan pengeluaran
dan penerimaan negara yang diharapkan akan terjadi dalam suatu periode di masa depan atau yang
akan datang, serta data dari pengeluaran dan penerimaan yang benar-benar terjadi di masa lalu.
4. M. Suparmoko
Menurut M. Suparmoko, pengertian APBN adalah suatu daftar atau pernyataan yang terinci tentang
penerimaan dan pengeluaran negara yang diharapkan dalam jangka waktu tertentu, biasanya dalam
satu tahun.
Pengertian APBN
Perbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat konferensi pers APBN KiTa Edisi Feb 2019 di Jakarta, Rabu
(20/2). Kemenkeu mencatat defisit APBN pada Januari 2019 mencapai Rp45,8 triliun atau 0,28 persen
dari PDB.
APBN merupakan kependekan dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara. Pengertian APBN adalah
bentuk rancangan keuangan tahunan pemerintah Indonesia atas persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR). Lebih rinci, pengertian APBN berisi daftar rencana penerimaan dan pengeluaran keuangan
negara dengan kurun waktu satu tahun.
Bila merujuk pada UU yang mengatur masalah APBN, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara pasal 1 maka pengertian APBN adalah sebuah rencana keuangan tahunan
pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. APBN yang belum mendapat
persetujuan dari DPR memiliki sebutan RAPBN (Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara).
Keberadaan dari pengertian APBN adalah salah satu wujud pengelolaan keuangan milik negara yang
berlaku satu tahun. Pengertian APBN lebih jauh menjelaskan bahwa rancangan ini dilaksanakan secara
terbuka dan penuh pertanggungjawaban untuk memberikan kesejahteraan kepada rakyat sebagai
pemegang kekuasaan tertinggi dalam sistem pemerintahan Indonesia.
Perwujudan dari APBN tersebut tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 dalam pasal 23.
Pengertian APBN pun berkaitan dengan pedoman pengelolaan penerimaan dan belanja negara di level
nasional (seluruh wilayah negara). Sementara fungsi ABPN tercantum dalam UU No. 17 Tahun 2003
pasal 3 ayat 4, sebagai fungsi pengawasan, perencanaan, otorisasi, distribusi, alokasi, dan
stabilisasi.
1. Fungsi Alokasi
Fungsi alokasi adalah salah satu fungsi yang bertujuan untuk membagi proporsionalitas anggaran
dalam melakukan pengalokasian pembangunan dan pemerataan. Dalam fungsi ini, anggaran negara
harus terarah untuk memangkas pengangguran dan inefisiensi dalam sumber daya dan menambah
daya guna perekonomian.
2. Fungsi Distribusi
Fungsi distribusi bertujuan untuk penyaluran dana kepada masyarakat berdasarkan alokasi yang
sudah ditetapkan. Diharapkan, kebijakan dalam anggaran negara harus lebih teliti terhadap rasa
pantas dan keadilan. Fungsi ini berguna untuk mencapai sama rasa dan sama rata antar wilayah dan
daerah.
3. Fungsi Stabilisasi
Fungsi stabilitasi bermakna bahwa anggaran negara berfungsi untuk menjaga keseimbangan antara
masyarakat melalui intervensi guna mencegah inflasi.
4. Fungsi Otoritas
Fungsi otoritas mengandung artian bahwa anggaran negara adalah tonggak atau pokok pelaksanaan
pendapatan dan belanja dalam setiap tahunnya.
5. Fungsi Perencanaan
Perencanaan APBN berfungsi untuk mengalokasikan sumber daya sesuai dengan apa yang sudah
direncanakan setiap tahunnya.
6. Fungsi Regulasi
Fungsi regulasi APBN, digunakan untuk mendorong kebutuhan ekonomi suatu negara, dan bertujuan
jangka panjang untuk meningkatkan kemakmuran rakyat.
Landasan Hukum APBN
Pada struktur perundang-undangan yang ada di negara Indonesia, Undang-Undang Dasar 1945
menjadi dasar hukum tertinggi.
Maka perlu diketahui bahwa semua pengaturan tentang negeara selalu didasarkan dari UUD 1945,
terutama dalam bab VIII Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen IV yang terdapat pada pasal 23
mengatur tentang APBN atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Ayat (1): Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara
ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung
jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Ayat (2): Rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja negara diajukan oleh Presiden
untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan
Perwakilan Daerah.
Ayat (3): “Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui rancangan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara yang diusulkan oleh Presiden, Pemerintah menjalankan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara tahun yang lalu”.
Tujuan dan Peranan APBN
Perbesar
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan APBN tahun 2021, anggaran Rp110 triliun telah
disiapkan pemerintah untuk melanjutkan program perlindungan sosial ratas di Istana Merdeka,
Jakarta, Selasa (29/12/2020). (Biro Pers Sekretariat Presiden/Rusman)
Tujuan APBN
Tujuan APBN memiliki ketetapan yang jelas di dalam UU yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Berbagai tujuan APBN antara lain:
2. Sebagai pedoman penerimaan dan pengeluaran negara dalam melaksanakan tugas kenegaraan agar
dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
7. Menciptakan efisiensi dan keadilan dalam menyediakan barang dan jasa publik melalui proses
yang lebih prioritas.
Peranan APBN
1. Menjaga kestabilan keuangan negara dengan mengatur jumlah uang yang beredar.
2. Membantu meningkatkan perkembangan ekonomi masyarakat yang diketahui dengan besaran nilai
GNP dari tahun ke tahunnya.
3. Membantu alur distribusi pendapatan dengan mengetahui sumber penerimaan dan juga
pemanfaatan belanja pegawai dan belanja barang.
4. Meningkatkan investasi pada masyarakat karena hal tersebut mampu mengembangkan berbagai
industri yang ada di dalam negeri.
5. Meningkatkan lapangan kerja dengan adanya pembangunan proyek negara dan investasi negara.
Sehingga akan mampu membuka lapangan kerja yang baru dan mampu meningkatkan tingkat
kesejahteraan masyarakat.
Modul 1
PEN DAHUL UA N
Kegiatan Belajar 1
PBB merupakan pajak baru yang mulai berlaku pada tanggal 1 Januari
1986 berdasarkan Undang-undang (UU)U No. 12 Tahun 1985 dan terakhir
diubah dengan UU No. 12 Tahun 1994 yang mulai berlaku 1 Januari 1994.
Pajak ini dimaksudkan untuk menggantikan peraturan-peraturan pajak antara
lain:
1. Pajak Rumah Tangga 1908 sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu)
Nomor 19 Tahun 1959 dan melalui UU Nomor 1 Tahun 1961 ditetapkan
menjadi UU.
2. Ordonansi Verponding Indonesia 1923 sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Staatsblad 1931 Nomor 168.
3. Ordonansi Verponding 1928 sebagaimana telah beberapa kali diubah,
terakhir dengan UU Nomor 29 Tahun 1959.
4. Ordonansi Pajak Kekayaan 1932, sebagaimana telah beberapa kali
diubah, terakhir dengan UU Nomor 8 Tahun 1967.
5. Ordonansi Pajak Jalan 1942 sebagaimana telah beberapa kali diubah,
terakhir dengan Rechtspleging Ooorlogsmisdrijven Staatsblad 1946
Nomor 47.
6. UU Darurat Nomor 11 Tahun 1957 tentang Peraturan Umum Pajak
Daerah, Pasal 14 huruf j, k, dan l dan melalui UU Nomor 1 Tahun 1961
ditetapkan menjadi UU.
7. Perpu Nomor 11 Tahun 1959 tentang Pajak Hasil Bumi dan melalui UU
Nomor 1 Tahun 1961 ditetapkan menjadi UU.
C. OBJEK PBB
sebetulnya adalah tanah. Jadi yang menjadi objek PBB adalah tanah dan
tubuh bumi.
Menurut UU Pokok Agraria (UUPA) No. 5 Tahun 1960 Pasal 1 Ayat 2
mengatakan bahwa seluruh bumi, air dan ruang angkasa termasuk kekayaan
alam yang terkandung di dalamnya dalam wilayah Republik Indonesia
sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa adalah bumi, air dan ruang angkasa
bangsa Indonesia dan merupakan kekayaan nasional. Pada tingkatan tertinggi
dikuasai oleh negara sebagai organisasi kekuasaan seluruh rakyat.
Bangunan yang juga dijadikan objek PBB adalah konstruksi teknik yang
ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan atau perairan, yang
diperuntukkan sebagai tempat tinggal atau tempat berusaha atau tempat yang
dapat diusahakan.
Bagaimana penyelesaiannya apabila ada orang lain atau badan memiliki
rumah di atas tanah orang lain sehingga pemilik rumah terpisah dari pemilik
tanah. UU PBB memungkinkan orang yang memiliki rumah di atas tanah
orang lain dikenakan pajak tersendiri terlepas dari pajak yang dikenakan pada
pemilik tanah. Masalah ini menjadi aktual pada masa kini karena sekarang di
kota-kota besar banyak dibangun rumah bertingkat yang masing-masing
tingkat dimiliki oleh orang lain.
Pasal 1 Ayat 2 UU PBB menguraikan lebih lanjut bahwa yang termasuk
dalam pengertian bangunan adalah:
1. jalan lingkungan yang terletak dalam suatu kompleks bangunan seperti
hotel, pabrik dan emplasemennya dan lain-lain yang merupakan satu
kesatuan dengan kompleks bangunan tersebut;
2. kolam renang;
3. pagar mewah;
4. tempat olah raga;
5. cadangan kapal dermaga;
6. taman mewah;
7. tempat penampungan/kilang minyak, air, dan gas;
8. fasilitas lain yang memberikan manfaat;
9. jalan tol.
Di samping objek pajak, ada juga objek yang dikecualikan dari PBB.
Pasal 3 UU PBB menentukan bahwa yang tidak dikenakan pajak adalah:
1. objek (tanah, bangunan dan perairan) yang semata-mata digunakan untuk
melayani kepentingan umum di bidang ibadah, sosial, pendidikan dan
PAJA3233/MODUL 1 1.7
Bila kita cermati bunyi Pasal 3 tersebut, nampak jelas bahwa bumi dan
bangunan yang nyata-nyata digunakan untuk kepentingan umum dan tidak
digunakan untuk mencari keuntungan dibebaskan dari pengenaan PBB. Hal
ini dapat diketahui antara lain dari anggaran dasar dan anggaran rumah
tangga dari yayasan atau badan yang bergerak dalam bidang ibadah, sosial,
kesehatan, pendidikan dan kebudayaan nasional. Termasuk di dalamnya
adalah pesantren, madrasah, tanah wakaf, rumah sakit umum dan hutan
wisata milik negara sesuai Pasal 2 UU Nomor 5 Tahun 1967 tentang
Ketentuan Pokok Kehutanan Negara .
Bagaimana dengan fasilitas umum dan sarana sosial kawasan
industri dan real estate? Kawasan industri dan real estate sesuai dengan
ketentuan harus menyediakan fasilitas umum dan atau sarana sosial yang
dapat dimanfaatkan langsung oleh pemilik atau pengusaha atau pemanfaat
kawasan industri dan real estate, juga dimanfaatkan oleh masyarakat umum.
Sesuai dengan Surat Menteri Keuangan RI kepada Menteri Negara
Perumahan Rakyat No.S-413/MK.04/1987 tanggal 7 April 1987 perihal
pengenaan PBB dalam rangka pembangunan perumahan dan pemukiman,
bahwa tanah dan bangunan yang nyata-nyata dipergunakan untuk sarana
kepentingan umum dan sosial serta tidak dimaksudkan untuk memperoleh
keuntungan adalah objek pajak yang tidak dikenakan pajak.
Untuk memberikan pembebasan sebagai objek pajak tidak kena PBB,
terlebih dahulu harus dilakukan penelitian untuk mendapatkan kepastian
bahwa:
1. tanah dan atau bangunan nyata-nyata telah digunakan sebagai fasilitas
umum dan atau sarana sosial;
1.8 Pajak Bumi dan Bangunan
D. SUBJEK PBB
Subjek PBB adalah orang atau badan yang secara nyata mempunyai hak
atas bumi dan atau bangunan. UU PBB mempunyai jangkauan yang lebih
luas karena juga meliputi orang atau badan yang memperoleh manfaat dari
tanah dan atau bangunan, tanpa memiliki atau mempunyai hak yang sah atas
tanah dan atau bangunan.
Subjek PBB belum tentu merupakan wajib pajak PBB. Subjek pajak
baru merupakan wajib pajak PBB kalau memenuhi syarat-syarat objektif
yaitu mempunyai objek PBB yang dikenakan pajak. Mempunyai objek yang
dikenakan pajak berarti mempunyai hak atas objek yang dikenakan pajak,
memiliki, menguasai atau memperoleh manfaat dari objek kena pajak. Orang
atau badan yang mempunyai hak, memiliki, menguasai atau mendapat
manfaat dari bangunan yang nilai jual kena pajaknya kurang dari
Rp8.000.000,00 tetap merupakan subjek pajak tetapi bukan wajib pajak.
Orang atau badan yang mempunyai hak atas, memiliki, menguasai atau
memperoleh manfaat dari objek yang dibebaskan dari PBB tidak dikenakan
pajak sehingga bukan merupakan wajib pajak tetapi ia tetap merupakan
subjek pajak. Subjek pajak yang dikenakan kewajiban membayar pajak
menjadi wajib pajak menurut UU PBB.
Jika suatu objek pajak berupa tanah dan atau bangunan belum diketahui
dengan pasti siapa yang harus membayar pajaknya, misal karena yang
mempunyai hak atau pemiliknya tidak diketahui, tetapi ada yang menguasai
dan juga ada orang lain yang memperoleh manfaat dari objek itu maka
Direktur Jenderal Pajak (Dirjen Pajak) oleh undang-undang diberi wewenang
untuk menunjuk dan menetapkan subjek pajak.
PAJA3233/MODUL 1 1.9
Bila syarat ini tidak dipenuhi maka dengan sendirinya pembebasan itu tidak
berlaku sehingga wakil diplomatik tersebut akan tetap dikenakan PBB.
LA TIH AN
1) Untuk menjawab soal pada nomor ini sebaiknya Anda cermati materi
tentang Sejarah perkembangan PBB.
2) Untuk menjawab soal pada nomor ini sebaiknya Anda cermati materi
objek PBB.
3) Untuk menjawab soal pada nomor ini sebaiknya Anda cermati materi
subjek PBB.
RA NGK UMA N
Kegiatan Belajar 2
Dalam Pasal 6 Ayat (1) UU PBB ditentukan bahwa yang dijadikan dasar
untuk pengenaan pajak adalah NJOP. Yang dimaksud NJOP adalah harga
rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara wajar dan
bilamana tidak terdapat transaksi jual beli NJOP ditentukan melalui
perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis atau nilai perolehan baru
atau NJOP Pengganti. NJOP meliputi nilai jual permukaan bumi (tanah,
perairan pedalaman serta wilayah Indonesia) beserta kekayaan alam yang
berada di atas maupun di bawahnya, dan atau bangunan yang melekat di
atasnya. NJOP setiap tiga tahun ditetapkan oleh Menteri Keuangan kecuali
untuk daerah tertentu akan ditetapkan setiap tahun. Jangka waktu tiga tahun
ini dianggap wajar karena pada umumnya NJOP tidak begitu cepat
perubahannya kecuali apabila terjadi perubahan kategori atau klasifikasi,
misalnya tanah kebun atau tanah penggembala, menjadi tanah perindustrian
atau tanah pemukiman. Dalam menetapkan nilai jual ini, Menteri Keuangan
mendengar pertimbangan dari Gubernur Provinsi yang bersangkutan. Meski
NJOP ditetapkan tiga tahun sekali, namun Surat Pemberitahuan Pajak
Terutang (SPPT) dikenakan setiap tahun.
Sudah dikatakan sebelumnya bahwa bila tidak terdapat transaksi jual
beli, NJOP ditentukan melalui perbandingan harga dengan objek lain yang
sejenis, atau nilai perolehan baru atau NJOP Pengganti. Adapun yang
dimaksud dengan perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis adalah
suatu pendekatan atau metode penentuan nilai jual suatu objek pajak dengan
cara membandingkan dengan objek pajak lain yang sejenis yang letaknya
berdekatan dan fungsinya sama dan telah diketahui harga jualnya. Sedangkan
yang dimaksud dengan nilai perolehan baru adalah suatu pendekatan atau
metode penentuan nilai jual suatu objek pajak dengan cara menghitung
seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh objek tersebut pada saat
penilaian dilakukan, dikurangi dengan penyusutan berdasarkan kondisi fisik
objek tersebut.
Nilai jual pengganti adalah suatu pendekatan atau metode penentuan
nilai jual suatu objek pajak berdasarkan hasil produksi objek pajak tersebut.
1.14 Pajak Bumi dan Bangunan
1. Klasifikasi
Sebagaimana Anda ketahui bahwa tanah dan bangunan banyak
macamnya sehingga tidak mungkin nilainya disamaratakan. Oleh karena itu
tanah dan bangunan perlu dikategorikan dan diklasifikasikan. Apa yang
dimaksud klasifikasi bumi dan bangunan? Klasifikasi bumi dan bangunan
merupakan pengelompokan bumi dan bangunan menurut nilai jualnya dan
digunakan sebagai pedoman serta untuk memudahkan penghitungan pajak
yang terutang.
Faktor-faktor yang dipakai untuk menentukan klasifikasi bumi adalah:
a. letak tanah/bangunan.
b. peruntukan tanah/bangunan.
c. pemanfaatan.
d. kondisi lingkungan.
e. luas tanah, bumi, bangunan.
f. kesuburan atau hasil tanah/bangunan.
g. adanya irigasi atau tidak.
f. tanah pertokoan/perkantoran;
g. tanah peternakan;
h. tanah empang.
2. Penentuan NJOP
NJOP tanah ditentukan sebesar nilai konversi setiap zona nilai tanah ke
dalam klasifikasi, penggolongan dan ketentuan nilai jual permukaan bumi
(tanah).
Zona Nilai Tanah adalah zona geografis yang terdiri dari sekelompok
objek pajak yang mempunyai satu nilai indikasi rata-rata yang dibatasi oleh
batas penguasaan/pemilikan objek pajak dalam satu satuan wilayah
administrasi pemerintahan desa/kelurahan tanpa terikat pada batas blok.
Adapun nilai indikasi rata-rata adalah nilai pasar wajar rata-rata yang
dapat mewakili nilai tanah dalam suatu zona nilai tanah.
NJOP bangunan ditentukan sebesar nilai konversi biaya pembangunan
baru setiap jenis bangunan setelah dikurangi penyusutan fisik berdasarkan
metode penilaian ke dalam klasifikasi, penggolongan, dan ketentuan nilai jual
bangunan.
Sektor pedesaan dan perkotaan adalah objek PBB yang meliputi kawasan
pertanian, perumahan, perkantoran, pertokoan, industri serta objek khusus
perkotaan.
PAJA3233/MODUL 1 1.17
Besarnya NJOP atas objek pajak sektor pedesaan dan perkotaan adalah:
1) objek pajak berupa tanah adalah sebesar NJOP berupa tanah;
2) objek pajak berupa bangunan adalah sebesar NJOP berupa bangunan.
b. Sektor perkebunan
Sektor perkebunan adalah objek PBB yang meliputi areal pengusahaan
benih, penanaman baru, perluasan, perubahan jenis tanaman,
penganekaragaman jenis tanaman termasuk sarana penunjangnya.
Besarnya NJOP atas objek pajak sektor perkebunan ditentukan
berdasarkan:
1) areal kebun sebesar NJOP berupa tanah ditambah dengan jumlah
investasi tanaman perkebunan sesuai dengan standar investasi menurut
umur tanaman;
2) areal emplasemen dan areal lainnya dalam kawasan perkebunan adalah
sebesar NJOP berupa tanah sekitarnya dengan penyesuaian seperlunya;
3) objek pajak berupa bangunan adalah sebesar NJOP berupa bangunan.
c. Sektor kehutanan
Sektor kehutanan adalah objek PBB yang meliputi areal pengusahaan
hutan dan budi daya hutan.
Hak pengusahaan hutan, hak pengusahaan hasil hutan, izin
pemanfaatan kayu serta izin sah lainnya selain hak pengusahaan hutan
tanaman industri.
Besarnya NJOP atas objek sektor kehutanan atas hak pengusahaan hutan,
hak pengusahaan hasil hutan, izin pemanfaatan kayu serta izin sah lainnya
selain hak pengusahaan hutan tanaman industri ditentukan berdasarkan:
1) areal produktif sebesar 8,5 × hasil bersih setahun sebelum tahun pajak
berjalan;
2) areal belum/tidak produktif emplasemen dan areal lainnya adalah sebesar
NJOP berupa tanah sekitarnya dengan penyesuaian seperlunya;
3) objek pajak berupa bangunan adalah sebesar NJOP berupa bangunan.
1) areal hutan adalah sebesar NJOP berupa tanah ditambah dengan jumlah
biaya pembangunan hutan tanaman industri menurut umur tanaman;
2) areal emplasemen dan areal lainnya dalam kawasan hutan tanaman
industri adalah sebesar NJOP berupa tanah sekitarnya dengan
penyesuaian seperlunya;
3) objek pajak berupa bangunan adalah sebesar NJOP berupa bangunan.
e. Sektor pertambangan
Sektor pertambangan adalah objek PBB yang meliputi areal usaha
penambangan bahan-bahan galian dari semua golongan, yaitu bahan galian
strategis, bahan galian vital, dan bahan galian lainnya.
f. Perikanan
Usaha bidang perikanan adalah semua usaha perorangan atau badan
hukum yang memiliki ijin usaha untuk menangkap atau membudidayakan
sumber daya ikan, termasuk semua jenis ikan dan biola perairan lainnya serta
kegiatan menyimpan, mendinginkan atau mengawetkan ikan untuk tujuan
komersial.
1) Perikanan laut
Besarnya NJOP atas objek pajak usaha bidang perikanan laut
berdasarkan:
a) areal penangkapan ikan adalah sebesar 10 hasil bersih ikan dalam
satu tahun sebelum tahun berjalan;
b) areal pembudidayaan ikan adalah sebesar 8 hasil bersih ikan
dalam satu tahun sebelum tahun pajak berjalan;
c) areal emplasemen dan areal lainnya adalah sebesar NJOP berupa
tanah sekitarnya dengan penyesuaian seperlunya;
d) objek pajak berupa bangunan adalah sebesar NJOP bangunan.
2) Perikanan darat
Besarnya NJOP atas objek pajak usaha bidang perikanan darat
berdasarkan:
a) areal pembudidayaan ikan adalah sebesar NJOP berupa tanah di
sekitarnya dengan penyesuaian seperlunya ditambah standar biaya
investasi tambak menurut jenisnya;
b) areal emplasemen dan areal lainnya adalah sebesar NJOP berupa
tanah di sekitarnya dengan penyesuaian seperlunya;
c) objek pajak berupa bangunan adalah sebesar NJOP bangunan.
1) jalan tol;
2) pelabuhan laut/sungai/udara;
3) lapangan golf;
4) industri semen pupuk;
5) PLTA, PLTU, dan PLTD;
6) pertambangan.
7) tempat Rekreasi.
Ketentuan NJKP sebesar 40% untuk objek pajak perumahan, yang wajib
pajaknya perseorangan dengan NJOP atas bumi dan bangunan sama atau
lebih besar dari Rp1.000.000.000,00 tidak berlaku untuk objek pajak yang
dimiliki, dikuasai atau dimanfaatkan oleh PNS, anggota ABRI dan para
pensiunan termasuk janda dan duda, yang penghasilannya semata-mata
berasal dari gaji atau uang pensiun karena tergolong kurang mampu. Oleh
karena itu, apabila mereka memiliki, menguasai atau memanfaatkan objek
PBB maka NJKP ditetapkan sebesar 20% sepanjang penghasilannya semata-
mata dari gaji atau uang pensiun.
Untuk memudahkan Anda memahami NJKP dari masing-masing PP
yang pernah ada, perhatikanlah tabel berikut ini.
Tabel 1.1
b. Seorang wajib pajak mempunyai dua objek pajak berupa bumi dan
bangunan masing-masing di desa G dan di desa P dengan nilai sebagai
berikut.
1) Desa G:
NJOP Bumi Rp 9.000.000,00
NJOP Bangunan Rp 6.000.000,00
NJOP untuk penghitungan pajak :
NJOP Bumi Rp 9.000.000,00
NJOP Bangunan Rp 6.000.000,00
NJOP sebagai dasar pengenaan pajak Rp15.000.000,00
NJOPTKP Rp 8.000.000,00
NJOP untuk penghitungan pajak Rp 7.000.000,00
2) Desa P
NJOP Bumi Rp4.500.000,00
NJOP Bangunan Rp3.500.000,00
NJOP untuk penghitungan pajak :
NJOP Bumi Rp4.500.000,00
NJOP Bangunan Rp3.500.000,00
NJOP sebagai dasar pengenaan pajak Rp8.000.000,00
NJOPTKP Rp 0,00
NJOP untuk penghitungan pajak Rp8.000.000,00
Untuk objek pajak di desa P tidak diberikan NJOPTKP sebesar
Rp8.000.000,00 karena NJOPTKP telah diberikan untuk objek pajak yang
berada di desa G.
c. Seorang wajib pajak mempunyai dua objek berupa bumi dan bangunan
pada satu desa F dengan nilai sebagai berikut.
1) Objek 1
NJOP bumi Rp3.000.000,00
NJOP Bangunan Rp3.000.000,00
NJOP untuk penghitungan pajak
NJOP Bumi Rp3.000.000,00
NJOP Bangunan Rp3.000.000,00
NJOP sebagi dasar pengenaan pajak Rp6.000.000,00
NJOPTKP Rp8.000.000,00
Karena NJOP berada di bawah NJOPTKP maka objek pajak tersebut
tidak dikenakan PBB.
b. NJOP Bumi Rp4.000.000,00
1.28 Pajak Bumi dan Bangunan
Contoh tersebut adalah pengenaan pajak atas rumah mewah yang banyak
dimiliki oleh orang kaya. Bilamana mengenai pabrik yang terdiri dari
gedung, rumah karyawan, jalan dalam kompleks pabrik, penghitungan pajak
harus diperinci. Hal ini sering sampai pada suatu jumlah yang sangat besar
sehingga pada akhirnya pembayaran PBB dirasa sangat berat oleh badan
yang bersangkutan.
Besarnya pajak dihitung oleh Ditjen Pajak berdasarkan data yang
diberikan oleh wajib pajak dalam Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP).
Jika data yang diberikan oleh wajib pajak tidak benar atau tidak sesuai
dengan keadaan sebenarnya maka menjadi masalah apakah mesin-mesin
pabrik yang ditanam secara melekat pada tanah juga dianggap merupakan
bagian dari tanah sehingga nilai jualnya harus juga dimasukkan dalam nilai
tanah atau nilai bangunan.
Bila mendasarkan pada definisi bangunan dalam Pasal 1 Ayat (2) maka
dapat diambil kesimpulan bahwa mesin-mesin tersebut termasuk harta tidak
bergerak, kecuali jika UU mengecualikan hal itu.
Saat terutangnya PBB tidak ditetapkan secara pasti oleh UU. Ada dua
teori yang dapat diterapkan untuk mengetahui saat terutangnya pajak, yaitu
ajaran materiil dan ajaran formal.
Menurut ajaran materiil utang pajak timbul pada saat dipenuhi
Tatbestand yaitu pada tanggal 1 Januari dari tahun pajak yang bersangkutan
yaitu saat yang menentukan walaupun belum dikeluarkan SPPT oleh Ditjen
Pajak. Sedang menurut ajaran formal, utang PBB baru timbul pada saat
dikeluarkan SPPT atau Surat Ketetapan Pajak (SKP). Dalam Pasal 11 Ayat
1.30 Pajak Bumi dan Bangunan
(1) menentukan bahwa pajak yang terutang berdasarkan SPPT harus dilunasi
selambat-lambatnya 6 bulan sejak tanggal diterimanya SPPT, sedangkan
pajak yang terutang berdasarkan SKP harus dilunasi paling lambat 1 bulan
sejak tanggal diterimanya SKP.
Jadi, berdasarkan dua ketentuan tersebut yang paling tepat diterapkan
adalah ajaran formal. Selama belum ada SPPT atau SKP belum akan ada
penagihan dan utang pajak baru timbul setelah ada SPPT dan SKP.
Saat yang menentukan pajak yang terutang adalah menurut keadaan
objek pajak pada tanggal 1 Januari. Keadaan objek pajak pada tanggal
tersebut merupakan saat yang menentukan pajak yang terutang. Coba
perhatikan contoh berikut!
1. Objek pajak pada tanggal 1 Januari 2004 berupa tanah dan bangunan.
Pada tanggal 10 Januari 2004 bangunannya roboh karena gempa maka
pajak yang terutang tetap berdasarkan keadaan objek pajak pada tanggal
1 Januari 2004, yaitu keadaan sebelum bangunan tersebut roboh.
2. Objek pajak pada tanggal 1 Januari 2005 berupa sebidang tanah tanpa
bangunan di atasnya. Pada tanggal 10 Agustus 2005 dilakukan
pendataan, ternyata di atas tanah tersebut telah berdiri suatu bangunan
maka pajak yang terutang untuk tahun 2005 tetap dikenakan pajak
berdasarkan keadaan pada tanggal 1 Januari 2005. Sedangkan
bangunannya baru akan dikenakan pajak pada Tahun 2006.
LA TIH AN
1) Untuk menjawab soal pada nomor satu, coba Anda cermati materi yang
membahas NJOP.
2) Untuk menjawab soal pada nomor dua, coba Anda cermati materi
klasifikasi.
3) Untuk menjawab soal pada nomor tiga, coba Anda cermati penentuan
NJOP.
C. Rp8.000.000,00
D. Rp12.000.000,00
Tes Formatif 1
1) Ketiga pilihan jawaban benar semua; jawaban D yang benar.
2) Permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada di bawahnya. Jawaban yang
benar A.
3) Termasuk pengertian bangunan, ketiga pilihan jawaban benar semua.
Jawaban yang benar D.
4) Ketiga pilihan jawaban benar semua sehingga jawaban yang benar D.
5) Yang termasuk subjek pajak PBB adalah orang atau badan yang secara
nyata mempunyai hak atas bumi dan atau bangunan serta orang atau
badan yang memperoleh manfaat dari tanah dan atau bangunan tanpa
membeli atau mempunyai hak yang sah atas tanah dan atau bangunan.
Jawaban yang benar adalah A.
Tes Formatif 2
1) Besarnya NJKP untuk objek pajak perkebunan, kehutanan, dan
pertambangan adalah 40% dari NJOP. Jawaban yang benar adalah C.
2) NJOPTKP menurut Kep. Menkeu No. 201/2000 adalah
Rp12.000.000,00. Jawaban yang benar adalah D.
3) Tarif PBB 0,5% merupakan flat rate. Jawaban yang benar adalah A.
4) Ketiga pilihan jawaban benar semua. Jawaban yang benar adalah D.
5) Ketiga pilihan jawaban benar semua. Jawaban yang benar adalah D.
PAJA3233/MODUL 1 1.35
Daftar Pustaka
Lampiran
Nilai Jual
Penggolongan
Permukaan Bumi
Klas Nilai Jual Permukaan Bumi (Tanah)
(Tanah)
(Rp/M2)
(Rp/M2)
1 2 3
29. > 18.950.000 s/d 20.140.000 19.545.000
30. > 17.800.000 s/d 18.950.000 18.375.000
31. > 16.690.000 s/d 17.800.000 17.245.000
32. > 15.620.000 s/d 16.690.000 16.155.000
33. > 14,590.000 s/d 15.620.000 15.105.000
34. > 13.600.000 s/d 14.590.000 14.095.000
35. > 12.650.000 s/d 13.600.000 13.125.000
36. > 11.740.000 s/d 12.650.000 12.195.000
37. > 10.870.000 s/d 11.740.000 11.305.000
38. > 10.040.000 s/d 10.870.000 10.455.000
39. > 9.250.000 s/d 10.040.000 9.645.000
40. > 8.500.000 s/d 9.250.000 8.875.000
41. > 7.790.000 s/d 8.500.000 8.145.000
42. > 7.120.000 s/d 7.790.000 7.455.000
43. > 6.490.000 s/d 7.120.000 6.805.000
44. > 5.900.000 s/d 6.490.000 6.195.000
45. > 5.350.000 s/d 5.900.000 5.625.000
46. > 4.840.000 s/d 5.350.000 5.095.000
47. > 4.370.000 s/d 4.840.000 4.605.000
48. > 3.940.000 s/d 4.370.000 4.155.000
49. > 3.550.000 s/d 3.940.000 3.745.000
50. > 3.200.000 s/d 3.550.000 3.375.000
1.40 Pajak Bumi dan Bangunan
Nilai Jual
Penggolongan
Permukaan Bumi
Klas Nilai Jual Permukaan Bumi (Tanah)
(Tanah)
(Rp/M2)
(Rp/M2)
1 2 3
1. > 1.034.000 s/d 1.366.000 1.200.000
2. > 902.000 s/d 1.034.000 968.000
3. > 744.000 s/d 902.000 823.000
4. > 656.000 s/d 744.000 700.000
5. > 534.000 s/d 656.000 595.000
6. > 476.000 s/d 534.000 505.000
7. > 382.000 s/d 476.000 429.000
8. > 348.000 s/d 382.000 365.000
9. > 272.000 s/d 348.000 310.000
10. > 256.000 s/d 272.000 264.000
11. > 194.000 s/d 256.000 225.000
12. > 188.000 s/d 194.000 191.000
13. > 136.000 s/d 188.000 162.000
14. > 128.000 s/d 136.000 132.000
15. > 104.000 s/d 128.000 116.000
16. > 92.000 s/d 104.000 98.000
17. > 74.000 s/d 92.000 83.000
18. > 68.000 s/d 74.000 71.000
19. > 52.000 s/d 68.000 60.000
20. <= 52.000 50.000
PAJA3233/MODUL 1 1.41
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesarbesarnya kemakmuran rakyat.
Pembayaran pajak merupakan perwujudan dari kewajiban kenegaraan dan peran serta Wajib
Pajak untuk secara langsung dan bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan untuk
pembiayaan negara dan pembangunan nasional. Sesuai falsafah undang-undang perpajakan,
membayar pajak bukan hanya merupakan kewajiban, tetapi merupakan hak dari setiap warga
Negara untuk ikut berpartisipasi dalam bentuk peran serta terhadap pembiayaan negara dan
pembangunan nasional.
Tanggung jawab atas kewajiban pembayaran pajak, sebagai pencerminan kewajiban kenegaran
di bidang perpajakan berada pada anggota masyarakat sendiri untuk memenuhi kewajiban
tersebut. Hal tersebut sesuai dengan sistem self assessment yang dianut dalam Sistem
Perpajakan Indonesia.
Pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak, sesuai dengan fungsinya berkewajiban
melakukan pembinaan/penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan. Dalam melaksanakan
fungsinya tersebut, Direktorat Jenderal Pajak berusaha sebaik mungkin memberikan pelayanan
kepada masyarakat sesuai visi dan misi Direktorat Jenderal Pajak
Jenis-jenis Pajak
Setelah mengetahui apa yang dimaksud dengan pajak beserta manfaatnya, Taxmates perlu
tahu jenis-jenis pajak yang wajib dibayarkan. Pajak memiliki beberapa jenis yang dapat
didasarkan oleh lembaga pemungut pajak juga sifatnya. Jenis pajak berdasarkan lembaga
pemungutnya, terbagi menjadi dua:
1. Pajak Pusat adalah pajak yang dipungut oleh negara atau pemerintah pusat. Sebagian besar
dari pajak pusat dikelola oleh Direktorat Jenderal Pusat (DJP) - Kementerian Keuangan. Pajak
Pusat meliputi :
2. Pajak Daerah adalah pajak yang pemungutannya dilakukan oleh Pemerintah Daerah di tingkat
Provinsi dan Kabupaten/Kota. Pajak daerah meliputi :
• Pajak Kendaraan Bermotor
• Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
• Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
• Pajak Air Permukaan
• Pajak Rokok
• Pajak Kabupaten yang terdiri dari:
• Pajak Hotel
• Pajak Restoran
• Pajak Hiburan
• Pajak Reklame
• Pajak Penerangan Jalan
• Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
• Pajak Parkir
• Pajak Air Tanah
• Pajak Sarang Burung Walet
• Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan
• Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan
Sementara itu, berdasarkan sifatnya, jenis pajak dibagi menjadi dua, yakni:
1. Pajak Langsung.
Pajak yang dikenakan pada wajib pajak secara berkala baik perorangan maupun badan usaha.
Pajak yang diberikan oleh wajib pajak bila melakukan peristiwa atau perbuatan tertentu.
Kerja sama internasional adalah bentuk hubungan yang dilakukan oleh suatu negara
dengan negara lain yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan rakyat dan untuk
kepentingan negara-negara di dunia. Kerja sama internasional, yang meliputi kerja sama di
bidang politik, sosial, pertahanan keamanan, kebudayaan, dan ekonomi, berpedoman pada
politik luar negeri masing-masing.
Berdasarkan bentuknya, kerja sama ekonomi internasional terbagi dalam 4 (empat) macam,
yaitu sebagai berikut :
Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja sama ini
biasanya dalam bentuk hubungan diplomatik, perdagangan, pendidikan, dan kebudayaan.
Contoh: kerja sama ekonomi antara Indonesia dengan Malaysia, Indonesia dengan Cina, dan
sebagainya.
Kerja sama regional adalah kerja sama yang dilakukan oleh beberapa negara dalam suatu
kawasan atau wilayah. Kerja sama ini biasanya dilakukan karena adanya kepentingan
bersama baik dalam bidang politik, ekonomi, dan pertahanan. Contoh: kerja sama ekonomi
antara negara-negara di kawasan Asia Tenggara (ASEAN), antara negara-negara di kawasan
Eropa (MEE), antara negara-negara di kawasan Asia Pasifik (APEC), dan sebagainya.
Kerja sama ekonomi antarregional yaitu kerja sama ekonomi di antara dua kelompok kerja
sama ekonomi regional. Contoh: kerja sama antara MEE dengan ASEAN.
Albertus prihayudi p
MGMP EKONOMI KELAS XI IPS
PENGANTAR MATERI KERJASAMA INTERNASIONAL
Kerja sama internasional adalah kerja sama antara negara-negara diseluruh dunia.
Albertus prihayudi p
MGMP EKONOMI KELAS XI IPS
PENGANTAR MATERI KERJASAMA INTERNASIONAL
Kerja sama yang dilakukan oleh setiap bangsa dapat meliputi berbagai bidang, antara lain
sebagai berikut:
1. Bidang ideologi, yang perlu dilakukan yaitu saling menghormati dan tidak
salingmempengaruhi.
2. Bidang politik, yakni saling menghormati sesuai dengan kepribadian bangsanya.
3. Bidang ekonomi, akan terjadi hubungan perdagangan ekspor dan impor.
4. Bidang sosial budaya, dapat bekerja sama dalam mengatasi masalah
pengaruhbudaya.
5. Bidang hankam, dilakukan dengan mengadakan latihan perang bersama.
Manfaat hubungan internasional dilihat dari berbagai bidang antara lain adalah :
Albertus prihayudi p
MGMP EKONOMI KELAS XI IPS
PENGANTAR MATERI KERJASAMA INTERNASIONAL
Kerja sama ekonomi yang telah dilakukan oleh bangsa Indonesia, baik yang sifatnya
regional maupun internasional, tentunya akan memberikan dampak bagi perekonomian
Indonesia. Berikut ini dampak dari kerja sama ekonomi antarnegara:
A. Dampak positif
Albertus prihayudi p
MGMP EKONOMI KELAS XI IPS
PENGANTAR MATERI KERJASAMA INTERNASIONAL
B. Dampak Negatif
• Ketergantungan dengan Negara Lain. Banyaknya pinjaman modal dari luar negeri
daspat membuat Indonesia selalu tergantung pada bantuan negara lain. Hal ini akan
menyebabkan Indonesia tidak dapat menggembangkan pembangunan yang lebih
baik.
• Intervensi Asing Terhadap Kebijakan Ekonomi Indonesia. Sikap ketergantungan
yang semakin dalam pada negara lain, dapat menyebabkan negara lain berpeluang
melakukan campur tangan pada kebijakan-kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh
pemerintah Indonesia. Jika kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah mendapat
campur tangan negara lain, hal ini dapat merugikan rakyat.
• Masuknya Tenaga Asing ke Indonesia. Alih teknologi yang timbul dari kerja sama
ekonomi antarnegara memberi peluang masuknya tenaga kerja asing ke Indonesia.
Jika hal ini terjadi tenaga kerja Indonesia menjadi tersingkir dan dampaknya terjadi
banyaknya pengangguran.
• Mendorong Masyarakat Hidup Konsumtif .Barang-barang impor yang masuk ke
Indonesia mendorong masyarakat untuk mencoba dan memakai produk-produk
impor. Hal ini akan mendorong munculnya pola hidup konsumtif.
Pemerintah Australia dan Indonesia hari Senin menandatangani proyek kerjasama untuk
mencegah masalah perdagangan manusia di kawasan Asia Tenggara.
Proyek ini menitikberatkan pemberian bantuan pada aparat hukum Indonesia dalam
menangani kejahatan perdagangan manusia.
Kerjasama Indonesia – Thailand
Pemerintah Indonesia dan Thailand sepakat meningkatkan kerja sama di bidang pertanian,
terutama alih teknologi informasi dan teknologi, perdagangan, pelatihan, teknik dan
penelitian dalam bidang pertanian.
Kerjasama Indonesia – Malaysia
Albertus prihayudi p
MGMP EKONOMI KELAS XI IPS
PENGANTAR MATERI KERJASAMA INTERNASIONAL
perdagangan, investasi dan energi, termasuk kerjasama sub regional melibatkan kerjasama
dalam kerangka segitiga pertumbuhan Indonesia-Malaysia-Singapura dan Indonesia-
Malaysia-Thailand (IMS dan IMT-GT).
Di masa datang, kerjasama bidang perdagangan, investasi dan energi diharapkan bisa lebih
berkembang lagi sekaligus meningkatkan perekonomian kedua negara serta membuka
lapangan kerja yang memang dibutuhkan untuk mengurangi pengangguran yang terus
meningkat dewasa ini.
Kerjasama Militer Indonesia-Amerika Serikat
Badan kerja sama ekonomi regional antara lain kerja sama Negara kawasan Eropa (EEC) dan
negara-negara kawasan Asia Tenggara (ASEAN).
EEC atau MEE adalah suatu kerja sama antara negara-negara Eropa untuk
menciptakan keselarasan anggota-anggotanya dalam hal ekonomi, sosial, dan kestabilan
politik di Eropa. EEC didirikan pada tanggal 1 Januari 1958 oleh Sembilan negara dengan
tujuan untuk bekerja ke arah pengembangan aktivitas ekonomi yang serasi, ekspansi
berkesinambungan dan seimbang, pemantapan stabilitas, memacu peningkatan standar
kehidupan, dan ikatan lebih erat di antara sesame anggotanya.
Albertus prihayudi p
MGMP EKONOMI KELAS XI IPS
PENGANTAR MATERI KERJASAMA INTERNASIONAL
ASEAN atau persatuan negara-negara Asia Tenggara merupakan suatu kerja sama
negara-negara untuk kestabilan politik, ekonomi, dan sosial budaya. ASEAN didirikan pada
tanggal 8 Agustus 1967 dengan ditandatanganinya Deklarasi Bangkok.
Kerja sama ekonomi internasional antara lain terdiri atas badanbadan dunia dalam
wadah organisasi PBB. Badan-badan tersebut di antaranya sebagai berikut.
Badan ini lahir pada tanggal 27 Desember 1945 setelah diadakan Konferensi di
Bretton Woods, Amerika. Dengan maksud untuk melancarkan kembali moneter
internasional yang meliputi penetapan kurs devisa, pemeliharaan kurs devisa, membantu
negara anggota dalam menghadapi kesulitan neraca pembayaran, memberi saran
pencegahan inflasi, dan sebagainya.
Albertus prihayudi p
MGMP EKONOMI KELAS XI IPS
PENGANTAR MATERI KERJASAMA INTERNASIONAL
b. IBRD (International Bank for Reconstruction and Development) atau Bank Dunia (World
Bank)
IBRD atau Bank Dunia didirikan pada tanggal 27 Desember 1945 dengan tujuan
untuk membantu pembiayaan usahausaha pembangunan dan perkembangan negara-
negara anggotanya dengan memudahkan penanaman modal untuk tujuan yang produktif.
Jadi, IBRD bertugas untuk menangani masalah investasi internasional.
GATT atau persetujuan umum tentang tarif dan perdagangan didirikan atas dasar perjanjian
di Jenewa, Swiss dengan maksud untuk mengurangi atau menghilangkan rintangan-
rintangan perdagangan internasional, khususnya tarif dan bea cukai tinggi yang
menghambat ekspor impor antarnegara.
a. asas The Most Favourite Nation atau nondiskriminasi, artinya setiap fasilitas
(terutama keringanan bea masuk bagi barang tertentu) yang diberikan
kepada suatu Negara anggota harus diberikan pula kepada semua Negara
anggota GATT lainnya, dan
b. asas resiprositas (saling menguntungkan), artinya apabila suatu negara
mendapat keringanan dari negara anggota lain, sebagai imbalannya negara
tersebut juga harus memberikan keringanan kepada negara anggota lainnya.
Albertus prihayudi p
MGMP EKONOMI KELAS XI IPS
PENGANTAR MATERI KERJASAMA INTERNASIONAL
ILO atau organisasi buruh sedunia yang didirikan 11 April 1919 dengan tujuan untuk
menciptakan perdamaian melalui keadilan sosial, perbaikan nasib buruh, stabilitas ekonomi,
sosial dan menyusun hukum perburuhan.
IFC atau Badan Keuangan Internasional didirikan pada tanggal 24 Juli 1956. Badan ini
memberikan pinjaman kepada pengusaha swasta dan membantu mengalihkan investasi luar
negeri ke negara-negara sedang berkembang. Jadi, IFC bertugas memupuk perkembangan
ekonomi di negara-negara anggota, melalui pemberian kredit jangka panjang kepada
pengusaha swasta dan pemerintah tanpa jaminan.
UNCTAD atau konferensi PBB tentang perdagangan dan pembangunan didirikan dengan
maksud mengusahakan kemajuan perdagangan dunia dan mengatur komoditi, hasil industri,
pengalihan teknologi, perkapalan, dan lain-lain. Selain itu juga menyalurkan serta
melancarkan perundingan internasional mengenai ekspor impor antara negara industry
dengan negara yang sedang berkembang, atau sering disebut ‘Dialog Utara Selatan’.
IDA atau Perhimpunan Pembangunan Internasional didirikan tahun 1960 di Washington DC,
Amerika Serikat. IDA bertujuan untuk mendorong kemajuan ekonomi negaranegara yang
sedang berkembang dan memberi pinjaman dengan syarat yang ringan.
FAO atau organisasi pangan dan pertanian ini didirikan tanggal 16 Oktober 1945 dengan
tujuan untuk memajukan pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan, pengairan, sistem
bercocok tanam, dan lain-lain.
UNDP atau program pengembangan PBB merupakan suatu badan yang memberikan
sumbangan untuk membiayai survei jalan di Indonesia, dan menangani program pengalihan
teknologi.
UNIDO atau organisasi pengembangan industri PBB didirikan dengan tujuan untuk
pengembangan industry seperti pembukaan lapangan baru di bidang industri, perbaikan
sistem industri yang masih ada, dan lain-lain.
Albertus prihayudi p
MGMP EKONOMI KELAS XI IPS
PENGANTAR MATERI KERJASAMA INTERNASIONAL
ADB atau Bank Pembangunan Asia didirikan dengan tujuan meminjamkan dana dan
memberikan bantuan teknik kepada negara-negara yang sedang berkembang.
CGI didirikan pada bulan Maret tahun 1992. CGI merupakan kelompok beberapa negara
yang memberi bantuan kepada Indonesia sebagai pengganti IGGI tanpa Belanda di
dalamnya.
APEC didirikan pada bulan November 1989, merupakan gabungan negara-negara Asia Pasifik
Selatan (negara sedang berkembang) dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan
keadaan ekonomi negara anggotanya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka kerja sama APEC dewasa ini mencakup 3 (tiga)
program kegiatan utama yang dapat diuraikan sebagai berikut.
OPEC atau organisasi negara-negara pengekspor minyak didirikan pada tahun 1960, dengan
tujuan:
Albertus prihayudi p
MGMP EKONOMI KELAS XI IPS
PENGANTAR MATERI KERJASAMA INTERNASIONAL
OECD atau kerja sama ekonomi antarnegara berkembang, didirikan dengan maksud untuk
memperjuangkan kestabilan ekonomi anggota-anggotanya dan membantu negara-negara
berkembang.
r. AFTA (Asean Free Trade Area) atau Kawasan Perdagangan Bebas Asia Tenggara
Badan atau asosiasi perdagangan bebas Eropa ini bertujuan untuk bekerja sama dalam
perdagangan dan pajak untuk barang-barang industri.
NAFTA atau persetujuan perdagangan bebas Amerika Utara ini didirikan untuk memajukan
dan meningkatkan perdagangan di kawasan Amerika Utara. Perjanjian perdagangan bebas
tersebut dilakukan dengan cara menghilangkan atau mengurangi hambatan-hambatan di
bidang perdagangan, baik dalam bentuk hambatan tariff maupun nontarif.
IDB atau Bank Pembangunan Islam ini didirikan pada tanggal 23 April 1975, dengan tugas
utama untuk membantu negaranegara anggota, yaitu negara-negara Islam dalam
meningkatkan pembangunan di bidang ekonomi dan sosial. Iuran dan setonan anggota IDB
dinyatakan dalam satuah ID (Islamic Dinar).
Kerja sama ASEM ini berdiri tahun 1996, oleh 25 negara. ASEM merupakan forum kerja
sama negara Asia dan Eropa untuk memelihara perdamaian secara global, stabilitas, dan
kemakmuran yang bertujuan untuk memajukan kegiatan perdagangan dan investasi lebih
besar antara dua kawasan dengan melihat liberalisasi perdagangan dan investasi serta
fasilitasi di antara negara anggota.
Referensi :
http://lestariyunita10.blogspot.co.id/2013/11/ekonomi-kelas-xi-bab-4-perekonomian.html
http://www.ssbelajar.net/2012/03/kerjasama-internasional.html
https://damaruta.blogspot.co.id/2014/10/kerjasama-internasional.html
Albertus prihayudi p
KERJASAMA BENTUK- LEMBAGA
SECTION BREAK
EKONOMI
INTERNASIO
MANFAAT DAMPAK BENTUK
KERJASAMA
KERJASAMA
“ Kerjasama ekonomi
internasional adalah
kerjasama yang
menunjukkan hubungan
antar negara dalam
bidang ekonomi dengan
dasar kepentingan tertentu
untuk dapat meningkatkan
kesejahteraan ekonomi,
pertumbuhan ekonomi, dan
peningkatan struktur
kegiatan ekonomi nasional “.
KERJASAMA BENTUK- LEMBAGA
SECTION BREAK
EKONOMI
INTERNASIO
MANFAAT DAMPAK BENTUK
KERJASAMA
KERJASAMA
1 Meningkatkan
Perekonomian Antar Negara
2 Meningkatkan
Hidup
Taraf
MANFAAT
KERJASAMA
EKONOMI
INTERNA
3 Saling Mengisi Kekurangan
dan Kebutuhan Dibidang
Ekonomi
4 Mempererat
Persahabatan
Antar Negara
-SIONAL
5 Memperluas Pasar
Hasil Produksi
6 Meningkatkan
Devisa
Negara
KERJASAMA BENTUK- LEMBAGA
SECTION BREAK
EKONOMI
INTERNASIO
MANFAAT DAMPAK BENTUK
KERJASAMA
KERJASAMA
POSITIF
1. Semakin Lancarnya Perdagangan Internasional
Maupun Regional
DAMPAK 2. Adanya Kestabilan Harga, Permintaan Dan Pena
waran
KERJASAMA 3. Mengatasi Berbagai Permasalahan Ekonomi Bers
EKONOMI ama
INTERNA 4. Memperkuat Posisi Perdagangan Suatu Negara D
engan Ditandainya Meningkatnya Ekspor
-SIONAL 5. Mengatasi Persaingan Internasional Yang Tidak
Sehat
6. Meningkatnya Daya Saing
7. Meningkatkan Perekonomian Dalam Negeri
8. Meningkatkan Pendapatan Negara, Terutama De
visa
KERJASAMA BENTUK- LEMBAGA
SECTION BREAK
EKONOMI
INTERNASIO
MANFAAT DAMPAK BENTUK
KERJASAMA
KERJASAMA
BENTUK-
BENTUK
KERJASAMA
EKONOMI INT
ERNASIONAL
1. Kerjasama Ekonomi
Bilateral
2. Kerjasama Ekonomi
Regional
3. Kerjasama Ekonomi
Multilateral
4. Kerjasama Ekonomi
Antarregional
KERJASAMA BENTUK- LEMBAGA
SECTION BREAK
EKONOMI
INTERNASIO
MANFAAT DAMPAK BENTUK
KERJASAMA
KERJASAMA
AFTA APEC
(ASEAN Free Trade Area) (Asia Pasific Economic Cooperation)
LEMBAGA
ASEAN
(Association of South East Asia
KERJASAMA
Nations) EKONOMI EEC
INTERNASIONAL (European Economic Community)
NAFTA
(North America Free Trade Area) Colombo Plan
REGIONAL
KERJASAMA BENTUK- LEMBAGA
SECTION BREAK
EKONOMI
INTERNASIO
MANFAAT DAMPAK BENTUK
KERJASAMA
KERJASAMA
AFTA APEC
(ASEAN Free Trade Area) (Asia Pasific Economic Cooperation)
LEMBAGA
ASEAN
(Association of South East Asia
KERJASAMA
Nations) EKONOMI EEC
INTERNASIONAL (European Economic Community)
NAFTA
(North America Free Trade Area) Colombo Plan
INTER
NASIONAL
KERJASAMA BENTUK- LEMBAGA
SECTION BREAK
EKONOMI
INTERNASIO
MANFAAT DAMPAK BENTUK
KERJASAMA
KERJASAMA
lengkap. Akan tetapi teori persamaan dasar akuntansi ini merupakan hal yang penting
Umumnya Anda sebagai pebisnis ataupun seorang akuntan harus mengerti bagaimana
Di mana persamaan dasar akuntansi adalah hal yang diperlukan oleh sebuah
keuangan perusahaan.
Dalam akuntansi mengenal debit dan kredit di setiap transaksi yang terjadi. Maka
pengenalan akan hal ini perlu dikuasai agar prinsip keseimbangan dapat terealisasikan.
Kekayaan atau aktiva adalah assets atau bisa disebut juga dengan harta yang dimiliki
perusahaan, dan hak atas harta tersebut disebut hak atas kekayaan (equality).
Hubungan antara harta dengan hak atas kekayaan dapat dinyatakan dengan persamaan
sebagai berikut:
Secara teori, hak atas kekayaan terbagi menjadi dua berdasarkan asal usulnya yaitu hak
yang berasal dari kreditur dan hak yang berasal dari pemilik perusahaan.
Hak dari kreditur atas kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan merupakan hutang
perusahaan, sedangkan hak dari pemilik perusahaan itu sendiri disebut sebagai modal.
Sehingga perubahan ini berdampak atas setiap transaksi yang telah dilakukan
sebelumnya, selain itu persamaan dasar akuntansi ini memberikan manfaat dalam
mengetahui berapa harta yang telah terpakai atau dibelanjakan dalam satu periode
akuntansi.
pada laporan perusahaan, sehingga pengeluaran dan pemasukan yang tercatat dapat
Akuntansi?
Dengan memahami persamaan dasar akuntansi, tentunya juga memiliki komponen yang
1. Akun Aset
Pada komponen aset merupakan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan yang
berguna untuk di masa depan, adapun bentuk persamaan dasar akuntansi pada akun
aset yaitu bersifat seperti aset lancar, aset tetap, dan aset tidak berwujud. Sehingga
• Komponen aset lancar adalah kas, piutang, dan biaya dibayar di muka.
Biasanya istilah kewajiban ini biasa disebut sebagai liabilitas atau utang yang memiliki
sejumlah dana atas hasil pinjaman dari pihak lain atau kreditur. Sehingga utang ini harus
Bentuk persamaan dasar akuntansi di dalam akun kewajiban merupakan utang, dimana
tersebut di kemudian hari. Adapun komponen pada utang tersebut dibagi dua yaitu :
• Komponen utang dagang adalah utang bank, utang gaji, utang pajak.
Dalam ekuitas adalah bagian dari aset perusahaan yang biasanya dipegang oleh pemilik
saham atau pihak ketiga. Sehingga kepemilikan ini bisa meningkatkan ekuitas atau
Di mana akun prive ini merupakan dana yang ditarik oleh pemilik saham dari perusahaan,
selain itu adanya peningkatan ekuitas ini dapat meningkatkan akun pendapatan.
Sementara pada sisi penurunan ekuitas akan berpengaruh pada biaya perusahaan,
maka dari itu komponen ekuitas ini dapat dibagi ke dalam bentuk persamaan dasar
akuntansi seperti prive, modal, saham biasa, laba ditahan, dan modal disetor.
Akuntansi
Suatu transaksi keuangan yang terjadi pada sebuah perusahaan sangat berpengaruh
1. Mempengaruhi salah satu, beberapa atau keseluruhan dari harta, hutang, dan modal.
3. Pendapatan akan selalu menambah modal dan beban akan selalu mengurangi modal.
Contoh Soal Persamaan Dasar Akuntansi
Dengan memahami dasar akuntansi ini, sebaiknya Anda juga dapat memahami contoh
Pada tanggal 1 Januari 2020, perusahaan yang bergerak bidang servis sepeda motor
dengan nama Servis Sepeda Motor Mentereng melakukan beberapa transaksi sebagai
berikut:
a. Investasi untuk modal pertama pada perusahaan Servis Sepeda Motor Mentereng
berupa uang tunai sebesar Rp10.000.000 dan Peralatan kantor sebesar Rp500.000.
b. Membayar sewa atas ruangan usaha bengkel sebesar Rp600.000 untuk 1 bulan.
d. Memperoleh pendapatan atas jasa yang telah diberikan selama 1 minggu sebesar Rp
1.600.000.
e. Membayar tagihan listrik dan air untuk bulan Januari 2020 sebesar Rp200.000.
h. Pemilik mengambil uang tunai untuk digunakan secara pribadi sebesar Rp100.000.
i. Dibayar gaji karyawan bengkel untuk bulan Januari 2020 sebesar Rp3.000.000
k. Pada akhir bulan Januari 2020 perlengkapan yang masih ada bernilai Rp250.000 dan
Bicara tentang Adam Smith dan David Ricardo pastilah tak jauh-jauh dari teori ekonomi, khususnya
dalam lingkup perdagangan internasional. Kedua tokoh tersebut memang terkenal dengan teori
ekonominya yang mampu membawa perubahan pada perekonomian dunia. Adam Smith dikenal
sebagai penggagas teori ekonomi klasik, sedangkan David Ricardo dikenal dengan teori ekonomi
modernnya.
Apa sebenarnya sumbangsih teori ekonomi dari Adam Smith dan David Ricardo terhadap
perdagangan internasional? Sebelumnya harus dipahami dulu apa itu perdagangan internasional.
Secara nomenklatur, penggunaan kata internasional jelas melibatkan transaksi ekonomi antar-
negara. Lebih jelasnya, perdagangan internasional dapat dipahami sebagai kegiatan ekonomi yang
dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan
bersama.
Di sini, penduduk yang dimaksudkan bisa antar-individu atau badan usaha, individu atau badan usaha
dengan pemerintah suatu negara, atau antar-pemerintah antar-negara.
Perdagangan internasional yang masuk dalam ranah ekonomi makro tak hanya memberikan manfaat
secara ekonomi saja, tetapi juga politik, sosial, bahkan pertahanan keamanan negara.
Tak heran jika kemudian muncul dan berkembang ide pemikiran berkenaan dengan teori
perdagangan internasional yang dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan pembuatan kebijakan
ekonomi makro suatu negara.
Dari banyak teori ekonomi yang berkembang, terdapat dua teori yang menonjol yaitu teori keunggulan
absolut yang digagas oleh Adam Smith dan teori keunggulan komparatif yang dikemukakan oleh
David Ricardo. Ada perbedaan dari kedua teori ekonomi ini?
Teori Keunggulan Absolut – Adam Smith
Dalam keunggulan absolut yang digagasnya, Adam Smith mengemukakan arti pentingnya sistem
ekonomi liberal, yakni bebas dari keterlibatan dan campur tangan pemerintah.
Smith memandang kemakmuran rakyat di suatu negara dapat dicapai melalui produksi dan
perdagangan. Untuk menghasilkan kekayaan yang universal, maka produksi dan perdagangan harus
dilakukan secara maksimal.
Sebab itulah, Smith menganjurkan agar pemerintah di setiap negara memberikan kebebasan ekonomi
kepada rakyat untuk melakukan perdagangan bebas baik dalam lingkup domestik maupun
internasional. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi dapat dicapai melalui pertumbuhan penduduk
dan total output yang dihasilkan.
Total output menggambarkan tingkat produksi barang dan jasa yang dipengaruhi oleh ketersediaan
sumber daya alam, tenaga kerja, dan persediaan barang. Untuk memaksimalkan
pertumbuhan output, maka segala sumber daya alam yang ada harus dikelola secara efektif dan
efisien oleh tenaga kerja dengan barang modal. Dengan pertumbuhan output yang maksimal akan
mampu menghasilkan keuntungan yang maksimal pula.
Dalam teorinya, Adam Smith mengungkapkan bahwa keuntungan absolut dapat diperoleh suatu
negara apabila berhasil membuat biaya produksi barang lebih murah dibandingkan dengan negara
lain.
Logika yang dikembangkan, jika biaya produksi antar-negara sama, maka tidak ada alasan untuk
melakukan perdagangan internasional. Atas dasar itulah, Smith mengemukakan dua ide utama dalam
teorinya terkait dengan perdagangan internasional sebagai berikut.
Dalam perdagangan internasional akan selalu ada pihak yang bertindak sebagai eksportir dan
importir. Suatu negara akan mengimpor barang dari negara lain apabila barang tersebut diproduksi di
dalam negeri justru tidak akan efisien atau kurang menguntungkan. Sebab itulah, suatu negara dapat
melakukan spesialisasi pada produksi barang yang menguntungkan, sehingga dapat diperoleh
keunggulan absolut.
Pembagian kerja internasional yang dimaksudkan di sini adalah perpindahan ruang industri pabrikan.
Artinya, proses produksi suatu barang tidak terbatas di suatu negara saja. Dengan adanya pembagian
kerja internasional, suatu negara dapat melakukan proses produksi barang dengan biaya yang lebih
murah dari negara lain. Efisiensi biaya produksi yang dicapai melalui pembagian kerja internasional
dinilai mampu mendorong perolehan keunggulan absolut di saat negara melakukan perdagangan
internasional.
Bagaimana realisasi dari teori keunggulan absolut dari Adam Smith ini? Untuk memberikan gambaran
yang lebih jelas, simak contoh studi kasus berikut ini.
KeuntunganAbsolut
(Produksi 1 orang dalam 1 hari kerja)
Dari tabel di atas tampak bahwa Indonesia lebih unggul dalam memproduksi beras dibandingkan
dengan Jepang. Sebaliknya, Jepang lebih unggul memproduksi elektronik daripada Indonesia.
Berdasarkan data tersebut, seharusnya Indonesia melakukan spesialisasi pada produk beras,
sedangkan Jepang pada produk elektronik. Jika kedua negara tersebut melakukan perdagangan
internasional, maka masing-masing dapat memperoleh keuntungan.
Untuk Indonesia, diketahui DTD-nya 1 kg beras akan mendapatkan 1 unit elektronik, sedangkan
Jepang 1 kg beras sebanding dengan 4 unit elektronik. Apabila Indonesia menukarkan beras dengan
produk elektronik Jepang, maka akan mendapatkan keuntungan sebesar 3 unit elektronik yang
diperoleh dari 4 unit elektronik dikurangi 1 unit elektronik.
Sementara keuntungan untuk Jepang dengan DTD 1 unit elektronik sebanding dengan 0,25 kg beras,
sedangkan di Indonesia 1 unit elektronik sebanding dengan 1 kg beras. Jika Jepang melakukan barter
dengan Indonesia, maka akan memperoleh keuntungan sebesar 0,75 kg beras yang diperoleh dari 1
kg beras dikurangi 0,25 kg beras.
Teori Keunggulan Komparatif – David Ricardo
Teori keunggulan komparatif David Ricardo lahir dari adanya kelemahan yang ditemukan pada teori
keunggulan absolutnya Adam Smith. Ricardo mengkritisi teori keunggulan absolut, di mana
perdagangan internasional hanya mungkin dilakukan oleh negara-negara yang mampu melakukan
proses produksi untuk mencapai keuntungan absolut saja. Teori dari Adam Smith tersebut seolah
hanya berlaku bagi negara-negara yang mampu melakukan spesialisasi produksi barang.
Lantas, bagaimana dengan negara-negara yang mengalami kerugian absolut, dalam arti tidak mampu
melakukan spesialisasi produksi barang? Apakah negara-negara tersebut tidak bisa atau tidak
memiliki kesempatan sama sekali untuk melakukan perdagangan internasional?
Atas dasar kelemahan-kelemahan itulah, David Ricardo mengemukakan gagasan baru dalam lingkup
perdagangan internasional berupa teori keunggulan komparatif. Menurut Ricardo, negara yang tidak
memiliki keunggulan absolut bisa ikut terlibat dalam perdagangan internasional yang menguntungkan
apabila mampu melakukan spesialisasi produksi barang yang memiliki biaya relatif lebih rendah
dibandingkan negara lain. Sebab, negara yang berhasil memproduksi barang dengan harga relatif
lebih murah memiliki keunggulan komparatif.
Teori keunggulan komparatif ini bisa diterapkan dengan menggunakan asumsi sebagai berikut.
Dari berbagai asumsi tersebut, keunggulan komparatif terjadi apabila suatu negara mampu
melakukan proses produksi barang dengan biaya tenaga kerja yang lebih murah dibandingkan
dengan biaya tenaga kerja di negara lain.
Contoh studi kasus berikut dapat memberikan gambaran yang lebih jelas dari penerapan teori
keunggulan komparatif dalam lingkup perdagangan internasional.
KeuntunganKomparatif
(Jam Kerja Per Satuan Output)
Berdasarkan data tabel di atas, Jepang unggul atas dua jenis produk, baik beras maupun elektronik
dibandingkan Indonesia. Namun, keunggulan tertinggi Jepang pada produksi elektronik. Sementara,
Indonesia lemah baik pada produksi beras maupun elektronik, akan tetapi kelemahan terkecilnya
pada produksi beras. Oleh sebab itu, sebaiknya Jepang berspesialisasi pada produk elektronik,
sedangkan Indonesia pada produk beras. Apabila kedua negara melakukan perdagangan, maka
keduanya akan sama-sama memperoleh keuntungan.
Besar keuntungan yang bisa diperoleh Indonesia dengan DTD 1 kg beras sebanding dengan 1 unit
elektronik, sedangkan Jepang 1 kg beras sebanding dengan 1,3 unit elektronik. Apabila Indonesia
barter beras dengan elektronik Jepang, maka akan mendapatkan keuntungan sebesar 0,3 yang
diperoleh dari 1,3 unit elektronik – 1 unit elektronik.
Sebaliknya Jepang juga akan mendapatkan keuntungan. Dengan DTD Jepang 1 unit elektronik
sebanding dengan 0,75 kg beras, sedangkan Indonesia 1 unit elektronik sebanding dengan 1 kg
beras. Nah, jika Jepang barter elektroniknya dengan beras Indonesia, maka akan mendapatkan
keuntungan sebesar 0,25 yang diperoleh dari 1 kg beras dikurangi 0,75 kg beras.
Meski brilian, namun tak ada gagasan yang sempurna. Artinya, sebaik-baiknya ide pemikiran yang
dikemukakan meski mampu memberikan sumbangsih pada perubahan dan perkembangan
perekonomian dunia, pasti ada saja kelemahannya.
Pada prinsipnya dasar pemikiran Adam Smith dengan teori keunggulan absolutnya dan David Ricardo
dengan teori keunggulan komparatifnya tidak jauh berbeda. Perbedaan hanya terletak pada cara
mengukur keunggulan suatu negara, di mana pada teori keunggulan absolut lebih menekankan pada
biaya absolut, sedangkan teori keunggulan komparatif pada biaya relatif untuk memproduksi suatu
barang.
Dibawah ini transaksi yang terjadi di Bengkel Lancar ESDUA selama bulan Juli 2000
Tanggal
Juli 2000 1
2
5
8
11
14
15
17
19
20
30
Dibawah ini transaksi yang terjadi di Bengkel Lancar ESDUA selama bulan Juli 2000
Transaksi
Joana mendirikan usaha Bengkel ESDUA dengan menyerahkan Peralatan bengkel senilai
Rp 4.500.000,00 dan uang Tunai Rp 15.000.000,00 sebagai modal awal
Dibeli perlengkapan bengkel senilai Rp 450.000,00 kredit
Membayar sewa toko untuk setahun kedepan senilai Rp 2.400.000,00
Diterima pinjaman dari Bank bca sebesar Rp 5.000.000,00
Menerima pendapatan jasa dari customer sebesar Rp. 500.000,00 secara tunai
Menyelesaikan servis pembayaran minggu depan senilai Rp 120.000,00
Membayar biaya listrik dan air sebesar Rp. 600.000,00
Membayar transaksi tanggal 2 sebesar Rp 450.000,00
Menerima pendapatan jasa dari customer sebesar RP. 300.000,00 secara tunai
Joana mengambil untuk keperluan pribadi sebesar Rp. 500.000,00
Perlengkapan terpakai senilai Rp 300.000,00
Tanggal Perkiraan Ref Debit Kredit
Juli 2000 1 Kas Rp 15.000.000,00
Peralatan Bengkel Rp 4.500.000,00
Modal Awal Rp 19.500.000,00
2 Perlengkapan Bengkel Rp 450.000,00
Utang Usaha Rp 450.000,00
5 Beban sewa Rp 2.400.000,00
Kas Rp 2.400.000,00
8 kas Rp 5.000.000,00
utang bank Rp 5.000.000,00
11 kas Rp 500.000,00
pendapatan jasa Rp 500.000,00
14 piutang Rp 120.000,00
pendapatan Rp 120.000,00
15 beban Rp 600.000,00
kas Rp 600.000,00
17 utang Rp 450.000,00
kas Rp 450.000,00
19 kas Rp 300.000,00
pendapatan Rp 300.000,00
20 prive Rp 500.000,00
kas Rp 500.000,00
30 Beban Perlengkapan Rp 300.000,00
Perlengkapan Rp 300.000,00
Kas
Rp 15.000.000,00 Rp 2.400.000,00
Rp 5.000.000,00
Rp 500.000,00