Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Ekonomi yang di bimbing oleh Ibu Yulia Angriani,
S.Pd, M.Pd
Naiya Khairunnisa
15820
2023
KATA PENGANTAR
Pertama-tama yang paling utama saya panjatkan puja dan syukur atas rahmat dan ridho
Allah SWT. karena tanpa rahmat dan ridhonya, kita tidak dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan selesai tepat waktu.
Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Ibu Yulia Angriani, S.Pd, M.Pd
yang membimbing saya dalam pengerjaan tugas makalah ini. saya juga ucapkan terima
kasih kepada teman-teman saya yang selalu setia membantu saya dalam pembuatan makalah ini.
Dalam makalah ini saya menjelaskan tentang “APBN DAN APBD DALAM PEMBANGUNAN
EKONOMI NASIONAL”.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum saya ketahui.
Maka dari itu saya mohon saran dan kritik dari teman-teman maupun ibu guru. demi tercapainya
makalah yang sempurna.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PEMBAHASAN
1. Pengertian APBN
Anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) kali pertama digunakan dalam
penyampaian anggaran pemerintah kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada 1950.
selanjutnya, pemerintahan orde baru (orba) menggunakan APBN untuk menjelaskan
Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita).
Sejak APBN tahun 2000, Indonesia mulai menggunakan format I-account atau dikenal
juga postur APBN untuk menggantikan format sebelumnya, yaitu T-account, percantuman
untuk penerimaan berada disebelah kanan serta menggunakan prinsip berimbang dan
dinamis.
APBN juga dimaknai sebagai rencana kerja dan kebijakan yang dituangkan dalam
bentuk perencanaan anggaran pendapatan dan belanja negara selama periode tertentu.
Dengan kata lain APBN dapat diartikan sebagai suatu daftar sistematis yang memuat
tentang segala bentuk dan sumber penerimaan negara serta pengeluarannya selama periode
tertentu, biasanya satu tahun anggaran (1 Januari - 31 Desember).
a. Fungsi Otorisasi
1
APBN menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun
yang yang bersangkutan.
b. Fungsi Perencanaan
c. Fungsi Pengawasan
d. Fungsi Alokasi
e. Fungsi Distribusi
f. Fungsi Stabilisasi
Tujuan APBN adalah untuk mengatur pendapatan dan pengeluaran negara. Hal
ini penting agar dapat terealisasikannya peningkatan produksi, kesempatan kerja, serta
2
pertumbuhan ekonomi, hingga akhirnya dapat mewujudkan kesejahteraan masyarakat
indonesia. Selain itu juga tujuan APBN sebagai alat kebijakan ekonomi yang bertujuan
untuk mendorong terwujudnya pertumbuhan dan stabilitas perekonomian serta
pemerataan pendapataan.
Oleh karena itu, APBN harus dikelola secara tertib, taat pada peraturan
perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparant dan bertanggung jawab
dengan memperhatikan rasa keadilaan dan kepatutan. Pengelolaan tersebut mencakup
keseluruhan kegiataan perencanaan, penguasaan, penggunaan, pengawasan dan
pertanggung jawaban.
Penerimaan negara adalah uang yang masuk ke kas negara. sedangkan pendapatan
negara adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih
yang terdiri atas penerimaan pajak. berikut adalah sumber-sumber penerimaan negara:
1) Penerimaan perpajakan adalah semua penerimaan yang terdiri atas pajak dalam
negeri dan pajak perdagangan internasional.
2) Penerimaan negara bukan pajak adalah semua penerimaan yang diterima oleh
negara dalam bentuk penerimaan dari sumber daya alam, bagian pemerinta atas laba
badan usaha milik negara, serta penerimaan negara bukan pajak lainnya.
b. Hibah
Hibah atau pendapatan dari luar negeri merupakan hadiah dari negara-negara donor
yang memberikan kontribusi dana untuk keberlangsungan proses pembangunan di
dalam negeri.
3
4. Jenis-Jenis Belanja Negara
Jenis-jenis pengeluaran negara atau belanja negara dalam APBN terdiri dari dua bagian yang
besar yaitu:
a) Dana bagi hasil, meliputi bagian daerah dari penerimaan Pajak Bumi dan
Pembangunan (PBB).
b) Dana alokasi umum (DAU), yaitu bantuan umum yang digunakan sesuai
dengan prioritas pembangunan daerah dalam batas arahan pemerintah pusat.
c) Dana alokasi khusu (DAK), yaitu bantuan khusus yang digunakan dalam
kegiatan pembangunan dengan sasaran sesuai dengan ketetapan pemerintah
pusat.
4
5. Mekanisme penyusunan APBN
5
e. Menanggulangi dampak yang ditimbulkan oleh bencana alam, wabah, penyakit, dan
konflik sosial.
1. Pengertian APBD
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dapat di artikan sebagai suatu daftar
sistematis tentang pendapatan dan pengeluaran pemerintah daerah, baik pemerintah provinsi
maupun pemerintah kabupaten atau kota selama periode tertentu (biasanya 1 tahun). APBD
ditetapkan oleh dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) melalu peraturan daerah (perda).
Fungsi distribusi dan stabilisasi pada umumnya lebih tepat jika dilaksanakan
pemerintah pusat. Adapun fungsi alokasi lebih tepat dilaksanankan pemerintah daerah. Hal
ini disebabkan pemerintah daerah lebih mengetahui dan memahami kebutuhan dan standar
pelayanan kepada masyarakatnya.
6
Tujuan disusun APBD adalah sebagai pedoman penerimaan dan pengeluaran keuangan
bagi pemerintah daerah dalam melaksanakan proses pembangunan di daerah, baik tingkat
provinsi maupun kabupaten/kota.
1) Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang
dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Pendapatan Asli Daerah (PAD) terdiri dari:
1. Belanja Transfer
Belanja bagi hasil adalah pengeluaran yang digunakan untuk menganggarkan dana bagi
hasil yang bersumber dari pendapatan daerah provinsi kepada daerah kabupaten/kota
atau pendapatan daerah kabupaten/kota kepada pemerintah desa.
Belanja bantuan keuangan adalah pengeluaran yang digunakan untuk mengganggarkan
bantuan keuangan yang bersifat umum atau khusus dari pemerintah daerah provinsi
7
kepada pemerintah daerah kabupaten/kota, pemerintah desa, dan pemerintah daerah
lainnya.
2. Belanja Operasi
belanja pegawai
belanja barang dan jasa
belanja hibah
belanja bantuan sosial
3. Belanja modal
4. Belanja tidak terduga
a. APBD ditetapkan dengan Perda paling lambat satu bulan setelah APBN ditetapkan.
b. Perubahan APBD ditetapkan dengan perda paling lambat tiga bulan sebelum
berakhirnya tahun anggaran.
c. Perhitungan APBD ditetapkan paling lambat tiga bulan setelah berakhirnya tahun
anggaran yang bersangkutan.
d. Pedoman tentang penyusunan, perubahan, dan perhitungan APBD ditetapkan dengan
peraturan pemrintah.
8
e. APBD yang telah ditetapkan dengan Perda disampaikan kepada gubernur bagi
pemerintah kabupaten/kota dan kepada presiden melalui Mendagri bagi pemerintah
provinsi.
Adanya APBD bagi suatu daerah (provinsi dan kabupaten/kota) pengaruh terhadap
perekonomian daerah yang bersangkutan. Adapun pengaruh tersebut diantaranya sebagai
berikut.
a. Perekonomian di daerah (provinsi dan kabupaten/kota) lebih terarah sesuai denagan visi
dan misi pembangunan pemerintah daerah masing-masing
b. Pengeluaran anggaran untuk pembangunan di daerah (provinsi dan kabupaten/kota)
lebih terkendali.
c. Keinerja pemerintah lebih teratur dengan membandingkan APBD yang sudah ditetapkan
dengan daya serap atau realisasi dari APBD yang terlaksana oleh pemerintah.
d. Target penerimaan pemerintah daerah (provinsi dan kabupaten/kota) dalam suatu
periode lebih jelas sehingga menjadi pemicu dalam membuat perencanaan yang lebih
tepat.
e. Kesejahteraan masyarakat di daerah provinsi (provinsi dan kabupaten/kota) dapat lebih
meningkat melalui pos pengeluaran yang sudah ditetapkan dalam APBD.
f. Indek Pembangunan Manusia (IPM) pemerintah daerah (provinsi dan kabupaten/kota)
yang meliputi bidang pendidikan, kesehatan dan daya beli (ekonomi) dapat lebih
ditingkatkan.
9
BAB II
KESIMPULAN
APBN dapat diartikan sebagai suatu daftar sistematis yang memuat tentang segala
bentuk dan sumber penerimaan negara serta pengeluarannya selama periode tertentu, dan
telah di setujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Sedangkan APBN (Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah dapat di artikan sebagai suatu daftar sistematis tentang
pendapatan dan pengeluaran pemerintah daerah, baik pemerintah provinsi maupun
pemerintah kabupaten atau kota selama periode tertentu. biasanya ditetapkan oleh dewan
perwakilan rakyat daerah (DPRD) melalu peraturan daerah (perda). dengan adanya APBN
dan APBD ini adalah sebagai pedoman penerimaan dan pengeluaran negara atau daerah,
agar terjadi keseimbangan yang dinamis, demi tercapainya peningkatan produksi,
peningkatan kesempatan kerja, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
10
DAFTAR PUSTAKA
Herlan Firmansyah, Diana Nurdiansyah. 2016. Aktif dan Kreatif Belajar Ekonomi.
11