Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

APBN DAN APBD DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI NASIONAL

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Ekonomi yang di bimbing oleh Ibu Yulia Angriani,
S.Pd, M.Pd

Disusun oleh kelompok 1:

Aisyah Syahla Adiandjani

Azra Maulida Fadlan

Eriko Nova Wardana

Maisya Dinda Aulia

Naiya Khairunnisa

SMA NEGERI 17 KABUPATEN TANGERANG

Jl. Raya Legok – Karawaci, Babakan, Kec. Legok, Tangerang, Banten

15820

2023
KATA PENGANTAR

Pertama-tama yang paling utama saya panjatkan puja dan syukur atas rahmat dan ridho
Allah SWT. karena tanpa rahmat dan ridhonya, kita tidak dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan selesai tepat waktu.

Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Ibu Yulia Angriani, S.Pd, M.Pd

yang membimbing saya dalam pengerjaan tugas makalah ini. saya juga ucapkan terima
kasih kepada teman-teman saya yang selalu setia membantu saya dalam pembuatan makalah ini.
Dalam makalah ini saya menjelaskan tentang “APBN DAN APBD DALAM PEMBANGUNAN
EKONOMI NASIONAL”.

Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum saya ketahui.
Maka dari itu saya mohon saran dan kritik dari teman-teman maupun ibu guru. demi tercapainya
makalah yang sempurna.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ii

DAFTAR ISI ...............................................................................................................................iii

BAB I PEMBAHASAN ............................................................................................................. 1

A. APBN Dalam Pembangunan Ekonomi Nasional ........................................................... 1

1. Pengertian APBN .............................................................................................................. 1


2. Fungsi dan Tujuan APBN ................................................................................................. 1
3. Sumber-Sumber Penerimaan Negara ................................................................................ 3
4. Jenis-Jenis Belanja Negara ................................................................................................4
5. Mekanisme penyusunan APBN ........................................................................................ 5
6. Pengaruh APBN Terhadap Perekonomian ........................................................................5

B. APBD Dalam Pembangunan Ekonomi Nasional ................................................................6

1. Pengertian APBD .............................................................................................................. 6


2. Fungsi dan Tujuan APBD ................................................................................................. 6
3. Sumber-Sumber Penerimaan Daerah ................................................................................ 7
4. Jenis-Jenis Belanja Daerah ................................................................................................7
5. Mekanisme Penyusuanan APBD ...................................................................................... 8
6. Pengaruh APBD Terhadap Perekonomian ........................................................................9

BAB II KESIMPULAN ............................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 11

iii
BAB I

PEMBAHASAN

A. APBN Dalam Pembangunan Ekonomi Nasional

1. Pengertian APBN

Anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) kali pertama digunakan dalam
penyampaian anggaran pemerintah kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada 1950.
selanjutnya, pemerintahan orde baru (orba) menggunakan APBN untuk menjelaskan
Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita).

Sejak APBN tahun 2000, Indonesia mulai menggunakan format I-account atau dikenal
juga postur APBN untuk menggantikan format sebelumnya, yaitu T-account, percantuman
untuk penerimaan berada disebelah kanan serta menggunakan prinsip berimbang dan
dinamis.

Undang-Undang No.17 Tahun 2003 tentang keuangan negara yang merumuskan,


Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan rencana keuangan tahunan
pemerintah yang disetujui dewan perwakilan rakyat (DPR).

APBN juga dimaknai sebagai rencana kerja dan kebijakan yang dituangkan dalam
bentuk perencanaan anggaran pendapatan dan belanja negara selama periode tertentu.

Dengan kata lain APBN dapat diartikan sebagai suatu daftar sistematis yang memuat
tentang segala bentuk dan sumber penerimaan negara serta pengeluarannya selama periode
tertentu, biasanya satu tahun anggaran (1 Januari - 31 Desember).

2. Fungsi dan Tujuan APBN

 Fungsi-fungsi APBN, yaitu;

a. Fungsi Otorisasi

1
APBN menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun
yang yang bersangkutan.

b. Fungsi Perencanaan

APBN menjadi pedoman bagi menejemen dalam merencanakan kegiatan pada


tahun yang bersangkutan.

c. Fungsi Pengawasan

APBN menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan


pemerintahan negara sesuai dengan ketentuan dan rencana yang telah ditetapkan.

d. Fungsi Alokasi

APBN harus diarahkan untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan


sumber daya sehingga menciptakan efisiensi perekonomian dengan sumber daya
teralokasi secara optimal.

e. Fungsi Distribusi

APBN harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. Fungsi distribusi


berkaitan dengan perdistribusian barang-barang yang diproduksi oleh masyarakat
dengan harga yang terjangkau serta redistribusi pendapatan antara kelompok
pendapatan.

f. Fungsi Stabilisasi

APBN menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan


fundamental perekonomian.

 Tujuan APBN yaitu:

Tujuan APBN adalah untuk mengatur pendapatan dan pengeluaran negara. Hal
ini penting agar dapat terealisasikannya peningkatan produksi, kesempatan kerja, serta

2
pertumbuhan ekonomi, hingga akhirnya dapat mewujudkan kesejahteraan masyarakat
indonesia. Selain itu juga tujuan APBN sebagai alat kebijakan ekonomi yang bertujuan
untuk mendorong terwujudnya pertumbuhan dan stabilitas perekonomian serta
pemerataan pendapataan.

Oleh karena itu, APBN harus dikelola secara tertib, taat pada peraturan
perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparant dan bertanggung jawab
dengan memperhatikan rasa keadilaan dan kepatutan. Pengelolaan tersebut mencakup
keseluruhan kegiataan perencanaan, penguasaan, penggunaan, pengawasan dan
pertanggung jawaban.

3. Sumber-Sumber Penerimaan Negara

Penerimaan negara adalah uang yang masuk ke kas negara. sedangkan pendapatan
negara adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih
yang terdiri atas penerimaan pajak. berikut adalah sumber-sumber penerimaan negara:

a. Penerimaan Dalam Negeri

Penerimaan dalam negeri, yaitu penerimaan yang sumbernya berasal dari


kemampuan dalam negeri. Menurut UU RI No 17 Tahun 2003 tentang keuangan negara,
penerimaan dalam negeri, yaitu sebagai berikut:

1) Penerimaan perpajakan adalah semua penerimaan yang terdiri atas pajak dalam
negeri dan pajak perdagangan internasional.
2) Penerimaan negara bukan pajak adalah semua penerimaan yang diterima oleh
negara dalam bentuk penerimaan dari sumber daya alam, bagian pemerinta atas laba
badan usaha milik negara, serta penerimaan negara bukan pajak lainnya.

b. Hibah

Hibah atau pendapatan dari luar negeri merupakan hadiah dari negara-negara donor
yang memberikan kontribusi dana untuk keberlangsungan proses pembangunan di
dalam negeri.

3
4. Jenis-Jenis Belanja Negara

Jenis-jenis pengeluaran negara atau belanja negara dalam APBN terdiri dari dua bagian yang
besar yaitu:

a. Belanja Pemerintah Pusat

Pengeluaran atau belanja pemerintah pusat terdiri atas:

1) Pengeluaran rutin, yaitu pengeluaran untuk kegiatan-kegiatan rutin yang sifatnya


permanen dan terus menerus. Pengeluaran rutin terdiri atas belanja pegawai, belanja
barang, subsidi daerah otonom, bunga, cicilan utang, dan pengeluaran rutin lainnya.
2) Pengeluaran pembangunan, yaitu pengeluaran yang sifatnya tidak rutin setiap tahun,
tetapi bersifat temporer.pengeluaran ini terdiri atas pembiayaan rupiah (pengeluaran
pemerintah berupa barang atau uang secara langsung) dan bantua proyek
(pengeluaran pemerintah berupa pembangunan unit-unit proyek),

b. Belanja Pemerintah Daerah

Pengeluaran atau belanja negara untuk daerah terdiri atas:

1) Dana perimbangan,, yaitu alokasi dana pengluaran pemeritah pusat yang


disesuaikan dengan kebutuhan. Dana perimbangan pemerintah daerh meliputi

a) Dana bagi hasil, meliputi bagian daerah dari penerimaan Pajak Bumi dan
Pembangunan (PBB).
b) Dana alokasi umum (DAU), yaitu bantuan umum yang digunakan sesuai
dengan prioritas pembangunan daerah dalam batas arahan pemerintah pusat.
c) Dana alokasi khusu (DAK), yaitu bantuan khusus yang digunakan dalam
kegiatan pembangunan dengan sasaran sesuai dengan ketetapan pemerintah
pusat.

2) Dana otomi khusus dan penyeimbang.

4
5. Mekanisme penyusunan APBN

APBN disusun melalui cara-cara berikut ini.

a) Pemerintah menyusun Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN).


RAPBN disusun pemerintah atas dasar usulan anggaran yang dibuat oleh setiap
departemen atau lembaga negara yang diusulkan kepada pemerintah dalam bentuk DUK
(Daftar Usulan Kegiatan) dan DUP (Daftar Usulan Proyek). DUK diusulkan untuk
membiayai kegiatan rutin dan DUP diusulkan untuk membiayai pembangunan.
b) Rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja negara diajukan presiden
untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dengan memerhatikan
pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah (DPD).
c) Jika Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tidak menyetujui rancangan anggaran pendapatan
dan belanja negara yang diusulkan presiden Pemerintah dapat menggunakan Anggaran
Pendapatan dan Bela Negara (APBN) tahun lalu.

6. Pengaruh APBN Terhadap Perekonomian

Adanya APBN bagi suatu negara berpengaruh terhadap perekonomian. Adapun


pengaruh tersebut diantaranya sebagai berikut.

a. Minimalisir volatilitas atau flutuaksi dalam perekonomian. Dengan peran stabilisasinya,


kebijakan fiskal dipandang sebagai salah satu alat yang efektif untuk memperkecil
konjungtur yang senantiasa berfluktuasi dan berpotensi menimbulkan gejolak dalam
perekonomian.
b. Menanggulangi kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan rakyat.
c. Melakukan investasi terhadap sektor-sektor ekonomi agar tercapai pertumbuhan
pendapatan antarsektor , antardaerah, atau antargolongan pendapatan. Contohnya
pemberian subsidi dan dana perimbangan.
d. Menjaga kestabilitas dan percepatan kinerja pembangunan ekonomi suatu negara.
Dalam hal ini, APBN digunakan untuk mendorong kesempatan kerja penuh (full
employment) dengan harga yang stabil.

5
e. Menanggulangi dampak yang ditimbulkan oleh bencana alam, wabah, penyakit, dan
konflik sosial.

B. APBD Dalam Pembangunan Ekonomi Nasional

1. Pengertian APBD

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dapat di artikan sebagai suatu daftar
sistematis tentang pendapatan dan pengeluaran pemerintah daerah, baik pemerintah provinsi
maupun pemerintah kabupaten atau kota selama periode tertentu (biasanya 1 tahun). APBD
ditetapkan oleh dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) melalu peraturan daerah (perda).

APBD menurut UU No 33 tahun 2004 adalah rencana keuangan tahunan pemerintah


daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan dewan perwakilan
rakyat daerah dan ditetapkan dengan peraturan daerah. sementara menurut Undang-Undang
No 17 tahun 2003 tentang keuangan negara bahwa APBD merupakan wujud keuangan
daerah yang ditetapkan setiap tahun dengan peraturan daerah.

2. Fungsi Dan Tujuan APBD

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan anatar


Pemerintah Pusat dan Daerah menjelaskan bahwa dalam rangka menyelengarakan
pemerintahan, pelayanan masyarakat dan pembangunan, APBD memiliki tiga fungsi, yaitu
fungsi alokasi, fungsi distribusi, dan fungsi stabilisasi.

Fungsi distribusi dan stabilisasi pada umumnya lebih tepat jika dilaksanakan
pemerintah pusat. Adapun fungsi alokasi lebih tepat dilaksanankan pemerintah daerah. Hal
ini disebabkan pemerintah daerah lebih mengetahui dan memahami kebutuhan dan standar
pelayanan kepada masyarakatnya.

6
Tujuan disusun APBD adalah sebagai pedoman penerimaan dan pengeluaran keuangan
bagi pemerintah daerah dalam melaksanakan proses pembangunan di daerah, baik tingkat
provinsi maupun kabupaten/kota.

3. Sumber-Sumber Penerimaan Daerah

1) Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang
dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Pendapatan Asli Daerah (PAD) terdiri dari:

a) pendapatan pajak daerah


b) pendapatan retribusi daerah
c) Hasil pengelolaan kekayaan daerah
d) pendapat dari pembelian

2) Transfer pendapatan adalah merupakan pembiayaan daerah yang bersumber dari


APBN yang terdiri atas Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan
Dana Alokasi Khusus (DAK).
3) Lain-lain pendapatan daerah yang sah, meliputi penerimaan daerah di luar pajak
daerah dan retribusi daerah, seperti jasa giro dan hasil penjualan aset daerah.

4. Jenis-Jenis Belanja Derah

Jenis-jenis belanja daerah, yaitu:

1. Belanja Transfer

Belanja transfer di bagi menjadi dua yaitu:

 Belanja bagi hasil adalah pengeluaran yang digunakan untuk menganggarkan dana bagi
hasil yang bersumber dari pendapatan daerah provinsi kepada daerah kabupaten/kota
atau pendapatan daerah kabupaten/kota kepada pemerintah desa.
 Belanja bantuan keuangan adalah pengeluaran yang digunakan untuk mengganggarkan
bantuan keuangan yang bersifat umum atau khusus dari pemerintah daerah provinsi

7
kepada pemerintah daerah kabupaten/kota, pemerintah desa, dan pemerintah daerah
lainnya.

2. Belanja Operasi

Belanja operasi adalah pengeluaran untuk kegiatan sehari-hari pemerintah daerah


yang memberi manfaat jangka pendek. Belanja operasi dibagi menjadi 4 yaitu:

belanja pegawai
belanja barang dan jasa
belanja hibah
belanja bantuan sosial

3. Belanja modal
4. Belanja tidak terduga

Belanja tidak terduga adalah pengeluaran anggaran pemerintah daerah untuk


keperluan darurat, termasuk keperluan mendesak yang tidak dapat diprediksi sebelumnya.

5. Mekanisme Penyusunan APBD

Mekanisme penyusunan APBD mengacu pada UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang


Kewenangan Pemerintah Daerah dan UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan
keuanagan pusat dan daerah yang menjelaskan, mekanisme penyusunan APBD adalah
sebagai berikut.

a. APBD ditetapkan dengan Perda paling lambat satu bulan setelah APBN ditetapkan.
b. Perubahan APBD ditetapkan dengan perda paling lambat tiga bulan sebelum
berakhirnya tahun anggaran.
c. Perhitungan APBD ditetapkan paling lambat tiga bulan setelah berakhirnya tahun
anggaran yang bersangkutan.
d. Pedoman tentang penyusunan, perubahan, dan perhitungan APBD ditetapkan dengan
peraturan pemrintah.

8
e. APBD yang telah ditetapkan dengan Perda disampaikan kepada gubernur bagi
pemerintah kabupaten/kota dan kepada presiden melalui Mendagri bagi pemerintah
provinsi.

6. Pengaruh APBD Terhadap Perekonomian

Adanya APBD bagi suatu daerah (provinsi dan kabupaten/kota) pengaruh terhadap
perekonomian daerah yang bersangkutan. Adapun pengaruh tersebut diantaranya sebagai
berikut.

a. Perekonomian di daerah (provinsi dan kabupaten/kota) lebih terarah sesuai denagan visi
dan misi pembangunan pemerintah daerah masing-masing
b. Pengeluaran anggaran untuk pembangunan di daerah (provinsi dan kabupaten/kota)
lebih terkendali.
c. Keinerja pemerintah lebih teratur dengan membandingkan APBD yang sudah ditetapkan
dengan daya serap atau realisasi dari APBD yang terlaksana oleh pemerintah.
d. Target penerimaan pemerintah daerah (provinsi dan kabupaten/kota) dalam suatu
periode lebih jelas sehingga menjadi pemicu dalam membuat perencanaan yang lebih
tepat.
e. Kesejahteraan masyarakat di daerah provinsi (provinsi dan kabupaten/kota) dapat lebih
meningkat melalui pos pengeluaran yang sudah ditetapkan dalam APBD.
f. Indek Pembangunan Manusia (IPM) pemerintah daerah (provinsi dan kabupaten/kota)
yang meliputi bidang pendidikan, kesehatan dan daya beli (ekonomi) dapat lebih
ditingkatkan.

9
BAB II

KESIMPULAN

APBN dapat diartikan sebagai suatu daftar sistematis yang memuat tentang segala
bentuk dan sumber penerimaan negara serta pengeluarannya selama periode tertentu, dan
telah di setujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Sedangkan APBN (Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah dapat di artikan sebagai suatu daftar sistematis tentang
pendapatan dan pengeluaran pemerintah daerah, baik pemerintah provinsi maupun
pemerintah kabupaten atau kota selama periode tertentu. biasanya ditetapkan oleh dewan
perwakilan rakyat daerah (DPRD) melalu peraturan daerah (perda). dengan adanya APBN
dan APBD ini adalah sebagai pedoman penerimaan dan pengeluaran negara atau daerah,
agar terjadi keseimbangan yang dinamis, demi tercapainya peningkatan produksi,
peningkatan kesempatan kerja, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Herlan Firmansyah, Diana Nurdiansyah. 2016. Aktif dan Kreatif Belajar Ekonomi.

Kinanti Geminastiti, Nella Nurlita. 2016. Kelompok Peminatan Ilmu-ilmu Sosial

Nur Jamal Shaid, Aprilia Ika. 2022.


https://money.kompas.com/read/2022/01/14/110000426/mengenal-apbn-pengertian-tujuan-
fungsi-dan-strukturnya?page=all

11

Anda mungkin juga menyukai