Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TRANSPARANSI PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA NEGARA

Disusun oleh:

Ismi Novilda Cahya Lestari

(030921051)

Makalah ini disusun untuk kepentingan pemenuhan tugas mata kuliah Administrasi Keuangan pada
Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Terbuka

2020

Page 1
Daftar Isi

BAB I..............................................................................................................................................3
Pendahuluan....................................................................................................................................3
Latar Belakang................................................................................................................................3
Tujuan Penulisan.............................................................................................................................4
Rumusan Masalah...........................................................................................................................4

BAB II.............................................................................................................................................5
Tinjauan Pustaka.............................................................................................................................5
Pengertian APBN............................................................................................................................5
Struktur APBN................................................................................................................................5
Fungsi APBN..................................................................................................................................5
Kondisi APBN.................................................................................................................................6
Tujuan Pengelolaan APBN..............................................................................................................6
Transparansi APBN.........................................................................................................................6

BAB III...........................................................................................................................................8
Pembahasan.....................................................................................................................................8

BAB IV...........................................................................................................................................13
Kesimpulan.....................................................................................................................................13

Daftar Pustaka 14
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anggaran negara adalah urat nadi bagi suatu negara dalam menjalankan pemerintahan.
Pengertian anggaran (budget) menurut Robert D Lee, Jr dan Ronald W Johnson adalah “A
document or a collection of documents that refer to the financial condition of an organization (
family, corporation, government), including information on revenues, expenditures, activities, and
purposes or goals”. Terjemahan bebas pengertian anggaran tersebut adalah dokumen yang
menunjukkan kondisi atau keadaan keuangan suatu organisasi (keluarga, perusahaan, pemerintah)
yang menyajikan informasi mengenai pendapatan, pengeluaran, aktivitas dan tujuan yang hendak
dicapai.
APBN pada dasarnya sebagai bentuk kepercayaan rakyat kepada pemerintah untuk mengelola
keuangan negara sehingga pengelolaannya diharapkan dapat memenuhi syarat akuntabilitas
(accountability), transparan (transparency), dan kewajaran (fairness).
Dari berbagai fenomena praktik KKN dapat dikatakan bahwa Indonesia belum dapat
mewujudkan suatu tata pemerintahan yang baik, sebab masih banyak terjadinya praktik KKN,
maka dapat dipakai indikator dari buruknya pemerintahan di Indonesia saat ini karena rendahnya
Transparansi pelayana maupun anggaran. Hal ini merupakan salah satu ciri penting dari tata
pemerintahan yang baik (good governance).

Kepemerintahan yang baik (good governance) merupakan suatu tuntutan yang harus dipenuhi
oleh Negara dalam rangka pencapaian tujuannya. Untuk itu penyelenggaraan pemerintahan yang
diharapkan bukan lagi pemerintah yang “banyak memerintah” namun pemerintah yang “sedikit
memerintah” atau “pemerintah yang baik” (better governance) menurut Osborne dan Gaebler
dalam Widodo (2000:18). Dalam rangka penyelenggaraan good governance maka ketiga unsur
yang berada dalam ruang governance harus dapat bekerja dengan baik. Unsur-unsur yang
dimaksud tersebut adalah : state (Negara atau Pemerintahan), private sector (sektor swasta atau
dunia usaha) dan society (masyarakat). Unsur-unsur tersebut akan berinteraksi menurut fungsi-
fungsi yang harus dilakukannya. Pada masa yang akan datang diperlukan kerja sama dari unsur
tersebut agar pemerintah benar-benar mampu memerintah

Atas dasar inilah, maka penulis tertarik meneliti tentang Transparansi Pengelolaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara karena dengan adanya transparansi maka diharapkan pengelolaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dapat berjalan secara maksimal agar tidak ada lagi
penggelembungan dana yang tidak sesuai dengan program kerja pemerintahan.
Transparansi adalah prinsip menciptakan kepercayaan timbal-balik antara pemerintah dan
masyarakat melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan didalam memperoleh
Informasi adalah suatu kebutuhan penting masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengelolaan
daerah. Berkaitan dengan hal tersebut pemerintah daerah perlu proaktif memberikan informasi
lengkap tentang kebijakan dan layanan yang disediakannya kepada masyarakat.

B. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah yang dikaji , maka tujuan dari penelitian ini adalah :
a. Untuk menganalisis akuntabilitas pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
b. Untuk menganalisis Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini
adalah :
1. Bagaimana akuntabilitas Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara?
2. Bagaimana transparansi Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian APBN
APBN atau kepanjangan dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara adalah rencana keuangan
tahunan pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. APBN
berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan pengeluaran negara
selama satu tahun. APBN, perubahan APBN, dan pertanggungjawaban APBN setiap tahun
ditetapkan dengan Undang-Undang. Undang-Undang yang mengatur tentang anggaran
pendapatan dan belanja negara yaitu Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen IV pasal 23. Yang
berbunyi “ (1) Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai wujud dari pengelolaan keuangan
negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan
bertanggungjawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. (2) Rancangan undang-undang
anggaran pendapatan dan belanja negara diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama Dewan
Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perakilan Daerah. (3) Apabila
Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui rancangan Anggaran pendapatan dan Belanja Negara
yang diusulkan oleh Presiden, Pemerintah menjalankan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
tahun yang lalu.
B. Struktur APBN

Secara garis besar struktur APBN adalah :

• Pendapatan Negara dan Hibah


• Belanja Negara
• Keseimbangan Primer
• Surplus/Defisit Anggaran
• Pembiayaan

Struktur APBN dituangkan dalam suatu format yang disebut I-account. Dalam beberapa hal, isi
dari I-account sering disebut postur APBN.

C. Fungsi dari APBN


APBN merupakan instrumen untuk mengatur pengeluaran dan pendapatan negara dalam
rangka membiayai pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan pembangunan, mencapai pertumbuhan
ekonomi, meningkatkan pendapatan nasional, mencapai stabilitas perekonomian, dan menentukan
arah serta prioritas pembangunan secara umum.
APBN mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan
stabilisasi. Semua penerimaan yang menjadi hak dan pengeluaran yang menjadi kewajiban negara
dalam suatu tahun anggaran harus dimasukkan dalam APBN. Surplus penerimaan negara dapat
digunakan untuk membiayai pengeluaran negara tahun anggaran berikutnya.
D. Kondisi APBN saat ini
APBN merupakan wujud dari pengelolaan keuangan negara yang ditetapkan setiap tahun
dengan berdasarkan undang-undang. Pada awal tahun 2019, menteri keuangan Sri Mulyani
Indrawati merilis pencapaian sementara ekonomi makro dalam APBN 2018. Menurutnya,
Indonesia bisa berbangga atas pencapaian ini, karena di tahun 2018 kemarin pendapatan negara
melebihi target awal APBN tanpa adanya APBN perubahan. “ untuk pertama kalinya APBN 2018
pendapatan negara mencapai 102,5%, dengan target awal Rp. 1.894,7 triliun dan tercapai hingga
Rp 1.942,3 triliun ”, jelas Menteri Keuangan Sri Mulyani. Pencapaian ini dianggap positif
ditengah ketidakpastian perekonomian global akibat perang dagang AS dan China.
E. Tujuan Pengelolaan APBN

Menurut Adisasmita (2014:33) tujuan pengelolaan anggaran meliputi:

1. Kesejahteraan masyarakat; dengan pengelolaan anggaran yang baik maka akan


mendorong ke arah perbaikan ekonomi, distribusi pendapatan yang tepat sasaran sehingga
menciptakan kondisi ekonomi yang stabil dan mengarah kepada pencapaian kesejahteraan
masyarakat.
2. Membuka kesempatan kerja; anggaran dikelola dengan baik dan alokasi anggaran yang
terhadap objek-objek vital akan menarik tenaga kerja, membuka kesempatan kerja karena
adanya lapangan kerja sehingga ada distribusi anggaran kepada para pekerja sehingga
daya beli masyarakat menjadi tinggi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
3. Mengurangi pengangguran; efektivitas dan efisiensi anggaran dan perubahan alokasi
anggaran kepada optimalisasi angkatan kerja dengan berbagai bentuk peluasan lahan
pekerjaan yang baru.
4. Pelayanan masyarakat; indikator keberhasilan sebuah pemerintahan adalah bagaimana
masyarakat merasa terlayani dengan baik dengan memperoleh tingkat kepuasan yang
optimal. Masyarakat merasakan kepuasan maka masyarakat akan semakin sejahtera.
F. Transparansi APBN
Transparansi adalah suatu proses keterbukaan dari para pengelolah manajemen,
utamanya manajemen publik, untuk membangun akses dalam proses pengelolahan sehingga
arus informasi keluar dan masuk berimbang. Jadi, dalam proses tranparansi informasi tidak
hanya diberikan oleh pengelolahan manajemen public tapi masyarakat memiliki hak untuk
memperoleh informasi yang menyangkut kepentingan public.
Sulistiyani (2004) menyatakan bahwa transparansi dan akuntabilitas adalah dua kata
kunci dalam penyelenggaraan pemerintahan maupun penyelenggaraan perusahaan yang baik,
dinyatakan juga bahwa dalam akuntabilitas terkandung kewajiban untuk menyajikan dan
melaporkan segala kegiatan terutama dalam bidang administrasi keuangan kepada pihak yang
lebih tinggi. Akuntabilitas dapat dilaksanakan dengan memberikan akses kepada semua pihak
yang berkepentingan, bertanya atau menggugat pertanggungjawaban para pengambil
keputusan dan pelaksana baik ditingkat program, daerah dan masyarakat.
APBN merupakan dasar pengelolaan keuangan negara dalam satu tahun anggaran.
APBN merupakan rencana pelaksanaan semua Pendapatan Daerah dan semua Belanja Negara
dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi dalam tahun anggaran tertentu. Pemungutan semua
penerimaan Negara bertujuan untuk memenuhi target yang ditetapkan dalam APBN.
Tahun anggaran APBN yaitu mulai 1 Januari dan berakhir tanggal 31 Desember
tahun yang bersangkutan. Sehingga pengelolaan, pengendalian, dan pengawasan keuangan
daerah dapat dilaksanakan berdasarkan kerangka waktu tersebut.
APBN disusun dengan pendekatan kinerja yaitu suatu sistem anggaran yang
mengutamakan upaya pencapaian hasil kerja atau output dari perencanaan alokasi biaya atau
input yang ditetapkan. Penganggaran pengeluaran harus didukung dengan adanya kepastian
tersedianya penerimaan dalam jumlah yang cukup. Setiap pejabat dilarang melakukan
tindakan yang berakibat pengeluaran atas beban APBN apabila tidak tersedia atau tidak cukup
tersedia anggaran untuk membiayai pengeluaran tersebut.
BAB III
PEMBAHASAN

Untuk mengetahui mengenai pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja Negara


dapat disajikan dalam tabel rekapitulasi sebagai berikut:
Rekapitulasi Hasil Wawancara Mengenai Pengelolaan Anggaran Pendapatan Dan
Belanja Negara Tahun 2019
Subvariabel Indikator Tanggapan informan

1. Prinsip a. Meningkatkan Informan no 1, 4, 5, Informan no 2, 3, 6,


kemandirian kualitas 7, 9, 10, 11, 12, 14, 8, 13, dan 16 atau
sumberdaya 15, 17, 18, 19, 20, 27,27%
pegawai dengan 21 dan 22 atau menyatakan bahwa
cara pelatihan 72,72% menyatakan cara meningkatkan
pengelolaan bahwa cara kualitas sumber
sumber keuangan meningkatkan daya pegawai
kualitas sumber dengan cara saling
daya pegawai mengisi satu sama
dengan cara lain
mengikuti pelatihan
dan melanjutkan
pendidikan ke
jenjang yang lebih
tinggi
b. Dengan cara Informan no 1, 3, 4, Informan no 2, 6, 8,
meningkatkan 5, 7, 9, 10, 11, 13, 12, 14, 16, dan 22
kualitas sumber 15, 17, 18, 19 , 20, atau 31,81 %
daya yang ada dan 21 atau 68,18% menyatakan bahwa
sehingga akan menyatakan bahwa cara peningkatan
mendorong cara peningkatan kualitas sumber
produktivitas yang kualitas sumber daya daya yang akan
akan yang akan mampu mampu mendorong
mengarah kepada mendorong produktivitas yang
kemakmuran dan produktivitas yang akan mengarah
kesejahteraan akan mengarah pada pada kesejahteraan
masyarakat. kesejahteraan masyarakat yaitu
masyarakat yaitu dengan meluangkan
dengan cara waktu untuk
mengikuti pelatihan bersama-sama
dan dengan masyarakat
mempraktikannya
langsung di
masyarakat
2. prioritas a. penggunaan skala Informan no 1, 3, 4, Informan no 2, 12
prioritas dalam 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, atau 9,09%
penyelenggaraan 13, 14, 15, 16, 17, menyatakan bahwa
pemerintah 18, 19 20, 21 dan 22 cara menentukan
atau 90,90% skala prioritas
menyatakan bahwa dalam
cara menentukan penyelenggaraan
skala prioritas pemerintah dengan
dalam cara
penyelenggaraan
pemerintah dengan
cara melalui RAPN-
P yang sudah
disusun setahun ke
belakang
b. menentukan skala Informan no 1, 2, Informan no 3, 5, 9,
prioritas dalam 4,6, 7, 8, 10, 11, 14, 12, 13, 19 atau
pembangunan 16, 17, 18, 21 dan 31,81%
22 atau 68,18% menyatakan bahwa
menyatakan bahwa cara menentukan
cara menentukan skala prioritas
skala prioritas dalam
dalam pembangunan pembangunan
adalah dengan cara adalah dengan cara
melakukan mendahulukan
musyawarah terlebih pembangunan yang
dahulu memang
mengenai rencana benarbenar
pembangunan dibutuhkan
(MUSRENBANG)
3. efisiensi, a. pengalokasian Informan no 1, 3, 4, Informan no 2, 12,
efektivitas, dana yang masuk 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 17, 20
ekonomi di kelola secara 16, 18, 19, 21, 22 atau 31,81 %
optimal atau 68,18% menyatakan bahwa
menyatakan bahwa pengalokasian dana
pengalokasian dana yang masuk belum
yang masuk sudah di dikelola secara
kelola secara optimal optimal

b. pencapaian tujuan Informan no 1, 2, 4, Informan no 3, 4, 8,


atau sasaran yang 6, 7, 9, 11, 14, 15, 10, 12, 13, 16, 19,
telah ditetapkan 17, 18, 20 atau 21, 22 atau 45,45%
sebelumnya 54,54% menyatakan menyatakan bahwa
bahwa pencapaian pencapaian tujuan
tujuan atau sasaran atau sasaran yang
yang telah telah ditetapkan
ditetapkan sudah belum terlaksana
terlaksana dengan dengan baik sesuai
baik sesuai dengan dengan rencana
rencana semula semula

c. penghematan dana Informan no 1, 2, 3, Informan no 3, 6, 7,


yang masuk untuk 4, 5, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 18, 19, 22 atau
mendapatkan 14, 15, 16, 17, 20, 31,81%
pengeluaran dana 21 atau 72,72% menyatakan bahwa
yang baik menyatakan bahwa penghematan dana
penghematan dana yang masuk untuk
yang masuk untuk mendapatkan
mendapatkan pengeluaran dana
pengeluaran dana yang baik
yang baik dilakukan dilakukan dengan
dengan cara cara pengeluaran
berpedoman kepada yang di gunakan
APBNjadi tidak harus benar-benar
melakukan real dan dapat
pengeluaran di luar dipertanggung
APBN jawabkan
4. disiplin a. penggunaan Informan no 1, 2, 4, Informan no 3, 5, 8,
anggaran anggaran sesuai 6, 7, 9, 11, 14, 17, 10, 12, 13, 15, 16,
dengan alokasi 18, 20, 22 atau 19, 21 atau 45,45%
anggaran yang 54,54% menyatakan menyatakan bahwa
telah ditentukan bahwa penggunaan penggunaan
anggaran telah anggaran belum
sesuai dengan sesuai dengan
alokasi anggaran alokasi anggaran
yang telah yang telah
ditentukan ditentukan
sebelumnya sebelumnya

b. pemasukan dan Informan no 1, 2, 5, Informan no 3, 4, 7,


pengeluaran 6, 10, 15, 16, 17, 21 8, 9, 12, 13, 14, 18
anggaran harus atau 45,45% ,19, 20, 22 atau
direncanakan menyatakan bahwa 54,54%
secara rasional agar pemasukan dan menyatakan bahwa
pengeluaran anggaran agar pemasukan
terencana secara dan pengeluaran
rasional anggaran terencana
dilakukan dengan secara rasional
melakukan dilakukan dengan
pencatatan dibidang bermusyawarah
keuangan dan
bendahara

Berdasarkan hasil rekapitulasi di atas dapat diketahui bahwa pengelolaan anggaran


pendapatan dan belanja Negara secara umum sudah dikelola dengan baik, hal ini dapat
ditunjukkan dari jawaban informan yang menyatakan bahwa pengelolaan anggaran
pendapatan dan belanja negara sebagian sudah berjalan dengan baik, namun ada pula
pengelolaan anggaran dan belanja negara yang belum berjalan dengan baik.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh penulis bahwa dalam pengelolaan
anggaran pendapatan dan belanja negara belum sepenuhnya sesuai dengan Adisasmita
(2014) merumuskan prinsip pengelolaan keuangan daerah sebagai berikut:
1. prinsip kemandirian
2. prioritas
3. efisiensi, efektivitas,ekonomi
4. disiplin anggaran
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pengelolaan anggaran pendapatan dan
belanja desa juga diketahui bahwa pengelolaan anggaran sebagian belum terlaksana dengan
baik.
Transparansi adalah segala kegiatan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pemerintah
yang berkaitan dengan pendapatan, belanja, serta pembiayaan desa, sebagai upaya
pemenuhan kebutuhan masyarakat berdasarkan peraturan perundang-undangan, yang bersifat
terbuka, mudah, dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan serta disediakan
secara memadai dan mudah dimengerti oleh masyarakat.
Hasil penelitian dan wawancara kami terhadap transparansi pengelolaan APBN berikut
hasil wawancara.
“Kami selaku pemerintah sudah melaksanakan pengelolaan APBN sesuai dengan
prosedur dan memberikan setiap masyarakat untuk memperoleh informasi tentang pelayanan
pemerintah yang baik”
“Bahwa setiap kita mengelolah APBN terkait dengan kepentingan masyarakat kami dan
menberikan informasi kepada masyarakat dengan jelas dan mengadakan musyawarah
dengan masyarakat”
BAB IV

KESIMPULAN & SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat di simpulkan bahwa Pengelolaan


anggaran pendapatan dan belanja negara secara umum sudah dapat terkelola dengan baik sesuai
dengan prinsip-prinsip pengelolaan keuangan negara. bahwa transparansi pengolaan APBN
sudah berjalan dengan baik dan merupakan prinsip keterbukaan yang mungkin masyarakat untuk
mengetahui dan mendapatkan akses informasi yang seluas-luasnya tentang keuangan negara.
Sesuai dengan pendapat Adrianto tanjung (2007:35) mengatakan transparansi adalah
keterbukaan dan kejujuran kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat
memiliki hak mengetahui secara terbuka dan meyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah
dalam sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan
perundangundangan.

B. Saran
Bagi para penyelenggara negara sebagai pengelola anggaran negara hendaknya
menghindarkan diri dari praktek-praktek KKN, karena KKN secara material akan sangat
merugikan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

jurnal.unigal.ac.id

http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/135842-T%2027992-Harmonisasi%20peraturan-Pendahuluan.pdf

http://journal.unismuh.ac.id/index.php/Otoritas/article/download/34/32
https://www.aji.or.id/upload/article_doc/Mengawal_Transparansi_Anggaran.pdf

Anda mungkin juga menyukai