PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), adalah rencana keuangan tahunan
pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. APBN berisi
daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan pengeluaran negara
selama satu tahun anggaran bisa dibaratkan sebagai anggaran rumah tangga ataupun anggaran
perusahaan yang memiliki dua sisi, yaitu sisi penerimaan dan sisi pengeluaran.
DPR telah menetapkan APBN 2014. Anggaran belanja APBN ditetapkan sebesar Rp.
1.842,49 triliun, dengan komposisi Belanja Pemerintah Pusat Rp. 1.249,94 triliun (70 %) dan
alokasi untuk Pemerintah Daerah Rp. 529,55 triliun (30%). Defisit anggaran dalam postur
APBN ditetapkan 1,69 persen dari PDB atau sekitar Rp. 175,3 triliun.
Rencana penerimaan negara dan hibah ditetapkan sebesar Rp. 1.667,14 triliun terdiri
dari Pendapatan Pajak Rp. 1.280,39 triliun, Pendapatan Bukan Pajak Rp. 385,39 triliun dan
hibah Rp. 1,36 triliun. Sementara defisit Rp. 175,35 triliun akan ditutupi dengan utang.
Penerimaan di APBN 2014 ditetapkan naik 11% dari APBNP 2013, dari Rp. 1.502 triliun
menjadi Rp. 1.667,14. Sisi pengeluaran juga naik 6,7% dari Rp. 1.726,2 triliun menjadi Rp.
1.842,49.
Walaupun APBN terus meningkat tiap tahun, PDB juga naik pesat, perekonomian
tumbuh tiap tahun, pendapatan per kapita juga naik tiap tahun, tapi tidak diikuti dengan
peningkatan kesejahteraan rakyat yang signifikan. Jumlah rakyat miskin juga nyaris tidak
berkurang. Ini mengindikasikan ada kesalahan besar dalam APBN sehingga APBN yang
sebagian besar penerimaannya berasal dari pajak yang dibayar oleh rakyat tapi tidak
memberikan kontribusi nyata meningkatkan kesejahteraan rakyat.
1.2 Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Apa yang dimaksud dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)?
Apa yang dimaksud dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) ?
Apa saja Sumber penerimaan Pendapatan Negara dalam APBN dan APBD?
Apa saja Jenis-jenis pengeluaran pemerintah pusat dan daerah?
Apa saja kebijakan pemerintah dibidang fiskal?
Bagaimana Hubungan antara APBN dengan Pertumbuhan Ekonomi ?
Dari rumusan masalah yang ada, maka tujuan penulisan makalah ini yaitu :
1. Untuk Mengetahui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di Indonesia
2. Untuk Mengetahui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) di Indonesia
3. Untuk Mengetahui Apa Saja Sumber Penerimaan Pendapatan Negara Dalam APBN
dan APBD
4. Untuk Mengetahui apa saja Jenis-jenis pengeluaran pemerintah pusat dan daerah
5. Untuk Mengetahui pa saja kebijakan pemerintah dibidang fiskal
6. Untuk Mengetahui Hubungan antara APBN dengan Pertumbuhan Ekonomi
1.4 Landasan Teori
Dalam Pasal 1 Undang Undang Nomor 17 Tahun 2003 dijelaskan pengertian
Keuangan Negara yaitu Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang
dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang
dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.
(Undang-undang No.17 tahun 2003)
Penganggaran disektor pemerintahan merupakan suatu proses yang kompleks dan
panjang serta tidak dapat dilepaskan dari sektor politis. Kompleksitas disebabkan karena
belum adanya kesempatan yang dapat diterima semua pihak tentang bagaimana
pengalokasian sumber dana pemerintah secara tertib.
Ketidakkesepakatan tersebut antara lain disebabkan masalah politis, adanya nilai-nilai
kepemimpinan yang berbeda diantara pengambil keputusan, serta adanya perdebatan tentang
bangaimana suatu sistem penganggaran dapat memuaskan semua pihak yang terkait maka
alokasi anggaran sekarang didasarkan kepada target kinerja.
Perubahan pendekatan ini tentunya menuntut adanya perubahan paradigma dari aparat
pemerintah baik yang pusat maupun daerah, karena 9 setiap dana yang dialokasikan dalam
APBN maupun APBD harus dapat terukur kinerjanya, dengan kata lain tidak ada alokasi
anggaran apabila tidak jelas kinerjanya. Perubahan paradigma di dalam penyusunan
APBN/APBD ini dilatar belakangi hal-hal berikut:
a) Meningkatnya tuntutan masyarakat di era reformasi terhadap pelayanan publik yang
ekonomis, efisien, efektif, transparan, akuntabel dan responsif.
b) Berlakunya Undang Undang No. 22 dan 25 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
dan Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.
c) Adanya PP No. 105 tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban
Keuangan Daerah.
Sistem prosedur, format dan struktur APBN/APBD yang berlaku selama ini kurang
mampu mendukung tuntutan perubahan sehingga perlu perencanaan yang sistematis, terukur
2
dan komprehensif. Terdapat berbagai definisi tentang arti penganggaran, namun secara umum
penganggaran (budgeting) dapat diartikan sebagai suatu cara atau metode yang sistematis
untuk mengalokasikan sumber-sumber daya keuangan.Sedangkan anggaran (budget)
dirumuskan secara singkat oleh Brimson dan Antos (1994) sebagai rencana yang dituangkan
dalam angkaangka financial.
Berkaitan dengan organisasi pemerintahan, penganggaran berarti proses
pengalokasian sumber daya keuangan negara yang terbatas untuk digunakan 10 membiayai
pengeluaran oleh unit pemerintahan (kementrian dan lembaga sebagai pengguna anggaran).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
2.1.1 Pengertian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
3
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana keuangan tahunan
pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan PerwakilanRakyat. (Pasal 1 angka 7, UU
No. 17/2003). Merujuk Pasal 12 UU No. 1/2004.tentang Perbendaharaan Negara, APBN
dalam satu tahun anggaran meliputi:
a) Hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan.
b) Kewajiban pemerintah pusat yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan
c) Penerimaan yang perlu dibayar kembali dan atau pengeluaran yang akanditerima
kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun
anggaran berikutnya.
Semua penerimaan dan pengeluaran negara dilakukan melalui rekening kas umum
negara. (Pasal 12 ayat (2) UU No. 1/2004)Tahun anggaran adalah periode pelaksanaan APBN
selama 12 bulan. Sejak tahun 2000, Indonesia menggunakan tahun kalender sebagai tahun
anggaran, yaitu dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember. Sebelumnya,
tahun anggaran dimulai tanggal 1 April sampai dengan 31 Marettahun berikutnya.
Penggunaan tahun kalender sebagai tahun anggaran ini kemudian dikukuhkan dalam UU
Keuangan Negara dan UU Perbendaharaan Negara (Pasal 4 UU No. 17/2003 dan Pasal 11
UU No. 1/2004).
Sebagaimana ditegaskan dalam Bagian Penjelasan UU No. 17/2003,anggaran adalah
alat akuntabilitas, manajemen, dan kebijakan ekonomi. Sebagai fungsi akuntabilitas,
pengeluaran anggaran hendaknya dapatdipertanggungjawabkan dengan menunjukkan hasil
(result) berupa outcome atau setidaknya output dari dibelanjakannya dana-dana publik
tersebut. Sebagai alat manajemen, sistem penganggaran selayaknya dapat membantu aktivitas
berkelanjutan untuk memperbaiki efektifitas dan efisiensi program pemerintah.Sedangkan
sebagai instrumen kebijakan ekonomi, anggaran berfungsi untukmewujudkan pertumbuhan
dan stabilitas perekonomian serta pemerataan pendapatan dalam rangka mencapai tujuan
bernegara.
= DA
DAP
= AP TP
PbDN
= PkDN + Non-Pk DN
PbLN
= PPLN PC PULN
Keterangan :
PNH
BN
: Belanja negara
DA
: Defisit Anggaran
PbDN
: Pembiayaan DN
PkDN
: Perbankan DN
Non-PkDN : Non-Perbankan DN
PbLN
: Pembiayaan LN
PPLN
: Penerimaan pinjaman LN
PCPULN
BLN
b) Anggaran Berimbang
PDN PR
= TP
DAP
= AP TP
Keterangan :
PDN
: Pendapatan DN
PR
: Pengeluaran Rutin
TP
: Tabungan Pemerintah
DAP
AP
: Anggaran Pembangunan
Ada anggaran dinamis absolut dan anggaran dinamis relatif. Anggaran bersifat dinamis
absolut apabila Tabungan Pemerintah (TP) dari tahun ke tahun terus meningkat.
Anggaran bersifat dinamis relatif apabila prosentase kenaikan TP (DTP) terus meningkat
atau prosentase ketergantungan pembiayaan pembangunan dari pinjaman luar negeri terus
menurun.
c) Prinsip Anggaran Fungsional
Anggaran fungsional berarti bahwa bantuan/ pinjaman LN hanya berfungsi untuk
membiayai anggaran belanja pembangunan (pengeluaran pembangunan) dan bukan untuk
membiayai anggaran belanja rutin.
Prinsip ini sesuai dengan azas bantuan luar negeri hanya sebagai pelengkap dalam
pembiayaan pembangunan. Artinya semakin kecil sumbangan bantuan/ pinjaman luar
negeri terhadap pembiayaan anggaran pembangunan, maka makin besar fungsionalitas
anggaran.
2.1.4 Tujuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
Tujuan penyusunan APBN adalah sebagai pedoman pengeluaran dan penerimaan
negara agar terjadi keseimbangan yang dinamis, dalam rangka melaksanakan kegiatankegiatan kenegaraan demi tercapainya peningkatan produksi, peningkatan kesempatan kerja,
dan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Semua itu ditujukan untuk tercapainya
masyarakat adil dan makmur, baik material maupun spiritual bedasarkan Pancasila dan UUD
1945.
2.1.5 Sumber Penerimaan di dalam APBN
Penerimaan negara adalah uang yang masuk ke kas negara. Penerimaan negara terdiri
dari 2 yaitu :
a) Penerimaan Dalam Negeri
Penerimaan APBN diperoleh dari berbagai sumber. Secara umum penerimaan negara
dibedakan menjadi dua sumber yaitu:
1. Penerimaan Pajak
Penerimaan perpajakan berasal dari dalam negeri dan pajak perdagangan
internasional. Pajak dalam negeri terdiri dari pajak pengahasilan migas dan
nonmigas, PPN dan PPnBM, BPHTB, cukai, dan pajak lainnya. Pajak
perdagangan internasional berasal dari bea masuk dan pajak/pungutan ekspor.
2. Penerimaan negara bukan pajak berasal dari sumber daya alam, bagian
pemerintah atas laba BUMN, dan penerimaan negara bukan pajak lainnya.
7
Penerimaan negara juga berasal dari hibah. Hibah merupakan pemberian dana
dari negara lain tanpa keharusan untuk mengembalikannya.
b) Hibah
Penerimaan Hibah merupakan semua penerimaan negara yang berasal dari
sumbangan swasta dalam negeri, dan sumbangan lembaga swasta dan pemerintahan
luar negeri, termasuk lembaga internasional. Penerimaan hibah ini tidak perlu
dikembalikan. Hibah meliputi pemberian untuk proyek khusus dan untuk mendukung
anggaran secara umum. Hibah dalam bentuk peralatan, barang, dan bantuan teknis,
biasanya tidak dimasukkan dalam anggaran, tetapi dicatat dalam item memorandum.
2.1.6 Jenis-Jenis Pengeluaran Pemerintah Pusat
Pengeluaran pemerintah merupakan salah satu aspek penggunaan sumber daya
ekonomi yang secara langsung dikuasai dan dimiliki oleh pemerintah (pusat maupun daerah)
dan secara tidak langsung dimiliki oleh masyarakat melalui pembayaran pajak. Di Indonesia,
pengeluaran pemerintah dapat dibedakan menurut dua klasifikasi, sebagai berikut.
Pengeluaran rutin pemerintah, yaitu pengeluaran untuk pemeliharaan atau
penyelenggaraan pemerintah sehari-hari. Termasuk dalam pengeluaran rutin, yaitu belanja
pegawai, belanja barang, subsidi daerah otonom, bunga, dan cicilan utang luar negeri.
Pengeluaran pembangunan, yaitu pengeluaran untuk pembangunan, baik fisik seperti jalan,
jembatan, gedung-gedung dan pembelian kendaraan dinas, maupun pembangunan nonfisik
spritual, seperti penataran dan training.
2.2 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ( APBD)
2.2.1 Pengertian Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah suatu daftar yang secara
sistematis membuat sumber-sumber penerimaan daerah dan alokasi pengeluaran daerah
dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Periode APBD sama dengan APBN, yaitu
dari 1 Januari sampai dengan 31 Desember.
a)
b)
c)
d)
Fungsi Stabilisasi
Fungsi Alokasi
Fungsi Distribusi
Fungsi Regulasi
Berdasarkan UUD 1945 ayat 1, 2, dan 3, pemerintah wajib menyusun APBN.
empat komponen APBN, komponen lainnya harus ikut disesuaikan agar (A+B) selalu sama
dengan (C+D). Lihat struktur dasar APBN.
Sisi Penerimaan
A.Penerimaan dalam negeri
B.Penerimaan pembangunan
Sisi Pengeluaran
C. Pengeluaran rutin
D. Pengeluaran pembangunan
12
Di level teknis sudah ada kesepakatan antara Pemerintah dan Bank Indonesia untuk
membawa tingkat inflasi jangka panjang ke kisaran 3% setahun. Untuk tahun 2005
sasaran BI adalah 6% plus-minus 1%, untuk tahun 2006 5,5% plus-minus 1% dan
untuk tahun 2007 5% plus-minus 1%. Begitu juga untuk tahun 2008 dan 2009.
Pengendalian inflasi masih menghadapi resiko intern dan ekstern yang cukup besar.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
APBN/APBD merupakan upaya yang dilakukan pemerintah sebagai pedoman
pengeluaran dan penerimaan Negara/daerah agar terjadi keseimbangan yang dinamis dalam
rangka melaksanakan kegiatan-kegiatan kenegaraan demi tercapainya peningkatan produksi,
peningkatan kesempatan kerja, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi serta pada akhirnya
ditujukan untuk tercapainya masyarakat adil dan makmur material maupun spiritual
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan alat utama pemerintah
untuk mensejahterakan rakyatnya dan sekaligus alat pemerintah untuk mengelola
perekonomian negara. Sebagai alat pemerintah, APBN bukan hanya menyangkut keputusan
15
ekonomi, namun juga menyangkut keputusan politik. Dalam hal ini, DPR dengan hak
legislasi, penganggaran, dan pengawasan yang dimilikinya perlu lebih berperan dalam
mengawal APBN. sehingga APBN benar-benar dapat secara efektif menjadi instrumen untuk
mensejahterakan rakyat dan mengelola perekonomian negara dengan baik.
APBN dan pertumbuhan ekonomi merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan.
Alokasi dana yang terdapat di dalam APBN digunakan untuk pembangunan. Dengan adanya
pembangunan ekonomi akan tercipta pertumbuhan ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA
Purwono, Tony, 2004. PR Ekonomi untuk Kelas 2 SMA. Klaten: Intan Pariwara
http://pengantarilmuekonomimakro.blogspot.com/2013/05/pengertian-fungsi-serta-tujuanapbn-dan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Anggaran_Pendapatan_dan_Belanja_Negara
http://hadi-detected.blogspot.com/2012/04/makalah-apbn-apbd.html
Purnastuti, Losina, 2003. Ekonomi untuk kelas XI SMA/MA. Jakarta : Idah Mustikawati
http://mugnisulaeman.blogspot.com/2013/01/makalah-anggaran-pendapatan-dan-belanja.html
http://denysindrajaya.blogspot.com/2012/12/makalah-apbn.html
http://vincentiamaria90.blogspot.com/2013/05/sumber-penerimaan-negara-dakam-apbn-html
http://hizbut-tahrir.or.id/2013/11/13/apbn-2014-makin-kapitalis-makin-membebani/
http://mitarizkoh.blogspot.co.id/2014/12/makalah-apbn-apbd-perekonomian-indonesia.html
16
http://perpustakaancyber.blogspot.co.id/2013/11/tujuan-dan-fungsi-apbn-dan-apbdalokasi.html
http://perpustakaancyber.blogspot.co.id/2013/05/pengertian-apbn-dan-abpd-fungsitujuan.html
http://perpustakaancyber.blogspot.co.id/2013/11/ebijakan-anggaran-berimbang-tidakdinamis-defisit-surplus.html
17