Anda di halaman 1dari 55

AKUNTANSI

INVESTASI
Bagus Nugroho Putro
Fikri Auzan
Muhammad Ricky Setiawan
Muhammad Syahril
Richard Rajasa
Sarim Divo Tamba
Setia Ahdiriyanto

Definisi Investasi
Salah satu cara memanfaatkan surplus anggaran adalah dengan
melakukan investasi. Dari investasi tersebut, pemerintah akan
memperoleh pendapatan dalam jangka panjang. Selain itu investasi
juga dapat dilakukan untuk memanfaatkan dana yang belum
digunakan atau dalam rangka manajemen kas. Pemanfaatan dana
semacam ini sering dilakukan melalui investasi jangka pendek.
Investasi adalah kegiatan pemerintah menanamkan uangnya dalam
bentuk penyertaan modal atau pembelian surat utang dalam
rangka memperoleh manfaat ekonomi atau sosial. Investasi adalah
aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat ekonomi
seperti bunga, dividen dan royalti, atau manfaat sosial, sehingga
dapat meningkatkan kemampuan pemerintah dalam rangka
pelayanan kepada masyarakat

Bentuk Investasi
Investasi dapat dilakukan untuk jangka pendek maupun jangka
panjang. Investasi jangka pendek dilakukan pada pasar uang
sedangkan investasi jangka panjang dilakukan pada pasar modal.
Investasi pemerintah biasanya dilakukan dalam bentuk deposito,
Sertifikat Bank Indonesia, surat utang dan obligasi BUMN/BUMD,
penyertaan pada BUMN/BUMD, atau penyertaan pada badan usaha
lainnya
Terdapat beberapa jenis investasi yang dapat dibuktikan dengan
sertifikat atau dokumen lain yang serupa. Hakikat suatu investasi
dapat berupa pembelian surat utang baik jangka pendek maupun
jangka panjang (obligasi), serta instrumen ekuitas (saham).

Klasifikasi Aset
Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010
tentang
Standar
Akuntansi
Pemerintah
menyebutkan bahwa setiap entitas pelaporan
mengklasifikasikan asetnya ke dalam aset lancar
dan nonlancar dalam neraca.
Suatu aset diklasifikasikan sebagai aset lancar jika
diharapkan segera untuk dapat direalisasikan atau
dimiliki untuk dipakai atau dijual dalam waktu 12
(dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan. Aset
yang tidak dapat dimasukkan dalam kriteria
tersebut diklasifikasikan sebagai aset nonlancar.

Klasifikasi Aset (Lanjutan)


Aset lancar meliputi :
kas dan setara kas,
investasi jangka pendek,
Pos-pos investasi jangka pendek antara
lain deposito berjangka 3 (tiga) sampai
12 (dua belas) bulan dan surat berharga
yang mudah diperjualbelikan.
piutang,
persediaan.

Klasifikasi Aset (Lanjutan)


Aset nonlancar diklasifikasikan menjadi :
1. Investasi jangka panjang,
2. Aset tetap
Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat
lebih dari dua belas bulan untuk digunakan dalam kegiatan
pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum.
Aset tetap terdiri dari:
.
.
.
.
.
.

Tanah;
Peralatan dan mesin;
Gedung dan bangunan;
Jalan, irigasi, dan jaringan;
Aset tetap lainnya;
Konstruksi dalam pengerjaan.

3. Dana cadangan
4. Aset lainnya.

Klasifikasi Investasi

Investasi Jangka Pendek


Investasi jangka pendek adalah investasi yang dapat segera dicairkan
dan dimaksudkan untuk dimiliki selama 12 (dua belas) bulan atau
kurang. Investasi jangka panjang adalah investasi yang dimaksudkan
untuk dimiliki lebih dari 12 (dua belas) bulan
Investasi jangka pendek harus memenuhi kriteria :
Dapat diperjualbelikan
Investasi jangka panjang adalah investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki lebih
dari 12 (dua belas) bulan. Investasi jangka panjang dibagi menurut sifat
penanamannya, yaitu permanen dan nonpermanen
Berisiko Rendah

Investasi jangka pendek terdiri antara lain atas Deposito berjangka waktu
tiga sampai dua belas bulan dan atau yang dapat diperpanjang secara
otomatis (revolving deposits); dan Pembelian Surat Utang Negara (SUN)
pemerintah jangka pendek oleh pemerintah pusat maupun daerah dan
pembelian Sertifikat Bank Indonesia (SBI).

Investasi Jangka Panjang


Investasi jangka panjang adalah investasi yang dimaksudkan untuk
dimiliki lebih dari 12 (dua belas) bulan. Investasi jangka panjang
dibagi menurut sifat penanamannya, yaitu permanen dan
nonpermanent
Investasi Permanen adalah investasi jangka panjang yang
dimaksudkan untuk dimiliki secara terus-menerus tanpa ada niat
untuk diperjualbelikan atau menarik kembali
Investasi Non Permanen adalah investasi jangka panjang yang
kepemilikannya berjangka waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan,
dimaksudkan untuk tidak dimiliki terus menerus atau ada niat
untuk memperjualbelikan atau menarik kembali.

Investasi Permanen
Investasi permanen yang dilakukan oleh pemerintah adalah
investasi yang tidak dimaksudkan untuk diperjualbelikan, tetapi
untuk mendapatkan dividen dan/atau pengaruh yang signifikan
dalam jangka panjang dan/atau menjaga hubungan kelembagaan.
Investasi tersebut dapat berupa:

Penyertaan Modal Pemerintah pada perusahaan negara/


daerah, badan internasional, dan badan usaha lainnya
yang bukan milik Negara
Investasi permanen lainnya yang dimiliki oleh pemerintah
untuk menghasilkan pendapatan atau meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat.

Investasi Non-Permanen
Investasi nonpermanen yang dilakukan oleh pemerintah adalah
investasi yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu yang biasanya
terdapat jangka waktu tertentu. Investasi nonpermanen pada suatu
saat akan jatuh tempo atau selesai. Pada saat jatuh tempo akan
ditarik atau diperbaharui kembali. Investasi nonpermanen yang
dilakukan oleh pemerintah, antara lain dapat berupa:
Pembelian obligasi atau surat utang jangka panjang yang dimaksudkan untuk
dimiliki oleh pemerintah sampai dengan tanggal jatuh tempo
Penanaman modal dalam proyek pembangunan yang dapat dialihkan kepada
pihak ketiga
Dana yang disisihkan pemerintah dalam rangka pelayanan masyarakat seperti
bantuan modal kerja secara bergulir kepada kelompok masyarakat
Investasi nonpermanen lainnya, yang sifatnya tidak dimaksudkan untuk dimiliki
pemerintah secara berkelanjutan, seperti penyertaan modal yang dimaksudkan
untuk penyehatan/penyelamatan perekonomian.

Akuntansi Investasi
Pemerintah
Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Investasi Pemerintah
yang
selanjutnya disebut SAIP adalah serangkaian prosedur
manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan
data, pengakuan, pencatatan, pengikhtisaran, serta pelaporan
posisi investasi pemerintah.
SAIP diterapkan untuk menangani transaksi investasi Pemerintah
jangka panjang.
Investasi Pemerintah Jangka Panjang terdiri dari Investasi Non
Permanen dan Investasi Permanen.

Akuntansi Investasi
Pemerintah
Menurut pasal 11 PMK no 213 Tahun 2013, Sistem Akuntansi dan
Pelaporan Keuangan Investasi Pemerintah yakni:
SAIP dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Negara selaku
UAPBUN Pengelolaan Investasi Pemerintah (ayat 1)
SAIP memproses transaksi keuangan dan/atau barang pengelolaan
investasi pemerintah (ayat 2)
Pemrosesan transaksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan
dengan menggunakan sistem aplikasi terintegrasi.
UAPBUN Pengelolaan Investasi Pemerintah menyusun Laporan
Keuangan yang terdiri atas; LRA, Laporan Operasional, Laporan
Perubahan Ekuitas, Neraca, dan CaLK
UAPBUN Pengelolaan Investasi Pemerintah menyampaikan Laporan
Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) kepada UABUN.
UAPBUN Pengelolaan Investasi Pemerintah menyampaikan Laporan
Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) kepada UABUN.

Pengakuan atas Investasi


Kriteria minimum yang perlu
dipenuhi oleh
suatu kejadian atau peristiwa untuk diakui yaitu:
terdapat kemungkinan bahwa manfaat
ekonomi yang berkaitan dengan kejadian
atau peristiwa tersebut akan mengalir keluar
dari atau masuk ke dalam entitas pelaporan
yang bersangkutan;
kejadian atau peristiwa tersebut mempunyai
nilai atau biaya yang dapat diukur atau
dapat diestimasi dengan andal (reliable).

Pengakuan atas Investasi


(Lanjutan)
Pengeluaran kas dan/atau aset, penerimaan
hibah
dalam
bentuk
investasi
dan
perubahan piutang menjadi investasi dapat
diakui sebagai investasi apabila memenuhi
kriteria sebagai berikut :
Kemungkinan manfaat ekonomi dan
manfaat sosial atau jasa potensial di
masa yang akan datang atas suatu
investasi tersebut dapat diperoleh
pemerintah.
Nilai perolehan atau nilai wajar investasi
dapat diukur secara memadai.

Pengakuan atas Investasi


(Lanjutan)
Ayat 21. Dalam menentukan apakah suatu pengeluaran kas
dan/atau aset, penerimaan hibah dalam bentuk investasi dan
perubahan piutang menjadi investasi memenuhi kriteria
pengakuan investasi yang pertama, entitas perlu mengkaji
tingkat kepastian mengalirnya manfaat ekonomi dan manfaat
sosial atau jasa potensial di masa yang akan datang
berdasarkan bukti-bukti yang tersedia pada saat pengakuan
yang pertama kali. Eksistensi dari kepastian yang cukup
bahwa manfaat ekonomi yang akan datang atau jasa
potensial yang akan diperoleh memerlukan suatu jaminan
bahwa suatu entitas akan memperoleh manfaat dari aset
tersebut dan akan menanggung risiko yang mungkin timbul.

Pengakuan atas Investasi


(Lanjutan)
Ayat
22.
Kriteria
pengakuan
investasi
sebagaimana dinyatakan pada paragraf 20 butir b,
biasanya dapat dipenuhi karena adanya transaksi
pertukaran atau pembelian yang didukung dengan
bukti yang menyatakan/mengidentifikasikan biaya
perolehannya. Dalam hal tertentu, suatu investasi
mungkin diperoleh bukan berdasarkan biaya
perolehannya, atau berdasarkan nilai wajar pada
tanggal perolehan. Dalam kasus yang demikian,
penggunaan nilai estimasi yang layak dapat
digunakan.

Pengukuran
Investasi jangka Pendek
Investasi Jangka Panjang

Pengukuran Investasi jangka


Pendek
Nilai pasar aktif
Tidak ada pasar aktif nilai nominal, nilai
tercatat atau nilai wajar lainnya
Surat berharga, misalnya saham dan obligasi
jangka pendek (efek) Biaya perolehan investasi
harga transaksi investasi + komisi perantara jual beli, jasa
bank, dan biaya lainnya

Pengukuran Investasi jangka


Pendek (Lanjutan)
Surat berharga diperoleh tanpa biaya perolehan
nilai wajar pada tanggal perolehan harga pasar
Jika tidak ada nilai wajar nilai wajar aset lain
yang diserahkan
Investasi bentuk non saham, deposito jangka
pendek nilai nominal
Investasi dalam Mata uang asing disajikan
Rupiah

Pengukuran Investasi Jangka


Panjang
Metode Biaya biaya perolehan
harga transaksi investasi ditambah biaya lain yang timbul

Investasi permanen kepemilikan pemerintah <


20%
dividen tunai pendapatan hasil investasi
dividen bentuk saham penambah nilai investasi
pemerintah

Pengukuran Investasi Jangka


Panjang (Lanjutan)
Investasi non permanen, obligasi atau surat utang
jk.panjang dan investasi yang tidak dimaksudkan
untuk dimiliki berkelanjutan
Investasi non permanen, penanaman modal di
proyek-proyek pembangunan pemerintah (Proyek
Perkebunan Inti Rakyat/PIR)
biaya pembangunan + biaya yang dikeluarkan
untuk perencanaan dan biaya lain yang
dikeluarkan dalam rangka penyelesaian proyek

Pengukuran Investasi Jangka


Panjang (Lanjutan)
Metode Ekuitas investasi permanen
kepemilikan pemerintah > 20% ,atau < 20%
memiliki pengaruh yang signifikan.
Investasi awal biaya perolehan
tgl pelaporan keuangan investasi awal + (-)
proporsi bagian laba (rugi) pemerintah - deviden
tunai
dividen tunai pendapatan hasil investasi dan
mengurangi nilai investasi
dividen saham tidak mempengaruhi nilai investasi

Pengukuran Investasi Jangka


Panjang (Lanjutan)
Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan
(net realizable value)
Investasi non permanen (penyehatan /
penyelamatan perekonomian)
Investasi non permanen berbentuk dana bergulir
penyesuaian secara periodik nilai yang dapat
direalisasikan
mengurangkan nilai investasi non permanen diragukan
tertagih/direalisasikan dari nilai investasi non permanen
awal yang dicatat sebesar harga perolehan

Pengukuran Investasi Jangka


Panjang (Lanjutan)
Pertukaran asset pemerintah biaya perolehan,
atau nilai wajar
Investasi dalam Mata uang asing disajikan
Rupiah
Selisih penjabaran mata uang asing ke Rupiah antara
tanggal perolehan investasi dan tanggal pelaporan
selisih kurs pada neraca

the degree of influence


Ciri-ciri adanya pengaruh atau pengendalian pada
perusahaan investee:
Kemampuan mempengaruhi komposisi dewan
komisaris;
Kemampuan untuk menunjuk atau menggantikan
direksi;
Kemampuan untuk menetapkan dan mengganti
dewan direksi perusahaan investee;
Kemampuan untuk mengendalikan mayoritas
suara dalam rapat/pertemuan dewan direksi.

AKUNTANSI INVESTASI PADA


PEMERINTAHAN PUSAT

PENEMPATAN DANA DALAM


INVESTASI JANGKA PENDEK

PENEMPATAN DANA DALAM INVESTASI


JANGKA PENDEK (Lanjutan)

PENEMPATAN DANA DALAM INVESTASI


JANGKA PENDEK (Lanjutan)

Penyaluran dana melalui


pembelian saham

Penyaluran dana melalui


pembelian saham (Lanjutan)

Penyaluran dana melalui


pembelian saham (Lanjutan)

Penyaluran dana lewat


obligasi

Penyaluran dana lewat obligasi


(Lanjutan)

Investasi langsung dalam


bentuk penyertaan modal

AKUNTANSI INVESTASI PADA


PEMERINTAHAN DAERAH

Pihak-pihak Terkait
Pihak-pihak yang terkait dalam sistem akuntansi investasi
adalah Pejabat Penatausahaan Keuangan PPKD (PPK-PPKD)
dan PPKD
Tugas PPK-PPKD:
a. Mencatat transaksi/kejadian investasi berdasarkan buktibukti transaksi yang sah ke Buku Jurnal Umum.
b. Memposting jurnal-jurnal transaksi/kejadian investasi ke
dalam Buku Besar masing-masing rekening (rincian objek).
c. Membuat laporan keuangan, yang terdiri dari Laporan
Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Operasional (LO),
Laporan Perubahan SAL (LPSAL), Laporan Perubahan
Ekuitas (LPE), Laporan Arus Kas (LAK), Neraca dan Catatan
atas Laporan Keuangan (CaLK).

Pihak-pihak Terkait (Lanjutan)


Tugas PPKD:
a. menandatangani laporan keuangan PPKD
sebelum diserahkan dalam proses
penggabungan/konsolidasi yang dilakukan oleh
fungsi akuntansi PPKD
b. menandatangani surat pernyataan tanggung
jawab PPKD.

Dokumen yang Digunakan

Transaksi Investasi
1. Perolehan Investasi
a. Perolehan Investasi (Investasi Jangka Pendek)
Fungsi Akuntansi PPKD mencatat jurnal ketika pemerintah
daerah melakukan pembentukan/pembelian investasi
jangka pendek dalam rangka manajemen kas.
b. Perolehan Investasi (Investasi Jangka Panjang)
Perolehan investasi dicatat ketika penyertaan modal dalam
peraturan daerah direalisasikan. Pencatatan dilakukan oleh
fungsi akuntansi PPKD berdasarkan SP2D-LS (jika tunai)
yang menjadi dasar pencairan pengeluaran pembiayaan
untuk investasi tersebut.
1) Investasi Jangka Panjang Non Permanen
2) Investasi Jangka Panjang Permanen

Transaksi Investasi (Lanjutan)


2. Hasil Investasi
a. Hasil Investasi Jangka Pendek
Hasil investasi jangka pendek berupa pendapatan bunga. Pendapatan bunga ini
biasanya diperoleh bersamaan dengan pelepasan investasi jangka pendek
tersebut.
b. Hasil Investasi Jangka Panjang
1) Metode Biaya
Dalam metode biaya, keuntungan/kerugian perusahaan tidak mempengaruhi
investasi yang dimiliki pemerintah daerah. Pemerintah daerah hanya
menerima dividen yang dibagikan oleh perusahaan. Berdasarkan
pengumuman pembagian dividen yang dilakukan oleh perusahaan investee,
PPKD dapat mengetahui jumlah dividen yang akan diterima pada periode
berjalan.
2) Metode Ekuitas
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan tempat pemerintah daerah
berinvestasi, PPKD dapat mengetahui jumlah keuntungan perusahaan pada
periode berjalan. Dalam metode ekuitas, keuntungan yang diperoleh
perusahaan akan mempengaruhi jumlah investasi yang dimiliki pemerintah
daerah.
3) Metode Nilai Bersih yang Dapat Direalisasikan
Ketika pendapatan bunga dari investasi jangka panjang non permanen

Transaksi Investasi (Lanjutan)


2. Hasil Investasi
c. Pelepasan Investasi
1) Pelepasan Investasi Jangka Pendek
Ketika dilakukan pelepasan investasi jangka pendek,
Fungsi Akuntansi PPKD mencatat jurnal berdasarkan
dokumen transaksi yang dimiliki PPKD.
2) Pelepasan Investasi Jangka Panjang
Ketika dilakukan pelepasan investasi jangka panjang
misalnya saham, Fungsi Akuntansi PPKD mencatat jurnal
berdasarkan dokumen transaksi yang dimiliki PPKD.

Jurnal Standar

Ilustrasi Investasi Jangka


Pendek
1. INVESTASI JANGKA PENDEK
a. Perolehan Investasi
Pada tanggal 1 April 2015, Pemerintah Kota Depok menempatkan dananya sebesar
Rp100.000.000,00 pada deposito berjangka 6 bulan di Bank Pembangunan Daerah
dengan tingkat bunga 24% per tahun.
Jurnal LO dan Neraca

b. Hasil Investasi
Tiap tanggal 1 mulai dari bulan Mei, Pemerintah kota Depok akan menerima bunga
deposito dari Bank Pembangunan Daerah.
Pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS (Permendagri Nomor 64 Tahun
2013)
Jurnal LO dan Neraca

Jurnal LRA

Ilustrasi Investasi Jangka


Pendek (Lanjutan)
c. Pelepasan Investasi
Pada tanggal 1 Oktober 2015, Pemerintah Kota Depok mencairkan seluruh
depositonya pada Bank Pembangunan Daerah
Pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS (Permendagri Nomor 64
Tahun 2013)
Jurnal LO dan Neraca

Jurnal LRA

Ilustrasi Investasi Jangka


Panjang Metode Biaya
2. INVESTASI JANGKA PANJANG METODE BIAYA
a. Perolehan Investasi
Dengan mengacu pada perda investasi, pada tanggal 2 Februari
2015, Pemerintah Kota Depok melakukan penyertaan modal
kepada PT. Fajar Indah sebesar Rp300.000.000,00 dengan
dokumen pencairan berupa SP2D-LS. Atas penyertaan modal yang
dilakukan ini, Pemerintah Kota Depok memiliki kepemilikan sebesar
10% pada PT. Fajar Indah. Pelaksanaan anggaran mengikuti kode
rekening BAS (Permendagri Nomor 64 Tahun 2013)
Jurnal LO dan Neraca

Jurnal LRA

Panjang Metode Biaya


(Lanjutan)

b. Hasil Investasi
Pada tanggal 5 Juni 2015, PT. Fajar Indah mengumumkan perolehan laba tahun 2015
sebesar Rp100.000.000,00. Selain itu, diumumkan juga bahwa 20% dari laba tersebut
akan dibagikan sebagai dividen tunai. Pembagian dividen dilakukan pada tanggal 9 Juni
2015.
Jurnal LO dan Neraca Pengumuman Laba

Jurnal LO dan Neraca Pembagian Dividen

Jurnal LRA Pembagian Dividen

Panjang Metode Biaya


(Lanjutan)
c. Pelepasan Investasi
Pada tanggal 5 Oktober 2021, Pemerintah Kota Depok
memutuskan untuk menjual seluruh kepemilikannya saham
di PT. Fajar Indah yang senilai Rp370.000.000,00.
Pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS
(Permendagri Nomor 64 Tahun 2013)
Jurnal LO dan Neraca

Jurnal LRA

Ilustrasi Investasi Jangka


Panjang Metode Ekuitas
3. INVESTASI JANGKA PANJANG METODE EKUITAS
a. Perolehan Investasi
Pada tanggal 28 Februari 2015, Pemerintah Kota Depok
menerbitkan peraturan daerah tentang penanaman modal atas
penyertaan modal yang dilakukan pada BUMD Depok senilai
Rp500.000.000,00. SP2D-LS diterbitkan oleh PPKD/BUD untuk
penanaman modal ini pada tanggal 17 Maret 2015. Atas
penyertaan modal yang dilakukan ini, Pemerintah Kota Depok
memiliki porsi kepemilikan sebesar 100% pada BUMD Depok.
Pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS (Permendagri
Nomor 64 Tahun 2013)
Jurnal LO dan Neraca

Jurnal LRA

Ilustrasi Investasi Jangka


Panjang
Metode
Ekuitas
b. Hasil Investasi
Pada tanggal 28 April 2015, BUMD Depok mengumumkan perolehan laba tahun 2015
sebesar Rp200.000.000,00. Selain itu, diumumkan juga bahwa 20% dari laba tersebut
akan dibagikan sebagai dividen tunai. Pembagian dividen dilakukan pada tanggal 7
Mei 2015.
Jurnal LO dan Neraca

Pembagian Dividen Jurnal LO dan Neraca

Jurnal LRA

Ilustrasi Investasi Jangka


Panjang Metode Ekuitas
c. Pelepasan Investasi
Pada tanggal 3 Juli 2018, Pemerintah Kota Depok memutuskan untuk
menjual seluruh kepemilikannya saham di BUMD Depok. Harga penjualan
seluruh saham senilai Rp700.000.000,00. (asumsi periode 28 April 2015 s.d.
3 Juli 2018, BUMD Depok tidak untung dan tidak rugi). Pelaksanaan
anggaran mengikuti kode rekening BAS (Permendagri Nomor 64 Tahun 2013)
Jurnal LO dan Neraca

Jurnal LRA

Ilustrasi - Investasi Jangka


Panjang Metode Nilai Bersih yang
Dapat Direalisasikan
4. INVESTASI JANGKA PANJANG METODE NILAI BERSIH
YANG DAPAT DIREALISASIKAN
a. Perolehan Investasi
Pada tanggal 1 Juli 2015, Pemerintah Kota Depok melakukan
pembentukan dana bergulir senilai Rp250.000.000,00.
Pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS
(Permendagri Nomor 64 Tahun 2013)
Jurnal LO dan Neraca

Jurnal LRA

Ilustrasi - Investasi Jangka


Panjang Metode Nilai Bersih yang
Dapat Direalisasikan (Lanjutan)
b. Hasil Investasi
Pada tanggal 1 Oktober 2015, diterima hasil dari
pengelolaan dana bergulir sebesar Rp3.000.000,00.
Pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS
(Permendagri Nomor 64 Tahun 2013)
Jurnal LO dan Neraca

Jurnal LRA

Ilustrasi - Investasi Jangka


Panjang Metode Nilai Bersih yang
Dapat Direalisasikan (Lanjutan)
c. Pelepasan Investasi
Pada tanggal 30 Desember 2019, Pemerintah Kota Depok
menarik semua dana bergulir tersebut. Pada tanggal
tersebut, dana bergulir yang dapat ditarik sebesar
Rp.270.000.000,00. Pelaksanaan anggaran mengikuti kode
rekening BAS Permendagri Nomor 64 Tahun 2013)
Jurnal LO dan Neraca

Jurnal LRA

Anda mungkin juga menyukai