Anda di halaman 1dari 4

APLIKASI SAMPLING AUDIT NONSTATISTIK

Auditor menggunakan 14 langkah yang dirancang dengan baik untuk menerapkan


sampling audit pada pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi. 14 langkah
tersebut terbagi menjadi 3 tahap. Tahap pertama (merencanakan sampel) terdapat 9 langkah.
Tahap kedua (memilih sampel dan melaksanakan prosedur audit) terdapat 2 langkah. Dan tahap
ketiga (mengevaluasi hasil). Auditor harus mengikuti langkah-langkah tersebut dengan cermat
untuk memastikan diterapkannya persyaratan audit maupun sampling dengan benar.
Dari ketiga tahapan tersebut, maka selanjutnya akan dibahas satu persatu dari 14 langkah
diatas pada penerapannya dalam melakukan sampling audit secara Nonstatistik yang tentunya
menjadi acuan dari Auditor agar dapat melakukan aktivitas audit dengan benar sesuai prosedur.
TAHAP 1 :
Menyatakan tujuan pengujian audit
Tujuan pengujian harus dinyatakan dalam istilah siklus akuntansi yang sedang diuji.
Biasanya, auditor mendefenisikan tujuan pengujian pengendalian dan pengujian substantif
atas transaksi sebagai :
Menguji keefektifan operasi pengendalian
Menentukan apakah transaksi mengandung salah saji moneter.
Memutuskan apakah sampling audit dapat diterapkan
Sampling audit dapat diterapkan setiap kali auditor berencana membuat kesimpulan
mengenai populasi berdasarkan suatu sampel. Auditor harus memeriksa program audit dan
memilih prosedur audit dimana sampling audit dapat diterapkan.

Menetapkan atribut dan kondisi pengecualian


Ketika menggunakan sampling audit, auditor harus secara baik menetapkan atribut yang akan
dilakukan pengujian. Atribut kepentingan dan kondisi pengecualian untuk sampling audit
diambil langsung dari prosedur audit yang digunakan auditor. Ketiadaan atribut pada setiap
item sampel akan menimbulkan pengecualian bagi atribut tersebut. Baik dokumen yang
hilang maupun salah saji yang tidak material akan menciptakan pengecualian. Kecuali
auditor menyatakan secara khusus hal sebaliknya dalam kondisi pengecualian.

Menetapkan Populasi
Populasi adalah item-item yang ingin digeneralisasikan oleh auditor. Auditor dapat
mendefenisikan populasi untuk memasukkan setiap item yang mereka inginkan. Tetapi ketika
memilih sampel, sampel tersebut harus dipilih dari seluruh populasi. Auditor harus menguji
populasi menyangkut kelangkaan dan rincian sebelum suatu sampel dipilih untuk
memastikan bahwa semua item populasi merupakan subjek pemilihan sampel.
Menetapkan unit sampling
Auditor mendefinisikan unit sampling berdasarkan definisi populasi dan tujuan pengujian
audit. Unit sampling adalah unit fisik yang berhubungan dengan angka acak yang dihasilkan
auditor. Jadi ini seringkali.bermanfaat memikirkan unit sampling sebagai titik awal untuk
melakukan pengujian audit.
Menetapkan tingkat pengecualian yang dapat ditoleransi
Penetapan tingkat pengecualian yang dapat ditoleransi (tolerable exception rate /TER) untuk
setiap atribut memerlukan pertimbangan professional. TER menggambarkan tingkat
pengecualian tertinggi yang akan diizinkan auditor dalam pengendalian yang sedang diuji
dan masih bersedia menyimpulkan bahwa pengendalian telah berjalan efektif (dan/atau
tingkat salah saji moneter dalam transaksi masih dapat diterima). TER sangat cocok untuk
masalah materialitas sehingga dipengaruhi baik oleh definisi maupun arti penting atribut
dalam rencana audit.

Menetapkan resiko yang dapat diterima atas penilaian resiko pengendalian yang
terlalu rendah

Setiap kali mengambil sampel, auditor menghadapi resiko menarik kesimpulan yang salah
mengenai populasi. Hal ini berlaku baik untuk sampling statistik maupun nonstatistik
(kecuali 100% populasi diuji). Untuk sampling audit, dalam pengujian pengendalian dan
pengujian substantif atas transaksi, resiko tersebut disebut sebagai resiko yang dapat diterima
atas penilaian resiko pengendalian yang terlalu rendah (acceptable risk of assessing control
risk /ARACR too low).
Mengestimasi tingkat pengecualian populasi
Auditor harus terrlebih dahulu membuat estimasi tingkat pengecualian populasi untuk
merencanakan ukuran sampel yang sesuai. Jika estimasi tingkat pengecualian populasi
(estimated population exception rate/EPER) rendah, ukuran sampel yang relative kecil akan

memenihi tingkat pengecualian yang dapatditoleransi (TER) auditor, karena hanya


diperlukan lebis sedikit estimasi yang tepat.
Menentukan ukuran sampel awal
Ada empat factor yang menentukan ukuran sampel awal bagi sampling audit ukuran
populasi, TER, ARACR, dan EPER. Ukuran populasi bukan merupakan factor yang
signifikan dan umumnya dapat diabaikan, terutama untuk populasi yang besar. Auditor yang
menggunakan sampling nonstatistik akan menentukan ukuran sampel dengan menggunakan
pertimbangan professionalnya dan bukan menggunakan rumus statistik. Setelah ketiga factor
utama yang mempengaruhi ukuran sampel ditentukan, auditor dapat memutuskan ukuran
sampel awal Hal ini disebut sebagai ukuran sampel awal karena pengecualian sampel actual
harus dievaluasi sebelum auditor dapat memutuskan apakah sampel cukup besar untuk
mencapai tujuan pengujian.
TAHAP II :
Memilih sampel
Setelah menentukan ukuran sampel awal bagi aplikasi sampling audit, auditor harus memilih
item-item dalam populasi untukmemasukkan sampel. Auditor dapat memilih sampel dengan
menggunakan metode probabilistik atau nonprobabilstik yang telah dibahas . untuk
meminimalkan kemungkinan klien mengubah item-item sampel yang dipilih. Auditor juga
harus mengendalikan sampel setelah klien menyediakan dokumen. Beberapa item sampel
tambahan dapat saja dipilih sebagai cadangan untuk mengganti setiap item yang masih
kosong dalam sampel awal.
Melakukan Prosedur Audit
Auditor melaksanakan prosedur audit dengan memeriksa setiap item dalam sampel untuk
menentukan apakah sampel tersebut konsisten dengan definisi atribut dan dengan
mempertahankan catatan mengenai semua pengecualian yang ditemukan. Jika prosedur audit
untuk aplikasi sampling telah selesai, auditor akan memiliki ukuran sampel dan jumlah
pengecualian untuk setiap atribut. Untuk mendokumentasikan pengujian yang dilakukan serta
memberikan informasi untuk di review, maka auditor biasanya memasukkan jadwal dari hasil
atas prosedur audit yang dilakukan.

TAHAP III :
Melakukan Generalisasi dari sampel ke populasi
Tingkat pengecualian sampel (sample exception rate =SER) dapat dengan mudah dihitung dari
hasilsampel actual. SER sama sama dengan jumlah actual pengecualian dibagi dengan ukuran
sampel actual. Jadi, salah jika auditor menyimpulkan bahwa tingkat pengecualian populasi
adalah tepat sama seperti tingkat pengecualian sampel. Karena hanya ada peluang yang kecil
hal itu akan identik. Menurut metode nonstatistik, auditor menggunakan dua cara untuk
menggeneralisasikan dari sampel kepopulasi, yaitu :
1. Menambah estimasi kesalahan sampling ke SER guna mencapai tingkat pengecualian atas

yang dihitung (CUER) bagi ARACR tertentu.


2. Mengurangi tingkat pengecualian sampel (SER) dari tingkat pengecualian yang dapat
ditoleransi (TER), untuk menemukan kesalahan sampling yang dihitung (TER-SER) dan
mengevaluasi apakah hal tersebut cukup besar untuk menyimpulkan bahwa tingkat
pengecualian populasi yang sebenarnya dapat diterima.

Anda mungkin juga menyukai