Anda di halaman 1dari 22

RIFQI AQILLA DIVASYAH

2001103010121

AUDITING II

16-1(TUJUAN 16-1)Apa perbedaan utama antara (a) pengambilan sampel audit untuk
pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi dan (b) pengambilan
sampel audit untuk pengujian rincian saldo?

jawab : a) Pengambilan sampel audit untuk pengujian pengendalian dan pengujian


substantif transaksi memiliki tujuan untuk mengevaluasi keefektifan dan konsistensi
dari pengendalian internal suatu entitas serta untuk memverifikasi korektnya transaksi
individu yang termasuk dalam saldo akun. Dalam pengujian pengendalian, sampel
diambil untuk menilai apakah pengendalian internal telah diterapkan dan berfungsi
dengan efektif, sementara dalam pengujian substantif transaksi, sampel diambil untuk
memverifikasi keakuratan dan kelayakan dari transaksi individu.

(b) Pengambilan sampel audit untuk pengujian rincian saldo dimaksudkan untuk
mengevaluasi korektnya saldo akun suatu entitas pada tanggal neraca. Sampel diambil
untuk menilai apakah saldo akun tersebut dilaporkan dengan benar dan sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum. Sampel yang diambil dalam pengujian rincian
saldo dapat mencakup transaksi atau item yang tidak dicatat selama pengujian
pengendalian atau pengujian substantif transaksi.

Jadi, perbedaan utama antara pengambilan sampel audit untuk pengujian


pengendalian dan pengujian substantif transaksi dengan pengambilan sampel audit
untuk pengujian rincian saldo adalah bahwa tujuannya berbeda, yakni mengevaluasi
pengendalian internal dan transaksi individu dalam kasus pertama, dan mengevaluasi
saldo akun pada kasus kedua.
16-2(TUJUAN 16-2)Mendefinisikan sampling stratifikasi dan menjelaskan
pentingnya dalam audit. Bagaimana seorang auditor dapat memperoleh sampel
bertingkat dari 30 item dari masing-masing tiga strata dalam konfirmasi piutang
usaha?

jawab : Sampling stratifikasi adalah metode pengambilan sampel yang membagi


populasi yang akan diuji menjadi beberapa kelompok atau strata, dan kemudian
menarik sampel secara acak dari setiap strata tersebut. Setiap strata mewakili sub-
populasi yang homogen atau seragam dalam beberapa hal, misalnya jumlah, ukuran,
risiko, atau karakteristik lain yang relevan. Sampling stratifikasi digunakan dalam
audit untuk mengurangi kesalahan pengambilan sampel dan meningkatkan efisiensi
audit.

Pentingnya penggunaan sampling stratifikasi dalam audit adalah sebagai berikut:

1.Mengurangi kesalahan pengambilan sampel: Dengan membagi populasi menjadi


beberapa strata dan menarik sampel dari masing-masing strata, auditor dapat
mengurangi kesalahan pengambilan sampel, misalnya bias seleksi, variasi acak, atau
kesalahan pengukuran.

2.Efisiensi audit: Penggunaan stratifikasi dapat meningkatkan efisiensi audit karena


auditor dapat fokus pada area yang paling signifikan atau berisiko tinggi.

3Lebih efektif dalam mendeteksi ketidaksesuaian: Dengan memilih sampel dari setiap
strata, auditor dapat memastikan bahwa sampel mencerminkan keseluruhan populasi,
sehingga lebih mudah untuk mendeteksi ketidaksesuaian yang mungkin terjadi di
dalamnya.
Untuk memperoleh sampel bertingkat dari 30 item dari masing-masing tiga strata
dalam konfirmasi piutang usaha, auditor dapat melakukan langkah-langkah berikut:

1.dentifikasi strata: Auditor harus mengidentifikasi tiga strata dalam populasi piutang
usaha. Misalnya, strata pertama mewakili piutang usaha dengan nilai di bawah 1 juta,
strata kedua mewakili piutang usaha dengan nilai antara 1 juta hingga 10 juta, dan
strata ketiga mewakili piutang usaha dengan nilai di atas 10 juta.

2.Menentukan ukuran sampel untuk setiap strata: Auditor harus menentukan ukuran
sampel yang tepat untuk setiap strata dengan menggunakan formula statistik yang
relevan.

3.Menarik sampel secara acak dari setiap strata: Auditor harus menarik sampel secara
acak dari masing-masing strata sesuai dengan ukuran sampel yang ditentukan.
Misalnya, auditor dapat menggunakan software pengambilan sampel untuk
memastikan bahwa sampel diambil secara acak.

4.Menguji dan mengevaluasi sampel: Auditor harus menguji dan mengevaluasi


sampel yang telah diambil dari setiap strata untuk memastikan keakuratan dan
kelayakan data, serta menggunakannya untuk mengevaluasi kesesuaian pengendalian
dan substantif.

Dengan melakukan langkah-langkah tersebut, auditor dapat memperoleh sampel


bertingkat yang mewakili keseluruhan populasi piutang usaha, dan memberikan hasil
audit yang lebih akurat dan efektif.
16-3(TUJUAN 16-3)Apa perbedaan stratifikasi populasi saldo akun untuk
pengambilan sampel dengan menggunakan analitik data untuk mengaudit seluruh
saldo?

jawab: Stratifikasi populasi saldo akun untuk pengambilan sampel bertujuan untuk
membagi populasi menjadi beberapa strata atau kelompok yang homogen sehingga
memungkinkan auditor untuk memilih sampel yang mewakili setiap strata. Hal ini
berguna untuk memastikan bahwa sampel yang diambil mewakili karakteristik saldo
akun yang signifikan dan mengurangi risiko terlewatnya kesalahan material.

Sementara itu, penggunaan analitik data untuk mengaudit seluruh saldo melibatkan
penggunaan teknik analisis statistik untuk mengevaluasi karakteristik saldo akun
secara keseluruhan. Auditor dapat membandingkan data aktual dengan perkiraan yang
dibuat berdasarkan data historis, tren, atau hubungan dengan variabel lain. Hal ini
berguna untuk mengidentifikasi potensi kesalahan material dan memperoleh wawasan
tentang karakteristik populasi saldo akun secara keseluruhan.

Perbedaan utama antara kedua teknik ini adalah dalam cara mereka memperoleh
informasi tentang populasi saldo akun. Stratifikasi populasi saldo akun untuk
pengambilan sampel hanya membagi populasi menjadi beberapa kelompok homogen,
sementara analitik data digunakan untuk mengevaluasi karakteristik populasi secara
keseluruhan. Kedua teknik ini dapat digunakan bersama-sama atau secara terpisah
tergantung pada sifat dan tujuan audit.

16-4(TUJUAN 16-2)Apa hubungan antara ARIA untuk pengujian rincian saldo dan
ARO untuk pengujian pengendalian?

jawab : ARIA (Acceptable Risk of Incorrect Acceptance) untuk pengujian rincian


saldo dan ARO (Acceptable Risk of Overreliance) untuk pengujian pengendalian
keduanya terkait dengan risiko audit. ARIA merupakan risiko yang dapat diterima
bahwa jumlah kesalahan dalam populasi melebihi jumlah kesalahan yang diizinkan
oleh auditor saat menerima saldo akun yang diuji. Sedangkan ARO merupakan risiko
yang dapat diterima bahwa pengendalian yang diuji tidak efektif, padahal sebenarnya
pengendalian tersebut tidak efektif.

Kedua konsep ini saling terkait, karena kesalahan dalam saldo akun dapat disebabkan
oleh kegagalan pengendalian. Dalam pengambilan sampel rincian saldo, auditor harus
mempertimbangkan efektivitas pengendalian yang terkait dengan saldo tersebut. Jika
pengendalian dianggap efektif, maka auditor dapat menerima saldo tersebut dengan
risiko kesalahan yang dapat diterima (ARIA) yang lebih rendah. Namun, jika
pengendalian dianggap tidak efektif, auditor harus memperketat risiko kesalahan yang
dapat diterima (ARIA) yang diizinkan.

Dalam hal ini, auditor harus memperhatikan bahwa ARIA dan ARO dapat berbeda
untuk satu akun. Dalam hal ini, auditor harus mempertimbangkan risiko kesalahan
yang dapat diterima pada saat pengambilan sampel rincian saldo dan risiko kesalahan
yang dapat diterima pada saat pengujian pengendalian.

16-5(TUJUAN 16-2)Bedakan antara estimasi titik dari total salah saji dan nilai
sebenarnya dari salah saji dalam populasi. Bagaimana masing-masing dapat
ditentukan?

jawab : Estimasi titik adalah suatu nilai tunggal yang digunakan untuk
memperkirakan total salah saji di populasi berdasarkan sampel yang diambil. Estimasi
titik ini dapat diperoleh dengan menggunakan metode sampling yang sesuai untuk
mengambil sampel dari populasi dan menghitung jumlah rata-rata kesalahan pada
sampel tersebut. Estimasi titik biasanya digunakan untuk memberikan gambaran
umum tentang tingkat kesalahan dalam populasi, tetapi tidak memberikan informasi
tentang seberapa dekat nilai estimasi tersebut dengan nilai sebenarnya.

Sementara itu, nilai sebenarnya dari salah saji adalah jumlah total kesalahan dalam
populasi. Namun, karena sulit atau mahal untuk memeriksa keseluruhan populasi,
auditor menggunakan sampel untuk membuat estimasi titik dari jumlah kesalahan
dalam populasi. Untuk menentukan nilai sebenarnya dari salah saji, auditor harus
melakukan pemeriksaan menyeluruh atas seluruh item dalam populasi atau
mempertimbangkan alternatif lain seperti menggunakan teknologi audit yang lebih
canggih.

16-6(TUJUAN 16-2)Evaluasilah pernyataan berikut yang dibuat oleh seorang auditor:


“Pada setiap aspek audit jika memungkinkan, saya menghitung estimasi titik dari
salah saji dan mengevaluasi apakah jumlahnya material. Jika ya, saya menyelidiki
penyebabnya dan terus menguji populasi sampai saya menentukan apakah ada
masalah serius. Penggunaan sampling statistik dengan cara ini merupakan alat audit
yang berharga.”

jawab : Pernyataan tersebut cukup tepat dalam konteks penggunaan sampling statistik
dalam audit. Auditor harus mengambil sampel acak dari populasi dan mengevaluasi
jumlah kesalahan dalam sampel untuk menentukan apakah ada kesalahan material
dalam populasi. Jika ada kesalahan material, auditor harus melakukan penyelidikan
lebih lanjut untuk menentukan penyebab kesalahan dan melanjutkan pengujian untuk
menentukan apakah ada masalah serius dalam populasi.

Penggunaan sampling statistik memang merupakan alat audit yang berharga dalam
menilai kesalahan material dalam populasi yang besar. Namun, penting untuk diingat
bahwa penggunaan sampling statistik tidak selalu menghasilkan kesimpulan yang
akurat karena sampel yang diambil hanya merupakan representasi kecil dari populasi.
Oleh karena itu, auditor harus memperhitungkan risiko audit dan memastikan bahwa
ukuran sampel yang diambil cukup besar untuk menghasilkan tingkat keyakinan yang
diperlukan.
16-7(TUJUAN 16-3)Jelaskan karakteristik utama sampling unit moneter. Apa
bedanya dengan pengambilan sampel nonstatistik?

jawab : Karakteristik utama dari sampling unit moneter adalah bahwa setiap unit
dalam sampel adalah unit moneter atau nominal yang dapat diukur dalam satuan uang.
Dalam hal ini, nilai uang dianggap sebagai atribut penting dari populasi dan
digunakan untuk menentukan probabilitas pengambilan sampel. Sebaliknya, dalam
pengambilan sampel nonstatistik, unit sampel dapat menjadi jenis yang berbeda
seperti fisik, waktu, dan sumber daya manusia.

Keuntungan dari pengambilan sampel unit moneter adalah bahwa auditor dapat
mengevaluasi materialitas kesalahan dengan cara yang lebih tepat karena auditor
dapat mengukur secara tepat jumlah kesalahan dalam satuan uang. Selain itu,
pengambilan sampel unit moneter memungkinkan auditor untuk menentukan ukuran
sampel yang dibutuhkan berdasarkan jumlah kesalahan yang dapat diterima dalam
satuan uang. Hal ini memungkinkan auditor untuk memperoleh hasil yang lebih
akurat dengan meminimalkan jumlah kesalahan yang diterima.

Sementara itu, pengambilan sampel nonstatistik cenderung lebih subjektif dan kurang
akurat karena auditor tidak selalu dapat menentukan unit sampel yang tepat untuk
mencapai tujuan pengambilan sampel. Selain itu, auditor tidak dapat mengukur
jumlah kesalahan dalam satuan uang dengan cara yang sama seperti pada
pengambilan sampel unit moneter. Oleh karena itu, hasil pengambilan sampel
nonstatistik mungkin lebih sulit untuk dievaluasi dalam hal materialitas kesalahan.

16-8(TUJUAN 16-1, 16-2, 16-3, 16-4)Mendefinisikan apa yang dimaksud dengan


sampling risk. Apakah risiko pengambilan sampel berlaku untuk pengambilan sampel
nonstatistik, MUS, dan pengambilan sampel variabel? Menjelaskan.
jawab : Sampling risk adalah risiko bahwa kesimpulan yang ditarik dari hasil
pengambilan sampel mungkin tidak mewakili keseluruhan populasi, karena sifat acak
pengambilan sampel. Risiko ini terkait dengan ketidakpastian karena sampel diambil
dari populasi yang lebih besar.

Risiko pengambilan sampel berlaku untuk semua metode pengambilan sampel,


termasuk pengambilan sampel nonstatistik, MUS, dan pengambilan sampel variabel.
Namun, metode pengambilan sampel yang berbeda dapat memiliki risiko
pengambilan sampel yang berbeda-beda.

Pengambilan sampel nonstatistik memiliki risiko pengambilan sampel yang lebih


tinggi karena tidak didasarkan pada metode statistik yang terstandarisasi. Pada
pengambilan sampel nonstatistik, auditor seringkali mengambil keputusan subjektif
tentang item mana yang akan diuji, sehingga risiko kesalahan pemilihan item dapat
terjadi.

Pengambilan sampel variabel memiliki risiko pengambilan sampel yang lebih rendah
karena didasarkan pada metode statistik yang terstandarisasi dan umumnya
memberikan hasil yang lebih akurat. Namun, risiko kesalahan mungkin terjadi jika
sampel tidak diambil secara acak atau jika ukuran sampel yang dipilih tidak memadai.

Metode pengambilan sampel MUS juga memiliki risiko pengambilan sampel yang
lebih rendah karena didasarkan pada metode statistik yang terstandarisasi. Namun,
risiko kesalahan mungkin terjadi jika auditor tidak mengikuti prosedur pengambilan
sampel MUS dengan benar atau jika item dalam populasi tidak terdistribusi secara
merata.
16-9(TUJUAN 16-3)Jelaskan mengapa penggunaan sampling MUS memberikan
sedikit, jika ada, bukti yang terkait dengan tujuan audit terkait saldo kelengkapan.

jawab : Metode sampling MUS (Monetary Unit Sampling) memiliki fokus pada
pengujian akurasi nilai individu atau unit moneter dalam populasi, sehingga lebih
cocok digunakan untuk tujuan audit terkait substansi atau ketelitian akun. Metode ini
tidak secara khusus didesain untuk menguji kelengkapan atau keberadaan dari item
dalam populasi.

Pada dasarnya, dalam MUS, setiap unit moneter memiliki kesempatan yang sama
untuk dipilih sebagai sampel, sehingga tidak ada kelebihan atau perhatian khusus
yang diberikan kepada unit yang kurang lengkap atau tidak lengkap. Oleh karena itu,
risiko bahwa item tidak lengkap atau tidak terdeteksi oleh sampel yang diambil dapat
menjadi lebih tinggi jika metode MUS digunakan untuk tujuan audit kelengkapan.

Sebaliknya, pengambilan sampel nonstatistik, seperti pengambilan sampel block atau


judgmental sampling, biasanya lebih cocok untuk tujuan audit terkait kelengkapan
atau keberadaan item. Pengambilan sampel variabel juga dapat digunakan untuk
tujuan ini dengan memperhatikan jenis dan karakteristik variabel yang dipilih untuk
diuji. Namun, risiko pengambilan sampel masih dapat terjadi pada semua jenis
pengambilan sampel, terlepas dari apakah itu adalah sampel statistik atau nonstatistik.

16-10(TUJUAN 16-3)Seorang auditor sedang menentukan ukuran sampel yang tepat


untuk menguji penilaian persediaan menggunakan MUS. Populasi memiliki 2.620
item persediaan senilai $12.625.000. Salah saji yang dapat ditoleransi adalah
$500.000 dengan ARIA 10 persen. Tidak ada salah saji diharapkan dalam populasi.
Hitung ukuran sampel awal.
jawab : Untuk menghitung ukuran sampel awal menggunakan metode MUS, dapat
digunakan rumus sebagai berikut:

n = (t² × p × q × N) / [(t² × p × q × N) + (d² / 4)]

dengan:

n = ukuran sampel yang dibutuhkan t = nilai pada tabel distribusi t untuk tingkat
keyakinan tertentu dan derajat kebebasan n - 1 p = proporsi populasi yang diharapkan
memiliki karakteristik yang sedang diuji q = 1 - p N = ukuran populasi d = tingkat
toleransi kesalahan atau tingkat kesalahan yang dapat diterima (misalnya, salah saji)

Dalam kasus ini, ARIA = 10%, sehingga tingkat toleransi kesalahan yang dapat
diterima adalah 10%. Jika tidak ada salah saji yang diharapkan dalam populasi, maka
tingkat kesalahan yang dapat diterima ini akan digunakan untuk menghitung ukuran
sampel.

Dalam hal ini, tingkat keyakinan tidak disebutkan, jadi diasumsikan 95% (tabel
distribusi t untuk tingkat keyakinan 95% dengan derajat kebebasan 2.619 adalah
sekitar 1,96).

Maka, dapat dihitung sebagai berikut:

n = (1,96² × 0,5 × 0,5 × 2.620) / [(1,96² × 0,5 × 0,5 × 2.620) + (500.000² / 4)]

n = 104,66

Dalam hal ini, ukuran sampel awal yang dibutuhkan adalah sekitar 105 item
persediaan.

16-11(TUJUAN 16-3)Auditor akan memilih sampel MUS dari 3.140 item persediaan
yang dijelaskan pada Pertanyaan 16-10 dengan menggunakan sampling sistematik.
Asumsikan titik awal acak 123.608, identifikasi jumlah dolar kumulatif yang terkait
dengan lima item sampel pertama. Bagaimana auditor akan menentukan item
persediaan fisik yang terkait dengan setiap dolar sampel?

jawab : Untuk menentukan jumlah dolar kumulatif yang terkait dengan lima item
sampel pertama, auditor dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

Jumlah dolar kumulatif = (Jumlah item dalam populasi / Jumlah item dalam sampel) x
(Jumlah dolar dalam populasi)

Dalam kasus ini, jumlah item dalam populasi adalah 3.140 dan jumlah item dalam
sampel tidak disebutkan, tetapi kita dapat mengasumsikan bahwa ini adalah sampel
yang diambil menggunakan MUS. Mari kita asumsikan jumlah item dalam sampel
adalah 100. Jumlah dolar dalam populasi tidak disebutkan, jadi kita tidak dapat
menghitung jumlah dolar kumulatif dengan tepat.

Namun, jika kita asumsikan bahwa jumlah dolar dalam populasi adalah $10.000.000,
maka jumlah dolar kumulatif untuk lima item sampel pertama dapat dihitung sebagai
berikut:

Jumlah dolar kumulatif = (3.140/100) x $10.000.000 = $314.000

Dengan demikian, auditor dapat menentukan item persediaan fisik yang terkait
dengan setiap dolar sampel dengan menggunakan teknik MUS. Auditor harus
membagi jumlah dolar kumulatif menjadi ukuran unit moneternya. Jika auditor
menggunakan ukuran unit moneternya sebesar $100, maka auditor akan memilih tiga
digit dari bilangan bulat pertama setelah titik desimal untuk menentukan item
persediaan yang terkait dengan setiap dolar sampel. Misalnya, untuk dolar pertama
dari lima item sampel pertama dengan jumlah dolar kumulatif sebesar $314.000,
auditor akan memilih item persediaan dengan nomor urut 3141, 3142, atau 3143, yang
terkait dengan dolar tersebut. Untuk dolar kedua, auditor akan memilih item
persediaan dengan nomor urut 3144, 3145, atau 3146, dan seterusnya.

16-12(TUJUAN 16-2)Jelaskan apa yang dimaksud dengan risiko yang dapat diterima
dari penerimaan yang salah. Apa saja faktor audit utama yang memengaruhi ARIA?

jawab : Risiko yang dapat diterima dari penerimaan yang salah (acceptable audit risk
of incorrect acceptance/ARIA) adalah risiko bahwa auditor memberikan opini audit
yang tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya, yang disebabkan oleh penerimaan
kesalahan secara tidak sengaja dalam audit, dan risiko ini masih dapat diterima oleh
auditor. ARIA adalah kebijakan risiko yang ditetapkan oleh auditor untuk menentukan
tingkat risiko kesalahan yang dapat diterima dalam penentuan kesesuaian laporan
keuangan suatu entitas.

Beberapa faktor audit utama yang memengaruhi ARIA adalah:

1 Kepercayaan terhadap sistem pengendalian internal entitas: semakin kuat dan


efektif sistem pengendalian internal suatu entitas, semakin rendah ARIA.

2 Tingkat risiko inherent: semakin tinggi risiko inherent dari suatu transaksi
atau pernyataan keuangan, semakin tinggi ARIA.

3 Tingkat risiko deteksi: semakin tinggi risiko bahwa auditor tidak akan dapat
mendeteksi kesalahan materi dalam audit, semakin tinggi ARIA.

4 Tingkat materialitas: semakin besar materialitas yang ditetapkan oleh auditor,


semakin tinggi ARIA.

5 Tingkat kompleksitas transaksi dan akuntansi: semakin kompleks transaksi


dan akuntansi suatu entitas, semakin tinggi ARIA.

6 Tingkat perubahan dalam entitas: semakin besar perubahan dalam entitas,


semakin tinggi ARIA.
7 Kualitas bukti audit: semakin sedikit dan kurangnya bukti audit yang
tersedia, semakin tinggi ARIA.

Auditor harus mempertimbangkan semua faktor tersebut dan menetapkan ARIA


dengan hati-hati untuk meminimalkan risiko kesalahan yang dapat diterima dalam
audit dan memastikan bahwa opini audit yang diberikan sesuai dengan kondisi
sebenarnya.

16-13(TUJUAN 16-4)Evaluasilah pernyataan berikut yang dibuat oleh seorang


auditor: “Saya mengambil sampel acak dan memperoleh interval kepercayaan 90
persen dari $800.000 hingga $900.000. Itu berarti bahwa nilai populasi yang
sebenarnya adalah antara $800.000 dan $900.000, 90 persen dari waktu.”

jawab : Pernyataan tersebut tidak tepat karena interval kepercayaan bukanlah rentang
nilai yang mengandung nilai populasi yang sebenarnya dengan tingkat kepercayaan
tertentu sebesar 90 persen. Interval kepercayaan sebenarnya merupakan rentang nilai
yang memungkinkan untuk mengandung nilai populasi yang sebenarnya dengan
tingkat kepercayaan tertentu sebesar 90 persen.

Selain itu, pernyataan tersebut juga tidak memberikan informasi yang cukup
mengenai ukuran sampel dan variabilitas data yang digunakan untuk menghitung
interval kepercayaan tersebut. Sehingga sulit untuk mengetahui seberapa akurat dan
presisi interval kepercayaan yang dihasilkan.

Oleh karena itu, auditor perlu memberikan informasi yang lebih lengkap dan tepat
tentang interval kepercayaan, termasuk ukuran sampel, standar deviasi sampel, dan
metode yang digunakan untuk menghitung interval kepercayaan tersebut. Dengan
informasi yang lebih lengkap, pemangku kepentingan dapat memahami dengan lebih
baik tingkat akurasi dan presisi dari hasil audit yang dilakukan.
16-14(TUJUAN 16-3)Jelaskan apa yang dimaksud dengan ketelitian dasar.
Bagaimana cara menentukannya?

jawab : Ketelitian dasar adalah tingkat ketelitian yang diinginkan oleh auditor dalam
pengambilan sampel audit. Tingkat ketelitian ini mencerminkan risiko yang dapat
diterima oleh auditor dalam menerima suatu kesalahan dalam populasi saat pengujian
dilakukan.

Cara menentukan ketelitian dasar adalah dengan mempertimbangkan faktor-faktor


berikut:

1.Tingkat kepercayaan (confidence level): tingkat keyakinan auditor bahwa hasil


pengambilan sampel yang diperoleh mewakili seluruh populasi. Tingkat kepercayaan
biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase, seperti 95% atau 99%.

2.Toleransi kesalahan (tolerable error): jumlah kesalahan yang dapat diterima dalam
populasi tanpa menyebabkan kesimpulan audit yang salah. Toleransi kesalahan ini
biasanya ditetapkan oleh manajemen atau regulator dan dapat bervariasi antara
organisasi atau industri yang berbeda.

3.Variabilitas populasi: besarnya variasi atau ragam dalam populasi. Semakin besar
variabilitas populasi, semakin besar ukuran sampel yang diperlukan untuk mencapai
tingkat ketelitian yang sama.

Setelah faktor-faktor ini dipertimbangkan, auditor dapat menggunakan rumus statistik


untuk menentukan ukuran sampel yang dibutuhkan untuk mencapai ketelitian dasar
yang diinginkan.

Misalnya, jika auditor menginginkan tingkat kepercayaan 95%, toleransi kesalahan


$10.000, dan variabilitas populasi yang cukup rendah, auditor dapat menggunakan
tabel ukuran sampel yang telah ditentukan sebelumnya atau menghitung sendiri
ukuran sampel yang dibutuhkan berdasarkan rumus statistik yang sesuai.

Penting bagi auditor untuk menentukan ketelitian dasar yang tepat karena hal ini akan
mempengaruhi ukuran sampel yang dibutuhkan, waktu dan sumber daya yang
diperlukan, serta kesimpulan audit yang dihasilkan. Ketelitian dasar yang kurang tepat
dapat mengarah pada kesalahan dalam mengevaluasi kesimpulan audit atau bahkan
tidak terdeteksinya kesalahan yang signifikan dalam populasi.

16-15(TUJUAN 16-3)Asumsikan bahwa sampel 100 unit diperoleh dengan


mengambil sampel persediaan pada Pertanyaan 16-10. Asumsikan lebih lanjut bahwa
tiga salah saji berikut ditemukan:

Salah saji

123

RecordedValue

$897,16 47.02 1.621,68

AuditedValue

$609,16 0

1.522,68

Hitung overstated terikat untuk populasi. Menarik kesimpulan audit berdasarkan


hasil.

jawab : Untuk menghitung overstated terikat untuk populasi, kita perlu menggunakan
rumus berikut:

Overstated Terikat = (Besar kesalahan / Ukuran sampel) x (Ukuran populasi - Ukuran


sampel)
Dalam hal ini, kita memiliki 3 kesalahan yang ditemukan dalam sampel, sehingga
besar kesalahan adalah:

Besar kesalahan = $897,16 - $609,16 + $1.621,68 - $1.522,68 = $386,00

Ukuran sampel adalah 100 unit, dan ukuran populasi tidak diketahui. Oleh karena itu,
kita perlu membuat asumsi tentang ukuran populasi atau menggunakan data yang
diberikan untuk memperkirakan ukuran populasi. Asumsikan bahwa ukuran populasi
adalah 10.000 unit.

Overstated Terikat = ($386,00 / 100) x (10.000 - 100) = $38.600,00

Jadi, overstated terikat untuk populasi adalah $38.600,00.

Berdasarkan hasil ini, auditor perlu melakukan analisis lebih lanjut untuk menentukan
apakah kesalahan tersebut material atau tidak. Jika toleransi kesalahan auditor adalah
$50.000, maka kesalahan yang ditemukan dalam sampel dapat dianggap tidak
material. Namun, jika toleransi kesalahan auditor lebih rendah, auditor perlu
mempertimbangkan untuk memperluas sampel atau mengambil tindakan lain untuk
menilai akurasi persediaan secara lebih akurat.

16-16(TUJUAN 16-3)Mengapa pengambilan sampel unit moneter merupakan metode


pengambilan sampel statistik yang paling umum digunakan untuk pengujian rincian
saldo?

jawab : Pengambilan sampel unit moneter (monetary unit sampling/MUS) merupakan


metode pengambilan sampel statistik yang paling umum digunakan untuk pengujian
rincian saldo. Hal ini disebabkan karena MUS memiliki beberapa kelebihan
dibandingkan dengan teknik pengambilan sampel lainnya, seperti:

1.Lebih efisien dalam mengidentifikasi kesalahan materiil: MUS memilih item yang
memiliki nilai signifikan dalam populasi, sehingga lebih efisien dalam
mengidentifikasi kesalahan material yang signifikan dalam populasi.

2.Probabilitas pengambilan sampel lebih tinggi: MUS menggunakan probabilitas


pengambilan sampel, sehingga setiap item dalam populasi memiliki kesempatan yang
sama untuk dipilih sebagai sampel. Hal ini meningkatkan keandalan hasil pengujian
dan memungkinkan auditor untuk membuat kesimpulan yang lebih valid tentang
populasi.

3.Memungkinkan auditor untuk menentukan risiko sampling yang tepat: Auditor


dapat menentukan risiko sampling yang diizinkan dalam pengambilan sampel, yang
memungkinkan auditor untuk menentukan tingkat kepercayaan yang tepat dalam
kesimpulan audit.

4.Memungkinkan auditor untuk menentukan ukuran sampel yang tepat: Dalam MUS,
auditor dapat menentukan ukuran sampel yang diperlukan berdasarkan ukuran
populasi, toleransi kesalahan, dan risiko sampling yang diizinkan.

5.Mudah dipahami oleh pengguna dan auditor: MUS relatif mudah dipahami oleh
pengguna dan auditor, karena teknik ini hanya melibatkan pemilihan item yang
memiliki nilai signifikan dalam populasi dan melakukan pengujian atas item-item
tersebut.

Oleh karena itu, pengambilan sampel unit moneter (MUS) menjadi metode
pengambilan sampel statistik yang paling umum digunakan dalam pengujian rincian
saldo.

16-17(TUJUAN 16-4)Tentukan apa yang dimaksud dengan simpangan baku populasi


dan jelaskan kepentingannya dalam pengambilan sampel variabel. Apa hubungan
antara deviasi standar populasi dan ukuran sampel yang diperlukan?

jawab : Simpangan baku populasi adalah ukuran statistik yang digunakan untuk
mengukur sebaran data dalam populasi. Simpangan baku populasi digunakan sebagai
dasar untuk menghitung rentang sampel yang dapat diterima dalam pengambilan
sampel variabel. Dalam pengambilan sampel variabel, auditor ingin memastikan
bahwa sampel yang diambil mewakili populasi yang sedang diuji. Simpangan baku
populasi membantu auditor untuk menentukan rentang nilai yang dapat diterima
dalam sampel sehingga sampel yang diambil dapat dianggap mewakili populasi secara
keseluruhan.

Dalam hubungannya dengan ukuran sampel yang diperlukan, semakin besar


simpangan baku populasi, semakin besar pula ukuran sampel yang diperlukan untuk
memperoleh sampel yang mewakili populasi secara akurat. Ini karena semakin besar
simpangan baku populasi, semakin besar variasi data dalam populasi dan semakin
banyak sampel yang dibutuhkan untuk memperkirakan parameter populasi dengan
tingkat kepercayaan yang tinggi.

Selain itu, deviasi standar populasi juga digunakan untuk menghitung ukuran sampel
minimum yang diperlukan untuk mencapai tingkat kesalahan tertentu dalam
pengambilan sampel. Semakin kecil deviasi standar populasi, semakin sedikit sampel
yang diperlukan untuk mencapai tingkat kesalahan tertentu. Namun, semakin besar
deviasi standar populasi, semakin banyak sampel yang dibutuhkan untuk mencapai
tingkat kesalahan yang sama.

Dalam kesimpulannya, simpangan baku populasi memiliki kepentingan dalam


pengambilan sampel variabel karena membantu auditor untuk menentukan rentang
nilai yang dapat diterima dalam sampel sehingga sampel yang diambil dapat dianggap
mewakili populasi secara keseluruhan. Selain itu, deviasi standar populasi digunakan
untuk menghitung ukuran sampel yang diperlukan untuk mencapai tingkat kesalahan
tertentu dalam pengambilan sampel. Semakin besar simpangan baku populasi,
semakin besar ukuran sampel yang diperlukan untuk memperkirakan parameter
populasi dengan tingkat kepercayaan yang tinggi.

16-18(TUJUAN 16-5)Dalam menggunakan estimasi perbedaan, auditor mengambil


sampel acak dari 100 item persediaan dari populasi yang besar untuk menguji
penetapan harga yang tepat. Beberapa item persediaan salah saji, tetapi jumlah bersih
gabungan dari salah saji sampel tidak material. Selain itu, penelaahan atas salah saji
individual menunjukkan bahwa tidak ada salah saji yang dengan sendirinya material.
Akibatnya, auditor tidak menginvestigasi salah saji atau membuat evaluasi statistik.
Jelaskan mengapa praktik ini tidak tepat.

jawab : Praktik tersebut tidak tepat karena auditor harus memastikan bahwa sampel
yang diambil mewakili populasi secara keseluruhan. Jika hanya dilakukan penelaahan
pada jumlah bersih gabungan dari salah saji sampel dan tidak memperhatikan kasus-
kasus individual, maka auditor mungkin akan kehilangan kesalahan material yang
mungkin ada dalam populasi yang tidak terdeteksi dalam sampel tersebut.

Selain itu, auditor harus memperhatikan bahwa keputusan evaluasi statistik bukan
hanya didasarkan pada ukuran jumlah kesalahan dalam sampel, tetapi juga pada
karakteristik lain dari populasi, seperti risiko dan kepentingan yang terkait dengan
kriteria materialitas dan pengendalian internal. Jika auditor hanya memutuskan untuk
tidak melakukan evaluasi statistik berdasarkan pada ukuran jumlah kesalahan dalam
sampel, maka mereka mungkin tidak dapat mengidentifikasi kesalahan material yang
berdampak pada kesimpulan audit.

Oleh karena itu, sebaiknya auditor melakukan investigasi pada setiap kasus individu
yang diidentifikasi sebagai salah saji dalam sampel, dan melakukan evaluasi statistik
yang tepat dalam memperkirakan kesalahan dalam populasi dan dampaknya terhadap
kesimpulan audit. Dengan melakukan tindakan tersebut, auditor dapat meningkatkan
keakuratan dan keandalan kesimpulan audit.

16-19(TUJUAN 16-4)Apa saja teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel


variabel?

jawab : Ada beberapa teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel variabel,
antara lain:
1.Simple random sampling: Metode ini melibatkan pengambilan sampel secara acak
tanpa memperhatikan karakteristik populasi. Setiap item dalam populasi memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih dalam sampel.

2.Systematic sampling: Metode ini melibatkan pengambilan sampel dengan cara


memilih item secara teratur, misalnya setiap 10 item dalam populasi.

3.Stratified random sampling: Metode ini melibatkan membagi populasi menjadi


beberapa strata atau kelompok berdasarkan karakteristik tertentu, seperti ukuran, nilai,
atau risiko, dan kemudian mengambil sampel acak dari masing-masing strata tersebut.

4.Cluster sampling: Metode ini melibatkan memilih sekelompok item atau unit dalam
populasi yang berdekatan, dan mengambil sampel dari kelompok-kelompok tersebut
secara acak.

5.Haphazard sampling: Metode ini melibatkan pengambilan sampel secara acak,


tetapi tidak teratur, misalnya dengan memilih item secara bebas dari berbagai bagian
populasi.

6.Probability proportional to size sampling (PPS): Metode ini melibatkan


pengambilan sampel dengan memilih item dengan probabilitas yang sebanding
dengan ukuran atau nilai masing-masing item dalam populasi.

7.Sequential sampling: Metode ini melibatkan pengambilan sampel secara berurutan


sampai jumlah sampel yang diinginkan tercapai. Proses pengambilan sampel akan
terus berlanjut sampai sampel terakhir dinyatakan cukup untuk menentukan
kesimpulan audit.

Ketika menggunakan teknik pengambilan sampel variabel, auditor harus memilih


teknik yang paling sesuai dengan tujuan pengambilan sampel dan karakteristik
populasi yang sedang diuji. Setiap teknik pengambilan sampel variabel memiliki
keuntungan dan kelemahan tersendiri, dan harus dipilih dengan hati-hati agar hasil
audit lebih akurat dan efektif.

16-20(TUJUAN 16-3, 16-4)Berikan contoh penggunaan sampling atribut, MUS, dan

sampling variabel dalam bentuk kesimpulan audit.

jawab : Berikut adalah contoh penggunaan sampling atribut, MUS, dan sampling
variabel dalam bentuk kesimpulan audit:

1.Sampling Atribut:

Auditor dapat menggunakan sampling atribut untuk mengevaluasi efektivitas


pengendalian internal suatu entitas. Misalnya, auditor ingin menilai efektivitas
pengendalian internal pada pengeluaran kas kecil suatu entitas. Auditor memilih 60
pengeluaran kas kecil secara acak dari populasi 500 pengeluaran kas kecil, dan
menemukan bahwa 8 pengeluaran tidak memenuhi persyaratan pengendalian internal.
Dengan menggunakan sampling atribut, auditor dapat menyimpulkan bahwa tingkat
kesalahan pengendalian internal adalah 13,33% (8/60), yang melebihi batas toleransi
perusahaan. Auditor merekomendasikan bahwa entitas memperkuat pengendalian
internal pada pengeluaran kas kecil.

2.MUS Sampling:

Auditor dapat menggunakan MUS (Monetary Unit Sampling) untuk mengevaluasi


keakuratan saldo akun suatu entitas. Misalnya, auditor ingin menilai keakuratan saldo
akun piutang usaha suatu entitas pada tanggal neraca. Auditor memilih 100 unit
moneter secara acak dari saldo akun piutang usaha yang terdiri dari 10.000 unit
moneter. Auditor menemukan bahwa 10 unit moneter memiliki kesalahan atau
ketidaksesuaian dengan jumlah total sebesar 20 juta. Dengan menggunakan MUS,
auditor dapat menyimpulkan bahwa kesalahan atau ketidaksesuaian saldo akun
piutang usaha pada tanggal neraca diperkirakan sebesar 200 juta (10.000 x 20 juta /
100), yang melebihi batas toleransi perusahaan. Auditor merekomendasikan agar
entitas memperbaiki kesalahan dan meningkatkan keakuratan saldo akun piutang
usaha pada tanggal neraca.

3.Sampling Variabel:

Auditor dapat menggunakan sampling variabel untuk mengevaluasi tingkat kelayakan


atau keandalan transaksi individu dalam suatu populasi. Misalnya, auditor ingin
menilai kelayakan penjualan suatu entitas dengan menggunakan harga jual yang
dipatok. Auditor memilih 50 faktur penjualan secara acak dari populasi 1.000 faktur
penjualan. Auditor menemukan bahwa rata-rata harga jual pada 50 faktur penjualan
yang dipilih adalah 500 ribu, yang setara dengan harga jual yang dipatok oleh entitas.
Dengan menggunakan sampling variabel, auditor dapat menyimpulkan bahwa harga
jual yang dipatok oleh entitas telah diikuti dengan baik oleh penjualan pada populasi,
dan transaksi penjualan dianggap layak dan andal.

Anda mungkin juga menyukai