Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Citizen Education, Vol.2, No.

2, Juli 2020
ISSN: 2716-3466

MENUJU “GOOD GOVERNANCE” DENGAN


REINVENTING GOVERNMENT
W. Meliala, S.E., M.Si.
STIE Ottow Geisler Serui
waspadameliala20@gmail.com

Abstrak:

Kepemerintahan yang baik, sebagaimana dipahami bersama merupakan bentuk tatanan


hubungan dan keterkaitan yang seimbang dan berkeadilan diantara sektor-sektor negara,
masyarakat bisnis, dan masyarakat madani (BPKP, 2000).Good governance merupakan
bagian yang tak terpisahkan dalam pengembangan demokrasi. Tulisan ini dimaksudkan
sebagai wacana untuk membina hubungan yang selaras antara ketiga komponen makro,
yaitu pemerintah, masyarakat dan pasar atau ekonomi.Menurut Achwan (2000), dengan
terbinanya hubungan yang harmonis antara ketiga aktor utama tersebut maka dapat
tercipta satu negara yang bersih dan responsif (clean and responsif state), semaraknya
masyarakat sipil (vibrant civil society) serta kehidupan bisnis yang bertanggung jawab
(good corporate governance). acuan utama dalam menyelenggarakan pemerintahan yang
berorientasi kewirausahaan menurut prinsip dasar Osborne dan Gaebler (1992) yang
diemban pemerintah sekarang, yaitu: (1) Pemerintahan yang katalis, (2) Pemerintahan
milik masyarakat (3) Pemerintahan kompetitif (4) Pemerintahan yang digerakkan oleh
misi (5) Pemerintahan yang berorientasi hasil (6) Pemerintahan berorientasi pelanggan
(7) Pemerintahan wirausaha (8) Pemerintahan yang antisipatif: (9) Pemerintahan
desentralisasi (10) Pemerintahan berorientasi pasar. Hasil dan pembahsan pada studi ini
adalah Reinventing Government dalam Manajemen Publik, Otonomi Daerah Sebagai
Perwujudan Desentralisasi yaitu mengacu pada Ketetapan MPR Nomor XV/MPR/1998
tentang penyelenggaraan otonomi daerah: pengaturan, pembagian dan pemanfaaan
sumber daya nasional yang berkeadilan serta perimbangan keuangan pusat dan daerah
dalam kerangka negara kesatuan republik Indonesia. Kesimpulannya adalah pentingnya
pengelolaan pemerintahan yang baik (good governance), partisipasi masyarakat, dan
manajemen publik yang tepat, Dalam Reinventing government, perencanaan stratejik
diperlukan agar jalannya organisasi dapat mengarah pada tujuan dan sasaran yang akan
dicapai.

Kata Kunci: Good Governance, Reinventing Government.

1
Jurnal Citizen Education, Vol.2, No. 2, Juli 2020
ISSN: 2716-3466

Pendahuluan harmonis antara ketiga aktor utama

Dalam penghujung abad dua tersebut maka dapat tercipta satu negara

puluh ini, seringkali kita mendengar, yang bersih dan responsif (clean and

bahwa masalah dan persoalan yang responsif state), semaraknya masyarakat

melanda dunia ini, terutama bagi negara- sipil (vibrant civil society) serta

negara berkembang adalah masalah kehidupan bisnis yang bertanggung

kepemerintahan yang baik (good jawab (good corporate governance).

governance).Pergolakan diantara Cita-cita tersebut tampaknya


penguasa, pertentangan usaha yang tidak masih menjadi harapan yang panjang,
sehat, dan perseturuan antar golongan karena masih banyak yang harus kita
masyarakat baik secara horisontal dan benahi dan masih banyak pekerjaan-
vertikal menyebabkan kesengsaraan dan pekerjaan besar yang harus kita
ketidakadilan.Pergolakan dan tuntaskan sampai kini. Nampaknya
ketimpangan ini tidak hanya berbagai upaya yang ditempuh untuk
berpengaruh terhadap lingkungan mengembangkan pemerintahan yang
internal saja, melainkan juga menjadi bersih dan berwibawa ini masih jauh
permasalahan masyarakat internasional. dari kenyataan. Pemulihan ekonomi
yang dilakukan masih berjalan dengan
Kepemerintahan yang baik,
lamban.Stabilitas serta integrasi
sebagaimana dipahami bersama
kesatuan wilayah Indonesia terancam
merupakan bentuk tatanan hubungan
oleh disintegrasi bangsa.Belum lagi
dan keterkaitan yang seimbang dan
konflik diantara para elit politik yang
berkeadilan diantara sektor-sektor
semakin terangkat ke permukaan.
negara, masyarakat bisnis, dan
Fenomena tersebut menunjukkan bahwa
masyarakat madani (BPKP, 2000).Good
kita berada dalam masa transformasi
governance merupakan bagian yang tak
dari kehidupan otokratik kearah
terpisahkan dalam pengembangan
demokratis dengan proses reformasi
demokrasi. Tulisan ini dimaksudkan
total yang meluap-luap. Dalam
sebagai wacana untuk membina
menjalani masa transformasi ini
hubungan yang selaras antara ketiga
paradigma good governance muncul ke
komponen makro, yaitu pemerintah,
permukaan sebagai basis utama dalam
masyarakat dan pasar atau
mengelola perubahan menuju civil
ekonomi.Menurut Achwan (2000),
society.
dengan terbinanya hubungan yang

2
Jurnal Citizen Education, Vol.2, No. 2, Juli 2020
ISSN: 2716-3466

Hal yang menjadi permasalahan Dalam pemerintahan, strategic


disekitar penegakan good governance planning merupakan proses yang
diantaranya adalah bahwa upaya berorientasi pada hasil yang akan
tersebut sampai sekarang justru tidak dicapai dalam waktu satu sampai lima
bisa dilakukan tanpa tekanan dari luar. tahun, dengan memperhatikan potensi,
Lembaga donor seperti World Bank dan peluang, dan kendala yang mungkin
IMF sering mengagendakan penegakan muncul (LAN RI, 1999). Perencanaan
good governance dalam setiap program stratejik mengandung visi, misi, tujuan,
yang dikeluarkannya. Hal ini sebenarnya sasaran, kebijakan, program dan
merupakan suatu ironi, karena banyak kegiatan yang realistis dengan
pakar kita yang berteriak mengenai mengantisipasi perkembangan masa
perlunya good governance, tetapi depan.
pendorong riilnya adalah „paksaan‟ dari
Perencanaan stratejik instansi
lembaga-lembaga tersebut. Oleh karena
pemerintah memerlukan integrasi antara
itu sudah saatnya proses penegakan
keahlian sumber daya manusia dan
good governance harus kita tumbuhkan
sumber daya lain agar mampu menjawab
dan kembangkan dari inisiatif kita
tuntutan perkembangan lingkungan
sendiri.
strategis, nasional dan global (LAN RI,
Dalam mengembangkan inisiatif 1999). Analisis terhadap lingkungan
kita sendiri menuju good governance, organisasi baik internal maupun
diperlukan strategic planning untuk eksternal merupakan langkah yang
merumuskan arah dan tujuan yang sangat penting dalam memperhitungkan
dikehendaki. Tanpa formulasi kekuatan (strengths), kelemahan
perumusan misi, visi, dan tujuan yang (weakness), peluang (opportunities), dan
jelas, maka arah reformasi menuju good tantangan/kendala (threats) yang ada.
governance tersebut menjadi tidak jelas. Analisis terhadap unsur-unsur tersebut
Strategic planning merupakan mental sangat penting dan merupakan dasar
creation process dalam sistem perwujudan visi, misi, dan strategi
manajemen stratejik, yang sasarannya instansi pemerintah.
tidak hanya satu bidang saja, namun
Metode
beberapa bidang yang dirumuskan
secara komprehensif. Beberapa acuan utama dalam
menyelenggarakan pemerintahan yang

3
Jurnal Citizen Education, Vol.2, No. 2, Juli 2020
ISSN: 2716-3466

berorientasi kewirausahaan menurut tanpa batas(borderless world). Secara


prinsip dasar Osborne dan Gaebler ringkas dunia tanpa batas ini ditandai
(1992) yang diemban pemerintah dengan semakin terfokusnya masalah ke
sekarang, yaitu: (1) Pemerintahan yang dalam 5 C yang stratejik yakni (1)
katalis, yaitu lebih berperan untuk Customer, (2) Company, (3)
mengarahkan ketimbang mengayuh Competition, (4) Currency dan (5)
(steering rather than rowing), (2) Country. Jika kelima masalah ini tidak
Pemerintahan milik masyarakat, yaitu diantisipasi dengan baik, maka suatu
memberi wewenang ketimbang negara akan tergilas dalam derasnya arus
melayani (empowering rather than globalisasi.
service), (3) Pemerintahan kompetitif,
Pembahasan
menyuntikkan persaingan ke dalam
Reinventing Government dalam
pemberian pelayanan, (4) Pemerintahan
Manajemen Publik
yang digerakkan oleh misi, mengubah
organisasi yang digerakkan oleh Guna mewujudkan good
peraturan, (5) Pemerintahan yang governance, manajemen publik perlu
berorientasi hasil, membiayai hasil mengarahkan sektor-sektor stratejik
bukan masukan (funding outcomes, not yang dapat mempercepat terwujudnya
input), (6) Pemerintahan berorientasi pelayanan prima kepada masyarakat.
pelanggan: memenuhi kebutuhan Mendekatkan pengambilan keputusan
pelanggan, bukan birokrasi, (7) kepada masyarakat membutuhkan
Pemerintahan wirausaha: menghasilkan adanya desentralisasi, mempercepat dan
ketimbang membelanjakan (earning meratakan pertumbuhan membutuhkan
rather than spending), (8) Pemerintahan adanya partisipasi masyarakat, sehingga
yang antisipatif: mencegah daripada praktik privatisasi sebagai wujud
mengobati, (9) Pemerintahan partisipasi dapat memberdayakan
desentralisasi, dan (10) Pemerintahan masyarakat.
berorientasi pasar: mendongkrak Dalam era globalisasi, kita
perubahan melalui pasar (leveraging menyaksikan turut berkembang dan
change through out the market). tumbuhnya sistem manajemen publik
Dilain pihak Kenichi Ohmae dan pemerintahan yang semakin efisien.
(1991) mengingatkan bahwa saat ini kita Bahkan kita telah mulai menyaksikan
sedang dan akan memasuki era dunia perubahan ekonomi dan sosial dengan

4
Jurnal Citizen Education, Vol.2, No. 2, Juli 2020
ISSN: 2716-3466

memberikan kesempatan dan peran yang Berdasarkan hal diatas maka


semakin besar pada sektor swasta dan diperlukan peran manajemen publik
kelembagaan masyarakat lainnya yang dalam masyarakat meliputi beberapa hal
menjalankan sebagai fungsi pelayanan seperti yang dikemukakan oleh Kristiadi
kepada masyarakat. Pemerintah telah (1999): pertama, manajemen publik
mulai membatasi diri kepada hal-hal berperan menjamin pemerataan
yang lebih bersifat pembinaan dan distribusi pendapatan nasional kepada
pengaturan ketertiban praktek kelompok masyarakat miskin secara
perekonomian. keadilan. Kedua, manajemen publik
berperan melindungi hak-hak pribadi
Manajemen pemerintahan yang
cenderung birokratis dalam beberapa masyarakat atas pemilikan kekayaan,
serta menjamin kebebasan bagi
tahun terakhir menghadapi tuntutan
masyarakat untuk melaksanakan
perubahan karena dianggap kurang
tanggungjawab diri mereka sendiri
sesuai dengan perkembangan dinamik di
dalam bidang kesehatan, pendidikan dan
era globalisasi. Salah satu pendorong
pelayanan bagi kelompok masyarakat
perubahan manajemen pemerintahan
lanjut usia. Ketiga, manajemen publik
adalah pemikiran yang monumental dari
berperan melestarikan nilai-nilai tradisi
Osborn dan Gaebler (1992) tentang
masyarakat yang sangat bervariasi itu
“Reinveting Government”, yaitu praktik
manajemen publik yang didukung oleh dari satu generasi ke generasi
berikutnya, serta memberikan jaminan
birokrasi dengan semangat
kewirausahaan. Mereka mengatakan dan dukungan sumber-sumber sehingga
nilai-nilai tersebut mampu tumbuh dan
bahwa. penyelenggaraan urusan
pemerintahan hendaknya lebih berkembang sesuai tuntutan perubahan
jaman, serta dapat hidup terus bersama
dititikberatkan kepada kapasitas dan
peran serta masyarakat di tingkat daerah secara damai, serasi dan selaras dengan
budaya lain di lingkungannya.
atau wilayah. Bentuk organisasi
birokrasi pada masa-masa sekarang Pelaksanaan manajemen publik
sudah saatnya untuk ditinjau kembali yang didasarkan pada good governance
dan diarahkan pada bentuk organisasi sangat urgen untuk dilakukan. Praktik
yang terbuka atau fleksibel serta KKN yang berlangsung lama dinegara
terdesentralisasi. kita tidak mudah untuk dikikis begitu
saja, terutama dalam jangka pendek.

5
Jurnal Citizen Education, Vol.2, No. 2, Juli 2020
ISSN: 2716-3466

Untuk mewujudkan good governance, akuntabilitas antara kementerian dan


manajemen publik perlu mengarahkan kepala departemen, (2) Pembedaan
sektor-sektor stratejik yang dapat antara keluaran (output) dengan hasil
mempercepat terwujudnya pelayanan (outcome), (3) Pengontrolan terhadap
kepada masyarakat. Mendekatkan sumber daya input, dan (4) Pemisahan
pengambilan keputusan kepada antara pembelian dan kepentingan
masyarakat membutuhkan adanya kepemilikan pada departemen
desentralisasi, mempercepat dan pemerintah.
meratakan pertumbuhan membutuhkan
Landasan hukum bagi
adanya partisipasi masyarakat. pembenahan tersebut adalah
Disamping itu, fungsi akuntabilitas dikeluarkannya dua peraturan yaitu State
publik harus dikedepankan sebagai sector act 1988 dan Public finance act
penjaga berlangsungnya proses
1989 (Bale dan Dale, 1998). Public
perubahan sektor publik agar berjalan Finance Act menegaskan bahwa laporan
sesuai dengan agenda yang
keuangan untuk pemerintah Selandia
direncanakan. Baru ditingkat pusat maupun daerah
Pengalaman Negara Lain harus disajikan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum (GAAP).
Selandia Baru merupakan contoh
negara yang berhasil mereformasi sektor Dengan kata lain, sistem akuntansi yang
berlaku sudah berbentuk accrual basis,
publiknya. Latar belakang dari
perubahan tersebut sebenarnya hampir sama dengan yang dipakai sektor privat.

mirip dengan kondisi di Indonesia, Pelajaran yang bisa dipetik dari


meskipun culture-nya berbeda. Mulanya pengalaman Selandia Baru adalah
berawal dari 1984 ketika pemerintah penerapan sistem akuntansi berdasarkan
waktu itu menghadapi permasalahan accrual accounting menjadi sangat
seperti rendahnya pertumbuhan urgen untuk dilakukan. Sebagai salah
ekonomi, tingginya hutang luar negeri satu informasi, akuntansi dapat
serta defisit fiskal yang membumbung dikatakan sebagai meknisme
tinggi. Pihak pemerintah segera administrasi manajemen publik.
melakukan perubahan manajemen sektor Sehingga pengembangan informasi yang
publik dengan mendasarkan pada empat akrual dapat dipandang sebagai bagian
konsep (McCulloch dan Ball, 1992) integral dari reformasi sektor publik
yang terdiri atas: (1) Hubungan daripada berdiri sendiri.

6
Jurnal Citizen Education, Vol.2, No. 2, Juli 2020
ISSN: 2716-3466

Dilain pihak Schick (1998) terhadap kinerja badan-badan


mengatakan bahwa model perubahan pemerintah dan sektor publik lainnya.
manajemen publik di Selandia Baru Perkembangan sektor publik di
tidak dapat begitu saja diterapkan pada Amerika mulai tampak dengan
negara-negara berkembang. Hal ini dikeluarkannya peraturan Single Audit
dikarenakan karakteristik negara Act 1984 oleh pihak kongres. Dalam
berkembang yang berbeda dengan undang-undang tersebut disebutkan
Selandia baru. Pada negara berkembang, bahwa semua badan pemerintah baik itu
sektor informal menjadi pelaku utama. state, local government, dan lembaga
Proses informal sendiri mempunyai lain yang menerima bantuan dana dari
spesifikasi yang tidak jelas berkaitan federal government diwajibkan untuk
dengan hak kepemilikan dan proses dilakukan single audit. Pengaturan
formal lain dalam mengatur kegiatan mengenai audit tercantum dalam aturan
ekonomi. Dalam menghadapi kondisi ini yang dikenal dengan “yellow book”.
perubahan yang dilakukan dalam Standar akuntansi untuk pemerintah dan
mengembangkan manajemen sektor lembaga nirlaba diatur oleh satu
publik adalah: (1) Kemajuan dalam lembaga yang disebut Government
sektor publik memerlukan peningkatan Accounting Standard Board (GASB).
sektor pasar, sehingga keduanya harus Sedangkan untuk akuntansi sektor privat
berjalan seiring, (2) Memajukan sektor tugas tersebut diemban oleh FASB. Satu
publik berarti memerlukan kontrol hal yang menarik adalah bahwa audit
eksternal yang dapat diandalkan, dan (3) bisa dilaksanakan oleh auditor
Para politisi dan birokrasi harus pemerintah maupun akuntan publik yang
berfokus pada proses dasar manajemen kompeten. Sedangkan mengenai standar
publik. akuntansi pemerintah disana sebenarnya
Amerika Serikat merupakan tidak banyak beda dengan sektor privat,
contoh lain dari negara yang cuma terdapat beberapa tambahan
berpengalaman mengembangkan sektor seperti yang disyaratkan oleh GAO. Dari
publik. Fungsi akuntabilitas publik segi pengawasan, audit yang dilakukan
terutama pengawasan terhadap terhadap lembaga pemerintah lebih
pengelolaan keuangan dilakukan oleh mengarah kepada audit kinerja
General Accounting Office (GAO) (performance audit), yaitu bagaimana
sebuah badan yang melakukan audit

7
Jurnal Citizen Education, Vol.2, No. 2, Juli 2020
ISSN: 2716-3466

pengelolaan dana digunakan secara yaitu mereka berperan untuk


efektif, efisien dan ekonomis. mengarahkan dan mengakselerasikan

Otonomi Daerah Sebagai Perwujudan pelayanan publik pada masyarakat

Desentralisasi (Osborne dan Gaebler, 1992). Dengan


demikian, arah pembangunan tidak lagi
Berdasarkan Ketetapan MPR
berdasarkan konsep dari atas ke bawah
Nomor XV/MPR/1998 tentang
(top down) melainkan lebih ke arah
penyelenggaraan otonomi daerah:
partisipasi dari bawah ke atas (bottom
pengaturan, pembagian dan pemanfaaan
up). Hal ini untuk mengurangi pola
sumber daya nasional yang berkeadilan
sentralisasi yang berakibat pemerintah
serta perimbangan keuangan pusat dan
daerah sebagai penentu kebijakan
daerah dalam kerangka negara kesatuan
kurang bisa menterjemahkan kebijakan
republik indonesia, dikeluarkanlah
pusat secara tepat dan kurang aspiratif
peraturan perundang-undangan yang
terhadap masyarakat daerah yang
menjadi fokus perhatian selama ini yaitu
dilayaninya. Hal ini dapat terjadi karena
UU Nomor32 Tahun 2004sebagaimana
para birokrat daerah masih memegang
telah diubah dengan Undang Undang
budaya paternalistik dan budaya
Nomor 12 Tahun 2008 tentang
sentralistik (Mardiasmo, 2000).
Pemerintah Daerah (UU Otonomi
Daerah), dan UU Nomor 33 Tahun 2004 Osborne dan Gaebler (1992)

tentang Perimbangan Keuangan antara menyatakan bahwa pemerintahan yang

Pemerintah Pusat dan Daerah. Kedua terdesentralisasi mempunyai beberapa

undang-undang tersebut telah membawa keunggulan. Pemerintahan yang

perubahan mendasar pada pola terdesentralisasi jauh lebih fleksibel

hubungan antar pemerintahan dan daripada yang tersentralisasi, karena

keuangan antara Pusat dan Daerah. dapat memberikan respon lebih cepat
terhadap lingkungan dan kebutuhan
Kedua Undang-undang tersebut
yang berubah. Selain itu, pemerintahan
mempunyai misi utama mewujudkan
yang terdesentralisasi jauh lebih efektif,
asas desentralisasi. Secara normatif,
inovatif, dan menghasilkan semangat
desentralisasi merupakan pelimpahan
kerja dan komitmen yang tinggi, serta
wewenang dari pemerintah Pusat ke
lebih produktif.
pemerintah ditingkat yang lebih bawah.
Positioning pemerintah selanjutnya Otonomi yang diberikan kepada

hanya sebagai fasilitator dan katalis, pemerintah daerah didasarkan padaasas

8
Jurnal Citizen Education, Vol.2, No. 2, Juli 2020
ISSN: 2716-3466

desentralisasi dalam wujud otonomi nyata pada proses otonomi daerah


yang luas, nyata dan bertanggungjawab nantinya. Masyarakat selaku
(Mardiasmo, 2000). Otonomi mencakup shareholder dari pemerintah daerah
pula kewenangan yang penuh dalam memiliki hak untuk mengetahui
menyelenggarakan urusan rumah penganggaran daerah, bagaimana suatu
tangganya, mulai dari tahap perencanaan anggaran direncanakan dan bagaimana
sampai dengan tahap pelaporan dan suatu anggaran dilaksanakan. Dengan
evaluasi. Dengan demikian, hal ini cara ini, publik dapat melihat kinerja
ditujukan untuk peningkatan pelayanan dari anggaran daerah. Untuk tetap dapat
kesejahteraan masyarakat yang semakin menjaga tujuan ini, pelaporan anggaran
baik, pengembangan kehidupan seharusnya dipublikasikan, dengan
demokrasi, keadilan dan pemerataan, didasarkan pada prinsip objektivitas,
serta pemeliharaan hubungan yang konsisitensi, materialitas, serta
sesuai antara pusat dan daerah serta pengungkapan.
antar daerah dalam Negara Kesatuan
Kesimpilan
Republik Indonesia. Kewenangan
Munculnya era globalisasi yang
tersebut mencakup pula kewenangan
sarat dengan tantangan dan persaingan
dalam penggunaan dana, baik yang
saat ini menuntut kita semua untuk
berasal dari pemerintah pusat, maupun
menyadari tentang pentingnya
yang berasal dari pemerintah daerah
pengelolaan pemerintahan yang baik
sendiri.
(good governance). Begitupun di era
Paradigma ini mempunyai reformasi saat ini, masyarakat sudah
implikasi kearah akuntabilitas publik, semakin tangap dan jeli dalam melihat
karena publik ingin mengetahui aktivitas berbagai kepentingannya dalam
yang dilakukan pemerintah. Sehingga kehidupan berbangsa dan bernegara.
hal ini membawa kita dalam bentuk Kondisi seperti ini menuntut pemerintah
akuntabilitas ganda. Akuntabilitas ganda untuk cepat tanggap dalam merespon
adalah akuntabilitas atas penganggaran keinginan dan kepentingan masyarakat.
daerah terhadap level yang lebih tinggi Kepentingan mereka yang sebelumnya
(vertical accountability) dan juga terabaikan, sekarang kepentingan
akuntabilitas yang ditujukan kepada tersebut dituntut untuk direalisasi.
publik (horizontal accountability). Realisasi tuntutan tersebut harus
Bentuk akuntabilitas ini lebih tampak

9
Jurnal Citizen Education, Vol.2, No. 2, Juli 2020
ISSN: 2716-3466

dilakukan secara sistematik, tepat, dan tuntutan perkembangan lingkungan


komprehensif. strategis, nasional dan global.

Strategi yang digunakan Daftar Pustaka


mengarah kepada asas desentralisasi, Achwan, Rochwan. (2000). “Good
pengurangan birokrasi, partisipasi Governance”: Manifesto
masyarakat, dan manajemen publik yang Politik Abad Ke-21, Harian
Kompas, edisi 28 juni.
tepat. Desentralisasi diwujudkan dalam
pelaksanaan otonomi daerah, yang Dale, Malcolm., dan Tony Dale, (1998),
Public Sector Reform in New
memberikan wewenang lebih luas
Zealand and Its Relevance to
kepada daerah untuk mengatur dan Developing Country, The
mengelola daerahnya sendiri guna World Bank Research
Observer Vol.13 No.1
memberikan pelayanan kepada
(Februari): 03-21.
masyarakatnya. Pengurangan birokrasi
Badan Pengawasan Keuangan
diwujudkan dalam bentuk perampingan
Pembangunan, (2000),
organisasi sehingga dapat dengan cepat Perencanaan Strategis.
merespon perubahan yang terjadi.
Ellwood, Sheila. (1993). Parish and
Sedangkan partisipasi masyarakat Town Councils: Financial
diwujudkan dalam bentuk privatisasi, Accountability and
dimana masyarakat diberi hak untuk Management, Local
Government Studies, Vol. 19,
mengelola dan memenuhi kebutuhan
p. 368-386.
mereka melaui usaha yang produktif.
Kristiadi, J. B., (1999), Manajemen
Dalam Reinventing government, Perubahan: Menyongsong
perencanaan stratejik diperlukan agar Globalisasi dan Milenium.
Makalah pada Lustrum
jalannya organisasi dapat mengarah
Program MM-Undip.
pada tujuan dan sasaran yang akan
Lembaga Administrasi Negara Republik
dicapai. Perumusan visi, misi, dan
Indonesia, (1999), Pedoman
strategi diperlukan untuk menjembatani Penyusunan Pelaporan
tujuan dan sasaran yang akan dicapai Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah.
tersebut. Strategic planning instansi
pemerintah memerlukan integrasi antara Mardiasmo, (2000), Globalisasi
Perekonomian, Sistem
keahlian sumber daya manusia dan
Ekonomi Nasional, dan
sumber daya lain agar mampu menjawab Otonomi Daerah, Jurnal

10
Jurnal Citizen Education, Vol.2, No. 2, Juli 2020
ISSN: 2716-3466

Ekonomi Pembangunan, Vol.


5, No. 1, 1-14.

McCulloch, B.W., dan Ian Ball, (1992),


Accounting in the Context of
Public Sector Management
Reform, Journal Financial
Accountablity and
Management Vol. 8 No. 1
(Spring).

Ohmae, Kenichi, (1991), The Borderless


World, The Harper Publication.

Osborne, David dan Ted Gaebler,


(1992), Reinveting
government: How the
Entrepreneurial Spirit is
Transforming the Public
Sector. Pustaka Binaman
Prassindo.

Shrick, Allen, (1998), Why Most


Developing Countries Should
Not Try New Zealand‟s
Reforms, The World Bank
Research Observer, Vol. 13,
No. 1 (Februari): 123-131.

TAP MPR Nomor XV/MPR/1998.

Undang-undang RI Nomor 32 Tahun


2004 tentang Pemerintah Daerah.

Undang-undang RI Nomor. 33 Tahun


2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah.

Undang-undang RI Nomor 12 Tahun


2008 tentang Pemerintah Daerah.

11
Jurnal Citizen Education, Vol.2, No. 2, Juli 2020
ISSN: 2716-3466

JUDUL ARTIKEL MENUJU “GOOD


GOVERNANCE”
DENGAN
REINVENTING
GOVERNMENT

PENULIS
W. Meliala, S.E., M.Si.

PUBLIKASI JURNAL MAHASISWA

REVIEWER RIFQI AQILLA DIVASYAH


LATAR BELAKANG Dalam penghujung abad dua puluh ini,
seringkali kita mendengar, bahwa masalah
dan persoalan yang melanda dunia ini,
terutama bagi negara-negara berkembang
adalah masalah kepemerintahan yang baik
(good governance).Pergolakan diantara
penguasa, pertentangan usaha yang tidak
sehat, dan perseturuan antar golongan
masyarakat baik secara horisontal dan
vertikal menyebabkan kesengsaraan dan
ketidakadilan.Pergolakan dan
ketimpangan ini tidak hanya berpengaruh
terhadap lingkungan internal saja,
melainkan juga menjadi permasalahan
masyarakat internasional.

Kepemerintahan yang baik, sebagaimana


dipahami bersamamerupakan bentuk
tatanan hubungandan keterkaitan yang
seimbang dan berkeadilan diantara sektor-
sektor negara, masyarakat bisnis, dan
masyarakat madani (BPKP, 2000).Good
governance merupakan bagian yang tak
terpisahkan dalam pengembangan
demokrasi. Tulisan ini dimaksudkan
sebagai wacana untuk membina hubungan

12
Jurnal Citizen Education, Vol.2, No. 2, Juli 2020
ISSN: 2716-3466

yang selaras antara ketiga komponen


makro, yaitu pemerintah, masyarakat dan
pasar atau ekonomi.Menurut Achwan
(2000), dengan terbinanya hubungan yang

harmonis antara ketiga aktor utama


tersebut maka dapat tercipta satu negara
yang bersih dan responsif (clean and
responsif state), semaraknya masyarakat
sipil (vibrant civil society) serta kehidupan
bisnis yang bertanggung jawab (good
corporate governance).

TUJUAN
Dalam mengembangkan inisiatif kita
sendiri menuju good governance,
diperlukan strategic planning untuk
merumuskan arah dan tujuan yang
dikehendaki. Tanpa formulasi perumusan
misi, visi, dan tujuan yang jelas, maka arah
reformasi menuju good governance tersebut
menjadi tidak jelas. Strategic planning
merupakan mental creation process dalam
sistem manajemen stratejik, yang
sasarannya tidak hanya satu bidang saja,
namun beberapa bidang yang dirumuskan
secara komprehensif.

Dalam pemerintahan, strategicplanning


merupakan proses yangberorientasi pada
hasil yang akandicapai dalam waktu satu
sampai lima tahun, dengan memperhatikan
potensi,peluang, dan kendala yang
mungkin muncul (LAN RI, 1999).
Perencanaanstratejik mengandung visi,
misi, tujuan, sasaran, kebijakan, program
13
Jurnal Citizen Education, Vol.2, No. 2, Juli 2020
ISSN: 2716-3466

dan kegiatan yang realistis dengan


mengantisipasi perkembangan masa
depan.

Perencanaan stratejik instansipemerintah


memerlukan integrasi antara keahlian
sumber daya manusia dan sumber daya
lain agar mampu menjawabtuntutan
perkembangan lingkungan strategis,
nasional dan global (LAN RI, 1999).
Analisis terhadap lingkungan organisasi
baik internal maupun eksternal
merupakan langkah yang sangat penting
dalam memperhitungkan kekuatan
(strengths), kelemahan (weakness),
peluang (opportunities), dan
tantangan/kendala (threats) yang ada.
Analisis terhadap unsur-unsur tersebut
sangat penting dan merupakan dasar
perwujudan visi, misi, dan strategi instansi
pemerintah.

SAMPEL 1. Jenis Penelitian yang dilakukan


adalah studi kasus, penelitian
yang dilakukan terhadap
perusahaan/instansi. Penelitian ini
dilakukan terhadap objek tertentu
disertai dengan pengumpulan
data selama periodetertentu,
Data Primer

2. Data Primer
merupakan data yang
dikumpulkan penulis
secara langsung dari
objek penelitian
melalui observasi dan
data yang diambil dari
klien perusahaan
seperti daftar
14
Jurnal Citizen Education, Vol.2, No. 2, Juli 2020
ISSN: 2716-3466

penghasilan pegawai
tetap dan perhitungan
PPh pasal 21.

3. Data Sekunder
Data Sekunder adalah
data yang diperoleh
dari sumber atau
pengamatan lain. Data
yang diperlukan juga
diperoleh dengan
melihat dokumen yang
berhubungan dengan
masalah laporan.
Dalam laporan ini data
sekunder berupa buku-
buku yang
berhubungan

METODE PENELITIAN Metode Analisis data, yang


digunakan dalam penelitian ini
adalah metode deskriptif yaitu
membahas masalah dengan cara
mengumpulkan, menghitung dan
membandingkan suatu keadaan
serta menjelaskannya sehingga
dapat ditarik kesimpulan yang

15

Anda mungkin juga menyukai