Anda di halaman 1dari 21

Sampling Audit Untuk

Pengujian Pengendalian dan


Pengujian Substantif Atas
Transaksi
KELOMPOK 10

Aglesta Aulia Handiska (F1320003)


Farah Aghniya ‘Ilmi (F1320033)
Suci Meriam Salsyabila (F1320073)
Sampel Presentatif

Sampel Presentatif adalah sampel yang karakteristiknya


hampir sama dengan yang dimiliki oleh populasi. Ini
berarti bahwa item-item yang dijadikan sampel serupa
dengan item-item yang tidak di jadikan sampel.

Risiko Non Sampling Risiko Sampling


Sampling Statistik Versus Sampling Non
Statistik dan Pemilihan Sampel Probabilistik
Versus Nonprobabilistik

Metode pengambilan sampel audit dapat dibagi menjadi


dua kategori luas pengambilan sampel statistik dan
pengambilan sampel nonstatistik.
Kategori-kategori ini mirip karena mereka berdua
melibatkan tiga Fase:
1. Rencanakan sampel
2. Pilih sampel dan lakukan tes
3 Mengevaluasi hasil
METODE PEMILIHAN SAMPEL NONPROBABILISTIK

Metode pemilihan sampel nonprobabilistik adalah metode


yang tidak memenuhi persyaratan untuk pemilihan sampel
probabilistik. Karena metode ini tidak didasarkan
probabilitas matematika, ke perwakilan sampel mungkin
sulit untuk Menentukan. Dalam contoh yang diarahkan,
auditor pemilihan sengaja memilih setiap item dalam sampel
berdasarkan kriteria menghakimi mereka sendiri alih-alih
menggunakan seleksi acak.
METODE PEMILIHAN SAMPEL PROBABILISTIK

Pengambilan sampel statistik memerlukan sampel


probabilistik untuk mengukur risiko pengambilan
sampel. Untuk sampel probabilistik, auditor tidak
menggunakan penilaian tentang item sampel mana
yang dipilih, kecuali dalam memilih mana dari empat
metode pemilihan yang akan digunakan.
PENGAMBILAN SAMPEL UNTUK TINGKAT PENGECUALIAN

Auditor menggunakan pengambilan sampel untuk pengujian kontrol


dan uji substantif transaksi untuk memperkirakan persentase item
dalam populasi yang mengandung karakteristik atau atribut
Menarik. Persen ini disebut tingkat kejadian atau tingkat
pengecualian
Auditor tertarik pada jenis pengecualian berikut pada populasi data
akuntansi:
1. Penyimpangan dari kontrol klien yang ditetapkan
2. Kesalahan moneter dalam populasi data transaksi
3. Kesalahan moneter dalam populasi rincian saldo akun
Aplikasi Sampling Audit Nonstatistik

Auditor menggunakan 14 langkah yang di rancang


dengan baik untuk menerapkan sampling audit pada
pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas
transaksi.

Memilih
Sampel dan
Merencanaka Mengevaluas
Melaksanaka
n Sampel n Prosedur i Hasil
Audit
Merencanakan Sampel

1. Menyatakan tujuan tes audit.


2. Tentukan apakah pengambilan sampel audit berlaku.
3. Tentukan atribut dan kondisi pengecualian.
4. Tentukan populasi.
5. Tentukan unit pengambilan sampel.
6. Tentukan tingkat pengecualian yang dapat ditoleransi.
7. Tentukan risiko yang dapat diterima untuk menilai risiko kontrol
terlalu rendah.
8. Memperkirakan tingkat pengecualian populasi.
9. Tentukan ukuran sampel awal.
Memilih Sampel dan Melaksanakan
Prosedur Audit

10. Pilih sampel.


11. Lakukan prosedur audit.
Mengevaluasi Hasil

12. Generalisasi dari sampel ke populasi.


13. Analisis pengecualian.
14. Tentukan aksksesbilitas populasi.
Tujuan pengujian harus dinyatakan dalam hal siklus transaksi
yang sedang diuji. Biasanya, auditor mendefinisikan tujuan
pengujian kontrol dan tes substantif Transaksi:
• Uji efektivitas operasi kontrol
• Menentukan apakah transaksi mengandung kesalahan moneter
Tujuan dari tes ini dalam siklus penjualan dan pengumpulan
biasanya untuk menguji efektivitas pengendalian internal atas
penerimaan penjualan dan kas dan untuk menentukan apakah
transaksi penjualan dan penerimaan tunai mengandung
kesalahan moneter. Auditor biasanya mendefinisikan tujuan ini
sebagai bagian dari merancang program audit.
Mengomunikasikan kepada Komite Audit
atau Manajemen

Jika auditor menentukan bahwa pengendalian


internal tidak beroperasi secara efektif, manajemen
harus segera diberi tahu. Auditor diwajibkan untuk
mengomunikasikan secara tertulis kepada pihak-
pihak yang berwenang, seperti komite audit, hal hal
yang berkenaan dengan defisiensi yang signifikan dan
kelemahan yang material dalam pengendalian
internal.
Auditor harus menyelenggarakan catatan yang memadai
mengenai prosedur yang akan dilaksanakan, metode yang akan
digunakan untuk memilih sampel dan melakukan pengujian,
hasil yang ditemukan selama pengujian, dan kesimpulan yang
dicapai. Pendokumentasian ini diperlukan baik dalam sampling
statistic maupun nonstatistik untuk mengevaluasi hasil
gabungan dari semua pengujian dan untuk mempertahankan
audit jika memang diperlukan.
Sampling Audit Statistik

Sampling Audit Statistik dibagi menjadi 2, yaitu :

Sampling Atribut adalah Metode samplik statistik yang paling


sering digunakan untuk pengujian pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi.

Sampling Distribusi adalah distribusi frekuensi hasil semua


sampel berukuran khusus yang dapat diperoleh dari populasi
yang memiliki beberapa karakteristik tertentu.
Aplikasi Sampling Atribut

Kita telah membahas bahwa ke-14 Langkah untuk sampling


nonstatistik samasama dapat diterapkan pada sampling atribut,
dan dalam bagian ini kita akan berfokus pada perbedaan
diantara keduanya.
Merencanakan sampel
-Menyatakan tujuan pengauditan. Sama untuk sampling atribut
maupun sampling nonstatistik.
-Memutuskan apakah sampling audit dapat diterapkan. Sama
untuk sampling atribut maupun sampling nonstatistik
-Mendefinisikan atribut dan kondisi pengecualiann. Sama untuk
sampling atribut maupun sampling nonstatistik
-Mendefinisikan populasi. Sama untuk sampling atribut
maupun sampling nonstatistik.
-Mendefinisikan unit sampling. Sama untuk sampling atribut
maupun sampling nonstatistik.
-Menetapkan tingkat pengecualian yang dapat ditoleransi (TER).
Sama untuk sampling atribut maupun sampling nonstatistik.
-Menetapkan ARACR yang terlalu rendah. Konsep penetapan
resiko ini sama baik untuk sampling statistic maupun non
statistic, tetapi biasanya metode kuantifikasinya berbeda.
Untuk sampling non statistik, Sebagian besar auditor
menggunakan risiko yang dapat diterima yang rendah, sedang
atau tinggi, sementara auditor yang menggunakan sampling
atribut membebankan suatu jumlah tertentu, seperti risiko 10
persen atau 5 persen. Metodeya berbeda karena auditor harus
mengevaluasi hasil secara statistik
-Mengestimasi tingkat pengecualian populasi. Sama untuk
sampling atribut maupun sampling nonstatistik.
-Menentukan ukuran sampel awal. Ada empat factor yang
menentukan ukuran sampel awal baik untuk sampling statistic
maupun non statistik, ukuran populasi, TER, ARACR, dan
EPER. Dalam sampling atribut, auditor menentukan ukuran
sampel dengan menggunakan program komputer atau tabel
yang dikembangkan dari rumus statistik.
Memilih Sampel dan Melaksanakan Prosedur Audit
-Memilih sampel. Satu-satunya perbedaan dalam pemilihan
sampel bagi sampling statistic dan nonstatistik terletak pada
persyaratan bahwa metode probablistik harus digunakan
untuk sampling statistic. Baik sampling acak sederhana
maupun sistematis akan digunakan pada sampling atribut.
-Melaksanakan prosedur audit. Sama untuk sampling atribut
maupun sampling nonstatistik.
Mengevaluasi Hasil
-Menggeneralisasi dari sampel ke populasi. Untuk sampling atribut,
auditor menghitung batas ketetapan atas (CUER) dengan ARACR
tertentu, yang sekali lagi menggunakan program computer khusus
atau label yang dikembangkan dari rumus statistik.
-Menganalisis pengecualian. Sama untuk sampling atribut maupun
sampling nonstatistik.
-Memutuskan akseptabilitas populasi. Metodologi untuk
memutuskan akseptabilitas populasi pada intinya sama baik untuk
sampling atribut maupun sampling nonstatistik. Untuk sampling
atribut, auditor akan membandingkan CUER dengan TER bagi
setiap atribut. Sebelum populasi bisa dianggap dapat diterima,
CUER yang ditentukan berdasarkan hasil sampel akurat harus
lebih kecil dari atau sama dengan TER jika keduanya didasarkan
pada ARACR yang sama.
Menggunakan Tabel, Jika auditor menggunakan table
untuk menentukan ukuran sampel awal, mereka akan
mengikuti empat Langkah berikut :
i. Memilih table yang berhubungan dengan
ARACR
ii. Menempatkan TER pada bagian atas kabel
iii. Menempatkan EPER pada kolom paling kiri
iv. Membaca ke bawah kolom TER yang sesuai
hingga berpotongan dengan baris EPER yang
tepat. Angka pada perpotongan tersebut adalah
ukuran sampel awal.
Menggunakan Table, Penggunaan table untuk menghitung
CUER melibatkan empat Langkah :
i. Memilih table yang berhubungan dengan ARACR
auditor. ARACR harus sama dengan ARACR yang
digunakan untuk menentukan ukuran sampel awal.
ii. Mencari lokasi jumlah pengecualian aktual yang
ditemukan dalam pengujian audit pada bagian atas
tabel.
iii. Mencari lokasi ukuran sampel aktual pada kolom
paling kiri
iv. Membaca ke bawah kolom penjumlahan
pengecualian aktual yang tepat hingga berpotongan
dengan baris ukuran sampel yang tepat. Jumlah pada
titik perpotongan itulah yang merupakan CUER.

Anda mungkin juga menyukai