OLEH :
MEINAR ELISABET MARBUN
RAHMA DINI
RAHMI MARDHIYAH
BAB I
PENDAHULUAN
laporan
keuangan
pemerintah,
pengakuan/pencatatan,
BAB II
PEMBAHASAN
Aset
Tetap
dalam
Pernyataan
Standar
Akuntansi
Dalam kasus lain, aset tetap yang dikuasai oleh pemerintah tetapi tujuan
penggunaannya untuk dikonsumsi dalam operasi pemerintah tidak
termasuk dalam pengertian aset tetap karena tidak memenuhi definisi
aset tetap di atas, misalnya aset tetap yang dibeli pemerintah untuk
diserahkan kepada masyarakat.
Dari definisi diatas, jelas terlihat bahwa kriteria yang harus dipenuhi
agar suatu aset dapat diakui sebagai aset tetap, yaitu :
Berwujud.
Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan.
Biaya perolehan dapat diukur secara andal.
Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas.
Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.
Berdasarkan hal tersebut, apabila salah satu kriteria tidak terpenuhi maka
aset
tetap
tersebut
tidak
dapat
diakui
sebagai
aset
tetap
milik
pemerintah.
B. Klasifikasi Aset Tetap
Dalam PSAP 07, aset tetap di neraca diklasifikasikan menjadi enam akun
sebagaimana dirinci dalam penjelasan berikut ini :
a. Tanah
Tanah yang dikelompokkan dalam aset tetap dalam PSAP 07 Paragraf
08 adalah tanah yang dimiliki atau dikuasai oleh pemerintah untuk
digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh
3
Kredit
XXX
5
Pemerintah Daerah:
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
Tanggal
Uraian
Belanja Modal
RK - PPKD
(Untuk mencatat realisasi belanja
modal aset tetap)
Bendahara Umum Daerah (BUD)
Tanggal
Uraian
RK PPKD
Kas Umum Daerah
(Untuk mencatat realisasi belanja
modal aset tetap)
Debet
XXX
Kredit
XXX
Debet
XXX
Kredit
XXX
Debet
XXX
Kredit
XXX
Atas belanja modal tersebut, K/L/SKPD mengakui aset tetap yang harus
disajikan di neraca melalui jurnal korolari (jurnal pendamping). Jurnal
korolari merupakan jurnal ikutan untuk setiap transaksi pendapatan,
belanja atau pembiayaan yang mempengaruhi pos-pos neraca. Jurnal
korolari untuk pengakuan perolehan aset tetap adalah sebagai berikut :
K/L/SKPD
Tanggal
Uraian
Tanah
Peralatan dan mesin
Gedung dan bangunan
Jalan, irigasi, dan jaringan
Aset tetap lainnya
Konstruksi dalam pengerjaan
Diinvestasikan dalam Aset
Tetap
(Untuk mencatat perolehan semua
jenis aset tetap)
Debet
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
Kredit
XXX
Jurnal ini merupakan jurnal korolari atau ikutan pada saat mengakui
belanja modal untuk mengakui penambahan aset tetap yang
bersangkutan.
6
disusun. Misalnya nilai tanah pada saat perolehannya tahun 1985 adalah
Rp200.000.000,00. Pada waktu akan menyusun neraca awal tahun 2010,
tanah tersebut dinilai dengan nilai wajarnya, misalkan dengan NJOP (Nilai
Jual Obyek Pajak), ternyata nilainya adalah Rp350.000.000,00. Dengan
demikian nilai tanah yang akan dicantumkan di neraca adalah
Rp350.000.000,00. Penilaian dengan menggunakan nilai wajar ini dapat
dibatasi untuk nilai perolehan aset tetap yang secara material berbeda
dengan nilai wajarnya atau yang diperoleh lebih dari satu tahun sebelum
tanggal penyusunan neraca awal.
Cara-cara perolehan aktiva tetap :
Pembelian (pembayaran sekaligus atau lumpsum, pembayaran
termin/berkala)
Yang dimaksud dengan harga lumpsum yaitu membeli beberapa aktiva
tetap sekaligus dalam satu harga. Pengakuan dan pencatatan tiap
aktiva harus dilakukan dengan harga masing-masing.
Pertukaran aset, donasi, swakelola, dan lain sebagainya.
Uraian
Printer
Utang Belanja Modal-Peralatan
dan Mesin
Debet
7.000.00
0
Kredit
7.000.00
0
Uraian
Utang Belanja Modal -Peralatan dan
Mesin
RK PPKD
Belanja modal pengadaan printer
Estimasi Perubahan SAL
Debet
7.000.00
0
7.000.00
0
Kredit
7.000.00
0
7.000.00
0
Uraian
Belanja Modal
RK-PPKD
(Untuk mencatat realisasi belanja
modal perolehan tanah)
Debet
1.313.000.0
00
Debet
1.313.000.0
00
Kredit
1.313.000.0
00
Kredit
1.313.000.0
00
Kredit
1.313.000.0
00
12miliar
(Rp.2.060.000.000
12/20)
Uraian
Belanja modal
Piutang dari Kas Umum Negara
(Untuk mencatat realisasi belanja
modal
perolehan
gedung
perkantoran termasuk tanah)
Debet
22.060.000.0
00
Kredit
22.060.000.0
00
Uraian
Tanah
Gedung dan bangunan
Diinvestasikan dalam aset
tetap
(Untuk mencatat perolehan tanah
dan gedung perkantoran)
Debet
8.824.000.0
00
13.236.000.0
00
Kredit
22.060.000.0
00
Uraian
Belanja modal
Kas Umum Negara
(Untuk mencatat realisasi belanja
modal
perolehan
gedung
perkantoran termasuk tanah)
Debet
22.060.000.0
00
Kredit
22.060.000.0
00
10
Uraian
RK-PPKD
Pendapatan Hibah
(Untuk
mencatat
penerimaan
pendapatan karena adanya hibah)
Debet
500.000.00
0
Kredit
500.000.00
0
Uraian
Belanja Modal
RK-PPKD
(Untuk
mencatat
penyerahan
pengelolaan aset hibah kepada
SKPD YX)
Debet
500.000.00
0
Kredit
500.000.00
0
Uraian
Tanah
Diinvestasikan dalam aset tetap
(Untuk mencatat penerimaan tanah
hibah dari SKPKD)
Debet
500.000.0
00
Kredit
500.000.0
00
Uraian
Gedung dan Bangunan
Diinvestasikan dalam Aset Tetap
(Untuk mencatat perolehan tanah
dan gedung dan bangunan)
Debet
6.500.000.0
00
Kredit
6.500.000.0
00
Jurnal yang dibuat oleh SKPD A pada saat pembayaran uang muka adalah:
Tanggal
Uraian
Belanja modal
RK-PPKD
(Untuk mencatat realisasi belanja
modal
perolehan
gedung
perkantoran)
Debet
2.500.000.0
00
Kredit
2.500.000.0
00
Uraian
Dana yang harus disediakan untuk
pembayaran utang jangka panjang
Utang jangka panjang lainnya
(Untuk
mencatat
utang
atas
pembelian gedung perkantoran)
Debet
4.000.000.0
00
Uraian
RK - SKPD
Kas Umum Daerah
(Untuk mencatat realisasi belanja
modal
perolehan
gedung
perkantoran)
Debet
2.500.000.0
00
Kredit
4.000.000.0
00
BUD :
Tanggal
Kredit
2.500.000.0
00
12
x Rp.
Uraian
Tanah untuk bangunan
tempatkerja/jasa
Bangunan Gedung Kantor
Utang Belanja Modal Tanah
Utang Belanja Modal
Gedung&Bangunan
Debet
800.000.0
00
2.400.000.0
00
Kredit
800.000.00
0
2.400.000.0
00
Uraian
Utang Belanja Modal Tanah
Utang Belanja Modal
Debet
800.000.0
00
Kredit
13
Gedung&Bangunan
RK PPKD
(jurnal LO/Neraca untuk mencatat
pelunasan hutang)
Belanja modal pengadaan Tanah untuk
bangunan tempat kerja/jasa
Belanja modal pengadaan Bangunan
Gedung Kantor
Estimasi Perubahan SAL
(jurnal LRA untuk mencatat realisasi
anggaran)
2.400.000.0
00
3.200.000.0
00
800.000.0
00
2.400.000.0
00
3.200.000.0
00
Uraian
Tanah
Akumulasi Penyusutan
Gedung Kantor
Surplus Penjualan aset dan
bangunan
Debet
500.000.
000
600.000.0
00
Kredit
1.000.000.0
00
100.000.00
0
ASET DONASI
Donasi merupakan sumbangan kepada pemerintah tanpa
persyaratan. Aset Tetap yang diperoleh dari donasi (sumbangan) harus
dicatat sebesar nilai wajar pada saat perolehan. Donasi/hibah baik dalam
14
bentuk uang maupun barang dicatat sebagai pendapatan hibah dan harus
dilaporkan dalam laporan realisasi anggaran. Jika donasi/hibah ini dalam
bentuk uang tidak akan terjadi permasalahan. Lain halnya dengan hibah
dalam bentuk barang. Perlakuan untuk hibah dalam bentuk barang ini
adalah dengan menganggap seolah-olah ada uang kas masuk sebagai
pendapatan hibah, kemudian uang tersebut dibelanjakan aset tetap yang
bersangkutan. Untuk keperluan administrasi anggaran akan diterbitkan
Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) pengesahan sebesar nilai barang
yang diterima. Dengan demikian, jurnal yang harus dibuat meliputi 3
jurnal yaitu pengakuan pendapatan, belanja modal, dan jurnal pengakuan
aset tetap. Jurnal pengakuan pendapatan dan belanja modal akan
mempengaruhi laporan realisasi anggaran, sedangkan jurnal pengakuan
aset mempengaruhi neraca.
ASET BERSEJARAH
Aset bersejarah merupakan aset tetap yang dimiliki atau dikuasai
oleh pemerintah yang karena umur dan kondisinya aset tetap tersebut
harus dilindungi oleh peraturan yang berlaku dari segala macam tindakan
yang dapat merusak aset tetap tersebut. Lazimnya, suatu aset tetap
dikategorikan sebagai aset bersejarah jika mempunyai bukti tertulis
sebagai barang/bangunan bersejarah.
Barang/bangunan peninggalan sejarah tersebut sulit ditaksir nilai
wajarnya. Oleh karena itu dalam SAP diatur bahwa aset bersejarah tidak
disajikan di neraca tetapi cukup diungkapkan dalam Catatan atas Laporan
Keuangan (CaLK). Pengungkapan ini pun hanya mencantumkan kuantitas
fisiknya saja tanpa nilai perolehannya.
Apabila aset bersejarah tersebut masih dimanfaatkan untuk
operasional pemerintah, misalnya untuk ruang perkantoran, maka
perlakuannya sama seperti aset tetap lainnya, yaitu dicantumkan di
neraca dengan nilai wajarnya.
xxx
xxx
B. Pengungkapan
Selain disajikan pada lembar muka neraca, aset tetap juga harus
diungkapkan
dalam
Catatan
atas
Laporan
Keuangan
(CaLK).
Pengungkapan ini sangat penting sebagai penjelasan tentang hal-hal
penting yang tercantum dalam neraca. Tujuan pengungkapan ini adalah
untuk meminimalisasi kesalahan persepsi bagi pembaca laporan
keuangan.
Dalam CaLK harus diungkapkan untuk masing-masing jenis aset tetap
sbb:
neraca
neraca
karena potensi ekonomis masa depan dari peninggian tanggul tidak dapat
ditentukan dengan andal.
10/9/2009
Uraian
Belanja Modal Gedung dan bangunan
Piutang dari KUN
(mencatat biaya pemasagan keramik
gedung dan bangunan)
Gedung dan Bangunan
Diinvestasikan dalam aset tetap
(jurnal korolari mencatat kapitalisasi
biaya pemeliharaan)
Belanja Pemeliharaan
Piutang dari KUN
(mencatat biaya pengecatan taman)
Debet
600.000.0
00
600.000.0
00
300.000.0
00
Kredit
600.000.0
00
600.000.0
00
300.000.0
00
Pencatatan di BUN :
Tanggal
10/8/2009
10/9/2009
Uraian
Belanja Modal
Kas Umum Negara
(mencatat pemasangan keramik)
Belanja Pemeliharaan
Kas Umum Negara
(mencatat biaya pengecatan taman)
Debet
600.000.0
00
300.000.0
00
Kredit
600.000.0
00
300.000.0
00
5. PENYUSUTAN
Penyusutan adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan
penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset. Selain tanah dan
19
suatu
aset
diharapkan
digunakan
untuk
aktivitas
Ref
Debet
Kredit
XXX
XXX
Penyusutan per
periode =
Metode penyusutan ini lebih cocok diterapkan pada aset tetap yang
memiliki manfaat ekonomis yang semakin menurun dari tahun ketahun
dan peralatan berteknologi tinggi seperti komputer yang setiap saat
muncul produk yang lebih canggih.
c.
Metode penyusutan ini lebih cocok diterapkan pada aset tetap yang
dapat dihitung produktivitasnya seperti alat-alat dan mesin-mesin
produksi.
Penerapan dari masing-masing metode ini dapat digambarkan
melalui contoh berikut:
Sebuah mesin fotocopy yang dibeli dengan harga Rp10.000.000,00 dan
diperkirakan mempunyai masa manfaat selama 4 tahun dan kapasitasnya
mampu memfotocopy sebanyak 100.000 lembar. Penyusutan yang dapat
dihitung setiap tahun dari mesin ini adalah sebagai berikut:
a.
Jurnal:
SKPD
Tangga
Uraian
l
DiinvestasikandalamAsetTetap
Ref
Debet
Kredit
2.500.0
00
Akumulasi Penyusutan
2.500.00
0
Ref
Debet
Kredit
2.500.0
00
Akumulasi Penyusutan
2.500.00
0
Ref
Debet
Kredit
1.250.0
00
22
Akumulasi Penyusutan
1.250.00
0
1.250.000,00)
SKPD
Tangga
Uraian
l
DiinvestasikandalamAsetTetap
Ref
= Rp1.250.000,00
Debet
Kredit
1.250.0
00
Akumulasi Penyusutan
1.250.00
0
Ref
Debet
Kredit
3.000.0
00
3.000.00
0
diperlukan agar nilai aset tetap pemerintah yang ada saat ini
mencerminkan nilai wajar sekarang. SAP mengatur bahwa pemerintah
dapat melakukan penilaian kembali (revaluasi) sepanjang revaluasi
tersebut dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah yang berlaku
secara nasional misalkan undang-undang, peraturan pemerintah, atau
peraturan presiden.
Apabila revaluasi telah dilakukan maka nilai aset tetap yang ada di
neraca harus disesuaikan dengan cara menambah/mengurangi nilai
tercatat dari setiap aset tetap yang bersangkutan dan akun Diinvestasikan
dalam Aset Tetap sesuai dengan selisih antara nilai hasil revaluasi dengan
nilai tercatat.
Jurnal standar untuk mencatat hasil revaluasi adalah:
a. Bila nilai revaluasi lebih kecil daripada nilai tercatat, misalnya untuk
tanah
SKPD
Tangga
Uraian
l
DiinvestasikandalamAsetTetap
Tanah
(Untuk mencatat revaluasi)
Ref
Debet
Kredit
XXX
XXX
Ref
Debet
Kredit
XXX
XXX
(Rp.21.000.000,-)
Jurnal yang dibuat untuk mengeliminasi akun mobil adalah sebagai berikut
:
Untuk mencatat pengurangan mobil akibat penjualan :
Akumulasi penyusutan
Rp.129.000.000,Diinvestasikan dalam aset tetap Rp. 51.000.000,Peralatan dan mesin
Rp.180.000.000, Untuk mencatat penerimaan kas dari penjualan mobil :
Kas
Rp.30.000.000,Pendapatan.....
Rp.30.000.000,Apabila
penghentian
suatu
aset
tetap
akibat
dari
proses
pemindahtanganan berupa hibah atau penyertaan modal negara/daerah,
maka akun aset tetap dan ekuitas dana akan dikurangkan dari pembukuan
sebesar nilai buku dan tidak menimbulkan pendapatan.
Dari contoh diatas, apabila mobil tersebut dihibahkan atau dijadikan
penyertaan modal negara/daerah maka jurnal untuk mengeliminiasi akun
mobil adalah sebagai berikut :
Apabila diterapkan penyusutan :
Akumulasi penyusutan
Rp.129.000.000,Diinvestasikan dalam aset tetap Rp. 51.000.000,Peralatan dan mesin
Rp.180.000.000, Apabila tidak diterapkan penyusutan :
Diinvestasikan dalam aset teap
Peralatan dan mesin
Rp.180.000.000,Rp.180.000.000,-
26
BAB. III
PENUTUP
dalam
kegiatan
pemerintah
atau
dimanfaatkan
oleh
masyarakat umum.
Klasifikasi aset tetap adalah tanah, peralatan dan mesin, gedung
dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, aset tetap lainnya dan
konstruksi dalam pengerjaan.
Pengakuan aktiva tetap ditandai dengan telah diterimanya atau
diserahkannya hak kepemilikan atas aset tetap, dan atau pada saat
penguasaannya berpindah.
Aset
tetap
dinilai
dengan
biaya
perolehan.
Apabila
tidak
27
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintah
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan, Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah Nomor
-07 tentang Akuntansi Aktiva Tetap
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan, Buletin Teknis Standar Akuntansi
Pemerintah No. 09 tentang Akuntansi Aset Tetap
Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 64 Tahun 2013 tentang
Penerapan Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah
Daerah
Modul Akuntansi Pemerintah Daerah Berbasis Akrual Akuntansi Aset Tetap
Kementerian Dalam Negeri Dirjen Keuangan Daerah
Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 1/PMK.06/2013 tentang Penyusutan
Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat
Keputusan Menkeu RI Nomor 145/KM.06/2014 tentang Perubahan Atas
Keputusan Menkeu Nomor 94/KM.06/2013 tentang Modul Penyusutan
Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat
Modul Pelatihan Standar Akuntansi Pemerintahan
http://keuda.kemendagri.go.id/asset/dataupload/paparan/paparan-modulsap-akrual/AKUNTANSI-ASET-TETAP.pdf
http://akuntansi-unsika.blogspot.com/2012/06/aktiva-tetap-menurut-standarakuntansi.html#.VFDhgme6rdg
http://www.informasi-pendidikan.com/2014/03/akuntansi-aktiva-tetap.html
http://www.bpkp.go.id/%20jateng/konten/1908/Penyusutan-Aset-TetapPemerintah-dan-Permasalahannya.bpkp
28