Anda di halaman 1dari 11

‘’Analisis Penyajian Laporan Keuangan Daerah pada Pemerintahan

Kabupaten Bantul’’.

Disusun untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Teori Akuntansi


Dosen Pengampu: Dr. Etik Kresnawati, S.E,M.Si

DISUSUN OLEH:
Nada Nisrina Kusmarwati
20170420029
Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Tahun Ajaran 2018/2019
BAB I PENDAHULUAN
Laporan keuangan merupakan suatu persyaratan wajib yang harus dilakukan
dalam proses penyelesaian untuk memberikan gambaran kondisi dari lembaga
tersebut. Karena pentingnya hasil dari laporan keuangan tersebut maka hasilnya
akan dijadikan suatu keputusan dalam pengambilan keputusan. Ketika laporan
keuangan tersebut dikeluarkan maka suatu entitas akan bertanggung jawab atas
apa yang ada dalam laporan tersebut, laporan keuangan akan menjadi saksi
yang digunakan dalam pelaporan disetiap tahunnya laporan ini menjadi bukti
ada atau tidaknya pengaliran dana yang efisien yang bisa digunakan dalam
pemajuan dan pemberdayaan masyarakat dikabupaten yang bersangkutan yaitu
Kabupaten Bantul. Aliran dana dari Pemerintah Pusat akan menjadikan
masyarakat memiliki sumbangsih dana yang baik untuk memajukan berbagai
macam kegiatan dan pelaksanaan program kerja yang akan meningkatkan nilai
produktivitas dan efiensivitas dalam pengembangan desa tersebut. Penyajian
laporan keuangan yang baik dan jelas akan menjadikan laporan tersebut lebih
mudah dan ringan untuk dibaca dan dipahami, dalam proses pelaporan
keuangan akan ada tumpang tindih yang pastinya jika tidak ada kejelasan maka
penerima laporan keuangan tersebut tidak mendapatkan kejelasan bagaimana
nanti ia harus bertindak.

Laporan keuangan yang baik adalah laporan yang dapat digunakan untuk
mengambil keputusan oleh karena itu laporan keuangan harus dibuat dan
disusun dengan baik agar dalam penyampaiannya haruslah relevan dan akurat.
Laporan keuangan yang digunakan untuk pelaporam keuangan penyampaian
dana dikabupaten lebih kepada ke relokasian bagaimana dana itu sampai kepada
masyarakat. Karena masyarakat dan penyampaian laporan keuangan yang baik
otomatis akan menghasilkan penyampaian informasi yang baik maka dari
pertanggungjawaban yang dibutuhkan.

penyampaian laporan keuangan yang baik adalah laporan yang mana dibuat
oleh seseorang yang memiliki tanggung jawabnya pasti penyajian
pengalokasian dana dari pemerintah pusat ke pemerintahan daerah dalam sistem
pengalokasian keuangan pemerintah daerah. Pemerintahan pusat sebagai
pemberi dana akan memintai pertanggung jawaban melalui hasil dari penyajian
laporan keuangan tersebut. Ketika laporan keuangan tersebut sudah sampai dan
terelaisasikan kepada masyarakat dan pemberdayaannya maka, pemerintahan
pusat memiliki bukti dari hasil laporan keuangan dan laporan keuang dibuat
oleh penyaluran dana ke kabupaten bantul yang tentunya telah di telaah dan
dibuat sebagai bukti relokasi dana yang dikeluarkan.

Kabupaten Bantul memiliki sumber daya potensi alam dan Manusia yang cukup
penting dalam berbagai perkembangannya dari letak geografisnya, dan dari
berbagi sisi Bantul memiliki potensi yang cukup baik untuk mengembangkan
potensinya. maka dari itu, ketika sumber dana masuk haruslah di alokasikan
dengan jeli

penyajian laporan keuangan yang wajar adalah penyajian laporan keuangan


yang sesuai dengan kondisi perusahaan dan peristiwa yang terjadi pada saat itu
terjadi wajar maka perlu dipertimbangkan. Mengapa tidak masuk akal jumlah
kejadian atau kecurangan yang terjadi pada laporan keuangan maka laporan
yang disajikan harus sesuai dengan PSAK atau SAK ETAP yang berlaku saat
ini agar dalam penyampaianya jelas dan akurat serta dapat dibuktikan.

BAB 2 TEORI

Laporan keuangan adalah hasil akhir dari semua bukti transaksi yang terjadi
dalam semua aktivitas yang dijelaskan. Laporan keuangan akan menjadi alat
dalam pengambilan keputusan yang relevan dan menjadi pertimbangan dalam
pengambilan tindakan. Laporan keuangan haruslah wajara yaitu terdapat akun
akun yang sesuai dengan aturan. Peraturan dalam pelaporan keuangan juga
berpacu pada PSAK atau SAK ETAP dimana dalam aturan ini semua hal yang
menyakit mengenai laporan keuang akan terlihat dengan baik dan jelas. Jika
terjadi penyimpangan dalam penyajian laporan keuangan maka pihak yang
memiliki kuasa untuk mengoreksi berhak memberikan pernyataan laporan
keuangan ditolak.

Dalam laporan keuangan, isi nya sangat memiliki makna dan arti yang penting.
Selain sebagai pengambilan keputusan, informasi ,dan kerelevan dana laporan
keuangan juga bisa menjadi penilai kejujuran dari mandat yanh diberikan
pimpinan kepada bawahannya. Jika semua sesuai dengan data dan
pengalokasiannya tidak terdapat kecurangan maka, aktivitas pengembangan
Kabupaten Bantul tidak ada halangan dan hambatan. Namun, jika terdapat
kecurangan atau manipulasi didalamnya maka potensi berkembangannya
Kabupaten Bantul sangat sedikit karena aliran dana yang masuk tidak
sepenuhnya tereliasisasikan.

Ketika membahas penyajian laporan keuangan, tentu akun akun penting seperti
Laporan arus kas, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan posisi
keuangan dan catatan atas laporan keuangan. Dari semua akun penting tersebut
maka penyaji dan pengoreksi bisa melihat atas apa saja yang terjadi dalam
aktivitas keuangan sebagai bukti transaksi yang akurat. Ketika memulai
pembicaraan mengenai kejujuran dalam pelaporan keuangan, maka dalam
setiap pencatatan transaksinya akan terlihat jelas pemasukan dan
pengeluarannya. Dari semua laporan keuangan yang tersaji, pemerintah pusat
akan mendapatkan bukti untuk menentukan berapa biaya yang harus
dikeluarkan untuk pengembangan kabupaten Bantul.

Sistem akuntansi pemerintahan daerah didasarkan pada konstitusi dan peraturan


perundang-undangan yang berlaku pada suatu negara. Sistem yang digunakan
harus menyediakan informasi yang akuntanble dan auditable, yaitu informasi
yang sangat diperlukan dalam penataan dan penyusunan dari laporan keuangan.

Dasar hukum dari akuntansi pemerintahan daerah adalah undang undang no 17


tahun 2003 tentang keuangan negara, yang mana disebutkan bahwa laporan
pertanggung jawaban pelaksanaan APBN/APBD berupa laporan keuangan
wajib disusun dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi pemeintahan.

Akuntansi keuangan pada laporan keuangan daerah haruslah memiliki prinsip


prinsip yang jelas dan bisa digunakan sebagai tiang dalam pembentukan laporan
keuangan. Pada pemerintahan ada suatu entitas tersendiri yang bekerja untuk
menyusun dan menata laporan keuangan dimana tidak dipublikasikan kepada
publik tetapi langsung di sampaikan kepada pihak entitas tertentu yang
memiliki hak dan kewajiban untuk menerimanya. Pada pelaporan ada entitas
tersendiri yaitu entitas pelaporan penjelasannga ia adalah bagian dari
pemerintah pusat yang berguna sebagai bendahara umum negara dan entitas
pada pemerintahan daerah sebagai bendahara pemerintahan daerah.

Laporan arus tidak luput dari bagian penting dari laporan keuangan tersebut,
arus kas akan menjukan bagian atau sisi mana yang bernilai wajar atau tidak
wajar. Dari arus kas, maka akan terlihat nilai dan manfaat serta kegunaan dalam
aktivitas ekonomi tersebut. Dalam penyampaian dana ke masyarakat,
pemerintah kabupaten akan menjalankan tugas sesuai dengan kebutuhan dari
pemberdayaan tersebut. Ketika sudah sampai dan diterima maka dana yang
akan digunakan lebih kepada pihak yang membutuhkan sortiran dana untuk
pangalokasian aktivitas kegiagan di kabupaten Bantul.

Kas harusnya memiliki hubungan yang terkait dengan kegiatan operasi


investasi dan transaksi yang telah ditentukan sebelumnya, pembayaran awal,
dan pembayaran akhir dari pemerintah pusat atau daerah selama periode
tertentu yang terkait dengan aktivitas arus kas tersebut. di dalam arus kan
pastinya di masa lalu ada sedikit laporan perubahan ekuitas mana perubahan ini
bisa disajikan dalam bentuk kenaikan atau penurunan ekuitas di tahun
pelaporan sebelum atau setelah tahun itu berjalan. Perubahan tersebut bisa
menjadi baik atau buruk tergantung dari kewajaran nilai ekuitas itu sendiri.
BAB 3. KAJIAN TEORI DARI ANALISIS PENYAJIAN LAPORAN
KEUANGAN DAERAH PADA PEMERINTAHAN KABUPATEN BANTUL

Yogyakarta, Senin (27 Mei 2019) – Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)


Perwakilan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menyerahkan Laporan Hasil
Pemeriksaan (LHP) atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Bantul dan
Kabupaten Gunungkidul untuk Tahun Anggaran 2018. Kepala Perwakilan BPK
Provinsi DIY Yusnadewi, menyerahkan LHP tersebut kepada Ketua DPRD
Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunungkidul, Bupati Bantul dan Bupati
Gunungkidul di Kantor BPK Perwakilan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dalam pemeriksaan LKPD TA. 2018, Pemerintah Kabupaten Bantul dan


Kabupaten Gunungkidul meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari
BPK untuk yang ke – 7 bagi Kabupaten Bnatul dan ke – 4 bagi Kabupaten
Gunungkidul.

Pada kesempatan tersebut Kepala Perwakilan BPK Provinsi DIY mengatakan


bahwa Pemeriksaan Keuangan tidak dimaksudkan untuk mengungkapkan
adanya penyimpangan (fraud) dalam pengelolaan keuangan. Meski demikian,
jika pemeriksa menemukan adanya penyimpangan, kecurangan atau
pelanggaran terhadap ketentuan perundang-undangan, khususnya yang
berdampak terhadap kewajaran penyajian laporan keuangan, maka hal ini harus
diungkap dalam LHP. Dalam batas tertentu terkait materialitasnya, hal ini
mungkin mempengaruhi opini atau mungkin juga tidak mempengaruhi opini
atas kewajaran LK secara keseluruhan.

Dengan demikian opini yang diberikan oleh pemeriksa, termasuk opini WTP
merupakan pernyataan profesional pemeriksa mengenai “kewajaran” laporan
keuangan bukan merupakan “jaminan” tidak adanya fraud yang ditemui
ataupun kemungkinan timbulnya fraud di kemudian hari.
Pasal 20 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, mengamanatkan bahwa
pejabat wajib menindaklanjuti rekomendasi laporan hasil pemeriksaan, dengan
memberikan jawaban atau penjelasan kepada BPK, tentang tindak lanjut atas
rekomendasi laporan hasil pemeriksaan. Jawaban atau penjelasan dimaksud
disampaikan kepada BPK selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari setelah
laporan hasil pemeriksaan diterima.

Dalam penyajian tersebut maka dapat dilihat jika proses penyajian laporan
keuangan akan lebih mudah jika terstruktur dan tertera bertanggung jawab.
Ketika laporan keuangan tersebut dilihat dari hasil yang relevan. Aturan dalam
penyajian dan penyampaian laporan keuangan pun juga memerluka waktu yang
cukup efiesien dan tepat waktu. Laporan keuangan dapat menjadi sebuah
informasi dalam pengambilan tindakan atau keputusan. Ketika laporan itu
digunakan maka, pihak yang bertanggung pun perlu memerlukan suatu
kepastian akan kebenaran dari informasi tersebut. Pengalokasian dana ke
kabupaten dapat berupa perhatian dari Pemerintah Pusat yang bisa jadi
membantu proses pengembangan dan pemberdayaan masyarakat. Pemerintah
Pusat akan menerapkan beberapa ketentuan berdasarkan hasil dari sajian
laporan keuangan tersebut. Bagian bagian penting dari laporan keuangan seperti
Laporan arus kas, laporan perubahan modal, laporan peruahan ekuitas, laporan
laba rugi, laporan posisi keuangan dan catatan atas laporan keuangan. Menjadi
pionir penting dalam penyajian dan penerapan ini. Laporan keuangan yang baik
akan menghasilkan keputusan yang baik, dan laporan keuangan yang kurang
baik akan menjadi tantanngan bagi entitas keuangan dan akan meningkatkan
kecurangan dalam pendistribusian dana dari pemerintah pusat kepada
kabupaten dan masyarakat yang bersangkutan.

Penyajian laporan keuangan yang wajar menjadi laporan tersebut berguna bagi
sekitarnya, laporan keuangan dengan kewajaran yang baik akan menjadi bukti
dalam pengolahan dalam laporan keuangan tersebut.
BAB 4. PEMBAHASAN

Laporan keuangan merupakan suatu persyaratan wajib yang harus dilakukan


dalam proses penyelesaian untuk memberikan gambaran kondisi dari lembaga
tersebut. Karena pentingnya hasil dari laporan keuangan tersebut maka hasilnya
akan dijadikan suatu keputusan dalam pengambilan keputusan. laporan
keuangan akan menjadi saksi yang digunakan dalam pelaporan disetiap
tahunnya laporan ini menjadi bukti ada atau tidaknya pengaliran dana yang
efisien yang bisa digunakan dalam pemajuan dan pemberdayaan masyarakat
dikabupaten yang bersangkutan yaitu Kabupaten Bantul.

Laporan keuangan yang baik adalah laporan yang dapat digunakan untuk
mengambil keputusan oleh karena itu laporan keuangan harus dibuat dan
disusun dengan baik agar dalam penyampaiannya haruslah relevan dan akurat.
penyampaian laporan keuangan yang baik adalah laporan yang mana dibuat
oleh seseorang yang memiliki tanggung jawabnya pasti penyajian
pengalokasian dana dari pemerintah pusat ke pemerintahan daerah dalam sistem
pengalokasian keuangan pemerintah daerah.
penjelasan dari letak geografis dan potensi wisata dari kabupaten bantul itu
sendiri. Dari segi kependundukan dan pekerjaannya .Penduduk : Kecamatan
Bantul dihuni oleh 13.987 KK. Jumlah keseluruhan penduduk Kecamatan
Bantul adalah 57.884 0rang. Tingkat kepadatan penduduk di Kecamatan Bantul
adalah 2571 jiwa/Km2. Sebagian besar penduduk Kecamatan Bantul adalah
peternak. Dari data monografi Kecamatan tercatat 42.245 orang atau 72,98 %
penduduk Kecamatan Bantul bekerja di sektor perternakan.

Dalam pemeriksaannya Kepala Perwakilan BPK Provinsi DIY mengatakan


bahwa Pemeriksaan Keuangan tidak dimaksudkan untuk mengungkapkan
adanya penyimpangan (fraud) dalam pengelolaan keuangan.
Pasal 20 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, mengamanatkan bahwa
pejabat wajib menindaklanjuti rekomendasi laporan hasil pemeriksaan, dengan
memberikan jawaban atau penjelasan kepada BPK, tentang tindak lanjut atas
rekomendasi laporan hasil pemeriksaan.
Peraturan dalam pelaporan keuangan juga berpacu pada PSAK atau SAK ETAP
dimana dalam aturan ini semua hal yang menyakit mengenai laporan keuang
akan terlihat dengan baik dan jelas. Dalam penyampaian dana ke masyarakat,
pemerintah kabupaten akan menjalankan tugas sesuai dengan kebutuhan dari
pemberdayaan tersebut. Ketika sudah sampai dan diterima maka dana yang
akan digunakan lebih kepada pihak yang membutuhkan sortiran dana untuk
pangalokasian aktivitas kegiagan di kabupaten Bantul.

Ketika laporan keuangan tersebut sudah sampai dan terelaisasikan kepada


masyarakat dan pemberdayaannya maka, pemerintahan pusat memiliki bukti
dari hasil laporan keuangan dan laporan keuangan dibuat oleh penyaluran dana
ke kabupaten bantul yang tentunya telah di telaah dan dibuat sebagai bukti
relokasi dana yang dikeluarkan.
BAB 5. KESIMPULAN

Dari semua penjelasan dan ringkasan dari penelitian serta pernyataan yang ada,
maka dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah entitas pemegang
kepentingan yang sangat penting dan sangat berpengaruh dari semua sisi
penyajian yang mana semua hasil dari laporan tersebut bisa menjadi alasan
pengembilan keputusan. Laporan keuangan akan menjadi pionir utama dalam
mencari dan mencapai informasi baik dari segi pemerintah pusat maupun dari
segi penerima dana tersebut.
Laporan keuangan adalah hasil akhir dari semua transaksi yang terjadi selama
masa aktivitas ekonomi. Laporan keuangan bisa menjadi timbal balik yang
dapat digunakan sebagai hasil dari semuanya. Laporan keuangan akan menjadi
saksi dari semua transaksi yang ada, disertai dengan bukti bukti yang kuat dan
akurat laporan keuangan akan mnadapat posisi paling tinggi dalam catatan hasil
akhir.
Pengalokasian dana ke kabupaten dapat berupa perhatian dari Pemerintah Pusat
yang bisa jadi membantu proses pengembangan dan pemberdayaan masyarakat.
Pemerintah Pusat akan menerapkan beberapa ketentuan berdasarkan hasil dari
sajian laporan keuangan tersebut. Bagian bagian penting dari laporan keuangan
seperti Laporan arus kas, laporan perubahan modal, laporan peruahan ekuitas,
laporan laba rugi, laporan posisi keuangan dan catatan atas laporan keuangan.
Menjadi pionir penting dalam penyajian dan penerapan ini.
Hubungan yang terkait dengan kegiatan operasi investasi dan transaksi yang
telah ditentukan sebelumnya, pembayaran awal, dan pembayaran akhir dari
pemerintah pusat atau daerah selama periode tertentu yang terkait dengan
aktivitas arus kas tersebut. di dalam arus kan pastinya di masa lalu ada sedikit
laporan perubahan ekuitas mana perubahan ini bisa disajikan dalam bentuk
kenaikan atau penurunan ekuitas di tahun pelaporan sebelum atau setelah tahun
itu berjalan. Perubahan tersebut bisa menjadi baik atau buruk tergantung dari
kewajaran nilai ekuitas itu sendiri.
Daftar Pustaka :

https://yogyakarta.bpk.go.id/bpk-perwakilan-provinsi-d-i-yogyakarta-serahkan-
lhp-lkpd-ta-2018-pada-pemerintah-kabupaten-bantul-dan-kabupaten-
gunungkidul/

Anda mungkin juga menyukai