Anda di halaman 1dari 15

RINGKASAN MATERI KULIAH

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

PENGANGGARAN AKUNTANSI PEMERINTAH

DI SUSUN OLEH :

JESSICA KURNIA PATULAK (A031171513)

ANDI SYIFA MARDHIYA BASO (A031171523)

NUR AZIZAH AFIFAH IDRUS (A031181052)

TRIA NURDAYANTI (A031181311)

ANUGRA HANA SAFITRA (A031181313)

HASTRINA (A031181333)

ARAN ANUGRAH MARANNU (A031181352)

DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan nikmat yang telah dilimpahkan, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah kami yang berjudul “Penganggaran Akuntansi Pemerintah” dalam
rangka memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Sektor Publik.
Pada kesempatan ini, Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada
Ibu Dr, Hj. Nirwana, S.E.,M.Si., Ak.,CA. sebagai dosen pembimbing mata kuliah
Akuntansi Sektor Publik atas waktu, motivasi, serta ilmu yang telah diberikan
kepada kami semua.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu semua kritik dan saran dari manapun datangnya kami
sangat harapkan.

Makassar, 30 Agustus 2019

ii
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH .............................................................. 1
C. TUJUAN PENULISAN ................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3

A. PENGERTIAN ANGGARAN NEGARA .................................... 3


B. FUNGSI ANGGARAN NEGARA ............................................... 4
C. PENGERTIAN APBN .................................................................. 4
D. PERUMUSAN DAN FUNGSI APBN ......................................... 5
E. SIKLUS DAN PRINSIP APBN .................................................... 6

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 11

A. KESIMPULAN ............................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Keuangan Negara meliputi seluruh rangkaian kegiatan yang berkaitan
dengan pengelolaan semua hak dan kewajiban Negara. Dan seluruh rangkaian
kegiatan ini memiliki akibat-akibat keuangan sehingga memerlukan adanya
suatu perencanaan keuangan yang cermat (budgeting atau penganggaran).
Anggaran merupakan salah satu instrumen yang berperan penting
dalam organisasi sektor publik. Anggaran sektor publik sendiri harus bersifat
partisipatif yang melibatkan masyarakat dalam perencanaan anggaran agar
aspirasi dan kebutuhan publik dapat diakomodasi dalam anggaran. Anggaran
ini memiliki fungsi diantaranya sebagai pedoman dalam mengelola Negara
dalam periode tertentu, sebagai alat pengawasan dan pengendalian
masyarakat terhadap kebijakan yang telah dipilih oleh pemerintah dan
sebagai alat pengawasan masyarakat terhadap kemampuan pemerintah dalam
melaksanakan kebijakan yang telah dipilih.
APBN ini merupakan perwujudan dari pengelolaan keuangan
Negara secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien,
ekonomis, efektif, transparan dan bertanggung jawab sehingga penyelenggara
Negara (Pemerintah) setiap tahun mengajukan Rancangan Undang-Undang
(RUU) APBN untuk dibahas bersama DPR.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Anggaran Negara?
2. Apa fungsi Anggaran Negara?
3. Apa yang dimaksud dengan APBN?
4. Bagaimana perumusan dan fungsi APBN?
5. Bagaimana siklus APBN dan prinsip APBN?

1
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui Anggaran Negara.
2. Untuk mengetahui fungsi Anggaran Negara.
3. Untuk mengetahui APBN.
4. Untuk mengetahui perumusan dan fungsi APBN.
5. Untuk mengetahui siklus dan prinsip APBN.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Anggaran Negara


Anggaran negara adalah hasil dari suatu perencanaan yang berupa
daftar mengenai bermacam-macam kegiatan terpadu, baik menyangkut
penerimaannya maupun pengeluarannya yang dinyatakan dalam satuan uang
dalam jangka waktu tertentu. Negara Indonesia menetapkan anggaran
negaranya dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang
ditetapkan tiap tahun dengan undang-undang setelah mendapatkan
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Anggaran negara merupakan salah satu alat politik fiskal untuk
mempengaruhi arah dan percepatan pendapatan nasional. Adapun mengenai
anggaran yang akan digunakan tergantung pada keadaan ekonomi yang
dihadapi. Dalam keadaan ekonomi yang normal dipergunakan anggaran
negara yang seimbang, kemudian dalam keadaan ekonomi yang deflasi
biasanya dipergunakan anggaran negara yang defisit dan sebaliknya dalam
keadaan ekonomi yang inflasi dipergunakan anggaran negara yang surplus.
Umumnya anggaran negara dapat diklasifikasikan atas 2 kategori:
1. Anggaran Berimbang (Balance Budgeting)
Anggaran berimbang disusun sedemikian rupa sehingga setiap
pengeluaran pemerintah dapat dibiayai oleh penerimaan dari sektor
pajak atau sejenisnya, yaitu suatu kondisi dimana penerimaan
pemerintah sama dengan pengeluaran pemerintah.

2. Anggaran Tidak Seimbang (Unbalanced Budgeting)


Anggaran tidak seimbang terdiri dari anggaran surplus dan anggaran
defisit. Anggaran surplus yaitu pengeluaran lebih kecil dari penerimaan
sedangkan anggaran defisit yaitu pengeluaran lebih besar dari
penerimaan. Anggaran belanja yang tidak seimbang biasanya akan

3
mempunyai pengaruh yang berlipat ganda terhadap pendapatan
nasional.

B. Fungsi Anggaran Negara


Anggaran yang dimiliki oleh suatu negara mengandung tiga fungsi
fiskal utama yaitu:
1. Fungsi Alokasi
Pemerintah mengadakan alokasi terhadap sumber-sumber dana
untuk mengadakan barang-barang kebutuhan perseorangan dan sarana
yang dibutuhkan untuk kepentingan umum. Semuanya itu diarahkan
agar terjadi keseimbangan antara uang beredar dan barang serta jasa
dalam masyarakat.

2. Fungsi Distribusi
Pemerintah melakukan penyeimbangan, menyesuaikan
pembagian pendapatan dan mensejahterahkan masyarakat.

3. Fungsi Stabilitas
Pemerintah meningkatkan kesempatan kerja serta stabilitas harga
barang-barang kebutuhan masyarakat dan menjamin selalu
meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang mantap.

C. Pengertian APBN
Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) Merupakan
Rencana Keuangan Tahunan Pemerintah Negara Yang Disetujui Oleh Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR). Dalam Menyusun Suatu Anggaran Harus
Berkaitan Antara Dana-Dana Yang Akan Dikeluarkan Dan Tujuan Yang
Akan Dicapai. Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) Berisikan
Daftar Sistematis Dan Terperinci Yang Memuat Rencana Penerimaan Dan
Pengeluaran Negara Dalam Satu Tahun Anggaran (1 Januari – 31 Desember).
Namun Ada Juga Yang Dimulai Dari 1 April Dan Berakhir Pada 31 Maret
Tahun Berikutnya. Pola Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN)
Dan Realisasinya Adalah Untuk Melaksanakan Tugas Sehari-Hari (Rutin)
Dalam Rangka Pelaksanaan Kegiatan Dibidang Pemerintahan.

4
D. Perumusan dan Fungsi APBN
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
diajukan oleh presiden dalam bentuk rancangan undang-undang kepada
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Setelah melalui pembahasan, Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) menetapkan undang-undang tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja negara (APBN) selambat-lambatnya dua bulan
sebelum tahun anggaran dilaksanakan. Berdasarkan perkembangannya jika
ditengah-tengah tahun anggaran yang berjalan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) dapat mengalami perubahan. Pada kondisi tersebut
pemerintah harus mengajukan kembali Rancangan Undang-Undang
Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk
mendapatkan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat ( DPR) kembali.
Perubahan yang akan dilakukan paling lambat akhir Maret, setelah
pembahasan dengan Badan Anggaran DPR. Khusus untuk kejadian yang
tidak dapat diperkirakan sebelumnya seperti bencana alam, pemerintah dapat
melakukan perubahan anggaran yang belum tersedia.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dibedakan menjadi
anggaran rutin dan anggaran pembangunan. Suatu anggaran rutin yang terdiri
dari:
1. Anggaran penerimaan rutin (dalam negeri)
2. Anggaran belanja (pengeluaran) rutin
Sedangkan untuk melaksanakan tugas pembangunan (non rutin)
disusun anggaran pembangunan yang terdiri dari:
1. Anggaran penerimaan pembangunan
2. Anggaran belanja (pengeluaran) pembangunan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) memiliki enam
fungsi dalam rangka membentuk struktur perekonomian negara antara lain:
1. Fungsi Otoritas
Bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja negara pada
tahun yang bersangkutan, dengan demikian pembelanjaan atau
pendapatan dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat.

5
2. Fungsi Perencanaan
Bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dapat
menjadi pedoman bagi negara untuk merencanakan kegiatan pada tahun
tersebut. Bila pembelanjaan telah direncanakan sebelumnya, maka
negara dapat membuat rencana-rencana untuk mendukung
pembelanjaan tersebut. Misalnya telah direncanakan atau dianggarkan
akan membangun proyek pembangunan jalan, maka pemerintah dapat
mengambil tindakan untuk persiapan proyek tersebut agar bisa berjalan
dengan lancar.

3. Fungsi Pengawasan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) harus menjadi
pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintah
negara sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

4. Fungsi Alokasi
Bahwa suatu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
harus diarahkan untuk mengurangi penggangguran dan pemborosan
sumber daya serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas
perekonomian.

5. Fungsi Distribusi
Bahwa kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.

6. Fungsi Stabilitas
Bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan
fundamental perekonomian.

E. Siklus dan Prinsip APBN


Siklus Anggaran (Budget Cycle) adalah masa atau jangka waktu mulai
saat anggaran (APBN) disusun sampai dengan saat perhitungan anggaran
disahkan dengan undang-undang. Siklus anggaran terdiri atas penyusunan
anggaran, pelaksanaan anggaran, pengawasan anggaran, dan pelaporan dan
pertanggungjawaban anggaran.
1. Penyusunan Anggaran
Penyusunan rencana kerja mengacu kepada Peraturan Pemerintah
Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja
Pemerintahdan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun

6
2004 tentang RKA-KL. Penyusunan rencana kerja kementerian
negara/lembaga untuk periode satu tahun dituangkan dalam RKA-KL.
Untuk selanjutnya, petunjuk teknis penyusunan RKA-KL ditetapkan
setiap tahun melalui Keputusan Menteri Keuangan.
Reformasi di bidang penyusunan anggaran juga diamanatkan
dalam Undang-undang 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang
memuat berbagai perubahan mendasar dalam pendekatan penyusunan
anggaran. Perubahan mendasar tersebut, meliputi aspek-aspek
penerapan pendekatan penganggaran dengan prospektif jangka
menengah (medium term expenditure framework), penerapan
penganggaran secara terpadu (unified budget), dan penerapan
penganggaran berdasarkan kinerja (performance budget). Dengan
menggunakan pendekatan penyusunan anggaran tersebut, maka
penyusunan rencana kerja dan anggaran diharapkan akan semakin
menjamin peningkatan keterkaitan antara proses perencanaan dan
penganggaran (planning and budgeting).
Pemerintah Pusat mengajukan Rancangan Undang-
undang(RUU) tentang APBN tahun berikutnya disertai dengan nota
keuangandan dokumen-dokumen pendukungnya kepada DPR pada
bulan Agustus. Pembahasan RUU APBN dilakukan sesuai dengan
undang-undang yang mengatur susunan dan kedudukan DPR. Dalam
pembahasan ini DPR dapat mengajukan usul yang mengakibatkan
perubahan jumlah penerimaan dan pengeluaran dalam rancangan
undang-undang tentang APBN. Pengambilan keputusan oleh DPR
mengenai RUU APBN dilakukan selambat-lambatnya dua bulan
sebelum tahun anggaran yang bersangkutan dilaksanakan. APBN yang
disetujui oleh DPR terinci dalam dengan unit
organisasi, fungsi, subfungsi, program, kegiatan, dan jenis belanja.
Apabila DPR tidak menyetujui rancangan undang-undang tentang
APBN yang diajukan pemerintah, maka pemerintah dapat melakukan
pengeluaran setinggi-tingginya sebesar angka APBN tahun
anggaran sebelumnya.

7
Setelah APBN ditetapkan dengan undang-undang, rincian
pelaksanaan APBN dituangkan lebih lanjut dengan Peraturan Presiden
tentang Rincian APBN. Selanjutnya, Menteri Keuangan
memberitahukan kepada menteri/pimpinan lembaga agar
menyampaikan dokumen pelaksanaan anggaran untuk masing-
masing kementerian negara/lembaga. Menteri/pimpinan lembaga
menyusun dokumen pelaksanaan anggaran untuk kementerian
negara/lembaga yang dipimpinnya, berdasarkan alokasi anggaran yang
ditetapkan dalam Peraturan Presiden tentang Rincian APBN. Dokumen
pelaksanaan anggaran terurai dalam sasaran yang hendak dicapai,
fungsi, program, dan rincian kegiatan anggaran yang disediakan untuk
mencapai sasaran tersebut, dan rencana penarikan dana tiap-tiap satker,
serta pendapatan yang diperkirakan.

2. Pelaksanaan Anggaran
Pelaksanaan anggaran diawali dengan disahkannya dokumen
pelaksanaan anggaran oleh Menteri Keuangan. Terhadap dokumen
anggaran yang telah disahkan oleh Menteri Keuangan disampaikan
kepada menteri/pimpinan lembaga, Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK), Gubernur, Direktur Jenderal Anggaran, Direktur
Jenderal Perbendaharaan, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Perbendaharaan terkait, Kuasa Bendahara Umum Negara (KPPN)
terkait, dan Kuasa Pengguna Anggaran. Dokumen-dokumen penting
dalam pelaksanaan anggaran adalah Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran (DIPA) dan dokumen lain yang dipersamakan dengan DIPA.
Sedangkan dokumen pembayaran antara lain terdiri dari Surat
Permintaan Pembayaran (SPP), Surat Perintah Membayar (SPM),
dan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D).

3. Pengawasana Anggaran
Tahap pengawasan pelaksanaan APBN ini memang tidak
diungkap secara nyata dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

8
tentang Keuangan Negara. Namun, Keputusan Presiden Nomor 42
Tahun 2002 jo Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004 tentang
Pedoman Pelaksanaan APBN pada Bab IX memuat hal-hal yang
mengatur pengawasan pelaksanaan APBN. Pada tahap ini pengawasan
terhadap pelaksanaan APBN dilakukan oleh atasan/kepala kantor/
satuan kerja kementerian negara/lembaga dalam lingkungannya.
Atasan langsung bendahara melakukan pemeriksaaan kas bendahara
sekurang-kurangnya tiga bulan sekali. (Yang berlaku sekarang sesuai
dengan Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor 47/PB/2009 jo.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.05/2008 bahwa
pemeriksaan kas bendahara tersebut dilaksanakan sekurang-kurangnya
satu bulan sekali).

4. Pelaporan dan Pertanggungjawaban


Menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna Anggaran/
Pengguna Barang menyusun pertanggungjawaban pelaksanaan APBN
di lingkungan kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya berupa
Laporan Keuangan yang meliputi Laporan Realisasi Anggaran (LRA),
Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) yang dilampiri
Laporan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU) pada kementerian
negara/lembaga masing-masing. Laporan Keuangan kementerian
negara/lembaga oleh menteri/pimpinan lembaga disampaikan kepada
Menteri Keuangan selambat-lambatnya dua bulan setelah tahun
anggaran berakhir. Kemudian Menteri Keuangan menyusun
rekapitulasi laporan keuangan seluruh instansi kementerian negara.
Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara juga menyusun
Laporan Arus Kas. Selain itu, Menteri Keuangan sebagai wakil
Pemerintah Pusat dalam kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan
menyusun ikhtisar laporan keuangan perusahaan negara. Semua
laporan keuangan tersebut disusun oleh Menteri Keuangan selaku
pengelola fiskal sebagai wujud laporan keuangan pemerintah pusat
disampaikan kepada Presiden dalam memenuhi pertanggungjawaban

9
pelaksanaan APBN. Presiden menyampaikan Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat kepada BPK paling lambat tiga bulan setelah tahun
anggaran berakhir. Audit atas laporan keuangan pemerintah harus
diselesaikan selambat-lambatnya dua bulan setelah laporan keuangan
tersebut diterima oleh BPK dari Pemerintah.

Prinsip Penyusunan APBN, yaitu :


1. Berdasarkan aspek pendapatan, prinsip penyusunan APBN ada tiga,
yaitu:
a. Intensifikasi penerimaan anggaran dalam jumlah dan kecepatan
penyetoran.
b. Intensifikasi penagihan dan pemungutan piutang negara.
c. Penuntutan ganti rugi atas kerugian yang diderita oleh negara dan
penuntutan denda.

2. Sementara berdasarkan aspek pengeluaran, prinsip penyusunan APBN


adalah:
a. Hemat, efesien, dan sesuai dengan kebutuhan.
b. Terarah, terkendali, sesuai dengan rencana program atau
kegiatan.
c. Semaksimah mungkin menggunakan hasil produksi dalam negeri
dengan memperhatikan kemampuan atau potensi nasional

10
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Anggaran pendapatan dan belanja Negara dalam suatu pemerintahan
merupakan salah satu struktural yang berperan sebagai tulang punggung
dalam menopang kehidupan Negara baik itu dalam hal kemakmuran,
kesejahteraan,bahkan berlangsungnya perkembangan suatu Negara untuk
mencapai sebuah kemajuan. Selain itu persoalan APBN sangatlah penting
tatkala Negara tersebut sedang mengalami kondisi dimana pengeluaran jauh
lebih banyak daripada pemasukannya.
Pendapatan APBN paling banyak disumbang dari penerimaan pajak
yang didominasi oleh sumber-sumber antara lain pajak penghasilan, pajak
pertambahan nilai barang atau pajak penjualan barang mewah, pajak bumi
dan bangunan, penerimaan cukai dll. Dari tahun ke tahun
penerimaan/pendapatan negara dari pajak terus meningkat.
Namun, masih banyak persoalan-persoalan menyangkut APBN, mulai
dari penyusunan anggaran sampai pelaksanaan anggaran yang sering kali
lebih besar pengeluaran dari pendapat dan mengalami deficit anggaran yang
menyebabkan Indonesia masih memilih jalan keluar untuk menutupi deficit
tersebut dengan cara meminjam dana ke lembaga-lembaga keuangan dunia
dan Negara-negara maju di dunia.
Dengan adanya APBN yang tersusun secara terperinci, seharusnya
negara indonesia bisa mengatasi berbagai persoalan yang ada dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meminimalisasi berbagai
dampak buruk dari semua masalah yang timbul di masyarakat.

11
DAFTAR PUSTAKA

Deddi, Ayuningtyas. 2010. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat

Deddi, Nordiawan. 2006. Akuntansi Sektor Publi. Jakarta: Salemba Empat


http://ambonganteng.wordpress.com/2011/03/18/pengertian-tujuan-fungsi-dan-
perhitungan-apbn/
http://investasipemerintah.wordpress.com/
http://rian-ardhie.blogspot.com/2012/03/peran-pajak-dalam-apbn.html

12

Anda mungkin juga menyukai