Disusun Oleh:
ADELLAH (1920702028)
Dosen Pengampuh:
2022
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah
memberikan limpahan rahmat serta karunia-Nya. Sehingga saya dapat menyusun
makalah ini, guna memenuhi tugas mata kuliah keuangan publik. Dalam
penyusunan makalah ini, sedikit hambatan yang sudah saya hadapi. Makalah ini
saya susun dengan berbagai rintangan maupun halangan, baik itu yang datang dari
saya sendiri maupun dari luar. Namun saya menyadari bahwa kelancaran materi
yang saya susun ini tidak lain atas kehendak Allah SWT, kemudian berkat
bantuan dan bimbingan dari bapak dosen pengampu mata kuliah ini sehingga
kendala-kendala yang saya hadapi mampu teratasi.
Makalah ini saya susun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang
“Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)”. Semoga dengan adanya
makalah yang saya buat dapat memberikan wawasan yang lebih luas. Untuk itu
saya menerima kritik dan juga saran dari semua pihak yang saya harapkan untuk
perbaikan pembuatan makalah dimasa yang akan datang. Akhir kata saya
sampaikan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Penulis
ii
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................1
BAB III
PEMBAHASAN......................................................................................................2
2.1 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)......................................2
2.2 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)...di Kabupaten Ogan Ilir
Tahun 2022.....................................................................................................3
2.3 Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Penggunaan APBD OI........................7
BAB III
PENUTUP..............................................................................................................17
3.1 Kesimpulan...................................................................................................17
3.2 Saran……………………………………………………………………….17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB III
PEMBAHASAN
2
daerah terdiri dari dua pos yaitu penerimaan pembiayaan dan pengeluaran
pembiayaan. Pemerintah daerah memiliki kecenderungan untuk menutup defisit
daerah dari Sisa Lebih Penghitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran
sebelumnya atau dengan melakukan pinjaman daerah atau obligasi daerah yang
berada di pos penerimaan pembiayaan. Pos pengeluaran pembiayaan juga
memiliki dua komponen utama yang banyak digunakan oleh pemda yaitu
penyertaan modal (investasi daerah) dan pembayaran pokok utang.
3
daerah dengan memanfaatkan penerimaan yang diperolehnya dari hasil
pendapatan asli setiap daerah.
4
Pelaksanaan pemungutan pajak daerah dan restribusi daerah pada umumnya
berpedoman pada Undang - Undang Nomor 5 Tahun 1974. Ketentuan tersebut
dirasakan sudah lidak sesuai dengan era globalisasi yang ditandai dengan akan
diberiakukan era pasar bebas diberbagai kawasan dunia. Pada akhirnya muncul
reformasi di bidang perpajakan daerah dengan diberlakukannya Undang - Undang
Nomor 18 tahun 1997 tentang pajak daerah dan restribusi daerah, tetapi Undang -
Undang tersebut mengalami perubahan menjadi Undang - Undang Nomor 34
tahun 2000 tentang perubahan Undang - Undang Nomor 18 tahun 1997.
Perubahan tersebut diharapkan supaya penerimaan daerah dari sektor pajak dan
retribusi akan meningkat sehingga kemandirian daerah dalam pembiayaan
penyelenggaraan pemerintahan didaerah akan terwujud.
5
Akun Anggaran/Pagu Realisasi %
Pendapatan Transfer Antar Daerah 71,49 M 0,00 M 0.00
Lain-lain Pendapatan Sesuai dengan
58,42 M 0,00 M 0.00
Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan
1.515,04 102,15
Belanja Daerah 6.74
M M
Belanja Pegawai 620,91 M 78,27 M 12.61
Belanja Pegawai 620,91 M 78,27 M 12.61
Belanja Barang Jasa 383,66 M 23,34 M 6.08
Belanja Barang dan Jasa 383,66 M 23,34 M 6.08
Belanja Modal 200,45 M 0,54 M 0.27
Belanja Modal 200,45 M 0,54 M 0.27
Belanja Lainnya 310,02 M 0,00 M 0.00
Belanja Subsidi 2,22 M 0,00 M 0.00
Belanja Hibah 24,65 M 0,00 M 0.00
Belanja Tidak Terduga 3,77 M 0,00 M 0.00
Belanja Bagi Hasil 13,71 M 0,00 M 0.00
Belanja Bantuan Keuangan 265,67 M 0,00 M 0.00
164,16
Surplus/(Defisit) 1,50 M 10,966.21
M
Pembiayaan Daerah 0,00 M 0,00 M 0
Pengeluaran Pembiayaan Daerah 1,50 M 0,00 M 0.00
Penyertaan Modal Daerah 1,50 M 0,00 M 0.00
Sumber: http://www.djpk.kemenkeu.go.id/portal/data/apbdyang diakses 24 Mei 2022
Adapun rumus yang dapat digunakan untuk dapat dihasilkan jumlah yang
balance (seimbang) yaitu:
Rumus:
Pendapatan Daerah (PD) + Pembiayaan Daerah (PB) = Belanja Daerah + Defisit
Maka :
1.516,54 M + 0,00 M = 1.515,04 M + 1,50 M
Jadi dari data yang ada pada tabel diatas dapat diketahui bahwa hasilnya
seimbang yaitu 1.516,54 M
6
masih sangat rendah, yaitu sekitar 13,7%. Meski begitu, ia mengapresiasi
kabupaten Ogan Ilir karena anggaran infrastrukturnya cukup besar sehingga
diharapkan ini akan meningkat lagi. Walaupum demikian APBD Kabupaten Ogan
Ilir pendapatan normal, belanja terindikasi terlalu rendah untuk tahun 2022 ini
artinya APBD itu tidak berjalan dan tidak ada hasil yang dirasa dan dilihat oleh
masyarakat. Ini harus segera di evaluasi dengan serius untuk seluruh pemerintah
daerah.
7
kota provinsi Sumsel. Sehingga, kata gubernur, pihaknya perlu mendukung
pembangunan di daerah yang menjadi akses menuju Palembang terebut. “Ini [OI]
jadi episentrum, lalu lintas dari dan ke Palembang melalui OI, pintu tol
juga terbanyak di sini. Makanya harus ada akselerasi pembangunan,” katanya. Dia
melanjutkan kabupaten itu juga memiliki banyak potensi yang belum tergali, salah
satunya usaha kerajinan emas, perak, perunggu hingga kerajinan besi. Selain itu,
OI juga memiliki potensi pertanian dengan sawah tipografi rawa juga sektor
peternakan melalui pengembangan kerbau rawa. Lantaran struktur lahan di OI
mayoritas rawa, kata Deru, turut menjadi tantangan dalam pembangunan
infrastruktur di kabupaten itu. “Tantangannya luar biasa, membangun jalan di OI
butuh upaya lebih dibanding daerah lain, termasuk biayanya karena perlu
penimbunan hingga teknologi vakum,” katanya.
8
daerah paling banyak dihabiskan untuk administrasi dan birokrasi sehingga tidak
memberi manfaat bagi masyarakat. sebaiknya kepala daerah agar benar-benar
melihat dan mempelajari bagaimana meredesain program dan kegiatannya.
Sehingga uang APBD benar-benar bisa berasa dan berdampak positif bagi
masyarakat.
Indikator yang menjadi masalah yaitu porsi belanja pegawai yang sangat
besar sekitar 32,4% dari rata-rata APBD atau Rp 385 triliun. Jika dibandingkan
dengan APBN, porsi belanja untuk pegawai hanya sekitar 16%, sehingga belanja
yang lain bisa dipakai untuk membangun infrastruktur seperti sanitasi, air bersih,
untuk jembatan, dan sekolah. “Itulah pentingnya memprioritaskan yang benar
bagi belanja. Kalau sebagian besar belanja hanya untuk pegawai, dan kemudian
pegawai tersebut hanya membuat kegiatan bagi mereka saja anggaran APBD yang
sekitar Rp 800 triliun hasilnya sangat minimal bagi masyarakat kita, seperti yang
disampaikan Sri Mulyani.
9
Kemampuan Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir dalam menggali PAD
melalui pajak dan retribusi daerah dirasa masih belum optimal karena adanya
beberapa faktor penyebab diantaranya kurangnya kemampuan dari sektor usaha
dalam memberikan sumbangan terhadap kemampuan keuangan daerah, hal ini
juga diperparah dengan adanya kenyataan bahwa Pemerintah Daerah memilki
keterbatasan dalam menggali PAD yang disebabkan sumber-sumber penerimaan
daerah telah dicatat oleh Pemerintah Pusat sesuai dengan batasan peraturan
perundang-undangan. PAD Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir tahun 2020 pada
cenderung meningkat, namun persentase kontribusi PAD relatif kecil sehingga
tidak memberikan kontribusi yang cukup berarti terhadap APBD. Hal ini
menunjukkan bahwa pemerintah Kabupaten Ogan Ilir masih sangat tergantung
pada besarnya bantuan dari Pemerintah Pusat.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Pada Pemerintah
Kabupaten dan Kota di Propinsi Sumatera Utara yang menyatakan bahwa secara
Simultan Pendapatan Asli Daerah (PAD) berpengaruh secara signifikan terhadap
belanja pemerintah Serta Penelitian yang dilakukan oleh Cherry Adhia Wenny
(2012) dengan judul Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap
belanja pada Pemerintah Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Selatan yang
menyimpulkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) secara simultan dan parsial
berpengaruh signifikan terhadap belanja pada pemerintah kabupaten dan kota di
Provinsi Sumatera Selatan. Dari fenomena tersebut dalam konteks otonomi
daerah, seharusnya kemampuan untuk menyelenggarakan otonomi tersebut
ditunjukkan dengan peranan Pendapatan Asli Daerah yang signifikan di dalam
membiayai Belanja Daerahnya yang tercermin pada Kontribusi Pendapatan Asli
Daerah terhadap Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir.
Jadi pada dasarnya selain faktor Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan
Komponennya yang meliputi Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang dipisahkan dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang
dipisahkan yang mempengaruhi Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir,
masih ada faktor-faktor yang lain yang mempengaruhinya yaitu komponen Dana
Perimbangan yang diperoleh dari Pemerintah Pusat dan Lain-lain Pendapatan
10
Daerah yang Sah masih perlu diperbaiki sehingga Anggaran Pendapatan dan
Daerah (APBD) dapat meningkat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
11
Pada dasarnya selain faktor Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan
Komponennya yang meliputi Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang dipisahkan dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang
dipisahkan yang mempengaruhi Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir,
masih ada faktor-faktor yang lain yang mempengaruhinya yaitu komponen Dana
Perimbangan yang diperoleh dari Pemerintah Pusat dan Lain-lain Pendapatan
Daerah yang Sah masih perlu diperbaiki sehingga Anggaran Pendapatan dan
Daerah (APBD) dapat meningkat.
3.2 Saran
Setelah menyelesaikan tugas makalah ini banyak hal yang dapat kita
pelajari mengenai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Semoga dengan
membaca makalah ini dapat menambah wawasan dan pemahaman kita mengenai
tuntunan dalam mengurus jenazah supaya dapat dipraktikan di kehidupan
bermasyarakat
DAFTAR PUSTAKA
12
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan. (2017). Ringkasan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah. Doakses Pada 22 Mei 2022 dari
https://djpk.kemenkeu.go.id
Wulandari, Dinda. Apbd di Ogan Ilir. Diakses pada 24 Mei 2022 dari
https://nasional.kontan.co.id/news/apbd-di-kabupaten-banyak-dihabiskan-untuk-
administrasi-dan-birokrasi
13