Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KEUANGAN PUBLIK

STUDI KASUS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH


(APBD) DI KABUPATEN OGAN ILIR

Disusun Oleh:

ADELLAH (1920702028)

Dosen Pengampuh:

HATTA AZZUHRI S.IP, M.Si

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI RADEN FATAH PALEMBANG

2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah
memberikan limpahan rahmat serta karunia-Nya. Sehingga saya dapat menyusun
makalah ini, guna memenuhi tugas mata kuliah keuangan publik. Dalam
penyusunan makalah ini, sedikit hambatan yang sudah saya hadapi. Makalah ini
saya susun dengan berbagai rintangan maupun halangan, baik itu yang datang dari
saya sendiri maupun dari luar. Namun saya menyadari bahwa kelancaran materi
yang saya susun ini tidak lain atas kehendak Allah SWT, kemudian berkat
bantuan dan bimbingan dari bapak dosen pengampu mata kuliah ini sehingga
kendala-kendala yang saya hadapi mampu teratasi.

Makalah ini saya susun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang
“Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)”. Semoga dengan adanya
makalah yang saya buat dapat memberikan wawasan yang lebih luas. Untuk itu
saya menerima kritik dan juga saran dari semua pihak yang saya harapkan untuk
perbaikan pembuatan makalah dimasa yang akan datang. Akhir kata saya
sampaikan terima kasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Palembang, 24 Mei 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

JUDUL
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................1
BAB III
PEMBAHASAN......................................................................................................2
2.1 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)......................................2
2.2 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)...di Kabupaten Ogan Ilir
Tahun 2022.....................................................................................................3
2.3 Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Penggunaan APBD OI........................7
BAB III
PENUTUP..............................................................................................................17
3.1 Kesimpulan...................................................................................................17
3.2 Saran……………………………………………………………………….17

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan rencana


keuangan pemerintah daerah selama satu tahun yang ditetapkan oleh peraturan
daerah. Di setiap Kota/Kabupaten Indonesia memiliki Otonomi Daerah sehingga
adanya APBD tersebut. Salah satunya pada Provinsi Sumatera Selatan di
Kabupaten Ogan Ilir.

APBD di Kabupaten Ogan Ilir pada tahun 2022 Pendapatan Normal,


Belanja terindikasi terlalu rendah, sehingga diperlukan analisa saran apa yang
dapat diberikan penulis apa yang perlu diubah atau diperbaiki terutama dalam
penggunaan anggaran.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)?


2. Bagaimana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) di
Kabupaten Ogan Ilir tahun 2022?
3. Apa Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Penggunaan APBD OI?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui Apa itu Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD)
2. Untuk mengetahui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) di
Kabupaten Ogan Ilir tahun 2022
3. Untuk mengetahui Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Penggunaan
APBD OI

1
BAB III

PEMBAHASAN

2.1 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan rencana


keuangan pemerintah daerah selama satu tahun yang ditetapkan oleh peraturan
daerah. APBD dapat dijadikan sebagai sarana komunikasi pemerintah daerah
kepada masyarakatnya mengenai prioritas pengalokasian yang dilakukan oleh
pemerintah daerah setelah berkoordinasi dengan pihak legislatif, DPRD. APBD
terdiri dari tiga komponen utama yaitu pendapatan daerah, belanja daerah, dan
pembiayaan daerah. Pendapatan daerah terdiri dari pos Pendapatan Asli Daerah
(PAD), pos Dana Perimbangan, dan pos Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah.
Di dalam pos PAD ada komponen Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang
merupakan sumber pendapatan utama dari pemerintah daerah itu sendiri yang
diperoleh dari wajib pajaknya.

Selanjutnya untuk Dana Perimbangan merupakan dana yang diperoleh


pemerintah daerah dari pemerintah pusat sebagai perwujudan dari pelaksanaan
desentralisasi fiskal. Selain sumber pendapatan yang diperoleh dari daerah
tersebut dan pemerintah pusat, pemerintah daerah juga memperoleh pendapatan
dari daerah lain yang berupa komponen Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan
pemda lainnya yang ada di dalam pos Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah.
Komponen belanja daerah merupakan perwujudan pemerintah daerah dalam
mengeluarkan uangnya untuk pelayanan publik. Terdapat empat pos utama di
dalam belanja daerah yaitu pos Belanja Pegawai, pos Belanja Barang dan Jasa,
pos Belanja Modal, dan pos Belanja lainnya. Melalui belanja daerah ini diperoleh
informasi prioritas belanja yang dilakukan oleh pemerintah daerah yang dapat
berdampak pada kesejahteraan warganya. Dalam APBD, Pemda dapat
merencanakan defisit atau surplus APBD.

Pada kenyataannya, di dalam dokumen APBD seringkali terjadi defisit


daerah. Defisit daerah dapat ditutup dengan pembiayaan daerah. Pembiayaan

2
daerah terdiri dari dua pos yaitu penerimaan pembiayaan dan pengeluaran
pembiayaan. Pemerintah daerah memiliki kecenderungan untuk menutup defisit
daerah dari Sisa Lebih Penghitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran
sebelumnya atau dengan melakukan pinjaman daerah atau obligasi daerah yang
berada di pos penerimaan pembiayaan. Pos pengeluaran pembiayaan juga
memiliki dua komponen utama yang banyak digunakan oleh pemda yaitu
penyertaan modal (investasi daerah) dan pembayaran pokok utang.

2.2 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) di Kabupaten Ogan


Ilir

Pembangunan merupakan serangkaian usaha untuk mengubah atau


memperbaiki kondisi suatu negara. Pelaksanaan pembangunan tentunya
memerlukan dana yang besar. Pemerintah harus berusaha maksimal untuk
meningkatkan penerimaan negara dengan cara memanfaatkan semua kondisi yang
ada dalam suatu negara, sehingga pemerintah pusat memberi kewenangan kepada
daerah untuk membangun daerahnya sendiri dan mengelolah sumber penghasilan
dan keuangan sendiri untuk membiaya kegiatan pemerintahan dan pembangunan
serta pelayanan kepada masyarakat. Otonomi yang diberikan kepada daerah
didasarkan pada azas disentralisasi dalam wujud otonomi yang luas, nyata dan
bertanggung jawab.

Tujuan pemberian otonomi kepada daerah supaya dapat mengatur dan


mengurus rumah tangga sendiri dalam rangka pcningkatan pelayanan kepada
masyarakat. Otonomi daerah merupakan kewenangan daerah untuk mengukur dan
mengurus pemerintahan daerah, salah satu perimbangan yang mendasari perlu
diselenggarakan otonomi daerah adalah perkembangan kondisi di dalam negeri
dan di luar negeri. Dilain pihak, keadaan di luar negeri menunjukkan semakin
tingginya tingkat globalisasi yang menuntut daya saing antar negara, termasuk
daya saing antar pemerintah daerah. Daya saing pemerintah daerai diharapkan
dapat menunjang tingkat kemandirian daerah untuk membiayai semua belanja

3
daerah dengan memanfaatkan penerimaan yang diperolehnya dari hasil
pendapatan asli setiap daerah.

Salah satu strategi yang dilakukan pemerintah daerah untuk meningkatkan


pendapatan asli daerah dengan cara memanfaatkan dan mengelola potensi yang
terdapat di daerah antara lain potensi sumber daya alam, potensi sumber daya
manusia, serta potensi sumber keuangannya secara optimal. Namun untuk
mengelola dan memanfaatkan potensi yang ada di daerah untuk dapat
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah tidak mudah, banyak kendala yang harus
dihadapi oleh pemerintah daerah baik yang timbul atau yang disebabkan oleh
aparat pemerintah.

Suatu daerah harus mempunyai sumber keuangan sendiri untuk dapat


melaksanakan otonomi daerah, semakin besar keuangan suatu daerah, semakin
besar kemampuan daerah tersebut untuk menyelenggarakan pemerintahan daerah
diwilayahnya. Salah satu usaha yang dilakukan pemerintah daerah dengan
membiayai keuangan di daerah dengan meningkatkan Pendapatan asli Daerah.
Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan yang dihasilkan secara murni oleh
pemerintah daerah dari berbagai sumber penerimaan daerah yang bersajikan dan
dikelolah sendiri berdasarkan peraturan pemerintah.

Sejalan dengan semakin meningkatnya pembangunan dan pelayanan


kepada masyarakat serta usaha pcningkatan pertumbuhan perekonomian daerah,
diperlukan penyediaan sumber Pendapatan Asli Daerah yaitu Pajak Daerah,
retribusi Daerah, Laba BUMD dan Pos Lain yang Sah. Mengingat pentingnya
Pendapatan Asli Daerah sebagai salah satu komponen pendapatan negara dalam
usaha pembangunan nasional, pemerintah daerah harus berupaya menggali potensi
yang ada dalam masyarakat melalui upaya penyempurnaan sistem perpajakan
yang berlaku.

Upaya peningkatan sistem perpajakan mencakup usaha masyarakat untuk


turul serta dan berpartisipasi aktif dalam memenuhi kewajiban sebagai warga
negara yang baik dan membayar pajak yang telah ditetapkan pemerintah.

4
Pelaksanaan pemungutan pajak daerah dan restribusi daerah pada umumnya
berpedoman pada Undang - Undang Nomor 5 Tahun 1974. Ketentuan tersebut
dirasakan sudah lidak sesuai dengan era globalisasi yang ditandai dengan akan
diberiakukan era pasar bebas diberbagai kawasan dunia. Pada akhirnya muncul
reformasi di bidang perpajakan daerah dengan diberlakukannya Undang - Undang
Nomor 18 tahun 1997 tentang pajak daerah dan restribusi daerah, tetapi Undang -
Undang tersebut mengalami perubahan menjadi Undang - Undang Nomor 34
tahun 2000 tentang perubahan Undang - Undang Nomor 18 tahun 1997.
Perubahan tersebut diharapkan supaya penerimaan daerah dari sektor pajak dan
retribusi akan meningkat sehingga kemandirian daerah dalam pembiayaan
penyelenggaraan pemerintahan didaerah akan terwujud.

Kabupaten Ogan Ilir merupakan kabupaten hasil pemekaran yang baru di


Provinsi Sumatera Selalan, seperti kabupaten lain dalam melaksanakan
pembangunan di daerahnya memerlukan biaya yang cukup besar. Pemerintah
Kabupaten Ogan Ilir berusaha meningkatkan Pendapatan Asli daerah dengan
mengoptimalkan penerimaan Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Laba BUMD dan
Pos Lain yang Sah.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah


Kabupaten Ogan Ilir 2022

Akun Anggaran/Pagu Realisasi %


1.516,54 266,30
Pendapatan Daerah 17.56
M M
PAD 182,04 M 24,08 M 13.23
Pajak Daerah 122,85 M 16,11 M 13.11
Retribusi Daerah 14,23 M 0,20 M 1.43
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
3,95 M 5,04 M 127.68
yang Dipisahkan
Lain-Lain PAD yang Sah 41,01 M 2,73 M 6.65
1.204,60 242,23
TKDD 20.11
M M
Pendapatan Transfer Pemerintah 1.204,60 242,23
20.11
Pusat M M
Pendapatan Lainnya 129,90 M 0,00 M 0.00

5
Akun Anggaran/Pagu Realisasi %
Pendapatan Transfer Antar Daerah 71,49 M 0,00 M 0.00
Lain-lain Pendapatan Sesuai dengan
58,42 M 0,00 M 0.00
Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan
1.515,04 102,15
Belanja Daerah 6.74
M M
Belanja Pegawai 620,91 M 78,27 M 12.61
Belanja Pegawai 620,91 M 78,27 M 12.61
Belanja Barang Jasa 383,66 M 23,34 M 6.08
Belanja Barang dan Jasa 383,66 M 23,34 M 6.08
Belanja Modal 200,45 M 0,54 M 0.27
Belanja Modal 200,45 M 0,54 M 0.27
Belanja Lainnya 310,02 M 0,00 M 0.00
Belanja Subsidi 2,22 M 0,00 M 0.00
Belanja Hibah 24,65 M 0,00 M 0.00
Belanja Tidak Terduga 3,77 M 0,00 M 0.00
Belanja Bagi Hasil 13,71 M 0,00 M 0.00
Belanja Bantuan Keuangan 265,67 M 0,00 M 0.00
164,16
Surplus/(Defisit) 1,50 M 10,966.21
M
Pembiayaan Daerah 0,00 M 0,00 M 0
Pengeluaran Pembiayaan Daerah 1,50 M 0,00 M 0.00
Penyertaan Modal Daerah 1,50 M 0,00 M 0.00
Sumber: http://www.djpk.kemenkeu.go.id/portal/data/apbdyang diakses 24 Mei 2022
Adapun rumus yang dapat digunakan untuk dapat dihasilkan jumlah yang
balance (seimbang) yaitu:
Rumus:
Pendapatan Daerah (PD) + Pembiayaan Daerah (PB) = Belanja Daerah + Defisit

Maka :
1.516,54 M + 0,00 M = 1.515,04 M + 1,50 M

Jadi dari data yang ada pada tabel diatas dapat diketahui bahwa hasilnya
seimbang yaitu 1.516,54 M

2.3 Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Penggunaan APBD OI

Di kabupaten terlihat deviasi anggaran APBD lebih tinggi. Secara


keseluruhan rata-rata APBD kabupaten sebanyak 33,5% anggaran digunakan
untuk belanja pegawai. Selain itu, anggaran untuk infrastruktur di daerah juga

6
masih sangat rendah, yaitu sekitar 13,7%. Meski begitu, ia mengapresiasi
kabupaten Ogan Ilir karena anggaran infrastrukturnya cukup besar sehingga
diharapkan ini akan meningkat lagi. Walaupum demikian APBD Kabupaten Ogan
Ilir pendapatan normal, belanja terindikasi terlalu rendah untuk tahun 2022 ini
artinya APBD itu tidak berjalan dan tidak ada hasil yang dirasa dan dilihat oleh
masyarakat. Ini harus segera di evaluasi dengan serius untuk seluruh pemerintah
daerah.

Gubernur Herman Deru memberikan kado HUT ke 18 tahun untuk


Kabupaten Ogan Ilir berupa realisasi pembangunan infrastruktur mulai dari jalan,
jembatan, pengendalian banjir, pusat pendidikan hingga pembangunan non fisik
lainnya."Pembangunan ini merupakan komitmen kita dalam memajukan daerah,
termasuk kabupaten Ogan Ilir. Kita bersama-sama membangun terus mewujudkan
pembangunan yang merata," kata Herman Deru, saat meresmikan pembangunan
infrastruktur yang terpusat di Desa Sukaame Kecamatan Pemulutan Kabupaten
Ogan Ilir, Jumat (7/1/2022). Sedikitnya, ada 61 titik pekerjaan pembangunan yang
telah diselesaikan di Ogan Ilir. Pembangunan dengan menggunakan dana Bantuan
Gubernur Khusus (Bangubsus) yang diambil dari dana APBD sejak tahun
anggaran 2019 lalu. Diketahui, pada tahun 2019, Pemprov Sumsel
menggelontorkan anggaran sebesar Rp274 miliar, tahun 2020 sebesar Rp284
miliar dan tahun 2021 sebesar Rp253 miliar."Dengan infrastruktur yang baik,
maka akan semakin meningkatkan ekonomi masyarakat. Akses masyarakat
semakin cepat," tuturnya.

Pemprov Sumatra Selatan mempercepat pembangunan di Kabupaten Ogan


Ilir, yang merupakan daerah perbatasan Kota Palembang, lewat kucuran APBD
Provinsi selama dua tahun terakhir. Gubernur Sumsel Herman Deru mengatakan
pemprov telah menggelontorkan hampir senilai Rp500 miliar sepanjang 2019
hingga 2020 untuk pembangunan Ogan Ilir (OI). “Alokasi dana itu tidak hanya
untuk pembangunan infrastruktur fisik, tapi juga dukungan untuk yang nonfisik,
salah satunya internet,” katanya, Kamis (4/2/2021). Deru memaparkan Kabupaten
OI merupakan kawasan yang tidak terpisahkan dari Kota Palembang selaku ibu

7
kota provinsi Sumsel. Sehingga, kata gubernur, pihaknya perlu mendukung
pembangunan di daerah yang menjadi akses menuju Palembang terebut. “Ini [OI]

jadi episentrum, lalu lintas dari dan ke Palembang melalui OI, pintu tol
juga terbanyak di sini. Makanya harus ada akselerasi pembangunan,” katanya. Dia
melanjutkan kabupaten itu juga memiliki banyak potensi yang belum tergali, salah
satunya usaha kerajinan emas, perak, perunggu hingga kerajinan besi. Selain itu,
OI juga memiliki potensi pertanian dengan sawah tipografi rawa juga sektor
peternakan melalui pengembangan kerbau rawa. Lantaran struktur lahan di OI
mayoritas rawa, kata Deru, turut menjadi tantangan dalam pembangunan
infrastruktur di kabupaten itu. “Tantangannya luar biasa, membangun jalan di OI
butuh upaya lebih dibanding daerah lain, termasuk biayanya karena perlu
penimbunan hingga teknologi vakum,” katanya.

Gubernur berharap setelah pihaknya membuka akses jalan, pemerintah


kabupaten dapat mengawasi dan memelihara fasilitas infrastruktur tersebut.
“Dengan demikian pembangunan ini bisa bermanfaat, karena kalau
infrastrukturnya jelek bukan hanya berdampak pada biaya logistik, tapi juga harga
bahan pokok jadi mahal,” kata dia. Sementara itu Asisten Bidang Ekonomi,
Keuangan dan Pembangunan Setda Sumsel Ekowati Retnaningsih menambahkan
pembangunan infrastruktur tersebar secara merata di seluruh kecamatan. “Ada 7
ruas jalan yang telah diperbaiki dengan sumber dana APBD Sumsel, selain itu
juga bantuan digunakan untuk sarana air bersih dan air minum hingga rehabilitasi
gedung sekolah,” katanya. Bupati Kabupaten OI Ilyas Panji Alam mengatakan
pihaknya mengapresiasi dukungan pendanaan dari Pemprov Sumsel untuk
pembangunan daerah tersebut. “Karena kalau mengandalkan APBD OI terbatas,
anggaran kami untuk infrastruktur saja paling berkisar Rp100 miliar per tahun,”
katanya.

Pada dasarnya dari pandangan pengamatan penulis anggaran Pendapatan


dan Belanja Daerah (APBD) banyak yang belum fokus digunakan untuk
memperbaiki layanan dan menyelesaikan prioritas kebutuhan daerah. Anggaran

8
daerah paling banyak dihabiskan untuk administrasi dan birokrasi sehingga tidak
memberi manfaat bagi masyarakat. sebaiknya kepala daerah agar benar-benar
melihat dan mempelajari bagaimana meredesain program dan kegiatannya.
Sehingga uang APBD benar-benar bisa berasa dan berdampak positif bagi
masyarakat.

Indikator yang menjadi masalah yaitu porsi belanja pegawai yang sangat
besar sekitar 32,4% dari rata-rata APBD atau Rp 385 triliun. Jika dibandingkan
dengan APBN, porsi belanja untuk pegawai hanya sekitar 16%, sehingga belanja
yang lain bisa dipakai untuk membangun infrastruktur seperti sanitasi, air bersih,
untuk jembatan, dan sekolah. “Itulah pentingnya memprioritaskan yang benar
bagi belanja. Kalau sebagian besar belanja hanya untuk pegawai, dan kemudian
pegawai tersebut hanya membuat kegiatan bagi mereka saja anggaran APBD yang
sekitar Rp 800 triliun hasilnya sangat minimal bagi masyarakat kita, seperti yang
disampaikan Sri Mulyani.

Alokasi anggaran Pemerintah Daerah berupa belanja rutin dan belanja


pembangunan untuk pembangunan daerah. Kemudian pengeluaran tersebut
dilaporkan dalam APBD. Item yang terdapat dalam APBD terdiri dari belanja
rutin untuk mendanai kegiatan pemerintahan. Pemerintah Provinsi, Kabupaten,
atau Kota memiliki kewenangan untuk menggunakan Belanja Daerah. Syarat
optimalisasi Belanja Daerah adalah dapat berdampak pada pembangunan ekonomi
daerah. Kabupaten Ogan Ilir kurang mengalami kemajuan karena masyarakat
belum mendapatkan program-program pertumbuhan ekonomi.
Berdasarkan hasil tipologi Klasemen Kabupaten Ogan Ilir merupakan
daerah relatif tertinggal dengan tingkat kemiskinan tinggi dan pertumbuhan
perekonomian rendah. Belanja Bantuan Sosial, Belanja Modal, dan Pendapatan
Asli Daerah (PAD) memiliki pengaruh yang berbeda terhadap kemiskinan.
Belanja Bantuan Sosial berpengaruh positif terhadap kemiskinan, dan Pendapatan
Asli Daerah (PAD) berpengaruh negatif terhadap kemiskinan. Belanja Modal
tidak mempengaruhi kemiskinan, reduksi kemiskinan dipengaruhi secara simultan
oleh Belanja Bantuan Sosial, Belanja Modal, dan Pendapatan Asli Daerah.

9
Kemampuan Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir dalam menggali PAD
melalui pajak dan retribusi daerah dirasa masih belum optimal karena adanya
beberapa faktor penyebab diantaranya kurangnya kemampuan dari sektor usaha
dalam memberikan sumbangan terhadap kemampuan keuangan daerah, hal ini
juga diperparah dengan adanya kenyataan bahwa Pemerintah Daerah memilki
keterbatasan dalam menggali PAD yang disebabkan sumber-sumber penerimaan
daerah telah dicatat oleh Pemerintah Pusat sesuai dengan batasan peraturan
perundang-undangan. PAD Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir tahun 2020 pada
cenderung meningkat, namun persentase kontribusi PAD relatif kecil sehingga
tidak memberikan kontribusi yang cukup berarti terhadap APBD. Hal ini
menunjukkan bahwa pemerintah Kabupaten Ogan Ilir masih sangat tergantung
pada besarnya bantuan dari Pemerintah Pusat.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Pada Pemerintah
Kabupaten dan Kota di Propinsi Sumatera Utara yang menyatakan bahwa secara
Simultan Pendapatan Asli Daerah (PAD) berpengaruh secara signifikan terhadap
belanja pemerintah Serta Penelitian yang dilakukan oleh Cherry Adhia Wenny
(2012) dengan judul Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap
belanja pada Pemerintah Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Selatan yang
menyimpulkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) secara simultan dan parsial
berpengaruh signifikan terhadap belanja pada pemerintah kabupaten dan kota di
Provinsi Sumatera Selatan. Dari fenomena tersebut dalam konteks otonomi
daerah, seharusnya kemampuan untuk menyelenggarakan otonomi tersebut
ditunjukkan dengan peranan Pendapatan Asli Daerah yang signifikan di dalam
membiayai Belanja Daerahnya yang tercermin pada Kontribusi Pendapatan Asli
Daerah terhadap Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir.
Jadi pada dasarnya selain faktor Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan
Komponennya yang meliputi Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang dipisahkan dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang
dipisahkan yang mempengaruhi Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir,
masih ada faktor-faktor yang lain yang mempengaruhinya yaitu komponen Dana
Perimbangan yang diperoleh dari Pemerintah Pusat dan Lain-lain Pendapatan

10
Daerah yang Sah masih perlu diperbaiki sehingga Anggaran Pendapatan dan
Daerah (APBD) dapat meningkat.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan rencana


keuangan pemerintah daerah selama satu tahun yang ditetapkan oleh peraturan
daerah. Di setiap Kota/Kabupaten Indonesia memiliki Otonomi Daerah sehingga
adanya APBD tersebut. Salah satunya pada Provinsi Sumatera Selatan di
Kabupaten Ogan Ilir. APBD di Kabupaten Ogan Ilir pada tahun 2022 Pendapatan
Normal, Belanja terindikasi terlalu rendah, adapun APBD Ogan Ilir Tahun 2022
hasilnya yaitu 1.516,54 M,

11
Pada dasarnya selain faktor Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan
Komponennya yang meliputi Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang dipisahkan dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang
dipisahkan yang mempengaruhi Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir,
masih ada faktor-faktor yang lain yang mempengaruhinya yaitu komponen Dana
Perimbangan yang diperoleh dari Pemerintah Pusat dan Lain-lain Pendapatan
Daerah yang Sah masih perlu diperbaiki sehingga Anggaran Pendapatan dan
Daerah (APBD) dapat meningkat.

3.2 Saran

Setelah menyelesaikan tugas makalah ini banyak hal yang dapat kita
pelajari mengenai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Semoga dengan
membaca makalah ini dapat menambah wawasan dan pemahaman kita mengenai
tuntunan dalam mengurus jenazah supaya dapat dipraktikan di kehidupan
bermasyarakat

DAFTAR PUSTAKA

Ikhsan, Adinul. dkk. (2020) “Determinan Kebijakan Belanja Pemerintah Daerah


Kabupaten Ogan Ilir. Vol. 5 no.2

Bisnis.com. "Pemprov Sumsel Percepat Pembangunan Kabupaten Ogan Ilir",


Diakses pada 24 Mei 2022 dari
https://sumatra.bisnis.com/read/20210204/534/1352238/pemprov-
sumsel-percepat-pembangunan-kabupaten-ogan-ilir.

12
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan. (2017). Ringkasan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah. Doakses Pada 22 Mei 2022 dari
https://djpk.kemenkeu.go.id

Kusuma, Ahmad Teddy. (2022). Pembangunan Inftastruktur di Ogan Ilir. diakses


pada 24 Mei 2022. Dari http://globalplanet.news/news/37284/pemprov-
sumsel-bangun-infrastruktur-di-ogan-ilir-ini-jumlah-anggarannya

Society. Reduksi Kemiskinan pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan


Diakses pada 24 Mei 2022 dari https://doi.org/10.33019/society.v8i2.215

Wulandari, Dinda. Apbd di Ogan Ilir. Diakses pada 24 Mei 2022 dari
https://nasional.kontan.co.id/news/apbd-di-kabupaten-banyak-dihabiskan-untuk-
administrasi-dan-birokrasi

13

Anda mungkin juga menyukai