Anda di halaman 1dari 21

MATA KULIAH MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAH

GAMBARAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Dosen Pengampu : Rahma Masdar, SE.,M.Si,.Ak

KELAS : Ak II
DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 :

1. Loudy Ringkoka_C30122069
2. Muhammad Alif_C30122068
3. Moh. Widyatama_C30122074
4. Moh. Raffi Cendika Putra_C30122064
5. Euaggelion Putra Valiantly_C30122075
6. Abdul Huzain_C30122206

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN AJARAN 2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas semua
kehendaknya, kami berhasil membuat makalah ini yang berjudul " GAMBARAN
UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH."

Kami berharap, pemaparan dalam isi makalah sederhana ini bisa mempermudah
pembaca untuk memahami proses optik dalam ilmu sains.

Dan juga kami menyadari makalah yang kami buat masih jauh dari kata
sempurna, dan memiliki kekurangan dari berbagai aspek. Untuk itu, kami
menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi makalah ini.

Palu, 9 Februari 2024

Kelompok 1

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I...................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................4
1.3 Tujuan Makalah.......................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................6
ISI.......................................................................................................................................6
2.1 Keuangan Daerah.....................................................................................................6
2.2 Sumber Pendapatan Daerah................................................................................7
2.3 Pengeluaran Daerah (Belanja Daerah)................................................................9
Pembiayaan Daerah......................................................................................................11
2.4 Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah..............................................................12
2.5 Penyusunan Rancangan APBD........................................................................15
2.6 Rencana Kerja Pemerintahan Daerah.....................................................................16
BAB III...............................................................................................................................18
PENUTUP..........................................................................................................................18
3.1 Kesimpulan......................................................................................................18
3.2 Saran......................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................20

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keuangan daerah meliputi segala aspek hak dan tanggung jawab yang
terkait dengan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan dapat dinilai dengan
nilai uang, termasuk segala bentuk kekayaan yang terkait dengan hak dan
kewajiban daerah. Untuk memastikan penyelenggaraan fungsi Pemerintahan
Daerah berjalan optimal, penting bagi daerah untuk mendapatkan sumber
pendanaan yang memadai, yang sesuai dengan prinsip "money follow function".
Prinsip ini sesuai dengan berbagai peraturan, seperti Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (yang telah mengalami beberapa kali perubahan), Undang-
Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Daerah, dan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Ketentuan-ketentuan ini menegaskan
pentingnya pengelolaan keuangan daerah yang tertib, patuh pada hukum, efisien,
ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab. Pada dasarnya, semua
penerimaan dan pengeluaran daerah harus dicantumkan dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang disusun untuk tahun anggaran
tertentu. APBD menjadi landasan bagi Pemerintah Daerah dalam mengelola
keuangan daerah, disesuaikan dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan
serta kemampuan keuangan daerah.

1.2 Rumusan Masalah


A. Apakah Pengertian Keuangan daerah?
B. Apa macam-macam sumber pendapatan daerah?
C. Apa yang dimaksud dengan pengeluaran daerah (belanja daerah) dan apa
saja
D. sumber pengeluaran daerah?
E. Bagimanakah sisklus pengelolaan keuangan daerah

4
1.3 Tujuan Makalah
a. Untuk mengetahui apakah pengertian keuangan daerah.
b. Untuk mengetahui macam-macam sumber pendapatan daerah.
c. Untuk mengetahui tentang pengeluaran (belanja daerah) dan sumber
pengeluaran daerah.
d. Untuk mengetahui siklus pengelolaan keuangan daerah.

5
BAB II

ISI

2.1 Keuangan Daerah


Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 105 tahun 2000, dijelaskan bahwa
keuangan daerah mencakup semua hak dan kewajiban yang dimiliki oleh
daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat
dinilai dengan uang. Ini mencakup berbagai bentuk kekayaan lain yang
terkait dengan hak dan kewajiban daerah tersebut, yang diatur dalam
kerangka Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Dalam konteks pentingnya posisi keuangan daerah, hal ini menjadi


indikator utama untuk menilai kemampuan suatu daerah dalam mengatur
dan mengelola keuangan pemerintahannya sendiri. Dengan adanya
Undang-Undang Otonomi Daerah, setiap daerah memiliki konsekuensi
dan tantangan tersendiri yang mungkin berbeda satu sama lain, terutama
dalam hal kemampuan keuangan daerah.

Sementara itu, menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun


2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, konsep keuangan
daerah tetap merujuk pada semua hak dan kewajiban daerah dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang memiliki nilai uang. Ini juga
mencakup berbagai aset dan kewajiban lain yang terkait dengan tugas dan
tanggung jawab daerah.
Dengan demikian, keuangan daerah merupakan sumber daya yang
digunakan untuk membiayai segala kebutuhan dalam penyelenggaraan
pemerintahan di tingkat daerah, mencakup pembangunan, pelayanan
publik, dan berbagai program serta kegiatan yang mendukung
kesejahteraan masyarakat setempat.

6
2.2 Sumber Pendapatan Daerah
Sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku yaitu UU RI
No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah pasal 157, sumber-sumber
pendapatan daerahdapat dikelompokan sebagai berikut:

1. Pendapatan Asli Daerah


Menurut UU RI No. 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan
antara pemerintah pusat dan daerah, penjelasan pasal 1 ayat 28,
Pendapatan Asli Daerah diartikan sebagai pendapatan yang diperoleh
oleh suatu daerah melalui pungutan yang diatur berdasarkan Peraturan
Daerah dan sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Sementara itu, menurut Indra Bastian (2001:83), Pendapatan Asli
Daerah adalah segala bentuk pendapatan yang berasal dari sumber
ekonomi asli daerah.
Kelompok PAD diklarifikasikan 4 jenis:
a) Pajak Daerah
( contoh: Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama
KendaraanBermotor, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak
Air.
b) Retribusi Daerah
( seperti: Retribusi Pelayanan Kesehatan, RetribusiPemakaian
Kekayaan Daerah, Retribusi Pasar Grosir dan Pertokoan,
Retribusikelebihan Muatan, Retribusi Perizinan Pelayanan dan
pengendalian.)

c) Bagian Laba Perusahaan Daerah dan Hasil Pengelolaan


Kekayaan DaerahLainnya yang dipisahkan
( seperti : Bagian laba Bank Pembangunan Daerah(BPD), Bagian Laba
Perusahaan Daerah, dan Bagi hasil investasi pada pihak ketiga.

7
d) Lain-lain PAD
( yaitu semua yang bukan berasal dari pajak, retribusi dan labausaha
daerah, antara lain: hasil penjualan barang milik daerah, penerimaan
jasagiro, penerimaan ganti rugi atas kekayaan daerah, denda
keterlambatanpelaksanaan pekerjaan, penerimaan bunga deposit.

2. Dana Perimbangan
Dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan
APBN yangdialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan
daerah dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi.” (UU RI No. 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah pasal 1 ayat
19).Menurut Indra Bastian dan Gatot Soepriyanto mengemukakan
bahwa kelompokdana perimbangan adalah:
 Bagi hasil pajak seperti: Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea
Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).
 Bagi Hasil Bukan Pajak seperti : Sumber Dana daya Hutan,
Pemberian atas HakTanah Negara, Penerimaan iuran
eksplorasi.
 Dana Alokasi Khusus adalah perimbangan dalam rangka untuk
membiayaikebutuhan tertentu.
 Dana perimbangan dari propinsi adalah dana perimbangan
dalam pemerintahkabupaten/kota yang berasal dari pemerintah
propins
3. Lain-lain Pendapatan yang sah
Menurut UU RI No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antaraPemerintah Pusat dan Daerah pada bagian penjelasan pasal 3
ayat 4 menyatakan bahwa : Lain-lain pendapatan yang sah antara lain:

8
hibah, dana darurat, danpenerimaan lainnya sesuai dengan peraturan
perundang

2.3 Pengeluaran Daerah (Belanja Daerah)

Komponen berikutnya dari APBD adalah Belanja Daerah. Belanja daerah


meliputi semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah yang
mengurangi ekuitas dana lancar, yang merupakan kewajiban daerah dalam satu
tahun anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh
Daerah.

Belanja daerah dipergunakan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan


yang menjadi kewenangan provinsi atau kabupaten kota yang terdiri dari
urusan wajib dan urusan pilihan yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-
undangan. Urusan wajib adalah urusan yang sangat mendasar yang berkaitan
dengan hak dan pelayanan dasar kepada masyarakat yang wajib
diselenggarakan oleh pemerintah daerah.

Sedangkan urusan pilihan adalah urusan pernerintah yang secara nyata ada dan
berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai kondisi,
kekhasan. dan potensi keunggulan daerah Belanja penyelenggaraan urusan
wajih tersebut diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang
diwajudkan dalam bentak.

Belanja daerah adalah semua pengeluaran pemerintah pada periode


anggarandaerah yang berupa aktiva keluar, timbulnya utang yang bukan
disebabkan oleh pembagian kepada pemilik ekuitas dana (rakyat).

Peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan


fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial.

9
Peningkatan kualitas kehidupan masyarakat diwujudkan melalui prestasi kerja
dalam pencapaian standar pelayanan minimal berdasarkan urusan wajib
pemerintahan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Belanja daerah diklasifikasikan menurut organisasi, fungsi, program dan


kegiatan, serta jenis belanja. Klasifikasi belanja menurut organisasi disesuaikan
dengan susunan organisasi pemerintahan daerah. Klasifikasi belanja menurut
fungsi terdiri dari

a. klasifikasi berdasarkan urusan pemerintahan.

b: klasifikasi fiungsi pengelolaan keuangan negara.

Klasifikasi belanja berdasarkan urusan pemerintahan diklasifikasikan menurut


kewenangan pemerintahan provinsi dan kabupaten/kota. Sedangkan klasifikasi
belanja menurut fungsi pengelolaan negara digunakan untuk tujuan keselarasan
dan keterpaduan pengelolaan keuangan negara terdiri dari

a) Pelayanan umum:

b) Ketertiban dan keamanan

c) Ekonomi,

d) Lingkungan hidup

e) Perumahan dan fasilitas umum;

f.) Keschatan:

g.) Pariwisata dan budaya

10
h.) Agama

i.) Pendidikan serta perlindungan sosial

Klasifikasi belanja menurut program dan kegiatan disesuaikan dengan urusan


pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah. Sedangkan klasifikasi belanja
menurut jenis belanja terdiri dari:

a) Belanja pegawai,

b) Belanja barang dan jasa,

c) Belanja modal,

d) Bunga

e) Subsidi

f) Hibah,

g) Bantuan sosial

h) Belanja bagi hasil dan bantuan keuangan

i) Belanja tidak terduga

Penganggaran dalam APBD untuk setiap jenis belanja berdasarkan ketentuan


perundang-undangan.

Pembiayaan Daerah
Pembiayaan daerah meliputi semua penerimaan yang perlu dibayar kembali din
atau pengeluaran yang akan diterima kembali, haik pada tafran anggaran yang
hersangkatan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Pembiayaan daerah
tersebut terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan

Menurut Pemendagri No. 59 Tahun 2007 tentang perubahan atas


Pemendagri No.13Tahun 2006 tentang Pedoman pengelolaan Keuangan

11
Daerah, Belanja Daerah dibagi menjadi 2 kelompok yaitu.

a. Belanja Langsung
Belanja Langsung merupakan belanja yang dianggarkan
terkaitsecaralangsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan.
Belanja Langsungterdiri dari: (belanja pegawai, belanja barang dan
jasa,belanja modal)

b. Belanja Tidak Langsung

Belanja Tidak Langsung adalah belanja yang dianggarkan tidak


terkaitlangsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Belanja
TidakLangsungdiklasifikasikan menjadi: (belanja pegawai, bunga,
subsidi, hibah,bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan,
dan belanja tak terduga).

2.4 Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah

Pengelolaan keuangan negara mengikuti ketentuan dalam paket undang-


undang di bidang Keuangan Negara. Siklus pengelolaan keuangan negara tidak
terlepas dengan fungsi-fungsi manajemen yang dikenal selama ini. Dalam
suatu organisasi, pada dasarnya manajemen dapat diartikan suatu proses yang
melibatkan orang-orang untuk menentukan, menginterpretasikan dan mencapai
tujuan-tujuan organisasi yang telah ditetapkan dengan pelaksanaan fungsi-
fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan
personalia atau kepegawaian (staffing), pengarahan dan kepemimpinan
(leading) dan pengawasan (controlling). Begitupula dalam pengelolaan
keuangan negara, fungsi manajemen tersebut diwujudkan dalam siklus
pengelolaan keuangan negara yang terdiri dari: perencanaan, penganggaran,

12
pelaksanaan anggaran/perbendaharaan, akuntansi, pemeriksaan dan
pertanggungjawaban.

Siklus pengelolaan keuangan daerah terdiri dari

13
1. Pengadaan asset tetap harus di anggarkan dalam rencana anggaran belanja
modal yang terakomodasi dalam rencana kebutuhan barang milik daerah
(RKBMD). Perencanaan kebutuhan asset daerah sebagaimana dilaporkan
di RKBMD tersebut selanjutna dianggarkan dalam dokumen rencana kerja
dan anggaran SKPD. Perencanaan kebutuhan asset daerah harus
berpedoman pada standar barang, standarkebutuhan, dan standar harga
yang ditetapkan oleh pemerintah daerah. Pemerintah harus memastikan
bahwa barang yang direncanakan untuk diadakan merupakan barang yang
bener-benar dibutuhkan, dianggarkan dengan jumlah yang tepat baik
kuantitas, kualitas, maupun harganya.

2. Pengadaan asset daerah harus didasarkan pada prinsip ekonomi, efisiensi,


dan efektivitas (Value for Money), transparan dan terbuka, bersaing,
adil/tidak diskriminatif dan akuntabel. Pengadaan barang daerah juga harus
mengikuti ketentuan peraturan perundangan tentang pengadaan barang dan
jasa instansi pemerintah. Pada saat pembelian harus ada dokumen transaksi
yang jelas mengenai tanggal transaksi, jenis asset dan spesifikasinya, dan
nilai transaksi. Pengadaan barang dapat dilakukan melalui tiga cara
menurut peraturan perundangan, yaitu: Penunjukan langsung, sakelola, dan
tender.
3. Penggunaan
Pada saat digunakan harus dilakukan pencatatan mengenai maksud dan
tujuan penggunaan aset (status penggunaan aset), unit kerja mana yang
menggunakan, lokasi dan informasi terkait lainnya. Mutasi dan disposisi
aset tetap harus dicatat. Biaya pemeliharaan dan depresiasi juga harus
dicatat dengan tertib. Untuk optimalisasi asset yang ada, pemerintah
daerah dapat memanfaatkan aset yang berlebih atau menganggu dengan
cara :
a) Disewakan dengan jangka waktu maksimal 5 tahun dan dapat
diperpanjang

14
b) Dipinjampaksikan dengan jangka waktu maksimal 2 tahun dan
dapat diperpanjang
c) Kerjasama pemanfaatan dengan jangka waktu maksimal 30 tahun
dan dapat diperpanjang
d) Bangun guna serah (Build-Operate-Transfer) dan bangun serah
guna ( Build-Transfer-Operate) dengan jangka waktu maksimal 30
tahun

4. Pengendalian dan pengukuranSedangkan tahap keempat merupakan


pelaksanaan anggaran dan pengukuran.

5. Pelaporan dan umpan balikTahap kelima merupakan pelaporan atas


pelaksanaan anggaran yang terdiri dariLaporan Realisasi Anggaran (LRA),
Neraca, Laporan Arus kas dan catatan laporankeuangan.

Dalam PP No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah


dikatakanbahwa Pemerintah Daerah harus membuat sistem akuntansi yang
diatur dengan Peraturan Kepala Daerah.

Sistem akuntansi ini untuk mencatat, menggolongkan,menganalisis,


mengikhtisarkan dan melaporkan transaksi-transaksi keuangan yangdilakukan
oleh Pemerintah Daerah dalam rangka pelaksanaan APBD.Pengaturan bidang
akuntansi dan pelaporan dilakukan dalam rangka untukmenguatkan pilar
akuntabilitas dan transparansi.

Dalam rangka pengelolaan keuangandaerah yang akuntabel dan transparan,


Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005mengamanatkan Pemerintah
Daerah wajib menyampaikan pertanggungjawaban berupa:

(1) Laporan Realisasi Anggaran,

(2) Neraca,

(3) Laporan Arus Kas, dan

(4) Catatan atas Laporan Keuangan.

15
Laporan keuangan dimaksud disusun sesuai dengan Standar
AkuntansiPemerintahan. Sebelum dilaporkan kepada masyarakat melalui
DPRD, laporan keuangan perlu diperiksa terlebih dahulu oleh BPK. Fungsi
pemeriksaan merupakan salah satu fungsi manajemen sehingga tidak dapat
dipisahkan dari manajemen keuangan daerah. Berkaitan dengan pemeriksaan
telah dikeluarkan Undang-Undang Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaandan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Terdapat dua jenis
pemeriksaan yangdilaksanakan terhadap pengelolaan keuangan negara, yaitu
pemeriksaan intern dan pemeriksaan ekstern.

Pemeriksaan atas pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan sejalan dengan


amandemen IV UUD 1945. Berdasarkan UUD 1945, pemeriksaan atas
laporankeuangan dilaksanakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan Republik
Indonesia (BPK RI).Dengan demikian BPK RI akan melaksanakan
pemeriksaan atas laporan keuanganpemerintah daerah. Dalam rangka
pelaksanaan pemeriksaan keuangan ini, BPK sebagai auditor yang independen
akan rnelaksanakan audit sesuai dengan standar audit yangberlaku dan akan
mernberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan. Kewajaranatas
laporan keuangan pemerintah ini diukur dari kesesuaiannya terhadap
standarakuntansi pemerintahan. Selain pemeriksaan ekstern oleh BPK, juga
dapat dilakukanpemeriksaan intern. Pemeriksaan ini pada pemerintah daerah
dilaksanakan oleh Badan Pengawasan Daerah / Inspektorat Provinsi dan atau
Kabupaten/Kota.

2.5 Penyusunan Rancangan APBD


Pemerintah Daerah perlu menyusun APBD untuk menjamin kecukupan dana
dalam menyelenggarakan urusan pemerintahannya. Karena itu, perlu diperhatikan
kesesuaian antara kewenangan pemerintahan dan sumber pendanaannya.
Pengaturan kesesuaian kewenangan dengan pendanaannya adalah sebagai berikut:

1. Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah


didanai dari dan atas beban APBD.

16
2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
pemerintah

pusat di daerah didanai dari dan atas beban APBN

3. Penyelenggaraan urusan pemerintahan provinsi yang penugasannya


dilimpahkan kepada kabupaten kota dan atau desa, didanai dari dan atas beban
APBD provinsi.

4. Penyelenggaraan urusan pemerintahan kabupateti kota yang penugasannya

Seluruh penerimaan dan pengeluaran pemerintahan daerah baik daları bentuk


uang, barang dan/atau jasa pada tahun anggaran yang berkenaan harus
dianggarkan dalam APBD. Penganggaran penerimaan dan pengeluaran APBD
harus memiliki dasar hukurn penganggaran. Anggaran belanja daerah
diprioritaskan untuk melaksanakan kewajiban pemerintahan daerah
sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang- undangan

2.6 Rencana Kerja Pemerintahan Daerah


Penyusunan APBD berpedoman kepada Rencana Kerja Pemerintah Daerah.
Karena itu kegiatan pertama dalam penyusunan APBD adalah penyusunan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Pemerintah daerah menyusun
RKPD yang merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) dengan menggunakan bahan dari Renja SKPD
untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang mengacu kepada Rencana Kerja
Pemerintah Pusat

RKPD tersebut memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas


pembangunan dan kewajiban daerah, rencana kerja yang terukur dan
pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah, pemerintah
daerah maupun ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. Secara
khusus, kewajiban daerah mempertimbangkan prestasi capaian standar
pelayanan minimal yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-

17
undangan. RKPD disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan

Penyusunan RKPD diselesaikan paling lambat akhir bulan Mei sebelum tahun
anggaran berkenaan. RKPD ditetapkan dengan peraturan kepala daerah.

18
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

a. Keuangan daerah merupakan hal yang sangat vital dalam


penyelenggaraan pemerintahan di tingkat daerah, dan dapat
menjadi indikator utama untuk menilai kemampuan suatu daerah
dalam mengatur dan mengelola keuangan pemerintahannya
sendiri.

b. Sumber pendapatan daerah meliputi Pendapatan Asli Daerah,


Dana Perimbangan, dan pendapatan lainnya yang sah, yang
digunakan untuk membiayai segala kebutuhan dalam
penyelenggaraan pemerintahan di tingkat daerah.

c. Pengeluaran daerah (Belanja Daerah) meliputi semua


pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah yang mengurangi
ekuitas dana lancar, yang merupakan kewajiban daerah dalam
satu tahun anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya
kembali oleh daerah.

d. Siklus pengelolaan keuangan daerah meliputi beberapa tahap


penting seperti perencanaan, penganggaran, pelaksanaan
anggaran/perbendaharaan, akuntansi, pemeriksaan, dan
pertanggungjawaban.

e. Penyusunan Rancangan APBD dan Rencana Kerja Pemerintah


Daerah (RKPD) menjadi landasan utama dalam pengelolaan
keuangan daerah, dimana kesesuaian antara kewenangan
pemerintahan dengan sumber pendanaannya sangat diperhatikan.

19
3.2 Saran

a. Diperlukan pengelolaan keuangan daerah yang transparan, akuntabel, dan


efisien untuk memastikan dana publik digunakan secara optimal dan
tepat sasaran.

b. Perlu dilakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala terhadap


pelaksanaan APBD dan RKPD agar tercapai efektivitas dan efisiensi
dalam pengelolaan keuangan daerah.

c. Pemerintah daerah perlu meningkatkan kapasitas sumber daya manusia


terkait dengan pengelolaan keuangan daerah agar dapat menghadapi
tantangan dan perubahan yang terus berkembang dalam konteks otonomi
daerah.

d. Kerjasama antara pemerintah daerah dengan lembaga pemeriksa


keuangan seperti BPK perlu ditingkatkan guna memastikan akuntabilitas
dan transparansi dalam pengelolaan keuangan daerah.

e. Penyusunan APBD dan RKPD harus melibatkan partisipasi aktif dari


masyarakat untuk memastikan kebutuhan dan aspirasi masyarakat lokal
terakomodasi dengan baik dalam alokasi anggaran.

20
DAFTAR PUSTAKA

Kusumo, Dewo. 2016.Makalah Pengelolaan Keuangan Daerah. Terdapat


dalam:http://dewo-kusumo.blogspot.co.id/2016/04/makalah-pengelolaan-
keuangan-daerah.html. (diakses 12/02/2024 pukul 14.05 WITA)

Noname. 2012.Pengertian Keuangan Daerah, Makalah, Artikel, Sistem


Pengelolaan.Terdapat
dalam:http://www.sarjanaku.com/2012/12/pengertian-keuangan-daerah-
makalah.html. (diakses 12/02/2024 pukul 14.35 WITA)

Santoso, Purnomo Budi. (2017). Manajemen Keuangan Daerah: Teori, Kebijakan,


dan Aplikasi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Widarto, Djoko. (2018). Pengelolaan Keuangan Daerah. Jakarta: PT. Gramedia


Widiasarana Indonesia.

21

Anda mungkin juga menyukai