Disusun oleh :
Fidela Ramdana
Husniyah
XI OTKP 1
Segala puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan segala kelimpahan
rahmat dan karunia-Nya nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dapat
tersusun hingga selesai dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan kepada
hingga akhir hayat. Serta shalawat untuk keluarga dan sahabat – sahabat Rasulullah SAW.
Kami sangat bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya
sehingga makalah mengenai ‘PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH’ dapat
diselesaikan. Kami berharap makalah ini dapat berguna dan bisa menambahkan wawasan
serta pengetahuan. Laporan ini disusun berguna bagi Kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Saya juga berterima kasih kepada Bapak Syamsul S.Pd selaku guru OTK
Keuangan yang telah mengajar dan memberikan materi – materi tentang perkantoran.
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan dalam
penulisan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dipahami bagi siapapun
yang membacanya. Sebelum itu kami ucapkan mohon maaf sebesar-besarnya apabila terdapat
kesalahan pada penyusunan makalah ini. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat
saya harapkan demi penyempurnaan makalah ini.
2. DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
3. BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
2.3 Fungsi Menu dan Ikon pada Program Microsoft Excel 2010............................ 3
1. Home............................................................................................................... 3
2. Insert................................................................................................................ 5
3. Page Layout..................................................................................................... 6
4. Formula........................................................................................................... 6
5. Data................................................................................................................. 7
6. Review............................................................................................................. 8
7. View................................................................................................................ 9
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 13
3.2 Saran..................................................................................................................... 13
6. DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 14
BAB I
PENDAHULUAN
Pengelolaan keuangan daerah merupakan salah satu bagian yang mengalami perubahan
mendasar dengan ditetapkannya UU No.32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan UU
No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah. Kedua Undang-Undang tersebut telah memberikan kewenangan lebih luas kepada
pemerintah daerah. Kewenangan dimaksud diantaranya adalah keleluasaan dalam mobilisasi
sumber dana, menentukan arah, tujuan dan target pengguanaan anggaran.
Pengelolaan keuangan daerah dijabarkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
13 Tahun 2006 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 yang mengatur
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Untuk penatausahaan keuangan daerah
diatur oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 55 Tahun 2008. Keuangan daerah
dikelola melalui Manajemen Keuangan Daerah. Penatausahaan keuangan daerah di Indonesia
telah banyak mengalami perubahan seiring dengan semangat reformasi manajemen keuangan
pemerintah untuk mencapai keberhasilan otonomi daerah. Hal ini ditandai dengan
dikeluarkannya paket peraturan perundangan di bidang keuangan negara beserta peraturan-
peraturan turunannya yang juga telah banyak mengalami revisi dan penyempurnaan.
Dalam permendagri nomor 13 tahun 2006 pengelolaan keuangan daerah yang telah
dirubah ke permendagri nomor 21 tahun 2011 diatur meliputi penyusunan rancangan APBD,
penetapan APBD, penyusunan dan penetapan APBD bagi daerah yang belum memiliki
DPRD, pelaksanaan APBD, perubahan APBD, pengelolaan kas, penatausahaan keuangan
daerah, akuntansi keuangan daerah, pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, pembinaan dan
pengawasan pengelolaan keuangan daerah, kerugian daerah, & pengelolaan keuangan BLUD
Dalam penatausahaan keuangan daerah, secara rinci sistem dan prosedur ditetapkan oleh
masing-masing daerah. Perbedaan dimungkinkan terjadi sepanjang hal tersebut tidak
bertentangan dengan peraturan pemerintah. Dengan upaya tersebut, diharapkan daerah
didorong untuk lebih tanggap, kreatif dan mampu mengambil inisiatif dalam perbaikan dan
pembaharuan dalam sistem dan prosedurnya serta meninjau kembali sistem tersebut secara
terus-menerus berdasarkan keadaan, kebutuhan dan kemampuan setempat. Dalam
penatausahaan pengelolaan keuangan daerah, pemerintah daerah dapat menggunakan sistem
yang disarankan oleh pemerintah sesuai kebutuhan dan kondisinya, dengan tetap
memperhatikan standar dan pedoman yang ditetapkan. Berdasarkan Permendagri No. 13
Tahun 2006, sekurang kurangnya dalam prosedur penatausahaan pengelolaan keuangan
daerah pada bendahara penerimaan meliputi :
1. Sistem dan prosedur penatausahaan bendahara penerimaan
2. Sumber – sumber yang menjadi penerimaan keuangan daerah.
Adapun rumusan masalah yang di bahas pada makalah ini adalah sebagai berikut :
Berdasakan pengertian tersebut kita dapat mendefinisikan ruang lingkup keuangan daerah.
Ruang lingkup keuangan daerah meliputi hal-hal, yaitu :
Hak daerah untuk memungut pajak daerah dan retribusi daerah serta melakukan
pinjaman
Kewajiban daerah untuk menyelenggarakan urusan Pemerintah Daerah dan membayar
tagihan pihak ketiga
Penerimaan daerah
Pengeluaraan daerah
Kekayaan daerah yang dikelola oleh pihak lain berupa uang, surat berharga, piutang,
barang, serta hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan daerah yang
dipisahkan.
Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah daerah dalam rangka
penyelenggaraan tugas Pemerintah Daerah atau kepentingan umum.
2. Pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan dalam suatu system yang terintegrasi yang
diwujudkan dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah ( APBD) Yang setiap
tahun di tetapkan dengan peraturan daerah.
Pengelola Keuangan Daerah
Yang dimaksud dengan Pengelola Keuangan Daerah ialah orang/pejabat yang melakukan
kegiatan Pengelolaan Keuangan Daerah, sesuai dengan jabatan dan wewenangnya, meliputi
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pertanggungjawaban. Dibawah ini beberapa
pihak yang berwenang dalam kegiatan Pengelolaan Keuangan Daerah.
Wewenang Jabatan
Pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah Kepala Daerah
Koordinator pengelolaan keuangan daerah Sekda (Sekretaris Daerah)
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) sekaligus Kepala SKPKD
sebagai Bendahara Keuangan Daerah (BUD)
Pejabat pengguna anggaran Kepala SKPD
Pejabat yang melaksanakan program dan kegiatan Pejabat Pelaksana Teknis
pada SKPD Kegiatan SKPD (PPTK)
Pejabat yang melaksanakan fungsi tata usaha Pejabat Penatausahaan
keuangan pada SKPD Keuangan SKPD (PPK-
SKPD)
Bertanggung jawab terhadap uang pendapatan daerah Bendahara Penerimaan
pada SKPD
Bertanggungjawab terhadap uang untuk keperluan Bendahara Pengeluaran
belanja daerah pada SKPD
Pendapatan Daerah.
Pendapatan bisa bersumber dari pajak daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan, pendapatan asli daerah yang sah (Hibah, Dana Darurat,
dll), Transfer Pemerintah Pusat, dan Transfer Antar-Daerah.
APBD terdiri atas Anggaran Pendapatan, (Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang meliputi
Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah, dan Penerimaan
lainnya), Bagian Dana Perimbangan, yang meliputi Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum
(DAU), dan Dana Alokasi Khusus serta Pendapatan lain-lain yang sah seperti Dana Hibah,
Dana Darurat, Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya, Dana
Penyesuaian dan Otonomi Khusus, Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah
Lainnya dan Pendapatan Lain-Lain.
Fungsi APBD.
Menurut Ateng Syafruddin, fungsi dan kedudukan APBD yaitu: Sebagai dasar kebijakan
menjalankan keuangan yang akan dilaksanakan oleh pemerintah daerah untuk masa tertentu
yaitu satu tahun anggaran.
Fungsi APBD menurut Peraturan Menteri dalam Negeri No. 13 thn 2006.