Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH OTK KEUANGAN

PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Disusun oleh :

Andhini Kusuma Wardani Tata

Aulia Fatimatu Zahra

Citra Geby Anggraini

Fidela Ramdana

Husniyah

Novi Meylisa Putri

XI OTKP 1

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMK NEGERI 2 BALIKPAPAN
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan segala kelimpahan
rahmat dan karunia-Nya nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dapat
tersusun hingga selesai dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan kepada
hingga akhir hayat. Serta shalawat untuk keluarga dan sahabat – sahabat Rasulullah SAW.

Kami sangat bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya
sehingga makalah mengenai ‘PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH’ dapat
diselesaikan. Kami berharap makalah ini dapat berguna dan bisa menambahkan wawasan
serta pengetahuan. Laporan ini disusun berguna bagi Kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Saya juga berterima kasih kepada Bapak Syamsul S.Pd selaku guru OTK
Keuangan yang telah mengajar dan memberikan materi – materi tentang perkantoran.

Dalam penulisan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan dalam
penulisan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dipahami bagi siapapun
yang membacanya. Sebelum itu kami ucapkan mohon maaf sebesar-besarnya apabila terdapat
kesalahan pada penyusunan makalah ini. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat
saya harapkan demi penyempurnaan makalah ini.

Balikpapan, 15 April 2022

Enam Makhluk Allah


DAFTAR ISI

1. KATA PENGANTAR .............................................................................................. i

2. DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii

3. BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masal.......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................ 1

1.3 Tujuan Penelitian................................................................................................. 1


4. BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 2

2.1 Pengertian Microsoft Excel.................................................................................. 2

2.2 Fungsi, Manfaat dan Kegunaan Microsoft Excel................................................. 2

2.3 Fungsi Menu dan Ikon pada Program Microsoft Excel 2010............................ 3

1. Home............................................................................................................... 3

2. Insert................................................................................................................ 5

3. Page Layout..................................................................................................... 6

4. Formula........................................................................................................... 6

5. Data................................................................................................................. 7

6. Review............................................................................................................. 8

7. View................................................................................................................ 9

2.4 Pengoperasian Microsoft Excel............................................................................ 10

2.5 Kelebihan Dan Kekurangan Microsoft Excel...................................................... 11

5. BAB III PENUTUP .................................................................................................. 13

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 13

3.2 Saran..................................................................................................................... 13

6. DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengelolaan keuangan daerah merupakan salah satu bagian yang mengalami perubahan
mendasar dengan ditetapkannya UU No.32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan UU
No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah. Kedua Undang-Undang tersebut telah memberikan kewenangan lebih luas kepada
pemerintah daerah. Kewenangan dimaksud diantaranya adalah keleluasaan dalam mobilisasi
sumber dana, menentukan arah, tujuan dan target pengguanaan anggaran.
Pengelolaan keuangan daerah dijabarkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
13 Tahun 2006 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 yang mengatur
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Untuk penatausahaan keuangan daerah
diatur oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 55 Tahun 2008. Keuangan daerah
dikelola melalui Manajemen Keuangan Daerah. Penatausahaan keuangan daerah di Indonesia
telah banyak mengalami perubahan seiring dengan semangat reformasi manajemen keuangan
pemerintah untuk mencapai keberhasilan otonomi daerah. Hal ini ditandai dengan
dikeluarkannya paket peraturan perundangan di bidang keuangan negara beserta peraturan-
peraturan turunannya yang juga telah banyak mengalami revisi dan penyempurnaan.
Dalam permendagri nomor 13 tahun 2006 pengelolaan keuangan daerah yang telah
dirubah ke permendagri nomor 21 tahun 2011 diatur meliputi penyusunan rancangan APBD,
penetapan APBD, penyusunan dan penetapan APBD bagi daerah yang belum memiliki
DPRD, pelaksanaan APBD, perubahan APBD, pengelolaan kas, penatausahaan keuangan
daerah, akuntansi keuangan daerah, pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, pembinaan dan
pengawasan pengelolaan keuangan daerah, kerugian daerah, & pengelolaan keuangan BLUD
Dalam penatausahaan keuangan daerah, secara rinci sistem dan prosedur ditetapkan oleh
masing-masing daerah. Perbedaan dimungkinkan terjadi sepanjang hal tersebut tidak
bertentangan dengan peraturan pemerintah. Dengan upaya tersebut, diharapkan daerah
didorong untuk lebih tanggap, kreatif dan mampu mengambil inisiatif dalam perbaikan dan
pembaharuan dalam sistem dan prosedurnya serta meninjau kembali sistem tersebut secara
terus-menerus berdasarkan keadaan, kebutuhan dan kemampuan setempat. Dalam
penatausahaan pengelolaan keuangan daerah, pemerintah daerah dapat menggunakan sistem
yang disarankan oleh pemerintah sesuai kebutuhan dan kondisinya, dengan tetap
memperhatikan standar dan pedoman yang ditetapkan. Berdasarkan Permendagri No. 13
Tahun 2006, sekurang kurangnya dalam prosedur penatausahaan pengelolaan keuangan
daerah pada bendahara penerimaan meliputi :
1. Sistem dan prosedur penatausahaan bendahara penerimaan
2. Sumber – sumber yang menjadi penerimaan keuangan daerah.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang di bahas pada makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Apa Pengertian Pengelolaan Keuangan Daerah?


2. Apa Saja Dasar Hukum Pengelolaan Keuang?
3. Apa Ruang Lingkup Keuangan Daerah?
4. Apa Siklus Pengeolaan Keuangan Daerah?
5. Apa Azaz Pengelolaan Keuangan Daerah?
6. Bagaimana Pengelola Keuangan Daerah?
7. Apa Pengertian dari APDB?
8. Apa Saja Asas Umum APBD?
9. Apa Fungsi APDB dan Struktur APBD?
10. Apa Klasifikasi Belanja Daerah?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk Mengetahui Pengertian Pengelolaan Keuangan Daerah?


2. Untuk Mengetahui Dasar Hukum Pengelolaan Keuang?
3. Untuk Mengetahui Ruang Lingkup Keuangan Daerah?
4. Untuk Mengetahui Siklus Pengeolaan Keuangan Daerah?
5. Untuk Mengetahui Azaz Pengelolaan Keuangan Daerah?
6. Untuk Mengetahui Bagaimana Pengelola Keuangan Daerah?
7. Untuk Mengetahui Pengertian dari APDB?
8. Untuk Mengetahui Asas Umum APBD?
9. Untuk Mengetahui Fungsi APDB dan Struktur APBD?
10. Untuk Mengetahui Klasifikasi Belanja Daerah?
BAB II
PEMBAHASAN

Dasar Hukum Pengelolaan Keuangan Daerah


 UU 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diganti dengan UU
32/2004 dan terakhir dengan UU 23/2014
 UU 25/1999 tentang Pertimbangan Keuangan antara Pemerintahan Pusat dan Daerah
sebagaimana telah diganti dengan UU 33/2004
 Paket UU di Bidang Keuangan Negara ( UU 17/2003, UU 1/2004, UU 15/2004 )
 PP 105/2000 tentang Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Daerah
sebagaimana telah diganti dengan PP 58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
dan terakhir dengan PP 12/2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
 PP 58/2005 sebagaimana telah diganti dengan PP 12/2019 merupakan OMNIBUS
REGULATION Pengelolaan Keuangan Daerah

Dasar Hukum Pengelolaan Keuangan Daerah (PKD)


Keputusan Menteri Dalam Negeri 29/2022 tentang Pedoman Pengurusan,
Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan APBD,
Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan APBD, Pelaksanaan
Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan APBD, sebagaimana telah
diganti dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) 13/2006 tentang Pedoman
Pngelolaan Keuangan Daerah jo. Permendagri 59/2007 (revisi Permendagri 13/2006) jo.
Permendagri 21/2011 (revisi kedua Permendagri 13/2006)
Catatan :

 Permendagri 13/2006 dan Permendagri revisinya merupakan turunan dari PP 58/2005


 Setelah PP 58/2005 diganti dengan PP 12/2019, maka otomatis Permendagri 13/2006
dan Permendagri revisinya akan diganti dengan Permendagri baru, namun sampai
Maret 2020 masih belum terbit
 Permendagri yang terkait dengan Pengelolaan Keuangan Daerah dalam Konteks yang
lebih luas sesungguhnya bukan hanya Permendagri 13/2006 dan revsinya, misalnya
yang terkait dengan Pengelolaan Barang Milik Daerah. Badan Layanan Umum
Daerah, Bendahara Daerah masing-masing diatur dengan Permendagri tersendiri.
Namun pada pembelajaran ini akan dibatasi pada Permendagri tentang Pedoman
Penglolaan Keuangan Daerah

Pengertian keuangan daerah menurut PP 12/2019


Semua hak dan kewajiban daeah dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah yang
dapat dinilai dengan uang termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan
dnegan hak dan kewajiban daerah tersebut.

Berdasakan pengertian tersebut kita dapat mendefinisikan ruang lingkup keuangan daerah.
Ruang lingkup keuangan daerah meliputi hal-hal, yaitu :
 Hak daerah untuk memungut pajak daerah dan retribusi daerah serta melakukan
pinjaman
 Kewajiban daerah untuk menyelenggarakan urusan Pemerintah Daerah dan membayar
tagihan pihak ketiga
 Penerimaan daerah
 Pengeluaraan daerah
 Kekayaan daerah yang dikelola oleh pihak lain berupa uang, surat berharga, piutang,
barang, serta hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan daerah yang
dipisahkan.
 Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah daerah dalam rangka
penyelenggaraan tugas Pemerintah Daerah atau kepentingan umum.

pengelolaan keuangan daerah menurut Pasal 1 PP 12/2019


Adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, penganggaran, pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah.

Siklus pengelolaan keuangan daerah


1. Pengelolaan keuangan daerah pada intinya (dalam arti sempit) adalah APBD,
Sehingga siklus PKD Pada dasarnya menggambarkan sirklus APBD
2. Siklus APBD diawali dari tahap perencanaan dan penganggaran, dilanjutkan dengan
tahap pelaksanaan dan di akhiri dengan tahap pelaporan dan pertanggungjawabban
pelaksanaan APBD.
3. Berapa lamakah 1 siklus APBD? 1 siklus APBD memakan waktu sekitar 2,5 tahun.
 1 tahun tahan perencanaan dan penganggaran (tahun sebelumnya)
 1 tahun (1 jan sd 31 Des tahun berjalan) tahap pelaksanaan APBD
 6 bulan (jan sd juni tahun berikutnya) tahap pelaporan dan
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD

Azas umum pengelolaan keuangan daerah


1. Pengelolaan keuangan daerah dilakukan secara tertib, efisien, ekonomis, efektif,
tansparan, dan betanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan, kepatutan,
manfaat untuk masyarakat, serta taat pada ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan dalam suatu system yang terintegrasi yang
diwujudkan dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah ( APBD) Yang setiap
tahun di tetapkan dengan peraturan daerah.
Pengelola Keuangan Daerah
Yang dimaksud dengan Pengelola Keuangan Daerah ialah orang/pejabat yang melakukan
kegiatan Pengelolaan Keuangan Daerah, sesuai dengan jabatan dan wewenangnya, meliputi
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pertanggungjawaban. Dibawah ini beberapa
pihak yang berwenang dalam kegiatan Pengelolaan Keuangan Daerah.

Wewenang Jabatan
Pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah Kepala Daerah
Koordinator pengelolaan keuangan daerah Sekda (Sekretaris Daerah)
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) sekaligus Kepala SKPKD
sebagai Bendahara Keuangan Daerah (BUD)
Pejabat pengguna anggaran Kepala SKPD
Pejabat yang melaksanakan program dan kegiatan Pejabat Pelaksana Teknis
pada SKPD Kegiatan SKPD (PPTK)
Pejabat yang melaksanakan fungsi tata usaha Pejabat Penatausahaan
keuangan pada SKPD Keuangan SKPD (PPK-
SKPD)
Bertanggung jawab terhadap uang pendapatan daerah Bendahara Penerimaan
pada SKPD
Bertanggungjawab terhadap uang untuk keperluan Bendahara Pengeluaran
belanja daerah pada SKPD

Pendapatan Daerah.
Pendapatan bisa bersumber dari pajak daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan, pendapatan asli daerah yang sah (Hibah, Dana Darurat,
dll), Transfer Pemerintah Pusat, dan Transfer Antar-Daerah.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)


APBD ialah suatu rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang
disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan
Daerah. Tahun anggaran APBD meliputi masa satu tahun, mulai dari tanggal 1 Januari
sampai dengan tanggal 31 Desember.

APBD terdiri atas Anggaran Pendapatan, (Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang meliputi
Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah, dan Penerimaan
lainnya), Bagian Dana Perimbangan, yang meliputi Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum
(DAU), dan Dana Alokasi Khusus serta Pendapatan lain-lain yang sah seperti Dana Hibah,
Dana Darurat, Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya, Dana
Penyesuaian dan Otonomi Khusus, Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah
Lainnya dan Pendapatan Lain-Lain.

Anggaran Belanja, yang digunakan untuk keperluan penyelenggaraan tugas


pemerintahan di daerah. Pembiayaan, yaitu setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali
atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan
maupun tahun-tahun anggaran berikutnya.

Fungsi APBD.

Menurut Ateng Syafruddin, fungsi dan kedudukan APBD yaitu: Sebagai dasar kebijakan
menjalankan keuangan yang akan dilaksanakan oleh pemerintah daerah untuk masa tertentu
yaitu satu tahun anggaran.

Fungsi APBD menurut Peraturan Menteri dalam Negeri No. 13 thn 2006.

 Fungsi Otorisasi (dasar melaksanakan pendapatan belanja daerah di tahun yang


bersangkutan).
 Fungsi Perencanaan (menjadi pedoman perencanaan manajemen).
 Fungsi Pengawasan (pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelanggaran sesuai
dengan ketentuan).
 Fungsi Alokasi (anggaran harus diarahkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
perekonomian).
 Fungsi Distribusi (anggaran harus adil).
 Fungsi Stabilisasi (Anggaran daerah tersebut menjadi alat untuk dapat memelihara serta
mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian suatu daerah).

Anda mungkin juga menyukai