KELOMPOK V :
KELAS D
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan taufik-
Nya makalah ini dapat disusun dengan baik. Makalah ini merupakan materi tentang “Sistem
Pengendalian Manajemen Sektor Publik” yang disusun agar lebih mudah dimengerti oleh para
pembaca.
Makalah ini telah kami selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu kami sampaikan banyak terimakasih kepada segenap pihak
yang telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini.
Diluar itu, kami sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun
isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati, kami selaku penyusun menerima segala
kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah ilmu
pengetahuan dan memberikan manfaat bagi pembaca.
Kelompok V
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................... 2
1.3 Tujuan..................................................................................................................... 2
1.4 Manfaat................................................................................................................... 2
BAB II : PEMBAHASAN ................................................................................................. 3
2.1 Laporan Arus Kas dan Entitas Pelaporan Keuangan.............................................. 3
2.2 Akuntansi Pendapatan Daerah ............................................................................... 6
2.3 Akuntansi Belanja Daerah ..................................................................................... 7
2.4 Akuntansi Pembiayaan ........................................................................................... 9
2.5 Akuntansi Surplus/Defisit ...................................................................................... 11
2.6 Akuntansi Aset ....................................................................................................... 11
2.7 Akuntansi Kewajiban ............................................................................................. 13
2.8 Akuntansi Ekuitas Dana.......................................................................................... 15
BAB III : PENUTUP.......................................................................................................... 17
3.1 Kesimpulan .................................................................................................... 17
3.2 Saran ....................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Perubahan kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
pedoman pengelolaan keuangan daerah, Keuangan Daerah adalah semua hak dan
kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai
dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan
dengan hak dan kewajiban. Sementara pengelolaan keuangan daerah adalah keseluruhan
kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,
pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah tersebut. Pemegang Kekuasaan
Pengelolaan Keuangan Daerah adalah kepala daerah yang karena jabatannya mempunyai
kewenangan menyelenggarakan keseluruhan pengelolaan keuangan daerah.
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 64
Tahun 2013 tentang penerapan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual pada
pemerintah daerah, Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) merupakan suatu
instrumen penting yang harus disiapkan dalam rangka implementasi SAP berbasis akrual.
SAPD sebagai alat untuk mewujudkan prinsip-prinsip dasar yang telah ditetapkan oleh
SAP dan kebijakan akuntansi menjadi serangkaian prosedur pencatatan dengan
menggunakan akuntansi double entry melalui alat-alatnya berupa buku jurnal, buku
besar, neraca saldo, dan laporan keuangan itu sendiri.
Sebagai sebuah pedoman, SAPD menjelaskan siapa melakukan apa sekaligus
menegaskan transaksi apa dicatat bagaimana. Pedomena ini dapat diuraikan dalam sebuah
penjelasan langkah demi langkah yang dijelaskan melalui sebuah gambaran deskriptif
atau bagan alir. Intinya SAPD sebagai suatu pedoman dapat dipahami dan dilaksanakan
oleh para petugas khususnya fungsi akuntansi.
Hak dan kewajiban daerah tersebut perlu dikelola dalam suatu sistem
pengelolaan keuangan daerah. Pengelolaan keuangan daerah merupakan subsistem dari
sistem pengelolaan keuangan Negara dan merupakan elemen pokok dalam
penyelenggaraan pemerintah daerah. Pengelolaan keuangan daerah juga harus dilakukan
dengan cara yang baik dan bijak agak keuangan daerah tersebut bisa menjadi efisien
penggunaanya yang sesuai dengan kebutuhan daerah.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka dapat ditarik
pokok permasalahan sebagai berikut :
1. Apa dan bagaimana laporan arus kas dan entitas pelaporan keuangan pada
pemerintah daerah ?
2. Apa dan bagaimana akuntansi pendapatan daerah pada pemerintah daerah ?
3. Apa dan bagaimana akuntansi belanja daerah pada pemerintah daerah ?
4. Apa dan bagaimana akuntansi pembiayaan pada pemerintah daerah ?
5. Apa dan bagaimana akuntansi surplus/defisit pada pemerintah daerah ?
6. Apa dan bagaimana akuntansi aset pada pemerintah daerah ?
7. Apa dan bagaimana akuntansi kewajiban pada pemerintah daerah ?
8. Apa dan bagaimana akuntansi ekuitas dana pada pemerintah daerah ?
1.3 Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan
dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui laporan arus kas dan entitas pelaporan keuangan pada
pemerintah daerah.
2. Untuk mengetahui akuntansi pendapatan daerah pada pemerintah daerah.
3. Untuk mengetahui akuntansi belanja daerah pada pemerintah daerah.
4. Untuk mengetahui akuntansi pembiayaan pada pemerintah daerah.
5. Untuk mengetahui akuntansi surplus/defisit pada pemerintah daerah.
6. Untuk mengetahui akuntansi aset pada pemerintah daerah.
7. Untuk mengetahui akuntansi kewajiban pada pemerintah daerah.
8. Untuk mengetahui akuntansi ekuitas dana pada pemerintah daerah.
1.4 Manfaat
Berdasarkan latar belakang serta rumusan masalah yang telah diuraikan
sebelumnya, maka manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Diharapkan mampu menambah wawasan dan pengetahuan pembaca mengenai
konsep akuntansi rekening dalam laporan keuangan pemerintah daerah.
2. Diharapkan dapat memberi informasi bagi kita semua sehingga dapat memperkaya
bahan kajian tentang konsep akuntansi rekening dalam laporan keuangan
pemerintah daerah.
BAB II
PEMBAHASAN
Definisi lain dari belanja ini adalah seperti yang dijelaskan dalam Peraturan
Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 sebagai berikut :
“Belanja adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang
nilai kekayaan bersih.”
Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk asset tetap dan asset
lainnya member manfaat lebih ari satu periode akuntansi. Belanja modal termasuk:
a. Belanja tanah
b. Belanja peralatan dan mesin
c. Belanja modal gedung dan bangunan
d. Belanja modal jalan, irigasi dan jaringan
e. Belanja asset tetap ainnya
f. Belanja asset lainnya
Belanja tidak terduga yaitu pengeluaran anggaran untuk kegiatan yang sifatnya
tidak biasa dan tidak diharapkan berulang seperti penggulangan bencana alam, bencana
social dan pengeluaran tidak terduga lainnya yang angat diperlukan dalam rangka
penyelenggaraan kewenangan pemerintah pusat/daerah.
Selanjutnya untuk keperluan penyajian Laporan Pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD yang strukturnya didasarkan pada Permendagri No. 13 Tahun 2006 sebagaimana
diubah dengan Permendagri No. 59 Tahun 2007, disusun sesuai Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP) yang tercantum dalam PP No. 24 Tahun 2005.
2.4 Akuntansi Pembiayaan
Pembiayaan didefinisikan di dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No 13
tahun 2006 sebagai berikut :
“ Pembiayaan Daerah adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali
dan / atau pengeluaran yang akan diterima kembali , baik pada tahun
anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun- tahun anggaran
berikutnya “.
Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari
dua belas bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh
masyarakat umum. Aset tetap terdiri atas:
1. Tanah
2. Peralatan dan mesin
3. Gedung dan bangunan
4. Jalan, jaringan, dan instalasi
5. Aset tetap lainnya
6. Konstruksi dalam pengerjaan
7. Akumulasi penyusutan
3.1 Kesimpulan
Laporan keuangan pemerintah daerah yang dihasilkan melalui proses akuntansi
merupakan bentuk transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan publik. Untuk
dapat menghasilkan laporan keuangan yang semakin baik (tantangan) dibutuhkan tenaga-
tenaga akuntansi terampil pada pemerintah daerah, hal ini dapatdilakukan melaui
kegiatan bimbingan teknis akuntansi bagi pegawai pemerintah daerah yang ditugaskan
sebagai pengelola keuangan atau melalui rekrutmen pegawai baru yang memiliki
kemampuan akuntansi keuangan daerah.
Disamping tenaga-tenaga akuntansi terampil tersebut, juga dibutuhkan adanya
sistem dan prosedur pembukuan yang memadai dan kebijakan akuntansi sebagai
pedoman pegawai dalam mengelola keuangan daerah.
3.2 Saran
Kami mengakui bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari sempurna,
untuk kedepannya jika ada kekurangan pada makalah ini, kami akan lebih
memperhatikan dan memperbaiki kekurangan tersebut, atas perhatian pembaca kami
ucapkan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim, Prof. Dr. MBA, Akt, “Akuntansi Sektor Publik – Akuntansi Keuangan
Daerah” Edisi 3, Salemba Empat, 2007.
Ikatan Akuntan Indonesia, “Standar Akuntansi Keuangan”, Buku Satu,Salemba Empat, 1994
.
Undang-Undang No.7 tahun 2010 Pertanggung Jawaban Atas Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2009
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2013 Tentang
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah.
Sofyan Syafri Harahap, Drs., MSAc, “Teori Akuntansi Laporan Keuangan” Edisi2, Bumi
Aksara,1996.