Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Risk Management merupakan salah satu elemen penting dalam
menjalankan bisnis perusahaan karena semakin berkembangnya dunia
perusahaan serta meningkatnya kompleksitas aktivitas perusahaan
mengakibatkan meningkatnya tingkat risiko yang dihadapi perusahaan.
Sasaran utama dari implementasi Risk Management adalah melindungi
perusahaan terhadap kerugian yang mungkin timbul. Lembaga perusahaan
mengelola risiko dengan menyeimbangkan antara strategi bisnis dengan
pengelolaan risikonya sehingga perusahaan akan mendapatkan hasil
optimal dari operasionalnya.
Kita harus bisa menemukan kerugian potensial yang mungkin
terjadi dan mencari cara untuk menangani risiko tersebut. Dunia bisnis pun
tak luput dari ketidakpastian. Ketidakpastian dalam dunia bisnis akan
menyebabkan terjadinya risiko bisnis. Perusahaan merencanakan untuk
menggencarkan promosi produknya dengan harapan penjualanya dapat
meningkat.

B. Rumusan masalah
1. Apa Pengertian Risk Management ?
2. Bagaimana tahapan dalam Risk Management ?
3. Bagaimana Proses dan Jenis Risk Management ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Pengertian Risk Management.
2. Untuk mengetahui tahapan dalam Risk Management.
3. Untuk mengetahui Proses dan Jenis Risk Management.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Risk Management


Risiko merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia, ada
pepatah mengatakan tak ada hidup tanpa risiko. Risiko dapat ditafsirkan sebagai
bentuk ketidakpastian tentang suatu keadaan yang akan terjadi nantinya (future)
dengan keputusan yang diambil berdasarkan berbagai pertimbangan pada saat ini.
Pada dasarnya risiko tidak dapat dihindari dari aktivitas bisnis perusahaan,
sehingga diperlukan Risk Management untuk mengatasi permasalahan ini.
Manfaat perusahaan mengimplementasikan Risk Management antara lain (Lam,
2007:6) memberikan peran dalam pengelolaan risiko kepada manajer perusahaan,
mengingat manajer perusahaan memiliki akses penuh terhadap informasi dan
dukungan dari para profesional Risk Management.1
Menurut Wikipedia bahasa Indonesia menyebutkan bahwa manajemen
resiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola
ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia
termasuk:  penilaian resiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan
mitigasi resiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumber daya. 
Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan resiko kepada pihak
lain, menghindari resiko, mengurangi efek negatif resiko, dan menampung
sebagian atau semua konsekuensi resiko tertentu.  Manajemen resiko tradisional
terfokus pada resiko- resiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti
bencana alam atau kebakaran, kematian, dan tuntutan hukum).2
Menurut Vibiznews.com, manajemen resiko adalah suatu proses mengidentifikasi,
mengukur resiko, serta membentuk strategi untuk mengelolanya melalui sumber daya
yang tersedia.  Strategi yang dapat digunakan antara lain mentransfer resiko pada pihak
lain, menghindari resiko, mengurangi efek buruk dari resiko dan menerima sebagian
maupun seluruh konsekuensi dari resiko tertentu.Sedangkan menurut COSO, manajemen

1
Muslich, Muhammad, Manajemen Resiko Operasional-Teori & Praktek, (Jakarta: Sinar
Grafika Offset,2007), hlm. 27.
2
Budiman, Manajemen Risiko dan Peranannya Dalam Kegiatan Asuransi/ Reasuransi,
(Jakarta: Germa Akastri, 2000), hlm. 77.

2
resiko (risk management) dapat diartikan sebagai “a process, effected by an entity’s
board of directors, management and other personnel, applied in strategy setting and
across the enterprise, designed to identify potential events that may affect the entity,
manage risk to be within its risk appetite, and provide reasonable assurance regarding
the achievement of entity objectives.
Manajemen resiko adalah bagian penting dari strategi manajemen semua
perusahaan. Proses di mana suatu organisasi yang sesuai metodenya dapat
menunjukkan resiko yang terjadi pada suatu aktivitas menuju keberhasilan di
dalam masing-masing aktivitas dari semua aktivitas.  Fokus dari manajemen
resiko yang baik adalah identifikasi dan cara mengatasi resiko.  Sasarannya untuk
menambah nilai maksimum berkesinambungan (sustainable) organisasi.  Tujuan
utama untuk memahami potensi upside dan downside dari semua faktor yang
dapat memberikan dampak bagi organisasi.  Manajemen resiko meningkatkan
kemungkinan sukses, mengurangi kemungkinan kegagalan dan ketidakpastian
dalam memimpin keseluruhan sasaran organisasi.Manajemen resiko seharusnya
bersifat berkelanjutan dan mengembangkan proses yang bekerja dalam
keseluruhan strategi organisasi dan strategi dalam mengimplementasikan.
Manajemen resiko seharusnya ditujukan untuk menanggulangi suatu
permasalahan sesuai dengan metode yang digunakan dalam melaksanakan
aktifitas dalam suatu organisasi di masa lalu, masa kini dan masa
depan.Manajemen resiko harus diintegrasikan dalam budaya organisasi dengan
kebijaksanaan yang efektif dan diprogram untuk dipimpin beberapa manajemen
senior.  Manajemen resiko harus diterjemahkan sebagai suatu strategi dalam
teknis dan sasaran operasional, pemberian tugas dan tanggung jawab serta
kemampuan merespon secara menyeluruh pada suatu organisasi, di mana setiap
manajer dan pekerja memandang manajemen resiko sebagai bagian dari deskripsi
kerja.  Manajemen resiko mendukung akuntabilitas (keterbukaan), kinerja
pengukuran dan reward, mempromosikan efisiensi operasional dari semua
tingkatan.3

B. Tahap – Tahap Manajemen Resiko

3
Darmawi,Manajemen Risiko, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hlm. 109.

3
Risiko dalam Manajemen Risiko yang berhubungan dengan ketidakpastian
ini terjadi oleh karena kurang atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa
yang akan terjadi. Adapun tahap – tahapnya yaitu:
Tahap-tahap manajemen risiko:
·         Mengidentifikasi terlebih dahulu risiko-risiko yang mungkin akan dialami oleh
perusahaan
·         Mengevaluasi atas masing-masing risiko ditinjau dari severity (nilai risiko) dan
frekuensinya
·         Mengendalikan risiko, secara fisik (risiko dihilangkan, risiko diminimalisir)
dan ataupun secara finansial (risiko ditahan, risiko ditransfer)
·         Menghilangkan risiko berarti menghapuskan semua kemungkinan terjadinya
kerugian, misalnya dalam mengendarai mobil di musim hujan, kecepatan
kendaraan dibatasi maksimum 60 km/jam
·         Meminimalisasi risiko dilakukan dengan upaya-upaya untuk meminimumkan
kerugian, misalnya dalam produksi, peluang terjadinya produk gagal dapat
dikurangi dengan pengawasan mutu (quality control)
·         Menahan sendiri risiko berarti menanggung keseluruhan atau sebagian dari
risiko, misalnya dengan cara membentuk cadangan dalam perusahaan untuk
menghadapi kerugian yang bakal terjadi (retensi sendiri)
·         Pengalihan/transfer risiko dapat dilakukan dengan memindahkan kerugian atau
risiko yang mungkin terjadi kepada pihak lain, misalnya perusahaan asuransi.4

C. Proses Risk Management


1. Identifikasi Risiko
Identifikasi risiko dilakukan untuk mengidentifikasi risiko-risiko apa
saja yang dihadapi oleh suatu organisasi. Banyak risiko yang dihadapi oleh

4
Ayat, Safri, Manajemen Risiko, (Jakarta: Gema Akastri, 2003), hlm. 201.

4
suatu organisasi, mulai dari risiko penyelewengan oleh karyawan, risiko
kejatuhan meteor atau komet, dan lainnya. Ada beberapa teknik untuk
mengidentifikasi risiko, misal dengan menelusuri sumber risiko sampai
terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan. Sebagai contoh, kompor
ditaruh dekat penyimpanan minyak tanah. Api merupakan sumber risiko,
kompor yang ditaruh dekat minyak tanah merupakan kondisi yang
meningkatkan terjadinya kecelakaan, bangunan yang bisa terbakar
merupakan eksposur yang dihadapi perusahaan. Misalkan terjadi
kebakaran, kebakaran merupakan peristiwa yang merugikan (peril).
Identifikasi semacam dilakukan dengan melihat sekuen dari sumber risiko
sampai ke terjadinya peristiwa yang merugikan. Pada beberapa situasi,
risiko yang dihadapi oleh perusahaan cukup standar.
2. Evaluasi dan Pengukuran Risiko
Langkah berikutnya adalah mengukur risiko tersebut dan
mengevaluasi risiko tersebut. Tujuan evaluasi risiko adalah untuk
memahami karakteristik risiko dengan lebih baik. Jika kita memperoleh
pemahaman yang lebih baik, maka risiko akan lebih mudah dikendalikan.
Evaluasi yang lebih sistematis dilakukan untuk ‘mengukur’ risiko tersebut.
Ada beberapa teknik untuk mengukur risiko tergantung jenis risiko
tersebut. Sebagai contoh kita bisa memperkirakan probabilitas
(kemungkinan) risiko atau suatu kejadian jelek terjadi. Dengan
probabilitas tersebut kita berusaha ‘mengukur’ risiko. Sebagai contoh, ada
risiko perusahaan terkena jatuhan meteor atau komet, tetapi probabilitas
risiko semacam itu sangat kecil (0,000000001). Karena itu risiko tersebut
tidak perlu diperhatikan. Contoh lain adalah risiko kebakaran dengan
probabilitas (misal) 0,6. Karena probabilitas yang tinggi, maka risiko
kebakaran perlu
diberi perhatian ekstra. Contoh tersebut menunjukkan bahwa dengan
menggunakan teknik probabilitas kita bisa melakukan prioritisasi risiko, sehingga
kita bisa lebih memfokuskan pada risiko yang mempunyai kemungkinan yang
besar untuk terjadi. Contoh lain adalah membuat matriks dengan sumbu mendatar

5
adalah probabilitas terjadinya risiko, dan sumbu vertikal adalah tingkat keseriusan
konsekuensi risiko tersebut (severity, atau besarnya kerugian yang timbul akibat
risiko tersebut). Setiap risiko bisa dievaluasi kemudian dimasukkan ke dalam
matriks tersebut. Sebagai contoh, risiko kebakaran mempunyai probabilitas 0,6
(tinggi). Jika kebakaran terjadi, maka kerugian yang diakibatkan akan besar juga
(tinggi). Dengan demikian risiko kebakaran akan ditempatkan pada kuadran
probabilitas tinggi dan severity tinggi. Selanjutnya langkah yang lebih tepat bisa
dirumuskan. Sebagai contoh, untuk risiko kebakaran seperti itu, langkah yang
lebih aktif bisa ditujukan untuk menangani risiko kebakaran tersebut. Untuk risiko
lain, evaluasi dan pengukuran yang berbeda bisa dilakukan. Sebagai contoh, risiko
perubahan tingkat bunga bisa diukur dengan teknikduration (durasi). Modul
identifikasi dan pengukuran risiko spekulatif akan banyak membicarakan
pengukuran risiko perubahan tingkat bunga. Risiko pasar bisa dievaluasi dengan
menggunakan teknik VAR (Value At Risk). Pemahaman kita terhadap beberapa
risiko sudah cukup baik sehingga teknik pengukuran risiko tersebut sudah
berkembang.
a. Penghindaran. Cara paling mudah dan aman untuk mengelola risiko
adalah menghindar. Tetapi cara semacam ini barangkali tidak optimal..
b. Ditahan (Retention). Dalam beberapa situasi, akan lebih baik jika kita
menghadapi sendiri risiko tersebut (menahan risiko tersebut, atau risk
retention). Sebagai contoh, misalkan seseorang akan keluar rumah
membeli sesuatu dari supermarket terdekat, dengan menggunakan
kendaraan. Kendaraan tersebut tidak diasuransikan. Orang tersebut
merasa asuransi terlalu repot, mahal, sementara dia akan mengendarai
kendaraan tersebut dengan hati-hati.
c. Diversifikasi. Diversifikasi berarti menyebar eksposur yang kita miliki
sehingga tidak terkonsentrasi pada satu atau dua eksposur saja.
d. Transfer Risiko. Jika kita tidak ingin menanggung risiko tertentu, kita bisa
mentransfer risiko tersebut ke pihak lain yang lebih mampu menghadapi risiko
tersebut. Sebagai contoh, kita bisa membeli asuransi kecelakaan.

6
e. Pengendalian Risiko. Pengendalian risiko dilakukan untuk mencegah atau
menurunkan probabilitas terjadinya risiko atau kejadian yang tidak kita
inginkan.
f. Pendanaan Risiko. Pendanaan risiko mempunyai arti bagaimana ‘mendanai’
kerugian yang terjadi jika suatu risiko muncul.

D. Jenis-Jenis Pengelolaan Risiko


Seiring dengan perkembangannya, manajemen risiko terbagi dalam
beberapa hal; Resiko Operasional, Resiko Hazard, Resiko Finansial,
Resiko Strategik.5
1. Manajemen Risiko Operasional
Manajemen ini berkaitan dengan resiko yang timbul akibat gagal
fungsi proses internal, misalnya karena human error, kegagagalan sistem,
faktor luar seperti bencana dsb. Dalam menejemen resiko operasional, ada
empat faktor penyebab resiko antara lain manusia, proses, sistem dan
kejadian eksternal.
Dengan memahami manajemen risiko ini, perusahaan bisa mengambil
langkah preventif atau bahkan sanksi supaya kapasitas produksi dan
layanan terjaga semisal ada hal yang tidak diinginkan terjadi.
2. Manajemen Hazard
Manajemen hazard berkaitan dengan kondisi potensial yang
mengakibatkan kebangkrutan dan kerusakan. Ketika kita membahas
hazard, tentu kita juga membahas peril. Resiko perilaku yaitu peristiwa
yang bisa menimbulkan kerugian bisnis. Dalam hal ini ada tiga macam
hazard yang harus diketahui, antara lain legal hazard, physical hazard dan
moral hazard.

5
Hanafi, Manajemen Risiko, (Yogyakarta: Sekolah Tinggi ilmu manajemen YKPN, 2006),
hlm. 143.

7
Contoh hazard legal misalnya pelanggaran atau pengabaian peraturan
bisnis yang bisa menyebabkan kebangkrutan, seperti pelanggaran SOP
atau peraturan perusahaan yang akhirnya berakibat fatal. Sementara
physical hazard bisa berupa mesin yang sudah tua dan menimbulkan
resiko kerugian saat produksi.

Seperti kecelakaan pegawai karena mesin dan sebagainya. Untuk moral


hazard contohnya yaitu sikap seorang karyawan dilingkungan kerja yang
menimbulkan kerugian. Misalnya karyawan tidak jujur dan sering korupsi
uang. Atau karyawan yang tidak melayani konsumen dengan baik
sehingga berakibat buruk pada perusahaan.

3. Manajemen Resiko Finansial


Manajemen resiko finansial yaitu upaya pengawasan resiko dan
perlindungan hak milik, keuntungan, harta dan aset sebuah badan usaha.
Pada prakteknya, proses pengelolaan resiko ini meliputi identifikasi,
evaluasi dan melakukan pengendalian resiko bila ditemukan hal yang
mengancam keberlangsungan organisasi. Manajemen ini sangat penting
karena ini merupakan salah satu sumber daya perusahaan. Karena itu
seorang akuntan harus benar-benar mempertimbangkan berbagai resiko
lainnya yang berhubungan dengan keuangan, seperti:
1. Resiko likuiditas
2. Diskpntinuitas pasar
3. Resiko kredit
4. Resiko regulasi
5. Resiko pajak
6. resiko akuntansi
Menejemen ini juga tidak lepas dari perubahan kurs mata uang yang
erat kaitannya dengan perubahan inflasi, neraca perdagangan, kapasitas
utang, suku bunga.

8
4. Manajemen Resiko Strategis
Manajemen ini berkaitan dengan pengambilan keputusan. Resiko yang
biasanya muncul adalah kondisi tak terduga yang mengurangi kemampuan
pelaku bisnis untuk menjalankan strategi yang direncanakan. Dalam hal ini
beberapa faktor seperti resiko operasi, resiko asset impairment, resiko
kompetitif atau bahkan resiko frenchise (bila ada).
Seperti yang tertulis dalam pengertian enterprise risk management di
atas, untuk mengetahui resiko yang kemungkinan besar terjadi dan
merugikan perusahaan adalah dengan menuliskan item penting, Anda bisa
membuat beberapa daftar berikut ini:
Daftar resiko
Penilaian resiko tersebut sesuai dengan kecenderungannya dan juga
dampaknya
Penilaian pada kondisi saat ini yang sedang terjadi
Rencana tindakan bila resiko terburuk benar-benar muncul

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

9
Risiko Operasional merupakan risiko yang umumnya bersumber dari
masalah internal perusahaan, dimana risiko itu terjadi disebabkan oleh lemahnya
sistem kontrol manajemen (management contro sytem) yang dilakukan oleh pihak
internal perusahan.

Untuk menghitung kerugian yang diharapkan jika risiko tertentu muncul


dapat menggunakan kerangka probabilitas ( frekuensi ) dan severity. Rumusnya
adalah: Kerugian yang diharapkan = frekuensi ( probabilitas ) x severity
( besarnya kerugian )

Ada beberapa factor yang mampu memberi pengaruh pada terbentuknya


resiko operasional, yaitu: risiko pada computer, kerusakan peralatan pabrik,
kecelakaan kerja, kesalahan dalam pembukuan secara manual, kesalahan
pembelian dan tidak ada kesepakatan bahwa barang yang dibeli dapat ditukar
kembali, pegawai outsourcing, globalisasi dalam konsep dan produk.

Factor yang menyebabkan perubahan karateristik resiko operasional, yaitu:


globalisasi, otomatisasi, Terlalu Mengandalkan Teknologi, Outsourcing,
Perubahan Budaya Masyarakat.

B. Saran
Sebagai pembaca yang baik,kami berharap ada kritik dan saran dari
hasil makalah yang kami buat. Mudah-mudahan bermanfaat bagi yang
membacanya. walaupun makalah ini di buat dengan sederhana. Di dalam
banyak mengandung perluasan makna dan arti.

10

Anda mungkin juga menyukai