Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

“LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH “

DISUSUN OLEH :

NAMA : LIDYA HANUM KARTIKA

KELAS : 4 D AKUNTANSI

NIM :16.6220.1200

DOSEN :ZAHARMAN,SE,M.Si, Ak

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS LANCANG KUNING

JALAN YOS SUDARSO KM 8 RUMBAI

1 | AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah swt, sebab karena rahmat dan nikmat-Nyalah
saya dapat mnyelesaikan sebuah tugas makalah ini, yang diberikan oleh Bapak Zaharman, SE.
M.Si. Ak

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas akhir semester dari dosen
yang bersangkutan agar memenuhi tugas yang telah ditetapkan, dan juga agar setiap mahasiswa
dapat terlatih dalam pembuatan makalah. Makalah ini berjudul Memahami Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah.

Adapun sumber-sember dalam pembuatan makalah ini, didapatkan dari beberapa buku
yang membahas tentang materi yang berkaitan dan juga melalui media internet. Saya sebagai
penyusun makalah ini, sangat berterima kasih kepada penyedia sumber walau tidak dapat secara
langsung untuk mengucapkannya.

Saya menyadari bahwa setiap manusia memiliki keterbatasan, begitu pun dengan saya
yang masih seorang mahasiswa. Dalam pembuatan makalah ini mungkin masih banyak sekali
kekurangan-kekurang yang ditemukan, oleh karena itu saya mengucapkan mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Saya mangharapkan ada kritik dan saran dari para pembaca sekalian dan
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.

Pekanbaru April 2018

penulis

2 | AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................... 1

Daftar Isi ............................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 3

A. Latar Belakang ............................................................................................... 3

B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 3

C. Tujuan............................................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 4

A. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ......................................................... 4

1. Pengertian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ....................................... 4

B. Bentuk Dan Unsur-unsur Laporan Keuangan Daerah.................................... 4

a. Neraca .................................................................................................... 4
b. Laporan Perhitungan APBD ................................................................... 5
c. Laporan Arus Kas ................................................................................... 5
d. Catatan Atas Laporan Keuangan ............................................................ 6

C. Tujuan Laporan Keuangan Daerah ............................................................... 6

D. Ilustrasi Laporan Keuangan Daerah ............................................................... 7

a. Neraca SKPD .......................................................................................... 7


b. Perubahan Ekuitas ................................................................................... 10
c. Perubahan Saldo Anggaran Lebih .......................................................... 10
d. Laporan Arus Kas ................................................................................... 12
e. Laporan APBD........................................................................................ 14

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 16

3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 16

3.2 Saran .................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 17

3 | AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Laporan keuangan merupakan hal yang sangat penting guna untuk memperoleh
informasi mengenai posisi keuangan dan apa saja hasil-hasil yang telah dicapai selama tahun
anggaran yang bersangkutan. Laporan keuangan tidak hanya dibuat oleh perusahaan saja,
melainkan setiap pemerintah provinsi/kota/daerah beserta seluruh badan, dinas dan instansi pun
harus mampu membuat laporan keuangan. Jika dalam perusahaan menggunakan SAK (Standar
Akuntansi Keuangan) sebagai pedoman penyusunan laporan keuangan, lain halnya di
pemerintahan yang menggunakan SAP (Standar Akuntansi Pemerintahan) sebagai
pedomannya. Pemerintah Daerah diberikan wewenang untuk menyelenggarakan pengelolaan
keuangannya sendiri, maka harus melakukan pertanggungjawaban atas segala wewenang yang
telah diberikan. Maka dengan itu diperlukannya standar pelaporan keuangan. Namun selain
adanya SAP (Standar Akuntansi Pemerintahan) sebagai pedoman, proses penyusunan laporan
keuangan harus dilakukan secara efektif dan efisien, tepat waktu, cepat dan tentunya data yang
dihasilkan harus akurat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana mengilustrasikan laporan keuangan sebuah pemerintah daerah untuk satu
periode akuntansi yang mencakup:
a. Pemda : Neraca, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan SAL, dan Laporan Perubahan
Ekuitas
b. PPKD : Neraca
c. SKPD Dinas Pendapatan : Neraca
C. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah mengenai laporan keuangan Pemerintah Daerah ini adalah untuk
mengetahui bagaimana prosedur dalam laporan keuangan Pemerintah Daerah. Selain itu tujuan
pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata
kuliah Akuntansi Sektor Publik II yang bersangkuta

4 | AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


BAB II

PEMBAHASAN

.
A. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
1. Pengertian Laporan Keuangan Daerah
Laporan Keuangan Daerah merupakan informasi yang memuat data berbagai elemen struktur
kekayaan dan struktur finansial yang merupakan pencerminan hasil aktivitas tertentu.
Istilah “Laporan Keuangan Pemerintah Daerah” meliputi semua laporan dan berbagai
penjelasannya yang mengakui laporannya tersebut akan diakui sebagai bagian dari laporan
keuangan.
B. Bentuk dan Unsur-Unsur Laporan Keuangan Daerah
a. Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai esset kewajiban
dan ekuitas dana pada tanggal tertentu. Unsur yang dicakup oleh neraca terdiri dari asset,
kewajiban dan ekuitas dana. Masing-masing unsur didefinisikan sebagai berikut :

- Asset diklasifikasikan ke dalam asset lancar jika diharapkan dapat direalisasikan atau
dimiliki untuk dipakai atau dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan.
Asset yang tidak dapat dimasukkan dalam kriteria tersebut diklasifikasikan sebagai asset
nonlancar. Asset lancar meliputi kas dan setara kas, piutang dan persediaan. Asset nonlancar
meliputi asset keuangan yang bersifat jangka panjang, asset yang digunakan untuk kegiatan
operasi pemerintah dan asset tidak berwujud. Asset nonlancar diklasifikasikan menjadi
investasi permanen, asset tetap lainnya dan konstruksi dalam pengerjaan. Asset nonlancar
lainnya diklasifikasikan sebagai asset lainnya, termasuk dalam asset lainnya antara lain ; asset
tidak berwujud dan dana cadangan.
- Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya
diharapkan mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintahan. Dalam konteks
pemerintahan, kewajiban muncul antara lain karena penggunaan sumber pembiayaan
pinjaman dari masyarakat, lembaga keuangan, entitas pemerintah lain atau lembaga
internasional.
- Ekuitas Dana adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara asset
dan kewajiban pemerintah.

5 | AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


b. Laporan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Laporan realisasi menyajikan ikhtisar sumber, alokasi pemakaian sumber daya ekonomi yang
dikelola oleh pemerintah, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran pendapatan,
belanja dan pembiayaan dengan realisasinya dalam satu periode pelaporan. Komponen yang
dicakup secara langsung oleh Laporan Realisasi Anggaran meliputi unsur pendapatan,
belanja dan pembiayaan.
Masing-masing komponen didefinisikan sebagai berikut :

1. Pendapatan adalah semua penerimaan kas umum negara atau kas daerah yang
menambah ekuitas dana dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang menjadi hak
pemerintah pusat atau daerah, yang tidak perlu dibayar diperoleh dibayar kembali
pembayarannya oleh pemerintah.

2. Belanja adalah semua pengeluaran kas umum negara atau kas daerah yang
menguarangi ekuitas dana lancar dam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan
diperoleh kembali pembayarannya oleh pemerintah.

3. Pembiayaan (financing) adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik


penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima kembali, yang dalam
penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit dan atau
memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan dapat berasal dari pinjaman dan
hasil divestasi. Pengeluaran pembiayaan antara lain digunakan untuk pembayaran kembali
pokok pinjaman kepada entitas lain dan penyertaan modal oleh pemerintah.

c. Laporan Arus Kas


Laporan Arus Kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan kegiatan operasional,
investasi, pembiayaan dan transaksi nonanggaran menggambarkan saldo awal, penerimaan,
pengeluaran dan saldo akhir kas pemerintah pada periode tertentu. Unsur yang dicakup secara
langsung dalam Laporan Arus Kas terdiri dari penerimaan dan pengeluaran kas, yang
masing-masing didefinisikan sebagai berikut :

1. Penerimaan adalah semua penerimaan kas umum negara atau kas yang dibukukan
dalam tahun anggaran yang bersangkutan.

2. Pengeluaran adalah semua pengeluaran kas umum negara atau kas daerah yang
dibukukan dalam tahun anggaran yang bersangkutan.

6 | AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


d. Catatan Atas Laporan Keuangan
Dalam laporan pertanggungjawaban keuangan daerah, terdapat tiga bentuk laporan keuangan
daerah dan sistem akuntansi keuangan daerah ini, yaitu laporan perhitungan APBD, laporan
arus kas dan neraca daerah. Terdapat satu bentuk laporan lagi yang dipersyaratkan oleh
peraturan yang berlaku yaitu nota perhitungan APBD. Catatan atas laporan keuangan APBD
merupakan dokumen yang disampaikan oleh Kepala Daerah dihadapan sidang paripurna
DPRD. Catatan atas laporan keuangan pada dasarnya menurut kinerja keuangan daerah dan
ringkasan realisasi APBD yang disajikan dalam laporan perhitungan APBD.
C. Tujuan Laporan Keuangan Daerah
Menurut Indra Bastian yang diadopsi dari Public Sector Comitee-IFAC (2001:128) tujuan
Pelaporan Keuangan Sektor Publik yaitu :

1. Tujuan secara umum

 Memberikan informasi yang bermanfaat.

 Memenuhi kebutuhan pemakai

2. Tujuan secara khusus

1. Mengidentifikasi sumber daya yang didapat dan digunakan sesuai dengan anggaran
yang telah disetujui secara umum.

2. Mengidentifukasi sumber daya yang didapat dan digunakan sesuai.

3. Menyediakan informasi tentang sumber daya alokasi dan penggunaan sumber daya
keuangan.

4. Menyediakan informasi tentang cara organisasi sektor publik membiayai aktivitas dan
memenuhi kebutuhan kas.

5. Menyediakan informasi yang berguna dalam mengevaluasi kemampuan manajemen


dalam membiayai aktivitasnya dan memenuhi komitmen serta kewajibannya.

6. Menyediakan informasi tentang kondisi keuangan dan perubahannya oranisasi sektor


publik.

7. Menyediakan informasi untuk mengevaluasi performansi organisasi sektor publik


terutama yang terkait dengan biaya operasi efisiensi dan pencapaian target.

7 | AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


D. Ilustrasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
1. Neraca SKPD

NERACA
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN /KOTA
DINAS PENDAPATAN
PER 31 DESEMBER 2011 DAN 2010

NO. URAIAN 2011 2010


1 ASET
2 ASET LANCAR
3 Kas di Kas Daerah Rp300.000.000 Rp450.000.000
4 Kas di Bendahara Pengeluaran Rp50.000.000 Rp100.000.000
5 Kas di Bendahara Penerimaan Rp50.000.000 Rp30.000.000
6 Investasi Jangka Pendek Rp100.000.000 Rp30.000.000
7 Piutang Pajak Rp2.000.000.000 Rp1.500.000.000
8 Piutang Retribusi Rp15.000.000 Rp9.000.000
Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan
9 Negara Rp2.500.000.000 Rp2.000.000.000
Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan
10 Daerah Rp1.500.000.000 Rp1.300.000.000
Bagian Lancar Pinjaman kepada Pemerintah
11 Pusat Rp1.000.000.000 Rp1.200.000.000
Bagian Lancar Pinjaman kepada Pemerintah
12 Daerah Lainnya Rp1.500.000.000 Rp1.000.000.000
13 Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran Rp280.000.000 Rp300.000.000
14 Bagian Lancar Tuntutan Perbendaharaan Rp450.000.000 Rp600.000.000
15 Bagian lancar Tuntutan Ganti Rugi Rp300.000.000 Rp430.000.000
16 Piutang Lainnya Rp3.500.000.000 Rp1.800.000.000
17 Persediaan Rp200.000.000 Rp100.000.000
18 Jumlah Aset Lancar (3 s/d 17) Rp13.745.000.000 Rp10.849.000.000
19 INVESTASI JANGKA PANJANG
20 Investasi Nonpermanen
21 Pinjaman kepada Perusahaan Negara Rp1.500.000.000 Rp1.750.000.000
22 Pinjaman kepada Perusahaan Daerah Rp1.350.000.000 Rp1.200.000.000
23 Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya Rp1.000.000.000 Rp1.400.000.000
24 Investasi dalam Surat Utang Negara Rp1.370.000.000 Rp1.450.000.000
25 Investasi dalam Proyek Pembangunan Rp1.850.000.000 Rp2.050.000.000
26 Investasi Nonpermanen Lainnya Rp200.000.000 Rp190.000.000
27 Jumlah Investasi Nonpermanen (21 s/d 26) Rp7.270.000.000 Rp8.040.000.000
28 Investasi Permanen
29 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Rp650.000.000 Rp600.000.000
30 Investasi Permanen Lainnya Rp2.450.000.000 Rp2.300.000.000

8 | AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


31 Jumlah Investasi Permanen (29 s/d 30) Rp3.100.000.000 Rp2.900.000.000
32 Jumlah Investasi Jangka Panjang (27 + 31) Rp10.370.000.000 Rp10.940.000.000
33 ASET TETAP
34 Tanah Rp5.000.000.000 Rp4.900.000.000
35 Peralatan dan Mesin Rp3.200.000.000 Rp3.000.000.000
36 Gedung dan Bangunan Rp7.000.000.000 Rp6.600.000.000
37 Jalan, Irigasi, dan Jaringan Rp8.000.000.000 Rp7.800.000.000
38 Aset Tetap Lainnya Rp400.000.000 Rp300.000.000
39 Konstruksi Dalam Pengerjaan Rp60.000.000 Rp100.000.000
40 Akumulasi Penyusutan -Rp7.500.000.000 -Rp5.000.000.000
41 Jumlah Aset Tetap (34 s/d 40) Rp16.160.000.000 Rp17.700.000.000
42 DANA CADANGAN
43 Dana Cadangan Rp1.500.000.000 Rp1.300.000.000
44 Jumlah Dana Cadangan (43) Rp1.500.000.000 Rp1.300.000.000
45 ASET LAINNYA
46 Tagihan Penjualan Angsuran Rp1.000.000.000 Rp1.200.000.000
47 Tuntutan Perbendaharaan Rp850.000.000 Rp700.000.000
48 Tuntutan Ganti Rugi Rp700.000.000 Rp750.000.000
49 Kemitraan dengan Pihak Ketiga Rp500.000.000 Rp400.000.000
50 Aset Tak Berwujud Rp300.000.000 Rp200.000.000
51 Aset Lain-Lain Rp600.000.000 Rp400.000.000
52 Jumlah Aset Lainnya (46 s/d 51) Rp3.950.000.000 Rp3.650.000.000
53 JUMLAH ASET (18+32+41+44+52) Rp44.225.000.000 Rp43.139.000.000
54
55 KEWAJIBAN
56 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
57 Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) Rp4.300.000.000 Rp5.000.000.000
58 Utang Bunga Rp20.000.000 Rp30.000.000
Bagian Lancar Utang Dalam Negeri -
59 Pemerintah Pusat Rp1.500.000.000 Rp1.650.000.000
Bagian Lancar Utang Dalam Negeri -
60 Pemerintah Daerah Lainnya Rp1.250.000.000 Rp1.300.000.000
Bagian Lancar Utang Dalam Negeri -
61 Lembaga Keuangan Bank Rp1.350.000.000 Rp1.000.000.000
Bagian Lancar Utang Dalam Negeri -
62 Lembaga Keuangan Bukan Bank Rp750.000.000 Rp900.000.000
Bagian Lancar Utang Dalam Negeri –
63 Obligasi Rp1.000.000.000 Rp800.000.000
64 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Lainnya Rp1.750.000.000 Rp1.500.000.000
65 Utang Jangka Pendek Lainnya Rp60.000.000 Rp100.000.000
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek (57 s/d
66 65) Rp11.980.000.000 Rp12.280.000.000
67 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
68 Utang Luar Negeri - Pemerintah Pusat Rp2.700.000.000 Rp2.500.000.000
69 Utang Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Rp1.100.000.000 Rp1.200.000.000

9 | AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


Lainnya
Utang Dalam Negeri - Lembaga
70 Keuangan Bank Utang Rp2.660.000.000 Rp3.000.000.000
Dalam Negeri - Lembaga Keuangan
71 Bukan Bank Utang Rp1.200.000.000 Rp1.250.000.000
72 Dalam Negeri- Obligasi Rp1.150.000.000 Rp1.197.000.000
73 Utang Jangka Panjang Lainnya Rp1.350.000.000 Rp1.500.000.000
Jumlah Kewajiban Jangka Panjang (68
74 s/d 73) Rp10.160.000.000 Rp10.647.000.000
75 JUMLAH KEWAJIBAN (66+74) Rp22.140.000.000 Rp22.927.000.000
76 EKUITAS DANA
77 EKUITAS DANA LANCAR
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran
78 (SiLPA) Rp2.500.000.000 Rp312.000.000
79 Pendapatan yang Ditangguhkan Rp400.000.000 Rp350.000.000
80 Cadangan Piutang Rp4.000.000.000 Rp3.000.000.000
81 Cadangan Persediaan Rp1.285.000.000 Rp2.000.000.000
Dana yang Harus Disediakan untuk
82 Pembayaran Utang Jangka pendek -Rp100.000.000 -Rp150.000.000
Jumlah Ekuitas Dana Lancar (78 s/d
83 82) Rp8.085.000.000 Rp5.512.000.000
84 EKUITAS DANA INVESTASI
Diinvestasikan dalam Investasi Jangka
85 Panjang Rp3.000.000.000 Rp4.000.000.000
86 Diinvestasikan dalam Aset Tetap Rp3.000.000.000 Rp2.750.000.000
87 Diinvestasikan dalam Aset Lainnya Rp1.000.000.000 Rp1.200.000.000
Dana yang Harus Disediakan untuk
88 Pembayaran Utang Jangka panjang Rp3.000.000.000 Rp2.500.000.000
Jumlah Ekuitas Dana Investasi (85 s/d
89 88) Rp10.000.000.000 Rp10.450.000.000
90 EKUITAS DANA CADANGAN
91 Diinvestasikan Dalam Dana Cadangan Rp4.000.000.000 Rp4.250.000.000
JUMLAH EKUITAS DANA
92 CADANGAN (91) Rp4.000.000.000 Rp4.250.000.000
JUMLAH EKUITAS DANA
93 (83+89+92) Rp22.085.000.000 Rp20.212.000.000
JUMLAH KEWAJIBAN DAN
94 EKUITAS DANA (75+93) Rp44.225.000.000 Rp43.139.000.000

10 | AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


2. PERUBAHAN EKUITAS

PEMERINTAH DAERAH
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER
2011 DAN 2010

NO URAIAN 2011 2010


1 EKUITAS AWAL Rp61.234.000.000 Rp61.234.000.000
2 SURPLUS/DEFISIT-LO Rp50.500.000.000
DAMPAK KUMULATIF
PERUBAHAN
KEBIJAKAN/KESALAHA
3 N MENDASAR: -Rp20.287.000.000
KOREKSI NILAI
4 PERSEDIAAN
SELISIH REVALUASI
5 ASET TETAP
6 LAIN-LAIN
7 EKUITAS AKHIR Rp91.447.000.000 Rp61.234.000.000

3. PERUBAHAN SAL

PEMERINTAH DAERAH
LAPORAN PERUBAHAN SALDO ANGGARAN LEBIH
PER 31 DESEMBER 2011 DAN 2010

NO URAIAN 2011 2010


1 Saldo Anggaran Lebih Awal Rp130.000.000.000 Rp120.000.000.000
Penggunaan SAL sebagai Penerimaan
2 Pembiayaan Tahun Berjalan Rp75.000.000.000 Rp60.000.000.000
3 Subtotal (1 - 2) Rp55.000.000.000 Rp60.000.000.000
Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan
4 Anggaran (SiLPA/SiKPA) Rp8.000.000.000 Rp3.434.000.000
5 Subtotal (3 + 4) Rp63.000.000.000 Rp63.434.000.000
Koreksi Kesalahan Pembukuan Tahun
6 Sebelumnya Rp50.000.000.000 Rp45.000.000.000
7 Lain-lain Rp75.000.000.000 Rp60.000.000.000
Saldo Anggaran Lebih Akhir (5
8 + 6 + 7) Rp188.000.000.000 Rp168.434.000.000

11 | AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


4. LAPORAN ARUS KAS

LAPORAN ARUS KAS


PEMERINTAH DAERAH
Untuk Tahun Yang Berakhir Sampai Dengan 31 Desember 2011 dan 2010 Metode Langsung

No. Uraian 2011 2010


1 Arus Kas dari Aktivitas Operasi
2 Arus Masuk Kas
3 Pendapatan Pajak Daerah Rp155.000.000.000 Rp125.000.000.000
4 Pendapatan Retribusi Daerah Rp25.000.000.000 Rp27.000.000.000
Pendapatan Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah Rp2.500.000.000 Rp3.000.000.000
5 yang Dipisahkan
6 Lain-lain PAD yang sah Rp27.000.000.000 Rp25.000.000.000
7 Dana Bagi Hasil Pajak Rp4.500.000.000 Rp5.000.000.000
Dana Bagi Hasil Sumber Daya
Rp3.000.000.000 Rp3.500.000.000
8 Alam
9 Dana Alokasi Umum Rp300.000.000.000 Rp275.000.000.000
10 Dana Alokasi Khusus Rp3.000.000.000 Rp3.250.000.000
11 Dana Otonomi Khusus Rp15.000.000.000 Rp17.000.000.000
12 Dana Penyesuaian Rp45.000.000.000 Rp50.000.000.000
13 Pendapatan Hibah Rp1.250.000.000 Rp1.000.000.000
14 Pendapatan Dana Darurat Rp4.000.000.000 Rp5.000.000.000
15 Pendapatan Lainnya Rp20.000.000.000 Rp22.000.000.000
Jumlah Arus Masuk Kas
Rp605.250.000.000 Rp561.750.000.000
16 (3 s/d 15)
17 Arus Keluar Kas
18 Belanja Pegawai Rp210.000.000.000 Rp200.000.000.000
19 Belanja Barang Rp150.000.000.000 Rp155.000.000.000
20 Bunga Rp10.000.000.000 Rp5.000.000.000
21 Subsidi Rp5.000.000.000 Rp6.000.000.000
22 Hibah Rp10.000.000.000 Rp12.000.000.000
23 Bantuan Sosial Rp1.750.000.000 Rp2.000.000.000
24 Belanja Tak Terduga Rp1.750.000.000 Rp1.000.000.000
Bagi Hasil Pajak ke
Rp1.000.000.000 Rp750.000.000
25 Kabupaten/Kota
Bagi Hasil Retribusi ke
Rp12.500.000.000 Rp15.000.000.000
26 Kabupaten/Kota
Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke
Rp750.000.000 Rp500.000.000
27 Kabupaten/Kota
Jumlah Arus Keluar Kas
Rp402.750.000.000 Rp397.250.000.000
28 (18 s/d 27)
Arus Kas Bersih dari Aktivitas
Rp202.500.000.000 Rp164.500.000.000
29 Operasi (16 - 28)
12 | AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Arus Kas dari Aktivitas Investasi
30 Aset Nonkeuangan
31 Arus Masuk Kas
32 Pendapatan Penjualan atas Tanah Rp10.000.000.000 Rp12.000.000.000
Pendapatan Penjualan atas
Rp5.000.000.000 Rp3.000.000.000
33 Peralatan dan Mesin
Pendapatan Penjualan atas Gedung
Rp15.000.000.000 Rp12.500.000.000
34 dan Bangunan
Pendapatan Penjualan atas Jalan,
Irigasi dan Rp20.000.000.000 Rp15.000.000.000
35 Jaringan
Pendapatan dari Penjualan Aset
Rp7.000.000.000 Rp8.500.000.000
36 Tetap Lainnya
Pendapatan dari Penjualan Aset
Rp5.000.000.000 Rp3.750.000.000
37 Lainnya
Jumlah Arus Masuk Kas
Rp62.000.000.000 Rp54.750.000.000
38 (32 s/d 37)
39 Arus Keluar Kas
40 Belanja Tanah Rp2.200.000.000 Rp2.000.000.000
41 Belanja Peralatan dan Mesin Rp3.000.000.000 Rp2.500.000.000
42 Belanja Gedung dan Bangunan Rp7.000.000.000 Rp5.000.000.000
43 Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan Rp2.500.000.000 Rp3.000.000.000
44 Belanja Aset Tetap Lainnya Rp8.900.000.000 Rp9.000.000.000
45 Belanja Aset Lainnya Rp9.000.000.000 Rp8.750.000.000
Jumlah Arus Keluar Kas
Rp32.600.000.000 Rp30.250.000.000
46 (40 s/d 45)
Arus Kas Bersih dari Aktivitas
Rp29.400.000.000 Rp24.500.000.000
47 Investasi Aset Nonkeuangan (38 - 46)
48 Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan
49 Arus Masuk Kas
50 Pencairan Dana Cadangan Rp5.000.000.000 Rp5.750.000.000
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah
Rp7.250.000.000 Rp7.000.000.000
51 yang Dipisahkan
Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah
Rp25.000.000.000 Rp22.500.000.000
52 Pusat
Pinjaman Dalam Negeri -
Pemerintah Daerah Rp22.500.000.000 Rp25.000.000.000
53 Lainnya
Pinjaman Dalam Negeri -
Rp17.500.000.000 Rp20.000.000.000
54 Lembaga Keuangan Bank
Pinjaman Dalam Negeri -
Lembaga Keuangan Bukan Rp18.000.000.000 Rp15.000.000.000
55 Bank
56 Pinjaman Dalam Negeri - Obligasi Rp15.000.000.000 Rp12.500.000.000
57 Pinjaman Dalam Negeri - Lainnya Rp5.500.000.000 Rp5.000.000.000
Penerimaan Kembali Pinjaman
kepada Perusahaan Rp8.000.000.000 Rp5.000.000.000
58 Negara
59 Penerimaan Kembali Pinjaman Rp3.500.000.000 Rp3.000.000.000
13 | AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
kepada Perusahaan
Daerah
Penerimaan Kembali Pinjaman
kepada Pemerintah Rp7.000.000.000 Rp5.000.000.000
60 Daerah Lainnya
Jumlah Arus Masuk Kas
Rp134.250.000.000 Rp125.750.000.000
61 (50 s/d 60)
62 Arus Keluar Kas
63 Pembentukan Dana Cadangan Rp15.000.000.000 Rp18.000.000.000
Penyertaan Modal Pemerintah
Rp20.000.000.000 Rp25.000.000.000
64 Daerah
Pembayaran Pokok Pinjaman
Dalam Negeri Rp2.000.000.000 Rp2.500.000.000
65 Pemerintah Pusat
Pembayaran Pokok Pinjaman
Dalam Negeri – Rp5.000.000.000 Rp4.000.000.000
66 Pemerintah Daerah Lainnya
Pembayaran Pokok Pinjaman
Dalam Negeri – Rp3.500.000.000 Rp3.000.000.000
67 Lembaga Keuangan Bank
Pembayaran Pokok Pinjaman
Dalam Negeri – Rp4.000.000.000 Rp3.000.000.000
68 Lembaga Keuangan Bukan Bank
Pembayaran Pokok Pinjaman
Dalam Negeri – Rp3.000.000.000 Rp5.000.000.000
69 Obligasi
Pembayaran Pokok Pinjaman
Dalam Negeri – Rp1.000.000.000 Rp1.500.000.000
70 Lainnya
Pemberian Pinjaman kepada
Rp5.000.000.000 Rp3.000.000.000
71 Perusahaan Negara
Pemberian Pinjaman kepada
Rp3.000.000.000 Rp4.000.000.000
72 Perusahaan Daerah
Pemberian Pinjaman kepada
Pemerintah Daerah Rp4.000.000.000 Rp2.000.000.000
73 Lainnya
Jumlah Arus Keluar Kas
Rp65.500.000.000 Rp71.000.000.000
74 (63 s/d 73)
Arus Kas Bersih dari Aktivitas
Rp68.750.000.000 Rp54.750.000.000
75 Pembiayaan (61 - 74)
Arus Kas dari Aktivitas
76 Nonanggaran
77 Arus Masuk Kas
Penerimaan Perhitungan Fihak
Rp15.000.000.000 Rp18.000.000.000
78 Ketiga (PFK)
Jumlah Arus Masuk Kas
Rp15.000.000.000 Rp18.000.000.000
79 (78 s/d 78)
80 Arus Keluar Kas
Pengeluaran Perhitungan Fihak
Rp12.000.000.000 Rp12.500.000.000
81 Ketiga (PFK)
82 Jumlah Arus Keluar Kas Rp12.000.000.000 Rp12.500.000.000

14 | AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


(81 s/d 81)
Arus Kas Bersih dari Aktivitas
Rp3.000.000.000 Rp5.500.000.000
83 Nonanggaran (79 - 82)
Kenaikan/Penurunan Kas (29 + 47 +
Rp303.650.000.000 Rp249.250.000.000
84 75 + 83)
85 Saldo Awal Kas di BUD Rp9.500.000.000 Rp7.950.000.000
86 Saldo Akhir Kas di BUD (84 + 85) Rp313.150.000.000 Rp257.200.000.000
Saldo Akhir Kas di Bendahara
Rp550.000.000 Rp350.000.000
87 Pengeluaran
Saldo Akhir Kas di Bendahara
Rp200.000.000 Rp190.000.000
88 Penerimaan
Saldo Akhir Kas (86 + 87
Rp313.900.000.000 Rp257.740.000.000
89 + 88)

5. LAPORAN APBD

APBD KABUPATEN/KOTA/PROVINSI TAHUN 2012

NO. KETERANGAN NILAI


1 PENDAPATAN
2 PAD
3 Pajak Daerah Rp150.000.000.000
4 Retribusi Daerah Rp25.000.000.000
5 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Rp2.000.000.000
6 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah Rp25.000.000.000
7 Total PAD Rp202.000.000.000

8 Dana Perimbangan
9 Dana Bagi Hasil Pajak atau Bukan Pajak Rp5.000.000.000
10 Dana Alokasi Umum Rp350.000.000.000
11 Dana Alokasi Khusus Rp35.000.000.000
12 Total Dana Perimbangan Rp390.000.000.000

13 Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah


14 Hibah Rp1.000.000.000
15 Dana Darurat Rp5.000.000.000
16 Dana Bagi Hasil Pajak Rp9.000.000.000
17 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus Rp3.500.000.000
18 Bantuan Keuangan dari Propinsi/Pemda Rp2.500.000.000
19 Total Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah Rp21.000.000.000
20 TOTAL PENDAPATAN Rp613.000.000.000

21 BELANJA DAERAH

15 | AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


22 Belanja Tidak Langsung
23 Belanja Pegawai Rp215.000.000.000
24 Belanja Bunga Rp5.000.000.000
25 Belanja Subsidi Rp7.000.000.000
26 Belenja Hibah Rp9.000.000.000
27 Belanja Bantuan Sosial Rp1.500.000.000
Belanja Bantuan Keuangan Kepada Prop/Kab/Kota
28 dan Pemerintah desa dan Parpol Rp500.000.000
29 Belanja Tidak Terduga Rp1.000.000.000
30 Total Belanja Tidak Langsung Rp239.000.000.000

31 Belanja Langsung
32 Belanja Pegawai Rp20.000.000.000
33 Belanja Barang dan Jasa Rp140.000.000.000
34 Belanja Modal Rp130.000.000.000
35 Total Belanja Langsung Rp290.000.000.000
36 TOTAL BELANJA DAERAH Rp529.000.000.000

37 PEMBIAYAAN DAERAH
38 Penerimaan
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran
39 Sebelumnya (SILPA) Rp60.000.000.000
40 Pencairan Dana Cadangan Rp4.500.000.000
41 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Rp10.000.000.000
42 Total Penerimaan Rp74.500.000.000

43 Pengeluaran
44 Penyertaan Modal (Investasi) Pemda Rp2.000.000.000
45 Total Pengeluaran Rp2.000.000.000
46 TOTAL PEMBIAYAAN DAERAH Rp76.500.000.000

16 | AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Kesimpulannya adalah Laporan Keuangan Pemerintah Daerah diatur dalam PSAP


(Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan) yang di mana dalam penyusunan dan
penyajian laporan keuangan daerah dijadikan sebagai standar atau pedoman penyusunannya.
Laporan keuangan daerah terdiri dari Neraca, Laporan APBD, Arus Kas, dan Catatan atas
Laporan Keuangan.

Laporan Keuangan Daerah merupakan informasi yang memuat data berbagai elemen struktur
kekayaan dan struktur finansial yang merupakan pencerminan hasil aktivitas tertentu.
Istilah “Laporan Keuangan Pemerintah Daerah” meliputi semua laporan dan berbagai
penjelasannya yang mengakui laporannya tersebut akan diakui sebagai bagian dari laporan
keuangan.

Saran
Diperlukan tambahan sumber daya manusia yang cukup menguasai aplikasi Akuntansi berdasarkan
Standar Akuntansi Pemerintahan, sehingga seiring dengan peningkatan penggunaan anggaran
Penyajian Laporan Keuangan pada tahun anggaran tersebut makin mudah di sajikan dan tepat.

17
DAFTAR PUSTAKA

PSAP 01-04

http://repository.upi.edu/3863/4/S_PEA_0805670_Chapter1.pdf

http://sipkd.magelangkab.go.id/materi/27122011/PENYIAPAN_LAPORAN_KEUANGAN_PE
MERINTAH_DAERAH.pdf

http://pengertian-pengertian-info.blogspot.co.id/2015/05/pengertian-laporan-keuangan-
daerah.html

http://ekonomisku.blogspot.co.id/2014/07/pengertian-hukum-tujuan-fungsi-penyusunan-
apbd.html

https://www.scribd.com/doc/192846166/Bab-6-Laporan-Keuangan-PPKD

18
19

Anda mungkin juga menyukai