DISUSUN OLEH :
TITIK NUR SITI ASIYAH ( 43117210026 )
CAROLINE ( 43117210064 )
ADAM ADI TIRTAWAN ( 43117210028 )
MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA KAMPUS D
Jl. Kranggan No.6 , Jatisampurna, Jatiraden, Kota Bekasi, Jawa Barat 17433
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah tentangmenganalisis laporan keuangan
secara vertikal dan horizontal. Serta saya juga mengucapkan terima kasih kepadaIbu Dr. Nur
Aisyah F. Pulungan, SE,MM selaku dosen Analisis Laporan Keuanganyang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah pengetahuan serta
wawasan kami mengenai suatu materimenganalisis laporan keuangan secara vertikal dan
horizontal. Kami juga menyadari bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan. Oleh
sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan untuk memperbaiki makalah kami
ini di masa yang akan datang nanti.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat dipahami oleh siapapun yang membacanya,
dan makalah yang kami buat ini semoga dapat bermanfaat untuk kami sendiri dan tentunya
untuk orang lain yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf jika terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan.
( Penulis )
ii
DAFTAR ISI
Cover...................................................................................................................................i
Kata Pengantar..................................................................................................................ii
Daftar Isi.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................10
3.2 Saran.......................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Laporan Keuangan merupakan media komunikasi dan pertanggungjawaban antara
perusahaan (manajemen) dengan stakeholdernya. Laporan keuangan akan menggambarkan
kondisi dan posisi keuangan serta hasil usaha suatu perusahaan pada periode tertentu. Oleh
karena itu, setiap akhir periode akuntansi, perusahaan diwajibkan membuat laporan keuangan.
Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan, minimal terdiri dari laporan perubahan
modal, laporan laba rugi, dan laporan neraca. Akhir-akhir ini perusahaan juga diminta untuk
membuat laporan arus kas karena laporan arus kas memberikan tambahan informasi kepada
pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan.
Namun dalam melakukan analisis terhadap laporan keuangan tersebut, instrumen-
instrumen tersebut akan jauh lebih informatif bisa kita menggunakan pendekatan analisis
sesuai dengan kebutuhan dan tujuan analisis yang kita miliki. Oleh karena itu, selain
memahami instrumen analisis laporan keuangan maka, tahap berikutnya adalah memahami
pendekatan analisis yang bisa kita gunakan. Pendekatan ini tidak menunjukkan kualitas atau
grade dari masing-masing pendekatan. Bagi para manajer perusahaan, pendekatan ini
merupakan pendekatan yang saling melengkapi sehingga kita bisa mendapatkan hasil analisis
yang lebih komprehensif. Setidanya ada dua pendekatan yang bisa digunakan dalam
melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan yaitu:
• Analisis vertikal
• Analisis horizontal
Makalah ini akan fokus membahas mengenai dua pendekatan tersebut. Namun
sebelum menjelaskan lebih mendalam mengenai kedua pendekatan tersebut, dalam modul ini
juga akan disinggung mengenai analisis angka indeks dan analisis common size. Kedua
analisis ini merupakan bagian dari analisis vertikal dan horizontal.
2. Rumusan Masalah
1. Mengetahui pengertian dari jenis – jenis laporan keuangan
2. Mengetahui cara analisis horizontal dan vertikal laporan keuangan
3. Tujuan
Mampu menjelaskan tentang Pengertian Debt (Utang), Pengertian Equtiy (Ekuitas) dan Debt
to Equity Ratio (DER)
1
BAB II
PEMBAHASAN
Seperti dalam perusahaan jasa, pada umumnya laporan keuangan yang disusun dalam
perusahaan dagang meliputi:
1. Laporan Laba/Rugi,
2. Laporan Perubahan Modal,
3. Neraca,
4. Laporan Arus Kas.
Laporan Keuangan biasanya dilaporkan oleh perusahaan publik sebanyak empat kali,
dalam periode per tiga bulanan. Tiap laporan biasanya harus sudah bisa diumumkan pada hari
terakhir bulan berikut per masing-masing periode tiga bulanan, misal laporan Maret harus
sudah keluar akhir April, laporan Juni harus keluar Juli, dst. Pengecualian adalah laporan
keuangan periode terakhir pada triwulan ke-4 yang juga dianggap sebagai laporan keuangan
tahunan, karena laporan tahunan harus diaudit, maka penerbitannya agak lama dan biasanya
maksimal tanggal 31 Maret setiap tahunnya. Kadangkala ada perusahaan yang agak terlambat
menerbitkan laporannya. Kita perlu menaruh perhatian untuk kasus-kasus ini. Apa ada
masalah dengan keuangan perusahaan sehingga proses pelaporan harus menunggu agak lama.
Dari media massa tempat dimuatnya laporan keuangan. Cara ini paling tidak
efisien karena kita harus minimal berlangganan media tersebut, biasanya adalah
harian bisnis yang terkemuka seperti Bisnis Indonesia, Investor Daily, atau harian
umum Kompas.
Dari Situs perusahaan terkait. Tapi cara ini juga kurang efisien karena kadang-
kadang perusahaan jarang memutakhirnya situs mereka.
Dari Situs IDX (Bursa Efek Indonesia). Ketika kode emiten yang terkait dan Anda
akan bisa mengakses sejarah dokumen yang diterbitkan perusahaan, termasuk laporan
keuangannya.
Dari buku laporan tahunan (Annual Report) yang diterbitkan perusahaan. Pada
bagian akhir buku ini biasanya terdapat laporan keuangan untuk tahun buku yang
dimaksud.
Cara terakhir, menghubungi sekretaris perusahaan. Ini bila Anda kesulitan
mengakses dari berbagai metode di atas
2
2.1.1 ANALISA LAPORAN KEUANGAN
Analisa laporan keuangan adalah Suatu analisa yang dilakukan untuk melihat kondisi
keuangan perusahaan, prestasi kerja dan kinerja perusahaan di masa lalu sampai saat ini serta
prospeknya dimasa datang, yang akan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh
pihak-pihak yang berkepentingan.
3
Jenis – Jenis Analisa Laporan Keuangan
Analisa Horizontal
Analisa Vertikal
Analisa Trend
Analisa Rasio
Analisa horizontal Adalah analisa yang membandingkan suatu pos dalam laporan
keuangan dengan pos yang sama tetapi pada periode yang berbeda.
Perubahan Rupiah = Angka periode tahun berjalan – Angka periode tahun dasar
Perubahan Prosentase = Perubahan Rupiah dibagi angka periode tahun dasar x 100.
Analisa vertikal adalah Analisa yang membandingkan pos dalam suatu laporan
keuangan dengan pos lainnya yang dijadikan tolak ukur dalam 1 periode
yang sama.Pos dalam laporan keuangan yang lazim dijadikan tolak ukur adalah penjualan
dan total aktiva.
Ada tiga teknik yang sering digunakan dalam analisa laporan keuangan yaitu.
1. Perubahan nilai rupiah dan persentase (indeks) pada laporan keuangan, atau sering
disebut sebagai analisa horisontal.
2. Laporan ukuran-umum (commonsize statements), atau sering oikenal sebagai analisa
vertikal.
3. Rasio keuangan atau dikenal sebagai analisa rasio. Berdasarkan pengertian di atas,
dapat di simpulkan bahwa analisa laporan keuangan adalah analisa keuangan
perusahaan yang melibatkan neraca dan laba rugi.
Analisis Horizontal
Analisis horizontal dilakukan dengan cara jumlah setiap akun laporan keuangan tahun
berjalan dibandingkan dengan akun yang sama pada periode sebelumnya untuk mengetahui
kenaikan atau penurunan yang terjadi pada akun tersebut. Kenaikan atau penurunan tersebut
dibagi dengan akun periode sebelumnya dan dikali dengan seratus persen untuk mengetahui
persentase kenaikan atau penurunan pada akun tersebut dan kenaikan atau penurunan jumlah
pos dihitung sebagai persentase kenaikan atau penurunan.
Analisis Vertikal
Analisis Vertikal menitikberatkan pada hubungan financial antar pos – pos laporan keuangan
satu periode. Dalam analisis vertikal terhadap neraca, masing – masing pos aktiva dinyatakan
sebagai persen dari total aktiva. Masing – masing pos kewajiban dan ekuitas pemilik
dinyatakan sebagai persen dari total kewajiban dan ekuitas pemilik. Dalam analisis vertikal
terhadap laporan laba-rugi, masing – masing pos dinyatakan sebagai persen dari total
pendapatan atau penghasilan.
4
2.1.3 Perbedaan Analisis horizontal dan Vertikal
pertama, analisis vertikal membandingkan pos yang satu dengan yang lain dalam satu
periode sedangkan pada analisis horizontal membandingkan dengan pos yang sama pada
periode yang berbeda. kedua, total angka pos-pos yang dibandingkan pada analisis vertikal
bila dikumulatifkan sbesar 100%, sedangkan pada analisis horozontal, periode pembanding
ditetapkan sebesar 100% sehingga angka pada periode yang dibandingkan bisa diatas atau
dibawah 100%. ketiga, dari sisi tujuannya analisis vertikal diaplikasikan untuk mengetahui
kontribusi masing-masing pos terhadap angla total, sedangkan pada analisis horizontal
digunakan dengan tujuan untuk mengetahui perubahan dan perkembangan masing-masing
pos. oleh karena itu analisisi horizontal sering juga disebut sebagai analisis tren (trend
analysis)
Ada aturan akuntansi penting yaitu kedua sisi neraca harus bernilai sama. Maka
disebut seimbang (balance). Aturan ini agar kita bisa mengecek di mana letak posisi harta
perusahaan agar bisa dipantau kesehatan keuangannya. Dari neraca inilah orang lain dapat
membaca di mana, kemana, dan kapan keuangan perusahaan berubah.
Aset adalah harta yang dimiliki perusahaan, yang terdiri dari: kas atau setara kas,
benda tak bergerak (seperti tanah, gedung) dan juga barang bergerak seperti kendaraan, dan
bahkan ada juga harta non fisik (seperti nilai yang dibayar untuk akuisisi anak perusahaan).
Aset juga meliputi piutang perusahaan, pajak yang sudah dibayar di muka, serta biaya-biaya
yang sudah dibayar di muka. Prinsipnya segala sesuatu yang berniai yang bisa diakui milik
perusahaan itulah disebut aset.
Yang dimaksud dengan Neraca adalah laporan yang berisi harta (asset), utang atau
kewajiban-kewajiban pada pihak lain (liebilities) beserta modal (capital) dari suatu
perusahaan pada saat bisa diakui milik pihak lain akan masuk neraca bagiantertentu. Oleh
5
karena itu Neraca terdiri dari tiga kelompok, yaitu aktiva, kewajiban, dan modal.Untuk
kelompok aktiva di klasifikasikan dari tingkat likuiditasnya (mudah diuangkan).
Aktiva Lancar
Terdiri dari semua aktiva yang mudah dijadikan uang dalam jangka waktu yang relatif
pendek. Aktiva lancar pada umumnya terdiri dari:
1. Kas: uang tunai, uang di bank, cek, wesel pos, dan tabungan di bank
2. Wesel Tagih (Not Receivable): surat janji (promes) yang datang dari seseorang
tentang kesanggupan membayar pada tanggal tertentu. Wesel (promes) ini dapat
dijual seketika untuk dijadikan uang tunai.
3. Piutang Dagang (Account Receivable): yaitu tagihan kepada para langganan baik
perorangan atau perusahaan sebagai akibat dari kegiatan perusahaan piutang pada
umumnya mempunyai jangka waktu yang tetap sesuai dengan perjanjian.
4. Persediaan Barang (Merchandise Inventory): terdiri dari barang dagangan yang
sengaja dibeli untuk dijual kembali dalam rangka kegiatan perusahaan.
5. Perlengkapan Toko (Store Sapplies): yaitu semua perlengkapan toko seperti kertas
pembungkus, peti-peti kemasan, karton dan sebagainya.
6. Perlengkapan Kantor (Office Supplies): terdiri dari alat-alat tulis seperti kertas tik,
kertas stensil, pensil, amplop, blanko-blanko surat, dan sebagainya.
7. Biaya-biaya yang dibayar di muka (Prepaid Expence): yaitu seluruh biaya-biaya yang
telah dibayar lebih dahulu walaupun belum masanya. Karena biaya ini telah dibayar
di muka, maka kita mempunyai tagihan. Contoh: uang muka sewa.
1. Peralatan Kantor (Office Equipment): uaitu peralatan kantor yang tahan lama
seperti: meja, kursi, lemari arsip, mesin tik dan peralatan lainnya.
2. Alat Pengangkut (Delivery Equipment): sarana perusahaan yang dipakai untuk
mengangkut barang seperti: truk, gerobak, dan sebagainya.
3. Gudang (Building): yaitu bangunan perusahaan baik untuk tempat usaha seperti toko
atau kantor.
4. Mesin-mesin (Machinery): yaitu mesin-mesin untuk memperoduksi barang seperti
mesin cetak, mesin pintal, tenun, dan sebagainya.
5. Tools (alat-alat): ialah alat-alat untuk menjalankan perusahaan misalnya kunci, catok,
dongkrak dan sebagainya.
Inilah kelompok yang termasuk akun harta, perusahaan semakin besar, semakin banyak
kelompok harta baik harta lancar atau harta tetap. Pasiva (liabilities) adalah kewajiban
perusahaan yang harus dibayar kepada pihak ketiga (kreditur). Pasiva (liabilities) sesuai
dengan jangka waktu atau umurnya dibagi dalam:
6
a) Utang Wesel/Wesel Bayar: yaitu wesel yang harus kita bayar kepada pihak lain yang
pernah kita berikan kepadanya. Biasanya umur utang wesel adalah 30 hari, 60 hari, atau
90 hari.
b) Utang Dagang (Account Payable) : utang kepada rekanan (suplier) yaitu utang dalam
rangka kegiatan perusahaan, atau utang ini terjadi karena membeli barang yang belum
dibayar.
c) Biaya-biaya yang harus dibayar : yaitu biaya-biaya yang belum kita lunasi dalam
periode pembukuan tertentu. Misalnya utang gaji, utang upah dan utang-utang biaya
lainnya.
d) Menyajikan aktiva, kewajiban dan modal disusun sesuai dengan ketentuan, dan
prinsip-prinsip akuntansi Indonesia.
Sumber penyusunan Neraca diambil dari kertas kerja lajur Neraca dengan ketentuan sebagai
berikut:
c) untuk modal diambil dari modal akhir hasil laporan perubahan modal.
7
Laporan laba rugi atau perhitungan laba rugi dapat disajikan dalam dua bentuk, yaitu sebagai
berikut.
Laporan perubahan modal merupakan laporan yang menunjukkan adanya perubahan modal
yaitu dari modal awal menjadi modal akhir. Hal-hal yang perlu diperhitungkan atau yang
memengaruhi dalam penyusunan laporan perubahan modal antara lain :
8
a. besarnya modal awal periode,
Laporan perubahan modal hanya lazim berlaku dibuat pada perusahaan perseorangan,
persekutuan atau firma, dan CV. Sementara itu, untuk perusahaan berbentuk perseroan
terbatas (PT) istilah untuk laporan perubahan modal adalah laporan laba ditahan (returned
earning statement).
Inilah laporan penting lain yang berguna sebagai mekanisme kontrol apakah pelaporan
laba/rugi atau neraca tadi benar. Seperti kita ketahui, kalau ada penjualan barang kepada
perusahaan lain, biasanya perusahan tidak langsung menerima dana yang bisa dimasukkan
kas, tetapi transaksi penjualan ini akan dimasukkan dalam posisi akuntansi. Inilah gunanya
laporan arus kas, di sini kita bisa mengontrol apakah penjualan menghasilkan kas atau tidak.
Dalam laporan arus ini ada tiga macam laporan utama berikut:
Laporan arus kas ini penting sekali agar kita bisa paham posisi keuangan dalam
kondisi yang sebenarnya, yaitu perputaran uang yang sesungguhnya, bukan posisi
keuangan dalam pos akuntansi.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila
ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan kepada kami.
Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat mema'afkan dan memakluminya, karena
kami adalah hamba Allah yang tak luput dari salah khilaf, Alfa dan lupa.
10
Daftar Pustaka
Ackert. Lucy F. & Richard Deaves. 2010. Behavioral Finance Psychology, Decision-Making,
and Markets, South-Western Cengage Learning
Bodie, Z., Kane, A., and Marcus, Alan, J. (2008), “Investments,” McGraw-Hill International
Edition, Seventh Edition
Brigham EF, Houston JF. 2010. Fundamental of Financial Management Eleventh Edition.
Mason (US): Thomson Higher Education
Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Pompian Michael M. 2012. Behavioral Finance and Investor Types: Managing Behavior to
Make Better Investment Decisions, New Jersey, John Wiley & Sons, Inc., Hoboken.
Thaler. Richard H. 2005. Advances in Behavioral Finance Volume II, New York, Princeton
University Press
Widger Chuck & Daniel Crosby. 2014. Personal Benchmark Integrating Behavioral Finance
and Investment Management, New Jersey , John Wiley & Sons, Inc., Hoboken.
11