PENGANTAR ANALISIS
LAPORAN KEUANGAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS LANGLANGBUANA
Jl. Karapitan No. 116 Bandung 40261
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang tiada hentinya
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam
kepada junjungan Nabi Muhammad SAW sehingga Penulis dapat selesai tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Analisis Laporan Keuangan mengenai pembahasan “Pengantar
Analisis Laporan Keuangan ”
Dalam makalah ini, penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu segala saran dan kritik guna perbaikan dan kesempurnaan sangat kami nantikan.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca pada
umumnya.
Penulis
3.1 Kesimpulan 22
PENDAHULUAN
• Timbulnya atau lunasnya hutang maupun perubahan bentuk hutang yang satu ke
hutang lainnya
Apabila Laporan keuangan yang dibandingkan lebih dari dua periode atau tahun
maka digunakan tahun pembanding/dasar dengan cara :
• Nyatakan total aset, total passiva serta total penjualan netto masing-masing
dengan 100%
• Hitunglah ratio dari tiap tiap pos atau komponen dalam laporan tersebut dengan
cara membagi rupiah dari masing-masing pos aktiva dengan total aktivanya, pos
pasiva dengan total pasiva nya dan pos rugi laba dengan total penjualan; dikalikan
100%
Dalam upaya perbandingan ini kita harus memiliki standard sebagai ukuran lain
yang dijadikan untuk membandingkan laporan yang kita miliki. Tanpa standar
pembanding itu kita tidak akan dapat menilai keadaan atau posisi perusahaan yang
dinilai. Dalam melakukan perbandingan ini perlu diyakinkan bahwa:
2. Size dari perusahaan yang dibandingkan harus diperhatikan bukan berarti harus
sama.
3. Periode laporan yang dibandingkan harus sama khususnya untuk laporan laba
rugi dan komponennya. Tidak diperkenankan laporan Laba/Rugi satu tahun
dibandingkan dengan laporan Laba Rugi satu semester.
Analisis Rasio Keuangan atau Financial Ratio adalah merupakan suatu alat
analisa yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan
berdasarkan data perbandingan masing-masing pos yang terdapat di laporan
keuangan seperti Laporan Neraca, Rugi / Laba, dan Arus Kas dalam periode
tertentu.
Setiap tutup periode akhir bulan biasanya accounting menyiapakan dan menyusun
Laporan Keuangan yang terdiri dari Laporan Neraca, Rugi Laba, Arus Kas,
Perubahan Modal, dan Laporan tersebut diserahkan ke pimpinan perusahaan. Hal
umum yang biasa terjadi adalah mereka hanya fokus terhadap Laporan Laba Rugi,
namun ada hal yang lebih penting yang perlu disajikan dalam penyampaian laporan
ini yaitu mengenai Analisis Laporan Keuangan.
Data yang disajikan bisa dengan membandingkan kenaikan atau penurunan masing-
masing pos laporan keuangan bulan lalu dengan bulan sekarang, atau periode Year
to Date periode yang sama tahun lalu dengan sekarang.
Teknik analisa hampir sama dengan Metode Analisa Pertumbuhan namun angka
pembanding adalah laporan keuangan periode tertentu yang dijadikan indeks dan
dipilih sebagai tahun dasar. Teknik tren ini sangat berguna untuk memproyeksikan
laporan keuangan di masa yang akan datang dengan menggunakan data historis.
1. Rasio Likuiditas
c. Quick Ratio atau Acid Test Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban finansial jangka pendek dengan mengunakan aktiva
lancar yang lebih likuid (Liquid Assets).
Operating Income Ratio = Penjualan Netto - HPP – Biaya Administrasi & Umum
(EBIT) / Penjualan Netto X 100%
Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah Pajak (EAT) / Penjualan Netto X 100%
e. Rate of Return Investment (ROI) atau Net Earning Power Ratio, rasio untuk
mengukur kemampuan modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk
menghasilkan pendapatan bersih.
g. Rate of Return on Net Worth atau Rate of Return for the Owners, rasio untuk
mengukur kemampuan modal sendiri diinvestasikan dalam menghasilkan
pendapatan bagi pemegang saham.
Catatan : Semakin tinggi nilai persentase Rasio Profitabilitas ini adalah adalah
semakin baik, sebaiknya Anda bisa membandingkannya dengan nilai rata-rata dari
industri sejenis di pasar.
a. Total Debt to Assets Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menjamin hutang-hutangnya dengan sejumlah aktiva yang dimilikinya.
b. Total Debt to Equity Ratio, rasio untuk mengukur seberapa besar perusahaan
dibiayai oleh pihak kreditur dibandingkan dengan equity.
Catatan : Semakin tinggi nilai persentase Rasio Solvabilitas ini adalah semakin
buruk kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka panjangnya,
maksimal nilainya adalah 200%.
a. Total Assets Turn Over, rasio untuk mengukur tingkat perputaran total aktiva
terhadap penjualan.
b. Working Capital Turn Over, rasio untuk mengukur tingkat perputaran modal
kerja bersih (Aktiva Lancar-Hutang Lancar) terhadap penjualan selama suatu
periode siklus kas dari perusahaan.
Working Capital Turn Over Ratio = Penjualan / Modal Kerja Bersih X 100%
c. Fixed Assets Turn Over, rasio untuk mengukur perbandingan antara aktiva tetap
yang dimiliki terhadap penjualan.
Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik dan menunjukkan pengelolaan
persediaan yang efisien.
e. Average Collection Period Ratio, rasio untuk mengukur berapa lama waktu yang
dibutuhkan oleh perusahaan dalam menerima seluruh tagihan dari konsumen.
f. Receivable Turn Over, rasio untuk mengukur tingkat perputaran piutang dengan
membagi nilai penjualan kredit terhadap piutang rata-rata.
Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik dan menunjukan modal kerja yang
ditanamkan dalam piutang rendah.
Analisis arus kas (cashflow analysis) terutama digunakan sebagai alat untuk
mengevaluasi sumber dan penggunaan dana. Analisis arus kas menyediakan
pandangan tentang bagaimana perusahaan memperoleh pendanaan dan
menggunakan sumber dayanya. Analisis ini juga digunakan dalam peramalan arus
kas dan bagian dari analisis likuiditas.
Salah satu analisis keuangan yang sangat penting bagi manajer keuangan,
disamping alat keuangan lainnya adalah laporan arus kas. Yang dimaksud dari
analisis ini adalah untuk mengetahui bagaimana akan digunakan dan bagaimana
kebutuhan dana tersebut akan dibelanjakan. Analisis arus kas tersebut dapat
diketahui darimana diperoleh dan untuk apa dana tersebut digunakan. Suatu laporan
yang menggambarkan darimana diperoleh dan untuk apa kas tersebut digunakan,
seiring disebut sebagai laporan arus kas.
Laporan arus kas secara langsung atau tidak langsung mencerminkan penerimaan
kas entitas yang diklasifikasikan menurut sumber-sumber utama dan pembayaran
kas yang diklasifikasikan menurut pengguna utama selama satu periode. Laporan
ini memberikan informasi yang berguna mengenai aktivitas entitas dalam
Dalam menyusun laporan arus kas terdapat 2 (dua) Metode yang digunakan yaitu :
1. Metode Langsung
Dalam Metode Langsung dilaporkan golongan penerimaan kas bruto dari aktivitas
operasi dan pengeluaran kas bruto untuk kegiatan operasi. Perbedaan antara
penerimaan kas dan pengeluaran kas dari kegiatan operasi akan dilaporkan sebagai
arus kas bersih dari aktivitas operasi. Dengan kata lain, metode langsung
mengurangkan pengeluaran kas operasi dari penerimaan kas operasi. Metode
langsung menghasilkan penyajian laporan penerimaan dan pengeluaran kas secara
ringkas.
Dalam Metode Langsung laporan arus kas juga melaporkan arus kas bersih dari
investasi operasi sebagai golongan utama dari penerimaan kas operasi (misalnya:
kas yang diterima dari pelanggan dan kas yang diterima dari bunga dan deviden)
dan pengeluaran kas (misalnya: kas yang dibayarkan kepada pemasok untuk
barang, kepada karyawan untuk jasa, kepada kreditur untuk bunga dan ke instansi
pemerintah untuk pajak).
Keunggulan utama metode ini adalah bahwa hal ini memusatkan perbedaan antara
laba bersih dan aliran kas bersih dari aktivitas operasi. Arus kas bersih dari aktivitas
operasi ditentukan dengan menyesuaikan laba atau rugi bersih dari pengaruh :
a. Perubahan persediaan dan piutang usaha serta hutang usaha selama periode
berjalan.
b. Pos bukan kas, seperti: penyusutan, penyisihan, pajak yang ditangguhkan,
keuntungan dan kerugian valuta asing yang belum direalisasi, laba perusahaan
asosiasi yang belum dibagikan dan hak minoritas dalam rugi konsolidasi /
perbandingan.
Arus kas bersih dari aktivitas operasi dapat dilaporkan (tidak langsung) dengan
menyajikan pendapatan dengan beban yang diungkapkan dalam laporan laba rugi
serta perubahan dalam persediaan, piutang usaha dan hutang usaha selama periode
tertentu. Sedangkan dengan cara pelaporan arus kas bentuk investasi dan pendanaan
pada kedua metode, baik langsung maupun tidak langsung adalah sama. Jadi yang
berbeda adalah metode pelaporan arus kas untuk kegiatan operasi perusahaan.
Metode tidak langsung juga memberikan informasi keuangan dalam penentuan laba
/ rugi yang menggunakan metode akrual basis, dimana metode ini merupakan
petunjuk yang salah dalam penilaian atas arus kas dari operasi. Jika perusahaan
terus memakai metode tidak langsung, maka harus ada pengungkapan yang terpisah
mengenai perubahan-perubahan dalam perkiraan piutang, persediaan barang,
investasi, biaya yang dibayar dimuka dan perkiraan aktiva lancar lainnya. Perkiraan
hutang dagang, gaji, sewa dan perkiraan hutang lancar lainnya untuk menentukan
jumlah bersih perubahan kas dari kegiatan operasi dalam waktu hendak
menyesuaikan pendapatan bersih dengan penerimaan dan pengeluaran bersih dari
kegiatan operasi.
Valuasi merupakan hasil penting dari dari berbagai jenis analisis bisnis dan laporan
keuangan. Valuasi biasanya mengacu pada estimasi nilai intrinsik sebuah
perusahaan atau sahamnya. Dasar valuasi adalah teori nilai sekarang (present value
theory). Teori ini menyatakan bahwa “nilai utang atau efek ekuitas (atau untuk
masalah ini, segala aset) sama dengan jumlah seluruh hasil yang diharapkan dari
efek di masa depan yang di diskontokan ke saat ini dengan menggunakan tingkat
diskonto yang tepat”. Teori ini sekarang menggunakan konsep nilai waktu dari
uang (time value of money)-yang secara sederhana menyatakan bahwa sebuah
entitas lebih menyukai konsumsi saat ini dari pada konsumsi di masa
depan.Sehingga, untuk menilai sebuah efek, investor memerlukan dua buah
informasi : (1) hasil masa depan yang diharapkan di masa depan sepanjang umur
efek, dan (2) tingkat diskonto.
Valuasi Utang
Nilai efek sama dengan nilai sekarang hasil di masa depan yang didiskontokan pada
tingkat yang tepat. Hasil masa depan dari obligasi adalah pembayaran pokok dan
bunganya. Perhitungan untuk mencari nilai obligasi adalah sebagai berikut
I
t+1 It+1 It+1 I t+n F
Bt = (I+r) 1 + (I+r)2 + (I+r)3 + ......... + (I+r)n + (I+r)n
R adalah tingkat bunga (tingkat imbal hasil hingga jatuh tempo – Yield to
maturity).
Saat akan menilai obligasi, kita harus tentukan hasil yang diharapkan berdasarkan
faktor – faktor seperti tingkat bunga kini, inflasi yang diharapklan, dan risiko gagal
bayar.
Valuasi Ekuitas
Dasar penilaian ekuitas seperti penilaian utang,yaitu nilai sekarang hasil di masa
depan yang didiskontokan pada tingkat yang tepat. Dalam valuasi ekuitas, investor
tidak memiliki klaim atas hasil yang ditentukan sebelumnya, melainkan investor
mencari dua hasil, yaitu pembayaran deviden dan peningkatan modal. Karena
peningkatan modal menunjukkan perubahan nilai ekuitas.
Dimana, Dt+n adalah deviden dalam periode t+n, dan k adalah biaya modal.
Model arus kas bagi ekuitas (free cash flow to equity model) yang menghitung nilai
ekuitas pada waktu t dengan mengganti deviden yang diharapkan dengan arus kas
bebas yang diharapkan oleh ekuitas :
Dimana, FCFE t + n adalah arus kas bebas bagi ekuitas pada periode t+n, dan k k
adalah biaya modal. Sedangkan arus kas bebas adalah arus kas dari operasi
dikurangi pengeluaran modal dan penyesuaian untuk perubahan utang.
Model laba sisa (residual income model) yang menghitung nilai perusahaan
dengan mengan variabel akuntansi, dengan mendefinisikan nilai ekuitas pada waktu
t sebagai jumlah nilai buku kini dan nilai sekarang seluruh laba sisa yang
diharapkan di masa depan :
E(RI
t+1 ) E(RIt+1 ) E(RIt+1 )
Vt = BVt + (1+k)1 + (1+k)1
+ (1+k)1
+ …….
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
https://www.academia.edu/9550669/Tinjauan_Analisis_Laporan_Keuangan
https://klc.kemenkeu.go.id/analisis-laporan-keuangan-metode-valuasi/
https://kelasekonomika.blogspot.com/2017/11/analisis-arus-kas-cash-flow-
analysis.html
1. SUSILAWATI (41152020160012)
Q: Pada analisis rasio profitabilitas, apakah jika kita mau menganalisis laporan
keuangan, semua formula analisis tersebut digunakan?
A: Menurut kami, alangkah lebih baik jika semua formula digunakan, tetapi
kembali lagi kepada keperluan pihak manajemen. Apakah manajemen
membutuhkan info seperti profit yang didapatkan sudah cukup optimal atau
belum, atau apakah masih ada biaya – biaya lain yang masih bisa
diminimalisasikan atau tidak, dan lain hal sebagainya. Dalam Analisis
Profitabilitas sendiri bertujuan mengukur efisiensi aktivitas perusahaan dan
kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan. Jadi, melalui rasio ini,
perusahaan dapat mengetahui apakah kebijakan atau strategi yang sudah
dijalankan perusahaan saat ini sudah cukup maksimal atau belum.
A: Tidak mutlak, investor bisa juga melihat dari segi operasional manajemen
perusahaan nya. Seperti menilai kinerja manajerial, ataupun layanan konsumen
yang diberikan. Sehingga investor dapat menyimpulkan mengenai
keberlangsungan perusahaan tersebut di masa yang akan datang. Tetapi pada
umumnya, agar lebih akurat untuk memprediksi keberhasilan suatu perusahaan,
yaitu dengan menganalisis laporan keuangan, sesuai data apa yang ingin
diperoleh oleh investor itu sendiri.
A: Jika kita melihat ke rumus rasio profitabilitas maka akan disimpulkan bahwa
penjualan bisa digunakan untuk menganalisis keduanya yakni Gross Profit Margin
danNet Profit Margin .
A:Analisis laporan keuangan common size menganalisis neraca dan laporan laba
rugi dengan menggunakan persentase. Dalam analisis common size, semua akun
laporan laba rugi dinyatakan sebagai persentase penjualan. Semua akun neraca
dinyatakan sebagai persentase dari total aset. Misalnya, jika pada laporan laba rugi,
setiap akun baris dibagi dengan penjualan, maka di neraca, setiap akun baris dibagi
dengan total aset. Jenis analisis ini memungkinkan manajer keuangan untuk melihat
laporan laba rugi dan neraca dalam format persentase yang mudah ditafsirkan,
karena lebih mudah membuat perbandingan menggunakan persentase daripada
angka absolut.