Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

PENGANTAR ANALISIS
LAPORAN KEUANGAN

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas :


Mata Kuliah : Analisis Laporan Keuangan
Dosen Pengajar : Tamy Ali Januarty, S.E., M.M
Disusun Oleh :
Kelas : VII AKC
Kelompok : 1 (Satu)
Anggota :

1. Dian Herdiansyah 41152020160018


2. Resita Sari 41152020160154

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS LANGLANGBUANA
Jl. Karapitan No. 116 Bandung 40261
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang tiada hentinya
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam
kepada junjungan Nabi Muhammad SAW sehingga Penulis dapat selesai tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Analisis Laporan Keuangan mengenai pembahasan “Pengantar
Analisis Laporan Keuangan ”

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua


pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan, bimbingan dan arahan dalam
penyelesian penulisan makalah ini.

Dalam makalah ini, penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu segala saran dan kritik guna perbaikan dan kesempurnaan sangat kami nantikan.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca pada
umumnya.

Bandung, Oktober 2019

Penulis

Analisis Laporan Keuangan – Pengantar Analisis Laporan Keuangan | 1


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. 1

DAFTAR ISI ............................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 3

1.1 Latar Belakang 3


1.2 Tujuan Makalah 5

BAB II TINJAUAN TEORI .................................................................................... 6

2.1 Analisis Laporan Keuangan Komparatif 5


2.2 Analisis Laporan Keuangan Common Size 7
2.3 Analisis Rasio 8
2.4 Analisis Arus Kas 15
2.5 Valuasi 18

BAB III PENUTUP ................................................................................................22

3.1 Kesimpulan 22

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................23

Analisis Laporan Keuangan – Pengantar Analisis Laporan Keuangan | 2


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Analisis laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan
bagian penting dari analisis bisnis yang lebih luas. Manajemen keuangan sangat
berpengaruh terhadap kelangsungan kegiatan dan eksistensi suatu perusahaan serta
berpengaruh pula pada setiap individu yang ada dalam perusahaan tersebut. Oleh
karena itu, seorang manajer keuangan dituntut untuk dapat menjalankan manajemen
keuangan dengan baik, hal ini dilakukan agar perusahaan dapat melaksanakan
kegiatan operasional perusahaan dengan lebih efektif dan efisien, sehingga
perusahaan dapat mengembangkan dan mempertahankan aktivitas serta keberadaan
perusahaan.
Selain manajemen yang baik, dalam suatu perusahaan juga memerlukan
analisis terhadap laporan keuangan untuk mengetahui kemampuan perusahaan
dalam mengatasi masalah-masalah keuangan perusahaan serta mengambil
keputusan yang cepat dan tepat. Melalui analisis laporan keuangan, manajemen
dapat mengetahui posisi keuangan, kinerja keuangan dan kekuatan keuangan
(financial strength) yang dimiliki perusahaan. Selain berguna bagi perusahaan dan
manajemennya, analisis laporan keuangan juga diperlukan oleh pihak-pihak yang
berkepentingan lain seperti kreditor, investor dan pemerintah untuk menilai kondisi
keuangan perusahaan dan perkembangan dari perusahaan tersebut.
Menganalisis sebuah laporan keuangan perusahaan merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dan penting dari analisis bisnis (business analysis) yang berguna
untuk pengambilan keputusan bisnis seperti memilih investasi dalam efek (surat
berharga atau sekuritas) atau efek utang, memilih perpanjangan pinjaman dengan
utang jangka pendek atau hutang jangka panjang, menilai perusahaan dalam
penawaran saham perdana (initial public offering – IPO), dan mengevaluasi
restrukturisasi yang meliputi merger, akuisisi, dan divestasi. Analisis laporan

Analisis Laporan Keuangan – Pengantar Analisis Laporan Keuangan | 3


keuangan akan mengurangi ketergantungan pada firasat, tebakan, dan intuisi dalam
pengambilan keputusan, serta mengurangi ketidakpastian analisis bisnis.
Oleh karena itu untuk mengenalkan laporan keuangan dan menjelaskan
bagaimana laporan tersebut mencerminkan aktivitas bisnis maka dijelaskan
beberapa alat dan teknik analisis laporan keuangan serta mengaplikasikannya dalam
analisis awal. Selain itu juga ditunjukkan bagaimana analisis bisnis membantu
memahami prospek dan peran lingkuangan bisnis serta strategi dalam analisis
laporan keuangan.

1.2 Tujuan Makalah


Makalah ini dibuat dengan tujuan : Memahami tentang alat analisis – analisis rasio
meliputi :
1. Analisis Laporan Keuangan Komparatif
2. Analisis Laporan Keuangan Common Size
3. Analisis Rasio
4. Analisis Arus Kas
5. Valuasi

Analisis Laporan Keuangan – Pengantar Analisis Laporan Keuangan | 4


BAB II

TINJAUAN TEORI DAN PEMBAHASAN

2.1 Analisis Laporan Keuangan Komparatif


Langkah awal yang baik didalam melakukan analisis laporan keuangan
adalah dengan menyajikan laporan keuangan secara komparatif, misalnya untuk
dua atau tiga tahun atau lebih. Dengan penyajian laporan keuangan seperti ini akan
adapat diperoleh gambaran mengenai pergerakan dan kecenderungan serta
memberikan petunjuk yang berharga didal rangka memprediksi masa datang.

Pembandingan laporan keuangan untuk dua atau tiga periode dapat


dilakukan dengan menghitung perubahan dari tahun ke tahun, baik dalam jumlah
absolute (rupiah) maupun dengan prosentase. Didalam perbandingan laporan
keuangan, perubahan baik dalam absolute (rupiah) maupun prosentase, keduanya
harus dipertimbangkan. Hal ini disebabkan karena ukuran rupiah dari dasar yang
berbeda, yang digunakan untuk menghitung perubahan prosentase dapat
mengakibatkan perubahan prosentase yang besar, melebihi porsinya. Sebagai
contoh, suatu perubahan sebesar 20% dari satu angka Rp 1 juta adalah jauh lebih
tidak ada artinya dibandingkan dengan perubahan yang sama dari angka Rp 100
juta.

Perbandingan Laporan Keuangan

Dengan Comparative Balance Sheet atau memperbandingkan Neraca yang


menunjukkan aset, Hutang serta Modal perusahaan pada dua tanggal atau lebih
akan dapat diketahui perubahan-perubahan :

• Laba atau rugi yang bersifat operasionil maupun insidentil

• Diperolehnya Aset maupun perubahan bentuk Aset

• Timbulnya atau lunasnya hutang maupun perubahan bentuk hutang yang satu ke
hutang lainnya

Analisis Laporan Keuangan – Pengantar Analisis Laporan Keuangan | 5


• Pengeluaran atau pembayaran atau penarikan modal saham (penambahan atau
pengurangan modal)

Dalam membuat perbandingan antara berbagi laporan keuangan biasanya


aktiva tertentu seperti aktiva tidak berwujud (goodwill, hak patent, hak pengarang,
dll) dan biaya yang ditangguhkan tidak diikutsertakan, karena sering tidak
komparabel. Hal ini disebabkan masing-masing perusahaan mempunyai ciri-ciri
khas mengenai aktiva tersebut.

Dalam membandingkan laporan keuangan dapat digunakan 2 jenis sumber


data ;

• Mempergunakan laporan keuangan dari satu perusahaan untuk beberapa tahun

• Membandingkan laporan keuangan dari beberapa perusahaan untuk tahun yang


sama, misalnya tahun 2010 saja.

Langkah-langkah dalam menganalisis neraca :

1. Analisis terhadap perubahan jumlah totalnya (misalnya perubahan jumlah aktiva)

2. Analisis terhadap peruabhan subtotalnya (misalnya perubahan aktiva lancar,


hutang lancar, aktiva tetap dan peruabahn subtotal lainnya)

3. Analisis terhadap peruabahan-perubahan yang terjadi di dalam masing-masing


pos.

Laporan laba rugi yang diperbandingkan menunjukkan penghasilan, biaya, laba,


atau rugi bersih dari hasil operasi perusahaan dalam dua periode atau lebih.

Keuntungan utama diketahuinya kenaikkan atau penurunan adalah bahwa


perubahan yang besar akan terlihat denganjelas, dan dapat segera diadakan
penyelidikan atau analisis lebih lanjut dan menunjukkan sampai seberapa jauh
perkembangan keadaan keuangan perusahaan dari hasil-hasil yang telah dicapai.

Dengan membandingkan atau menghubungakan antara perubahan yang satu dengan


perubahan lainnya akan dapat ditarik kesimpulan megenai perubahan kondisi
keuangan dan kinerja perusahaan.

Analisis Laporan Keuangan – Pengantar Analisis Laporan Keuangan | 6


Tahun Perbandingan

Apabila Laporan keuangan yang dibandingkan lebih dari dua periode atau tahun
maka digunakan tahun pembanding/dasar dengan cara :

– Tahun awal digunakan sebagai tahun pembanding

– Perbandingan dilakukan dengan data dari tahun sebelumnya

– Dasar pembandingnya adalah rata-rata dari jumlah kumulatif seluruh periode


yang bersangkutan

2.2 Analisis Laporan Keuangan Common-Size

Merupakan laporan keuangan yang dinyatakan dengan prosentase, karena tiap


komponen atau pos dinyatakan dalam persentase.

Metode dengan merubah jumlah rupiah menjadi prosentase dilakukan sebagai


berikut :

• Nyatakan total aset, total passiva serta total penjualan netto masing-masing
dengan 100%

• Hitunglah ratio dari tiap tiap pos atau komponen dalam laporan tersebut dengan
cara membagi rupiah dari masing-masing pos aktiva dengan total aktivanya, pos
pasiva dengan total pasiva nya dan pos rugi laba dengan total penjualan; dikalikan
100%

Evaluasi Common Size Statement

a. Laporan prosentase per komponen menunjukkan prosentase dari total Aktiva


yang telah ditanamkan dalam masing-masing jenis Aktiva.

Dengan membandingkan rata-rata industri sebagai keseluruhan dari perusahaan


sejenis, maka dapat diketahui apakah perusahaan tersebut Over investment atau
Under Investment, sehingga dapat dilakukan kebijakan perusahan yang lebih
favorable.

Analisis Laporan Keuangan – Pengantar Analisis Laporan Keuangan | 7


b. Menunjukkan pula distribusi dari Hutang dan Modal, sumber-sumber dana yang
di investasikan dalam aktiva tersebut sehinga dapat diketahui kemampuan
perusahaan untuk memperoleh kredit dari pihak luar.

c. Prosentase per komponen yang terdapat dalam Neraca merupakan prosentase


per komponen terhadap total Aktiva, sehingga perbandingan horizontal hanya akan
menunjukkan trend of relationship tidak menunjukkan perubahan absolut.

d. Prosentase per komponen dalam hubungannya dengan laporan Laba Rugi,


menunjukkan jumlah atau prosentase dari penjualan netto yang diserap tiap-tiap
individu biaya dan prosentase yang masih tersedia untuk income. Oleh karenanya
Common Size Statement banyak digunakan dalam hubungannya dengan Income
Statement sedangkan untuk Neraca tidak banyak digunakan.

Dalam upaya perbandingan ini kita harus memiliki standard sebagai ukuran lain
yang dijadikan untuk membandingkan laporan yang kita miliki. Tanpa standar
pembanding itu kita tidak akan dapat menilai keadaan atau posisi perusahaan yang
dinilai. Dalam melakukan perbandingan ini perlu diyakinkan bahwa:

1. Standar penyusunan laporan keuangan harus sama.

2. Size dari perusahaan yang dibandingkan harus diperhatikan bukan berarti harus
sama.

3. Periode laporan yang dibandingkan harus sama khususnya untuk laporan laba
rugi dan komponennya. Tidak diperkenankan laporan Laba/Rugi satu tahun
dibandingkan dengan laporan Laba Rugi satu semester.

2.3 Analisis Rasio

Analisis Rasio Keuangan atau Financial Ratio adalah merupakan suatu alat
analisa yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan
berdasarkan data perbandingan masing-masing pos yang terdapat di laporan
keuangan seperti Laporan Neraca, Rugi / Laba, dan Arus Kas dalam periode
tertentu.

Analisis Laporan Keuangan – Pengantar Analisis Laporan Keuangan | 8


Analisis Data Laporan Keuangan dilakukan dengan menganalisa masing - masing
pos yang terdapat di dalam laporan keuangan dalam bentuk rasio posisi keuangan
dengan tujuan agar dapat memaksimalkan kinerja perusahaan untuk masa yang
akandatang.

Setiap tutup periode akhir bulan biasanya accounting menyiapakan dan menyusun
Laporan Keuangan yang terdiri dari Laporan Neraca, Rugi Laba, Arus Kas,
Perubahan Modal, dan Laporan tersebut diserahkan ke pimpinan perusahaan. Hal
umum yang biasa terjadi adalah mereka hanya fokus terhadap Laporan Laba Rugi,
namun ada hal yang lebih penting yang perlu disajikan dalam penyampaian laporan
ini yaitu mengenai Analisis Laporan Keuangan.

Metode dan Teknik Analisis Rasio Keuangan Perusahaan

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa


dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

1. Metode Analisa Pertumbuhan

Tehnik analisa yang disusun dengan membandingkan kenaikan atau penurunan


posisi laporan keuangan pada suatu periode tertentu dengan periode lainnya dari
masing-masing pos yang terdapat di dalam laporan keuangan tersebut dengan
menggunakan nilai persentase.

Data yang disajikan bisa dengan membandingkan kenaikan atau penurunan masing-
masing pos laporan keuangan bulan lalu dengan bulan sekarang, atau periode Year
to Date periode yang sama tahun lalu dengan sekarang.

2. Metode Trend dan Indeks

Teknik analisa hampir sama dengan Metode Analisa Pertumbuhan namun angka
pembanding adalah laporan keuangan periode tertentu yang dijadikan indeks dan
dipilih sebagai tahun dasar. Teknik tren ini sangat berguna untuk memproyeksikan
laporan keuangan di masa yang akan datang dengan menggunakan data historis.

Analisis Laporan Keuangan – Pengantar Analisis Laporan Keuangan | 9


3. Metode Analisis Rasio

Teknik analisis dengan membandingkan masing-masing pos laporan keuangan yang


relevan atau data yang signifikan.

Analisis Rasio Laporan Keuangan Perusahaan

Analisa rasio keuangan yang biasa digunakan adalah:

1. Rasio Likuiditas

Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kemampuan


finansialnya dalam jangka pendek.

Ada beberapa jenis rasio likuiditas antara lain :

a. Current Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar


kewajiban finansial jangka pendek dengan mengunakan aktiva lancar.

Rumus menghitung Current Ratio:

Current Ratio = Aktiva Lancar / Hutang Lancar X 100%

b. Cash Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar


kewajiban finansial jangka pendek dengan mengunakan kas yang tersedia dan
berikut surat berharga atau efek jangka pendek.

Rumus menghitung Cash Ratio:

Cash Ratio = Kas + Efek / Hutang Lancar X 100%

c. Quick Ratio atau Acid Test Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban finansial jangka pendek dengan mengunakan aktiva
lancar yang lebih likuid (Liquid Assets).

Rumus menghitung Quick Ratio:

Quick Ratio = Kas + Efek + Piutang / Hutang Lancar X 100%

Analisis Laporan Keuangan – Pengantar Analisis Laporan Keuangan | 10


Catatan : Nilai ideal dari ketiga analisa rasio likuiditas ini ini adalah minimum
sebesar 150%, semakin besar adalah semakin baik dan perusahaan dalam kondisi
sehat.

2. Rasio Profitabilitas atau Rentabilitas

Rasio untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba


dalam hubungannya dengan nilai penjualan, aktiva, dan modal sendiri.

Ada beberapa jenis rasio profitabilitas antara lain :

a. Gross Profit Margin, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam


mendapatkan laba kotor dari penjualan.

Rumus menghitung Gross Profit Margin:

Gross Profit Margin = Penjualan Netto - HPP / Penjualan Netto X 100%

b. Operating Income Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam


mendapatkan laba operasi sebelum bunga dan pajak dari penjualan.

Rumus menghitung Operating Income Ratio:

Operating Income Ratio = Penjualan Netto - HPP – Biaya Administrasi & Umum
(EBIT) / Penjualan Netto X 100%

c. Net Profit Margin, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam


mendapatkan laba bersih dari penjualan.

Rumus menghitung Net Profit Margin:

Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah Pajak (EAT) / Penjualan Netto X 100%

d. Earning Power of Total Investment, rasio untuk mengukur kemampuan


perusahaan dalam mengelola modal yang dimiliki yang diinvestasikan dalam

Analisis Laporan Keuangan – Pengantar Analisis Laporan Keuangan | 11


keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi investor dan pemegang
saham.

Rumus menghitung Earning Power of Total Investment:

Earning Power of Total Investment = EBIT / Jumlah Aktiva X 100%

e. Rate of Return Investment (ROI) atau Net Earning Power Ratio, rasio untuk
mengukur kemampuan modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk
menghasilkan pendapatan bersih.

Rumus menghitung Rate of Return Investment (ROI):

Rate of Return Investment (ROI) = EAT / Jumlah Aktiva X 100%

f. Return on Equity (ROE), rasio untuk mengukur kemampuan equity untuk


menghasilkan pendapatan bersih.

Rumus menghitung Return on Equity (ROE):

Return on Equity (ROE) = EAT / Jumlah Equity X 100%

g. Rate of Return on Net Worth atau Rate of Return for the Owners, rasio untuk
mengukur kemampuan modal sendiri diinvestasikan dalam menghasilkan
pendapatan bagi pemegang saham.

Rumus menghitung Rate of Return on Net Worth:

Rate of Return on Net Worth = EAT / Jumlah Modal Sendiri X 100%

Catatan : Semakin tinggi nilai persentase Rasio Profitabilitas ini adalah adalah
semakin baik, sebaiknya Anda bisa membandingkannya dengan nilai rata-rata dari
industri sejenis di pasar.

Analisis Laporan Keuangan – Pengantar Analisis Laporan Keuangan | 12


3. Rasio Solvabilitas atau Leverage Ratio

Rasio untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memenuhi semua


kewajiban finansial jangka panjang.

Ada beberapa jenis rasio Solvabilitas antara lain :

a. Total Debt to Assets Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menjamin hutang-hutangnya dengan sejumlah aktiva yang dimilikinya.

Rumus menghitung Total Debt to Assets Ratio:

Total Debt to Assets Ratio = Total Hutang / Total Aktiva X 100%

b. Total Debt to Equity Ratio, rasio untuk mengukur seberapa besar perusahaan
dibiayai oleh pihak kreditur dibandingkan dengan equity.

Rumus menghitung Total Debt to Equity Ratio:

Total Debt to Assets Ratio = Total Hutang / Modal Sendiri X 100%

Catatan : Semakin tinggi nilai persentase Rasio Solvabilitas ini adalah semakin
buruk kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka panjangnya,
maksimal nilainya adalah 200%.

4. Rasio Aktifitas atau Activity Ratio

Rasio untuk mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan sumber


daya yang dimilikinya.

Ada beberapa jenis rasio aktifitas antara lain :

a. Total Assets Turn Over, rasio untuk mengukur tingkat perputaran total aktiva
terhadap penjualan.

Rumus menghitung Total Assets Turn Over Ratio:

Analisis Laporan Keuangan – Pengantar Analisis Laporan Keuangan | 13


Total Assets Turn Over Ratio = Penjualan / Total Aktiva X 100%

b. Working Capital Turn Over, rasio untuk mengukur tingkat perputaran modal
kerja bersih (Aktiva Lancar-Hutang Lancar) terhadap penjualan selama suatu
periode siklus kas dari perusahaan.

Rumus menghitung Working Capital Turn Over Ratio:

Working Capital Turn Over Ratio = Penjualan / Modal Kerja Bersih X 100%

c. Fixed Assets Turn Over, rasio untuk mengukur perbandingan antara aktiva tetap
yang dimiliki terhadap penjualan.

Rasio ini berguna untuk mengevaluasi seberapa besar tingkat kemampuan


perusahaan dalam memanfaatkan aktivatetap yang dimiliki secara efisien dalam
rangka meningkatkan pendapatan.

Rumus menghitung Fixed Assets Turn Over Ratio:

Fixed Assets Turn Over Ratio = Penjualan / Aktiva Tetap X 100%

d. Inventory Turn Over, rasio untuk mengukur tingkat efisiensi pengelolaan


perputaran persediaan yang dimiliki terhadap penjualan.

Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik dan menunjukkan pengelolaan
persediaan yang efisien.

Rumus menghitung Inventory Turn Over Ratio:

Inventory Turn Over Ratio = Penjualan / Persediaan X 100%

e. Average Collection Period Ratio, rasio untuk mengukur berapa lama waktu yang
dibutuhkan oleh perusahaan dalam menerima seluruh tagihan dari konsumen.

Analisis Laporan Keuangan – Pengantar Analisis Laporan Keuangan | 14


Rumus menghitung Average Collection Period Ratio:

Average Collection Period Ratio = Piutang X 365 / Penjualan X 100%

f. Receivable Turn Over, rasio untuk mengukur tingkat perputaran piutang dengan
membagi nilai penjualan kredit terhadap piutang rata-rata.

Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik dan menunjukan modal kerja yang
ditanamkan dalam piutang rendah.

Rumus menghitung Receivable Turn Over Ratio:

Receivable Turn Over Ratio = Penjualan / Piutang Rata-Rata X 100%

2.4 Analisis Arus Kas

Analisis arus kas (cashflow analysis) terutama digunakan sebagai alat untuk
mengevaluasi sumber dan penggunaan dana. Analisis arus kas menyediakan
pandangan tentang bagaimana perusahaan memperoleh pendanaan dan
menggunakan sumber dayanya. Analisis ini juga digunakan dalam peramalan arus
kas dan bagian dari analisis likuiditas.

Salah satu analisis keuangan yang sangat penting bagi manajer keuangan,
disamping alat keuangan lainnya adalah laporan arus kas. Yang dimaksud dari
analisis ini adalah untuk mengetahui bagaimana akan digunakan dan bagaimana
kebutuhan dana tersebut akan dibelanjakan. Analisis arus kas tersebut dapat
diketahui darimana diperoleh dan untuk apa dana tersebut digunakan. Suatu laporan
yang menggambarkan darimana diperoleh dan untuk apa kas tersebut digunakan,
seiring disebut sebagai laporan arus kas.
Laporan arus kas secara langsung atau tidak langsung mencerminkan penerimaan
kas entitas yang diklasifikasikan menurut sumber-sumber utama dan pembayaran
kas yang diklasifikasikan menurut pengguna utama selama satu periode. Laporan
ini memberikan informasi yang berguna mengenai aktivitas entitas dalam

Analisis Laporan Keuangan – Pengantar Analisis Laporan Keuangan | 15


menghasilkan kas mengenai aktivitas keuangannya dan mengenai investasi atau
pengeluaran kasnya.

Dalam menyusun laporan arus kas terdapat 2 (dua) Metode yang digunakan yaitu :
1. Metode Langsung
Dalam Metode Langsung dilaporkan golongan penerimaan kas bruto dari aktivitas
operasi dan pengeluaran kas bruto untuk kegiatan operasi. Perbedaan antara
penerimaan kas dan pengeluaran kas dari kegiatan operasi akan dilaporkan sebagai
arus kas bersih dari aktivitas operasi. Dengan kata lain, metode langsung
mengurangkan pengeluaran kas operasi dari penerimaan kas operasi. Metode
langsung menghasilkan penyajian laporan penerimaan dan pengeluaran kas secara
ringkas.

Dalam Metode Langsung laporan arus kas juga melaporkan arus kas bersih dari
investasi operasi sebagai golongan utama dari penerimaan kas operasi (misalnya:
kas yang diterima dari pelanggan dan kas yang diterima dari bunga dan deviden)
dan pengeluaran kas (misalnya: kas yang dibayarkan kepada pemasok untuk
barang, kepada karyawan untuk jasa, kepada kreditur untuk bunga dan ke instansi
pemerintah untuk pajak).

Keunggulan utama dari metode langsung adalah metode ini memperlihatkan


laporan penerimaan dan pengeluaran kas lebih konsisten dengan tujuan suatu
laporan arus kas. Disamping itu, metode langsung ini lebih mudah dimengerti dan
memberikan informasi yang lebih banyak dalam mengambil keputusan.
Dengan metode langsung informasi mengenai kelompok utama penerimaan kas
bruto dan pengeluaran kas bruto dapat diperoleh dengan:
a. Adanya catatan akuntansi perusahaan.
b. Menyesuaikan penjualan, beban pokok penjualan dan pos-pos lain dalam laporan
laba rugi mengenai:
1) Perubahan persediaan, piutang usaha dan hutang dagang selama periode berjalan.

Analisis Laporan Keuangan – Pengantar Analisis Laporan Keuangan | 16


2) Pos bukan kas lainnya.
3) Pos lainnya yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan.

2. Metode Tidak Langsung


Dalam Metode Tidak Langsung, pengaruh dari semua penangguhan penerimaan
dan pengeluaran kas di masa lalu dan semua akurat dari penerimaan kas dan
pengeluaran kas yang diharapkan pada masa yang akan datang dihilangkan dan laba
bersih yang diperhitungkan laba rugi. Penyediaan ini dilakukan dengan
menambahkan pos-pos yang tidak memerlukan pengeluaran kas kembali ke laba
bersih serta penambahan dan pengurangan kenaikan maupun penurunan hutang dan
piutang.

Keunggulan utama metode ini adalah bahwa hal ini memusatkan perbedaan antara
laba bersih dan aliran kas bersih dari aktivitas operasi. Arus kas bersih dari aktivitas
operasi ditentukan dengan menyesuaikan laba atau rugi bersih dari pengaruh :
a. Perubahan persediaan dan piutang usaha serta hutang usaha selama periode
berjalan.
b. Pos bukan kas, seperti: penyusutan, penyisihan, pajak yang ditangguhkan,
keuntungan dan kerugian valuta asing yang belum direalisasi, laba perusahaan
asosiasi yang belum dibagikan dan hak minoritas dalam rugi konsolidasi /
perbandingan.

Arus kas bersih dari aktivitas operasi dapat dilaporkan (tidak langsung) dengan
menyajikan pendapatan dengan beban yang diungkapkan dalam laporan laba rugi
serta perubahan dalam persediaan, piutang usaha dan hutang usaha selama periode
tertentu. Sedangkan dengan cara pelaporan arus kas bentuk investasi dan pendanaan
pada kedua metode, baik langsung maupun tidak langsung adalah sama. Jadi yang
berbeda adalah metode pelaporan arus kas untuk kegiatan operasi perusahaan.

Lembaga keuangan mempunyai keinginan yang kuat terhadap metode tidak


langsung karena menurut anggapan mereka metode ini lebih informatif. Meskipun

Analisis Laporan Keuangan – Pengantar Analisis Laporan Keuangan | 17


lembaga keuangan yang menghendaki agar debiturnya menyusun laporan arus kas
perusahaannya dengan metode langsung namun debiturnya tidak dapat begitu saja
memenuhi keinginan kreditur, karena baginya lebih bermanfaat penggunaan
metode tidak langsung ini mampu menggambarkan arus kas bersih dari kegiatan
operasi juga pendekatan ini dapat lebih menarik perhatian dengan penyesuaian yang
kompleks.

Metode tidak langsung juga memberikan informasi keuangan dalam penentuan laba
/ rugi yang menggunakan metode akrual basis, dimana metode ini merupakan
petunjuk yang salah dalam penilaian atas arus kas dari operasi. Jika perusahaan
terus memakai metode tidak langsung, maka harus ada pengungkapan yang terpisah
mengenai perubahan-perubahan dalam perkiraan piutang, persediaan barang,
investasi, biaya yang dibayar dimuka dan perkiraan aktiva lancar lainnya. Perkiraan
hutang dagang, gaji, sewa dan perkiraan hutang lancar lainnya untuk menentukan
jumlah bersih perubahan kas dari kegiatan operasi dalam waktu hendak
menyesuaikan pendapatan bersih dengan penerimaan dan pengeluaran bersih dari
kegiatan operasi.

2.5 Model Penilaian(Valuasi)

Valuasi merupakan hasil penting dari dari berbagai jenis analisis bisnis dan laporan
keuangan. Valuasi biasanya mengacu pada estimasi nilai intrinsik sebuah
perusahaan atau sahamnya. Dasar valuasi adalah teori nilai sekarang (present value
theory). Teori ini menyatakan bahwa “nilai utang atau efek ekuitas (atau untuk
masalah ini, segala aset) sama dengan jumlah seluruh hasil yang diharapkan dari
efek di masa depan yang di diskontokan ke saat ini dengan menggunakan tingkat
diskonto yang tepat”. Teori ini sekarang menggunakan konsep nilai waktu dari
uang (time value of money)-yang secara sederhana menyatakan bahwa sebuah
entitas lebih menyukai konsumsi saat ini dari pada konsumsi di masa
depan.Sehingga, untuk menilai sebuah efek, investor memerlukan dua buah
informasi : (1) hasil masa depan yang diharapkan di masa depan sepanjang umur
efek, dan (2) tingkat diskonto.

Analisis Laporan Keuangan – Pengantar Analisis Laporan Keuangan | 18


Secara sederhana model valuasi diaplikasikan pada efek obligasi, di mana hasil
masa depan obligasi adalah pembayaran pokok dan bunganya, dengan tingkat
diskonto obligasi adalah bunga yang berlaku (atau yield to matury). Sedangkan
hasil masa depan saham adalah deviden dan peningkatan modal, dengan tingkat
diskontonya adalah biaya modal yang telah disesuaikan untuk risisko (atau disebut
tingkat pengembalian yang diharapkan – expected rate of return).

Valuasi Utang

Nilai efek sama dengan nilai sekarang hasil di masa depan yang didiskontokan pada
tingkat yang tepat. Hasil masa depan dari obligasi adalah pembayaran pokok dan
bunganya. Perhitungan untuk mencari nilai obligasi adalah sebagai berikut

I
t+1 It+1 It+1 I t+n F
Bt = (I+r) 1 + (I+r)2 + (I+r)3 + ......... + (I+r)n + (I+r)n

Dimana, It+n adalah pembayan bunga dalam periode t+n,

F adalah pembayaran pokok (biasanya nilai normal uang), dan

R adalah tingkat bunga (tingkat imbal hasil hingga jatuh tempo – Yield to
maturity).

Saat akan menilai obligasi, kita harus tentukan hasil yang diharapkan berdasarkan
faktor – faktor seperti tingkat bunga kini, inflasi yang diharapklan, dan risiko gagal
bayar.

Valuasi Ekuitas

Dasar penilaian ekuitas seperti penilaian utang,yaitu nilai sekarang hasil di masa
depan yang didiskontokan pada tingkat yang tepat. Dalam valuasi ekuitas, investor
tidak memiliki klaim atas hasil yang ditentukan sebelumnya, melainkan investor
mencari dua hasil, yaitu pembayaran deviden dan peningkatan modal. Karena
peningkatan modal menunjukkan perubahan nilai ekuitas.

Sedangkan untuk rumus valuasi ekuitas menggunakan dividen yang diharapkan


(expected), bukan dividen yang sebenarnya (actual). Penggunaan dividen yang
diharapkan ini karena dividen di masa depan tidak dapat ditentukan. Oleh karena

Analisis Laporan Keuangan – Pengantar Analisis Laporan Keuangan | 19


itu, sebagai alternatif digunakan penilain arus kas bebas bagi ekuitas didefinisikan
sebagai arus kas dari operasi dikurangi pengeluaran modal dan penyesuaian untuk
perubahan utang. Perhitungan nilai diskonto deviden (devinded discount model)
adalah

E(Dt+1 ) E(Dt+2 ) E(Dt+3 )


Vt = (1+k)1
+ (1+k)2
+ (1+k)3
+ ..........

Dimana, Dt+n adalah deviden dalam periode t+n, dan k adalah biaya modal.

Pertimbangan praktis dalam Valuasi. Model diskonto deviden sebenarnya


mengalami kendala praktis pada rentang waktu yang tidak terbatas karena
disebabkan pembayaran deviden bersifat operasional dan setiap perusahaan
mempunyai kebijakan pembayaran deviden yang berbeda. Sehingga model valuasi
sering mengganti deviden dengan laba atau arus kas, maka dari itu diperkenalkan
dua model valuasi lain, yaitu

Model arus kas bagi ekuitas (free cash flow to equity model) yang menghitung nilai
ekuitas pada waktu t dengan mengganti deviden yang diharapkan dengan arus kas
bebas yang diharapkan oleh ekuitas :

E(FCFEt+1 ) E(FCFEt+2 ) E(FCFEt+3 )


Vt = (1+k)1
+ (1+k)2
+ (1+k)3
+ ……….

Dimana, FCFE t + n adalah arus kas bebas bagi ekuitas pada periode t+n, dan k k
adalah biaya modal. Sedangkan arus kas bebas adalah arus kas dari operasi
dikurangi pengeluaran modal dan penyesuaian untuk perubahan utang.

Model laba sisa (residual income model) yang menghitung nilai perusahaan
dengan mengan variabel akuntansi, dengan mendefinisikan nilai ekuitas pada waktu
t sebagai jumlah nilai buku kini dan nilai sekarang seluruh laba sisa yang
diharapkan di masa depan :

E(RI
t+1 ) E(RIt+1 ) E(RIt+1 )
Vt = BVt + (1+k)1 + (1+k)1
+ (1+k)1
+ …….

Analisis Laporan Keuangan – Pengantar Analisis Laporan Keuangan | 20


Dimana, BVt adalah nilai buku pada akhir periode tn, RIt+n merupakan laba dalam
periode t + n, dan k adalah beban modal. Laba sisa (residual income)pada waktu t
didefinisasikan sebagai laba bersih komprehensif dikurangi pembebanan pada nilai
buku awal, yaitu RIt = NIt – (k x BVt-1).

Analisis Laporan Keuangan – Pengantar Analisis Laporan Keuangan | 21


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berikut ini 5 alat analisi laporan keuangan yang penting :

1. Analisa laporan keuangan komparatif. Analisa dilakukan dengan


membandingkan pos-pos yang ada dalam laporan keuangan untuk dua periode atau
lebih. Dengan ini, kita dapat mengetahui pada post akun yang sama, apakah ada
kenaikan, atau penurunan ataukah sama (tidak ada kenaikan atau penurunan). Dari
sini pula menurut saya pribadi, dapat kita lihat kenaikan dari beberapa pos akun
laporan keuangan, apakah sama semua, ataukah berbeda beda. Apabila relatif sama
semuanya, ada kemungkinan laporan tersebut hanya sebatas laporan di komputer
saja (dalam laporan excel, dlsb), jadi tidak menujukkan keadaan sebenarnya di
lapangan.
2. Analisis laporan keuangan common size. Dengan membandingkan antara pos
yang satu dengan pos akun yang lain pada tahun yang sama. Untuk analisis laporan
laba rugi, penjualan ditetapkan 100%, dan untuk analisa neraca, total asset
ditetapkan 100%. Jadi nanti bisa diketahui berapa persen kontribusi dari semua
bagian. Dalam akuntansi dikenal Aktiva harus sama dengan Passive. Jadi masing-
masing komponen pos akun dalm Aktiva, dibagi dengan jumlah total Aktiva
dikalikan 100%, maka akan terlihat nilai kontribusi akun tersebut. Baca : Cara
mendapat uang penghasilan dari internet
3. Analisis Rasio. Dengan rasio-rasio tertentu, maka kita dapat melihat kondisi
perusahaan apakah baik atau tidak. Rasio yang dapat dipakai diantaranya yaitu : 1.
Rasio Likuiditas, 2. Rasio Gross Profit Margin. 3. Debt Equity Rasio, 4. Return on
Asset, 5. Turnover Persediaan.
4. Analisis Arus Kas. Merupakan alat utama untuk melakukan evaluasi atas sumber
dan penggunaan dana. Analisa ini memberikan gambaran yang lebih mendalam
mengenai bagaimana perusahaan memperoleh pendanaannya dan melakukan
alokasi sumber dananya. Analisa ini juga dapat digunakan untuk melakukan
peramalan arus kas dan merupakan bagian dari analisis likuiditas.
5. Penilaian. Untuk memperkirakan nilai intrinsik dari suatu perusahaan atau nilai
intrinsik sahamnya. Dasar teori yang digunakana adalah present value. Cara ini
merupakan salah satu bagian dari penilaian usaha.

Analisis Laporan Keuangan – Pengantar Analisis Laporan Keuangan | 22


DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/9550669/Tinjauan_Analisis_Laporan_Keuangan

https://klc.kemenkeu.go.id/analisis-laporan-keuangan-metode-valuasi/

https://kelasekonomika.blogspot.com/2017/11/analisis-arus-kas-cash-flow-

analysis.html

Analisis Laporan Keuangan – Pengantar Analisis Laporan Keuangan | 23


DAFTAR PERTANYAAN

1. SUSILAWATI (41152020160012)
Q: Pada analisis rasio profitabilitas, apakah jika kita mau menganalisis laporan
keuangan, semua formula analisis tersebut digunakan?

A: Menurut kami, alangkah lebih baik jika semua formula digunakan, tetapi
kembali lagi kepada keperluan pihak manajemen. Apakah manajemen
membutuhkan info seperti profit yang didapatkan sudah cukup optimal atau
belum, atau apakah masih ada biaya – biaya lain yang masih bisa
diminimalisasikan atau tidak, dan lain hal sebagainya. Dalam Analisis
Profitabilitas sendiri bertujuan mengukur efisiensi aktivitas perusahaan dan
kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan. Jadi, melalui rasio ini,
perusahaan dapat mengetahui apakah kebijakan atau strategi yang sudah
dijalankan perusahaan saat ini sudah cukup maksimal atau belum.

2. FITRIA INDRIANI (41152020160061)


Q: Apakah mutlak bagi investor untuk menggunakan analisis rasio?

A: Tidak mutlak, investor bisa juga melihat dari segi operasional manajemen
perusahaan nya. Seperti menilai kinerja manajerial, ataupun layanan konsumen
yang diberikan. Sehingga investor dapat menyimpulkan mengenai
keberlangsungan perusahaan tersebut di masa yang akan datang. Tetapi pada
umumnya, agar lebih akurat untuk memprediksi keberhasilan suatu perusahaan,
yaitu dengan menganalisis laporan keuangan, sesuai data apa yang ingin
diperoleh oleh investor itu sendiri.

3. FIKRI WIDYANTO (41152020160143)


Q: Jelaskan mengenai efektifitas manajemen yang terdapat di dalam Rasio
Profitabilitas!

A: Efektifitas manajemen di sini berarti mengukur kinerja perusahaan secara


keseluruhan untuk mencapai target atau sasaran perusahaan tersebut, sehingga
tercapai juga efisiensi dalam pengelolaan kewajiban dan modalnya.

Analisis Laporan Keuangan – Pengantar Analisis Laporan Keuangan | 24


4. EDUARDO (41152020160069)
Q: Pada analisis rasio profitabilitas terdapat penjualan. Dari penjualan tersebut bisa
menganalisis apa saja ? apakah Gross Profit Margin atau Net Profit Margin ?

A: Jika kita melihat ke rumus rasio profitabilitas maka akan disimpulkan bahwa
penjualan bisa digunakan untuk menganalisis keduanya yakni Gross Profit Margin
danNet Profit Margin .

5. RISNI SARI DEWI (41152020160151)


Q: Berikan contoh kapan perusahaan melakukan rasio solvabilitas ?

A: Berdasarkan pengalaman kami ditempat kerja, perusahaan akan melakukan rasio


solvabilitas sesuai dengan kebijakannya masing-masing ada yang 1 tahun sekali,
per 6 bulan sekali maupun 1 bulan sekali. Contohnya PT Unilever Indonesia Tbk
melakukan rasio solvabilitas setiap membuat laporan keuangan baik itu 3 bulan
atau tahunan kita akan melihat rasio solvabilitas ada disetiap laporannya.

6. TAUFIK NUR ZAM ZAM (41152020140046)


Q: Kenapa perusahaan membuat analisis common size?

A:Analisis laporan keuangan common size menganalisis neraca dan laporan laba
rugi dengan menggunakan persentase. Dalam analisis common size, semua akun
laporan laba rugi dinyatakan sebagai persentase penjualan. Semua akun neraca
dinyatakan sebagai persentase dari total aset. Misalnya, jika pada laporan laba rugi,
setiap akun baris dibagi dengan penjualan, maka di neraca, setiap akun baris dibagi
dengan total aset. Jenis analisis ini memungkinkan manajer keuangan untuk melihat
laporan laba rugi dan neraca dalam format persentase yang mudah ditafsirkan,
karena lebih mudah membuat perbandingan menggunakan persentase daripada
angka absolut.

Analisis Laporan Keuangan – Pengantar Analisis Laporan Keuangan | 25

Anda mungkin juga menyukai