Anda di halaman 1dari 20

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam suatu perusahaan yang organisasinya telah dibagi-bagi
menjadi pusat-pusat laba, harga jual dan transfer barang atau jasa antar pusat
laba tersebut menimbulkan masalah penentuan harga transfer, karena masing-
masing pusat laba diukur kinerjanya berdasarkan laba, sehungga setiap transfer
barang atau ajasa antar pusat laba akan berdampak terhadap laba masing-
masing pihak yang terkait.
Perusahaan melakukan penetapan harga dengan berbagai cara. Pada
perusahaan-perusahaan kecil biasanya ditetapkan oleh manajemen uncak
bukannya oleh bagian pemasaran. Sedangkan pada perusahaan besar penetapan
harga biasanya ditangani oleh manajer divisi dan lini produk. Bahkan disini
manajemen puncak juga menetapkan tujuan dan kebijakan umum penetapan
harga serta pemeberian persetujuan atas usulan harga dari manajemen
dibawahnya.
Masalah penentuan harga Transfer dijumpai dalam perusahaan yang
organisasinya disusun menurut pusat-pusat laba, dan antara pusat laba yang
dibentuk terjadi transfer barang atau jasa. Latar belakang timbulnya masalah
harga jual produk dan harga transfer dapat dihubungkan dengan proses
diferensiasi bisnis dan perlunya integrasi dalam organisasi yang telah
melakukan diferensiasi bisnis.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang di maksud dengan Harga Jual dan Harga Transfer?
2. Bagaimana Kebijakan Harga Jual Produk?
3. Metode apa saja yang digunakan dalam Penetapan Harga Jual?
4. Metode apa saja yang digunakan dalam Penetapan Harga Transfer?

1
1.3. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari Harga Jual dan Harga Transfer.
2. Mengetahui bagaimana Kebijakan Harga Jual Produk.
3. Mengetahui metode apa saja yang digunakan dalam penetapan harga
jual.
4. Mengetahui metode apa saja yang digunakan dalam penetapan harga
Transfer

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Harga Jual dan Harga Transfer


2.1.1. Pengertian Harga Jual
Harga jual adalah jumlah moneter yang dibebankan oleh suatu unit
usaha kepada pembeli atau pelanggan atas barang atau jasa yang dijual atau
diserahkan. (Supriyono, 2001:314)
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa harga jual adalah
sejumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi suatu
barang atau jasa ditambah dengan persentase laba yang diinginkan
perusahaan, karena itu untuk mencapai laba yang diinginkan oleh perusahaan
salah satu cara yang dilakukan untuk menarik minat konsumen adalah dengan
cara menentukan harga yang tepat untuk produk yang terjual. Harga yang
tepat adalah harga yang sesuai dengan kualitas produk suatu barang dan harga
tersebut dapat memberikan kepuasan kepada konsumen.
Jadi penetapan harga jual adalah suatu proses penghitungan
persentase pendapatan yang akan di peroleh perusahaan setelah dikurangi
biaya produksi.

2.1.2. Tujuan Penetapan Harga Jual


Menurut Harini 2008 penetapan harga memiliki tujuan yaitu:
1. Mencapai Penghasilan atas Investasi
Biasanya besar keuntungan dari suatu investasi telah ditetapkan
persentasenya dan untuk mencapainya diperlukan penetapan harga tertentu
dari barang yang dihasilkannya.
2. Kestabilan Harga
Hal ini biasanya dilakukan untuk perusahaan yang kebetulan memegang
kendali atas harga. Usaha pengendalian harga diarahkan terutama untuk
mencegah terjadinya perang harga, khususnya bila menghadapi permintaan
yang sedang menurun.
3. Mempertahankan atau Meningkatkan Bagian dalam Pasar

3
Apabila perusahaan telah mendapatkan pangsa pasar yang luas, merket
harus berusaha mempertahankannya atau justru mengembangkannya.
Untuk itu kebijaksanaan dalam penetapan harga jangan sampai merugikan
bisnis.
4. Menghadapi atau Mencegah Persaingan.
Apabila perusahaan baru mencoba-coba memasuki pasar dengan tujuan
mengetahui pada harga berapa mereka akan menetapkan penjualan. Ini
artinya, perusahaan belum memiliki tujuan dalam menetapkan harga coba-
coba tersebut.
5. Penetapan Harga untuk Memaksimalkan Laba
Tujuan ini biasanya menjadi acuan setiap bisnis untuk bertahan hidup,
karena setiap bisnis memerlukan laba.

2.1.3. Pengertian Harga Transfer


Dalam arti sempit, harga transfer adalah harga perpindahan barang antar dua
pusat laba atau lebih. Untuk pembahasan lebih lanjut, maka harga transfer ini
digunakan untuk kepentingan penilaian kemampuan laba divisi.
Sedangkan dalam arti luasnya harga transfer dapat didefenisikan sebagai harga
yang ditetapkan di dalam transaksi penjualan dan pembelian diantara berbagai unit
organisasi di dalam kelompok perusahaan yang sama tersebut.

2.1.3. Tujuan Penetapan Harga Transfer


Harga transfer harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mencapai
tujuan berikut ini :
 Memberikan informasi yang relevan kepada masing-masing unit usaha
untuk menentukan imbal balik yang optimum antara biaya dan pendapatan
perusahaan.
 Menghasilkan keputusan yang selaras dengan cita-cita, maksudnya system
harus dirancang, sedemikian rupa sehingga keputusan yang meningkatkan
laba unit usaha juga akan meningkatkan laba perusahaan.
 Membantu pengukuran kinerja ekonomi dari unit usaha individual.
 Sistem tersebut harus mudah dimengerti dan dikelola.

4
2.2. Kebijakan Harga Jual Produk
Kebijakan harga jual produk dan biaya akan selalu berubah-ubah sejalan
dengan perubahan biaya produk di dalam suatu periode akan dijadikan dasar untuk
menetapkan harga jual produk. Persoalannya, berapa besar marjin laba yang
diinginkan perusahaan untuk setiap unit produk yang dihasilkannya. Penetapan
marjin laba diatas biaya yang dikeluarkan perusahaan memerlukan suatu seni da
keahlian khusus dengan pertimbangan dari berbagai aspek terkait yang komplek.

2.3. Metode Penetapan Harga Jual


Secara umum terdapat beberapa metode yang dapat dipergunakan untuk
menetukan harga jual suatu produk dengan berbasis pada besarya biaya yang
dikeluarkan perusahaan, yaitu sebagai berikut :
1. Maksimalisasi Laba
2. Tingkat pengembalian atas modal
3. Biaya konversi
4. Marjin kontribusi
5. Biaya standar

2.3.1. Metode Maksimalisasi Laba


Secara umum tujuan didiriaknnya sebuah perusahaan adalah untuk
menghasilkan laba maksimal dalam jangka panjang. Jika faktor harga jual akan
berpengaruh secara nyata terhadap volume penjualan produk maka menghitung dan
menganalisis berbagai variasi dan alternatif harga jual dan volume penjualan sangat
diperlukan untuk melihat alternatif yang paling menguntungkan bagi perusahaan.
Kombinasi antara harga jual dan volume penjualan yang paling menguntungkan
harus dipilih untuk melihat damapak optimalnya perolehan laba usaha perusahaan.
Contoh Soal :
PT Koinmas memproduksi suatu barang dengan kapasitas sebesar 140.000
unit per tahun. Jumlah biaya tetap total yang akan dikeluarkan untuk menghasilkan
seluruh produk tersebut adalah sebesar Rp 300.000.0000 sementara baiay variabel
yang diperlukan untuk menghasilkan produk tersebut diperkirakan sebesar Rp

5
7.000 per unit. Manajemen perusahaan sedang mempertimbangkan harga jual yang
tepat untuk produk tersebut agar laba usaha total yang akan diperoleh perusahaan
optimal.
Bagian pemasaran perusahaan memperkirakan perubahan harga jual produk
akan mempengaruhi secara lansgung jumlah produk yang akan terjual. Taksiran
bagian pemasaran adalah sebagai berikut :
Harga Jual (Rp) Volume (Unit)
20.000,00 20.000
18.000,00 40.000
16.000,00 60.000
14.000,00 80.000
12.000,00 100.000
10.000,00 120.000
8.000,00 140.000

Berdasarkan data tersebut diatas, manajemen PT.Koinmas mebuat tabel


alternatif harga dan volume penjualan sebagai berikut :
Volume Nilai Biaya
Harga Jual Biaya Tetap Laba (Rugi)
Penjualan Penjualan Variabel
20.000 20.000 400.000.000 140.000.000 300.000.000 -40.000.000
18.000 40.000 720.000.000 280.000.000 300.000.000 140.000.000
16.000 60.000 960.000.000 420.000.000 300.000.000 240.000.000
14.000 80.000 1.120.000.000 560.000.000 300.000.000 260.000.000
12.000 100.000 1.200.000.000 700.000.000 300.000.000 200.000.000
10.000 120.000 1.200.000.000 840.000.000 300.000.000 60.000.000
8.000 140.000 1.120.000.000 980.000.000 300.000.000 -160.000.0000

Karena biaya tetap yang dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan


produk dengan kapasitas 140.000 unit per tahun adalah sebesar Rp 300.000.000,
maka berapa pun volume produk yang dihasilkan perusahaan, biaya tetap yang
dikeluarkan tidak mengalami perubahan. Sementara biaya variabel yang
dikeluarkan perusahaan adalah sebesar RP 7.000,- per unit produk maka besarnya

6
biaya variabel total yang dikeluarkan akan berubah sejalan dengan besarnya volume
produksi.
Karena tabel diatas terlihat bahwa jika PT. Koinmas menjual produknya
dengan harga Rp 20.000,- per unit maka produk yang akan terjual adalah sebesar
20.000 unit dan akan mengakibatkan kerugian usaha sebesar Rp 40.000.000,-. Jika
perusahaan menurunkan harga jualnya menjadi Rp 18.00,- per unit, volume produk
yang akan terjual adalah sebesar 40.000 unit dan akan menyebabkan perusahaan
memperoleh laba usaha sebesar Rp 140.000.000,-. Demikian juga, jika perusahaan
menurunkan harga jual menjadi Rp 14.000,- per unitnya akan meneyebabkan
kenaikan volume penjualan menjadi sebesar 80.000 unit produk dan menghasilkan
laba usaha sebesar Rp 260.000.000,-. Jika perusahaan terus menurunkan harga
jualnya menjadi Rp 12.000,- per unit, akan menyebabkan volume penjualan
produknya bertambah menjadi sebesar 100.000 unit, tetapi hal ini malah
mengakibatkan turunya laba usaha menajdi sebesar Rp 200.000.000,-. Demikian
pula, jika perusahaan menurunkan harga jualnya menjadi hanya Rp 8.000,- per
unitnya, akan menyebkan produk yang terjual meningkat menjadi sebesar 140.000
unit. Tetapi hal ini malah mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian usaha
sebesar Rp 160.000.000,-. Itu berarti, harga jual yag optimal yang dapat
mengakibtakan perolehan laba usaha maksimal adalah sebesar Rp 14.000 per unit
produk.

2.3.2. Metode Tingkat Pengembalian Atas Modal


Terkadang perusaan menetapkan terlebih dahulu besarnya tingkat
pengembaliaan atas modal yang ditanamkan didalam suatu bidang usaha, sebagai
dasar untuk menentukan harga jual yang dihasilkan perusahaan tertesebut. Tingkat
pengembalian diharapkan oleh pera penanaman modal perusahaan mengharuskan
perusahaan menggunakan sebagai dasar untuk menetapkan harga jual produk pada
kapasitas produksi yag dimiliki perusahaan.
Ilustrasi 7.2.2 berikut mugkin dapat menjelskan keterangan tentang metode
tingkat pengembalian atas modal di dalam menetapkan harga jual produk diatas.
PT. Prima Niaga adalah sebuah perusahaan produsen pemanas air listrik .
total modal yang digunakan perusahaan ini adalah sebesar Rp. 500.000.000.00

7
dengan tingkat pengambalian atas investasi modal yang digunakan sebesar 20
persen. Volume produksi dan voloume penjualan yang direncanakan sebesar
50.000 unit produk. Sementara biaya yang dikluarkan untuk memproduksi seluruh
produk adalah sebesar Rp. 320.000.000.00 . berdasarkantingkat pengembalian
investasi atas modal yang digunakan tersebut maka harga jual perunit pemanas air
listrik yang digunkan adalah sebagai berikut.

Total biaya + (tingkat pengembalian modal x modal )

Harga =

Volume penjualan

320.000.000.00 + ( 20 persen x 500.000.000.00)

50.000

= Rp 8.400.00 per unit

BUKTI

Penjualan = 50.000 unit x Rp 8.400.00

= Rp 420.000.000.00

total biaya= = Rp 320.000.000.00

laba = 20 persen x Rp500.000.000.00 =Rp 100.000.000.00

berdasarkan perhitungan diatas, terlihat bahwa dengan tingkat pengembalian atas


modal ditanankan sebesar 20 persen, maka harga jual yang ditetapkan utuk pemanas
air listrik sebesar Rp8.400.00 per unit. Dari perhitungan pembuktian diatas, terlihat
bahwa dengan harga Rp8.400.00 per unit tersebut dan dengan volume penjualan

8
sebesar Rp 100.000.000.00. laba sebesar Rp 100.000.000.00 tersebut merupakan 20
persen dari total modal yang ditanamkan.

2.3.3. Metode Biaya Konversi


Jika suatu perusahaan memproduksi lebih dari satu produk dengan
komposisi biaya yang berbeda satu dengan yang lainnya, maka perusahaan tersebut
dapat mempertimbangkan untuk membuat pilihan produksi yang paling
menguntungksn bagi perusahaan. Maksudnya, jika perusahaan memiliki 2 produk
untuk dihasilkan dengan jumlah laba per unit yang sama antara satu produk dengan
lainnya, maka perusahaan harus melihat komposisi biaya antar kedua produk
tersebut.
Contoh kasus:
PT. Kuncimas adalah perusahaan produsen barang elektronik. Perusahaan
ini menghasilkan 2 produk yang diberi kode A dan B dengan rincian sebagai
berikut:

Produk A:

Unit yang diproduksi: 20.000 unit

Harga jual : Rp 5.000,- per unit

Produk B:

Unit yang diproduksi: 20.000 unit

Harga jual : Rp 5.000,- per unit

Prediksi nilai penjualan dan biaya yang dikeluarkan:

Keterangan Produk Total


A B
Penjualan 100.000.000 100.000.000 200.000.000
Biaya bahan baku 40.000.000 20.000.000 60.000.000
Biaya TKL 20.000.000 30.000.000 50.000.000
Biaya overhead- variable 20.000.000 10.000.000 30.000.000
Biaya overhead- tetap 10.000.000 30.000.000 40.000.000

9
Laba kotor Rp 10.000.000 20.000.000
10.000.000,-

Total penjualan produk A & B: Rp 200.000.000

Biaya total : Rp 180.000.000

Laba kotor usaha : Rp 20.000.000

dimana masing-masing memberikan kontribusi sebesar Rp 10.000.000 atas laba


kotor keseluruhan yang diperoleh perusahaan.
Perbedaan biaya overhead tetap kedua produk tersebut dimana biaya
overhead tetap produk A sebesar Rp 10.000.000 dan produk B sebesar Rp
30.000.000 dapat mempengaruhi perolehan laba kotor secara keseluruhan, jika
perusahaan menggunakan pilihan berbeda dalam proses produksinya.
Jika produksi produk A ditingkatkan 2x lipat dan produksi produk B
dihentikan, maka:

Keterangan Produk
Total
A B
Penjualan 200.000.000 0 200.000.000
Biaya bahan baku 80.000.000 0 80.000.000
Biaya TKL 40.000.000 0 40.000.000
Biaya overhead- variable 40.000.000 0 40.000.000
Biaya overhead- tetap 10.000.000 0 10.000.000
Laba kotor 30.000.000 0 30.000.000

Kesimpulan: walaupun terjadi kenaikan volume produksi, biaya overhead tetap


tidak akan berubah jumlahnya. Ini akan menghasilkan laba kotor usaha sebesar Rp
30.000.000,-. Itu berarti, akan terjadi peningkatan laba kotor usaha di bandingkan
dengan jika perusahaan memproduksi kedua produk tersebut.

Jika produksi produk B ditingkatkan 2x lipat dan produksi produk A dihentikan,


maka:

10
Keterangan Produk Total
A B
Penjualan 0 200.000.000 200.000.000
Biaya bahan baku 0 40.000.000 40.000.000
Biaya TKL 0 60.000.000 60.000.000
Biaya overhead- variable 0 20.000.000 20.000.000
Biaya overhead- tetap 0 30.000.000 30.000.000
Laba kotor 0 50.000.000 50.000.000

Kesimpulan: walaupun terjadi kenaikan volume produksi, biaya overhead tetap


tidak akan berubah jumlahnya. Ini akan menghasilkan laba kotor usaha sebesar Rp
50.000.000,-. Itu berarti, akan terjadi peningkatan laba kotor usaha dibandingkan
dengan jika perusahaan memproduksi kedua produk tersebut sekaligus atau hanya
memproduksi produk A saja.

Dengan jumlah laba kotor usaha jika:

Memproduksi produk A & B : Rp 20.000.000

Memproduksi produk A saja: Rp 30.000.000

Memproduksi produk B saja: Rp 50.000.000

Dapat disimpulkan bahwa pilihan untuk memproduksi produk B saja akan


memberikan dampak perolehan laba kotor usaha yang paling besar dibandingkan
dengan pilihan lainnya.

2.3.4. Metode Marjin Kontrbusi


Marjin kontribusi adalah selisih antara harga jual dengan biaya produksi
variabel yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk tersebut. Marjin kontribusi
bukanlah laba kotor usaha. Marjin kontribusi dihitung dengan mengabaikan biaya
tetap yang dikeluarkan perusahaan.Jika perusahaan telah mencapai titik inpas
(break even point) maka biaya tetap yang dikeluarkan perusahaan pada periode
tersebut telah dibebankan dan ditutup oleh volume impas tersebut. Itu juga berarti
bahwa untuk volume penjualan diatas volume impas perusahaan dapat

11
mengabaikan biaya tetap tersebut dalam menentukan harga jual produknya. Tentu
saja hal itu hanyalah salah satu alternatif yang dapat diambil perusahaan dalam
menghadapi berbagai macam persoalan didalam menentukan harga jual produknya.
Misalnya, dalam menghadapi persaingan harga yang ketat menentukan harga jual
produk untuk pesanan khusus, menentukan harga jual produk untuk pesanan
tambahan, dan sebagainya.

2.3.5. Metode Biaya Standar


Jika perusahaan telah memiliki biaya standar yang dijadikan tolak ukur
dalam menentukan besarnya biaya produksi maka penentuan harga jual dapat pula
ditentukan berdasarkan biaya standar yang dimiliki perusahaan. Persoalannya,
seringkali realisasi biaya produksi menyimpang dari biaya standar yang dimiliki
perusahaan. Jika terjadi penyimpangan realisasi biaya produksi dari biaya
standarnya maka harus segera diambil tindakan cepat untuk merevisi keputusan
harga jual yang telah ditetapkan.
Secara umum, terdapat 4 jenis perusahaan dilihat dari reaksi yang mereka lakukan
terhadap penyimpangan biaya standar, yaitu sebagai berikut.
a. Perusahaan yang tidak merevisi standar yang telah ditetapkannya, walaupun
terjadi penyimpangan di dalam realisasi biaya produksi.
b. Perusahaan yang merevisi standar yang telah ditetapkannya dalam batas
tertentu, pada saat terjadi penyimpangan di dalam realisasi biaya produksi.
c. Perusahaan yang merevisi standar yang telah ditetapkannya agar lebih
sesuai dengan kondisi aktual, pada saat terjadi penyimpangan di realisasi
biaya produksi.
d. Perusahaan menggunakan harga pasar, pada saat terjadi penyimpangan
terhadap realisasi biaya produksi.

2.4. Metode Penetapan Harga Transfer


Secara umum terdapat beberapa metode yang dapat digunakan dalam
menetapkan harga transfer, yaitu sebagai berikut :
1. Harga pasar
2. Biaya (cost)

12
3. Biaya plus (cost-plus)
4. Negosiasi
5. Arbitrer (arbitary)

Contoh Soal :
PT Lasido memiliki 3 divisi yang diberi hakotonom dalam menetukan
kebijakan organisasinya dan diperlakukan sebagai pusat laba. Produk dari divisi 1
menjadi bahan baku dari Divisi 2, dan output dari divisi 2 menjadi input dari divsi
3. Sedangkan divisi 1 mebeli bahan baku dari supplier di luar perusahaan. Tetapi,
walaupun output dari satu divisi mrenjadi input untuk divisi lain, setiap divisi diberi
kebebasan untuk menjual produknya kepada pihak manapun. Demikian pula dalam
hal pembelian, setiap divisi memiliki kebebasan menentukan kepada pihak mana
mereka akan membeli bahan baku. Dalam satu tahun, setiap divisi rata-rata
mengahsilkan 20.000 unit produk.
Data biaya produksi maupun biaya operasi per unit dari ketiga divisi PT.
Lasido untuk tahun 2004 adalah sebagai berikut :
Berdasarkan data dan keterangan tersebut diatas maka
Keterangan Divisi 1 Divisi 2 Divisi 3
Harga jual per unit (harga pasar 120.000,00 330.000,00 550.000,00
Biaya-biaya per unit :
Bahan baku 10.000,00 ? ?
Pekerja langsung 10.000,00 20.000,00 30.000,00
Overhead pabrik 10.000,00 20.000,00 30.000,00
Overhead tetap 10.000,00 20.000,00 30.000,00
Pemasaran variabel 10.000,00 20.000,00 30.000,00
Pemasaran tetap 10.000,00 20.000,00 30.000,00
Adm & umum 10.000,00 20.000,00 30.000,00

2.4.1. Berdasarkan Harga Pasar


Penetapan harga transfer berdasarkan harga pasar adalah penetapan harga
jual produk dari suatu unit organisasi ke unit organisasi lainnya berdasarkan harga
jual produk yang berlaku di pasar barang tersebut. Itu juga berarti, unit organisasi

13
pembeli tidak memperoleh perlakuan khusus dari unit organisasi penjual, walaupun
berada dalam kelompok perusahaan yang sama. Unit organisasi penjual
memperlakukan unit organisasi pembeli sama dengan perusahaan lain yang tidak
memiliki hubungan kepemilikan yang sama, sehinggga bagi unit organisasi penjual,
siapapun pembelinya – termasuk unit organisasi di dalam kelompok perusahaan
yang sama – di perlakukan sama satu dengan lainnya sebagai konsumen bagi unit
oraganisasi penjual tersebut.
Keterangan Divisi 1 Divisi 2 Divisi 3
Harga jual per unit (harga pasar 120.000,00 330.000,00 550.000,00
Biaya-biaya per unit :
Bahan baku 10.000,00 120.000,00 130.000,-
Pekerja langsung 10.000,00 20.000,00 30.000,00
Overhead pabrik 10.000,00 20.000,00 30.000,00
Overhead tetap 10.000,00 20.000,00 30.000,00
Pemasaran variabel 10.000,00 20.000,00 30.000,00
Pemasaran tetap 10.000,00 20.000,00 30.000,00
Adm & umum 10.000,00 20.000,00 30.000,00

Dalam kasus diatas, PT Lasido yang dimaksudkan dengan harga transfer adalah
harga jual produk divisi 1 ke divisi 2 (atau harga beli bahan baku Divisi 2 dari divisi
1) dan harga jual produk divis 2 ke divisi 3 (atau harga beli bahan baku Divisi 3
dari divisi 2). Jika harga transfer tersebut ditetapkan berdasarkan harga pasar maka
harga transfer dari divis 1 ke divisi 2 adalah sebesar Rp 120.000,- per unit. Harga
transfer dari divisi 2 ke divisi 3 adalah sebesar Rp 300.000,- per unit. Itu berarti,
jika metode penetapan harga transfer menggunakan harga pasar, harga jual dari
divsi 1 ke divisi 2 sama besarnya dengan harga jual divisi 1 kepada konsumen lain
yang tidak memiliki hubungan kepemilikan dengan perusahaan tersebut.

2.4.2. Berdasarkan Biaya


Penetapan harga transfer berdasarkan biaya (cost) adalah penetapan harga
jual produk dari satu unit organisasi ke unit organisasi lainnya berdasarkan biaya

14
yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk tersebut.Dasar yang digunakan untuk
menetapkan biaya berupa biaya total dapat pula berupa biaya variabel.
1. Berdasarkan Biaya Total
Keterangan Divisi 1 Divisi 2 Divisi 3
Harga transfer per unit 70.000 190.000 550.000
Biaya-biaya per unit :
-bahan baku 10.000 70.000 0.000
-pekerja langsung 10.000 20.000 30.000
-overhead variabel 10.000 20.000 30.000
-overhead tetap 10.000 20.000 30.000
-pemasaran variabel 10.000 20.000 30.000
-pemasaran tetap 10.000 20.000 30.000
-adm & umum 10.000 20.000 30.000
Total biaya 70.000 190.000 370.000

2. Berdasarkan Biaya Variabel

Keterangan Divisi 1 Divisi 2 Divisi 3

Harga transfer per unit 40.000 100.000 550.000

Biaya-biaya per unit :

-bahan baku 40.000 100.000

-pekerja langsung 10.000 20.000 30.000

-overhead variabel 10.000 20.000 30.000

-overhead tetap 20.000 30.000

-pemasaran variabel 10.000 20.000 30.000

-pemasaran tetap 10.000 20.000 30.000

15
-adm & umum 20.000 30.000

Total biaya 70.000 190.000 370.000

2.4.3. Berdasarkan Biaya Plus


Yaitu penetapan harga jual produk dari suatu unit organisasi ke organsisasi
lainnya berdasarkan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk tersebut
ditambah sejumlah nominal tertentu. Dasar yang digunakan untuk menetapkan
biaya plus dapat berupa biaya total plus dan biaya variable plus.

Contoh kasus:

a. menggunakan biaya total plus 10%

Keterangan Divisi 1 Divisi 2 Divisi 3


Harga transfer per unit 77.000 216.700 550.000
Biaya-biaya per unit:
Bahan baku 10.000 77.000 216.700
Pekerja langsung 10.000 20.000 30.000
Overhead variable 10.000 20.000 30.000
Overhead tetap Rp 20.000 30.000
10.000,-
Pemasaran variable 10.000 20.000 30.000
Pemasaran tetap 10.000 20.000 30.000
Adm & umum 10.000 20.000 30.000
Total biaya 70.000 197.000 396.700
Plus 10% dari biaya 7.000 19.700
total divisi
Biaya total plus 10% 77.000 216.700

 Harga transfer adalah penjumlahan dari seluruh biaya yang dikeluarkan


divisi penjual, yaitu divisi 1 dan divisi 2 ditambah 10% dari total biaya yang
dikeluarkan masing-masing divisi.

16
 Harga transfer dari divisi 1 ke divisi 2 adalah sebesar Rp 77.000,- per unit,
dimana jumlah ini merupakan penjumlahan dari total biaya yang
dikeluarkan divisi 1 sebesar Rp 70.000,- ditambah 10% dari jumlah tersebut,
yaitu Rp 7.000,-.
 Harga transfer dari divisi 2 ke divisi 3 adalah sebesar Rp 216.700,- per unit,
dimana jumlah ini merupakan pernjumlahan dari total biaya yang
dikeluarkan divisi 2 sebesar Rp 197.000, ditambah 10% dari jumlah tersbut,
yaitu Rp 19.700,-.

b. menggunakan biaya variable plus 20%

Keterangan Divisi 1 Divisi 2 Divisi 3


Harga transfer per unit 48.000 129.600 550.000
Biaya-biaya per unit:
Bahan baku 10.000 48.000 129.600
Pekerja langsung 10.000 20.000 30.000
Overhead variable 10.000 20.000 30.000
Overhead tetap 10.000 20.000 30.000
Pemasaran variable 10.000 20.000 30.000
Pemasaran tetap 10.000 20.000 30.000
Adm & umum 10.000 20.000 30.000
Total biaya variable 40.000 108.000 219.600
Plus 20% dari biaya 8.000 21.600
variable total
Biaya variable total 48.000 129.600
plus 20%

 Harga transfer adalah penjumlahan dari seluruh biaya variable yang


dikeluarkan divisi penjual, yaitu divisi 1 dan divisi 2 ditambah 20% dari
jumlah yang dikeluarkan masing-masing divisi.
 Harga transfer dari divisi 1 ke divisi 2 adalah sebesar Rp 48.000,- per unit,
dimana jumlah ini merupakan penjumlahan dari total biaya variable yang

17
dikeluarkan divisi 1 sebesar Rp 40.000,- ditambah 20% dari jumlah tersebut,
yaitu Rp 8.000,-.
 Harga transfer dari divisi 2 ke divisi 3 adalah sebesar Rp 129.600,- per unit,
dimana jumlah ini merupakan penjumlahan dari total biaya variable yang
dikeluarkan divisi 2 sebesar Rp 108.000,- ditambah 20% dari jumlah
tersebut, yaitu Rp 21.600,-

2.4.4. Berdasarkan Negosiasi


Karena setiap unit organisasi diperlakukan sebagai pusat laba yang otonom
satu dengan lainnya, seringkali terdapat tarik menarik kepentingan antara unit-unit
tersebut. Setiap unit organisasi yang melakukan transaksi pasti menginginkan
transaksi yang paling menguntungkan unit organisasinya. Oleh karena itu, setiap
unit organisasi pasti akan memilih metode yang paling menguntungkan buat unit
tersebut.
Tarik menarik kepentingan tersebut harus diselesaikan melalui negosiasi
yang saling menguntungkan (win-win solution) bagi kedua belah pihak yang
bertransaksi. Negosiasi tersebut mencakup metode penetapan harga transfer dan
beberapa hal lainnya.

2.4.5 Berdasarkan Arbitrer


Untuk melihat manfaat yang lebih luas bagi seluruh kelompok perusahaan,
seringkali pihak unit organisasi penjual dan unit organisasi pembeli tidak diberi
kewenangan untuk menentukan harga transfer perunit tersebut. Keputusan
mengenai harga transfer yang digunakan ditetapkan oleh tingkat manajemen yang
lebih tinggi, sehingga unit produksi penjual maupun unit organisasi pembeli tinggal
melaksanakan keputusan tersebut. Tetapi, metode ini seringkali memberikan
dampak negatif bagi unit organisasi, karena hal tersebut seringkali bertentangan
dengan otonomi yang diberikan pada setiap unit organisasai untuk mengelolah unit
organisasinya dengan cara paling menguntungkan unit organisasi tersebut.

18
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Harga jual adalah jumlah moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha
kepada pembeli atau pelanggan atas barang atau jasa yang dijual atau diserahkan.
Tujuan dari penetapan harga jual itu ada 5 yaitu : 1. Mencapai Penghasilan atas
Investasi, 2. Kestabilan Harga, 3. Mempertahankan atau Meningkatkan Bagian
dalam Pasar, 4. Menghadapi atau Mencegah Persaingan, 5. Penetapan Harga untuk
Memaksimalkan Laba. Metode yang digunakan dalam penetapan harga jual ada 5
juga yaitu, Metode maksimalisasi laba, Tingkat pengembalian atas modal, Biaya
Konversi, Marjin Kontribusi dan Biaya Standar. Sedangkan harga transfer adalah
harga yang ditetapkan di dalam transaksi penjualan dan pembelian diantara
berbagai unit organisasi di dalam kelompok perusahaan yang sama tersebut.
Metode penetapan harga transfer juga ada 5 yaitu : Metode Harga Pasar, Biaya,
Biaya Plus, Negosiasi dan Arbitrer.

3.2 Saran
Semoga pemerintah dapat lebih berperan lagi dalam menentukan harga
jual dan transfer suatu barang baik ekspor maupun impor agar semuanya dapat
berjalan secara maksimal dan efektif demi kesejahteraan rakyat.

19
DAFTAR PUSTAKA

Rudianto. AKUNTANSI MANAJEMEN Informasi untuk Pengambilan Keputusan


Manajemen, Jakarta: PT Grasindo, 2006.
http://dion.staff.gunadarma.ac.id/Download/files/14153/TRANSFER+PRICE.doc
www.academia.edu/9122025/Transfer_Price
http://Responsitory.binus.ac.id
http://nolasetianung.blogspot.com/2015/10/penentuan-harga-transfer.html

20

Anda mungkin juga menyukai