Anda di halaman 1dari 10

DESKRIPSI MATERI

PERTEMUAN KE- 6 : Metode Manajemen Resiko


Mata Kuliah : Manajemen Resiko dan Asuransi
Dosen Pengampu: Joko Suprapto, S.ST., M.M.

PENGANTAR:
Sebelum kita berbicara tentang manajemen risiko, terlebih dahulu kita
harus memahami risiko. Risiko adalah ketidak pastian, sedangkan manajemen
risiko adalah proses pengidentifikasian, pengukuran dan cara untuk
menanggulangi ketidak pastian.

TUJUAN PERKULIAHAN:
1. Mahasiswa memahami fungsi pokok manajemen risiko
2. Mahasiswa memehami macam-macam risiko dan ketidakpastian
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi resiko
4. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran dan pengendalian resiko
5. Mahasiswa mampu mengetahui karakteristik manajemen risiko yang baik

URAIAN MATERI:
Manajemen risiko sangat diperlukan dalam sebuah organisasi, karena
dalam sebuah organisasi perlu mengetahui apa saja yang akan menghambat dalam
perjalanan sebuah organisasi tersebut.
Fungsi pokok manajemen risiko :
a.   Menemukan kerugian potensial
Mengidentifikasi seluruh risiko yang akan dihadapi oleh organisasi.
b.   Mengevaluasi kerugian potensial
Mengenal dan menanggulangi besarnya frekuensi kerugian dan keparahan
atau kegawatan kerugian.
c.   Menentukan cara penanggulangan risiko
Agar suatu organisasi dapat menentukan cara apa yang dapat dilakukan dan
tepat untuk menangani sebuah risiko. Apakah itu dengan mengurangi,
mencegah, meretensi ( menahan sendiri ), menghindari dan memindahkan
kerugian kepada pihak lain.
Macam – Macam Ketidakpastian
1.   Ketdakpastian Ekonomi
2.   Ketidakpastian Alam
3.   Ketidakpastian Kemanusiaan

MACAM – MACAM RISIKO


a.   Menurut Sifatnya
1.    Risiko Murni
2.    Risiko Spekulatif
3.    Risiko Fundamental
4.    Risiko Dinamis

b.  Menurut Sumbernya


1.     Risiko Sosial
2.     Risiko Fisik
3.     Risiko Ekonomi

c.    Risiko Dalam Bidang Bisnis


1.      Risiko Teknis
2.      Risiko investasi
3.      Risiko Pemasaran
4.      Risiko Politis

IDENTIFIKASI RISIKO

Identifikasi risiko adalah proses menganalisis untuk menentukan secara


sistematis risiko ( kerugian potensial ). Identifikasi risiko dapat dilakukan dengan
cara :
1.   Pendekatan T – K –P
  T ( Tempat )
Yaitu dimana saja risiko itu berada dan dapat ditemukan pada empat tempat utama
antara lain B O U P ( Barang, Orang, Uang dan Prosedur ).
  K ( Kejadian )
Masalah yang dapat diangkat pada hal ini adalah apa saja yang terjadi pada tempat
itu.
  P ( Penyebab )
Masalah yang dapat diangkat dalam hal ini adalah mengapa kejadian – kejadian
tersebut sampai terjadi. Kejadian – kejadian tersebut dapat terjadi karena
disebabkan oleh faktor – faktor operasional seperti manusia, alam, teknologi,
aturan dan pasar.
Kejadian – kejadian pada BOUP dapat disebabkan oleh faktor MATAP.

2.   Penyusun Chek List


Dalam identifikasi risiko selain pendekatan T – K – P dapat juga ditelusuri dari
siapa penyusun chek list. Penyusun chek list diantaranya manajer risiko dan chek
list dari perusahaan asuransi.
Klasifikasi kerugian dalam chek list :
a.       Kerrugian Hak Milik ( Property Losses )
·         Kerugian langsung
·         Kerugian tidak langsung
·         Kerugian pendapatan
b.      Kerugian Berupa Kepada Pihak Lain ( Liability Losses )
c.       Kerugian Personil ( Personal Losses )

Metode Identifikasi Risiko


1)      Metode Kuesioner Analisis Risiko
Metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan segala informasi yang
diperlukan agar tidak ada yang terlewatkan.
2)      Metode Laporan Keuangan
Metode ini dilakukan dengan cara menganalisis segala laporan keuangan
seperti neraca, laporan laba rugi, dan catatan keungan lainnya.
3)      Metode Peta Aliran ( Flow Chart )
Metode ini dilakukan dengan cara mengawasi secara langsung bahan yang
akan dijadikan barang produksi mulai dari suplier menuju ke gudang bahan
menuju proses produksi, setelah barang jadi akan ditaruh pada gudang
barang jadi dan akan di psalurkan kepada penyalur dan terakhir akan
didistribusikan kekonsumen.
4)      Metode Inspeksi Langsung Pada Obyek
Metode ini harus membentuk sebuah badan yang bertugas untuk mengamati
langsung jalannya operasi perusahaan.
5)      Metode Interaksi Dengan Bagian Lain
Metode ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman lengkap dan plaporan
mutakhir perkembangan perusahaan.
6)      Statistik Kerugian
Yaitu segala gambaran tentang kerugian yang telah terjadi dan kerugian
yang sering terjadi serta seberapa besar kerugian yang sudah terjadi.
7)      Analisis Lingkungan
Metode ini bertujuan untuk mengetahui seberpa besar minat pelanggan
terhadap barang yang perusahaan produksi, mengetahui pesaing yang
potensial dan siapa saja yang menguasai pemasaran produk yang sejenis.

PENGUKURAN RISIKO

Risiko juga harus di ukur agar kita dapat mengetahui seberapa besar
tingkat keparahannya. Risiko perlu diukur untuk menentukan penting atau
tidaknya risiko tersebut dan untuk menentukan kegiatan manajemen risiko yang
cocok dalam menanganinya.
1.      Dimensi yang harus diukur
 Frekuensi kerugian yang akan terjadi,
 Tingkat keparahan yang ditimbulkan dari kerugian itu.
2.      Dasar pengukuran
Dasar frekuensi kerugian : kerugian sering, tingkat keparahan kecil.
Dasar keparahan kerugian : kerugian jarang, tingkat keparahan besar.
3.      Cara mengukur risiko
Menggunakan konsep probabilitas dengan formula rumus sebagai berikut :
Tanpa dibobot :P(E)=E/S
Dengan dibobot : P ( E ) = W ( E ) / W ( S )
Keterangan :
P(E) : Probabilitas terjadinya event
E: Sub set atau event
S: Sample set atau set
W : weight ( bobot ) masing – masing event.

PENGENDALIAN RISIKO

Risiko harus dapat dikendalikan agar tidak menimbulkan kerugian yang


besar terhadap suatu organisasi ataupun pada perseorangan. Risiko dapat
dikendalikan dengan cara menghindari risiko, mencegah risiko, menahan risiko
dan memindahkan risiko. Menghindari risiko dan mencegah risiko merupakan
pendekatan pengendalian risiko ( risk control ), sedangkan menahan dan
memindahkan risiko merupakan pembiayaan risiko ( risk financing ).
1.      Menghindari Risiko
Yaitu pengendalian risiko dengan cara menarik diri dari aktivitas yang
menyebabkan risiko.cara ini dapat dikatakan cara yang ekstrim.
2.      Mencegah Risiko
Yaitu pengendalian risiko dengan cara mempersiapkan diri sebelum terjadi
risiko. Seperti menyiapkan alat – alat kebakaran sebelum terjadi kebakaran.
3.      Menahan Risiko
Yaitu pengendalian risiko dengan cara menghadapi / menanggulangi sendiri
risiko yang terjadi, untuk risiko yang menyebabkan kerugian kecil. Seperti
risiko kehilangan handphone akan ditanggung yang mempunyai HP
tersebut.
4.      Memindahkan Risiko
Yaitu pengendalian risiko dengan cara melimpahkan sebagian atau
seluruhnya risiko yang akan dihadapi kepada pihak lain. Biasanya
pengendalian ini dilakukan apabila kerugian yang ditimbulkan besar. Seperti
risiko kebakaran rumah tempat tinggal dipindahkan dengan cara membuka
asuransi sehingga risiko tersebut akan dipindahkan kepada pihak asuransi.

Untuk risiko yang tidak bisa dihindari, organisasi perlu melakukan


pengendalian risiko. Dengan menggunakan dua dimensi yaitu probabilitas dan
severity. Pengendalian risiko bertujuan untuk mengurangi probabilitas munculnya
kejadian, mengurangi tingakt keseriusan ( severity ), atau keduanya. Ada beberapa
teori yang ingin menelusuri penyebab munculnya risiko, antara lain :
1.    Teori domino ( Heinrich, 1959 )
Teori ini mengatakan bahwa kecelakaan bisa dilihat sebagai urutan lima tahap
berikut ini :
1.    Lingkungan sosial dan faktor bawaan yang menyebabkan seseorang
berperilaku tertentu ( misal mempunyai temperamen tinggi sehingga gampang
marah )
2.    Personal fault ( kesalahan individu ), dimana individu tersebut tidak
mempunyai respon yang tepat (benar) dalam situasi tertentu.
3.    Unsafe act or physical hazard ( tindakkan yang berbahaya atau kondisi fisik
yang berbahaya )
4.    Kecelakaan
5.    Cedera
2.    Rantai risiko ( Risk Chain )
Menurut Mekhofer, 1987, risiko yang muncul bisa dipecah ke dalam
beberapa komponen :
1.   Hazard ( kondisi yang mendorong terjadinya risiko )
2.   Lingkungan di mana hazard tersebut berada
3.   Interaksi hazard dengan lingkungan
4.   Hasil dari interaksi
5.   Konsekuensi dari hasil tersebut

3.    Fokus dan Timing Pengendalian Risiko


a. Fokus pengendalian risiko
Pengendalian risiko bisa difokuskan pada usaha mengurangi kemungkinan (
probability ) munculnya risiko dan mengurangi keseriusan ( severity )
konsekuensi risiko tersebut.
Pemisahan ( separation ) dan duplikasi ( duplication ) merupakan dua bentuk
umum metode untuk mengurangi keseriusan risiko. Contoh pemisahan adalah
menyebar operasi perusahaan, sehingga terjadi kecelakaan kerja, karyawan
yang menjadi korban akan terbatas.
Tentunya kita bisa menggunakan metode mengurangi kemungkinan munculnya
risiko dengan pengurangan severity secara bersamaan. Sebagai contoh, dokter
ahli bedah belajar metode baru dalam pembedahan yang lebih canggih dan
lebih aman. Dengan metode baru tersebut, dokter tersebut bisa mengurangi
probabilitas terkena risiko digugat akibat mal – praktik, dan juga sekaligus
menurunkan severity tuntutan jika risiko gugatan terjadi.
b. Timing pengendalian risiko
Dari sisi timing ( waktu ), pengendalian risiko bisa dilakukan sebelum, selama,
dan sesudah risiko terjadi. Sebagai contoh, perusahaan bisa melakukan training
untuk karyawannya mengenai peraturan, prosedur, dan teknik untuk
menghindari kecelakaan kerja. Karena aktivitas tersebut dilakukan sebelum
terjadinya kecelakaan kerja, maka aktivitas tersebut merupakan aktivitas
sebelum risiko terjadi.
Pengendalian risiko juga bisa dilakukan pada saat terjadinya risiko. Sebagai
contoh, kantong udara pada mobil secara otomatis akan mengembang jika
terjadi kecelakaan. Pengendalian risiko bisa juga dilakukan setelah risiko
terjadi.

KEPUTUSAN MEMILIH ALTERNATIF MANAJEMEN RISIKO


Secara umum jika risiko mempunyai frekuensi yang sering dengan severity
yang rendah, maka alternatif risiko ditahan merupakan alternatif yang paling
optimal. Jika risiko mempunyai frekuensi yang kecil tetapi mempunyai severity
yang besar, maka alternatif ditransfer merupakan alternatif yang optimal. Jika
frekuensi dan severity tinggi, maka perusahaan bisa berpikir untuk menghindari
risiko tersebut.

Alternatif manajemen risiko :


Frekuensi Severity
Teknik yang dipilih
( probabilitas ) ( keseriusan )
Rendah Rendah Ditahan
Tinggi Rendah Ditahan
Rendah Tinggi Ditransfer
Tinggi Tinggi Dihindari

Penggunaan alternatif – alternatif tersebut perlu dilengkapi dengan pengendalian


risiko. Pengendalian risiko berkaitan dengan alternatif – alternatif risiko seperti
berikut ini. Untuk alternatif menahan risiko, maka pengendalian risiko menjadi
penting dilakukan. Pengendalian risiko yang baik bisa memperkecil risiko,
sehingga alternatif menahan risiko menjadi lebih layak. Untuk alternatif
mentransfer risiko, pengendalian risiko bisa menurunkan harga yang dibayar
untuk mentransfer risiko tersebut.
KARAKTERISTIK MANAJEMEN RISIKO YANG BAIK

1. Memahami bisnis perusahaan yang baik


a. Kunci keberhasilan manajemen risiko.
b. Tanggung jawab terhadap risiko berada pada tangan semua organisasi.
c. Pekerjaan berpengaruh terhadap risiko organisasi.
d. Pekerjaaan berkaitan dengan fungsi lain dalam organisasi.

2. Formal dan terintegrasi


Manajemen risiko formal meliputi :
a. Infrastruktur keras (ruang kerja, komputer, struktur organisasi)
b. Infrastruktur lunak ( budaya kehati – hatian, organisasi yang selalu
responsif terhadap risiko )
c. Proses manajemen risiko ( identifikasi, pengukuran, pengendalian risiko ).
Langkah – langkah manajemen risiko yang terintegrasi secara formal :
a. Mengidentifikasi semua risiko, mengurangi risiko
b. Menggunakan Brainstorming ( curah pendapat ) antara manajemen
dengan konsultan.
c. Menghitung probabilitias dan dampak risiko secara kuantitatif.
d. Menggunakan ukuran risiko yang mudah dipahami.
e. Melihat ketidakkonsistenan anatar bagian, penghematan dalam
pengaadaan risiko.

3. Mengembangkan instruktur risiko


Infrastruktur risiko yang mendukung disini adalah struktur organisasi.
Perusahaan menggunakan struktur organisasi yang bervariasi.

4. Menetapkan mekanisme pengawasan


Manajeman risiko ya.g efektif harus mempunyai sistem pengendalian yang
baik, agar terjadi mekanisme saling iengontrol, menghindari kekuasaa. yang
berlebihan dan tidak adanya pemusatan kekuasaan.
5. Menetapkan batas ( limit )
Merupakan bagian integral dari manajemen risiko. Misal untuk risiko kredit,
pembatasan mencakup antara lain konsentrasi kredit pada nasabah, sektor
tertentu, tingkat risiko dan calon nasabah.

PERTANYAAN:
1. Sebutkan dan jelaskan fungsi pokok manajemen risiko?
2. Sebutkan dan jelaskan karakteristik manajemen risisko yang baik?
3. Menurut pendapat anda, apakah semua risiko yang terdapat di dalam
organisasi harus kita cemaskan? Serta alasannya?
4. Jelaskan Langkah – langkah manajemen risiko yang terintegrasi secara
formal!
5. Jelaskan alternatif dalam manajemen resiko!

Anda mungkin juga menyukai