Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

RISIKO KEMATIAN, KESEHATAN, DAN KECELAKAAN

Disusun Oleh Kelompok 3 :


1. Amalia Khasanah C1C018020
2. Aisiyah Alifia Fitri C1C018157
3. Joko Prayetno C1C018180
Dosen Pengampu : Dr. Novita Sari, S.E., M.si.

S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BENGKULU
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
pertolonganNya kami dapat menyelesaiakan makalah kami, yang membahas mengenai
Risko Kematian, Kesehatan, dan Kecelakaan. Meskipun banyak rintangan dan hambatan
yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan
baik.
Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada Dosen pengampu yang telah
membantu kami dalam mengerjakan makalah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih
kepada teman-teman yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak
langsung dalam pembuatan makalah ini.
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada teman-teman dari hasil makalah
ini. Karena itu kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi
kita bersama. Semoga Makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bengkulu , 01 Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

COVER.....................................................................................................................
KATA PENGANTAR...................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................
1.1 Latar Belakang.......................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................
2.1 Risiko Kematian....................................................................................
2.2 Risiko Kesehatan...................................................................................
2.3 Risiko Kecelakaan Kendaraan.................................................................
2.4 Kecelakaan Kerja....................................................................................
BAB III PENUTUP......................................................................................................
3.1 Kesimpulan...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................
LAMPIRAN.............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata “Resiko” dan sudah biasa
dipakai dalam percakapan sehari-hari oleh kebanyakan orang. Resiko  merupakan bagian
dari kehidupan kerja individual maupun organisasi.  Berbagai macam resiko, seperti
resiko kebakaran, tertabrak kendaraan lain di jalan, resiko terkena banjir di musim hujan
dan sebagainya, dapat menyebabkan kita menanggung kerugian jika resiko-resiko
tersebut tidak kita antisipasi dari awal.  Resiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian
atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.
Sebagaimana kita pahami dan sepakati bersama bahwa tujuan berwirausaha adalah
membangun dan memperluas keuntungan kompetitif dalam organisasi.
Aktivitas suatu badan usaha atau perusahaan pada dasarnya tidak dapat dilepaskan dari
aktivitas mengelola resiko. Operasi suatu badan usaha atau perusahaan biasanya
berhadapan dengan resiko usaha dan resiko non usaha. Imam Ghazali dalam
Kasidy, Manajemen Resiko (2010) menyatakan bahwa, resiko usaha adalah resiko yang
berkaitan dengan usaha perusahaan untuk menciptakan keunggulan bersaing dan
memberikan nilai bagi pemegang saham. Sedangkan resiko non usaha adalah resiko
lainnya yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan.
Resiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi karena kurang atau tidak
tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi.  Sesuatu yang tidak
pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan.  Menurut Wideman,
ketidakpastian yang menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah
peluang (opportunity), sedangkan ketidakpastian yang menimbulkan akibat yang
merugikan disebut dengan istilah resiko (risk).  Dalam beberapa tahun terakhir,
manajemen resiko menjadi trend utama baik dalam perbincangan, praktik, maupun
pelatihan kerja.  Hal ini secara konkret menunjukkan pentingnya manajemen resiko
dalam bisnis pada masa kini.
Secara umum resiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi seseorang
atau perusahaan di mana terdapat kemungkinan yang merugikan.  Bagaimana jika
kemungkinan yang dihadapi dapat memberikan keuntungan yang sangat besar, dan
walaupun mengalami kerugian sangat kecil sekali.  Misalnya membeli lotere.  Jika
beruntung maka akan mendapat hadiah yang sangat besar, tetapi jika tidak beruntung
uang yang digunakan membeli lotere relatif kecil.  Apakah ini juga tergolong resiko? 
Jawabannya adalah hal ini juga tergolong resiko.  Selama mengalami kerugian walau
sekecil apapun hal itu dianggap resiko.
Mengapa resiko harus dikelola?  Jawabannya tidak sulit ditebak, yaitu karena resiko
mengandung biaya yang tidak sedikit.  Bayangkan suatu kejadian di mana suatu
perusahaan sepatu yang mengalami kebakaran.  Kerugian langsung dari peristiwa
tersebut adalah kerugian finansial akibat asset yang terbakar (misalnya gedung,
material, sepatu setengah jadi, maupun sepatu yang siap untuk dijual).  Namun juga
dilihat kerugian tidak langsungnya, seperti tidak bisa beroperasinya perusahaan selama
beberapa bulan sehingga menghentikan arus kas.  Akibat lainnya adalah macetnya
pembayaran hutang kepada supplier dan kreditor karena terhentinya arus kas yang
akhirnya akan menurunkan kredibilitas dan hubungan baik perusahaan dengan partner
bisnis tersebut.
Resiko dapat dikurangi dan bahkan dihilangkan melalui manajemen resiko.  Peran dari
manajemen resiko diharapkan dapat mengantisipasi lingkungan cepat berubah,
mengembangkan corporate governance, mengoptimalkan strategic management,
mengamankan sumber daya dan asset yang dimiliki organisasi, dan mengurangi reactive
decision making dari manajemen puncak.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dari risiko kematian ?


2. Bagaimana cara mengukur probabilitas dan kerugian dari kematian awal ?
3. Bagaimana cara mengukur interaksi probabilitas kematian awal dengan Severity
Kerugian: aplikasi untuk penentuan premi asuransi ?
4. Apa saja penyebab dari risiko kesehatan ?
5. Apa saja penyebab dari risiko kecelakaan kendaraan ?
6. Apa saja penyebab dari risiko kecelakaan kerja ?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Untuk mengetahui pengertian dari risiko kematian ?
2. Untuk mengetahui cara mengukur probabilitas dan kerugian dari kematian awal ?
3. Untuk mengetahui cara mengukur interaksi probabilitas kematian awal dengan Severity
Kerugian: aplikasi untuk penentuan premi asuransi ?
4. Untuk mengetahui penyebab dari risiko kesehatan ?
5. Untuk mengetahui penyebab dari risiko kecelakaan kendaraan ?
6. Untuk mengetahui penyebab dari risiko kecelakaan kerja ?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Risiko Kematian


Pengertian Risiko Kematian
Kematian adalah akhir dari kehidupan , ketiadaan nyawa dalam organisme biologis.
Semua makhluk hidup pada akhirnya akan mati secara permanen, baik karena penyebab
alami seperti penyakit atau karena penyebab tidak alami seperti kecelakaan (Wikipedia,
2010). Setelah kematian, tubuh makhluk hidup mengalami pembusukan. Sedangkan mati
adalah keadaan menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang bisa
terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup (Badan Pusat Statistik, 2004).
Istilah “risiko” berkaitan erat dengan “ketidakpastian”. Sesuatu yang tidak pasti dapat
berakibat menguntungkan ataupun merugikan. Ketidakpastian yang berakibat
menguntungkan disebut “peluang”, sedangkan ketidakpastian yang berakibat merugikan
disebut ‘risiko’ (risk). Risiko kematian adalah suatu keadaan tidak pasti yang kemungkinan
memberikan akibat merugikan yaitu kematian (Muhammad Idris, 2010).

1.        MENGUKUR PROBABILITAS DAN KERUGIAN DARI KEMATIAN AWAL


Untuk menghitung besarnya kerugian yang dihadapi, kita perlu menghitung probabilitas
suatu peristiwa akan besarnya kerugian yang akan ditanggung (severity).

1.1.Tabel Kematian
Probabilitas kematian awal bisa dihitung dengan menghitung tabel kematian (mortality
table). Tabel tersebut menunjukkan probabilitas kematian dan bertahan hidup untuk
kelompok umur tertentu, dan disajikan dengan format yang mudah dibaca.

1.2.Menghitung Probabilitas Kematian Awal


Tabel kematian memberikan dasar untuk perhitungan probabilitas kematian lebih lanjut.
Usia Jumlah Orang Jumlah Probabilitas Probabilitas
Hidup Kematian Kematian Bertahan Hidup
35 9.491.711 20.028 0,00211 0,99789
36 9.471.683 21.217 0,00224 0,99776
37 9.450.466 22.681 0,00240 0,99760
38 9.427.785 24.324 0,00258 0,99741
39 9.403.461 26.236 0,00279 0,99721
40 9.377.225 28.319 0,00302 0,99698
Sebagai contoh probabilitas seseorang yang berumur 35th akan meninggal 1 atau 5 tahun
mendatang. Perhitungannya :
1q35 = (20.028) / 9.491.711 = 0,00211

5q35 = (20.028 + 21.217 + 22.681 + 24.324 + 26.236) / 9.491.711 = 0,01206


Sebagai alternatif peritungan probabilitas orang berumur 35th dan harapan hidup 1 atau 5
tahun mendatang adalah :
1P35 = (1000 – 2,11) / 1000 = 0,9979

5P35 = (1000 – (2,11 + 2,24 + 2,40 + 2,58 + 2,79)) / 1000 = 0,9879

1.3.Eksposur Karena Kematian Awal


Kematian awal mengakibatkan konsekuensi negatif bagi pihak yang ditinggalkan.
Konsekuensinya sebagai berikut :
a.       Eksposur yang dihadapi oleh keluarga
-          Konsekuensi ekonomis, seperti kerugian akibat tidak bisa memperoleh sumber
penghasilan.
Beberapa pendekatan kebutuhan yang harus dicukupi oleh orang yang meninggal tersebut :
Ø  Kebutuhan untuk menjaga standar hidup yang ada
Ø  Kebutuhan untuk membesarkan anak
-          Konsekuensi emosional, lebih sulit diukur daripada nilai ekonomisnya. Kebutuhan akan
dihitung berdasar konsekuensi yang bisa dihitung nilai ekonomisnya.
Misalkan suatu keluarga menghabiskan Rp 5jt perbulan atau Rp 60jt pertahun untuk
kebutuhan hidupnya. Misalkan kebutuhan tersebut diasumsikan konstan. Misalkan
kebutuhan tersebut dipenuhi oleh seorang ayah sepenuhnya yang berusia 40th. Kemudian
ayah tersebut meninggal dunia, padahal usia pengaharapan hidup adl 70th. Misalkan tingkat
bunga yang relevan adalah 15% (dipakai sabagai discount rate untuk perhitungan present
value), maka nilai kebutuhan hidup yang harus ditanggung ayah tersebut adl:

PV = 60jt / (1+0,15)1 + ....................... + 60jt / (1+0,15)30 = 393.958.778

Ket :   Keluarga tersebut bisa membeli asuransi dengan nilai pertanggungan sekitar Rp 390jt
untuk menjaga konsekuensi negatif kematian ayah keluarga tersebut.

b.      Eksposur yang dihadapi bisnis


Beberapa kerugian yang diderita oleh perusahaan jika orang kunci meninggal tidak mudah.
Tetapi kita bisa menggunakan pendekatan jumlah kerugian yang akan ditanggung
perusahaan.

Misalnya : Pak Hardo sebagai juru masak bisa bekerja 10th lagi. Rumah makan bisa
menghasilkan omset sebesar Rp100jt pertahun dengan laba sebesar Rp20jt pertahun dan
biaya modal internal rumah makan 20%. Jika Pak Hardo meninggal diperkiran omset turun
separuhnya menjadi Rp75jt pertahun.
                  Kerugian pertahun = Rp100jt – Rp75jt = Rp25jt pertahun. Present value dari kerugian  yang
diderita jika Pak Hardo meninggal dengan biaya modal 20% dipakai sebagai discount rate
adalah :

Kerugian = 25jt / (1+0,2)1 + ............... + 25jt  / (1+0,2)10 = 104.811.802


Ket :         Kepergian Pak Hardo mengakibatkan kerugian sekitar Rp104jt. Rumah makan
tersebut bisa membeli asuransi dengan nilai pertanggungan sebesar Rp104jt.

2.   INTERAKSI PROBABILITAS KEMATIAN AWAL DENGAN SEVERITY KERUGIAN : APLIKASI


UNTUK PENENTUAN PREMI ASURANSI

Kerugian yang diharapkan merupakan perkalian antara probabilitas kejadian dengan


besarnya kerugian yang terjadi (severity).
Sebagai contoh, misalkan ada seorang pria berusia 70th. Jika meninggal lima tahun
mendatang (usia 75th), kerugian yang akan ditanggung keluarga adalah Rp 100jt. Nilai
sekarang dari kerugian yang diharapkan.
Dengan menggunakan tabel kematian CSO 1980 (lampiran) kita bisa menghitung
probabilitas kematian orang tersebut :
70q75 = (6.274.160 – 4.898.907) / 6.274.160 = 0,219

Kerugian yang diharapkan merupakan perkalian antara probabilitas dengan severity, yang
bisa dilihat sebagai berikut :
Kerugian yang Diharapkan = 0,219 x Rp100jt = Rp 21,9jt

Karena peristiwa terjadi lima tahun dari sekarang maka kita perlu mencari nilai sekarang dari
kerugian tersebut. Misal tingkat bunga yg relevan adalah 10%, maka nilai sekarang dari
kerugian tersebut :
Nilai sekarang kerugian = Rp21,9jt / (1+0,1) 5 = Rp13,5jt

      Dengan menggunakan prinsip yang sama, perusahaan asuransi bisa menghitung premi
yang dibebankan kepada nasabahnya. Pada prinsipnya, premi yang diterima sama dengan
tanggungan yang akan dibayarkan kepada nasabah, sebagai berikut ini :
PV Premi yang Diharapkan = PV Tanggungan yang Diperkirakan
Misalkan perusahaan asuransi menawarkan asuransi kepada pria berusia 60th, asuransi
selama 10th. Premi asuransi yang diterima oleh perusahaan asuransi tersebut adalah Rp3jt
pertahun selama 10x. Premi tersebut dibayarkan di awal tahun. Jika orang tersebut
meninggal dalam masa asuransi tersebut, dia terbebas dari kewajiban membayar premi
tersebut. Misalkan tingkat bunga (discount rate atau biaya modal) yang relevan adalah 10%.
Nilai sekarang dari premi tersebut bisa dilihat pada tabel berikut ini

Usia Premi Probabilitas Probabilitas PV Premi yg PV Premi


(Awal Kematian Bertahan Factor Diharapkan yg
Tahun Hidup (10%) Diharapkan
)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)=(2)x(4) (7)=(6)x(5)
60 3.000.000 0,0168 1 1 3.000.000 3.000.000
61 3.000.000 0,017258 0,98392 0,90909 2.951.760 2.683.418
1
62 3.000.000 0,01855 0,966662 0,82644 2.899.986 2.396.683
6
63 3.000.000 0,019967 0,948112 0,75131 2.844.335 2.136.991
5
64 3.000.000 0,021477 0,928145 0,68301 2.784.434 1.901.806
3
65 3.000.000 0,023047 0,906667 0,62092 2.720.002 1.688.907
1
66 3.000.000 0,024609 0,88362 0,56447 2.650.860 1.496.341
4
67 3.000.000 0,026148 0,859011 0,51315 2.577.033 1.322.426
8
68 3.000.000 0,027643 0,832863 0,46650 2.498.588 1.165.610
7
69 3.000.000 0,029125 0,80522 0,42409 2.415.660 1.024.476
8
Jumlah 18.816.658

Probabilitas kematian (3), dihitung sebagai jumlah kematian pada usia tersebut dibagi
dengan jumlah orang hidup pada awal usia tersebut (dlm hal ini usia 60). Untuk usia 60th,
jumlah orang yang masih hidup adalah 8.084.266. Sebagai contoh, untuk usia 60 dan  61,
probabilitas kematian dihitung berikut ini :
Usia 60 = (129.995 / 8.084.266) = 0,01608
Usia 61 = (139.518 / 8.084.266) = 0,017258

Probabilitas bertahan hidup adalah 1 – (probabilitas kematian) =


Prob. Bertahan Usia 61 = 1 – 0,01608 = 0,98392
Premi yang diharapkan merupakan perkalian antara probabilitas bertahan hidup dengan
nilai premi yang dibayarkan. Total nilai sekarang dari premi yang diharapkan sebesar
Rp18,8jt.

Besar tanggungan yang bersedia diberikan oleh perusahaan tersebut misalnya nilai
tanggungan adalah Y, yang besarnya sama setiap tahunnya selama 10th mendatang dan
dibayarkan jika orang yang diasuransikan meninggal dunia. Rumus :
( Y x (probabilitas meninggal usia 60 akhir tahun) x (PV Factor 1th) + ............. + ( Y x
(probabilitas meninggal usia 69 akhir tahun) x (PV Factor 10th)) = 18.816.657
18.816.657 adalah PV premi yang diharapkan yang akan diterima oleh perusahaan asuransi.
Nilai Y bisa dihitung jika kita mengetahui nilai probabilitas kematian dan PV Factor untuk
setiap tahunnya selama 10th mendatang.
2.2 Risiko Kesehatan

Risiko kesehatan terjadi ketika seseorang mengalami gangguan kesehatan. Penyebab umum
gangguan kesehatan adalah semakin tuanya penduduk di dunia. Usia yang tua biasanya
lebih rentan terhadap kesehatan. Bagian berikut ini membicarakan
kecenderungan  penduduk dunia yang semakin tua, diteruskan dengan morbidity rate
(tingkat sakit penduduk), dan biaya – biaya yang berkaitan dengan perawatan kesehatan.

a.      Penduduk yang Semakin Menua


Tabel  7.1 dalam buku Mamduh Hanafi  menunjukkan besarnya penduduk yang tua di dunia
dan terlihat bahwa dalam tabel tersebut pada tahun 2025 diperkirakan ada 830 juta
penduduk dunia yang lebih besar atau sama dengan 65 tahun. Presentase penduduk tua
tersebut lebih besar di negara maju, tetapi jumlah dalam angka absolut lebih banyak di
negara berkembang.
Penyebab tren semakin banyak penduduk tua di dunia adalah menurunya kelahiran pada 25
tahun terakhir dan penurunan tingkat kematian, baik di negara berkembang dan negara
maju. Banyak faktor penyakit yang menyebabkan kematian di negara berkembang salah
satunya yaitu infeksi dan di negara maju penyakit utama yang menyebabkan kematian
adalah stroke dan artery disease.
Seperti yang terjadi di Amerika, Kanada , dan Australia, kematian karena penyakit jantung
yang terjadi di Negara tersebut menurun sekitar 50% selama 25 tahun terakhir.
Di negara maju seperti Amerika Serikat 70%  kematian muncul setelah usia 65 tahun. Di
kebanyakan negara prosentase tingkat kematian mangalami penurunan, walaupun tidak
begitu signifikan. Sebagai akibatnya kematian ‘ditunda’ ke usia di atas 60 tahunan. 
Yang pasti penyebab kematian di satu negara ke negara lainnya berbeda – beda. Ada yang
diakibatkan oleh penyakit jantung misalnya dan ada yang diakibatkan oleh infeksi, seperti
yang ada di negara maju dan berkembang.

      Berikut adalah tabel penyakit penyebab kematian terbesar :

PENYAKIT JUMLAH KORBAN


Heart Disease (penyakit jantung) 694.447
Maligmant Neoplasas (Kanker) 557.197

Cerebrovescular Disease 162.555


Chronic Lean Respiratory Disease 124.777

Kecelakaan Tidak Sengaja 105.796


Diabetes Mellitus 73.248

Influensa dan Pneumonia 65.418


Alaheimer 58.866

Nephritis 40.801

Septicemia 33.560

Jepang, Kanada, Australia, dan Perancis adalah negara maju yang memiliki rakyat yang
usia pengharapan hidupnya tertua di dunia. Secara umum usia pengharapan wanita lebih
panjang dibandingkan untuk pria.  Tapi  di negara berkembang (misal bangladesh), usia
pengharapan hidup wanita dan pria hampir sama. Di Uni Soviet, usia pengharapan hidup
malahan menurun pada tahun 1990’an, kemungkinan dikarenakan kematian yang
diakibatkan oleh penyakit akibat alkohol dan rokok, dan juga karena kekacauan ekonomi
dan sosial yang meningkat.
Jangka waktu dimana seseorang masih bisa melakukan aktivitas normalnya disebut usia
pengharapan hidup aktif. Usia pengharapan hidup aktif disetiap negara berbeda – beda.
Disamping itu interpretasi aktif dari satu negara ke negara lainnya juga berbeda. Secara
umum, semakin tua seseorang, semakin tinggi kemungkinan ketidakmampuan secara fisik
(tidak bisa aktif). Pada tahun 2000, prosentase orang berusia 65 tahun ke atas yang masih
aktif bekerja diperkirakan sebesar 3,3 % di Italia, dan 1,3% di Perancis. Di Amerika Serikat
angka kematian yang sama untuk pria adalah 17,5% dan 10%. 

b.      Morbidity Rate
Morbidity Rate berasal dari bahasa latin morbidus yang berarti sakit / tidak sehat. Morbidity
Rate merupakan banyaknya penduduk (jumlah kasus) yang menderita sakit tertentu.
Dari tabel terlihat bahwa wanita lebih banyak menderita penyakit chlamydia dibandingkan
pria. sedangkan untuk syphilis, gonorrhea, prosentase penderita pria dengan wanita hampir
sama. Berdasarkan ras, terlihat bahwa ras hitam (American African) mempunyai prosentase
penyakit syphilis dan gonorrhea lebih besar dibandingkan dengan ras lainnya.
Jika membandingkan Hispanic dan non-hispanic, prosentase penderita non-hispanic lebih
besar. Jika dilihat distribusi berdasarkan usia, terlihat bahwa usia 15-30 tahun paling rentan
terhadap penyakit tersebut. Prosentase orang muda mengidap penyakit tersebut lebih
besar dibandingkan dengan kelompok usia lainnya.
2.3   RISIKO KECELAKAAN KENDARAAN

Menurut perkiraan WHO (World Heaalth Organization) kecelakaan lalu lintas menyebabkan
lebih dari satu juta orang tewas, dan 50 juta orang terluka. Penyebab utama kecelakaan
biasanya adalah pengemudi mabuk , terlalu lelah, mengantuk, bahaya di jalan (seperti salju,
lubang, hewan dan pengemudi teledor).
Berikut ini beberapa statistik dari kecelakaan kendaraan  :
-          Sekitar 26% dari pengemudi pernah terlibat dalam kecelakaan mobil selama 5 tahun
sebelumnya.
-          Ada sekitar 17.419 kematian karena kecelakaan pada tahun 2002 yang disebabkan oleh
alkohol
-          Lebih dari setengah kematian yang dilaporkan 59% diantaranya untuk memakai sabuk
pengaman
-          Kematian karena kecelakaan mobil terbalik (rollover crashes) mencapai 52%
Contoh data kecelakaan berdasarkan Kategori usia  :

Tabel Distribusi Kecelakaan berdasarkan Kategori Usia di Amerika Serikat

Umur Jumlah Kecelakaan Prosentase (%)


<5 427 4,74
5-9 432 1,76
10-15 799 3,26
16-20 3.447 14,05
21-24 2.445 9,15
25-34 4.034 16,45
35-44 3.993 16,28
45-54 2.885 11,76
55-64 1.863 7,60
65-74 1.740 7,12
>74 2.411 9,83
Tidak 244 0,99
diketahui
Total 24.526 100 ,00

Dari tabel diatas terlihat bahwa prosentase kecelakaan terbesar terjadi pada kategori usia
16 tahun sampai dengan 44 tahun. Dari setiap kategori mempunyai prosentase antara9-
16%, lebih besar dibandingkan kategori umur lainnya.

Umur Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase Prosentase Angka


Kecelakaan Kecelakaan Penduduk Penduduk kecelakaan Kecelakaan
(1) (2) (3) (4) berdasarkan jumlah
penduduk
(5)
<5 427 4,74 19.175.198 6,83% 0,0022 25,55
5-9 432 1,76 20.549.505 7,30% 0,0021 24,12
10-15 799 3,26 20.528.072 7,29% 0,0039 44,66
16-20 3.447 14,05 20.219.890 7,18% 0,0170 195,61
21-24 2.445 9,15 18.964.001 6,73% 0,0118 135,84
25-34 4.034 16,45 39.891.724 14,11% 0,0101 116,03
35-44 3.993 16,28 45.148.527 16,04% 0,0088 101,43
45-54 2.885 11,76 37.667.952 13,35% 0,0077 87,86
55-64 1.863 7,60 24.274.684 8,63% 0,0077 88,06
65-74 1.740 7,12 18.390.986 8,34% 0,0095 108,94
>74 2.411 9,83 16.600.767 5,90% 0,0145 166,65

Tabel Kecelakaan Kendaraan Berdasarkan Kategori Usia :


Tabel tersebut menunjukkan bahwa probabilitas angka kecelakaan kendaraan tertinggi ada
pada usia 16-20 tahun, yang disusul dengan kategori usia 21-22 tahun. Tingginya angka
tersebut menunjukkan risiko kecelakaan kendaraan untuk usia tersebut.
Kecelakaan mobil dikarenakan 2 hal :
1.      Faktor manusia
Salah satu pemicu  yang mengakibatkan kecelakaan adalah pengemudi, karena pemudi
seringkali melakukan perbuatan yang bisa mendorong kecelakaan. Sebenarnya , kecelakaan
mobil itu bisa dihimdari jika pengemudi lebih berhati – hati dan waspada terhadap
kecelakaan.

Faktor penyebab terjadinya kecelakaan :


Aktivitas Prosentase
Berbicara dengan Penumpang lain 11%
Memainkan radio / CD 66%
Makan / Minum 49%
Menggunakan telepon seluler 25%

2.      Faktor Teknis
Selain manusia, faktor teknis juga berpengaruh jika terjadi kecelakaan yang diakibatkan
karena kelamahan mobil / motor yang bisa menyebabkan / mendorong kecelakaan. Seperti
contoh ban mobil yang lepas karena pemasangan yang kurang kencang , sistem api yang
kurang aman bisa meningkatkan risiko kecelakaan pada kendaraan / mobil.

Dengan mengetahui faktor – faktor yang memicu terjadinya kecelakaan pada kendaraan /
mobil, diharapkan setiap risiko kecelakaan pada kendaraan / mobil dapat dikelola dan
diantisipasi dengan lebih baik, karena tingginya angka kecelakaan dan tingginya angka
kematian akibat kecelakaan kendaraan / mobil.

2.4  KECELAKAAN KERJA

Sekitar 60% kecelakaan kerja yang menyebabkan kematian terjadi pada konstruksi, transportasi
pergudangan, pertanian, kehutanan dan perikanan. Penyebab kerja yang paling umum adalah
karena jatuh dari ketinggian, ditabrak oleh kendaraan yang bergerak, dan ditabrak oleh obyek yang
bergerak / jatuh.
Sekitar 1,3 juta pekerja secara reguler rentan terhadap suara yang terlalu bising yang bisa
merusak pendengaran pekerja. Diperkirakan 70% dari kecelakaan kerja bisa dihindari jika
perusahaan memasang sistem dengan baik. Lebih buruk lagi, diperkirakan hanya sekitar 40%
dari kecelakaan kerja yang dilaporkan.
 Informasi kecelakaan kerja di Indonesia :
Pada tahun 2005, terjadi 95.418 kecelakaan kerja yang menyebabkan 6.114 pekerja
mengalami cacat, 2.932 pekerja cacat sebagian dan 66 pekerja cacat total dan 1.736
meninggal. Meskipun tren kecelakaan kerja mengalami penurunan dari tahun ke tahun
namun angka tersebut dinilai masih cukup tinggi.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Setelah kita mengetahui dari 3 risiko tersebut , seperti risko kesehatan , risiko kecelakaan
kendaraan dan kecelakaan kerja, sebaiknya kita lebih hati – hati walaupun terkadang kita
tidak bisa mengantisipasi saat itu terjadi. Sedangkan, risiko kematian pasti semua manusia
akan menghadapi resiko kematian.

Risiko kesehatan terjadi jika kejadian tertentu, misal terkena penyakit tertentu,


mengakibatkan terganggunya aktivitas seseorang. Secara umum penyebab utama risiko
kesehatan adalah meningkatnya usia manusia. Risiko kecelakaan kendaraan terjadi karena
manusia menggunakan kendaraan. Jika dilihat bahwa penggunaan kendaraan sangat
membantu manusia tapi di sisi yang lain penggunaan kendaraan tersebut mendatangkan
risiko kecelakaan. Yang ketiga adalah Risiko kecelakaan kerja, terjadi disaat seseorang
mengalaminya pada saat bekerja.
DAFTAR PUSTAKA

http://tugaskuliahanakmenej.blogspot.com/2011/09/bab-7risiko-kesehatan-kecelakaan-mobil.html?
m=1

http://tugaskuliahanakmenej.blogspot.com/2011/09/bab-6-risiko-kematian-manajemen-risiko.html?
m=1

https://bukanindraherlambang.blogspot.com/2011/05/manajejen-risiko-risiko-kematian.html
LAMPIRAN

Tabel Kematian CSO 1980 dan 2001

Anda mungkin juga menyukai