S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BENGKULU
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
pertolonganNya kami dapat menyelesaiakan makalah kami, yang membahas mengenai
Risko Kematian, Kesehatan, dan Kecelakaan. Meskipun banyak rintangan dan hambatan
yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan
baik.
Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada Dosen pengampu yang telah
membantu kami dalam mengerjakan makalah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih
kepada teman-teman yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak
langsung dalam pembuatan makalah ini.
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada teman-teman dari hasil makalah
ini. Karena itu kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi
kita bersama. Semoga Makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER.....................................................................................................................
KATA PENGANTAR...................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................
1.1 Latar Belakang.......................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................
2.1 Risiko Kematian....................................................................................
2.2 Risiko Kesehatan...................................................................................
2.3 Risiko Kecelakaan Kendaraan.................................................................
2.4 Kecelakaan Kerja....................................................................................
BAB III PENUTUP......................................................................................................
3.1 Kesimpulan...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................
LAMPIRAN.............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata “Resiko” dan sudah biasa
dipakai dalam percakapan sehari-hari oleh kebanyakan orang. Resiko merupakan bagian
dari kehidupan kerja individual maupun organisasi. Berbagai macam resiko, seperti
resiko kebakaran, tertabrak kendaraan lain di jalan, resiko terkena banjir di musim hujan
dan sebagainya, dapat menyebabkan kita menanggung kerugian jika resiko-resiko
tersebut tidak kita antisipasi dari awal. Resiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian
atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.
Sebagaimana kita pahami dan sepakati bersama bahwa tujuan berwirausaha adalah
membangun dan memperluas keuntungan kompetitif dalam organisasi.
Aktivitas suatu badan usaha atau perusahaan pada dasarnya tidak dapat dilepaskan dari
aktivitas mengelola resiko. Operasi suatu badan usaha atau perusahaan biasanya
berhadapan dengan resiko usaha dan resiko non usaha. Imam Ghazali dalam
Kasidy, Manajemen Resiko (2010) menyatakan bahwa, resiko usaha adalah resiko yang
berkaitan dengan usaha perusahaan untuk menciptakan keunggulan bersaing dan
memberikan nilai bagi pemegang saham. Sedangkan resiko non usaha adalah resiko
lainnya yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan.
Resiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi karena kurang atau tidak
tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang tidak
pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan. Menurut Wideman,
ketidakpastian yang menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah
peluang (opportunity), sedangkan ketidakpastian yang menimbulkan akibat yang
merugikan disebut dengan istilah resiko (risk). Dalam beberapa tahun terakhir,
manajemen resiko menjadi trend utama baik dalam perbincangan, praktik, maupun
pelatihan kerja. Hal ini secara konkret menunjukkan pentingnya manajemen resiko
dalam bisnis pada masa kini.
Secara umum resiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi seseorang
atau perusahaan di mana terdapat kemungkinan yang merugikan. Bagaimana jika
kemungkinan yang dihadapi dapat memberikan keuntungan yang sangat besar, dan
walaupun mengalami kerugian sangat kecil sekali. Misalnya membeli lotere. Jika
beruntung maka akan mendapat hadiah yang sangat besar, tetapi jika tidak beruntung
uang yang digunakan membeli lotere relatif kecil. Apakah ini juga tergolong resiko?
Jawabannya adalah hal ini juga tergolong resiko. Selama mengalami kerugian walau
sekecil apapun hal itu dianggap resiko.
Mengapa resiko harus dikelola? Jawabannya tidak sulit ditebak, yaitu karena resiko
mengandung biaya yang tidak sedikit. Bayangkan suatu kejadian di mana suatu
perusahaan sepatu yang mengalami kebakaran. Kerugian langsung dari peristiwa
tersebut adalah kerugian finansial akibat asset yang terbakar (misalnya gedung,
material, sepatu setengah jadi, maupun sepatu yang siap untuk dijual). Namun juga
dilihat kerugian tidak langsungnya, seperti tidak bisa beroperasinya perusahaan selama
beberapa bulan sehingga menghentikan arus kas. Akibat lainnya adalah macetnya
pembayaran hutang kepada supplier dan kreditor karena terhentinya arus kas yang
akhirnya akan menurunkan kredibilitas dan hubungan baik perusahaan dengan partner
bisnis tersebut.
Resiko dapat dikurangi dan bahkan dihilangkan melalui manajemen resiko. Peran dari
manajemen resiko diharapkan dapat mengantisipasi lingkungan cepat berubah,
mengembangkan corporate governance, mengoptimalkan strategic management,
mengamankan sumber daya dan asset yang dimiliki organisasi, dan mengurangi reactive
decision making dari manajemen puncak.
1.1.Tabel Kematian
Probabilitas kematian awal bisa dihitung dengan menghitung tabel kematian (mortality
table). Tabel tersebut menunjukkan probabilitas kematian dan bertahan hidup untuk
kelompok umur tertentu, dan disajikan dengan format yang mudah dibaca.
Ket : Keluarga tersebut bisa membeli asuransi dengan nilai pertanggungan sekitar Rp 390jt
untuk menjaga konsekuensi negatif kematian ayah keluarga tersebut.
Misalnya : Pak Hardo sebagai juru masak bisa bekerja 10th lagi. Rumah makan bisa
menghasilkan omset sebesar Rp100jt pertahun dengan laba sebesar Rp20jt pertahun dan
biaya modal internal rumah makan 20%. Jika Pak Hardo meninggal diperkiran omset turun
separuhnya menjadi Rp75jt pertahun.
Kerugian pertahun = Rp100jt – Rp75jt = Rp25jt pertahun. Present value dari kerugian yang
diderita jika Pak Hardo meninggal dengan biaya modal 20% dipakai sebagai discount rate
adalah :
Kerugian yang diharapkan merupakan perkalian antara probabilitas dengan severity, yang
bisa dilihat sebagai berikut :
Kerugian yang Diharapkan = 0,219 x Rp100jt = Rp 21,9jt
Karena peristiwa terjadi lima tahun dari sekarang maka kita perlu mencari nilai sekarang dari
kerugian tersebut. Misal tingkat bunga yg relevan adalah 10%, maka nilai sekarang dari
kerugian tersebut :
Nilai sekarang kerugian = Rp21,9jt / (1+0,1) 5 = Rp13,5jt
Dengan menggunakan prinsip yang sama, perusahaan asuransi bisa menghitung premi
yang dibebankan kepada nasabahnya. Pada prinsipnya, premi yang diterima sama dengan
tanggungan yang akan dibayarkan kepada nasabah, sebagai berikut ini :
PV Premi yang Diharapkan = PV Tanggungan yang Diperkirakan
Misalkan perusahaan asuransi menawarkan asuransi kepada pria berusia 60th, asuransi
selama 10th. Premi asuransi yang diterima oleh perusahaan asuransi tersebut adalah Rp3jt
pertahun selama 10x. Premi tersebut dibayarkan di awal tahun. Jika orang tersebut
meninggal dalam masa asuransi tersebut, dia terbebas dari kewajiban membayar premi
tersebut. Misalkan tingkat bunga (discount rate atau biaya modal) yang relevan adalah 10%.
Nilai sekarang dari premi tersebut bisa dilihat pada tabel berikut ini
Probabilitas kematian (3), dihitung sebagai jumlah kematian pada usia tersebut dibagi
dengan jumlah orang hidup pada awal usia tersebut (dlm hal ini usia 60). Untuk usia 60th,
jumlah orang yang masih hidup adalah 8.084.266. Sebagai contoh, untuk usia 60 dan 61,
probabilitas kematian dihitung berikut ini :
Usia 60 = (129.995 / 8.084.266) = 0,01608
Usia 61 = (139.518 / 8.084.266) = 0,017258
Besar tanggungan yang bersedia diberikan oleh perusahaan tersebut misalnya nilai
tanggungan adalah Y, yang besarnya sama setiap tahunnya selama 10th mendatang dan
dibayarkan jika orang yang diasuransikan meninggal dunia. Rumus :
( Y x (probabilitas meninggal usia 60 akhir tahun) x (PV Factor 1th) + ............. + ( Y x
(probabilitas meninggal usia 69 akhir tahun) x (PV Factor 10th)) = 18.816.657
18.816.657 adalah PV premi yang diharapkan yang akan diterima oleh perusahaan asuransi.
Nilai Y bisa dihitung jika kita mengetahui nilai probabilitas kematian dan PV Factor untuk
setiap tahunnya selama 10th mendatang.
2.2 Risiko Kesehatan
Risiko kesehatan terjadi ketika seseorang mengalami gangguan kesehatan. Penyebab umum
gangguan kesehatan adalah semakin tuanya penduduk di dunia. Usia yang tua biasanya
lebih rentan terhadap kesehatan. Bagian berikut ini membicarakan
kecenderungan penduduk dunia yang semakin tua, diteruskan dengan morbidity rate
(tingkat sakit penduduk), dan biaya – biaya yang berkaitan dengan perawatan kesehatan.
Nephritis 40.801
Septicemia 33.560
Jepang, Kanada, Australia, dan Perancis adalah negara maju yang memiliki rakyat yang
usia pengharapan hidupnya tertua di dunia. Secara umum usia pengharapan wanita lebih
panjang dibandingkan untuk pria. Tapi di negara berkembang (misal bangladesh), usia
pengharapan hidup wanita dan pria hampir sama. Di Uni Soviet, usia pengharapan hidup
malahan menurun pada tahun 1990’an, kemungkinan dikarenakan kematian yang
diakibatkan oleh penyakit akibat alkohol dan rokok, dan juga karena kekacauan ekonomi
dan sosial yang meningkat.
Jangka waktu dimana seseorang masih bisa melakukan aktivitas normalnya disebut usia
pengharapan hidup aktif. Usia pengharapan hidup aktif disetiap negara berbeda – beda.
Disamping itu interpretasi aktif dari satu negara ke negara lainnya juga berbeda. Secara
umum, semakin tua seseorang, semakin tinggi kemungkinan ketidakmampuan secara fisik
(tidak bisa aktif). Pada tahun 2000, prosentase orang berusia 65 tahun ke atas yang masih
aktif bekerja diperkirakan sebesar 3,3 % di Italia, dan 1,3% di Perancis. Di Amerika Serikat
angka kematian yang sama untuk pria adalah 17,5% dan 10%.
b. Morbidity Rate
Morbidity Rate berasal dari bahasa latin morbidus yang berarti sakit / tidak sehat. Morbidity
Rate merupakan banyaknya penduduk (jumlah kasus) yang menderita sakit tertentu.
Dari tabel terlihat bahwa wanita lebih banyak menderita penyakit chlamydia dibandingkan
pria. sedangkan untuk syphilis, gonorrhea, prosentase penderita pria dengan wanita hampir
sama. Berdasarkan ras, terlihat bahwa ras hitam (American African) mempunyai prosentase
penyakit syphilis dan gonorrhea lebih besar dibandingkan dengan ras lainnya.
Jika membandingkan Hispanic dan non-hispanic, prosentase penderita non-hispanic lebih
besar. Jika dilihat distribusi berdasarkan usia, terlihat bahwa usia 15-30 tahun paling rentan
terhadap penyakit tersebut. Prosentase orang muda mengidap penyakit tersebut lebih
besar dibandingkan dengan kelompok usia lainnya.
2.3 RISIKO KECELAKAAN KENDARAAN
Menurut perkiraan WHO (World Heaalth Organization) kecelakaan lalu lintas menyebabkan
lebih dari satu juta orang tewas, dan 50 juta orang terluka. Penyebab utama kecelakaan
biasanya adalah pengemudi mabuk , terlalu lelah, mengantuk, bahaya di jalan (seperti salju,
lubang, hewan dan pengemudi teledor).
Berikut ini beberapa statistik dari kecelakaan kendaraan :
- Sekitar 26% dari pengemudi pernah terlibat dalam kecelakaan mobil selama 5 tahun
sebelumnya.
- Ada sekitar 17.419 kematian karena kecelakaan pada tahun 2002 yang disebabkan oleh
alkohol
- Lebih dari setengah kematian yang dilaporkan 59% diantaranya untuk memakai sabuk
pengaman
- Kematian karena kecelakaan mobil terbalik (rollover crashes) mencapai 52%
Contoh data kecelakaan berdasarkan Kategori usia :
Dari tabel diatas terlihat bahwa prosentase kecelakaan terbesar terjadi pada kategori usia
16 tahun sampai dengan 44 tahun. Dari setiap kategori mempunyai prosentase antara9-
16%, lebih besar dibandingkan kategori umur lainnya.
2. Faktor Teknis
Selain manusia, faktor teknis juga berpengaruh jika terjadi kecelakaan yang diakibatkan
karena kelamahan mobil / motor yang bisa menyebabkan / mendorong kecelakaan. Seperti
contoh ban mobil yang lepas karena pemasangan yang kurang kencang , sistem api yang
kurang aman bisa meningkatkan risiko kecelakaan pada kendaraan / mobil.
Dengan mengetahui faktor – faktor yang memicu terjadinya kecelakaan pada kendaraan /
mobil, diharapkan setiap risiko kecelakaan pada kendaraan / mobil dapat dikelola dan
diantisipasi dengan lebih baik, karena tingginya angka kecelakaan dan tingginya angka
kematian akibat kecelakaan kendaraan / mobil.
Sekitar 60% kecelakaan kerja yang menyebabkan kematian terjadi pada konstruksi, transportasi
pergudangan, pertanian, kehutanan dan perikanan. Penyebab kerja yang paling umum adalah
karena jatuh dari ketinggian, ditabrak oleh kendaraan yang bergerak, dan ditabrak oleh obyek yang
bergerak / jatuh.
Sekitar 1,3 juta pekerja secara reguler rentan terhadap suara yang terlalu bising yang bisa
merusak pendengaran pekerja. Diperkirakan 70% dari kecelakaan kerja bisa dihindari jika
perusahaan memasang sistem dengan baik. Lebih buruk lagi, diperkirakan hanya sekitar 40%
dari kecelakaan kerja yang dilaporkan.
Informasi kecelakaan kerja di Indonesia :
Pada tahun 2005, terjadi 95.418 kecelakaan kerja yang menyebabkan 6.114 pekerja
mengalami cacat, 2.932 pekerja cacat sebagian dan 66 pekerja cacat total dan 1.736
meninggal. Meskipun tren kecelakaan kerja mengalami penurunan dari tahun ke tahun
namun angka tersebut dinilai masih cukup tinggi.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Setelah kita mengetahui dari 3 risiko tersebut , seperti risko kesehatan , risiko kecelakaan
kendaraan dan kecelakaan kerja, sebaiknya kita lebih hati – hati walaupun terkadang kita
tidak bisa mengantisipasi saat itu terjadi. Sedangkan, risiko kematian pasti semua manusia
akan menghadapi resiko kematian.
http://tugaskuliahanakmenej.blogspot.com/2011/09/bab-7risiko-kesehatan-kecelakaan-mobil.html?
m=1
http://tugaskuliahanakmenej.blogspot.com/2011/09/bab-6-risiko-kematian-manajemen-risiko.html?
m=1
https://bukanindraherlambang.blogspot.com/2011/05/manajejen-risiko-risiko-kematian.html
LAMPIRAN