Oleh:
1. Vellya Nabila Utami Putri (C1C018021)
Dosen pengampuh :
UNIVERSITAS BENGKULU
2020
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Pengantar Pemrosesan
Transaksi
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari ibu
Dr. E Novita Sari, SE., M.Si.. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Sistem Informasi Akuntansi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Dr. E Novita Sari, SE., M.Si yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
Daftar isi
Kata Pengantar............................................................................................................................................2
Daftar isi......................................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................7
2.1 Pengertian Resiko Suku Bunga..........................................................................................................7
2.2 Karekteristik Perubahan Tingkat Suku Bunga...................................................................................7
1 Risiko perubahan pendapatan.........................................................................................................7
2. Risiko perubahan nilai pasar...........................................................................................................8
2.3 pengukuran resiko perubahan tingkat bunga dengan metode penilaian kembali (repricing model ) 10
1. Periode Harian...............................................................................................................................10
2. Periode Lebih dari Satu Hari........................................................................................................11
3. Gap Sebagai Indikator Risiko Tingkat Bunga...............................................................................12
4. Perubahan Tingkat Bunga yang Berbeda Untuk Asset dan Kewajiban..........................................12
2.4 Bagaimana pengukuran resiko perubahan tingkat bunga dengan metode jangka waktu (marturity
model.....................................................................................................................................................13
1. Perhitungan Gap jangka waktu......................................................................................................13
2.5 Pengukuran Risiko Perubahan Tingkat Bunga : Metode Durasi...................................................15
1. Perhitungan durasi.........................................................................................................................15
2. Karateristik Durasi.........................................................................................................................18
2.6 Resiko Pasar....................................................................................................................................19
2.7 VAR ( VALUE AT RISK )................................................................................................................21
1. VAR Metode Historis ( Back Simulation )..............................................................................21
2. VAR Metode Modeling ( Analytical ).....................................................................................21
3. VAR dengan simulasi Monte Carlo........................................................................................23
4. Pemodelan VAR.....................................................................................................................25
5. VAR untuk periode yang lebih panjang....................................................................................25
2.8 Stress-Testing..................................................................................................................................26
2.9 Back- Testing...................................................................................................................................27
BAB III PENUTUP...................................................................................................................................28
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................29
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saving and loan (dikenal juga sebagai thrift) merupakan lembaga bank community based
(memfokuskan pada masyarakat lokal) yang sudah ada sejak tahun 1800-an. Lembaga tersebut
diatur dengan ketat sampai tahun 1980-an. Beberapa peraturan tersebut adalah pembatasan
tingkat bunga yang bisa ditawarkan ke deposan. Peraturan tersebut juga mencakup tipe pinjaman
yang bisa ditawarkan yang terbatas. Pada tahun 1970-an, banyak bank di AS, termasuk S & L
mengalami aliran kas keluar karena adanya persaingan dari instrumen money-market fund, yang
memberikan tingkat bunga yang lebih tinggi. Pada saat yang sama, dana bank banyak yang
tertanam di hipotik (mortgage, misal kredit rumah atau KPR) yang mempunyai jangka waktu
yang panjang. Pada saat tingkat bunga naik, nilai aset tersebut menjadi turun.
Pada masa kepresidenan Jimmy Carter, peraturan terhadap S & L diperlonggar, sehingga
S & L bisa memberikan kredit yang lebih bervariasai. Kongres juga meningkatkan batas deposito
yang bisa diasuransikan dari $40.000 menjadi $100.000 per rekening. Pada masa kepresidenan
Reegen, deregulasi S & L semakin cepat, sehingga S & L bisa menyamai bank : bisa
menawarkan deposito dengan tingkat bunga sesuai pasar, pinjam dari Federal Reserve (bank
sentral), memberikan kredit komersial, dan mengeluarkan kartu kredit. Hal tersebut merupakan
penyimpangan dari misi awal S & L.
Beberapa faktor lain disebut jugas sebagai penyebab krisis S & L, antara lain : harga
properti yang berfluktuasi tinggi, deregulasi, kurangnya pengawasan dari lembaga yang
berwenang, kesalahan manajemen, dan dalam beberapa situasi kejahatan (fraud). Sekitar 1.000 S
& L mengalami kebangkrutan. Biaya total dari krisis tersebut diperkirakan mencapai $150
miliar, sekitar $125 miliar ditanggung langsung oleh pemerintah Amerika Serikat, yang
menyebabkan membengkaknya defisit anggaran awal tahun 1990-an.
Ilustrasi di atas menunjukkan bahwa kegagalan mengelola risiko tingkat bunga bisa
mengakibatkan kehancuran bank. Bank terutama rentan terhadap risiko perubahan tingkat bunga
karena alasan akan terlihat setelah selesai memahami materi ini. Materi ini membicarakan risiko
perubahan tingkat bunga, mulai dari memahami karakteristik perubahan tingkat bunga, kemudian
diteruskan dengan beberapa metode untuk mengukur risiko perubahan tingkat bunga.
PEMBAHASAN
- The economic value perspective, yang difokuskan pada nilai cash flow suatu bank.
Keterangan :
Tahun 1 perusahaan peroleh keuntungan ( spreads ) 2% = 12% - 10%
Tahun kedua tergantung tingkat bunga investasi
Bila 12% tingkat bunga tetap peroleh keuntungan sama dengan tahun pertama
Bila bunga 8%, rugi 2%
Aset Pasiva
Obligasi jangka waktu 2 tahun Obligasi jangka waktu 1 tahun
,bunga 12% pertahun ,Bunga: 10% pertahun
Keterangan :
Tahun pertama spreads keuntungan 12%-10% = 2%
Tahun ke-2 tergantung tingkat bunga obligasi berlaku
Jika bunga pendanaan sama sebesar 10% maka diperoleh keuntungan 2%
Jika bunga 14% rugi 2%
Nilai pasar berubah karena perubahan tingkat bunga,yaitu berubah menjadi lebih
kecil ( turun nilainya ). Perubahan tingkat bunga menyebabkan perubahan nilai pasar aset atau
kewajiban yang dipegang oleh perusahaan, jika penurunan nilai aset lebih besar dibanding
dengan penurunan nilai kewajiban, maka perusahaan mengalami kerugian atau sebaliknya,
Secara umum, jika bunga meningkat maka nilai sekuritas cenderung mengalami penurunan.
Tingkat penurunan nilai tersebut bisa berbeda dari satu sekuritas ke sekuritas lainnya.
Misal perusahaan mempunyai neraca sebagai berikut :
Aset Pasiva
Misalkan tingkat yang berlaku adalah 10%, maka nilai obligasi yang menjadi asset dan
obligasi kewajiban adalah :
Obligasi asset = 100.000 +………….......+ 1.100.000 = 1 juta
(1+0,1)1 (1+0,1)10
Obligasi Kewajiban = 100.000 +………….........+ 1.100.000 = 1 juta
(1+0,1)1 (1+0,1)2
Obligasi asset dan kewajiban mempunyai nilai pasar yang sama yaitu Rp 1 juta. Misalkan tingkat
bunga naik menjadi 12%, maka nilai obligasi keduanya adalah:
Obligasi asset = 100.000 +………+ 1.100.000 = Rp. 886.996
1+0,12)1 (1+0,12)10
Obligasi Kewajiban = 100.000 +………+ 1.100.000 = Rp. 966.199
(1+0,12)1 (1+0,12)2
Terlihat bahwa kedua obligasi tersebut mengalami penurunan nilainya. Karena obligasi asset
mengalami penurunan lebih besar dibandingkan turunnya obligasi kewajiban, maka perusahaan
tersebut mengalami kerugian.
2.3 pengukuran resiko perubahan tingkat bunga dengan metode penilaian kembali
(repricing model )
1. Periode Harian
Repricing model mencoba mengukur risiko perubahan tingkat bunga dengan menggunakan
pendekatan pendapatan. Model tersebut ingin melihat bagaimana pengaruh perubahan tingkat
bunga terhadap pendapatan yang diperoleh suatu organisasi.
Untuk obligasi 3 tahun, sebesar Rp 2 M jatuh tempo tahun ini, Karena itu sejumlah Rp
2M akan dinilai ulang jika tingkat bunga berubah. Untuk obligasi dengan tingkat bunga
mengambang, karena tingkat bunga ditetapkan kembali selam enam bulan, maka obligasi
tersebut akan dinilai ulang setiap enam bulan. Pinjaman dengan bunga tetap dengan jangka
waktu 10 tahun tidak masuk dalam perhitungan, karena tingkat bunga tersebut tetap selama 10
tahun, tidak akan berubah meskipun tingkat bunga berubah – ubah. Dari perhitungan diatas,
nampak bahwa bank tersebut mempunyai asset yang sensitif terhadap perubahan tingkat bunga
selama periode satu tahun (RSA) sebesar Rp 23 M.
Langkah berikutnya adalah mengidintifikasi kewajiban yang sensitif terhadap
perubahan tingkat bunga untuk periode 1 tahun :
Dari perhitungan di atas nampak bahwa bank tersebut mempunyai kewajiban yang sensitif
terhadap perubahan tingkat bunga selama periode 1 tahun ( RSL ) sebesar Rp 26 M.
Maka kenaikan bunga akan merugikan bank tersebut karena gap negatif . dalam contoh diatas,
gap ratio adalah :
Kembali ke contoh di atas, di mana Bank mempunyai RSA sebesar Rp 23 M, dan mempunyai
RSL sebesar Rp 26 M, atau gap sebesar – Rp 3 M. Misalkan tingkat bunga untuk asset berubah
2% sementara tingkat bunga untuk kewajiban berubah 1%.
Maka perubahan pendapatan :
ΔPendapatan bersih = (Rp 23 M)(0,02) – (Rp 26 M)(0,01)
= Rp 460 juta – Rp 260 juta
= Rp 200 juta
Terlihat bahwa bank justru memperoleh keuntungan karena pendapatan bunga meningkat
lebih beasr dibandingkan dengan biaya bunga.
2.4 Bagaimana pengukuran resiko perubahan tingkat bunga dengan metode jangka waktu
(marturity model.
tingkat bunga.
Suatu bank mempunyai neraca sebagai berikut
Aktiva Pasiva
Obligasi jangka waktu 10 tahun Pinjaman jangka pendek, bunga 15%
Nilai nominal Rp 10 juta, kupon bunga=
jangka waktu 2 tahun, nilai nominal = Rp
15%
Obligasi jangka waktu 20 tahun 180 juta
Nilai nominal Rp 10 juta, kupon bunga=
Modal saham Rp 2 juta
15%
Total aset Rp 20 juta Total Pasiva Rp 20juta
Misal tingkat bunga yang berlaku atau yield adalah 15% harga pasar akan sama dengan nilai
nominal dengan situasi ini. Bank tersebut mempunyai aktiva dan pasiva sebesar 20juta. Misalkan
tingkat bunga yang berlaku meningkat menjadi 17% maka nilai obligasi tersebut menjadi :
Obligasi Aset 1 = 150.000 + ............... + 1.150.000 = 9.068.279
(1+0,17)1 (1+0,17)10
Obligasi Aset 2 = 150.000 + ............... + 1.150.000 = 8.874.447
(1+0,17)1 (1+0,17)20
Pinjaman = 2.700.000 + 1.150.000 = 17.429.323
(1+0,17)1 (1+0,17)2
Neraca yang baru sesudah perubahan tingkat bunga :
Aktiva Pasiva
Oblogasi jangka waktu 10 tahun Pinjaman jangka pendek, bunga 15%
Nilai nominal Rp 10 juta, kupon
jangka waktu 2 tahun, nilai nominal =
bunga= 15% Rp 9.068.279
Obligasi jangka waktu 20 tahun Rp 18juta
Nilai nominal Rp 10 juta, kupon
Rp 17.429.323
bunga= 15% Rp 8.874.447
Modal saham Rp 2 juta Rp 513.403
Total aset Rp 17.942.726 Total Pasiva Rp 17.942.726
Bank tersebut dikatakan mempunyai ketidaksesuaian jangka waktu antara aset dengan
kewajiban ( maturity mismatch ). Ketidaksesuaian jangka waktu tersebut memunculkan ekposur
terhadap resiko perubahan tingkat bung. Semakin besar ketidaksesuain tersebut semakin besar
risiko perubahan tingkat bunga yang dihadapi bank tersebut.
Jangka waktu untuk portofolio aset atau kewajiban dapat dihitung sebagai rata-rata
tertimbang dalam jangka waktu aset atau kewajiban individual dengan membobot adalah nilai
pasar dari masing-masing aset.
Gap jangka waktu bisa dihitung :
Gap jangka waktu = MA ( maturity of Aset ) – ML ( Maturity of liability )
Semakin besar gap jangka waktu baik positif maupun negatif semakin besar risiko
perubahan tingkat bunga yang dihadapi. Contoh : struktur neraca bank dengan gap jangka waktu
yang tidak nol.
Aktiva Pasiva
Pinjama (aset) jangka panjang Tabungan dan deposito (dengan jangka
(misal memberikan kredit kepemilikan waktu 1 tahun)
perumaha/KPR dengan kangka waktu 10 Modal Saham
tahun
1. Perhitungan durasi
Durasi bisa didefinisikan sebagai rata-rata tertimbang jangka waktu aliran kas dengan
Durasi Obligasi A
{[(47.619)(1.000.000)] x (1/2)} + {[(952.381)(1.000.000)]x (1)}
= 0,9762 tahun
Durasi Obligasi B
{[(1.000.000)/(1.000.000)] x 1} = 1 tahun
Misalkan kita mempunyai dua obligasi yaitu X danY dengan informasi sebagi berikut:
Obligasi Perincian
X Nilai nominal Rp 1juta, jangka
waktu lima tahun, kupon bunga=
Y 10%, dibayarkan setiap tahun.
Nilai nominal Rp 1juta, jangka
waktu lima tahun, kupon bunga=
10%, dibayarkan setiap semester
Tingkat bunga yang berlaku (yield) adalah 9%
Durasi untuk kedua Obligasi:
Tahun Aliran kas PVIF Present Proporsi Rata-Rata
(9%) Value Pv Aliran tetimbang
Kas jangka
waktu
(1) (2) (3) (4)=(2)x(3) (5) (6)=(5)x(1)
1 100.000 0,917 91.743 0,088 0,088
2 100.000 0,841 84.168 0,081 O,162
3 100.000 0,772 77.218 0,074 0,222
4 100.000 0,708 70.842 0,068 0,272
5 1.100.000 0,649 741.924 0,688 3,440
1.038.897 4,186
Meskipun jangka waktu keduanya lima tahun, tetapi durasi untuk keduanya lebih kecil dari lima
tahun, karena ada aliran kas yang dibayarkan sebelum tahun kelima. Durasi Y lebih kecil
dibandingkan durasi X karena aliran kas Y lebih awal dibayarkan ( karena dibyarkan setiap
semester ) dibandingkan obligasi X. Durasi untuk obligasi tanpa kupon ( zero coupon bond atau
zeroes ) sama dengan jangka waktu obligasi tersebut
Tahun Aliran PVIF Present Proporsi Rata-rata
Kas (9%) Value PV Aliran tertimbang
Aliran Kas Kas jangka
waktu
(1) (2) (3) (4)=(2)x(3 (5) (6)=(5)x(1)
)
1 0 0,917431 0 0 0
2 1.000.000 0,84168 841.680 1 2
841.680 1 2
Obligasi zeroes dengan jangka waktu dua tahun mempunyai durasi 2 tahun
Obligasi consol adalah obbligasi yang tidak mempunyai jatuh tempo. Dapat dihitung dengan :
Dc = 1 + (1/R)
2. Karateristik Durasi
Durasi akan meningkat jika jangka waktu aset semakin panjang, menurun jika yield meningkat
dan menurun jika kupon bunga meningkat
Misalkan ada obligasi dengan karateristik yang sama persis, kecuali jangka waktunya lebih
panjang yaitu tahun 2 tahun
Tahun Aliran PVIF Present Proporsi Rata-rata
Kas (5%) Value PV Aliran tertimbang
Aliran Kas Kas jangka
waktu
(1) (2) (3) (4)=(2)x(3 (5) (6)=(5)x(1)
)
0,5 50.000 0,952381 47.619,05 0,047619 0,02381
1 50.000 0,907029 45.351,47 0,045351 0,045351
1,5 50.000 0,863838 43.191,88 0,043192 0,064788
2 1.050.000 0,822702 863.9837,6 0,863838 1,727675
1.000.000 1,861624
Misalkan ada obligasi lain yang karateristiknya sama persis dengan obligasi M, tetapi yield
( tingkat bunga yang berlaku ) meningkat menjadi 12%
Tahun Aliran PVIF Present Proporsi Rata-rata
Kas (6%) Value PV Aliran tertimbang
Aliran Kas Kas jangka
waktu
(1) (2) (3) (4)=(2)x(3 (5) (6)=(5)x(1)
)
0,5 50.000 0,943396 47.169,81 0,048051 0,0240
1 1.050.00 0,889996 93.4490,3 0,952949 0,9519
981.666,1 1 0,9759
Misalkan ada obligasi lain yang karateristiknya sama persis dengan obligasi M, tetapi kupon
binganya lebih tinggi, misal 15%,
= deviasi standar
= nilai rata-rata
Bagan di atas menggambarkan kurva normal yang berbentuk seperti bel. Kurva tersebut
berbentuk simetris, dimana sisi kana merupakan cerminan sisi kiri. Deviasi standar dipakai untuk
menghitung penyimpangan dari nilai rata-rata. Semakin besar deviasi standar, semakin besar
penyimpangan. Penyimpangan dipakai sebagai indikator risiko. Semakin besar penyimpangan,
semakin besar risiko.
Nilai portofolio diatas adalah Rp 32 M. Tingkat keuntungan yang diharapkan untuk portofolio
adalah rata – rata tertimbang dari return asset individualnya.
Jumlah 1
Tingkat keuntungan bisa dilihat pada kolom 2, sementara probabilitas bisa dilihat pada
kolom 3. Probabilitas komulatif merupakan kumulasi angka probabilitas yang akan diperlukan
untuk menjalankan simulasi. Sebagai contoh, untuk tingkat keuntungan -0,5 karena ada 5%
probabilitas terjadi, maka probabilitas kumulatif yang dipasangkan adalah angka 0,1,2,3 dan 4
(ada lima angka ). Total probabilitas komulatif adalah 100 angka (dari 0 sampai dengan 99),
yang mencerminkan total probabilitas yang berjumlah 100 (atau 5 angka seperti terlihat diatas).
Jumlah 100
Distribusi diatas belum sepenuhnya normal. Jika kita melakukan run lebih banyak lagi (misal
1.000 kali), maka sesuai dengan Central Limit Theorem. Distribusinya akan mendekati atau
menjadi distribusi normal. Setelah kita mengetahui distribusinya, kita bisa menghitung VAR
dengan menggunakan deviasi standar dan nilai rata – ratanya. Untuk distribusi di atas, nilai rata –
rata dan deviasi standarnya adalah :
2.8 Stress-Testing
VAR menjawab beberapa besar kerugian yang bisa dialami dan berapa besar
kemungkinan, tetapi VAR tidak bisa mendektesi peristiwa ekstrim karena probabilitas sangat
kecil
Misalkan jika peristiwa ekstrim terjadi, bagaimana pengaruh dengan organisasi atau
portopolio ? sebagai contoh Rusia default, bagaimana efeknya terhadap portopolia ? untuk
melakukan stress-testing, manajer memilih parameter kemudian melihat ( mengukur dan
mensimulasikan ) bagaimana pengaruh perubahan parameter tersebut.
Parameter tersebut dapat bervariasi mulai dari kenaikan tingkat bunga ( misal naik 30% dalam
satu hari ), penurunan harga saham yang ekstrim ( misal 20 dalam satu hari ), Negara tertentu
default ( tidak bisa membayar hutangnya ), kejadian alam tertentu ( misal tsunami )
Secara spesifik, langkah – langkah stress-testing :
1. Mengidentifikasi dan memilih parameter yang diperkirakan akan berubah
2. Menentukan seberapa besar parameter tersebut akan dirubah ( Di-stress )
3. Melihat pengaruh stress-testing tersebut terhadap nilai portopolio
4. Melihat asumsi yang digunakan, merubah asumsi tersebut jika diperlukan ( misal
dalam situasi krisis, asumsi yang biasa berlaku barangkali tidak jalan lagi )
Tabel diatas menunjukkan efek perubahan beberapa parameter terhadap porofolio senilai
$ 1 juta. Sebagai contoh, jika yield atau tingkat bunga meningkat 1%, maka portofolio
mengalami kerugian sebesar - $0,209 juta. Jika tingkat bunga turun 1% , maka portofolio
menghasilkan keuntungan sebesar $1,129 juta.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Risiko suku bunga merupakan exposur kondisi keuangan suatu bank terhadap pegerakan
suku bunga yang merugikan. Menerima risiko tersebut merupakan bagian yang normal dari
bisnis bank, dan dapat merupakan bagian yang penting dalam menciptakan keuntungan dan
peningkatan nilai saham. Perubahan dalam suku bunga berakibat berubahnya pendapatan bunga
bersih dan tingkat pendapatan dan biaya operasional suatu bank yang sensitif terhadap perubahan
suku bunga . Perubahan tingkat suku bunga juga berakibat pada underlying value instrument
assets, liability dan Off Balance Sheet (OBF) karena present value dari future cash flow (bahkan
cash flow –nya sendiri) berubah karena suku bunga berubah. Sesuai dengan itu maka agar proses
manajemen suku bunga efektif, perlu dijaga supaya suku bunga tetap berada pada prudent level
untuk keamanan dan kesehatan (soundness)bank.
a.) Jika suku bunga naik, maka publik akan membelanjakan dananya untuk membeli aset yang
menguntungkan.
b) Jika suku bunga turun, publik akan mengambil dananya di bank dan diinvestasikan untuk
usaha.
c) Jika suku bunga naik maka publik cenderung menyimpan uangnya di bank karena aman.
d) Dari segi pemerintah menaikkan suku bunga kredit adalah sebagai antisipasi kredit.
Risiko pasar adalah risiko terjadinya penurunan harga pasar sehingga kita akan
mengalami kerugian. Pengukuran risiko pasar bisa dilakukan dengan deviasi standar yang praktis
dan merupakan cikal bakal teknik berikutnya yaitu VAR (Value At Risk). VAR merupakan
teknik pengukuran risiko pasar yang semakin popular. Ada beberapa cara untuk menghitung
VAR data historis, analitik, dan simulasi. VAR mempunyai kelemahan karena tidak bisa melihat
kondisi ekstrim. Street-test bisa digunakan untuk melihat pengaruh situasi ekstrim terhadap
portofolio kita.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/24827965/Risiko_suku_bunga
https://www.coursehero.com/sitemap/schools/66519-Lambung-Mangkurat-
University/courses/5082874-MANAGEMENT12345/