Disusun Oleh :
EKONOMI SYARIAH 3B
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) NATUNA
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Dengan selesainya makalah ini, tidak lepas dari bantuan banyak pihak yang telah
memberikan banyak masukan kepada kami. Untuk itu kami mengucapkan terimakasih kepada
Bapak Novis, M.Hum selaku dosen mata kuliah “matematika keuangan syariah” yang telah
bersedia memeriksa dan mengoreksi makalah kami. Serta terimakasih kepada seluruh
anggota, atas kerjasama, waktu dan kontribusinya dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Maka dari
itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi tercapainya kesempurnaan
dari makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN..............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................
2.10 Aplikasi Manajemen Asset dan Liabilitas pada Bank Islam ............................. 15
ii
2.11 Hubungan Manajemen Asset and Liabilities (ALMA) dengan Asset Liability
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 32
3.2 Saran.................................................................................................................... 32
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
kekurangan atau kelebihan dana, risiko perubahan sukubunga, risiko perubahan nilai
tukar, risiko lainnya seperti tidak tepatnya komposisi atau pricing sumber dan
penggunaan dana. Risiko sendiri erat kaitannya dengan kondisi kedepan sementara
kondisi kedepan sulit diperkirakan. Krisis keuangan pada era 1997 yang melanda
kawasan Asia termasuk Indonesia telah membuka wawasan manajemen bahwa risiko
keuangan sangat besar akibatnya, tidak saja pada sector ekonomi keuangan akan tetapi
melanda kesektor politik, hukum, moral dan sebagainya. Lnilah tugas utama
manajemen bank, yaitu bagaimana menjaga goncangan yang terjadi sehingga tetap
terjaga keberadaannya karena dengan keberadaan itulah maka bank di satu pihak ikut
berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi dan di pihak lain juga
mendorong lalu lintas keuangan internasional.
Dengan demikian, kemampuan mengelola bank akan sangat menentukan
kelangsungan hidup dan pertumbuhan suatu bank sehingga diperlukan tenaga-tenaga
yang terampil, handal, jujur dan profesional di semua lini, tenaga-tenaga yang kritis
dan kreatif serta tanggap terhadap perubahan lingkungan. ALMA (Asset & Liability
Management) dapat diartikan dengan pengelolaan sumber dan penggunaan dana bank
yang saat ini menjadi salah satu titik sentral perhatian manajemen bank, karena
meningkatnya kompleksitas karakteristik asset dan liabilities, tajamnya persaingan
antar bank dan ketidakpastian perekonomian. Dengan ketidakpastian usaha maka
mendorong manajemen bank melakukan pendekatan yang bertitik berat pada interaksi
antara sisi Asset & Liability.
2
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Pengertian, Tujuan, Implementasi ALMA (Asset and
Liability Management) Faktor-faktor pendorong dan penghambat implementasi
ALMA bagi dunia perbankan.
2. Untuk mengetahui Aplikasi Manajemen Asset dan Liabilitas pada Bank Islam
3. Untuk mengetahui Hubungan Manajemen Asset and Liabilities (ALMA) dengan
Asset Liability Committe (ALCO)
4. Untuk mengetahui laporan keuangan Bank.
5. Untuk mengetahui langkah yang harus dilakukan ketika pembuatan Neraca tidak
seimbang.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
2.3 Implementasi ALMA
Untuk mencapai tujuan di atas, maka implementasi ALMA dilakukan dengan
cara-cara sebagai berikut :
1) Menentukan target dan limit liquidity ratio, meliputi :
- Primary reserve
- Secondary reserve
2) Maturity gap target dan ranges
3) Fund placement guidelines
4) Foreign exchange position, target and stop limit : Buy currency and sell currency
5) Balance sheet structure : growth and mix
6) Earning and performance goals : ROA, ROE, Net Interest Margin (NIM)
7) Capital adequacy ratio yang dibutuhkan
8) Pricing policies and guidelines
5
ALMA adalah manejemen struktur neraca bank dengan tujuan untuk
mengoptimalkan pendapatan dan meminimalkan biaya dalam batas-batas risiko
tertentu. Risiko-risiko ALMA dalam suatu bank pada umumnya berupa :
a. Financing risk, yaitu debitur akan memenuhi kewajibannya (keterlambatan
angsuran atau pelunasan) tepat pada waktunya. Risiko kredit dapat menimbulkan
risiko likuiditas.
b. Liquidity risk, yaitu risiko bahwa bank tidak dapat memenuhi kewajibannya pada
waktunya atau hanya dapat memenuhi kewajiban melalui pinjaman darurat (bagi
hasil yang tinggi) dan atau menjual aktivanya dengan harga yang rendah.
c. Pricing risk, yaitu risiko kerugian dengan akibat perubahan tingkat bagi hasil,
menentukan bentuk penurunan margin dari penanaman atau kerugian sebagai
akibat menurunnya nilai aktiva. Risiko ini sebagai akibat Net Interest Margin (NII)
atau tidak terpenuhinya likuiditas, atau terjadinya gap karena tidak tepatnya
perhitngan pricing atas asset dan liabilitas.
d. Foreign exchange risk, yaitu risiko kerugian sebagai akibat perubahan tingkat kurs
terhadap “open position” karena adanya pergerakan kurs yang merugikan.
e. Gap risk, yaitu risiko kerugian dari ketidakseimbangan interest rate maturity
karena adanya pergerkan tingkat bunga yang merugikan.
f. Kontinjen risk, yaitu risiko yang timbul sebagai akibat transaksi kontinjen,
contohnya bank garansi dan kontrak valuta asing berjangka.
6
1. Risiko likuiditas yaitu risiko yang disebabkan oleh ketidakmampuan bank
mengelola (kelebihan atau kekurangan) dana dalam kegiatan operasional.
2. Risiko suku bunga yaitu risiko yang disebabkan karena posisi reviewing asset
liability tidak searah dengan perubahan suku bunga.
3. Risiko nilai tukar yaitu risiko yang disebabkan oleh posisi Asset & Liability dalam
mata uang asing tidak searah dengan perubahan nilai tukar.
4. Risiko portepel yaitu risiko yang disebabkan oleh struktur Asset & Liability tidak
mendukung effisiensi operasi, seperti komposisi asset kurang menghasilkan
keuntungan dan komposisi liability mengarah ke biaya tinggi. Dalam kaitan
terhadap risiko portepel ini fungsi pengelolaan portepel sangat penting yaitu
bagaimana mengusahakan agar komposisi dana searah dengan komposisi
penggunaan dana. Risiko portepel termasuk fungsi pengelolaan dana atau Funding
Management disebut juga the acquisition of liabilities atau Deposit and Liabilities
Management.
7
5. Adanya manajemen likuditas yang ampu mengelola dana dengan baik pada
suatu tingkat bungayang wajar, agar dapat memenuhi setiap kewajiban dan
memanfaatkan kesempatan baru.
6. Adanya manajemen gap yang bertujuan untuk memaksimalkan pedapatan dan
memperkecilresiko, yang dihubungkan dengan besarnya gap/mistmatch
7. Adanya manajemen valuta asing yang mengelola besarnya gap tiap-tiap mata
uang dan antarmata uang yang tercantum dalam pembukuan bank untuk
menghasilkan keuntungan maksimum dalam batas-batas risiko tertentu.
8. Adanya manajemen pricing yang menjamin bahwa strategi penetapan tingkat
bunga dapat menunjang proses pelaksanaan manajemen gap, likuiditas dan
manajemen valuta asing.
Kemudian untuk melaksanakan ALMA framework diatas, perlu dibentuk
organisasi ALMA pada suatu bank. Organisasi ALMA bank pada umumnya terdiri
dari Asset Liability Committe (ALCO) atau unit organisasi lainnya yang mempunyai
hak formal yang sama dengan ALCO dan ALCO Support Group (ASG).
2.9 Fungsi ALMA (Asset and Liability Management)
Untuk lebih memudahkan dan memahami bidang tugas ALMA, dalam
pembahasan berikut akan dijelaskan fungsi-fungsi utama yang terdapat dalam ALMA
yaitu :
1. Manajemen Likuiditas
Manajemen likuiditas adalah kemampuan manajemen bank dalam
menyediakan dana yang cukup untuk memenuhi semua kewajiban-kewajiban
maupun komitmen yang telah dikeluarkan kepada nasabahnya setiap saat.
Pengelolaan likuiditas tersebut dilakukan untuk memenuhi pekerjaan-
pekerjaan sebagai berikut :
a. Kemampuan untuk memprediksi kebutuhan dana di masa yang akan datang.
b. Mencari sumber dana untukmencukupi jumlah yang dibutuhkan.
c. Melakukan penatausahaan untuk arus dana yang masuk dan keluar.
Selanjutnya dalam pengelolaan likuiditas bank ada beberapa risiko yang
mungkin timbul antara lain sebagai berikut :
Risiko pendanaan (funding risk)
Risiko ini timbul apabila bank tidak cukup dana untuk memenuhi
kewajibannya.
8
Risiko bunga (interest risk)
Adanya berbagai variasi tingkat suku bunga dalam aset maupun liabilities
dapat menimbulkan ketidakpastian tingkat keuntungan yang akan
diperoleh.
Pada dasarnya keberhasilan bank dalam manajemen likuiditas ,dapat
diketahui dari :
a. Kemampuan dalam memprediksi kebutuhan dana di waktu yang akan
datang
b. Kemampuan untuk memenuhi permintaan akan “cash” dengan
menukarkan harta lancarnya
c. Kemampuan memperoleh “cash” secara mudah dengan biaya yang sedikit
d. Kemampuan pendataan pergerakan “cash in”dan “cash out”dana (cash
flow)
e. Kemampuan untuk memenuhi kewajiban tanpa harus mencairkan aktiva
tetap apapun kedalan cash
Ada empat macam teori likuiditas perbankan yang dikenal, yaitu sebagai
berikut :
a) Commecial Loan Theory; teori ini beranggapan bahwa bank hanya boleh
memberikan pinjaman ‘dengan surat jangka pendek yang dapat dicairkan
dengan sendirinya (self liquidating).
b) Shiftability Theory; teori ini beranggapan bahwa likuiditas sebuah bank
tergantung pada kemampuan bank memindahkan aktivanya kepada kepada
orang lain dengan harga yang dapat diramalkan.
c) Anticipated Income Theory; yaitu semua dana yang dialokasi atau setiap
uapaya mengalokasikan dana ditujukan pada sektor yang feasible dan layak
yang akan menguntungkan bagi bank.
d) The liability Management Theory; teori ini dinyatakan bagaiman bank
dapat mengelola pasivanya sedemikian rupa sehingga pasiva itu dapat
menjadi sumber likuditas.
Sejak dulu dunia perbankan memerlukan likuiditas dan likuiditas sendiri
menjadi salah satu faktor penting dalam pengelolaan dananya dan Resiko
likuiditas adalah salah satu resiko yang mendasar dalam dunia
perbankan.Kemungkinan kerugian terjadi karena keharusan menjual aset atau
9
mengumpulkan dana dalam waktu singkat untuk menghadapi situasi tertentu.dan
diperlukan juga likuiditas yang cukup papbila bank ingin memenuhi pemintaan
kredit yangtidak terduga dari nasabah.Penolakan akan suatu permintaan kredit
mungkin akan mengakibatkan kehilangan nasabah yang akan menyimpan
uangnya atau bahkan kehilangan calon nasabah yang prima.
Sulit untuk mengatakan berapakah tingkat likuiditas yang
ideal(seimbang) untuk suatu bank. Untuk mempertahankan tingkat likuiditas
yang seimbang , sedapat mungkin biaya dana yang tinggi yang dibutuhkan ntuk
mempertahankan tingkat likuiditas yang seimbang harus dibuat seminimal
mungkin dengan pengelolaan spread yang baik.
Laporan perencanaan likuiditas juga dapat membantu pengelola dana
untuk membuat biaya dana seminimum mungkin. Dengan melihat laporan
perencanaan likuiditas ini ank dapat mengindikasi adanya kelebihan dan sampai
seberapa besar dana itu lebih.
Sesungguhnya konsep likuiditas adalah konsep yang sederhana hanya
saja sulit unruk menentukan berapakah yang betul betul sesuai untuk masing
masing bank dengan kondisi bank yang berbeda beda.
Secara singkat pengaturan likuiditas adalah :
a) Kemampuan bank untuk menaikan sejumlah tertentu dan kas yang ada,
b) Pada ongkos tertentu
c) Dalam waktu yang singkat dan tepat
Semakin banyak dana yang dihimpun oleh bank dalam waktu tertentu
maka bank akan semakin likuid, semakin rendah ongkos yang dibutuhkan untuk
menambah dana dalam waktu tertentu maka aset tersebut akan semakin likuid.
Dan jumlah uang kas yang bertambah seharusnya juga disesuaikan dengan
kebutuhan akan uang kas tersebut
Bank mempunyai beberapa alternatif untuk mencapai likuiditas
a) Menyediakan uang kas yang cukup
b) Mengkonventir aset kedalam uang kas
c) Meminjam dari bank lain
Dalam pengaturan likuiditas jangka pendek mungkin masih sulit untuk
dpastikan berapakah tingkat likuiditas bank yang ideal, dikarenakan dalam bisnis
pebankan bank dihadapkan kepada ketidakpastian (uncertainty).Berapa dan
10
kapan nasabah akan mengambil ataupun menyetor uang tidak dapat
diketahui,oleh karena itu di perlukan perencanaan likuiditas.
2. Manajemen Investasi
Investement dalam pengertian perusahaan (bank) adalah aktivitas bank
untuk menggunakan dana yang dimilikinya, membeli harga tetap yang
mempunya nilai jangka panjang,atau membeli surat berharga jangka panjang (1
sampai 10 tahun). Investasi disebut juga sebagai komitmen atas sejumlah dana
atau sumber daya lainya yang dilakukan di masa datang. Atau dalam pengertian
lain, investasi merupakan pengeluaran modal unut pembelian aset (asset) fisik
seperti pabrik, mesin, peralatan, dan persediaan, yaitu investasi fisik atau riil.
Dalam bukunya, Ahmad Ifham Sholihin menyatakan bahwa investasi
merupakan penanaman modal, biasanya dalam jangka panjang untuk pengadaan
aktiva tetap atau pembelian saham-saham dan surat berharga lain untuk
memperoleh keuntungan (investment).
Tujuan bank dalam membeli surat berharga ada dua macam, yaitu:
a) Untuk menambah likuiditas bank
b) Untuk menambah income bank
Meskipun saat ini alokasi dana bank yang paling besar adalah untuk
pemberian kredit, tetapi ada beberapa persen dana yang dialokasikan pada surat
surat berharga yang meliputi surat berharga yang meliputi surat berharga jangka
panjang, menengah dan jangka pendek. Surat berharga sendiri dapat digunakan
untuk menutup kekurangan likuiditas apabila terlalu banyak nasabah ingin
menarik depositonya dikarenakan surat berharga ini dapat di jual dengan cepat
tanpa mengalami kerugianyang berati dan dana yang di peroleh dapat dipakai
untuk enutup arus deposito yang mengalir keluar.
Faktor faktor yang mempengaruhi keputusan investasi :
a) jangka waktu
b) bagi hasil
c) pajak
d) mudah dipasarkan atau tidak
e) kualitas dan keamanan
f) harapan di masa mendatang
g) Diversifikasi
3. Manajemen Gap (Mismatch)
11
Manajemen Gap adalah upaya-upaya untuk mengelola dan
mengendalikan kesenjangan (gap) antara aset dan liabilities pada suatu periode
yang sama, meliputi kesenjangan dalam hal jumlah dana, suku bunga, saat jatuh
tempo atau perpaduan antara ketiganya. Atau dengan kata lain manajemen gap
adalah upaya untuk mengatasi perbedaan (mismatch) antara aset yang sensitif
terhadap bunga (Rate Sensitive Assets/RSA) dan pasiva yang sensitif terhadp
bunga (Rate Sensitive Liabilities/RSL). RSA adalah aktiva berbunga yang
bunganya dapat berubah setiap saat, contoh surat-surat berharga sedangkan RSL
adalah pasiva berbunga yang bunganya dapat berubah setiap saat, misalnya
deposito berjangka, dana yang bunganya dikaitkan dengan SIBOR/LIBOR.
Dalam neraca bank hampir selalu terjadi ketidakseimbangan antara
sumber dana di sisi liabilities dengan penggunaan dana disisi aset. Sehingga
perlu dilakukan strategi manajemen di bidang pendanaan maupun
penempatannya (investment). Untuk merealisir strategi tersebut dengan sebaik-
baiknya harus dilakukan dengan mengubah tingkat suku bunga, baik suku bunga
simpanan maupun suku bunga pinjaman
Oleh karena itu, manajemen gap bertujuan untuk :
a. Menghindari kerugian akibat dari gejolak tingkat bunga.
b. Mengusahakan pendapatan yang maksimal dalam batas risiko tertentu.
c. Menunjang kebutuhan manajemen likuiditas.
d. Mengelola risiko serendah mungkin.
e. Menyusun struktur neraca yang dapat meningkatkan kinerja dengan
tingkat suku bunga yang wajar.
4. Manajemen Valuta Asing
Manajemen valuta asing adalah suatu kegiatan membeli atau menjual
mata uang suatu Negara. Kegiatan jual beli valuta asing membentuk suatu pasar
yang disebut dengan pasar valas. Pasar valas dapat dikatakan sebagai transaksi
jual beli melalui jaringan komunikasi antara bank-bank, brokers atau deler di
seluruh dunia yang dilakukan di ruangan masing-masing bank yang telah
dilengkapi dengan jaringan komunikasi. Manajemen valas ditujukan untuk
membatasi posisi eksposur masing-masing mata uang asing (foreign currency)
serta memonitor kegiatan jual beli valas supaya posisinya terkendali. Secara
garis besar tindakan manajemen valas dapat berupa :
12
a. Pengendalian kesejahteraan mata uang asing, yang meliputi rekayasa
portofolio masing masing mata uang,dll.
b. Pengendalian keuntungan netto dari nilai tukar, yang meliputi penetapan
break even exchange rate, dll
Tujuan Kegiatan Valas :
Valas dapat diperjual belikan oleh perorangan, perusahaan maupun bank-
bank untuk membiaya impor atau menukarkan valas hasil ekspor ke mata uang
lain. Alasan bank terjun ke transaksi valas dengan tiga alasan :
1. Untuk member service kepada nasabah
2. Untuk kepentingan bank sendiri
3. Untuk memperoleh keuntungan (spekulasi)
Dalam kegiatan valas dikenal dua golongan transaksi, yakni transaksi
komersial dan transaksi spekulatif. Transaksi komersial terjadi bila transaksi
tersebut dilakukan untuk keperluan perusahaan atau nasabah, bukan untuk bank.
Sedang untuk transaksi spekulatif adalah dengan maksud untuk mendapatkan
keuntungan bagi bank yang bersangkutan dari fluktuasi nilai tukar mata uang.
Ada dua tujuan pokok dalam pengelolaan valas yaitu :
a. Mengelola jumlah dan risiko valas keseluruhan terkait dengan kesenjangan
pada mata uang asing
b. Memaksimalkan pendapatan valas bank dengn bats-batas risiko yang dapat
diterima.
5. Manajemen Pricing
Manajemen princing adalah suatu kegiatan manajemen untuk
menentukan tingkat suku bunga dari produk-produk yang ditawarkan bank, abik
disisi aset maupun liabilities. Tujuan utama dari manejemen princing tersebut
adalah untuk mendukung strategi dan taktis ALMA bank dalam mencapai
tujuan-tujuan operasional lainnya dan mencapai tujuan penghasilan bank
Penetapan tingkat suku bunga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
yang dapat dikelompokan sebagai berikut :
a. Kelompok pinjaman, faktor-faktor tersebut adalah cost of funds, premi
risiko, biaya pelayanan.
b. Kelompok simpanan, yang mempertimbangkan adalah cost of funds, biaya
pelayanan, termasuk biaya overhead dan personel, marjin keuntungan,
13
struktur target maturity, pricing yield curve simpanan berjangka dan
cadangan wajib minimum likuiditas.
Pada dasarnya pricing pinjaman harus ditetapkan minimal dapat menutupi
semua biaya yang berkaitan dengan pinjaman sehingga diperoleh pengembalian
yang memadai. Tingkat suku bunga tersebut ditetapkan atas dasar metode pricing
yang rasional dengan mempunyai 5 komponen utama, yaitu :
1. Cost of funds, seluruh biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan dana
tersebut.
2. Premi risiko industri yang bervariasi menurut jenis industri, mencerminkan
risiko dari suatu industri tertentu, berubah bila kondisi industri itu berubah,
dan didasarkan pada latar belakang kolektibilitas serta prakiraan sekarang
tentang prospek industri.
3. Premi risiko perusahaan/debitur yang mencerminkan risiko berkaitan dengan
debitur-debitur tertentu, merupakan antisipasi terhadap penghapusan
pinaman, menutupi biaya pinjaman non lancer da kemungkinan dipengaruhi
oleh struktur pinjaman.
4. Biaya pelayanan termasuk biaya personel dan biaya overhead.
5. Marjin keuntungan yang disesuaikan dengan risiko kredit yang kemungkinan
timbul dan disesuaikan dengan situasi persaingan atau untuk mencapai
tujuan-tujuan strategis.
14
pembayaran keuntungan atas deposito berdasar tingkat bunga tertentu dengan
mengabaikan performancenya.
b. Sistem operasional bank syariah berdasarkan pada system equity dimana setiap
modal mengandung resiko. Oleh karena itu, hubungan kerja sama antara bank
syariah dan nasabahnya adalah berdasarkan prinsip bagi hasil dan risiko
c. Dalam melakukan kegiatan pembiayaan (financing), bank syariah
menggunakan model pembiayaan muamalah maaliah (Islamic modes of
financing): PLS dan non-PLS. sehubungan dengan itu, bank syariah
melakukan pooling dana-dana nasabah dan berkewajiban menyediakan
manajemen investasi yang professional (Antonio, 2001)
Adapun komponen kebijakan ALM perbankan syariah sama dengan komponen
kebijakan yang dilakukan oleh perbankan konvensional, perbedaanya adalah
pengambilan keuntungan dari perdagangan valas untuk memaksimalisasi laba
perbankan, serta pengamatan terhadap fluktuasi bunga. Karena keduanya dianggap
tidak sesuai dengan ketentuan syariah.
Likuiditas bank syariah bank syariah banyak begantung pada :
a. Tingkat kelebihan (volatility) dari simpanan (deposito) nasabah
b. Kepercayaan pada dana-dana non-PLS
c. Kompetensi teknis yang berhubungan dengan peraturan stuktur liabilitas
d. Ketersediaan asset yang siap di konversikan menjadi kas
e. Akses kepada pasar antar bank dan sumber dana lainnya, termasuk fasilitas
lender of last resort dari bank sentral.
Tekhnik duration gap manajamen dapat di aplikasikan oleh bank isla,bukan
dalam rangka menghindari risiko tingkat bunga, melainkan untuk mengatur cash flow
atau menegndalikan likuiditasnya.Kualitas earning asset bank islam akan bergantung
pada beberapa hal berikut :
1. Level, distribusi dan tingkat kesulitan dari asset yang di klasifikasikan
2. Level dan komposisi dari berkurangnya nilai asset
3. Kecukupan dari cadangan penilain kembali,; dan
4. Bukti adanya kemampuan untuk mengadministrasikan dan memperoleh
kembali kredit bermasalah.
Asset /liability manajemen bank islam lebih banyak bertumpu pada kualitas
asset , dan hal itu akan menentukan kemampuan bank untuk meningkatkan daya
tariknya kepada nasabah untuk menginvestasikan dananya melalui bank tersebut, yang
15
berarti meningkatkan kualitas pengelolaan liabilitasnya.kemampuan manajemen untuk
melaksanakan fungsinya sebagai profesioanl investment manajer akan sangat
menetukan kualitas asset yang di kelolanya.
2.11 Hubungan Manajemen Asset and Liabilities (ALMA) dengan Asset Liability
Committe (ALCO)
Produksi dalam industri perbankan adalah aktivitas bank yang tercermin dalam
neraca asset/liability sementara hasil produksi adalah laporan laba/rugi. Hasil produksi
yang optimal dapat dicapai jika para pejabat bank syariah mampu mempersiapkan
perencanaan dan pengaturan penghimpunan dan pengalokasian dana. Oleh karena itu,
perencanaan dan pengaturan dana akan berjalan baik harus dilakukan oleh pihak atau
badan ynag baik. Badan ini biasanya berbentuk ttim atau panitia atau disebut
commitee ataupun dewan khusus.
Dewan khusus atau tim yang mengelola manajemen dana atau lebih luas lagi
pada pengelolaan asset and liability of bank, disebut dengan Asset and Liability
Commitee Atau disingkat (ALCO ). Sesuai dengan namanya panitia atau tim ini
melakukan kegiatan rutin dan mengadakan pertemuan yang juga diatur secara rutin,
misalnya sebulan sekali atau sebulan dua kali. Keberhasilan proses manajemen Asset
liability ( ALMA ) tergantung pada koordinasi serta partisipasi seluruhh bagian-
bagian yang terliabat dalam komite untuk menangani masalah-masalah yang menjadi
tanggung jawabnya. Agar strategi ALMA dapat efektif, maka beberapa kriteria berikut
harus dipenuhi oleh tim atau ALCO, yaitu :
a. Semua angggota ALCO harus terlibat dan mengerti bahwa strategi ALMA
adalah strategi menyeluruh dari asset dan liability.
b. Semua anggota ALCO harus terlibat dalam pencapaian anggaran yang
direncanakan.
c. Semua anggota ALCO harus berfokus kepada hasil mendatang serta
memberikan saran dan pendaapat pemecahan.
d. Semua anggota ALCO harus saling berhubungan dalam kaitannya dalam
pencapaian tujuan.
e. ALCO harus merupakan keterpaduan dari seluruh bagian yang ada di bank.
Semua bagian harus mempunyai sistem yang mampu memberikan informasi
yang tepat, terbaru dan tepat.
16
f. Semua anggota ALCO harus mempunyai semangat pembaharuan, mengetahui
kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi serta mampu mengantisipasi
kemungkinan yang akan terjadi.
g. Semua anggota ALCO harus berpandangan luas dan saling mendukung tanpa
prasangka buruk.
17
Laporan laba/rugi bank (Profit and Loss Statement) atau lebih dikenal
jugadengan Income Statement dari suatu Bank umum adalah suatu laporan
keuanganbank yang menggambarkan pendapatan dan biaya operasional dan
nonoperasional bank serta keuntungan bersih bank untuk suatu periode
tertentu.
Berikut ini adalah pos-pos yang ada pada laporan laba/rugi :
Laboran Laba – Rugi Menurut Ketentuan Bank Indonesia.
1. Pendapatan
Pendapatan Operasional
a. Hasil Bunga
b. Provisi dan komisi
Pendapatan Non operasional
Jumlah
2. Biaya
Biaya Operasional
a. Biaya bunga
b. Biaya lanilla
Biaya Non Operasional
Jumlah
3. Laba/Rugi sebelum Pajak
4. Sisa / laba / rugi tahun lalu
18
Aktiva Produktif Pada Bank Syariah
Pembiayaan yaitu penyediaan dana dan atau tagihan berdasarkan akad
mudaharabah dan atau pembiayaan lainnya berdasarkan prinsip bagi hasil. Piutang yaitu
tagihan yang timbul dari transaksi jual beli dan atau sewa berdasarkan akad murabahan,
salam, istishna dan atau ijarah.
Qardh yaitu penyediaan dana ataru tagiahan antara bank syariah dengan pihak
peminjam yang mewajibkan pihak peminjam melakukan pembayaran sekaligus atau
cicilan dalam jangka waktu tertentu.
Surat berharga syariah yaitu surat bukti berinvestasi berdasarkan prinsip syariah
yang lazim diperdagangkan dipasar uang dan atau pasar modal antara lain wesel,
obligasi syariah, sertifikasi reksadana syariah dan surat berharga lainnya berdasarkan
prinsip syariah.
Kualitas semua bentuk penanaman dana (aktiva produktif) diatas menjadi
standar pengukuran kinerja bank syariah. Untuk menjaga kinerja yang baik dan
pengembangan usaha yang senantiahsa sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan prinsip
syariah maka kualitas aktiva produktif perlu dijaga. Salah satu cara menjaga kualitas
aktiva produktif adalah dengan menerapkan kebijakan alokasi dana baik menurut sector
ekonomi, sektro industri maupun wilayah pemasaran. Misalnya sekian persen untuk
pembiayaan sector industri manufaktur, sekian persen untuk perdagangan dan sekian
untuk penyertaan.
Demikian juga dengan rasio antara pembiayaan dan sumber-sumber daya dengan
memperhatikan penyebaran sumber daya dan penyebaran resiko sehingga aktiva
produktif perusahaan benar-benar dapat menjadi kontribusi pendapatan bagi bank
tersebut
Aktiva diartikan sebagai jasa yang akan datang dalam bentuk uang atau jasa
mendatang yang dapat ditukarkan menjadi uang (kecuali jasa-jasa yang timbul dari
kontrak yang belum dijalankan kedua belah pihak secara sebanding) yang didalamnya
terkandung kepentingan yang bermanfaat yang dijamin menurut hokum atau keadilan
bagi orang atau sekelompok orang tertentu. Aktiva juga diartikan sebagai manfaat
ekonomi yang sangat mungkin diperoleh atau dikendalikan oleh entitas tertentu pada
masa mendatang sebagai hasil transaksi atau kejadian masa lalu (Marianus Sinaga,
1997)
Pembiayaan yaitu penyediaan dana dan atau tagihan berdasarkan
akad mudaharabah dan atau pembiayaan lainnya berdasarkan prinsip bagi hasil.
19
Qardh yaitu penyediaan dana ataru tagiahan antara bank syariah dengan pihak
peminjam yang mewajibkan pihak peminjam melakukan pembayaran sekaligus
atau cicilan dalam jangka waktu tertentu.
Surat berharga syariah yaitu surat bukti berinvestasi berdasarkan prinsip syariah
yang lazim diperdagangkan dipasar uang dan atau pasar modal antara lain wesel,
obligasi syariah, sertifikasi reksadana syariah dan surat berharga lainnya
berdasarkan prinsip syariah.
Penempatan yaitu penanaman dana bank syariah pada bank syariah lainnya dan
atau bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsisp syariah antara lain dalam bentuk
giro dan atau tabungan wadiah, deposito berjangka dan atau tabungan muharabah,
pembiayaan yang diberikan, sertifikat investasi mudharabah antar bank (IMA)
dan atau bentuk-bentuk penempatan lainnya berdasarkan prinsip syariah.
Piutang yaitu tagihan yang timbul dari transaksi jual beli dan atau sewa
berdasarkan akad murabahan, salam, istishna dan atau ijarah.
Penyertaan modal yaitu penanaman dana bank syariah dalam bentuk saham pada
perusahaan yang bergerak dibidang keuangan syariah termasuk peneneman dalam
bentuk surat utang konversi(convertible bonds) dengan opsi saham (equity
options) atau jensitransakasi tertentu berdasarkan prinsisp syariah yang berakibat
bank syariah memiliki atau akan memiliki saham pada perusahaan yang bergerak
dibidang keuangan syariah.
Transaksi rekening administrasi yaitu komitmen dan kontijensi (off balance sheet)
berdasarkan prinsip syariah yang terdiri atas bank garansi, akseptasi
(endorsemen), irrevocable letter of credit (L/C) dan garansi lain berdasarkan
prinsip syariah.
Penyertaan modal sementara yaitu penyertaan modal bank syariah dalam
perusahaan nasabah untuk mengatasi kegagalan pembiayaan dan atau piutang
(debt to equity swap) sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia
yang berlaku termasuk dalam bentuk surat utang konversi (convertible bonds)
dengan opsi saham (equity options) atau jenis transaksi tertentu yang berakibat
bank syariah memiliki atau akan memiliki saham pada perusahaan nasabah..
Sertifikasi Wadiah Bank Indonesia (SWBI) yaitu sertifikat yang diterbitkan oleh
Bank Indonesia sebagai bukti penitipan dana berjangka pendek dengan
prinsip wadiah.
20
D. Laporan Komitmen & Kontigensi
Akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) merupakan bidang yang sangat
luas. Untuk lebih memahami implikasi riset akuntansi keperilakuan (behavioral
accounting research/BAR) terhadap pengembangan akuntansi manajemen (managerial
accounting), kajian akan dimulai dari perkembangan akuntansi keperilakuan, akuntansi
manajemen, riset akuntansi keperilakuan dalam akuntansi manajemen,
seperti budgeting, balanced scorecard (BSC), just in time (JIT), total quality
management, dan activity based costing system (ABC system).
21
E. Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan bank merupakan suatu alat atau cara yang palingumum
digunakan dalam membuat analisis laporan keuangan. Analisis rasiomenggambarkan
hubungan matematis antara suatu jumlah dengan jumlah lainnya.Karena
penginterprestasikan terhadap rasio – rasio ini cukup kompleks, makakeefektifan rasio
keuangan ini sebagai suatu alat analisis sangat tergantung dankemampuan dan keahlian
analisis dalam menginterprestasikannya. Berikutbeberapa analisis rasio keuangan yang
digunakan dalam suatu bank, yaitu sebagaiberikut :
Cash Ratio adalah : Rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga yang dihimpun
bank yang harus segera dibayar. Rasio ini digunakan untukmengukur kemampuan
bank dalam membayar kembali simpanan nasabahpada saat ditari dengan
menggunkaan alat likuid yang dimilikinya. Menurutketentuan Bank Indonesia, alat
likuid terdiri atas uang kas ditambah denganrekening giro bank yang disimpan
pada Bank Indonesia. Semakin tinggi rasiomi semakin tinggi pula kemampuan
likuiditas bank yang bersangkutan, namundalam praktik akan mempengaruhi
produktifitasnya.
Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah : Rasio antara seluruh jumlah kredit yang
diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. Rasio ini menunjukkansalah
satu penilaian likuiditas bank. Semakin tinggi rasio tersebut memberikanindikasi
semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan.Hal mi
disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayaikredit menjadi
semakin besar.
Return on Assets (ROA ) adaiah Rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan secarakeseluruhan.
Semakin besar ROA bank, semakin besar pula tingkatkeuntungan yang dicapai
bank tersebut dan semakin baik pula posisi banktersebut dan segi penggunaan
asset.
Return on Equity ( ROE) adalah : Perbandingan antara laba bersih bank dengan
ROE modal sendiri. Rasio mi banyak diamati oleh para pemegangsaham bank
serta para investor di pasar modal yang ingin membeli sahambank yang
bersangkutan. Kenaikan dalam rasio mi berarti terjadi kenaikanlaba bersih dan
bank yang bersangkutan. Selanjutnya, kenaikan tersebut akanmenyebabkan
kenaikan harga saham bank.
22
Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah Rasio yang memperlihatkan seberapa jauh
seluruh aktiva bank yang mengandung resiko (kredit, penyertaan,, suratberharga,
tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dan dana modal sendiri bank,disamping
memperoleh dana – dana dan sumber – sumber di luar bank, sepertidana
masyarakat, pinjaman, dan lain – lain. Rasio ini merupakan indicatorterhadap
kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagaiakibat dan
kerugian – kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko.
Debt to Equity Ratio ( DER) adalah Rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan bank dalam menutup sebagian atau seluruh utang – utangnya,baik
jangka panjang maupun jangka pendek. Dengan dana yang berasal darimodal bank
sendiri.
F. Rasio Profitabilitas
Rasio Profitabilitas adalah analisis yang dilakukan terhadap kemampuanBank
dalam memenuhi perolehan laba. Keuntungan sudah menjadi tujuan utamadan setiap
perusahaan, dan keuntungan tersebut modal akan bertambah yang padagilirannya akan
meningkatkan kemampuan bank dalam melaksanakan operasinya.Keuntungan yang
diperoleh selain ditentukan oleh kecakapan dan keterampilanpimpinan bank, juga tidak
lepas dan kepercayaan para pemegang saham danmasyarakat yang menyimpan uangnya
berupa giro, tabungan, maupun deposito.Untuk memupuk kepercayaan masyarakat yang
menyimpan dananya, bankdituntut untuk memelihara alat-alat likuid yang cukup besar
tanpa menghilangkan kesempatan untuk memperoleh laba optimal.
Keuntungan yang rendah merupakan hambatan bagi pertumbuhan bank danjuga
dapat menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap bank dansebaliknya. Dalam
analisis mi dicani hubungan timbal balik dengan pos – posyang ada pada laporan laba /
rugi bank dengan pos pada neraca bank gunamemperoleh berbagai indikasi yang
bermanfaat dalam mengukur tingkat efisiensidan profitabilitas bank yang bersangkutan.
Analisis Rasio Profitabilitas suatu bankantara lain adalah Return on Assets, Return on
Equity, Rasio biaya operasional, dan Net profit margin. Berikut mi adalah pengertian
dan rumus rasionya :
Return on assets adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuanmanajemen
Bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Semakinbesar ROA suatu
Bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai Bank tersebut semakin baik
pula posisi Bank tersebut dan penggunaan asset. Rasio ini
23
dapat dirumuskan sebagai berikut:
ROA = Laba Bersih x 100 %
Return on Equity adalah rasio ini merupakan perbandingan antara lababersih suatu
Bank dengan modal sendiri. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
ROE = Laba Bersih x 100 %
Biaya operasional adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan
kemampuan Bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya.
BOPO = Beban operacional x 100 %
Rasio Net Profit Margin adalah Rasio yang menggambarkan tingkatkeuntungan yang
diperoleh Bank disbanding dengan pendapatan yang diterimadari kegiatan
operasionalnya. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
NPM = Laba Bersih x 100 %
24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Setiap Bank harus mampu mengelola kegiatannya karena akan sangat
menentukan kelangsungan hidup dan pertumbuhan bank tersebut. Sehingga diperlukan
tenaga-tenaga yang terampil, handal, jujur dan profesional di semua lini, tenaga-
tenaga yang kritis dan kreatif serta tanggap terhadap perubahan lingkungan. ALMA
(Asset & Liability Management) dapat diartikan dengan pengelolaan sumber dan
penggunaan dana bank yang saat ini menjadi salah satu titik sentral perhatian
manajemen bank, karena meningkatnya kompleksitas karakteristik asset dan liabilities,
tajamnya persaingan antar bank dan ketidakpastian perekonomian. Dengan
ketidakpastian usaha maka mendorong manajemen bank melakukan pendekatan yang
bertitik berat pada interaksi antara sisi Asset & Liability.
25
DAFTAR PUSTAKA
Alsa Iwata Yustra, Tesis “Pengaruh Kualitas Asset dan Liabilitas Terhadap Kinerja
Perbankan Syariah. UNDIP, Semarang, 2004
Arifin, Zainul. 2006. Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta : Pustaka Alvabet
Kuncoro Suhardjono, Mudrajad.2001. Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta : BPFE
Muhammad .2005.Manajemen Dana Bank Syariah. Yogyakarta: Ekonisia
Syafi’i Antonio, Muhmmad. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktek. Jakarta : Gema Insani
Syatiri,Ahmad. Jurnal .Assets-Liabilities Management tingkat Profitabilitas & Likuiditas
Bank Syariah dan Bank Konvensional. Universitas Sriwijaya. Palembang
https://www.google.com/amp/s/sithobil.wordpress.com/2012/10/28/manajemen-aset-dan-
liabilitas/amp/
https://deipoonx.blogspot.com/2012/06/pengertian-umum-assets-and-
26