ASY-SYAIBANI
Semester III
Dosen Pengampu :
SARI SAFITRI
MELYANA HUMAIRA
2021/2022
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
BAB II
PEMBAHASAN
Ahli fikih dan tokoh ketiga Mazhab Hanafi yang berperan besar
mengembangkan dan menulis pandangan Imam Abu Hanifah. Pendidikannya
berawal di rumah di bawah bimbingan langsung dari ayahnya, seorang ahli fikih
di zamannya. Pada usia belia asy-Syaibani telah menghafal Alquran. Pada usia 19
tahun ia belajar kepada Imam Abu Hanifah. Kemudian ia belajar kepada Imam
Abu Yusuf, murid Imam Abu Hanifah. Dari kedua imam inilah asy-Syaibani
memahami fikih Mazhab Hanafi dan tumbuh menjadi pendukung utama mazhab
tersebut. Asy-syaibani sendiri di kemudian hari banyak menulis pelajaran yang
pernah diberikan Imam Abu Hanifah kepadanya.
Ia belajar hadis dan ilmu hadis kepada Sufyan as-Sauri dan Abdurrahman
al-Auza’i. di samping itu, ketika berusia 30 tahun ia mengunjungi Madinah dan
berguru kepada Imam Malik yang mempunyai latar belakang sebagai ulama
ahlulhadis dan ahlurra’yi. Berguru kepada ulama-ulama di atas memberikan
nuansa baru dalam pemikiran fikihnya. Asy-Syaibani menjadi tahu lebih banyak
tentang hadis yang selama ini luput dari pengamatan Imam Abu Hanifah.
2
Dari keluasan pendidikannya ini, asy-Syaibani dapat membuat kombinasi antara
aliran ahlurra’yi di Irak dan ahulhadis di Madinah. Ia tidak sepenuhnya
sependapat dengan Imam Abu Hanifah yang lebih mengutamakan metodologi
nalar (ra’yu). Ia juga mempertimbangkan serta mengutip hadis-hadis yang tidak
dipakai Imam Abu Hanifah dalam memperkuat pendapatnya. Di Baghdad asy-
Syaibani, yang berprofesi sebagai guru, banyak berjasa dalam mengembangkan
fikih Mazhab Hanafi, Imam asy-Syafi’I sendiri sering ikut dalam majelis
pengajian asy-Syaibani. Hal ini ditopang pula oleh kebijaksanaan pemerintah
Dinasti Abbasiyah yang menjadikan Mazhab Hanafi sebagai mazhab resmi
negara. Tidak mengherankan kalau Imam Abu Yusuf, yang diangkat oleh
Khalifah Harun ar-Rasyid (149 H/766 M-193 H/809 M) untuk menjadi hakim
agung (qadi al-qudah), mengangkat asy-Syaibani sebagai hakim di ar-Riqqah
(Irak).
B. Pemikiran Ekonomi
1. Al Kasb (Kerja)
3
Dalam ekonomi islam, tidak semua aktivitas yang menghasilkan barang
atau jasa disebut sebagai aktivitas produksi, karena aktivitas produksi sangat
terkait erat dengan halal haramnya suatu barang atau jasa dan cara
memperolehnya. Dengan kata lain, aktivitas menghasilkan barang dan jasa yang
halal saja yang dapat disebut sebagai aktivitas produksi.
4
Dengan menerapkan instrument incentive-reward and punishment, setiap
komponen masyarakat dipacu dan dipacu untuk menghasilkan sesuatu menurut
bidangnya masing-masing. Sementara, di sisi lain, pemerintah juga berkewajiban
memayungi aktivitas produksi dengan memberikan jaminan keamanan dan
keadilan bagi setiap orang. Imam asy-Syaibani menegaskan bahwa kerja yang
merupakan unsur utama produksi memiliki kedudukan yang sangat penting dalam
kehidupan karena menunjang pelaksanaan ibadah kepada Allah Swt dan
karenanya, hukum bekerja adalah wajib. Hal ini didasarkan pada dalil-dalil
berikut:
“ Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan
carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.”
“Dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah
dan orang-orang yang lain lagi yang berperang di jalan Allah….”(QS. Al-
Muzammil: 20)
5
hidup untuk mencapai keridhaan Allah Swt. Kerja merupakan usaha untuk
mengaktifkan roda perekonomian, termasuk proses produksi, konsumsi, dan
distribusi yang berimplikasi secara makro meningkatkan pertumbuhan ekonomi
suatu negara. Kerja memiliki peranan yang sangat penting dalam memenuhi hak
Allah Swt, hak hidup, hak keluarga dan hak masyarakat.
6
mudah untuk memenuhi kebutuhan hidup. Allah telah menyediakan sawah dan
ladng untuk bercocok tanam. Dan makanan yang kita makan menyerupakan hasil
dari pertanian.
4. Kebutuhan-kebutuhan Ekonomi
7
sepanjang hidupnya dan manusia berusaha keras, usia akan membatasi dirinya.
Oleh karena itu, Allah SWT memberi kemudahan pada setiap orang untuk
menguasai pengetahuan salah satu diantaranya, Allah tidak akan mempersulit
makhluknya yang mau berusaha tetapi akan memberikan jalan atau petunjuk
untuk dirinya. sehingga manusia dapat bekerja sama dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Allah SWT berfiman dalam surat az-Zukhruf ayat 32
Artinya: “dan kami telah meninggikan sebagian mereka ats sebagian yang lain
beberapa derajad,”
Suatu pekerjaan yang baik merupakan suatu ibadah, agar kita bisa hidup
lebih sederhana dalam memenuhi kebutuhan hidup. Jika manusia hanya
menunggu karunia dari-Nya, niscaya itu tidak akan perna ada rezeki untuk dirinya
8
karna tidak mau berusaha. Dan bersyukurlah atas rezeki yang telah Allah berikan.
Karna Allah akan menambahkan rezeki bagi orang yang mau mensyukurinya.
Setiap manusia wajib bekerja untuk meraih rezeki Allah swt. Jika manusia
tidak bekerja, maka mereka tidak akan dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
Oleh karena itu, setiap orang harus mampu memanfaatkan potensi yang ada pada
dirinya untuk mengolah sumber daya alam yang ada. Jika kita lihat saat ini,
kewajiban untuk bekerja telah mendorong sebagian orang berusa keras untuk
mencari rizki Allah bahkan mereka berlomba-lomba menciptakan lapangan kerja.
Namun, juga tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini masih banyak sekali orang
yang tidak memiliki pekerjaan, mereka hanya berpangku tangan menanti rezeki
dari Alllah. Inilah realita yang ada, dimana masih banyak sekali orang yang
bermalas-malasan untuk bekerja, sekalipun itu adalah kewajiban mereka. Hal ini
yang membuat perekonomian sulit untuk berkembang dan tingkat kemiskinan
tidak berkurang serta banyak sumber daya alam belum dimanfaatkan.
Jika kita lihat, pertanian tetap memegang peranan penting dalam kehidupan
manusia. Produk-produk pertanian adalah produk yang merupakan kebutuhan
pokok manusia. Jadi, bisa dibayangan jika pertanian tidak ada, maka manusia
tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Dan jika manusia tidak dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya, otomatis mereka akan mati dan aktivitas produksi
di sector lain pun akan berhenti. Itulah sebabnya pertanian tetap memegang
peranan penting dalam aktivitas ekonomi atau ketersediaan lapangan kerja.
Namun, saat ini pertanian di Indonesia semakin tidak produktif. Hal ini
disebabkan karena semakin berkurangnya lahan untuk pertanian karena akibat
alih fungsi lahan ke sector pembangunan dan industry. Juga akibat kurangnya
minat orang Indonesia tehadap pertanian karena telah disibukkan dengan hal-hal
lain. Bisa dibayangkan jika produktivitas pertanian di Indonesia semakin
9
menurun, maka akan sulit sekali untuk mendapatkan bahan pokok untuk
memenuhi kehidupan sehari-hari, sehingga Indonesia akan menjadi negara
importir bahan pokok, yang seharusnya tidak terjadi melihat alam Indonesia yang
luas dan cocok untuk pertanian.
Sekarang menjadi tugas kita bersama untuk berpikir keras dan melakukan
perubahan kearah yang lebih baik. Kita harus berupaya untuk membangkitkan
semangat kerja saudara-saudara kita dan menyadarkan mereka akan pentingnya
pertanian, sehingga mereka mau memanfaatkan sumber daya alam yang ada untuk
kesejahteraan bersama.
Dengan begitu maka aktivitas ekonomi akan meningkat, dan memberikan nilai
positif terhadap semua aspek. Pada dasarnya banyak cara agar pertanian di
Indonesia ini cepat berkembang, tetepi pada kenyataanya masyarakat tidak bisa
melihat situasi ekonomi yang global ini. Masyarakat hanya bisa meniru dan tidak
mampu memberikan situasi ekonomi yang baik untuk meingkatkan kualitas
ekonomi negara ini. Coba bandingkan dengan ekonomi yang ada di luar negeri
seperti Amerika, pasti sangat jauh.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Al Kasb (Kerja)
4. Kebutuhan-kebutuhan ekonomi.
11
DAFTAR PUSAKA
http://gabunganmakalah.blogspot.com/2013/05/pemikiran-ekonomi-al-
saybani_22.html
12