Anda di halaman 1dari 24

A.

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sistem ekonomi dunia yang saat ini bersifat sekuler dimana terjadi
dikotomi antara agama dengan kehidupan duniawi termasuk di dalamnya
aktivitas ekonomi telah mulai terkikis. Dewasa ini kehidupan ekonomi telah
menjadi standar kehidupan individu dan kolektif suatu negara-bangsa.
Keunggulan suatu negara diukur berdasarkan tingkat kemajuan ekonominya.
Ukuran derajat keberhasilanmenjadi sangat materialistk. Oleh karena itu, ilmu
ekonomi menjadi amat penting bagi kehidupan suatu bangsa. Namun
demikian, pakar ilmu ekonomi sekaliber Masrhal menyatakan bahwa
kehdiupan dunia ini dikendalikan oleh dua kekuatan besar; ekonomi dan
keimanan (agama), hanya saja kekuatan ekonomi lebih kuat pengaruhnya
daripada agama.
Para sejarawan barat telah menulis sejarah pemikiran ekonomi dengan
sebuah asumsi bahwa periode antara Yunani dengan Skolastik adalah steril
dan tidak produktif. Sebagai contoh sejarawan sekaligus ekonom terkemuka
Joseph scumpeter justru sama sekali mengabaikan peranan kaum muslimin.
Ia memulai penulisan sejarah ekonominya dari para filosof Yunani dan
langsung melakukan loncatan jauh selama 500 tahun yang dikenal dengan
istilah the Great Gap menuju zaman St. Thomas Aquinas (1225-1274).1
Menampilkan pemikiran ekonomi para cendikiawan muslim
terkemuka akan memberikan kontribusi positif bagi umat Islam, setidaknya
ada dua hal. Pertama, membantu menemukan berbagai sumber pemikiran
ekonomi Islam abad kedua dan memberikan kemungkinan kepada kita untuk
mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang perjalanan pemikiran
ekonomi Islam selama ini.
Kedua hal tersebut akan memperkaya pengetahuan kita mengenai
ekonomi Islam abad kedua dan membuka jangkauan lebih luas bagi
penyusunan konseptualisasi dan aplikasinya. Kajian terhadap perkembangan

1
Adiwarman. A. Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Jakarta: Gema
Insani Press 2014), hal 292-293.

1
sejarah ekonomi Islam merupakan ujian empirik yang diperlukan bagi setiap
gagasan ekonomi. Yang khas dari pemikiran para cendikiawan Muslim yang
dikemukakan oleh Chapra adalah bahwa mereka menganggap kesejahteraan
umat manusia merupakan hasil akhir dari interaksi panjang sejumlah faktor
ekonomi dengan faktor-faktor lain seperti moral, sosial, demografi dan
politik. Semua faktor tersebut berpadu menjadi satu, sehingga tidak ada satu
faktor pun yang dapat memberikan kontribusi optimal tanpa dukungan faktor
yang lain.
Berdasarkan latar belakang di atas maka, penulis mengambil
judul“Sejarah Pemikiran Tokoh Ekonomi Islam Fase Ke-II (450h/1058m-
850h/1446m”. Adapun rumusan masalah yang penulis coba angkat adalah
sebagai berikut Bagaimanakah Biografi dan Pemikiran Tokoh Ekonom
Muslim Fase Kedua 450H/1058M-850H/1446M? Bagaimanakah Biografi
dan pemikiran Tokoh Ekonom Konvensional Pada Fase Kedua 450H/1058M-
850H/1446M? Dan Bagaimanakah Sejarah dan Pemikiran Ekonomi Islam?

2
B. PEMBAHASAN
1. Biografi dan Pemikiran Tokoh Ekonom Muslim Fase Kedua
450H/1058M-850H/1446M
Fase ini di mulai pada abad ke-11 sampai dengan abad ke -15 Masehi
dikenal sebagai fase yang cemerelang karena menginggalkan warisan
intelektual yang sangat kaya. Para cendekiawan Muslim dimasa ini mampu
menyusun suatu konsep tentang bagaimana umat melaksanakan kegiatan
ekonomi yang seharusnya yang berlandaskan Al Qur’an dan Hadits Nabi.
Dan secara bersamaan disisi lain, mereka menghadapi realitas politik yang
ditandai oleh dua hal: Pertama, disintegrasi pusat kekuasaan Bani Abasiyah
dan terbaginya kerajaan ke dalam beberapa kekuasan regional yang mayoritas
didasarkan pada kekuatan (Power) ketimbang kehendak rakyat; Kedua,
merebaknya korupsi dikalangan para pengusaha diringi dengan dekadensi
moral di kalangan masyarakat yang mengakibatkan terjadianya ketimpagan
yang semakin lebar. Pada masa ini, Kekuassaan Islam yang terbentang dari
Maroko dan Spanyol di barat hingga India di timur telah melahirkan berbagai
pusat kegiatan intelektual. Adapun tokoh-tokoh pemikir pada masa tersebut
diantaranya adalah:
a. Al-Ghazali (451H/1055M-505H/1111H)
Beliau adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Ahmad
ath-Thusi asy-Syafii al-Ghazali, lebih terkenal dengan Imam al-Ghazali
atau HUjjah al-Islam Beliau dilahirkan pada tanggal 14 Jumadil Akhir 450
H/18 Desember 1058 di Thus yang pada waktu itu termasuk wilayah
Khurasan, Persia atau Iran pada saat ini.2 Sejak kecil, Imam Ghazali hidup
dalam dunia tasawuf. Ia tumbuh dan berkambang dalam asuhan seorang
sufi, setelah ayahnya yang juga seorang sufi meninggal dunia. Sejak muda
, Al-Ghazali sangat antusias terhadap ilmu pengetahuan. Ia pertama-tama
belajar bahasa arab dan fiqih di kota Tus, kemudian pergi kekota Jurjan
untuk belajar dasar-dasar Usul fiqih. Setelah kembali kekota Tus selama

2
Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Dari Masa Klasik Hingga
Kontemporer, (Depok: Gramata Publishing, 2010), Hal. 163.

3
beberapa waktu, ia pergi ke Naisabur untuk melanjutkan rihlah ilmiahnya.
Dikota ini, Al-Ghazali belajar kepada Al-Haramain Abu Al-Ma’ali Al-
Juwaini, sampai yang terakhir ini wafat pada tahun 505 H (1011 M) pada
usia 54 tahun.3
Adapun pemikiran Al-Ghazali dalam Ilmu Ekonomi Islam adalah
sebagai berikut:
1. Pertukaran dan Evolusi Pasar. Menurut Al-Ghazali, pasar berevolusi
sebagai bagian dari “hukum alam” segala sesuatu, yakni sebuah
ekspresi berbagai hasrat yang timbul dari diri sendiri untuk saling
memuaskan kebutuhan ekonomi. Pasar harus berfungsi berdasarkan
etika dan moral pelakunya. Secara khusus, ia memperingatkan lantaran
mengambil keuntungan dengan cara menimbun makanandan barang-
barang kebutuhan dasar lainnya. Penimbunan barang merupakan
kedzaliman yang besar, terutama di saat-saat terjadi kelangkaan dan
pelakunya harus dikutuk.4 Selain itu, Al-Ghazali bersikap sangat kritis
terhadap laba yang berlebihan.
2. Aktivitas Produksi. Al-Ghazali membagi aktivitas produksi kedalam 3
bagian, yaitu:
a) Industri dasar yaitu industri yang menjaga kelangsungan hidup
manusia. Kelompok ini terdiri dari empat jenis aktivitas yaitu
agrikultur, tekstil, konstruksi dan aktivitas Negara.
b) Aktivitas Penyokong, yaitu aktivitas yang bersifat tambahan bagi
industri dasar seperti industri baja dan eksplorasi.
c) Aktivitas komplementer, yaitu yang berkaitan dengan industri
besar seperti penggilingan dan pembakaran produk-produk
agrikultur.
3. Barter dan Evolusi Uang. Sebelumnya telah ditemukan bagaimana
tidak efisiennya jika dilakukannya sistem barter. Iapun menegaskan
bahwa evolusi uang terjadi atas dasar kesepakatan dan kebiasaan,
3
Ahmad Hanafi, Pengantar Filsafat Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1991),
Hal.135.
4
Adiwarman. A. Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam..., hal.327.

4
yakni tidak akan ada masyarakat tanpa pertukaran barang dan tidak ada
pertukaran yang efektif tanpa ekuivalensi, dan ekuivalensi demikian
hanya dapat ditentukan dengan tepat bila ada ukuran yang sama.5
b. Ibnu Thaimiyah (661H/1263M-728 H-1328 M)
Nama lengkapnya adalah Taqi al-din Ahmad bin Abd. Al-Halim
bin Abd. Salam bin Taimiyah. Ia lahir di Harran 22 Januari 1263 M (10
Rabbiual Awal 661 H).6 Ibnu Thaimiyah lahir di Zaman ketika Baghdad
merupakan pusat kekuasaan dan budaya Islam pada msa dinasti
Abbasiyah. Ayah nya Abdal-Halim, paman nya Fakhruddin dan kakenya
Maduddin merupakan ulama besar dari mahzab Hambali. Ibnu Taimiyah
adalah seorang fuqaha mempunyai pemikiran dalam berbgai bidang ilmu
yang luas, termasuk dalam bidang ekonomi. Pemikiran nya yang
revolusioner yakni gerakan tajdid (pembaharu) dan ijtihadnya dalam
bidang muamalah, membuat namanya terkenal di seluruh dunia. Ibnu
Thaimiyah wafat pada tanggal 22 Dzulqaidah 728H (26 September 1328
M) di penjara Qal’ah Dymasiq setelah mengalami sakit selama dua puluh
hari lebih. Beliau dipenjara disebabkan karena memiliki pendapat yang
bersebrangan dengan pendapat pemerintah pada Zamannya.
Adapun pemikiran Ibnu Thaimiyah dalam Ilmu Ekonomi Islam
adalah sebagai berikut:
1) Mekanisme Harga. Menurut Ibnu Thaimiyah jika kebutuh terhadap
barang meningkat , sementara kemampuan menyediakan kebutuhan
menurun, harga akan sendirinya akan naik. Disisi lain, jika
kemampuan penyediaan barang meningkat sedangkan permintaan
menurun, secara otomatis harga akan turun. Itulah hukum alam tentang
pasar, suatu harga dipertimbangkan oleh kekuatan penawaran dan

5
Ibid., hal.335.
6
Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Dari Masa Klasik Hingga
Kontemporer...., hal.206.

5
permintaan yang terjadi secara alami. Adanya kelangkaan barang atau
berlimpahnya persediaan barang disebabkan oleh ketidak adilan.7
2) Regulasi harga. Berkaitan dengan regulasi harga, Ibnu Taimiyah
membedakan dua jenis penerapan harga, yakni penetapan harga yang
tidak adil dan cacat hukum serta penetapan harga yang adil dan sah
menurut hukum. Penetapan harga yang tidak adil dan cacat hukum
adalah penetapan harga yang dilakukan pada saat kenaikan harga-
harga terjadi akibat persaingan pasar bebas, yakni kelangkaan supply
dan demand.
3) Uang dan Kebijakan Moneter. Secara khusus, Ibnu Taimiyah
menyebutkan dua fungsi uang sebagai pengukur nilai dan media
pertukaran bagi sejumlah barang yang berbeda. Ibnu Taimiyah juga
menentang keras praktek perdagangan uang, karena itu mengalihkan
fungsi uang dari fungsi yang sebenarnya. Ibnu Taimiyah juga
menentang keras terjadinya penurunan nilai uang dan penetapan uang
yang berlebihan. Pernyataan tersebut memperlihatkan bahwa Ibnu
Taimiyah memahami pemikiran tentang hubungan antara jumlah uang
total volume transaksi dan tingkat harga. Ibnu Taimiyah juga meminta
para penguasa untuk mencetak mata uang sesuai nilai riilnya agar
kesejateraan masyarakat tetap terjamin karena nilai uang sesuai dengan
nilai intrisiknya.
4) Kewenangan penguasa. Menurut Ibnu Thaimiyah berkaitan dengan
teori mekanisme pasar yang digagas Ibnu Thaimiyah, bahwa
penentuan harga diserahkan sepenuhnya pada mekanisme pasar.
Fluktuasi harga terjadi bergantung dari suatu kekuatan penawaran yang
bergulir secara alami. Maka dalam hal ini pemerintah tidak boleh turut
campur keterlibatan pemerintah dianggap dzalim terhadap pedagang,
dan akan memperkukuh suasana pasar.

7
Syirial Dede, Ekonomi dan Penguasa (Pemikiran Ibn Thaimiyah Tentang
Mekanisme Pasar), Al-Falah, Vol 3, No.1, 2018. Diakses pada 30 November 2019.

6
c. Ibnu Khaldun (732H/1322M-808 H/1404 M)
Ibnu khaldun di lahirkan di Tunisia pada awal bulan Ramadhan
732 H/ 27 Mei 1332 M. Ia mempunyai nama lengkap Abdurrahman Abu
Zaid Waliuddin Ibn Khadun. Waliudin adalah gelar yang diberikan
kepadanya sewaktu ia menjabat sebagai qadhi di mesir. Ibnu Khaldun
merupakan ekonom Muslim yang terkenal karna sedemikian cemerlang
dan luas bahasan nya tentang ekonomi. Ia menulis buku muqadimah.
Dalam bukunya muqadimah ibnu Khaldun memberikan bahasan yang luas
terhadap teori nilai, pembagian kerja dan perdagangan internasional,
hokum permintaan dan penawaran, konsumsi, produksi, uang, siklus
perdagangan, keuangan publik, dan beberapa bahasan makroekonomi
lainnya. Tokoh ini meninggal dunia secara mendadak di Kairo pada tahun
808 H dan dimakamkan di kuburan kaum sufi di luar Bab al-Nasr.8
Adapun pemikiran Ibnu Khaldun dalam Ilmu Ekonomi Islam
adalah sebagai berikut:
1) Teori Nilai, Uang dan Harga. Bagi Ibn Khaldun, nilai suatu produk
sama dengan jumlah tenaga kerja yang dikandungnya: “Laba yang
dihasilkan manusia adalah nilai yang terealisasi dari
tenaga kerjanya.”.
teori uang menurut Ibnu Khaldun Bagi Ibn khaldun, dua logam
yaitu emas dan perak, adalah ukuran nilai. Logam-logam
ini diterima secara alamiah sebagai uang dimana nilainya tidak
dipengaruhi oleh fluktuasi subjektif Ibnu Khaldun mendukung
penggunaan emas dan perak sebagai standar moneter. Baginya,
pembuatan uang logam hanyalah merupakan sebuah jaminan yang
diberikan oleh penguasa bahwa sekeping uang logam mengandung
sejumlah kandungan emas dan perak tertentu.
Bagi Ibn Khaldun, harga adalah hasil dari hukum permintaan dan
penawaran. Pengecualian satu-satunya dari hukum ini adalah harga

8
Abdullah Mustafa al-Maraghi alih bahasa Husein Muhammad, Fath al-Mubinfi
Tabaqat al-Ushuliyyin, (Yogyakarta: LKPSM, 2001), hal. 287.

7
emas dan perak, yang merupakan standar moneter. Semua barang-
barang lainnya terkena fluktuasi harga yang tergantung pada pasar.
Bila suatu barang langka dan banyak diminta, maka harganya tinggi.
Jika suatu barang berlimpah, maka harganya rendah.
2) Division of labour (Pembagian kerja) Menurut ibnu khaldun, seorang
individu tidak akan dapat memenuhi seluruh kebutuhan ekonominya
seorang diri, melainkan mereka harus bekerjasama dengan pembagian
kerja dan spesialisasi. Apa yang dapat di penuhi melalui kerja sama
yang saling menguntungkan jauh lebih besar dari pada apa yang
dicapai oleh idividu-idividu secara sendirian. Dalam teori modern,
pendapat ini mirip dengan teori comparative advantage.
3) Labor theory of value, economics of labor, labor as the source of
growth and capital, accumulation (Teori nilai kerja, ekonomi tenaga
kerja, tenaga kerja sebagai sumber pertumbuhan dan modal,
akumulasi). Menurut ibnu khaldun, tenaga kerja menjadi sumber yang
sangat berharga. Tenaga kerja penting bagi semua akumulasi modal
dan pendapatan. Sekalipun pendapatan di hasilkan dari sesuatu selain
keahlian, nilai-nilai dari menghasilkan laba dan modal harus mencapai
nilai tenaga kerja. Tanpa tenaga kerja hal tersebut belum di peroleh.
4) Makroekonomi dan pajak. Menurut ibnu khaldun, hasil pajak
meningkat karena kemakmuran bisnis dengan pajak yang tidak
berlebihan. Ia kemudian menjadi yang pertama dalam sejarah untuk
meletakan pondasi bagi suatu teori untuk jumlah maksimum tingkat
perpajakan, suatu teori yang telah mempengaruhi advokat terkemuka
zaman ini seperti arthur laffer dan lainya. Kurva laffer yang terkenal
taklain hanya suatu presentasi grafis yang menyangkut teori
perpajakan yang dikembangkan oleh ibn khaldun dipada abad 14.
d. Ibnu Hazm (384 H-456H)
Abu Muhammad Ali bin Hazm (Ibnu Hazm), bernama lengkap Ali
bin Muhammad bin Said bin Hazm bin Ghalib bin Shalif bin Khalaf bin
Ma’dan bin Sufyan bin Yazid bin Abi Sufyan bin Harb bin Umayyah bin

8
Abd. Syam al-Umawi. Lahir pada akhir bulan Ramadhan 384 H, di daerah
tenggara kota Cordova, Spanyol atau Andalusia pada saat itu. Sebelum
terbitnya matahari dan ketika sang imam telah selesai mengucapkan salam.
Bertepatan dengan 7 Nopember 994 M dalam buku lain disebutkan pada
tahun 184 H (994 M). Lahir di rumah ayahnya ketika jabatan menterinya
sudah dijalani selama tiga tahun pada masa pemerintahan al-Hajib al-
Manshur. Kakeknya Yazid, adalah orang pertama kali masuk Islam dari
para kakeknya. Ia berasal dari Persia, sedangkan Khalaf, kakeknya yang
pertama kali masuk ke negeri Andalusia. Sedangkan julukannya Abu
Muhammad dan beberapa karyanya ialah “Abu Muhammad”, namun ia
lebih dikenal dengan sebutan “Ibn Hazm”.
Sha'id Al-Andalusi berkata, "Penduduk Andalusia sepakat bahwa
Ibnu Hazm adalah sumber ilmu-ilmu keislaman dan yang paling luas
pengetahuannya."Adz-Dzahabi berkata, "Padanya berakhir kepintaran dan
kejelian berfikir. Ilmunya sangat luas tentang Al-Qur'an, As-Sunnah,
mazhab-mazhab fikih dan sekte, bahasa Arab, sastra, logika dan syair
dengan kejujuran dan keagamaannya." Al-Ghazali berkata, "Aku
menemukan sebuah buku tentang asma Allah karangan Muhammad bin
Hazm, seb Ibnu Hazm wafat pada tanggal 28 Sya'ban 456 Hijriyyah/ 15
Agustus 1064 Miladiyyah. sebagai bukti akan keagungannya dalam
menghafal dan alur pemikirannya."
Adapun pemikiran Ibnu Hazm dalam Ilmu Ekonomi Islam adalah
sebagai berikut:
1) Sewa Tanah dan Pemerataan Kesempatan. Ibnu Hazm memberikan
tiga alternative penggunaan tanah, yaitu pertama, tanah tersebut
dikerjakan atau digarap oleh pemiliknya sendiri. Kedua, si pemilik
mengizinkan orang lain menggarap tanah tanpa meminta sewa. Ketiga,
si pemiliki memberikan kesempatan orang lain untuk menggarapnya
dengan bibit, alat atau tenaga kerja yang berasal dari dirinya, kemudian
si pemilik memperoleh bagian dari hasilnya dengan persentasi tertentu
sesuai kesepakatan. Hal ini sebagaimana telah dilakukan oleh

9
Rasulullah Saw. dengan kaum Yahudi terhadap tanah Khaibar. Dalam
system ini, jika tanaman itu gagal, si penggarap tidak dibebani
tanggung jawab tertentu.
2) Jaminan Sosial Bagi Orang yang tidak Mampu. Ibnu Hazm
menyebutkan empat kebutuhan pokok yang memenuhi standar
kehidupan manusia, yaitu makanan, minuman, pakaian, dan
perlindungan (rumah). Makanan dan minuman harus dapat memenuhi
kesehatan dan energi. Pakaian harus dapat menutupi aurat dan
melindungi seseorang dari udara panas dan dingin serta hujan. Rumah
harus dapat melindungi seseorang dari berbagai cuaca dan juga
memberikan tingkat kehidupan pribadi yang layak.
3) Urgensi Zakat. Dalam persoalan zakat, Ibnu Hazm menekankan pada
status zakat sebagai suatu kewajiban dan juga menerankan peranan
harta dalam upaya memberantas kemiskinan. Menurutnya, pemerintah
sebagai pengumpul zakat dapat memberikan sanksi kepada orang yang
enggan membayar zakat, sehingga orang mau mengeluarkannya, baik
secara suka rela maupun terpaksa. Jika ada yang menolak zakat
sebagai kewajiban, ia dianggap murtad. Dengan cara ini, hukuman
dapat dijatuhkan pada orang yang menolak kewajiban zakat, baik
secara tersembunyi maupun terang-terangan.9
4) Pajak. Ibnu Hazm sangat focus terhadap faktor keadilan dalam system
pajak. Menurutnya, sebelum segalah sesuatunya diatur, hasrat orang
untuk mengeluarkan kewajiban pajak harus dipertimbangkan secara
cermat karena apapun kebutuhan seseorang terhadap apa yang
dikeluarkannya akan berpengaruh pada system dan jumlah pajak yang
dikumpulkan. Hal ini mengajak kita untuk mendiskusikan teori
keuangan public (pablik finance) konvensional berkaitan dengan
kecenderungan orang untuk membayar pajak.

9
Abul Hasan M. Sadeq dan Aidit Ghazali, Reading in Islamic Economic
Thought, (Malaysia: Longman, 1992), hal. 69.

10
e. Nizam Al-Mulk (408H/1018M-485H/1092M)
Beliau lahir tahun 1018 M/ 408 H di Radkan, Tus. Ayahnya adalah
seorang pegawai pemerintahan Gaznawi di Tus.[Banyak yang menyebut
bahwa, Nizam al-Mulk adalah sosok yang taat beragama yang dermawan
serta ahli administrasi yang mashur. Beliau juga memiliki pribadi yang
suka menyantuni fakir miskin. Kepribadian beliau sangatlah luar biasa
baiknya. Dikisahkan dalam al-kamilfi at-Tarikh dijelaskan bahwa Nizam
al-Mulk termasuk penguasa muslim yang dermawan, alim, adil, dan
penyayang, suka menjamu para fakirin dan rang papa.Sebuah pendapat
mengatakan, “Nizham selalu dalam keadaan mempunyai wudhu, selama
mempunyai wudhu dia selalu melakukan shalat sunnah, senantiasa
berpuasa hari Senin dan Kamis. Ini menunjukkan bahwa Nizam al-Mulk
memang pantas menjadi seorang wazir yang mengatur pemerintahan Bani
Saljuk dengan perangainya yang begitu baik ia mempu memajukan
peradaban Islam.
Nizam al-Mulk dibunuh dalam perjalanan dari Isfahan ke Baghdad
pada 10 Ramadhan 485 H (14 Oktober 1092 M) Literatur utama
mengatakan dia ditikam oleh belati dari anggota Assassins (Hashshashin)
dikirim oleh terkenal Hassan-i- Sabbah dekat Nahavand, Persia, saat ia
sedang dibawa nya sampah. Pembunuh itu mendekatinya menyamar
sebagai darwis. Laporan lain mengatakan ia dibunuh secara rahasia oleh
Malik Shah I dalam perebutan kekuasaan internal. Akibatnya,
pembunuhan itu dibalaskan oleh akademisi setia wazir itu dari
Nizhamiyah , dengan membunuh Sultan. Akun tersebut diperdebatkan dan
tetap menjadi kontroversi karena sejarah panjang persahabatan antara
Malik Shah I dan Nizam.
Adapun pemikiran Nizam Al-Mulk mengenai Konsep Ekonomi
Islam adalah sebagai berikut:
1) Prinsip Maslahah dalam administrasi. Negarawan yang mampu dan
bijak adalah negarawan yang mampu membangun atau mengambil
keputsan secara kritis berdasarkan pada maslahah

11
2) Pemuas kebutuhan pokok dan stabilitas kebutuhan. Stabilitas nasional
dapat dicapai dengan memastikan tercukupinya semua kebutuhan
pokok.
3) Kesempatan kerja dan keamanan nasioanl.
4) Persanamaan hak dalam sosio ekonomi.
5) Sistem pajak yang adil.
6) Kebijaksanaan pertanahan.
7) Peranan dan kriteria muhtasib.10
f. Abu Ishaq al-Syaitibi
Al-Syatibi yang bernama lengkap Abu Ishaq bin Musa bin
Muhammad Al-Lakhmi Al-Gharnati Al-Syatibi merupakan salah seorang
muslim yang belum banyak diketahui latar belakang kehidupanya. Yang
jelas, ia berasal dari suku Arab Lakhmi. Nama Al-Syatibi dinisbatkan ke
daerah asal keluarganya, Syatibah (Xatiba atau Jativa), yang terletak di
kawasan Spanyol bagian timur.
Al-Syatibi dibesarkan dan memperolaeh seluruh pendidikanya di
ibukota kerajaan Nashr, Granada, yang merupakan benteng terakhir umat
islam di Spanyol. Masa mudanya bertepatan dengan masa pemerintahan
Sultan Muhammad V Al-Ghani Billah yang merupakan masa keemasan
umat Islam setempat karena Granada menjadi pusat kegiatan ilmiah
dengan berdirinya Universitas Granada. Suasana ilmiah yang berkembang
dengan baik di kota tersebut sangat menguntungkan bagi Al-Syatibi dalam
menuntut ilmu serta mengembangkanya. Dalam meniti pengembangan
intelektualitasnya, tokoh yang bermadzhab Maliki ini mendalami berbagai
ilmu, baik yang berbentuk ‘ulum al-wasil (metode) maupun ‘ulum
maqashid (esensi dan hakikat).namun, Al-Syatibi lebih berminat untuk
mempelajari bahasa Arab dan khususnya Ushul fiqih. Ketertarikanya
terhadap ilmu ushul fiqih karena, menurutnya, metodelogi dan falsafah
fiqih Islam merupakan faktor yang sangat menentukan kekuatan dan

10
Rofifa Dhia ‘Athifa dan Muhammad Ghozali, Pemikiran Nizam Al-Mulk
(1018-1092)M Dalam ekonomi Islam, Jurnal Islamika, Vol.18, No.1, Juli 2018.

12
kelemahan fiqih dalam menanggapi perubahan sosial. Setelah memperoleh
ilmu pengetahuan yang memadai, Al-Syatibi mengembangkan potensi
keilmuwanya dengan mengajarkan kepada para generasi berikutnya. Al-
Syatibi wafat pada tanggal 8 Sya’ban 790 H (1388 M).
Adapun pemikiran Al-Maqrizi mengenai Konsep Ekonomi Islam
adalah Konsep Maqasid Syariah. Dengan demikian, kewajiban-kewajiban
dalam syari’ah menyangkut perlindungan maqashid al-syari’ah yang pada
giliranya bertujuan melindungi kemaslahatan manusia. Al-Syatibi
menjelaskan bahwa syari’ah berurusan dengan perlindungan mashalih,
syari’ah mengambil berbagai tindakan untuk menunjang landasan-
landasan mashalih walaupun dengan cara preventif seperti syari’ah
mengambil berbagai tindakan untuk melenyapkan unsur apapun yang
secara aktual atau pontensial merusak mashalih. Maqasid syariah dibagi
menjadi 3 yakni kebutuhan Dharuriyat, hajiyat, tahsiniyat.
g. Al-Maqrizi (766H-845H)
Taqiyuddin Abu Al-Abbas Ahmad bin Abdul Qadir Al-Husaini lahir
di Barjuwan, Kairo pada 766 H. Keluarganya berasal dari Maqarizah,
sebuah desa yang terletak di kota Ba’labak. Karena itu, ia lebih banyak
dikenal dengan sebutan Al-Maqrizi. Kondisi ekonomi ayahnya yang lemah
menyebabkan pendidikan masa kecil dan remaja Al-Maqrizi berada di
bawah tanggungan kakeknya dari pihak ibu, Hanafi ibn Sa’igh, seorang
penganut mazhab Hanafi. Al-Maqrizi muda pun tumbuh berdasarkan
pendidikan mazhab ini. Setelah kakeknya meninggal dunia pada tahun 786
H (1384 M), Al-Maqrizi beralih ke mazhab Syafi’I, bahkan dalam
perkembangan pemikirannya, ia terlihat cenderung menganut mazhab
Dzahiri.11
Pada tahun 811 H (1408 M), Al-Maqrizi diangkat sebagai
pelaksana administratif wakaf di Qalaniyah, sambil bekerja di rumah sakit
an-Nuri, Damaskus. Pada tahun yang sama, ia menjadi guru hadis di

11
Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam, Suplemen Ensiklopedia Islam, (Jakarta:
PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 1999), Jilid 2, hal. 42.

13
Madrasah Asyrafiyyah dan Madrasah Iqbaliyyah. Kemudian, Sultan Al-
Malik Al-Nashir Faraj bin Barquq (1399-1412 M) menawarinya jabatan
wakil pemerintah Dinasti Mamluk di Damaskus. Namun, tawaran ini
ditolak Al-Maqrizi. Sekitar 10 tahun menetap di Damakus, Al-Maqrizi
kembali ke kairo. Sejak itu, ia mengundurkan diri sebagai pegawai
pemerintah dan menghabiskan waktunya untuk ilmu. Pada tahun 834 H
(1430 M), ia bersama keluarganya menunaikan ibadah haji dan bermukim
di Makkah selama beberapa waktu untuk menuntut ilmu serta
mengajarkan hadis dan menulis sejarah. Lima tahun kemudian, Al-Maqrizi
kembali ke kampung halamannya, Barjuwan, Kairo. Di sini, ia juga aktif
mengajar dan menulis, terutama sejarah Islam, hingga terkenal sebagai
seorang sejarawan besar pada abad ke-9 H. Al-Maqrizi meninggal dunia di
Kairo pada atanggal 27 Ramadhan 845 H atau bertepatan tanggal 9
Februari 1442 M.12
Adapun pemikiran Al-Maqrizi mengenai Konsep Ekonomi Islam
adalah sebagai berikut:
1) Konsep uang. Al-Maqrizi menyatakan, ”sesungguhnya uang yang
menjadi harga barang-barang dijual dan nilai pekerjaan adalah hanya
emas dan perak saja.” Tidak diketahui dalam riwayat yang sahih
maupun yang lemah dari umat manapun dan kelompok manusia
manapun, bahwa mereka dalam masalalu dan masa kontemporernya
selalu menggunakan uang selain keduanya.13
2) Implikasi penciptaan mata uang buruk. Al-Maqrizi menyatakan bahwa
penciptaan mata uang dengan kualitas rendah akan melenyapkankan
mata uang yang berkualitas baik.
3) Konsep daya beli uang. Menurut Al-Maqrizi, pencetakan mata uang
harus disertai dengan perhatian yang lebih besar dari pemerintah untuk
menggunakan mata uang tersebut dalam bisnis selanjutnya.

12
Ibid.
13 Abdul Hadi Ilman, Uang Suatu Kajian Kontemporer, (Jakarta: Gema Insani.
Press, 2001), hal.77.

14
Pengabaian terhadap hal ini, sehingga terjadi peningkatan yang tidak
seimbang dalam pencetakan uang dengan aktivitas produksi dapat
menyebabkan daya beli uang riil mengalami penurunan
4) Teori inflasi. Dengan mengemukakan berbagai fakta bencana
kelaparan yang pernah terjadi di Mesir, Al-Maqrizi menyatakan bahwa
peristiwa inflasi merupakan sebuah fenomena alam yang menimpa
kehidupan masyarakat di seluruh dunia sejak masa lalu hingga
sekarang. Inflasi menurutnya, terjadi ketika harga-harga secara umum
mengalami kenaikan dan berlangsung terus-menerus. Pada saat ini,
persediaan barang dan jasa mengalami kelangkaan dan konsumen
karena sangat membutuhkannya, harus mengeluarkan lebih banyak
uang untuk sejumlah barang dan jasa yang sama.
2. Biografi dan pemikiran Tokoh Ekonom Konvensional Pada Fase Kedua
450H/1058M-850H/1446M
Joseph Schumputer mengatakan, adanya “Great Gap” dalam sejarah
pemikir ekonomi selama 500 tahun yaitu masa yang dikenal sebagai the dark
ages. Dalam karyanya “History of Economics Analysis”, ia menegaskan
bahwa pemikir ekonomi timbul pertama kali dizaman Yunani Kuno pada
abad 4 SM dan bangkit kembali pada abad ke 13 M ditengah pemikir
skolastik Thomas Aquinas. Dalam periodisasi sejarah Islam, masa kegelapan
Barat tersebut adalah masa kegemilangan Islam. Suatu hal yang berusaha
ditutupi oleh Barat karena pemikiran-pemikiran ekonomi Islam pada masa ini
yang kemudian banyak dijadikan rujukan oleh para ekonom Barat.
The dark ages, yang merupakan masa suramnya kaum barat, memiliki
kebalikan bagi umat muslim. Karena pada masa itu umat muslim berkembang
dan mencapai masa kejayaannya. Mengapa hal ini tidak menyebar secara
menyeluruh? hal inilah yang ditutup-tutupi oleh kaum barat. Mereka berusaha
menyembunyikan sejarah umat muslim yang cemerlang di balik bayangan.
Banyak ilmuwan-ilmuwan barat menjadikan tulisan-tulisan para pemikir
muslim sebagai rujukan mereka, tetapi mereka tidak mencantumkan dari
kitab mana tulisan itu berasal. Sehingga seolah-olah suatu hal yang

15
ditemukan para pemikir muslim merupakan hasil pemikiran mereka, tetapi
sebaliknya mereka hanyalah seorang plagiat. Banyak karya-karya para
pemikir umat muslim yang ditiru oleh kaum barat. Contohnya saja:
Adam Smith (1723-1790) diakui sebagai Bapak Ilmu Ekonomi,
dikarenakan bukunya "The Wealth of Nation" dianggap sebagai pancangan
pertama tonggak sejarah perkembangan ilmu ekonomi. Dalam bukunya
ditulis bahwa yang membuat pertumbuhan ekonomi bisa berjalan adalah
proses mekanisme dan pembagian kerja (division of labour). Tetapi teorinya
ini telah ditemukan terlebih dahulu oleh ilmuwan muslim bernama Imam
Asy-Syaibani (132-189H) dalam kitabnya yaitu al-Kasb pada bagian
spesialisasi dan distribusi kerja. Sedangkan teori invincible hand yang
dikemukakan oleh Adam Smith mengemukakan bahwa pasar yang baik
adalah pasar yang dibentuk melalui persaingan antara permintaan dan
penawaran tanpa ada intervensi pemerintah sedikitpun didalamnya. Agar
keseimbangan pasar terbentuk dari kekuatan permintaan dan penawaran
barang. Hal ini harus dibiarkan dengan sendirinya, karena intervensi
pemerintah hanya akan mengganggu kestabilan keseimbangan tersebut.
Namun, teori invincible hand yang dikemukakan oleh Adam Smith
memiliki kesamaan dengan hadist Rasulullah SAW yang disampaikan oleh
Anas r.a, sehubungan dengan adanya kenaikan harga-harga barang di kota
Madinah. Dalam hadits tersebut diriwayatkan sebagai berikut: “Harga
melambung pada zaman Rasulullah SAW. Orang-orang ketika itu
mengajukan saran kepada Rasulullah dengan berkata: “ya Rasulullah
hendaklah engkau menetukan harga. “Rasulullah SAW. berkata:
Sesungguhnya Allah-lah yang menetukan harga, yang menahan dan
melapangkan dan memberi rezeki. Sangat aku harapkan bahwa kelak aku
menemui Allah dalam keadaan tidak seorang pun dari kamu menuntutku
tentang kezaliman dalam darah maupun harta.”. Tetapi dalam ekonomi islam
intervensi pemerintah diperlukan apabila ada pedagang yang berlaku curang
dan memonopoli perdagangan. Dalam hal ini pemerintah harus turun tangan
langsung mengadili pedagang yang curang tersebut. Dan hukuman yang

16
diberikan bisa dengan melarang pedagang tersebut untuk berdagang di pasar
tersebut. Karena pada masa Umar bin Khattab, ketika ia menemukan seorang
pedagang yang berlaku curang. Ia menyuruh pedagang tersebut berlari-lari
mengelilingi kota.
a. Thomas aquinas (13 M)
Thomas Aquinas (1225, Aquino, Italia – Fossanova, Italia, 7 Maret
1274), kadangkala juga disebut Thomas dari Aquino (bahasa Italia:
Tommaso d’Aquino) adalah seorang filsuf dan ahli teologi ternama dari
Italia. Ia terutama menjadi terkenal karena dapat membuat sintesis dari
filsafat Aristoteles dan ajaran Gereja Kristen. Sintesisnya ini termuat
dalam karya utamanya: Summa Theologiae (1273). Ia disebut sebagai
"Ahli teologi utama orang Kristen." Bahkan ia dianggap sebagai orang
suci oleh Gereja Katholik dan memiliki gelar santo. Selain itu juga
merupakan merupakan pengikut Albertus Magnus yang juga seorang
teolog dan filsuf dari Italia.selain sebagai pengikut Albertus Magnus,
pandangan Tomhas Aquinas banyak dipengaruhi oleh pandangan
Aristoteles serta ajaran Injil. Ia meninggal dunia pada tanggal 7 Maret
1274 ketika sedang menyajikan tafsir Kitab Kidung Agung.14

Ringkasan

N Fase Tokoh Ekonom Tokoh Ekonom Lembaga ekonomi yang ada


o Muslim Konvensional dan wacana yang
berkembang
1 451-505 H Al-Ghazali Thomas Aquinas - Pertukaran & evolusi
1055-1111M
. pasar
- Aktivitas produksi
- Barter dan evolusi uang
2 661-728 H Ibnu Thaimiyah Ada great gap - Lembaga Hisbah
1263-1328 selama lebih Pemikiran
M dari 500 tahun
- - Mekanisme harga
dalam sejarah
- - Regulasi harga
pemikiran - - Uang&kebijakan

14
Diakses dari laman www.wikipedia.id. Pada hari Ahad 01 Des. 19, pukul
16.39.

17
ekonomi. Pada moneter
dark age -di - Kewenangan penguasa
3 732-808 H Ibnu Khaldun barat - Teori nilai, uang &harga
1322-1404 sebagaimana - Divissio of Labour
M disinyalir oleh - Labour Theory of Value
Scumpeter pada - Makroekonomi & pajak
4 348-456 H Ibnu Hazm dasarnya - Sewa tanah &
terungkap pemerataan kesempatan
dengan - Jaminan sosial
memperhatikan - Urgensi zakat
dunia islam. - Pajak
5 408-485 H Nizam al-Mulk Pada masa - diwan al-Kharaj
1018-1092 M tersebut islam pemikiran
justru mencapai - prinsip maslahah
masa gemilang - pemuas kebutuhan
dimana banyak pokok & stabilitas
pemikir kebutuhan
ekonomi yang - kesempatan kerja &
cemerlang keamanan nasional
- pajak
- peranan & kriteria
muhtasib
6 1388 M Abu Ishaq al- Maqasid syariah yang
Syaitibi terdiri dari kebutuhan
dhururiyat, hajiyat,
tahsiniyat
7 766-845 H Al-Maqrizi - konsep uang
- implikasi penciptaan
mata uang buruk
- konsep daya beli uang
- inflasi

3. Sejarah dan Pemikiran Ekonom Islam


a. Sejarah kelahiran Ekonomi Islam
Ekonomi Syariah atau Ekonomi Islam adalah ekonomi yang
berdasarkan dengan ketentuan syariah. Lahirnya ekonomi syariah ini
bermula ketika Rasulullah SAW melakukan aktifitas perdagangannya,
yaitu ketika berusia sekitar 16 - 17 Tahun. Rasulullah SAW ketika itu

18
melakukan perdagangan disekitar masjidil haram dengan sistem
murabahah, yaitu jual beli yang harga pokoknya diinformasikan dan
marginnya dapat dinegosiasikan. Rasulullah SAW memulai aktifitas
perdagangan karena pada saat itu perekonomian Abu Thalib mengalami
kesulitan. Ketika Rasulullah SAW berusia 20-an, Rasulullah SAW
memulai bisnis kongsi dagang (bermusyarokah) dengan Khodijah. Bisnis
Rasulullah SAW berkembang dengan pesat, sampai - sampai Rasulullah
SAW dapat memberikan mahar kepada Khodijah sebesar 100 ekor unta
merah (pada saat itu unta merah adalah kendaraan termahal).Pada sejarah
ini, hal yang kita dapat pelajaran dari hal ini adalah :
1) Akad - akad syariah telah ada ketika Rasulullah SAW belum diangkat
menjadi Nabi dan Rasul.
2) Sistem Ekonomi Syariah baru ada ketika Rasulullah SAW diangkat
menjadi Nabi dan Rasul.

Akad - akad syariah seperti Murabahah, Mudharabah, Musyarokah,


Salam, Istisna, dan Ijaroh telah ada dan biasa dilakukan oleh Bangsa
Arab ketika itu karena memang mereka melakukan perdagangan
sebagaimana di jabarkan dalam Al-quran dalam Surat Quraisy.
Bukan hanya akad - akad yang syariah saja yang ada, akan tetapi juga
akad - akad yang dilarang syariah pun juga dilakukan oleh mereka seperti
mengambil riba, penipuan, dan perjudian. Sebagaimana dalam benak
mereka, ketika mereka melakukan praktik riba mereka beranggapan
bahwa mereka sedang Taqarub (mendekatkan diri) kepada Allah SWT,
ketika mereka melakukan perjudian anggapan mereka adalah
kedermawanan.
Pada saat itulah telah terjadi misinterpersepsi masyarakat yang sangat
jauh dari nilai kebenaran (kalau kita amati pada zaman sekarang,
sepertinya gejala seperti ini mulai ada). Anggapan - anggapan yang salah
dianggap benar dan yang benar dianggap salah. Pada saat
kesimpangsiuran persepsi manusia kian membuncah maka pada saat

19
itulah Islam memberikan pencerahan kembali dan mengembalikan semua
itu pada tempat awalnya, seperti Riba yang dianggap Taqarub kepada
Allah maka Allah SWT balas dengan Riba itu tidak menambah apapun
disisi Allah SWT, dan bahkan dikatakan dalam Alquran surat Al -
Baqoroh ayat 275 - 279 orang - orang yang memakan riba seperti orang
yang kerasukan dan bahkan dianggap mengajak perang kepada Allah dan
Rasul-Nya. Inilah yang menjadi dasar dalam praktik muamalah yaitu
berawal dari yang mubah kecuali kalau ada larangannya. Segala sesuatu
dalam muamalah itu adalah boleh kecuali ada dalil pelarangannya dan
yang dilarang itu hanya sedikit sedangkan yang halal itu banyak. 15

b. Dalil Ekonomi Islam dalam Al-Qur’an

Kata al-iqtishad yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa


Indonesia menjadi ekonomi, terambil dari kata qasd. Kata ini dengan
segala derivasinya disebut sebanyak enam kali di dalam al-Quran. Salah
satunya adalah surah Al-Maidah ayat 66.
  
  
   
    
   
   
   
Dan Sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum)
Artinya:
Taurat dan Injil dan (Al Quran) yang diturunkan kepada mereka dari
Tuhannya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas dan dari
bawah kaki mereka. diantara mereka ada golongan yang pertengahan.
dan Alangkah buruknya apa yang dikerjakan oleh kebanyakan mereka.

Al-Isfahani menuliskan bahwa kata al-iqtishad yang akar katanya


adalah al-qasd, bermakna istiqamah al-tariq (jalan lurus). Jika disebut

15
Dikutip dari Abu Hadziq, Sejarah Ekonomi Syariah, www.iaei-pusat.org, pada
ahad 01 Des. 19, pukul 20.38

20
kata qasadtu qasdahu maknanya nahawtu nahwahu. Selanjutnya al-
iqtishad memiliki dua sisi, salah satunya adalah yang mahmud (terpuji)
seperti al-jud (kesederhanaan) merupakan sifat yang baik antara al-
israf (boros) dan al-bukhl (pelit). Demikian juga dengan syaja'ah (berani)
adalah sifat yang baik antara al-tahawwur (nekad) dan al-jubn (pengecut).
Sedangkan sisi lainnya adalah taraddud (plin-plan atau ragu) antara
yang mahmud dengan yang mazmun.Contohnya adalah al-waqi' antara
adil dan melampaui batas. Yang dekat dengan yang jauh.
Nazid Hammad di dalam kitabnya Mu'jam Al-Mushtalahat Al-
Iqtishadiyyat fi Lughat Al-Fuqaha' menuliskan makna al-
iqtishad adalah al-tawassut wa talab al-asad. Para fuqaha menggunakan
kata ini dalam artial-tawassut baina tarafai al-ifrat wa al-tafrit. Muqtashid
adalah orang yang mengambil sikap moderat dan adil di antara dua sisi.
Al Maraghi juga menjelaskan bahwa ayat di atas mengajarkan
kepada manusia dalam berjalan haruslah seimbang. Tidak terlalu lambat
(al-bathi') dan tidak pula terlalucepat bahkan terkesan berlebih-lebihan.
Berjalanlah dengan wajar sehingga tidak menjadi pusat perhatian karena
keanehan yang kita tampakkan dalam berjalan. Berjalan secara wajar
tidak boleh lambat apalagi membungkuk hanya untuk menunjukkan kita
sebagai orang yang tawaddhu'. Tidak pula dengan cepat sehingga kita
seolah tak peduli dengan apa yang ada di sekeliling kita sehingga
mengesankan kita sombong.

c. Ekonomi Islam vs Ekonomi Konvensional


Sejarah membuktikan bahwa ilmuan muslim pada era klasik telah
banyak menulis dan mengkaji ekonomi Islam tidak secara normatif.
Tetapi juga secara empiris dan ilmiah dengan metodologi yang sistematis.
Jelas bahwa pembahasan ekonomi islam secara ilmiah dan sistematis
telah dilakukan jauh sebelum ekonomi konvensional lahir. Bahkan Adam
Smith sendiri yang didaulat sebagai bapak ekonomi pun terindikasi
banyak mengadopsi teor-teori ekonomi islam. Bahkan ada yang

21
mengatakan bahwa ada yang mengatakan bahwa pemkiran Adam Smith
banyak diilhami oleh kitab yang hampir sama yakni Al-Amwal karya Abu
Ubaid (224 H).16 Meskipun kebenaran isu tersebut masih harus terus
digali, akibat telah dimusnahkannya literatur-literatur asli karya ilmuan
muslim.
d. Keberadaan Ekonomi Islam dianggap sebagai Paradigma baru
Pada dataran keilmuan, paradigma dan metodologi ekonomi Islam
dinilai tidak jelas sehingga dianggap tertutup dan masih sering
dipertanyakan. Selama ini, pemikiran ekonomi Islam di dominasi oleh
pemikiran mazhab mainstream yang dipelopori oleh Umar Chapra dan
M.A. Manan, dkk. Secara garis besar dapat dikaitkan pemikiran
kelompok ini berlandaskan pada paradigma Islamisasi pengetahuan.
Konsekuensinya, ekonomi Islam sering dakui sebagai produk dan dan
tidak bisa lepas dari proyek ini.
Pendefinisian Ekonomi Islam oleh para intelektual Islam telah
bersepakat bahwa Ilmu Ekonomi Islam adalah Ilmu Ekonomi yang sesuai
dengan Syariah Islam. Ilmu ekonomi islam berdiri diatas paradigma yang
khas. Paradigama tersebut mencakup Al-Qur’an dan Hadits dan
mencakup asbabun nuzulnya dan paradigma ini harus sesuai dengan
maqasid syariah. Akan tetapi, muncul kesulitan yang dialam ketika
mencoba merumuskan teori ekonomi Islam. Hal ini yang sering dikeritk,
bahwa mengapa jika paradigmanya sama dengan asumsi-asumsi ekonomi
yang berbeda tetapi teorinya msih sama.17

16
Syed Nawab Haedir Naqvi, Menggagags Ilmu Ekonomi Islam, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2003), Hal. 82.
17
Ali Muhayatsh dan Yoesrizal M Yousoef, Paradigma Interelasi-Interkoneksi
Dalam Ekonomi Islam, Jurnal JESKaPe, Vol.2 No.1 Januari-juni 2018.

22
C. PENUTUP
1. Kesimpulan
Fase kedua ini di mulai pada abad ke-11 sampai dengan abad ke -
15 Masehi dikenal sebagai fase yang cemerelang karena menginggalkan
warisan intelektual yang sangat kaya. Adapun para tokoh ekonom pada
masa ini adalah Al-Ghzali, Ibnu Thaimiyah, Ibnu Khaldun, Ibnu Hazm,
Nizam Al-Mulk, Abu Ishaq AL-Syaitibi dan Al Maqrizi. Joseph
Schumputer mengatakan, adanya “Great Gap” dalam sejarah pemikir
ekonomi selama 500 tahun yaitu masa yang dikenal sebagai the dark ages.
dan bangkit kembali pada abad ke 13 M ditengah pemikir skolastik
Thomas Aquinas.
Ekonomi Syariah atau Ekonomi Islam adalah ekonomi yang
berdasarkan dengan ketentuan syariah. Lahirnya ekonomi syariah ini
bermula ketika Rasulullah SAW melakukan aktifitas perdagangannya,
yaitu ketika berusia sekitar 16 - 17 Tahun. Banyak ulama menafsirkan kata
Al-Iqthisad dan disimpulkan bahwasanya Al-Iqthisad artinya
keseimbangan dan sifat kesederhanaan. Jelas bahwa pembahasan ekonomi
islam secara ilmiah dan sistematis telah dilakukan jauh sebelum ekonomi
konvensional lahir. Bahkan Adam Smith sendiri yang didaulat sebagai
bapak ekonomi pun terindikasi banyak mengadopsi teor-teori ekonomi
islam. Ekonomi Islam telah dulu muncul daripada Ekonomi Konvensional
akan tetapi Paradigma ekonomi Islam dianggap sebagai Paradigma yang
baru disebabkan karena Pada dataran keilmuan, paradigma dan metodologi
ekonomi Islam dinilai tidak jelas sehingga dianggap tertutup dan masih
sering dipertanyakan.

23
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hadi Ilman. Uang Suatu Kajian Kontemporer. Jakarta: Gema Insani.
Press. 2001.

Abdullah Mustafa al-Maraghi alih bahasa Husein Muhammad. Fath al-Mubinfi


Tabaqat al-Ushuliyyin. Yogyakarta: LKPSM. 2001.

Abul Hasan M. Sadeq dan Aidit Ghazali. Reading in Islamic Economic


Thought. Malaysia: Longman. 1992.

Adiwarman. A. Karim. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Jakarta: Gema Insani


Press. 2014.

Ali Muhayatsh dan Yoesrizal M Yousoef, Paradigma Interelasi-Interkoneksi


Dalam Ekonomi Islam, Jurnal JESKaPe, Vol.2 No.1 Januari-juni 2018.

Ahmad Hanafi. Pengantar Filsafat Islam. Jakarta: Bulan Bintang. 1991.

Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam. Suplemen Ensiklopedia Islam. Jakarta: PT


Ichtiar Baru Van Hoeve. 1999.

Euis Amalia. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Dari Masa Klasik Hingga
Kontemporer. Depok: Gramata Publishing. 2010.

Syed Nawab Haedir Naqvi. Menggagags Ilmu Ekonomi Islam. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar. 2003.

Syirial Dede, Ekonomi dan Penguasa (Pemikiran Ibn Thaimiyah Tentang


Mekanisme Pasar), Al-Falah, Vol 3, No.1, 2018

Rofifa Dhia ‘Athifa dan Muhammad Ghozali, Pemikiran Nizam Al-Mulk (1018-
1092)M Dalam ekonomi Islam, Jurnal Islamika, Vol.18, No.1, Juli 2018.

www.iaei-pusat.org

www.wikipedia.id

24

Anda mungkin juga menyukai