PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbagai konsep keilmuan hari ini adalah hasil evolusi berbagai pemikiran dan
gagasan para tokoh terdahulu. Begitupun ilmu ekonomi yang sangat maju di barat
adalah hasil perkembangan dari masa ke masa, baik dari zaman pra Islam hingga
zaman modern yang kita rasakan saat ini. Ada suatu zaman dimana keilmuan dalam
dunia Islam mengalami puncak kejayaannya termasuk didalamnya ada ilmu ekonomi.
Namun era keemasan ini nampaknya berusaha ditutupi oleh ilmuan barat.
Sementara itu, Schumpeter (1776) membuat sebuah tesis “great gap” dengan
mengatakan bahwa analisis ekonomi hanya mulai dari Yunani dan tidak berkembang
lagi sampai kemunculan ilmuan Skolastik Eropa bernama St. Thomas Aquinas.
Padahal “great gap” Schumpeter ini justru terjadi pada masa kejayaan Islam, yaitu
ketika banyak ilmuan Muslim memberikan kontribusi besar dalam berbagai jenis
penemuan dan keilmuan termasuk dalam bidang ekonomi. Isi dari ilmu ekonomi
kontemporer hari ini dapat dilacak kemiripannya dengan karya ilmuan Arab abad
pertengahan seperti Abu Yusuf (731-798), Al Farabi (873-950), Ibnu Sina (980-1037),
AlGhazali (1058-1111), Ibnu Taimiyah (1263-1328), dan Ibnu Khaldun (1364- 1442).
Terdapat kesinambungan antara karya intelektual Yunani, ilmuan Muslim abad
pertengahan dan Ilmuan skolastik.2
1
Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam (Yogyakarta: Bagaskara, 2012) Hlm. 4
2
Ali Rama, Schumpeterian “Great Gap” Thesis and Medieval Islamic Economic Thought: Interlink Between
Greeks, Medieval Islamic Scholars and European Scholastics (Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, 2017), hlm 2.
1
Keterhubungan itu dijelaskan oleh Adiwarman dalam bukunya Sejarah
Ekonomi Islam bahwa adanya pencurian ide-ide ekonom muslim oleh ekonom-
ekonom barat. Meskipun ekonom muslim telah memberikan kontribusi yang sangat
besar terhadap ilmu pbengetahuan, kaum muslimin tidak lupa mengakui jasa ilmuan
Yunani, Persia, China dan India lewat penerjemahan yang masif berbagai literatur
kedalam bahasa arab. Oleh karena itu sejarah harusnya mencatat bahwa ilmu ekonomi
yang berkembang pesat di barat hari ini tidak bisa dilepaskan dari jasa ekonom-
ekonom muslim.
B. Rumusan Masalah
1. Overview Great Gap Sejarah Permikiran Ekonomi Barat
2. Overview Great Gap Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
3. Sejarah Hasil Pemkiran Ekonomi Ilmuan Muslim
C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui overview great gap sejarah pemikiran ekonomi barat
2. Mengetahui overview great gap sejarah pemikiran ekonomi islam
3. Mengetahui tujuan hasil pemikiran ekonomi ilmuan muslim
D. Manfaat
1. Supaya pembaca tahu tentang sejarah- sejarah pemikiran ekonomi
2. Supaya kita tau perbedaan antara sejarah pemikiran barat dan islam
3. Untuk memperluas wawasan temntang pemikiran ekonomi ilmuan muslim
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Himmah Trias, dkk. (2015). Kondisi Kehidupan Ekonomi Masyarakat Indonesia Padamasa Praaksara
3
punya.Alat tukar yang digunakan manusia adalah sistem barter. Sistem
barter inilah yang menjadi cikal bakal dari sistem tukar menukar dengan
menggunakan uang untuk membeli dan mendapatkan barang.
2. Merkantilisme
Merkantilisme adalah suatu teori ekonomi yang menyatakan bahwa
kesejahteraan suatu negara hanya ditentukan oleh banyaknya aset atau
modal yang disimpan oleh negara yang bersangkutan, dan bahwa besarnya
volume perdagangan global teramat sangat penting.4
Kebutuhan akan pasar yang diajarkan oleh teori merkantilisme
akhirnya mendorong terjadinya banyak peperangan di kalangan negara
Eropa dan era imperialism. Pandangan kaum Merkantilis yang menyatakan
bahwa kekayaan itu terdiri dari uang dan logamlogam mulia. Sistem
ekonomi merkantilisme mulai menghilang pada akhir abad ke-18, seiring
dengan munculnya teori ekonomi baru yang diajukan oleh Adam Smith
dalam bukunya The Wealth of Nations, ketika sistem ekonomi baru
diadopsi oleh Inggris, yang notabene saat itu adalah negara industri
terbesar di dunia. Dia menantang pandangan kaum Merkantilis yang
menyatakan bahwa kekayaan itu terdiri dari uang dan logam-logam mulia.
Jadi, menurut Smith, perdagangan internasional bukan semata-mata untuk
mendapatkan logam-logam mulia tetapi untuk pertukaran komoditi yang
diperlukan, memperluas pasar dan hal ini yang akan meningkatkan
pembagian kerja . tetapi untuk pertukaran komoditi yang diperlukan,
memperluas pasar, dan hal ini akan meningkatkan pembagian kerja.
3. Skolastik
Pada masa ini memang perilaku ekonomi sangat dipengaruhi oleh
ajaran gereja. Hierarki sosial pada masa ini bertipe hampir datar (platonic),
yaitu golongan pekerja (the peasantry), prajurit (the military), dan pendeta
(the clergy). Golongan terakhir ini menekankan pada pentingnya
pengetahuan dan inilah yang menjadi rujukan dalam ajaran skolastik.
Zaman ini hanya fokus kepada keagamaan.5 Kaum skolastik menekankan
pada kuatnya hubungan ekonomi dengan masalah etika, serta besarnya
4
Mulyanto, Edi, dkk. (2017). Sejarah Teori-teori Ekonomi. Tangerang: Unpam Press
5
Pumariksa. (2014). Sejarah Pemikiran Ekonomi Kaum Skolastik.
http://pumariksa.blogspot.com/2014/01/sejarah-pemikiranekonomi-kaum-skolastik.html. Diakses pada tanggal
26 september 2023,pukul 21.40 WIB
4
perhatian pada masalah keadilan. Masa abad pertengahan ini juga dapat
dikatakan sebagai suatu masa yang penuh dengan upaya menggiring
manusia kedalam kehidupan atau sistem kepercayaan yang fanatik, yaitu
dengan menerima ajaran gereja secara membabi buta.
4. Ekonomi klasik (adam smith)
Pemikiran klasik versi Adam Smith dilatar belakangi oleh kondisi
perekonomian yang ada di Eropa pada abad ke 18. Pada sekitar tahun
1776, kepulauan Inggris masih dalam tahap transisi. Dunia perdagangan
baik di dalam maupun keluar negeri telah berkembang, sedangkan sektor
6
industri dan pertanian mulai menampakkan perbaikan. Pandangan-
pandangan Smith ini bertentangan dengan pandangan kaum merkantilis.
Walau begitu, karya-karya Smith tetap dibaca oleh masyarakat luas dan
mendapat respon dari berbagai kalangan hingga akhirnya pemikiran Smith
pun mempengaruhi perekonomian yang ada pada saat itu. Beberapa
pemikiran Smith pun masih dipakai hingga saat ini termasuk sistem
ekonomi kapitalis yang masih eksis hingga sekarang. Salah satu pemikiran
Smith yang tertuang dalam buku-bukunya, menghasilkan sebuah
pemikiran mengenai sistem ekonomi kapitalisme. 7Pemikiran kapitalisme
adalah sebuah sistem ekonomi yang filsafat sosial dan politiknya
didasarkan kepada azas pengembangan hak milik pribadi dan
pemeliharaannya serta perluasan faham kebebasan. Roh pemikiran
ekonomi Adam Smith adalah perekonomian yang berjalan tanpa campur
tangan pemerintah. Adam Smith memandang produksi dan perdagangan
sebagai kunci untuk membuka kemakmuran. Agar produksi dan
perdagangan maksimal dan menghasilkan kekayaan universal, Smith
menganjurkan pemerintah memberikan kebebasan ekonomi kepada rakyat
dalam bingkai perdagangan bebas baik dalam ruang lingkup domestik
maupun internasional (Skousen, 2005). Adam Smith juga mengungkapkan
adanya teori keunggulan mutlak dan perdagangan bebas dalam perdangan
antar Negara.
6
Hasan dan Mahyudi. (2020). Analisis terhadap Pemikiran Ekonomi Kapitalisme Adam Smith. Istidlal: Jurnal
Ekonomi dan Hukum Islam, 4 (1). https://core.ac.uk/download/pdf/300042135.pdf Diakses pada tanggal 26
september 2023, pukul 21.42 WIB.
7
https://teoristrategi.blogspot.com/2017/12/teori-ekonomi-klasikadam-smith.html?m=1 diakses pada tanggal
26 september 2023,pukul 21.58 WIB.
5
B. Overview Great Gap Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
Sejarah permikiran ekonomi Islam telah dimulai jauh sebelum pemikiran-
pemikiran barat mengenai ekonomi dikemukakan, tepatnya sejak masa Rasulullah SAW.
Havis Aravik dalam bukunya yang berjudul “Sejarah Pemikiran Eknomi Islam
Kontemporer” mengemukakan bahwa Islam telah membahas hal-hal megenai
perekonomian atau muamalah jauh sebelum pemikiranpemikiran Barat itu muncul. Hal ini
ditandai dengan adanya ayat-ayat Al-Qur’an yang terbagi menjadi kurang lebih empat
belas bagian, dimana semuanya membahas mengenai permasalahan ekonomi dan
muamalah.8
Pada masa periodesasi sejarah tersebut, terdapat periode stagnansi atau transisi
dimana pada masa itu kaum muslimin mengalami kemunduran, dan kaum Barat mulai
bangkit dan menguasai peradaban secara perlahan. Masa itu sering kita kenal dengan
sebutan masa renaissance atau kelahiran kembali. Pada masa ini bangsa Barat yang mulai
lebih menghargai etika dan pengetahuan mengalami kebangkitan dan kemajuan, serta
perlahan-lahan berbagai pemikiran dan teori mengenai perekonomian muncul. Celakanya
pada masa periode ini, beberapa pemikir ekonomi yang mengeluarkan tulisan terkait hal
tersebut seakan memotong tali sejarah terhadap peradaban emas Islam yang membawa
pemahaman serta ilmu pengetahuan pada dunia Barat. Salah satunya dapat kita lihat pada
8
Havis Aravik, “Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Kontemporer” (Depok: Kencana, 2017) , hal. 1,2
9
Ibid, hal.3
10
Irfan Syauqi Beik “Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam” (http://www.pancabudi.ac.id/news/news/2013-04-
14~sejarah-pemikiran-ekonomi-islam, Diakses pada 10 Maret 2021, 16:17)v
11
Havis Aravik, “Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Kontemporer” (Depok: Kencana, 2017) , hal.4v
6
tesis Great Gap Analysis yang di tulis oleh Joseph Schumpeter dimana dalam tesisnya dia
menuliskan bahwa seakan-akan dunia ini berada dalam kegelapan selama 5 abad lamanya
dan bahwa analisis eknomi dimulai dari Yunani mengalami stagnansi sampai kemunculan
ilmuan Skolastik Eropa pada masa St Thomas Aquinas. Dimana faktanya pada masa yang
mereka klaim sebagai masa “great gap” ialah merupakan masa dimana banyak
cendekiawan muslim yang lahir, seperti Abu Yusuf, Al-Ghazali, Al Farabi, Ibnu Sina dan
masih banyak lagi. 12
Masa kejayaan ini dapat kita lihat pada masa Al-Ghazali, dimana dia dikenal
sebagai seorang ilmuan yang konstruktif dan menjadi pusat perhatian baik bagi kaum
muslimin maupun non-muslim.13 Pada masa Al-Ghazali ini pemerintah mendukung
perkembangan ilmu pengetahuan secara besar-besaran dengan mendirikan berbagai pusat
pendidikan sehingga mendorong berbagai dampak positif bagi kemajuan keilmuan dan
perekonomian. Dalam priodesasi sejarahnya AlGhazali disebutkan berada pada masa
periode kedua dalam sejarah pemikiran ekonomi Islam. 14 Namun dalam masa ini pula
korupsi dan dekadensi moral mulai menjamur.
Pada overview sejarah pemikiran ekonomi Islam ini, fase kemunduran kaum
musliminlah juga yang menjadi salah satu penyebab adanya penipisan sejarah bahkan
terkesan dihilangkan terhadap kontribusi dunia islam terhadap perkembangan pemikiran
ekonomi dengan adanya tesis Great Gap Analysis oleh Joseph Schumpeter tersebut.
Belum lagi pendapat Joseph Schumpeter ini menurut Ghazanfar telah menjadi layaknya
bagian dari tradisi yang diterima dan tercermin dalam hampir setiap literature yang relevan
dengan pembahasan ini.15
Sehingga memang dibutuhkan analisis yang lebih mendalam lagi sehingga sejarah
pemikiran ekonomi Islam tidak lagi dipandang hanya pada masa periode ketiga dan tidak
memiliki andil pada pemikiran-pemikiran ekonom barat terhadap ekonomi.
7
1. Perekonomian di masa Rasulullah
16
Boedi Abdullah, Peradaban Pemikiran Ekonomi Islam, Pustaka Setia, Bandung h.25
17
Ibid, h. 32
8
Rasulullah s.a.w. melakukan upaya-upaya yang terkenal dengan Kebijakan
Fiskal beliau sebagai pemimpin di Madinah yaitu dengan meletakkan dasar-
dasar ekonomi. Diantara kebijakan tersebut adalah:
a. Memfungsikan Baitul Maal
b. Pendapatan Nasional dan Partisipasi Kerja
c. Kebijakan Pajak
d. Kebijakan Fiskal
e. Kebijakan Fiskal Khusus
f. Kebijakan Pemasukan dari Muslim
1) Zakat
2) Ushr ( bea impor)
3) Wakaf
4) Amwal fadhla
5) Nawaib
6) Zakat fitrah
18
Listiawati, Pertumbuhan dan Pendidikan Ekonomi Islam Analisis Kesejarahan, 2016, Jakarta : Kencana, h. 85
19
Yadi Janwari, Pemikiran Ekonomi Islam Dari Masa Rasulullah Hingga Masa Kontemporer, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2016, h. 47-48
9
antara sahabat yang terlebih dahulu memeluk Islam dengan sahabat
yang kemudian, antara hamba dengan orang merdeka, dan antara pria
dengan wanita.20
b. Umar bin Khottob
Masa kepemimpinan Umar bin Khattab berlangsung selama sepuluh
tahun, selama masa itu Umar bin Khattab banyak melakukan ekspansi
hingga wilayah Islam meliputi Jazirah Arab, sebagian wilayah
kekuasaan Romawi (Syria, Palestina, dan Mesir), dan seluruh wilayah
kerajaan Persia, termasuk Irak.21
Dalam pelaksanaan kegiatan ekonomi Negara, setelah melakukan
musyawarah dengan para pemuka sahabat, Khalifah Umar bin Khattab
memutuskan untuk tidak menghabiskan seluruh harta Baitul Mal
sekaligus, tetapi dikeluarkan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan
yang ada, bahkan disediakan dana cadangan.22
Baitul Mal secara tidak langsung berfungsi sebagai pelaksana
kebijakan fiskal Negara Islam, dan Khalifah merupakan pihak yang
berkuasa penuh terhadap harta Baitul Mal. 23 Selama sepuluh tahun
masa kepemimpinan, banyak kemajuan yang dialami umat Islam, dapat
dikatakan pemerintahan Umar merupakan abad keemasan dalam
sejarah Islam.24 Prinsip yang diterapkan Khalifah Umar bin Khattab
dalam mendistribusikan harta Baitul Mal adalah prinsip keutamaan.
c. Usman bin Affan
kebijakan perekonomomian yang diterapkan usman bin affan hanya
meneruskan dari kebijakan-kebijakan dari Khalifah pendahulunya.
Yaitu dalam pendistribusian harta Baitul Mal, Khalifah Utsman bin
Affan menerapkan prinsip keutamaan seperti halnya Umar bin
Khatab.25Ia juga menerapkan kebijakan berupa membagi-bagikan tanah
Negara kepada individu untuk reklamasi dan kontribusi kepada Baitul
Mal. Dari kebijakannya ini, Negara memperoleh pendapatan sebesar 50
20
Adiwarman A. Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2016, h. 57
21
Ibid, h. 58
22
Ibid., h. 59
23
Adiwarman A. Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2016, h.60
24
Nur Chamid, Jejak Langkah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, 2017, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, h.93
25
Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Dari Masa Klasik Hingga Kontemporer, Depok: Gramata
Publishing, 2010,h 96
10
juta dirham atau naik 41 juta dirham jika dibandingkan pada masa
Umar bin Khatab yang tidak membagi-bagikan tanah tersebut.26
d. Ali bin Abi Thalib
Khalifah Ali bin Abi Thalib mengambil langkah penting pada masa
pemerintahannya yaitu pencetakan mata uang koin atas nama Negara
Islam. Hal ini menunjukan bahwa pada masa pemerintahan tersebut,
kaum Muslimin telah menguasai teknologi peleburan besi dan
pencetakan koin. Namun, uang yang dicetak oleh kaum Muslimin itu
tidak dapat beredar dengan luas karena pemerintahan Ali bin Abi
Thalib berjalan sangat singkat seiring dengan terbunuhnya sang
Khilafah pada tahun keenam pemerintahannya.27
3.Perekonomian dimasa tokoh dan pemikiran
a..Ibnu Khaldun
Beberapa pemikiran ekonomi Ibnu Khaldun yang dalam lintas
sejarah perekonomian dunia dapat disamakan dengan pemikiran para
tokoh pemikir ekonomi modern. Di dalam bukunya, al-Muqaddimah
Ibnu Khaldun memiliki pemikiran mengenai konsep nilai, konsep
harga, dan konsep uang.
Ibnu Khaldun dikenal sebagai sosiolog dan sejarawan muslim yang
hidup pada abad kedelapan hijriah. Konsep ekonomi yang sudah ia
bahas meliputi; nilai, harga, uang, pertumbuhan, pembangunan,
distribusi, keuangan publik, sewa, siklus bisnis, politik ekonomi dan
manfaat perdagangan.
b.Abu Yusuf
Pemikiran ekonomi abu yusuf adalah penekanan terhadap tanggung
jawab penguasa terhadap rakyatnya dan kitab al-kharaj merupakan
bukti autentik tentang keberadaan keuangan publik dalam islam. Kitab
al-kharaj merupakan kitab pertama memuat tentang cara-cara
menghimpun semua pemasukan daulah islamiyah dan pos-pos
pengeluaran berdasarkan kitabullah dan sunnah rasul saw.Kekuatan
utama pemikiran abu yusuf adalah dalam masalah keuangan
26
Yadi Janwari, Pemikiran Ekonomi Islam Dari Masa Rasulullah Hingga Masa Kontemporer, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2016, h. 47-48
27
Ibid.,h. 98
11
publik.Sistem ekonomi yang dikehendaki oleh abu yusuf salah satu
upaya untuk mencapai kemaslahatan ummat.
c. Zaid Bin ʻAlī
Zaid Bin ʻAlī memiliki pandangan bahwa uang akan menghasilkan
sesuatu melalui perniagaan. Oleh sebab itu pandangannya terhadap
transaksi jual beli secara kredit dengan harga lebih tinggi adalah sah
karena yang terpenting adalah terwujudnya saling riḍā diantara kedua
belah pihak.28 Ia hanya menganggap bahwa keuntungan dari penjualan
secara beransur merupakan murni bagian dari perniagaan dan tidak
termasuk ribā dan merupakan jawaban dari permintaan pasar. 29 Abu
zahra 30menyatakan bahwa keputusan Ẓaid Bin ʻAli adalah sah. Karena
ia memisahkan antara harga dan jangka waktu, apabila masa yang
diambil lebih panjang maka harga akan lebih tinggi.
d. Abū Hanīfah
pemikiran Abu Hanifah adalah tentang salam, yaitu bentuk transaksi
dimana pihak penjual dan pembeli setuju bila barang akan dikirimkan
setelah dibayar secara tunai pada waktu kontrak disepakati. 31 Abū
Ḥanīfah juga memberikan perbaikan atas konsep salam karena sering
terjadi perselisihan antara penjual dan pembeli. Beliau mencoba
menghilangkan pertikaian dengan memberikan penjelasan mengenai
kontrak ini, seperti menjelaskan jenis komoditi, kualiti, kuantiti, waktu
dan tempat pengiriman, dan dia juga mewajibkan untuk memenuhi
persyaratan bahwa komoditi harus tersedia di pasar selama waktu
kontrak dan pengiriman.32
BAB III
PENUTUP
28
Adiwarman Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, Cet. Ke-3 (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2004),
231-253; M. Nejatullah Siddiqi, Islamic Economic Thought: Recent Works on History of Economic Thought in
Islam, a Survey, Reading in Islamic Thought (Malaysia: Longman, 199), 3
29
Ibid
30
Muhammad Abu Zahra, al-Imam Zaid (Cairo, Dar al Fikr al „arabi, 539 H).
31
Sucipto Hery. Ensiklopedi Tokoh Islam (Dari Abu Bakar sampai Nashr dan Qardawi) (Jakarta: PT Mizan
Pustaka, 2003)
32
Ibid h,432.
12
A.Kesimpulan
Sejarah pemikiran ekonomi barat melalui beberapa evolusi masa ke masa mulai dari
masa zaman Yunani Kuno, imperalisme, skolastik, serta adam smith. Semua nya
merupakan tahapan yang telah di lalui sehingga mencapai perekonomian saat ini yaitu
yang kita kenal dengan ekonomi kapitalis.
Sejarah permikiran ekonomi Islam telah dimulai jauh sebelum pemikiran-pemikiran
barat mengenai ekonomi dikemukakan, tepatnya sejak masa Rasulullah SAW. Havis
Aravik dalam bukunya yang berjudul “Sejarah Pemikiran Eknomi Islam Kontemporer”
mengemukakan bahwa Islam telah membahas hal-hal megenai perekonomian atau
muamalah jauh sebelum pemikiran pemikiran Barat itu muncul. Hal ini ditandai dengan
adanya ayat-ayat Al-Qur’an yang terbagi menjadi kurang lebih empat belas bagian,
dimana semuanya membahas mengenai permasalahan ekonomi dan muamalah
Sejarah pemikiran ekonomi islam di era klasik dimulai sejak masa Nabi Besar
Muhammad SAW berada di Madinah hingga pada masa pemerintahan Khulafaurrasyidin.
Pada awalnya ekonomi islam masih sederhana dan prinsip itu hanya dari wahyu Al-Qur’an
dan Ijtihad Nabi. Setelah beliau meninggal Abu Bakar kemudian melanjutkan peraktek
ekonomi islam dan menekankan pada ketetapan pembayaran zakat. Praktek ekonomi
islam di era Umar menekankan pada Baitul Maal dan pajak pengelolaan lahan (kharaj)
yang disita dari negara taklukan. Di era Ustman ia memutuskan untuk tidak menngambil
gaji dari kantornya. Sebaliknya ia menabung uangnya untuk investasi negara. Kemudian di
era Ali bin Abi Thalib, pajak atas pemilik hutan adalah sekitar 4000 dirham dan
diperbolehkan ibnu Abbas, Gubernur Kufah mengambil sayur sebagai zakat yang akan
digunakan sebagai rempah rempah. Dalam menjalankan kewenangannya Ali, meniliki
prinsip bahwa distribusi untuk orang berdasarkan kemampuan mereka.
13
DAFTAR PUSTAKA
Hasan dan Mahyudi. (2020). Analisis terhadap Pemikiran Ekonomi Kapitalisme Adam
Smith. Istidlal: Jurnal Ekonomi dan Hukum Islam.
https://core.ac.uk/download/pdf/300042135.pdf
Himmah Trias, dkk. (2015). Kondisi Kehidupan Ekonomi Masyarakat Indonesia Padamasa
Praaksara.
http://tututcahyanti.blogspot.com/2016/03/pemikiran-klasik-adamsmith.html. Diakses pada
27 September 2023 pukul 21.10
https://teoristrategi.blogspot.com/2017/12/teori-ekonomi-klasikadam-smith.html?m=1
Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam (Yogyakarta: Bagaskara, 2012)
Ali Rama, Schumpeterian “Great Gap” Thesis and Medieval Islamic Economic Thought:
Interlink Between Greeks, Medieval Islamic Scholars and European Scholastics
(Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2017
Mulyanto, Edi, dkk. (2017). Sejarah Teori-teori Ekonomi. Tangerang: Unpam Press
Yadi Janwari, Pemikiran Ekonomi Islam Dari Masa Rasulullah Hingga Masa Kontemporer,
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2016
Sucipto Hery. Ensiklopedi Tokoh Islam (Dari Abu Bakar sampai Nashr dan Qardawi)
(Jakarta: PT Mizan Pustaka, 2003)
14