2023/2024
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga Makalah KREDIT MACET ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak
lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW,
keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah Hukum Bisnis yang berjudul Makalah KREDIT MACET ini. Dan kami
juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu
dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama
ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari
masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah Hak dan Kewajiban Warga Negara ini
sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti
milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah KRETIK MACET ini dapat bermanfaat bagi
kita semuanya.
Hormat Kami,
Kelompok Dua
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI,.............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
A. Latar Belakang...............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................5
C. Tujuan............................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................6
1. Definisi Kredit Macet.....................................................................................................6
2. Aturan Hukum Kredit Macet..........................................................................................6
3. Macam-macam Kredit Macet dan Kriteria Kredit ........................................................7
4. Faktor-Faktor Penyebab Kredit Macet.........................................................................11
5. Dampak Terjadinya Kredit Macet.................................................................................11
6. Cara Mengatasi Kredit Macet.......................................................................................12
7. Tips Menghindari Kredit Macet....................................................................................13
BAB III PENUTUP.................................................................................................................15
A. Kesimpulan..................................................................................................................15
B. Saran........................................................................,...................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata kredit berasal dari bahasa romawi yaitu credere yang artinya percaya. Apabila
hal tersebut di hubungkan dengan tugas bank, maka terkandung pengertian bahwa bank
selaku kreditur karena debitur dapat dipercaya kemampuannya untuk membayar lunas
pinjamannya setelah jangka waktu yang ditentukan.
Sedangkan kredit macet adalah para nasabah telah memperoleh fasilitas kredit dari
bank tidak seluruhnya dapat mengembalikan utangnya dengan lancar sesuai dengan waktu
yang telah diperjanjikan. Pada kenyataannya didalam praktik selalu ada sebagian nasabah
yang tidak dapat mengembalikan kredit kepada bank yang telah meminjaminya.
Sedangkan Utang adalah kewajiban yang dinyatakan atau dapat dinyatakan dalam
jumlah uang baik dalam mata uang indonesia maupun mata uang asing, baik secara
langsung maupun yang akan timbul dikemudian hari atau kontinjen, yang timbul karena
perjanjian atau undang-undang dan wajib dipenuhi oleh debitur dan bila tidak dipenuhi
memberi hak kepada kreditur untuk mendapat pemenuhan dari harta kekayaan
debitur.maka akan tergambar perjalannan kredit menjadi terhenti atau macet.
4
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi kredit macet?
2. Apa saja aturan hukum kredit macet?
3. Apa saja macam-macam kredit macet dan kriteria kredit?
4. Apa Faktor-faktor penyebab terjadinya kredit macet?
5. Apasajakah dampak terjadinya kredit macet?
6. Bagaimana cara mengatasi kredit macet?
7. Sebutkan tips menghindari kredit macet?
C. Tujuan
1. Membantu mengetahui definisi tentang apa itu kredit macet
2. Membantu mengetahui tentang aturan-aturan yang membahas tentang kredit macet
3. Memberikan pengtahuan tentang kriteria kredit dan macam-macam kredit macet
4. Mengetahui faktor penyebab terjadinya kredit macet
5. Memberikan antisipasi atas dampak jika melakukan kredit macet
6. Memberi solusi cara mengatasi kredit macet
7. Memberitau tips menghindari terjadinya kredit macet
5
BAB II
PEMBAHASAN
Ada beberapa aturan hukum kredit macet berdasarkan beberapa ketentuan Perundang-
undangan seperti berikut:
Undang-undang ini berisi tentang perbankan dan beberapa faktor lainnya yang bisa
menyebabkan terjadinya kredit macet. Selain itu, aturan hukum kredit macet ini juga
mengatur mengenai bagaimana mengatasi kredit macet di lingkungan perbankan.
Peraturan ini berisi mengenai kreditur yang berperan sebagai pemegang jaminan
benda. Disini kreditur memiliki hak untuk menjual barang jaminan secara lelang untuk
pembayaran hutang debitur. Hal ini dilakukan karena pihak debitur lalai dalam
melunasi hutang yang sudah disepakati.
6
Aturan hukum kredit macet tersebut lebih tepatnya ada dalam Pasal 15 ayat 3 jo.
Pasal 29 UU no 42 Tahun 1999 mengenai Jaminan Fidusia. Peraturan tersebut
mengatakan bahwa kreditur memiliki hak untuk mengeksekusi jaminan fidusia ketika
terjadi wanprestasi yang dilakukan oleh debitur.
Aturah hukum kredit macet yang selanjutnya adalah ada dalam Pasal 6 jo. Pasal 20
UU No 4 Tahun 1996. Dalam pasal tersebut berisi Hak Tanggungan Atas Tanah Serta
Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah. Dimana kreditur juga diberikan hak untuk
mengeksekusi benda jaminan fidusia ketika debitur melakukan cidera janji.
Dalam pasal tersebut berisi mengenai aturan hukum kredit macet dimana ketika
debitur melakukan wanprestasi atau cidera janji. Cidera janji yang dimaksudkan
tersebut seperti tidak memenuhi prestasi yang berdasarkan perjanjian fidusia, perjanjian
pokok hingga perjanjian jaminan yang lainnya.
Keadaan yang demikian apabila ditinjau dari segi hukum perdata disebut dengan
wanprestasi atau ingkar janji. Sebagaimana telah diketahui bahwa pemberian kredit
merupakan perjanjian pinjam-meminjam uang dan pemgembalian kredit atau
membayar angsuran kredit yang disebut sebagai prestasi. Apabila debitur tidak dapat
membayar lunas utangnya setelah jangka waktu pengembalian tersebut terlewati, maka
perbuatannya disebut perbuatan wanprestasi.
Bentuk-Bentuk Wanprestasi Dalam perjanjian utang piutang wanprestasi ada tiga
bentuk yaitu:
7
1) Utang Tidak Dikembalikan Sama Sekali
Debitur yang tidak dapat mengembalikan utang sama sekali , sering disebut
sebagai debitur nakal, karena dianggap sudah tidak mempunyai itikad baik dalam
pelaksanaan perjanjian tidak dibyarnya utang memang perlu dicari penyebabnya,
jika karena usahanya bangkrut lantaran ada bencana alam seperti tsunami atau
gempa bumi sampai tidak mempunyai harta benda.
2) Mengembalikan Uang Hanya Sebagian
Pengembalian utang dalam hal ini dapat berupa, pengembalian sebagian kecil
atau sebagian besar, yang jelas masih ada sisa hutang. Juga dapat berupa, yang
dikembalikan hanya utang pokoknya saja, sedang bunganya belum pernah dibayar,
atau sebaliknya yang baru dibayar bunganya saja sedangkan utang pokoknya belum
dibayar. Utang yang baru sebagian dibayar, terlebih hanya sebagian kecil yang
dibayar, kemudian selebihnya atau sisa utangnya sulit diharapkan, biasanya menjadi
masalah bagi kreditur.
3) Mengembalikan Utang Tetapi Terlambat Waktunya
Misalnya dalam hitungan hari, atau bulan dan waktu yang tergolong lama,
misalnya tahunan. Jika waktu lama hingga tahunan , biasanya memberatkan debitur,
karena beban bunga makin menumpuk, bahkan nilainya dapat melebihi hutang
pokoknya. Apabila prestasi itu berupa pembayaran sejumlah uang, maka kerugian
yang diderita oleh kreditur kalau pembayaran itu terlambat, yaitu berupa interest,
rente, atau bunga. Jika ada pembayaran yang terlambat pada dasarnya debitur masih
mempunyai niat baik, akan tetapi karena sesuatu hal seperti usahanya sedang sepi,
mempunyai uang namun ada keperluan lain yang sangat mendesak,sehingga debitur
perlu sekali menunda pembayaran utang nya dan sebenarnya tidak ada niat untuk
merugikan kreditur.
Meskipun memang terdapat niat baik untuk pengembalian utang dari debitur,
jika pengembaliannya itu terlambat walaupun hanya sehari saja, namanya tetap
wanprestasi, karena debitur tidak melaksanakan prestasi seperti yang diperjanjiakn.
Akibat dari wanprestasi itu biasanya dapat dikenakan sanksi berupa ganti rugi,
pembatalan kontrak, peralihan resiko, maupun membayar biaya perkara.
Sebagai contoh seorang debitur (si berutang) dituduh melakukan perbuatan
melawan hukum, lalai atau secara sengaja tidak melaksanakan sesuai bunyi yang
telah disepakati dalam kontrak, jika terbukti, maka debitur harus mengganti kerugian
(termasuk ganti rugi + bunga + biaya perkaranya).
8
Meskipun demikian, debitur bisa saja membela diri dengan alasan:
Keadaan memaksa (overmacht/force majeure)
Kelalaian kreditur sendiri
Kreditur telah melepaskan haknya untuk menuntut ganti rugi.
Untuk hal yang demikian debitur tidak harus mengganti kerugian. Oleh karena
itu, sebaiknya dalam setiap kontrak bisnis yang kita buat dapat dicantumkan juga
mengenai resiko, wanprestasi dan keadaan memaksa ini.
Dari uaraian diatas dapat dikatakan kredit macet dapat diartikan adalah kredit
atau utang yang tidak dapat dilunasi oleh debitur karena suatualasan tertentu sehingga
bank sebagai kreditur harus menyelesaikan masalahnya kepada pihak ketiga atau
melakukan eksekusi barang jaminan.
Sedangkan NPL (Non Performing Loan) adalah salah satu indikator kesehatan
aset suatu bank. Indikator tersebut dapat berupa rasio keuangan pokok yang mampu
memberikan informasi penilaian atas kondisi permodalan, rentabilitas, risiko kredit,
risiko pasar, serta likuiditas. NPL yang biasa digunakan adalah NPL neto, yakni NPL
yang telah disesuaikan. Penilaian kualitas aset sendiri merupakan penilaian terhadap
kondisi aset bank serta kecukupan manajemen risiko kredit. Hal tersebut berarti NPL
merupakan indikasi tentang adanya masalah dalam bank tersebut, yang apabila tidak
segera diatasi, maka akan membawa dampak buruk bagi bank itu sendiri.
b. Kriteria Kredit
Kualitas Aktiva Produktif, menggolongkan kolektibilitas kredit dengan empat
kriteria yaitu:
1) Kriteria Kredit Lancar
Tidak terdapat tunggakkan, baik angsuran pokok maupun bunganya angsuran
pokok ataupun tunggakkan bunga, tetapi belum melampaui 1 bulan bagi kredit
9
yang masa angsurannya kurang dari satu bulan, atau belum melampaui 3 bulan
bagi kredit yang masa angsurannya 2 bulan sampai 3 bulan, atau belum melampaui
6 bulan bagi kredit yang masa angsurannya 4 bulannan atau lebih.
a. Faktor internal
Penyebab timbulnya kredit macet antara lain adalah prosedur pemberian kredit
yang kurang komprehensif, penyimpangan dalam pelaksanaan prosedur perkreditan,
itikad kurang baik dari pemilik, pengurus, atau pegawai bank, lemahnya sistem
administrasi dan pengawasan kredit serta lemahnya sistem informasi kredit macet.
b. Faktor eksternal
Penyebab timbulnya kredit macet antara lain adalah kegagalan usaha debitur,
musibah terhadap debitur atau terhadap kegiatan usaha debitur, serta menurunnya
kegiatan ekonomi dan tingginya suku bunga kredit. (Kenaikan Suku Bunga, Kondisi
Ekonomi, Melemahnya Kurs dan Indeks Saham).
11
Tidak hanya itu, beberapa institusi menaikkan suku bunga dari pinjaman tersebut
untuk memberikan efek jera. Tentu kedua hukuman tersebut berefek pada beban
pembayaran utang yang lebih banyak.
12
2) Restructuring
Cara lain yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi kredit macet adalah
dengan restructuring atau persyaratan kembali. Dalam cara ini, kamu berunding dengan
pihak kreditur seputar syarat-syarat pembayaran utang seperti jangka waktu, jadwal
pembayaran, dan sejenisnya untuk diubah serta disesuaikan berdasarkan
kemampuanmu. Meski begitu, perlu diingat bahwa nilai utang yang kamu miliki dari
kredit tersebut tidak dapat diubah besarannya.
3) Reconditioning
Kondisi kredit juga bisa diatasi dengan cara lain yaitu reconditioning atau penataan
kembali. Di sini, kreditur akan memberi keringanan pada utangmu dengan beberapa
cara, seperti;
mengubah sisa tunggakan menjadi pokok kredit baru hingga penjadwalan dan
persyaratan ulang
menurunkan beban suku bunga
menghilangkan beban suku bunga dan membuat debitur hanya membayar sisa
utangnya saja
13
b. Sesuaikan kemampuan bayar
Saat kamu hendak mengajukan kredit pinjaman kepada bank, pastikan pinjaman
tersebut masih sesuai dengan jumlah penghasilanmu. Sebab, kamu masih bisa mengatur
alokasi keuanganmu per bulannya untuk membayar kredit serta memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Jika jumlah pinjamannya melebih batas kemampuanmu dalam membayar,
bisa dipastikan kamu akan kesulitan untuk membayar pinjaman kredit tepat waktu.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpilan
Dapat disimpulkan bahwa Kredit macet adalah kondisi dimana debitur baik
perorangan maupun badan usaha tidak mampu membayar cicilan atau hutang yang
dimilikinya kepada pemberi pinjaman dengan tepat waktu. Kondisi tersebut dapat
disebabkan oleh banyak hal seperti debitur kehilangan penghasilan utamanya, mangkir
secara terencana dalam melakukan pembayaran, dan lain-lain. Jika kondisi kredit macet
tidak segera terselesaikan, maka akan memperburuk riwayat atau skor kredit debitur
tersebut.
Dimana perbuatan kredit macet ini disebabkan oleh 2(Dua) fatror yaitu faktor internal
dan faktor external. Adapun hukuman yang mengatur kredit macet yaitu Undang-undang
No.10 tahun 1998, Kitab Undang-undang Hukum perdata, Pasal 6.jo, Pasal 20 uu,no.4
tahun 1996, dan Pasal 21 UU jaminan fidusia.
B. Saran
Berdasarkan hasil studi yang dilakukan atas tinjauan terhadap penyebab -penyebab
terjadinya Kredit macet yang bermasalah. Penulis akan mencoba memberikan saran yang
mungkin berguna bagi pihak- pihak kreditur diantaranya Manager sebaiknya mengawasi
dan selalu memantau kinerja para account officer-nya agar dapat meminimalisir human
error yang terjadi. Karena kredit bermasalah yang terjadi kadang berawal dari kesalahan
analisis yang dilakukan.
Dan Sebaiknya lakukan supervisi atau pengawasan kredit yang lebih baik. Karena
pada saat kredit disetujui, disitulah awal mula tanggung jawab bagi analis kredit dan
supervisi kredit untuk menjaga agar kredit tersebut lancar dan tidak mengalami
kemacetan. Bina hubungan dan pola komunikasi yang baik dengan para debitur agar
dalam melakukan pengawasan kredit menjadi lebih mudah, dan pelajari juga dengan baik
mengenai profil usaha debitur agar kita tahu bagaimana perkembangan usaha debitur
tersebut.
15
DAFTAR PUSTAKA
2023 Juli 31 https://glints.com tentang cara mengatasi kredit macet dan tips menghindari
kredit macet
16