Anda di halaman 1dari 16

KREDIT MACET

Dosen Pengampuh: Dr. Santi Indriani,S.H.,M.H,CHQA,ACL

Disusun oleh : Kelompok 2(Dua)


Kelas : A.2.2 Manajemen
Dita Fazila Utami (2311061)
Ade Inka Leoni (2311079)
Fereza Pitaloka (2311050)
Muhammad Tunjung Prabowo (2311069)
Joleli Pratista (2311087)
Nesty Sarwelan (2311112)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS BATURAJA

2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga Makalah KREDIT MACET ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak
lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW,
keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah Hukum Bisnis yang berjudul Makalah KREDIT MACET ini. Dan kami
juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu
dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama
ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari
masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah Hak dan Kewajiban Warga Negara ini
sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan makalah ini.

Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti
milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah KRETIK MACET ini dapat bermanfaat bagi
kita semuanya.

Hormat Kami,

Kelompok Dua

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI,.............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
A. Latar Belakang...............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................5
C. Tujuan............................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................6
1. Definisi Kredit Macet.....................................................................................................6
2. Aturan Hukum Kredit Macet..........................................................................................6
3. Macam-macam Kredit Macet dan Kriteria Kredit ........................................................7
4. Faktor-Faktor Penyebab Kredit Macet.........................................................................11
5. Dampak Terjadinya Kredit Macet.................................................................................11
6. Cara Mengatasi Kredit Macet.......................................................................................12
7. Tips Menghindari Kredit Macet....................................................................................13
BAB III PENUTUP.................................................................................................................15
A. Kesimpulan..................................................................................................................15
B. Saran........................................................................,...................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16

3
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kata kredit berasal dari bahasa romawi yaitu credere yang artinya percaya. Apabila
hal tersebut di hubungkan dengan tugas bank, maka terkandung pengertian bahwa bank
selaku kreditur karena debitur dapat dipercaya kemampuannya untuk membayar lunas
pinjamannya setelah jangka waktu yang ditentukan.

Pengertian kredit yang diatur dalam pasal 1 angka 11 UU Perbankan disebutkan


sebagai berikut: Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah
jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Dari rumusan tersebut dapat diketahui
ruang lingkup pengertian kredit dibatasi dalam hubungan bank dengan nasabahnya. Kredit
sebagai penyediaan uang yang dilakukan oleh bank untuk di pinjamkan kepada
nasabahnya dengan menarik keuntungan berupa bunga.

Sedangkan kredit macet adalah para nasabah telah memperoleh fasilitas kredit dari
bank tidak seluruhnya dapat mengembalikan utangnya dengan lancar sesuai dengan waktu
yang telah diperjanjikan. Pada kenyataannya didalam praktik selalu ada sebagian nasabah
yang tidak dapat mengembalikan kredit kepada bank yang telah meminjaminya.

Sedangkan Utang adalah kewajiban yang dinyatakan atau dapat dinyatakan dalam
jumlah uang baik dalam mata uang indonesia maupun mata uang asing, baik secara
langsung maupun yang akan timbul dikemudian hari atau kontinjen, yang timbul karena
perjanjian atau undang-undang dan wajib dipenuhi oleh debitur dan bila tidak dipenuhi
memberi hak kepada kreditur untuk mendapat pemenuhan dari harta kekayaan
debitur.maka akan tergambar perjalannan kredit menjadi terhenti atau macet.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi kredit macet?
2. Apa saja aturan hukum kredit macet?
3. Apa saja macam-macam kredit macet dan kriteria kredit?
4. Apa Faktor-faktor penyebab terjadinya kredit macet?
5. Apasajakah dampak terjadinya kredit macet?
6. Bagaimana cara mengatasi kredit macet?
7. Sebutkan tips menghindari kredit macet?

C. Tujuan
1. Membantu mengetahui definisi tentang apa itu kredit macet
2. Membantu mengetahui tentang aturan-aturan yang membahas tentang kredit macet
3. Memberikan pengtahuan tentang kriteria kredit dan macam-macam kredit macet
4. Mengetahui faktor penyebab terjadinya kredit macet
5. Memberikan antisipasi atas dampak jika melakukan kredit macet
6. Memberi solusi cara mengatasi kredit macet
7. Memberitau tips menghindari terjadinya kredit macet

5
BAB II
PEMBAHASAN

1. Definisi kredit macet


Kredit macet adalah kondisi dimana debitur baik perorangan maupun badan usaha
tidak mampu membayar cicilan atau hutang yang dimilikinya kepada pemberi pinjaman
dengan tepat waktu. Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh banyak hal seperti debitur
kehilangan penghasilan utamanya, mangkir secara terencana dalam melakukan
pembayaran, dan lain-lain. Jika kondisi kredit macet tidak segera terselesaikan, maka akan
memperburuk riwayat atau skor kredit debitur tersebut.
Dengan riwayat kredit yang buruk, maka akan berdampak saat debitur akan
mengajukan pembiayaan ditempat lain. Debitur dengan riwayat kredit yang kurang baik,
akan kesulitan mendapatkan approval pengajuan pembiayaan.
Bagi Lembaga Keuangan seperti Perusahaan Pembiayaan dan Bank, kredit macet juga
akan berefek negatif pada performa perusahaan. Dalam industri keuangan, kredit macet
disebut juga sebagai Non-Performing Loan (NPL). Jika presentase NPL tidak dijaga dan
berada diluar batas yang direkomendasikan, maka akan berefek kepada reputasi
perusahaan tersebut saat akan melakukan pendaanaan kepada pihak eksternal dan
memperbesar Biaya Cadangan Penghapusan Piutang.

2. Aturan Hukum Kredit Macet

Ada beberapa aturan hukum kredit macet berdasarkan beberapa ketentuan Perundang-
undangan seperti berikut:

a. Undang-Undang No 10 Tahun 1998

Undang-undang ini berisi tentang perbankan dan beberapa faktor lainnya yang bisa
menyebabkan terjadinya kredit macet. Selain itu, aturan hukum kredit macet ini juga
mengatur mengenai bagaimana mengatasi kredit macet di lingkungan perbankan.

b. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Peraturan ini berisi mengenai kreditur yang berperan sebagai pemegang jaminan
benda. Disini kreditur memiliki hak untuk menjual barang jaminan secara lelang untuk
pembayaran hutang debitur. Hal ini dilakukan karena pihak debitur lalai dalam
melunasi hutang yang sudah disepakati.

6
Aturan hukum kredit macet tersebut lebih tepatnya ada dalam Pasal 15 ayat 3 jo.
Pasal 29 UU no 42 Tahun 1999 mengenai Jaminan Fidusia. Peraturan tersebut
mengatakan bahwa kreditur memiliki hak untuk mengeksekusi jaminan fidusia ketika
terjadi wanprestasi yang dilakukan oleh debitur.

c. Pasal 6 jo. Pasal 20 UU No 4 Tahun 1996

Aturah hukum kredit macet yang selanjutnya adalah ada dalam Pasal 6 jo. Pasal 20
UU No 4 Tahun 1996. Dalam pasal tersebut berisi Hak Tanggungan Atas Tanah Serta
Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah. Dimana kreditur juga diberikan hak untuk
mengeksekusi benda jaminan fidusia ketika debitur melakukan cidera janji.

d. Pasal 21 UU Jaminan Fidusia

Dalam pasal tersebut berisi mengenai aturan hukum kredit macet dimana ketika
debitur melakukan wanprestasi atau cidera janji. Cidera janji yang dimaksudkan
tersebut seperti tidak memenuhi prestasi yang berdasarkan perjanjian fidusia, perjanjian
pokok hingga perjanjian jaminan yang lainnya.

3. Macam-macam Kredit Macet dan Kriteria Kredit


a. Macam-macam kredit macet
Dari segi macam-macamnya kredit macet terdapat lima macam yang dikenal
selama ini diantaranya :
 . Debitur tidak melaksanakan sama sekali apa yang telah di perjanjikan
 Debitur melaksanakan sebagian apa yang telah diperjanjikan
 Debitur terlambat melaksanakan apa yang telah diperjanjikan
 Debitur menyerahkan sesuatu yang tidak diperjanjikan
 Debitur melakukan perbuatan yang dilarang dalam perjanjian.

Keadaan yang demikian apabila ditinjau dari segi hukum perdata disebut dengan
wanprestasi atau ingkar janji. Sebagaimana telah diketahui bahwa pemberian kredit
merupakan perjanjian pinjam-meminjam uang dan pemgembalian kredit atau
membayar angsuran kredit yang disebut sebagai prestasi. Apabila debitur tidak dapat
membayar lunas utangnya setelah jangka waktu pengembalian tersebut terlewati, maka
perbuatannya disebut perbuatan wanprestasi.
Bentuk-Bentuk Wanprestasi Dalam perjanjian utang piutang wanprestasi ada tiga
bentuk yaitu:

7
1) Utang Tidak Dikembalikan Sama Sekali
Debitur yang tidak dapat mengembalikan utang sama sekali , sering disebut
sebagai debitur nakal, karena dianggap sudah tidak mempunyai itikad baik dalam
pelaksanaan perjanjian tidak dibyarnya utang memang perlu dicari penyebabnya,
jika karena usahanya bangkrut lantaran ada bencana alam seperti tsunami atau
gempa bumi sampai tidak mempunyai harta benda.
2) Mengembalikan Uang Hanya Sebagian
Pengembalian utang dalam hal ini dapat berupa, pengembalian sebagian kecil
atau sebagian besar, yang jelas masih ada sisa hutang. Juga dapat berupa, yang
dikembalikan hanya utang pokoknya saja, sedang bunganya belum pernah dibayar,
atau sebaliknya yang baru dibayar bunganya saja sedangkan utang pokoknya belum
dibayar. Utang yang baru sebagian dibayar, terlebih hanya sebagian kecil yang
dibayar, kemudian selebihnya atau sisa utangnya sulit diharapkan, biasanya menjadi
masalah bagi kreditur.
3) Mengembalikan Utang Tetapi Terlambat Waktunya
Misalnya dalam hitungan hari, atau bulan dan waktu yang tergolong lama,
misalnya tahunan. Jika waktu lama hingga tahunan , biasanya memberatkan debitur,
karena beban bunga makin menumpuk, bahkan nilainya dapat melebihi hutang
pokoknya. Apabila prestasi itu berupa pembayaran sejumlah uang, maka kerugian
yang diderita oleh kreditur kalau pembayaran itu terlambat, yaitu berupa interest,
rente, atau bunga. Jika ada pembayaran yang terlambat pada dasarnya debitur masih
mempunyai niat baik, akan tetapi karena sesuatu hal seperti usahanya sedang sepi,
mempunyai uang namun ada keperluan lain yang sangat mendesak,sehingga debitur
perlu sekali menunda pembayaran utang nya dan sebenarnya tidak ada niat untuk
merugikan kreditur.
Meskipun memang terdapat niat baik untuk pengembalian utang dari debitur,
jika pengembaliannya itu terlambat walaupun hanya sehari saja, namanya tetap
wanprestasi, karena debitur tidak melaksanakan prestasi seperti yang diperjanjiakn.
Akibat dari wanprestasi itu biasanya dapat dikenakan sanksi berupa ganti rugi,
pembatalan kontrak, peralihan resiko, maupun membayar biaya perkara.
Sebagai contoh seorang debitur (si berutang) dituduh melakukan perbuatan
melawan hukum, lalai atau secara sengaja tidak melaksanakan sesuai bunyi yang
telah disepakati dalam kontrak, jika terbukti, maka debitur harus mengganti kerugian
(termasuk ganti rugi + bunga + biaya perkaranya).

8
Meskipun demikian, debitur bisa saja membela diri dengan alasan:
 Keadaan memaksa (overmacht/force majeure)
 Kelalaian kreditur sendiri
 Kreditur telah melepaskan haknya untuk menuntut ganti rugi.

Untuk hal yang demikian debitur tidak harus mengganti kerugian. Oleh karena
itu, sebaiknya dalam setiap kontrak bisnis yang kita buat dapat dicantumkan juga
mengenai resiko, wanprestasi dan keadaan memaksa ini.

Apabila macam-macam wanprestasi tersebut dihubungkan dengan kredit macet, maka


akan ada tiga macam perbuatan yang tergolong wanprestasi,yaitu:
1. Nasabah sama sekali tidak dapat membayar angsuran kredit (beserta bunganya).
2. Nasabah membayar sebagian kredit (beserta bunganya)
3. Nasabah membayar lunas kredit (beserta bunganya)

Dari uaraian diatas dapat dikatakan kredit macet dapat diartikan adalah kredit
atau utang yang tidak dapat dilunasi oleh debitur karena suatualasan tertentu sehingga
bank sebagai kreditur harus menyelesaikan masalahnya kepada pihak ketiga atau
melakukan eksekusi barang jaminan.

Sedangkan NPL (Non Performing Loan) adalah salah satu indikator kesehatan
aset suatu bank. Indikator tersebut dapat berupa rasio keuangan pokok yang mampu
memberikan informasi penilaian atas kondisi permodalan, rentabilitas, risiko kredit,
risiko pasar, serta likuiditas. NPL yang biasa digunakan adalah NPL neto, yakni NPL
yang telah disesuaikan. Penilaian kualitas aset sendiri merupakan penilaian terhadap
kondisi aset bank serta kecukupan manajemen risiko kredit. Hal tersebut berarti NPL
merupakan indikasi tentang adanya masalah dalam bank tersebut, yang apabila tidak
segera diatasi, maka akan membawa dampak buruk bagi bank itu sendiri.

b. Kriteria Kredit
Kualitas Aktiva Produktif, menggolongkan kolektibilitas kredit dengan empat
kriteria yaitu:
1) Kriteria Kredit Lancar
Tidak terdapat tunggakkan, baik angsuran pokok maupun bunganya angsuran
pokok ataupun tunggakkan bunga, tetapi belum melampaui 1 bulan bagi kredit

9
yang masa angsurannya kurang dari satu bulan, atau belum melampaui 3 bulan
bagi kredit yang masa angsurannya 2 bulan sampai 3 bulan, atau belum melampaui
6 bulan bagi kredit yang masa angsurannya 4 bulannan atau lebih.

2) Kriteria kredit kurang lancar


Terdapat tunggakkan angsuran pokok yang melampaui 1 bulan dan belum
melampaui 2 bulan bagi kredit dengan masa angsurannya kurang dari 1 bulan, atau
melampaui 3 bulan dan belum melampaui 6 bulan bagi kredit yang masa
angsurannya 2 bulanan atau 3 bulanan, atau melampaui 6 bulan dan belum
melampaui 12 bulan bagi kredit yang masa angsurannya 6 bulanan atau lebih.
Terdapat tunggakan bunga yang melampaui 3 bulan bagi kredit yang masa
angsurannya kurang dari 1 bulan, atau melampaui 3 bulan dan belum melampaui 6
bulan bagi kredit yang masa angsurannya lebih dari 1 bulan.

3) Kriteria kredit diragukan


Apabila suatu kredit tidak memenuhi kriteria lancar dan kurang lancar, yang
berdasarkan penilaian dapat disimpulkan bahwa kredit masih dapat diselamatkan
dengan agunannya bernilai sekurangkurannya 75% (Tujuh Puluh Lima Persen) dari
hutang peminjam, termasuk bunganya atau kredit tidak dapat diselamatkan, tetapi
agunnanya masih bernilai sekurang-kurangnya 100% (seratus persen) dari hutang
peminjam.

4) Kriteria kredit macet


Apabila tidak memenuhi kriteria lancar, kurang lancar, dan diragukan, atau
tidak memenuhi kriteria diragukan, tetapi dalam jangka waktu 21 (dua puluh satu)
bulan sejak digolongkan diragukan belum ada pelunasan atau usaha penyelamatan
kredit. Cara mengatasi kredit macet dalam pasal 1 huruf c surat keputusan Bank
Indonesia Nomor 31/150/KEP?DIR tersebut disebutkan bahwa yang dimaksud
dengan restrukturisasi kredit adalah upaya yang dilakukan bank dalam kegiatan
usaha perkreditan agar debitur dapat memenuhi kewajibannya, yang dilakukan
antara lain melalui:
 Penurunan suku bunga kredit
 Pengurangan tunggakan bunga kredit
 Pengurangan tunggakan pokok kredit
10
 Perpanjangan jangka waktu kredit
 Penambahan fasilitas kredit
 Pengambilalihan aset debitur sesuai dengan ketentuan yang berlaku
 Konversi kredit menjadi penyertaan modal sementara pada perusahaan
debitur.
Jadi dengan restrukrisasi kredit ini debitur dapat diberi keringanan dalam rangka
upaya pelaksanaan kewajibannya sebagai debitur yaitu untuk melunasi hutang-
hutangnya dari bank. namun demikian, tidak semua debitur dapat diberikan
keringanan karena permasalahan dalam kredit perbankan dapat terjadi karena
berbagai hal termasuk didalamnya kemampuan debitur dalam melaksanakan
kewajibannya yang bersumber dari usahannya.

4. Faktor-faktor penyebab kredit macet

a. Faktor internal
Penyebab timbulnya kredit macet antara lain adalah prosedur pemberian kredit
yang kurang komprehensif, penyimpangan dalam pelaksanaan prosedur perkreditan,
itikad kurang baik dari pemilik, pengurus, atau pegawai bank, lemahnya sistem
administrasi dan pengawasan kredit serta lemahnya sistem informasi kredit macet.
b. Faktor eksternal
Penyebab timbulnya kredit macet antara lain adalah kegagalan usaha debitur,
musibah terhadap debitur atau terhadap kegiatan usaha debitur, serta menurunnya
kegiatan ekonomi dan tingginya suku bunga kredit. (Kenaikan Suku Bunga, Kondisi
Ekonomi, Melemahnya Kurs dan Indeks Saham).

5. Dampak Terjadinya Kredit Macet


Kredit macet adalah kejadian yang memiliki berbagai dampak negatif baik untuk
debitur dan juga calon peminjam. Berikut beberapa diantaranya:
1) Terkena Denda dan Bunga yang Lebih Tinggi
Dampak pertama dari kredit macet adalah lembaga keuangan akan mengenakan
denda kepada debitur apabila telah melewati tenggat waktu tertentu, pembayaran
cicilan atau melunasi utang tidak dilaksanakan.

11
Tidak hanya itu, beberapa institusi menaikkan suku bunga dari pinjaman tersebut
untuk memberikan efek jera. Tentu kedua hukuman tersebut berefek pada beban
pembayaran utang yang lebih banyak.

2) Sulit Mengajukan KPR


Efek dari debitur yang tidak mampu melunasi utangnya dan mengalami kredit
macet adalah akan mengalami kesulitan mengajukan KPR di bank. Riwayat kredit
kurang baik dari calon penerima bantuan pembiayaan akan memberi kesan
kemungkinan besar untuk gagal bayar.
Sebab, tingginya nominal KPR dan panjangnya jangka waktu membutuhkan calon
debitur yang dapat bertanggung jawab untuk konsisten melunasi utangnya dibuktikan
dengan memiliki riwayat kredit lancar.

3. Sulit Mendapatkan Pinjaman dari Instansi Lain


Riwayat kredit calon peminjam akan selalu dicek oleh lembaga keuangan untuk
memastikan kapabilitasnya dalam melunasi kredit. Anda mungkin masih
berkesempatan walaupun memiliki status Dalam Perhatian Khusus (DPK). Namun, hal
ini tidak akan mudah karena banyaknya syarat yang perlu dipatuhi.
Performa perusahaan juga akan menurun apabila riwayat kredit macet semakin
besar. Organisasi-organisasi yang umumnya memerlukan bantuan pembiayaan seperti
startup jika memiliki lebih dari 5% kredit dapat membuat bank meragukan kemampuan
bisnis tersebut untuk melunasi utangnya.

6. Cara Mengatasi Kredit Macet


Berikut adalah beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk memperbaiki situasi
kredit macet:
1) Rescheduling
Salah satu cara yang bisa kamu lakukan adalah dengan
melakukan rescheduling atau penjadwalan kembali terhadap tenggat waktu pembayaran
utang. Di sini, kamu dapat meminta pihak kreditur untuk memperpanjang tenggat
waktu pelunasan utang sesuai dengan kemampuanmu. Hal ini sangat penting supaya
kamu bisa memastikan bahwa utangmu dapat dilunasi tepat waktu. Yang mana
menurut Money, pelunasan utang tepat waktu sangat penting untuk memperbaiki situasi
kreditmu yang macet.

12
2) Restructuring
Cara lain yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi kredit macet adalah
dengan restructuring atau persyaratan kembali. Dalam cara ini, kamu berunding dengan
pihak kreditur seputar syarat-syarat pembayaran utang seperti jangka waktu, jadwal
pembayaran, dan sejenisnya untuk diubah serta disesuaikan berdasarkan
kemampuanmu. Meski begitu, perlu diingat bahwa nilai utang yang kamu miliki dari
kredit tersebut tidak dapat diubah besarannya.
3) Reconditioning
Kondisi kredit juga bisa diatasi dengan cara lain yaitu reconditioning atau penataan
kembali. Di sini, kreditur akan memberi keringanan pada utangmu dengan beberapa
cara, seperti;

 mengubah sisa tunggakan menjadi pokok kredit baru hingga penjadwalan dan
persyaratan ulang
 menurunkan beban suku bunga
 menghilangkan beban suku bunga dan membuat debitur hanya membayar sisa
utangnya saja

7. Tips Menghindari Kredit Macet


a. Hindari pembelian yang bersifat konsumtif
Sebisa mungkin, saat mengajukan pinjaman kredit, hindari sifat konsumtif dengan
membeli barang-barang yang tidak terlalu dibutuhkan. Jika hanya memenuhi gaya
hidup saja, dipastikan tagihan kreditmu akan semakin menumpuk. Hal tersebut tentu
tidak sehat bagi kondisi keuanganmu. Terlebih, jika masih ada utang kepada orang lain.
Oleh karena itu, ada baiknya kamu memakai pinjaman kredit untuk hal-hal bermanfaat,
seperti mengajukan KPR agar bisa mendapatkan hunian idaman.Bayar tepat waktu
Kebanyakan orang suka menunda-nunda pembayaran kredit sehingga uang
mereka malah dipakai untuk hal-hal lain. Padahal, jika kamu tidak membayar tepat
waktu, pihak bank akan memberikan denda kepadamu. Oleh karena itu, segera lakukan
pembayaran saat sudah waktunya. Mulai tanamkan sifat disiplin terhadap diri sendiri
demi keadaan finansial yang sehat.

13
b. Sesuaikan kemampuan bayar
Saat kamu hendak mengajukan kredit pinjaman kepada bank, pastikan pinjaman
tersebut masih sesuai dengan jumlah penghasilanmu. Sebab, kamu masih bisa mengatur
alokasi keuanganmu per bulannya untuk membayar kredit serta memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Jika jumlah pinjamannya melebih batas kemampuanmu dalam membayar,
bisa dipastikan kamu akan kesulitan untuk membayar pinjaman kredit tepat waktu.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpilan
Dapat disimpulkan bahwa Kredit macet adalah kondisi dimana debitur baik
perorangan maupun badan usaha tidak mampu membayar cicilan atau hutang yang
dimilikinya kepada pemberi pinjaman dengan tepat waktu. Kondisi tersebut dapat
disebabkan oleh banyak hal seperti debitur kehilangan penghasilan utamanya, mangkir
secara terencana dalam melakukan pembayaran, dan lain-lain. Jika kondisi kredit macet
tidak segera terselesaikan, maka akan memperburuk riwayat atau skor kredit debitur
tersebut.
Dimana perbuatan kredit macet ini disebabkan oleh 2(Dua) fatror yaitu faktor internal
dan faktor external. Adapun hukuman yang mengatur kredit macet yaitu Undang-undang
No.10 tahun 1998, Kitab Undang-undang Hukum perdata, Pasal 6.jo, Pasal 20 uu,no.4
tahun 1996, dan Pasal 21 UU jaminan fidusia.

B. Saran
Berdasarkan hasil studi yang dilakukan atas tinjauan terhadap penyebab -penyebab
terjadinya Kredit macet yang bermasalah. Penulis akan mencoba memberikan saran yang
mungkin berguna bagi pihak- pihak kreditur diantaranya Manager sebaiknya mengawasi
dan selalu memantau kinerja para account officer-nya agar dapat meminimalisir human
error yang terjadi. Karena kredit bermasalah yang terjadi kadang berawal dari kesalahan
analisis yang dilakukan.
Dan Sebaiknya lakukan supervisi atau pengawasan kredit yang lebih baik. Karena
pada saat kredit disetujui, disitulah awal mula tanggung jawab bagi analis kredit dan
supervisi kredit untuk menjaga agar kredit tersebut lancar dan tidak mengalami
kemacetan. Bina hubungan dan pola komunikasi yang baik dengan para debitur agar
dalam melakukan pengawasan kredit menjadi lebih mudah, dan pelajari juga dengan baik
mengenai profil usaha debitur agar kita tahu bagaimana perkembangan usaha debitur
tersebut.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://repository.uin-suska.ac.id tentang Latar Belakang kredit macet

2022 Februari 15, https://www.bfi.co.id tentang Definisi kredit macet

2021 November 25, https://blog.justika.com tentan Aturan hukum kredit macet

Supromo Gatot( jakarta,2009 rineka cipta) https://www.Simulasikredut.com/ tentang Macam-


macam Kredit Macet dan Kriteria Kredit

2020 Oktober 27, https://perlim.id tentang faktor-faktor penyebab kredit macet

2023 Agustus 08. https://www.ocbc.id tentang Dampak terjadinya kredit macet

2023 Juli 31 https://glints.com tentang cara mengatasi kredit macet dan tips menghindari
kredit macet

16

Anda mungkin juga menyukai