Disusun Oleh:
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkah dan rahmat-Nya, modul Manajemen Risiko Pasar ini dapat
diselesaikan. Modul ini adalah sebagai bahan ajar yang akan diberikan
i
kepada peserta pelatihan Manajemen Risiko Koperasi dengan peserta yang
berasal dari pengurus, pengawas,maupun manajer koperasi di wilayah
Kabupaten/ Kota di Jawa Timur. Dengan adanya modul ini diharapkan dapat
membantu peserta pelatihan dalam memahami dan melakukan pengendalian
dan penyelesaian risiko yang dihadapi koperasi, khusunya risiko Pasar.
Ir. Sumbangto, MM
Pembina Tingkat I
19630824 198903 1 011
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Deskripsi Singkat .............................................................................. 2
C. Manfaat Modul................................................................................... 2
D. Tujuan Pembelajaran......................................................................... 2
1. Kompetensi Dasar....................................
...................................................................
.................................................................2
2. Indikator Keberhasilan.............................
...................................................................
.................................................................2
E. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok.................................................. 3
F. Petunjuk Belajar................................................................................. 3
iii
D. Rangkuman....................................................................................... 40
E. Evaluasi............................................................................................. 41
A. Rangkuman........................................................................................ 54
B. Kesimpulan........................................................................................ 57
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 58
BIO DATA.......................................................................................................... 60
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Koperasi merupakan organisasi usaha berbadan hukum yang memiliki
sifat sosial, hal ini bukan berarti koperasi tidak boleh mencari profit dari usaha
yang dimiliki koperasi, malah sebaliknya karena pada akhirnya profit yang
didapatkan dari usaha koperasi meningkatkan SHU dan kesejahteraan
anggotanya. Untuk meningkatkan profit diperlukan perkembangan usaha
koperasi dan hal tersebut memang berisiko dan tergantung pada usaha keaktifan
dan berfungsinya POK (Perangkat Organisasi Koperasi) yakni Rapat Anggota,
Pengurus dan Pengawas. Pada umumnya saat berusaha orang tidak ingin
bertemu dengan resiko tapi seperti segala sesuatu dalam hidup pasti ada
risikonya karena memang risiko merupakan bagian integral kehidupan. Dengan
kata lain, risiko memang tidak bisa dihindari, tapi bisa dikenali, diantisipasi dan
diminimalisir karena semua bagian kehidupan memang mengandung resiko.
Resiko merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan, tak ada hidup
tanpa resiko, setiap hari ada resiko, baik sebagai perorangan, maupun sebagai
organisasi usaha. Tentu saja resiko tidak bisa dibiarkan begitu saja, tiap badan
usaha harus berusaha melindungi diri terhadap resiko apabila tidak ingin
mengalami kerugian.
Agar resiko tidak menghalangi kegiatan badan usaha, maka
seharusnyalah itu dimanajemeni dengan sebaik-baiknya. Diklat Manajemen
Resiko pertama-tama bertugas mengidentifikasikan resiko-resiko yang dihadapi,
sesudah itu mengukur atau menentukan besarnya resiko itu dan kemudian
barulah dapat dicarikan jalan untuk menghadapi ataau menangani resiko itu. Ini
berarti badan usaha harus menyusun strategi untuk memperkecil ataupun
mengendalikan resiko apa saja yang dihadapi badan usaha, bagaimana dampak
resiko itu terhadap kehidupan bisnis badan usaha, resiko mana yang harus
dihadapi sendiri, mana yang harus dipindahkan kepada asuransi. Metode
Manajemen Resiko mana yang cocok dan efisien untuk menyelesaikan risiko
pasar yang dihadapi badan usaha. Untuk lebih memajukan gerakan koperasi
dalam bidang usaha diperlukan adanya pemahaman manajemen risiko akan
pemasaran. Untuk lebih menanamkan manajemen risiko akan pemasaran ini
1
diperlukan pembinaan lebih dalam dan untuk itu diperlukan Diklat Teknis
manajemen risiko dengan modul-modul pendukung seperti ini. Diklat Teknis
manajemen risiko dengan mata diklat Risiko Pasar ini pada esensinya
mempunyai tujuan untuk meningkatkan kemampuan manajemen tentang konsep
dan teknis manajemen risiko pasar agar dapat lebih mengembangkan usaha
koperasi.
B. Deskripsi Singkat
Mata Diklat ini membahas Definisi Risiko Pasar, Ruang Lingkup Risiko
Pasar, Kebijakan dan Penetapan Pengendalian Risiko Pasar dan Penyelesaian
Risiko Pasar pada manajemen kegiatan usaha koperasi.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Hasil Belajar
Setelah mengikuti pembelajaran ini, Peserta dapat memahami Penerapan
manajemen risiko terlebih tentang risiko pasar pada manajemen kegiatan
usaha koperasi.
2
E. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok
a. Materi Pokok:
1) Definisi Risiko Pasar
2) Ruang Lingkup Risiko Pasar
3) Kebijakan dan Penetapan Pengendalian Risiko Pasar
4) Penyelesaian Risiko Pasar
b. Sub Materi Pokok:
1.1. Risiko Pasar (Market Risk)
1.2. Risiko Pemasaran (Marketing Risk)
2.1 Ruang Lingkup Risiko Pasar (Market Risk)
2.2 Ruang Lingkup Risiko Pemasaran(Marketing Risk)
3.1 Kebijakan dan Penetapan Pengendalian Risiko Pasar (Market Risk)
3.2 Kebijakan dan Penetapan Pengendalian Risiko Pemasaran(Marketing
Risk)
4.1 Penyelesaian Risiko Pasar (Market Risk)
4.2 Penyelesaian Risiko Pemasaran(Marketing Risk)
F. Petunjuk Belajar
Supaya segalanya lancar dan tujuan pembelajaran bisa tercapai, ada langkah-
langkah berikut yang bisa diikuti:
1. Membaca modul dengan secermat mungkin serta memahami setiap tujuan
pembelajaran yang diikutsertakan pada setiap awal bab.
2. Mempelajari setiap bab yang ada dengan urut diawali dari bab yang pertama
hingga bab terakhir.
3. Mengerjakan latihan atau evaluasi yang ada sebagai tugas lebih lanjut dalam
memahami setiap isi bab lebih dalam.
3
4. Mempelajari bahan-bahan bacaan yang berasal dari daftar pustaka
sebagaimana yang dipakai dalam penyusunan modul ini demi menambah
wawasan dan memperluas pandangan.
Pada khususnya yang perlu dilakukan supaya bisa menjadi lebih baik dalam
memahami materi yang ada dalam modul ini adalah:
1. Diharapkan bahwa selama mengikuti sesi pembelajaran, selalu aktif apabila
ada metode diskusi, tanya jawab serta aktifitas latihan.
2. Dilakukan latihan dengan membentuk kelompok diskusi.
3. Diharapkan bahwa didapatkan pemahaman lebih mendalam dengan
mengerjakan latihan yang terdapat dalam setiap bab.
4. Dengan memahami lebih dalam akan rancang bangun dan rencana
pembelajaran yang ada dalam modul ini diharapkan bisa lebih memahami
penerapan manajemen risiko terlebih tentang risiko pasar pada manajemen
kegiatan usaha koperasi dan membawa pengetahuan tersebut ke
koperasimya masing-masing.
5. Disarankan untuk mempelajari modul dan materi lain yang terkait dengan
pembelajaran yang ada dalam modul ini.
Tidak ada kata terlambat ataupun terlalu tua untuk mencari ilmu baru, sukses
belajar!
4
BAB II
Definisi Risiko Pasar
Indikator keberhasilan: Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat dapat Memahami
dan menjelaskan Definisi Risiko Pasar
5
instrumen penghasilan tetap, instrumen-instrumen ekuitas, komoditas, kurs
mata uang, dan kontrak-kontrak di luar neraca bersangkutan.
6
Koperasi untuk mampu bersaing perlu untuk mengatasi permasalahan yang
mempengaruhi tercapainya visi dan misi koperasi, “cooperative
management, officers and members must recognize the need to fully
appreciate and understand the steps involved in Risk Management.
Cooperatives must be prepared to face uncertainties due to the changing
business environment. For cooperatives to be competitive there is a need to
address issues and concerns that affect the attainment of established goals
and objectives.” (Lab-oyan,Lotes P. 2017).
7
mengambil tindakan untuk menghilangkan atau mengurangi risiko dalam
pengembangan dan pelaksanaan pemasaran.
8
that deviate from a strong concept may limit the impact and performance of
your new product or program.
C. Latihan
D. Rangkuman
Definisi Risiko Pasar (Market Risk) dijelaskan oleh Fahmi (2011: 69)
tentang risiko pasar sebagai kondisi yang dialami oleh suatu perusahaan yang
disebabkan oleh perubahan kondisi dan situasi pasar di luar dari kendali
perusahaan. Sedangkan definisi Risiko Pemasaran (Marketing Risk) merupakan
risiko yang terkait dengan memilih kegiatan pemasaran dan pemilihan target
9
pasar yang sesuai. Kegiatan pemasaran yang dimaksud terkait kampanye
pemasaran, segmentasi pasar, dengan produk yang terpilih dan perkiraan tepat
akan perkembangan pasar
E. Evaluasi
10
BAB III
Ruang Lingkup Risiko Pasar
Indikator keberhasilan: Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat dapat Memahami
dan menjelaskan Ruang Lingkup Risiko Pasar
11
bulan ke bulan berikutnya, yang mana ini disesuaikan dengan
menurunnya besar nilai dari pokok pinjaman sebagai efek dari adanya
pembayaran cicilan pokok pinjaman yang dilakukan oleh seorang debitur.
12
dan juga penjualan mata uang (currency) seperti yang dilakukan di pasar
uang.
13
Pada pasar valas ini kita dapat menggabungkan mata uang dalam dua
bentuk kategori yaitu :
1) Hard currencies
Hard currencies (mata uang keras) mencakup mata
uang yang berasal dari Negara-negara yang memiliki tingkat
kestabilan moneter tinggi atau biasanya berasal dari Negara
maju dan sering berbagai pihak menjadikan mata uang
Negara tersebut sebagai ukuran dalam mengkonversikan
dengan mata uang negaranya.Contohnya USD/JPY atau
dollar Amerika dengan Yen Jepang, USD/EUR atau dollar
Amerika dengan Euro, dan sebagainya.
2) Soft curriencies
Soft curriencies ( mata uang yang lembut) adalah
jenis mata uang yang diterbitkan oleh suatu Negara namun
jarang dipakai sebagai standar acuan dalam transaksi pasar
bisnis internasional, dengan alasan dianggap belum memiliki
nilai kelayakan.
14
2) Maksudnya berbagai investor dari berbagai Negara untuk ikut bermain
valas. Para investor dengan jumlah kepemilikan dan ayang besar dan
berbagai saran dan prasarana yang dimiliki seperti perangkat teknologi
dan para karyawan yang memiliki kualitas dan kompetensi yang tinggi.
3) Berbagai pihak baik analisis ekonomi dan non ekonomi serta para
pelaku pasar dan juga pemerintah sebagai regulator tidak pernah
mengetahui dengan pasti dimana “equilibrium point” itu berada. Titik
equilibrium bias saja setiap saat berpindah-pindah sesuai dengan
berbagai situasi dang kondisi yang terjadi.
4) Setiap pihak memiliki berbagai bentuk data dan informasi. Namun
seluruh data dan informasi tersebut bersifat masa lalu, dan tidak ada
satu pihakpun yang bias memperoleh data masa depan. Karena itu
sering sekali data masa itu hanya bias dijadikan sebagai alat prediksi
untuk mengetahui apa yang terjadi di masa depan.
15
potensial kerugian bagi bank sebagai akibat dari perubahan yang
memberi pengaruh buruk dari commodity price terhadap posisi bank yang
terkait dengan kontrak komoditas. Lebih jauh Masyud Ali memberi contoh
pada koperasi adalah “dimana kerugian yang diderita oleh investment
bank yang melakukan trading atau commodity derivative product sebagai
akibat dari terjadinya volatility atas harga dari suatu commodity tertentu.
Koperasi adalah lembaga mediasi yang bertugas menjembatani pihak-
pihak yang membutuhkan bantuan dengan tujuan mengefektifikan dan
mengefisienkan berbagai urusan. Dalam konteks ini koperasi bias saja
terserat dalam ruang risiko pada saat pihak-pihak tersbut tidak dapat
melaksanakan tugasnya secara efektif.
Jual beli di bursa komoditi sebagai bersifat fluktuatif, naik dan turun
terjadi dalam waktu yang cepat. Kondisi ini sering dijadikan keuntungan
oleh pihak spekulan yaitu dengan cara membeli pada saat harga rendah
dan menjual pada saat harga tinggi, dimana jarak ini dilihat sebagai
capital gain yaitu keuntungan yang diperoleh dari selisih harga beli dan
harga jual. Kasus di lapangan sering sekali para spekulan melakukan aksi
ambil untung dengan informasi yang tidak lengkap.Kondisi informasi yang
tidak lengkap menciptakan pasar yang tidak efisien.
Pasar tidak efisien adalah dimana suatu kondisi berbagai informasi
tidak dapat diperoleh dengan mudah dan cepat.Adapun pengertian dari
pasar efisien adalah suatu kondisi dimana informasi tentang semua harga
dapat diperoleh secara terbuka dan cepat tanpa ada hambatan yang
khusus.
Memang harus diakui mendapatkan berbagai informasi bukan
sesuatu yang mudah. Dan lebih jauh salah satu masalah dalam informasi
adalah menyangkut berbagai data dan informasi yang ada seperti
1) Seluruh informasi yang diterima adalah informasi masa lalu termasuk
informasi keuangan, karena catatan-catatan akuntansi merupakan
catatan masa lalu.
2) Data-data masa lalu tersebut bersifat time series
16
3) Data-data tersebut kemudian dipakai untuk diprediksi guna mengetahui
kondisi yang akan terjadi kedepannya, artinya data-data tersebut
sebagai alat prediksi
4) Koperasi tidak pernah memiliki data masa depan karena belum tercatat
dan belum terjadi
Kondisi pasar tidak efisien ini memiliki ruang besar untuk melakukan
spekulasi (speculation).Dan spekulasi ini tidak selamanya kita
memperoleh kondisi seperti seperti yang kita perkirakan. Ada waktu
dimana itu benar-benar di luar kendali dan rencana yang dibuat.
17
media massa baik cetak maupun elektronik akan menyebabkan terjadinya
penurunan drastis pada penjualan produk koperasi yang berpengaruh
pada koperasi laba perusahaan.
18
3. Demand risk (Risiko Permintaan)
Risiko yang mana saat permintaan yang membutuhkan produk
atau jasa jatuh atau tidak ada. ini bisa terjadi karena perubahan
dalam kebutuhan dan preferensi pelanggan. Faktor kebutuhan
juga bisa jatuh dengan tiba-tiba dikarenakan oleh inovasi yang
sebuah produk usang.
4. Concentration risk (Risiko Konsentrasi)
Risiko yang mana kebergantungan pada sejumlah kecil produk,
wilayah atau pelanggan bagi keuntungan. Sebagai contoh,
badan usaha yang 80% keuntungan dari 5 pelanggan.
5. Price risk (Risiko Harga)
Risiko harga adalah risiko yang terkait dengan risiko seperti
perang harga.
6. Distribution risk (Risiko Distribusi)
Risiko distribusi adalah risiko yang melibatkan hal-hal seperti
konflik saluran pemasaran, kehilangan mitra usaha dan risiko
ketersediaan barang / inventaris.
7. Operation risk (Risiko Operasi)
Jenis risiko yang teramat luas macamnya, hal ini termasuk
apapun yang bisa secara potensial berjalan salah dalam proses
bisnis inti. Sebagai contoh, masalah manufaktur yang berujung
pada keterlambatan peluncuran produk atau masalah rantai
persediaan yang berujung pada tingkat ketersediaan barang
yang rendah.
8. Reputation risk (Risiko Reputasi)
Risiko reputasi adalah jenis risiko yang berasal dari peristiwa
negatif seperti layanan pelanggan yang jelek menghancurkan
reputasi bisnis. Risiko reputasi bisa dilihat sebagai kesenjangan
antara bagaimana ingin dipandang sebegai sebuah mereka dan
bagaimana berperilaku sebagai sebuah badan usaha.
9. Sales risk (Risiko Penjualan)
19
Risiko penjualan adalah risiko yang terkait dengan proses
penjualan. Sebagai contoh, tenaga penjual yang bagus bisa
menarik pelanggan ke badan usaha lain.
Untuk menghindari ataupun meminimalisir berbagai macam jenis risiko
yang bisa muncul, Crane et al (2013: 15) menyebutkan bahwa
manajemen marketing sudah seharusnya memperhitungkan apa langkah-
langkah yang harus diambil dan langkah-langkah apa yang diperlukan
untuk mencapai tujuan bisnis. Langkah-langkah tersebut yang bisa diambil
termasuk:
1) Pemahaman akan langkah-langkah alternatif apa yang
sebaiknya diambil seandainya langkah pertama mengalami
kegagalan;
2) Alat-alat usaha apa yang sebaiknya digunakan demi
meminimilasir kerugian dalam manajemen pemasaran;
3) Analisis lebih dalam akan langkah-langkah alternatif apa yang
sebaiknya diambil seandainya langkah pertama mengalami
kegagalan;
4) SOP (Standar Operating Procedure) dalam mengikuti langkah-
langkah yang diperlukan.
20
(Reclusa, Ignacio. 2014)
21
Lalu Crane et al (2013: 18) menambahkan bahwa dalam manajemen risiko pasar
sebenarnya ada dua faktor pribadi yang mana akan membantu menetapkan dan
memastikan perencanaan pemasaran yang sukses, yang pertama adalah
menilai sejauh mana toleransi risiko yang dimiliki. Ketidakmampuan untuk
mengendalikan dan memperkirakan kekuatan pasar menciptakan kegelisahan.
Yang terbaik adalah jujur tentang seberapa jauh tingkat kenyamanan yang
dimiliki terkait dengan risiko yang diantisipasi membantu menetapkan
perencanaan pemasaran yang sesuai dengan situasi yang ada. Dengan
demikian, memperkuat pelaksanaanya. Pemahaman yang kuat akan posisi
financial usaha juga menghilangkan beberapa ketidakpastian akan dampak yang
mungkin terjadi dari pengambilan keputusan dalam bidang marketing. Yang
kedua adalah meningkatkan kemampuan marketing yang dimiliki. Hal ini
merupakan sebuah proses yang berkelanjutan. Struktur pasar dan faktor-faktor
yang mempengaruhi pasar terus menerus berubah secara konstan. Selalu ada
keahlian baru untuk dipelajari dan diperbaharui. Ada beragam sumber untuk
membantu mengakomodasi usaha ini termasuk interaksi langsung dengan
widyaiswara, pelatih/trainer dan konsultan. Sumber secara online juga tersedia,
salah satunya ada aplikasi sijawara yang dibuat oleh UPT Pelatihan Dinas
Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur.
C. Latihan
Sebutkan perbedaan ruang lingkup pasar Risiko Pasar (Market Risk) dan
dengan ruang lingkup pasar Risiko Pemasaran (Marketing Risk) dan bagaimana
kedua hal tersebut bisa mempengaruhi perjalanan sebuah usaha!
D. Rangkuman
Ruang Lingkup Risiko Pasar (Market Risk) dibagi menjadi dua yakni
Risiko Pasar Secara Umum (General Market Risk) dan Risiko Pasar Secara
Spesifik (Specific Market Risk). Risiko Pasar Secara Umum (General Market
Risk) sendiri ada tiga yakni Foreign exchange risk, Interest rate risk dan
Commodity position risk. Foreign exchange risk sendiri dibagi menjadi dua yakni
22
Hard currencies dan Soft curriencies. Memang tidak semua risiko ini bisa
diterapkan pada koperasi apalagi yang berskala kecil. Mungkin hanya koperasi
berskala besar terlebih lagi yang memiliki idle cash dimana Risiko Pasar Secara
Umum (General Market Risk) bisa diterapkan terlebih lagi Foreign exchange risk
semacam Hard currencies dan Soft curriencies. Dalam ruang Lingkup Risiko
Pasar (Marketing Risk), risiko marketing adalah kegagalan dan kehilangan
pemasaran potensial. Ini termasuk risiko yang terkait dengan pricing, product
development, promotion, distribution, branding, customer experience dan sales.
Berikut ini adalah beberapa jenis risiko pemasaran yang umum, yakni brand risk,
product development, demand risk, concentration risk, price risk, distribution risk,
operation risk, reputation risk, sales risk.
E. Evaluasi
1. Apa saja berbagai macam ruang lingkup pasar yang terkait dengan Risiko
Pasar (Market Risk)?
2. Apa saja berbagai macam ruang lingkup pasar yang terkait dengan Risiko
Pemasaran (Marketing Risk)?
3. Apakah pentingnya mempelajari ruang lingkup pasar yang terkait dengan
Risiko Pasar (Market Risk) dan dengan Risiko Pemasaran (Marketing
Risk)?
23
BAB IV
Kebijakan dan Penetapan Pengendalian Risiko Pasar
Indikator keberhasilan: Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat dapat Memahami
dan menjelaskan Kebijakan dan Penetapan Pengendalian Risiko Pasar
_NII = (GAP)_r
24
Dimana NII adalah perubahan dalam Net Interest Income dan r adalah
perubahan dalam interest rates. Gap analysis cukup sederhana untuk
dilaksanakan tetapi punya batasanyya, yang mana hanya bisa diterpakan
pada lembar kerja on-balance interest-rate risk, dan bahkan pada saat itu
pun hanya secara kasar.
25
dengan perbaikan perhitungan untuk memperbaiki keakuratan,
pendekatan berdasarkan durasi masih kurang akurat dibandingkan
pendekatan selanjutnya.
26
sebaliknya deviasi standar atau variansi dari hasil kembalinya. Deviasi
standar dari hasil kembali portofolio bisa dianggap sebagai pengukuran
risiko portofolio. Hal lainnya yang sama, seorang investor bisa jadi
menginginkan portofolio yang mana kembalinya memiliki nilai kembali
yang tinggi dan deviasi standar yang rendah. Tujuan ini bermaksud bahwa
investor seharusnya memilih portofolio yang memaksimalkan nilai kembali
yang diharapkan untuk setiap deviasi standar portofolio yang ada atau
secara alternatif, meminimalkan deviasi standar untuk hasil kembali yang
diharapkan. Portofolio yang memenuhi persyaratan ini sangatlah efisien
dan investor yang rasional akan selalu memilih portofolio yang efisien.
Saat dihadapkan dengan keputusan investasi, investor harus menentukan
rangkaian portofolio yang efisien dan hilangkan sisanya yang tidak efisien.
Beberapa portofolio yang efisien akan memiliki risiko yang lebih banyak
daripada lainnya, tetapi yang lebih berisiko juga akan memberikan hasi
kembali yang lebih tinggi dari yang diharapkan. Berhadapan dengan
serangkaian portofolio yang efisien, investor kemudian memilih satu
portofolio khusus berdasarkan pilihan tersendiri akan risiko dan hasil
kembali yang diharapkan. Investor yang menghindari risiko akan memilih
portofolio yang aman dengan deviasi standar yang rendah dan hasil
kembali yang rendah. Dan seorang investor yang lebih suka risiko akan
memilih portofolio yang lebih berisiko dengan hasil kembali yang lebih
tinggi.
27
memberikan perubahan harga derivatif berkaitan dengan perubahan kecil
dalam volatilitas; theta yang memberikan perubahan harga derivatif dalam
berkaitan dengan waktu, dan selanjutnya. Praktisi derivatif yang
berpengalaman bisa menggunakan perkiraan parameter ini untuk menilai
dan mengatur risiko posisi derivatif Taleb (1997) mendiskusikan
bagaimana masalah tersebut membutuhkan keahlian tertentu yang mana
harus mampu berurusan dengan sejumlah sinyal risiko yang berbeda
pada saat yang sama, dalam waktu yang terbatas, dan bisa jadi sangat
mudah berubah.
28
Misal jika besok adalah hari yang jelek, berapa besar ( nilai rupiah ) dan
berapa besar kemungkinan ( probabilitas ) kerugian yang bisa dialami
koperasi besok ( atau beberapa hari mendatang ), jawabannya besok ada
kemungkinan sebesar 5% bahwa kerugian koperasi ( karena pergerakan
harga pasar yang tidak menguntungkan ) sebesar Rp 10 juta atau lebih.
Dalam hal ini VAR menjawab pertanyaan tersebut dengan memberikan
nilai uang dari kerugian tersebut ( Rp 10 juta ), dan besar
kemungkinannya ( 5% ).
Teknik perhitungan VAR bisa menggunakan metode historis,
metode analitis dan simulasi Monte-Carlo.
a. VAR Metode Historis ( Back Simulation )
• Return dapat dihitung dengan cara
29
dideduksi ( diambil ) dari distribusi ( nilai yang diharapkan dan
penyimpangan )
Tabel data perhitungan VAR untuk Portofolio
A B
Return yang 12% 10,5%
diharapkan
Standar deviasi 15% 18%
Nilai investasi Rp 20 M Rp 12 M
95% value at risk Rp 2,55 M Rp 2,3 M
Korelasi A 0,55
dengan B
30
Tingkat Probabilitas Probabilitas
keuntungan (%) Kumulatif
1 -0,5 0,05 0-4
2 -0,25 0,05 5-9
3 0 0,1 10-19
4 0,1 0,1 20-29
5 0,5 0,25 30-54
6 1 0,15 54-69
7 1,2 0,1 70-79
8 1,25 0,1 80-89
9 2,25 0,05 90-94
10 3 0,05 95-99
Jumlah 1
31
Run pertama memunculkan angka random 31. Angka 31 tersebut
berkaitan dengan tingkat keuntungan 0,5 (probabilitas komulatifnya 30-
54). Proses tersebut bisa diulang-ulang sampe 100 kali, 500 kali , atau
1.000 kali. Setelah proses tersebut diulang – ulang, kita akan memperoleh
distribusinya. Sebagai contoh, tabel dan bagan berikut ini menyajikan
distribusi yang dihasilkan melalui 100 kali run.
Tabel Distribusi Frekuensi hasil simulasi
Tingkat Frekuensi
Keuntungan
-0,5 3
-0,25 5
0 10
0,1 7
0,5 25
1 18
1,2 6
1,25 12
2,25 3
3 11
Jumlah 100
32
d. Pemodelan VAR
Hubungan antara perubahan tingkat bunga dengan nilai obligasi
dP/P = -D {dR/(1+R)}
Dimana dP = Perubahan harga
P = Harga obligasi
D = Durasi obligasi
dR = Perubahan tingkat bunga
R = tingkat bunga
e. VAR untuk periode yang lebih panjang
Misal untuk melikuidasi posisi portofolio, waktu satu hari tidak
cukup. Memerlukan waktu, misal 5 hari. Padahal kita menghitung VAR
dengan menggunakan periode harian. Dalam situasi demikian VAR harian
harus dikonversi menjadi VAR 5 hari.
Dengan menggunakan rumus
VAR(n) = VAR(harian) x
Risiko pasar merupakan risiko terjadinya penurunan harga pasar
sehingga kita akan mengalami kerugian. Pengukuran risiko pasar bisa
dilakukan dengan deviasi standar yang praktis dan merupakan cikal bakal
teknik berikutnya yaitu VAR (Value At Risk). VAR merupakan teknik
pengukuran risiko pasar yang semakin popular. Ada beberapa cara untuk
menghitung VAR data historis, analitik, dan simulasi. VAR mempunyai
kelemahan karena tidak bisa melihat kondisi ekstrim.
33
keseluruhan. Rencana manajemen usaha secara keseluruhan seharusnya
dikoordinasikan deng perencanaan manajemen untuk aspek operasional
atau produksi, keuangan, hukum dan sumber daya manusia. Sebagai
contoh, keputusan marketing seringkali melibatkan persyaratan kontrak
yang memiliki implikasi hukum. Kunci dalam kebijakan dan penetapan
pengendalian risiko pemasaran (marketing risk) sebagaimana disebutkan
Lund (2015) adalah bagaimana membuat manajemen risiko pemasaran
yang benar-benar bekerja efektif:
34
strategis. Jalur pengembangan yang rumit atau lama bisa
memungkinkan untuk menyimpang dari konsep awal. Kemampuan
untuk mengembangkan program baru atau produk baru untuk
disetujui secara konsep selama pengembangan bisa mengurangi
risiko mengikuti peluncuran (launch) program atau produk tersebut.
4. Peluncuran (Launch)
Ada banyak variable yang memasukkan risiko mengikuti
peluncuran. Sebuah tim yang berfokus pada kepemimpinan yang
mendukung dan melindungi inisiatif stretegis utama dari faktor risiko
internal sepeerti pemotongan anggaran, kurangnya dukungan
penjualan, atau komplikasi operasional bisa meningkatkan hasil.
Mengurangi risiko internal program baru atau produk baru
memberikan peluang yang lebih baik di pasar.
5. Kegagalan Koperasi atau Produk (Company or product
failure)
Manajemen risiko yang solid dan berkesinambungan
menaruh penanda operasional untuk mencegah badan usaha dari
memiliki masalah hubungan masyarakat atau pasar yang signifikan.
Badan usaha yang bagus harus memiliki baik program manajemen
krisis dan manajemen kualitas.
6. Produk yang sudah ada (Established products)
Cara yang bagus untuk siap bagi perubahan pasar adalah
mengawasi secara terus menerus pasar dan memastikan baik unit
pemasaran dan operasional terus terinformasi akan risiko pasar
potensial yang baru. Masalah baru apapun yang mengkhawatirkan
bisa memicu respon perencanaan dengan unit usaha yang
dibutuhkan.
35
hal marketing. Ada enam keputusan dasar yang mana berdasarkan pada
tindakan pemasaran, yakni:
36
Pengembangan produk baru bisa didefinisikan sebagai
pengembangan produk awal dan produk baru melalui usaha
pengembangan dan penelitian organisasi usaha. produk baru memiliki
tingkat kegagalan tinggi dikarenakan beberapa alasan, yakni, rancangan
jelek, kesalahan pemberian harga (pricing), komunikasi marketing buruk,
kelebihan biaya, dll.
37
4. Pengembangan Strategi Pemasaran (Marketing Strategy
Development):
Menciptakan rencana strategi pemasaran yang termasuk: ukuran
struktur dan perilaku target pasar, penjualan dan penempatan posisi
produk yang direncanakan, tujuan keuntungan selama beberapa tahun
pertama. Harga produk yang direncanakan, strategi distribusi dan
anggaran pemasaran. Penjualan jangka panjang dan tujuan
keuntungan dan bauran pemasaran jangka panjang.
38
8. Komersialisasi (Commercialization):
Dengan komersialisasi ada 3 pertanyaan strategis utama yakni kapan
(when), dimana (where) dan bagaimana (how). Penempatan waktu
bisa jadi saat pertama masuk atau saat terlambat masuk. Strategi
geografis dimulai secara local atau nasional. Strategi pasar perkenalan
menggunakan bauran pemasaran (iklan, even, insentif, dlll).
39
Perlu diingat bahwa untuk mencapai kinerja pemasaran yang
bagus harus konsisten dengan strategi pemasaran. penting untuk
memahami beragam jeni tugas pemsaran, dari pengiriman, negosiasi
pasar, pendidikan pelanggan, dll. manajemen juga harus
mempertimbangkan kesulitan kinerja pemasaran dari kerumitan dan
lamanya tugas pemasaran.
C. Latihan
D. Rangkuman
40
sell), Apa bentuk, nilai atau kualitas untuk menjual (What form, grade or quality
to sell), Bagaimana memberikan harga (How to price), Apa pelayanan yang
digunakan (What services to use) dan Kapan dan bagaimana mengirimkan
(When and how to deliver)
E. Evaluasi
1. Bagaimana yang dimaksud dengan Kebijakan dan Penetapan
Pengendalian Risiko Pasar (Market Risk)?
2. Bagaimana yang dimaksud dengan Kebijakan dan Penetapan
Pengendalian Risiko Pemasaran (Marketing Risk)?
3. Apakah pentingnya mempelajari Kebijakan dan Penetapan Pengendalian
Risiko Risiko Pasar (Market Risk) dan dengan Risiko Pemasaran
(Marketing Risk) dalam penerapan manajemen risiko pasar?
41
BAB V
Penyelesaian Risiko Pasar
Indikator keberhasilan: Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat dapat Memahami
dan menjelaskan Penyelesaian Risiko Pasar
42
3. Control (Dinaikkan, diturunkan atau dihilangkan)
Misalnya apabila risiko yang ada dapat dikendalikan dengan tata
kelola yang baik, atau melalui pengoperasian exit strategy.
4. Reduce (Dikurangi)
Misalnya apabila bisa mengurango risiko yang ada dengan
mendiversifikasi portofolio yang ada, atau membagi risiko dengan
pihak lain.
5. Minimize (Dipagari)
Misalnya apabila risiko yang ada dapat dilindungi secara artificial,
misalnya risiko dinetralisir sampai batas tertentu dengan
instrumen derivatif.
43
3. Carilah informasi mengenai kunci kesuksesan bisnis. Hal
tersebut bisa membantu untuk menentukan langkah-langkah apa
saja yang bisa membuat usaha berkembang, dan langkah apa
saja yang tidak perlu dilakukan untuk mengurangi munculnya
resiko yang tidak diinginkan.
4. Sesuaikan besar modal usaha yang dimiliki dengan resiko usaha
yang akan di ambil. Jangan terlalu memaksakan diri untuk
mengambil peluang usaha yang beresiko besar, jika modal
usaha yang miliki juga masih terbatas.
5. Kesuksesan bisnis bisa di bangun dengan adanya keteguhan
hati (persistence) yang didukung kreatifitas. Dengan keteguhan
hati dalam mencapai kesuksesan serta kreatifitas untuk
mengembangkan usaha dengan ide-ide baru. Maka segala
resiko yang muncul bisa atasi dengan baik.
6. Cari informasi tentang prospek bisnis tersebut sebelum
mengambil sebuah resiko. Saat ini banyak peluang usaha yang
tiba-tiba booming, namun prospek bisnisnya tidak bisa bertahan
lama. Hanya dalam hitungan bulan saja, bisnis tersebut surut
seiring dengan bergantinya trend pasar. Sebaiknya menghindari
jenis peluang usaha seperti itu, karena resikonya cukup besar.
7. Ketahui seberapa besar tingkat kesadaran masyarakat akan
merek produk (brand awareness), begitu juga tingkat kebutuhan
(demand) akan jenis produk tersebut.
44
pengalaman untuk memandu dan memastikan terjaganya sudut pandang
pelanggan.
45
atau rencana mitigasi. Manajemen risiko pemasaran bukanlah
masalah yang sederhana tetapi usaha yang teratur dan konsisten akan
membuat perbedaan besar. Sebagaimana pernah dikatakan oleh Ben
Franklin, “An ounce of prevention is worth a pound of cure” (satu ons
pencegahan lebih baik daripada satu pons obat). Wilalayah usaha
pemasaran menghadapi terlalu banyak faktor risiko, beberapa faktor
eksternal dari luar, sedangkan lainnya faktor internal dari dalam. Untuk
mengatasi faktor-faktor ini, manajemen badan usaha dan setiap orang
didalamnya harus mengikuti langkah-langkah mitigasi tertentu. Hal
tersebut termasuk identifikasi, penilaian dan prioritasisasi risiko, diikuti
dengan penerapan strategi untuk mengurangi atau memitigasi dampak
kejadian, dan pengendalian kemungkinan peristiwa yang tidak
menguntungkan.
46
3. Menaksir Risiko (Risk assess): Ini terdiri dari menentukan
kemungkinan terjadi dari setiap risiko yang diidentifikasi,
memperhitungkan dampak intensitasnya, dan menetapkan
standarisasi untuk membandingkan satu dengan lainnya.
4. Rencanakan tindakan (Plan action): Rencana diciptakan untuk
memastikan tindakan yang benar dilaksanakan dalam waktu yang
tepat.
5. Manajemen Risiko (Risk management): Secara keseluruhan semua
proses tindakan manajemen risiko.
6. Pengendalian (Control): Setelah kegiatan penilaian risiko, tim
manajemen akan memprioritaskan risiko dan mengambil keputusan
akan bagaimana menggunakan sumber daya yang ada hingga tidak
ada akibat jelek. Rencana mitigasi akan diciptakan, dan sumber daya
akan dialokasikan untuk membantu pelaksanaan.
7. Pengukuran (Measure): Mengidentifikasi jumlah risiko dengan
standar deviasi, beta, value at risk etc.
8. Penerapan (Implementation): Strategi dan komponen prencanaan
telah dianalisa dan diimplementasikan.
47
Matriks Ansoff (Ansoff Matrix) ialah alat yang sangat menolong
dalam memutuskan sasaran pemasaran. Keadaan yang mana
koperasi berlomba bisa disederhanakan menjadi dua dimensi saja—
produk dan pasar. Bahkan guna lebih sederhananya, kerangka kerja
Ansoff hanya berkata tentang apa yang dipasarkan (produk) dan untuk
siapa produk tersebut dipasarkan (pasar). Dalam kerangka kerja ini,
Ansoff memutuskan empat pilihan tindakan yang mungkin untuk
koperasi sebagai berikut:
1. sell its existing products into existing markets as it knows its
customers, has established channels and so on (Menjual
produk yang ada ke pasar yang ada)
2. to develop new products for existing markets (customers),
through a ‘Product Development’ strategy (Memperpanjang
(memperluas) produk yang baru ke pasar yang ada)
3. taking existing products into new markets using a ‘Market
Development’ strategy (Mengembangkan produk yang ada
untuk pasar yang baru)
4. ‘Diversification’, which is developing new products for new
markets (Mengembangkan produk baru untuk pasar baru)
48
Matriks dalam tampilan 1 menyatakan konsep tersebut.
Tampak jelas bahwa sasaran pemasaran yang mungkin
dilaksanakan mempunyai rentang yang lebar, sebab adanya tingkat
kebaruan teknologi dan tingkat kebaruan pasar. Matriks Ansoff
menyerahkan suatu kerangka kerja logis di mana koperasi bisa
dikembangkan di bawah empat tajuk utama.
Sasaran pemasaran hanya sehubungan dengan produk dan pasar
saja. Karena melulu dengan mengerjakan penjualan saja maka target
finansial koperasi bisa dicapai, elemen laksana periklanan, harga dan
tingkat servis ialah cara (atau strategi) guna melakukannya. Faktor-
faktor laksana sasaran penetapan harga, sasaran promosi penjualan
dan sasaran periklanan jangan dirancukan oleh sasaran pemasaran.
Sasaran pemasaran (marketing objectives) ialah seleksi komitmen
kuantitatif dan kualitatif pemasaran, seringkali dinyatakan baik dalam
format standar kinerja untuk sebuah periode operasi atau situasi
tertentu untuk dijangkau dalam tenggang masa-masa yang diberikan.
Standar kinerja (performance standard) seringkali dinyatakan dalam
49
format volume penjualan dan sejumlah macam ukuran
kemampulabaan. Kondisi yang akan dijangkau biasanya ialah suatu
persentase pangsa pasar dan sekian banyak macam komitmen
lainnya, laksana persentase tertentu dari keseluruhan sebuah
pengecer jenis tertentu.
Sasaran mesti lumayan spesifik guna dapat menunjukkan suatu
organisasi pada tindakan-tindakan yang disyaratkan, dan mesti
menjadi acuan guna pengukuran kinerja perusahaan. Sasaran
(objectives) ialah inti dari perbuatan manajerial, yang menyerahkan
arah pada perencanaan yang dibuat. Dengan menanyakan di mana
sebuah operasi akan diselenggarakan pada masa-masa tertentu di
masa yang bakal datang, sebuah koperasi memutuskan sasaran.
Sasaran yang kabur justru membuat perencanaan menjadi turun
kualitasnya. Hal ini seringkali diakibatkan oleh kecenderungan insan
untuk berpikiran tidak jarang kali berharap, yang lebih ingin tampak
sebagai penggembira ketimbang pemimpin pemasaran yang serius.
Hingga pada waktu ini masih terus diperdebatkan apakah istilah-istilah
pengarah laksana “menurun”, “optimalisasi”, dan “minimalisasi” dapat
dipakai sebagai sasaran. Kecuali ada sebuah metode pengukuran,
sebuah alat ukur, yang dapat dipakai mengkuantifikasi pergerakan
kearah pencapaian sasaran, maka penetapan sasaran tidak tidak
sedikit artinya.
Suatu sasaran mengandung tiga unsur sebagai berikut:
1. Ciri-ciri eksklusif yang dipilih sebagai ukuran keefisienan.
2. Alat ukur atau skala yang dipakai untuk mengukur ciri-ciri khusus.
3. Nilai-nilai tertentu pada skala yang ingin dijangkau perusahaan.
Misalnya, guna sasaran sebagai pemegang posisi nomor satu
pasar dunia, pangsa pasar ialah cirinya, pasar dunia ialah skalanya,
dan nomor satu ialah nilai yang hendak dicapai. Sasaran pemasaran
sehubungan dengan setiap dari keempat kelompok dalam matriks
Ansoff sebagai berikut:
50
1. Produk yang terdapat di pasar yang ada. Kalompok ini beraagam
dan tidak sedikit serta mesti diputuskan untuk seluruh produk utama
dan grup konsumen yang terdapat (segmen)
2. Produk baru di pasar yang ada.
3. Produk baru yang terdapat di pasar baru.
4. Produk baru di pasar baru.
Jika diterjemahkan secara sederhana, strategi produk dan pasar
berarti jalur yang dipilih untuk menjangkau target koperasi melewati
rentang produk yang ditawarkan pada segmen pasar yang dipilih.
Strategi pasar dan produk adalah suatu komitmen pada sebuah
arahan masa depan untuk perusahaan. Sasaran pemasaran hanya
bersangkutan semata-mata dengan produk dan pasar. Berkaitan
dengan produk dan pasar, ada 3 teknik pengukuran risiko pasar:
51
terlalu murah, terasa mahal dan terlalu mahal dan dikaitkan
dengan kualitas yang diterima
Arahan pemasaran umum yang membawa koperasi pada sasaran
yang hendak dicapai, mengalir dari siklus hidup dan analisis portofolio
yang dilaksanakan dalam audit dan berkisar di dekat keputusan logis
sebagai berikut:
1. Memelihara (maintain) seringkali mengacu pada jenis produk dan
pasar “sapi perah” dan mencerminkan kemauan untuk memelihara
posisi bersaing.
2. Meningkat (improve) seringkali mengacu pada jenis produk dan
pasar “bintang” dan mencerminkan kemauan untuk menambah posisi
berlomba dalam pasar yang menarik.
3. Menuai (harvest) seringkali mengacu pada produk dan pasar jenis
“anjing” dan mencerminkan kemauan untuk mencungkil posisi
berlomba demi deviden jangka pendek dan aliran kas.
4. Keluar (exit) seringkali mengacu pada jenis produk dan pasar
“anjing” dan kadangkala untuk kumpulan “tanda Tanya”. Ini
menggambarkan suatu kemauan untuk menjual sebab suatu posisi
bersaingnya yang lemah, atau sebab kendala ongkos untuk tetap
bermukim di pasar, serta tingginya resiko bila hendak meningkatkan
posisi.
5. Masuk (enter) seringkali mengacu pada sebuah bidang bisnis baru.
Tindakan hati-hati mesti diambil supaya tidak mengekor secara
membabi buta sebentuk “aturan” atau pedoman yang sehubungan*
dengan keputusan sebelumnya. Penggunaan label laksana* anjing
dan sapi perah sebagai acuan untuk* bisnis atau produk bahwasannya
harus dihindari.
.
C. Latihan
52
kedua hal tersebut bisa mempengaruhi perjalanan sebuah usaha dalam aspek
manajemen risiko pasar!
D. Rangkuman
E. Evaluasi
53
BAB V
PENUTUP
A. Rangkuman
54
kas, (2) mengurangi kemungkinan badan usaha mengalami financial distress,
dan (3) mengurangi kemungkinan badan usaha terpaksa mencari pendanaan
baru untuk menutupi kerugian akibat risiko ataupun untuk mendanai investasi
baru.
Terkadang, badan usaha tidak mengerti benar mengenai risiko apa yang
mereka tanggung dan dampaknya terhadap bisnis. Misalnya, koperasi
melakukan investasi yang menjanjikan return tinggi namun ternyata gagal
dan mereka hanya menjadi korban penipuan belaka.
Selain memahami jenis risiko yang dihadapi, badan usaha juga harus
memahami seberapa besar risiko yang mereka tanggung. Kemudian, Anda
juga harus memahami bahwa setiap unit bisnis memiliki risiko yang berbeda
dan bisa saja berhubungan satu sama lain. Anda juga harus memahami
bagaimana risiko tersebut berdampak terhadap risiko keseluruhan.
Dalam kata lain, badan usaha harus memiliki pandangan secara lebih
terintegrasi. Misalnya, koperasi, harus bisa mengidentifikasi bahwa adanya
penurunan dalam industri ritel dan simpan pinjam mengakibatkan risiko
55
antara lain: risiko volume bisnis berkaitan dengan pelayanan, risiko kredit
(risiko pinjaman belum dibayar) dan risiko pasar berkaitan dengan investasi
misalnya di obligasi perusahaan.
B. Kesimpulan
Tentu saja memang berbeda dengan risiko kredit yang sudah melekat
begitu dana kredit itu disalurkan, risiko pasar baru bisa terlihat dalam waktu
yang agak lama. Misalnya, ketika debitor mengalami masalah akibat
56
perubahan makro yang memburuk. Sebagai konsekuensinya, harus
merestrukturisasi kredit yang ada dengan memberikan diskon bunga sebagai
contohnya. Hal-hal seperti itu menjadi bagian dari risiko pasar Akan tetapi,
tentu saja kemajuan sebuah Koperasi ditentukan oleh seluruh fungsi yang
ada di lingkup Koperasi itu sendiri, baik yang berkaitan dengan fungsi
perangkat organisasi Koperasi, serta yang tidak kalah pentingnya adalah
partisipasi dari seluruh anggota Koperasi baik selaku pemilik maupun sebagai
pengguna jasa Koperasi, dengan tetap mengacu pada prinsip Koperasi yang
merupakan intisari dari dasar kerja Koperasi sebagai badan usaha serta
merupakan ciri khas Koperasi.
57
DAFTAR PUSTAKA
Armstrong, Gary., Kotler, Philip., & Opresnik, Marc O. 2017. Marketing An Introduction
Thirteenth Edition Global Edition. Essex: Pearson Education Limited.
Crane, Laurence, et al. 2013. Introduction to Risk Management Second Edition. United
States Department of Agriculture National Institute of Food and Agriculture:
Extension Risk Management Education and Risk Management Agency.
Dowd, Kevin. 2002. An Introduction to Market Risk Measurement. West Sussex: John
Wiley & Sons Ltd.
Fahmi, Irham. 2018. Manajemen Risiko: Teori, Kasus, dan Solusi. Bandung: Penerbit
Alfabeta.
Iverson, David. 2013. Strategic Risk Management: A Practical Guide to Portfolio Risk
Management. Singapore: John Wiley & Sons Singaapore Pte Ltd.
Lab-oyan,Lotes P. 2017. Risk Management in Cooperative Operations. Herald Express.
Retrieved from <https://www.baguioheraldexpressonline.com/risk-
management-in-cooperative-operations/> accessed 02/02/2020
Laeliyah, Siti dkk. 2015. Makalah Risiko Pasar Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata
Kuliah Manajemen Risiko. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas
Islam Negeri Walisongo Semarang. Retrieved from http://nurus-
sholihah.blogspot.com/2015/10/risiko-pasar-makalah-disusun-guna.html
accessed 02/02/2020
Lund, David. 2015. What Could Go Wrong? Protect Yourself From Marketing Risk
Retrieved from <https://www.business2community.com/marketing/go-wrong-
protect-marketing-risk-01133907> accessed 02/02/2020
Puspitarini, Triana. 2014. Ruang Lingkup Manajemen Risiko, Penanggulangan Risiko,
Manfaat Manajemen Risiko, Manfaat Asuransi Dalam Kegiatan Ekonomi
Dan Sosial. Manajemen Keuangan Universitas Gunadarma. Retrieved from
http://anatrianapuspitarini.blogspot.com/2014/11/ruang-lingkup-manajemen-
risiko.html accessed 02/02/2020
Reclusa, Ignacio. 2014. Operational Risk: Marketing and Sales Risk.
www.ignacioreclusa.com: Risk Management and Insurance.
58
Spacey, John. 2017. 9 Types of Marketing Risk. Simplicable. Retrieved from
<https://simplicable.com/new/marketing-risk> accessed 02/02/2020
Wahyono, Budi. 2012. Bagaimana Menetapkan Sasaran Pemasaran? Pendidikan
Ekonomi Retrieved from
<http://www.pendidikanekonomi.com/2012/09/normal-0-false-false-false-en-
us-x-none.html> accessed 02/02/2020
Marketing Risks. In: ManagementMania.com [online]. Wilmington (DE) 2011-2020,
09/22/2015 [cit. 02/07/2020]. Available at: <https://managementmania.
com/en/marketing-risks> accessed 02/02/2020
59
BIODATA PENULIS
60