Anda di halaman 1dari 64

MODUL

MANAJEMEN RISIKO PASAR


15-17 MARET 2016

Disusun Oleh:

MARIO DWI PUTRA LESMANA,S.S.,M.Pd.


WIDYAISWARA AHLI PERTAMA

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH
UPT PELATIHAN KOPERASI DAN
UKM
Jl. Teluk Pacitan No. 47-48 Gedung Teknologi Informasi (TI) VEDC Arjosari-Blimbing

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkah dan rahmat-Nya, modul Manajemen Risiko Pasar ini dapat
diselesaikan. Modul ini adalah sebagai bahan ajar yang akan diberikan

i
kepada peserta pelatihan Manajemen Risiko Koperasi dengan peserta yang
berasal dari pengurus, pengawas,maupun manajer koperasi di wilayah
Kabupaten/ Kota di Jawa Timur. Dengan adanya modul ini diharapkan dapat
membantu peserta pelatihan dalam memahami dan melakukan pengendalian
dan penyelesaian risiko yang dihadapi koperasi, khusunya risiko Pasar.

Modul ini merupakan hasil dari rangkaian kegiatan seminar


penyusunan dan pembahasan kurikulum dan silabi serta modul yang
diselenggarakan oleh UPT Pelatihan Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur
dengan melibatkan seluruh widyaiswara di lingkungan UPT Pelatihan Kopeasi
dan UKM Provinsi Jawa Timur serta stakeholder dan pihak-pihak terkait.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah


membatu penyelesaian modul ini. Tak dapat dipungkiri masih banyak terdapat
kekurangan dan ketidaksempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan isi modul dimasa yang
akan datang. Akhirnya, kami berharap semoga modul ini memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya terhadap kegiatan belajar mengajar di UPT
Pelatihan Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur.

Malang, 10 Februari 2020


Plt Kepala UPT Pelatihan Koperasi, dan
UKM Provinsi Jawa Timur

Ir. Sumbangto, MM
Pembina Tingkat I
19630824 198903 1 011

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Deskripsi Singkat .............................................................................. 2
C. Manfaat Modul................................................................................... 2
D. Tujuan Pembelajaran......................................................................... 2
1. Kompetensi Dasar....................................
...................................................................
.................................................................2
2. Indikator Keberhasilan.............................
...................................................................
.................................................................2
E. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok.................................................. 3
F. Petunjuk Belajar................................................................................. 3

BAB II. Definisi Risiko Pasar............................................................................... 5


A. Risiko Pasar (Market Risk)................................................................. 5
B. Risiko Pemasaran (Marketing Risk)................................................... 6
C. Latihan............................................................................................... 9
D. Rangkuman....................................................................................... 9
E. Evaluasi............................................................................................. 10

BAB III. Ruang Lingkup Risiko Pasar................................................................... 11


A. Ruang Lingkup Risiko Pasar (Market Risk)……................................. 11
B. Ruang Lingkup Risiko Pemasaran (Marketing Risk) …….................. 18
C. Latihan............................................................................................... 22
D. Rangkuman....................................................................................... 22
E. Evaluasi............................................................................................. 23

BAB IV. Kebijakan dan Penetapan Pengendalian Risiko Pasar......................... 24

A. Kebijakan dan Penetapan Pengendalian Risiko Pasar..................... 24

B. Kebijakan dan Penetapan Pengendalian Risiko Pemasaran............ 33


C. Latihan............................................................................................... 40

iii
D. Rangkuman....................................................................................... 40
E. Evaluasi............................................................................................. 41

BAB V. Penyelesaian Risiko Pasar.................................................................... 42

A. Penyelesaian Risiko Pasar(Market Risk).......................................... 38

B. Penyelesaian Risiko Pemasaran (Marketing Risk)........................... 43


C. Latihan............................................................................................... 52
D. Rangkuman....................................................................................... 52
E. Evaluasi............................................................................................. 53

BAB VI. Penutup................................................................................................ 54

A. Rangkuman........................................................................................ 54

B. Kesimpulan........................................................................................ 57
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 58
BIO DATA.......................................................................................................... 60

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Koperasi merupakan organisasi usaha berbadan hukum yang memiliki
sifat sosial, hal ini bukan berarti koperasi tidak boleh mencari profit dari usaha
yang dimiliki koperasi, malah sebaliknya karena pada akhirnya profit yang
didapatkan dari usaha koperasi meningkatkan SHU dan kesejahteraan
anggotanya. Untuk meningkatkan profit diperlukan perkembangan usaha
koperasi dan hal tersebut memang berisiko dan tergantung pada usaha keaktifan
dan berfungsinya POK (Perangkat Organisasi Koperasi) yakni Rapat Anggota,
Pengurus dan Pengawas. Pada umumnya saat berusaha orang tidak ingin
bertemu dengan resiko tapi seperti segala sesuatu dalam hidup pasti ada
risikonya karena memang risiko merupakan bagian integral kehidupan. Dengan
kata lain, risiko memang tidak bisa dihindari, tapi bisa dikenali, diantisipasi dan
diminimalisir karena semua bagian kehidupan memang mengandung resiko.
Resiko merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan, tak ada hidup
tanpa resiko, setiap hari ada resiko, baik sebagai perorangan, maupun sebagai
organisasi usaha. Tentu saja resiko tidak bisa dibiarkan begitu saja, tiap badan
usaha harus berusaha melindungi diri terhadap resiko apabila tidak ingin
mengalami kerugian.
Agar resiko tidak menghalangi kegiatan badan usaha, maka
seharusnyalah itu dimanajemeni dengan sebaik-baiknya. Diklat Manajemen
Resiko pertama-tama bertugas mengidentifikasikan resiko-resiko yang dihadapi,
sesudah itu mengukur atau menentukan besarnya resiko itu dan kemudian
barulah dapat dicarikan jalan untuk menghadapi ataau menangani resiko itu. Ini
berarti badan usaha harus menyusun strategi untuk memperkecil ataupun
mengendalikan resiko apa saja yang dihadapi badan usaha, bagaimana dampak
resiko itu terhadap kehidupan bisnis badan usaha, resiko mana yang harus
dihadapi sendiri, mana yang harus dipindahkan kepada asuransi. Metode
Manajemen Resiko mana yang cocok dan efisien untuk menyelesaikan risiko
pasar yang dihadapi badan usaha. Untuk lebih memajukan gerakan koperasi
dalam bidang usaha diperlukan adanya pemahaman manajemen risiko akan
pemasaran. Untuk lebih menanamkan manajemen risiko akan pemasaran ini

1
diperlukan pembinaan lebih dalam dan untuk itu diperlukan Diklat Teknis
manajemen risiko dengan modul-modul pendukung seperti ini. Diklat Teknis
manajemen risiko dengan mata diklat Risiko Pasar ini pada esensinya
mempunyai tujuan untuk meningkatkan kemampuan manajemen tentang konsep
dan teknis manajemen risiko pasar agar dapat lebih mengembangkan usaha
koperasi.

B. Deskripsi Singkat

Mata Diklat ini membahas Definisi Risiko Pasar, Ruang Lingkup Risiko
Pasar, Kebijakan dan Penetapan Pengendalian Risiko Pasar dan Penyelesaian
Risiko Pasar pada manajemen kegiatan usaha koperasi.

C. Manfaat Bahan Ajar Bagi Peserta

Manfaat yang dapat diperoleh peserta diklat dengan tersedianya modul


risiko pasar ini, Peserta dapat memahami Penerapan manajemen risiko terlebih
tentang risiko pasar pada manajemen kegiatan usaha koperasi.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Hasil Belajar
Setelah mengikuti pembelajaran ini, Peserta dapat memahami Penerapan
manajemen risiko terlebih tentang risiko pasar pada manajemen kegiatan
usaha koperasi.

2. Indikator Hasil Belajar


Peserta dapat:
1) Memahami dan menjelaskan Definisi Risiko Pasar,
2) Memahami dan menjelaskan Ruang Lingkup Risiko Pasar,
3) Memahami dan menjelaskan Kebijakan dan Penetapan Pengendalian
Risiko Pasar, dan
4) Memahami dan menjelaskan Penyelesaian Risiko Pasar.

2
E. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok
a. Materi Pokok:
1) Definisi Risiko Pasar
2) Ruang Lingkup Risiko Pasar
3) Kebijakan dan Penetapan Pengendalian Risiko Pasar
4) Penyelesaian Risiko Pasar
b. Sub Materi Pokok:
1.1. Risiko Pasar (Market Risk)
1.2. Risiko Pemasaran (Marketing Risk)
2.1 Ruang Lingkup Risiko Pasar (Market Risk)
2.2 Ruang Lingkup Risiko Pemasaran(Marketing Risk)
3.1 Kebijakan dan Penetapan Pengendalian Risiko Pasar (Market Risk)
3.2 Kebijakan dan Penetapan Pengendalian Risiko Pemasaran(Marketing
Risk)
4.1 Penyelesaian Risiko Pasar (Market Risk)
4.2 Penyelesaian Risiko Pemasaran(Marketing Risk)

F. Petunjuk Belajar

Setelah membaca modul dengan penuh ketelitian, ketekunan dan


kecermatan serta menyelesaikan semua latihan dan evaluasi dengan
sesungguhnya, hal tersebut berarti bahwa peserta sudah bisa memfasilitasi
proses pembelajaran dengan mengetahui, memahami dan menerapkan
manajemen risiko terlebih tentang risiko pasar pada manajemen kegiatan usaha
koperasi.yang merupakan tujuan dari diselesaikannya modul ini.

Supaya segalanya lancar dan tujuan pembelajaran bisa tercapai, ada langkah-
langkah berikut yang bisa diikuti:
1. Membaca modul dengan secermat mungkin serta memahami setiap tujuan
pembelajaran yang diikutsertakan pada setiap awal bab.
2. Mempelajari setiap bab yang ada dengan urut diawali dari bab yang pertama
hingga bab terakhir.
3. Mengerjakan latihan atau evaluasi yang ada sebagai tugas lebih lanjut dalam
memahami setiap isi bab lebih dalam.

3
4. Mempelajari bahan-bahan bacaan yang berasal dari daftar pustaka
sebagaimana yang dipakai dalam penyusunan modul ini demi menambah
wawasan dan memperluas pandangan.

Pada khususnya yang perlu dilakukan supaya bisa menjadi lebih baik dalam
memahami materi yang ada dalam modul ini adalah:
1. Diharapkan bahwa selama mengikuti sesi pembelajaran, selalu aktif apabila
ada metode diskusi, tanya jawab serta aktifitas latihan.
2. Dilakukan latihan dengan membentuk kelompok diskusi.
3. Diharapkan bahwa didapatkan pemahaman lebih mendalam dengan
mengerjakan latihan yang terdapat dalam setiap bab.
4. Dengan memahami lebih dalam akan rancang bangun dan rencana
pembelajaran yang ada dalam modul ini diharapkan bisa lebih memahami
penerapan manajemen risiko terlebih tentang risiko pasar pada manajemen
kegiatan usaha koperasi dan membawa pengetahuan tersebut ke
koperasimya masing-masing.
5. Disarankan untuk mempelajari modul dan materi lain yang terkait dengan
pembelajaran yang ada dalam modul ini.

Tidak ada kata terlambat ataupun terlalu tua untuk mencari ilmu baru, sukses
belajar!

4
BAB II
Definisi Risiko Pasar

Indikator keberhasilan: Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat dapat Memahami
dan menjelaskan Definisi Risiko Pasar

A. Definisi Risiko Pasar (Market Risk)


Fahmi (2011: 69) menjelaskan tentang risiko pasar sebagai kondisi
yang dialami oleh suatu koperasi yang disebabkan oleh perubahan kondisi
dan situasi pasar di luar dari kendali perusahaan. Risiko pasar sering disebut
juga sebagai risiko yang menyeluruh, karena sifat umumnya adalah bersifat
menyeluruh dan di alami oleh seluruh perusahaan. Contohnya krisis
ekonomi dunia tahun 1930-an, krisis ekonomi Indonesia 1997 dan 1998,
coupd’tat yang terjadi di Filipina pada saat presiden Marcos di ambil alih oleh
kekuatan People Power hingga Corazon Aquino menjadi presiden, Amerika
Serikat pada kasus Subrime Mortgage 2007, Thailand pada saat Bank
Sentral Thailand melakukan devaluasi Bath yang menyebabkan terjadinya
kegoncangan pada ekonomi Thailand secara keseluruhan, perang Teluk
yang menyebabkan beberapa Negara di kawasan Timur Tengah seperti Irak
dan Kuwait mengalami kegoncangan ekonomi, dan berbagai kasus yang
menyeluruh lainnya. Dalam kaitannya dengan Manajemen Risiko Pasar,
risiko pasar hadir adanya pergerakan harga pasar (adverse movement) dari
portofolio aset yang dipunyai oleh koperasi dan bisa merugikan koperasi.
Risiko ini melulu muncul andai koperasi memegang aset, tetapi tidak untuk
dipunyai atau dipegang sampai jatuh tempo, tetapi untuk dipasarkan
kembali. Lazimnya, jangkauan risiko pasar mencakup risiko nilai tukar, risiko
komoditas, dan risiko ekuitas. Risiko nilai tukar muncul saat aset bank dinilai
dalam satu mata duit asing. Risiko pasar ialah risiko dari sebuah entitas
yang mungkin merasakan kerugian sebagai dampak dari ketidaktetapan
pergerakan harga pasar, sebab perubahan harga (volatilitas) instrumen-

5
instrumen penghasilan tetap, instrumen-instrumen ekuitas, komoditas, kurs
mata uang, dan kontrak-kontrak di luar neraca bersangkutan.

B. Risiko Pemasaran (Marketing Risk)

Risiko pasar dalam kaitannya dengan manajemen risiko juga


merupakan sebuah istilah yang mengacu kepada risiko yang terkait dengan
memilih kegiatan pemasaran dan pemilihan target pasar yang sesuai.
Kegiatan pemasaran yang dimaksud terkait kampanye pemasaran,
segmentasi pasar, dengan produk yang terpilih dan perkiraan tepat akan
perkembangan pasar. “Marketing risks in risk management, is a term that
refers to the risks associated with selecting appropriate targeting and
marketing activities - such as marketing campaigns, market segmentation,
with an appropriately chosen product and the correct estimation of market
development.” (https://managementmania.com/en/marketing-risks) Dalam
manajemen risiko pasar, pemasaran merupakan kegiatan yang mengubah
produksi atau operasi menjadi kesuksesan finansial. Untuk mengatasi risiko
pemasaran, penting untuk memahamai bagaimana fungsi pasar, bagaimana
harga ditentukan dan alat-alat apa yang bisa dipakai untuk mengambil
peluang. Peristiwa-peristiwa yang tidak bisa dikendalikan termasuk
preferensi pelanggan, faktor cuaca, kebijakan pemerintah, harga komoditas
pasar dan nilai mata uang semuanya memiliki dampak besar pada pasar.
Faktor-faktor ini bisa terjadi pada lingkungan domestic dan juga keadaan
pasar global. Pasar global terus menerus meningkat, hingga diperlukan
adanya pemahaman kondisi ekonomi global untuk membuat keputusan
pemasaran yang tepat.

Dalam kaitannya dengan manajemen risiko khususnya risiko pasar,


organisasi manajemen koperasi, pengurus dan anggota harus mengenali
kebutuhan untuk sepenuhnya memahami langkah-langkah dalam
manajemen risiko. Gerakan Koperasi harus dipersiapkan untuk menghadapi
ketidakpastian dikarenakan perubahan lingkungan usaha. Bagi Gerakan

6
Koperasi untuk mampu bersaing perlu untuk mengatasi permasalahan yang
mempengaruhi tercapainya visi dan misi koperasi, “cooperative
management, officers and members must recognize the need to fully
appreciate and understand the steps involved in Risk Management.
Cooperatives must be prepared to face uncertainties due to the changing
business environment. For cooperatives to be competitive there is a need to
address issues and concerns that affect the attainment of established goals
and objectives.” (Lab-oyan,Lotes P. 2017).

Perencanaan pemasaran mempengaruhi arus pendapatan usaha


dan pola lokasi di banyak wilayah yang mengindikasikan kelemahan dalam
manajemen pemasaran atau wilayah lainnya dalam usaha tersebut. Praktek
manajemen pemasaran seharusnya mempertimbangkan faktor seperti di
gambar bawah ini:

(Reclusa, Ignacio. 2014)

David Lund (2015) dalam artikel What Could Go Wrong? Protect


Yourself From Marketing Risk menyatakan bahwa yang dimaksud dengan
manajemen risiko pemasaran adalah mengantisipasi risiko dan kemudian

7
mengambil tindakan untuk menghilangkan atau mengurangi risiko dalam
pengembangan dan pelaksanaan pemasaran.

Saat terjadinya Risiko Pemasaran:

a. Perencanaan Pemasaran (Marketing planning)— Risiko bisa memasuki


rencana pemasaran pada saat mulai dibangun. Pilihan strategis dan inisiatif
berbeda melahirkan beragam jenis dan tingkat risiko pemasaran. “Risk can
enter your marketing plans as you begin to build them. Different initiatives
and strategic choices carry different types and levels of marketing risk.”

b. Pengukuran Peluang (Opportunity assessment)—Selama pengukuran


peluang produk baru dan program baru, unit usaha pemasaran
mengevaluasi dan membandingkan peluang pasar dari konsep dan strategi
yang berbeda. Unit usaha pemasaran pada umumnya menempatkan fokus
pada optimalisasi kesadaran produk, preferensi pelanggan, pembelian,
pangsa pasar dan BEP. Seringkali saat mengejar pertumbuhan profit dan
penjualan bisa membuat badan usaha manapun mengabaikan atau
meremehkan risiko dalam memilih proyek untuk dikejar. “During new
program and new product opportunity assessment, marketers evaluate and
compare the market opportunity of different strategies and concepts.
Marketers often focus on optimizing awareness, preference, purchase,
market share, and ROI. Often the pursuit of sales and profit growth can lead
companies to ignore or underestimate risk in selecting projects to pursue.”

c. Pengembangan Produk / Program (Program / Product development ) —


Selama proses pengembangan, konsep produk atau program bisa jadi
berkembang untuk alas an operasional tetapi bukan alas an strategis.
Perubahan dalam pelaksanaan yang menyimpang dari konsep yang kuat
bisa jadi membatasi dampak dan kinerja produk atau program baru, “During
the development process, the program or product concept that you approved
may evolve for operational but not strategic reasons. Changes in execution

8
that deviate from a strong concept may limit the impact and performance of
your new product or program.

d. Peluncuran (Launch)—Banyak produk baru atau program pemasaran


yang diluncurkan akhirnya hanya menghadapi pemangkasan anggaran
internal atau perubahan dalam faktor pasar eksternal. “Many marketing
programs or new products have been launched only to face an internal
budget cut or a change in external market factors.”

e. Kegagalan produk atau badan usaha (Company or product failure)—


Sebuah masalah dengan relasi umum bisa merusak reputasi yang ada. “A
public relations issue or product problem could damage your reputation.”

f. Produk yang sudah ada (Established products)—Pada saat kapanpun


baik bulan apapun, seorang pesaing, penjual atau perubahan dalam
ekonomi bisa membatasi ketertarikan pada produk. Risiko eksternal lebih
sulit untk diperkirakan dan bisa memiliki konsekuensi yang parah. “In any
given month, a competitor, retailer, or change in the economy can limit the
attractiveness of your products. External risk is harder to predict and can
have more severe consequences.”

C. Latihan

Sebutkan perbedaan Risiko Pasar (Market Risk) dan dengan Risiko


Pemasaran (Marketing Risk) dan bagaimana kedua hal tersebut bisa
mempengaruhi perjalanan sebuah usaha!

D. Rangkuman

Definisi Risiko Pasar (Market Risk) dijelaskan oleh Fahmi (2011: 69)
tentang risiko pasar sebagai kondisi yang dialami oleh suatu perusahaan yang
disebabkan oleh perubahan kondisi dan situasi pasar di luar dari kendali
perusahaan. Sedangkan definisi Risiko Pemasaran (Marketing Risk) merupakan
risiko yang terkait dengan memilih kegiatan pemasaran dan pemilihan target

9
pasar yang sesuai. Kegiatan pemasaran yang dimaksud terkait kampanye
pemasaran, segmentasi pasar, dengan produk yang terpilih dan perkiraan tepat
akan perkembangan pasar

E. Evaluasi

1. Apakah yang dimaksud dengan Risiko Pasar (Market Risk)?

2. Apakah yang dimaksud dengan Risiko Pemasaran (Marketing Risk)?

3. Apakah pentingnya mempelajari Risiko Pasar (Market Risk) dan dengan


Risiko Pemasaran (Marketing Risk)?

10
BAB III
Ruang Lingkup Risiko Pasar

Indikator keberhasilan: Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat dapat Memahami
dan menjelaskan Ruang Lingkup Risiko Pasar

A. Ruang Lingkup Risiko Pasar


Setelah dijelaskan sebelumnya di atas tentang Definisi Risiko
Pasar, selanjutnya adalah tentang Ruang Lingkup Risiko Pasar. Fahmi
(2011:69-75) menjelaskan bahwa secara umum ada dua macam bentuk –
bentuk Risiko Pasar yaitu :
1. Risiko Pasar Secara Umum (General Market Risk)
General market risk ini dialami oleh seluruh koperasi yang
disebabkan oleh suatu kebijakan yang dilakukan oleh lembaga terkait
yang mana kebijakan tersebut mampu memberi pengaruh bagi seluruh
sektor bisnis.Contohnya pada saat bank sentral suatu Negara melakukan
kebijakan tight money policy (kebijakan uang ketat) dengan berbagai
instrumennya seperti menaikkan suku bunga BI rate. Dimana kebijakan
menaikkan BI rate ini akan membawa pengaruh secaramenyeluruh pada
seluruh sektor bisnis yang berhubungan dengan interest rate related
instrument (berbagai instrument yang berhubungan dengan suku bunga).
Bahwa salah satu pihak yang saling urgen dianggap langsung
berhubungan dekat dengan interest rate related instrument adalah
perbankan.
Dengan begitu mereka mengambil kredit dan mendepositokan
sejumlah uangnya ke bank. Contoh pada saat BI rate dinaikkan maka
suku bunga kredit dikoperasi akan mengikuti kondisi tersebut yaitu turut
menaikkan suku bunga kredit, terutama jika koperasi tersebut
menerapkan perhitungan bunga secara sliding rate. Perhitungan berupa
kredit secara sliding rate adalah hitungan pada pembebanan bunga
terhadap nilai pokok pinjaman akan mengalami penurunan dari setiap

11
bulan ke bulan berikutnya, yang mana ini disesuaikan dengan
menurunnya besar nilai dari pokok pinjaman sebagai efek dari adanya
pembayaran cicilan pokok pinjaman yang dilakukan oleh seorang debitur.

Ada beberapa sebab yang menimbulkan terjadinya general market


risk (risiko pasar secara umum) yaitu :
a.    Foreign exchange risk
Secara umum dalam ilmu keuangan dikenal dua bentuk pasar yaitu
pasar modal (capital market) dan pasar uang (money market). Kedua
bentuk pasar ini pada prinsipnya saling memiliki keterkaitan satu sama
lainnya. Di Negara Indonesia pasar modal berada dalam pengawasan
menteri keuangan dalam hal ini melalui BAPEPAM-LK (Badan
Pengawasan Pasar Modal dam Lembaga Keuangan), sedangkan pasar
uang berada di bawah pengawasan Gubernur Bank Indonesia (BI).
Kedua jenis pasar ini saling membahu bekerjasama dalam
usahanya menciptakan kondisi ekonomi yang kondusif dan dinamis
sehingga dengan harapan nantinya akan mampu untuk ikut mendorong
pertumbuhan ekonomi Negara yang bersangkutan secara sistematis.
Independent Bank Indonesia dalam menetapkan berbagai kebijakannya
adalah dijamin oleh pemerintah walapun kita menyadari secara penuh
kalau berbagai kebijakan tersebut belum tentu baik dan tepat.Karena hasil
pengalaman menyebutkan tidak seluruh kebijakan yang dibuat oleh
pemerintah merupakan bentuk manifestasi keinginan para
pebisnis.Mungkin saja keputusan tersebut lahir karena sebab–sebab
tertentu seperti misalnya tarik ulur politik anatar berbagai elit politik di
dalam begeri atau bahkan tekanan dari dunia internasional yang
menginginkan agar dilakukannya pengkajian terhadap keputusan yang
telah dijalankan selama ini.
Adapun pengertian dari pasar keuangan (financial Market) adalah
tempat dimana disana dilaksanakan berbagai aktivitas keuangan baik
dalam bentuk penjual surat berharga yang dilakukan oleh pasar modal

12
dan juga penjualan mata uang (currency) seperti yang dilakukan di pasar
uang.

Gambar: Financial Market

Untuk dimengerti bahwa kedua pasar ini saling mempengaruhi dan


dipengaruhi karena itu menjadi kewajiban bagi pemerintah untuk selalu
menjaga pasar ini berada dalam kondisi yang diharapkan.
Pada bagian ini kita akan lebih menfokuskan pada pembahasan
tentang foreign exchange risk yang merupakan bagian dari money market
(pasar keuangan). Saat ini aktivitas perdagangan di foreign exchange
mengalami peningkatan yang signifikan di berbagai Negara di dunia.
Menurut survey yang diselenggarakan pada tahun 2004 antara lain oleh
Bank for international Settlements, volumeglobal foreign exchange trading
telah mencapai USD 1,9 triliun perhari. Keterlibatan dan ketertarikan
banyak pihak untuk ikut dalam bisnis foreign exchange ini telah
menciptakan dinamika bisnis dengan tingkat perputaran yang tinggi.
Sejarah awal terjadinya foreign exchange ini berangkat dan
diterapkannya sistem floating exchange rate system pada tahun 1970-an.
Sehingga sejak saat itu kondisi mata uang di dunia telah terintegrasi
dalam satu bentuk pasar dimana secara khusus kita dapat melihat bahwa
penerapan sistem tersebut memungkinkan banyak pihak bias ikut terlibat
bermain dalam pasar valas (valuta asing). Jual beli valas ini memberikan
keuntungan dengan konsep pada perolehan angka selisih pada saat
harga beli dan harga jual.

13
Pada pasar valas ini kita dapat menggabungkan mata uang dalam dua
bentuk kategori yaitu :
1)    Hard currencies
Hard currencies (mata uang keras) mencakup mata
uang yang berasal dari Negara-negara yang memiliki tingkat
kestabilan moneter tinggi atau biasanya berasal dari Negara
maju dan sering berbagai pihak menjadikan mata uang
Negara tersebut sebagai ukuran dalam mengkonversikan
dengan mata uang negaranya.Contohnya USD/JPY atau
dollar Amerika dengan Yen Jepang, USD/EUR atau dollar
Amerika dengan Euro, dan sebagainya.

2)    Soft curriencies
Soft curriencies ( mata uang yang lembut) adalah
jenis mata uang yang diterbitkan oleh suatu Negara namun
jarang dipakai sebagai standar acuan dalam transaksi pasar
bisnis internasional, dengan alasan dianggap belum memiliki
nilai kelayakan.

Pasar keuangan sangat bebas dari berbagai intervensi.Pengertian


bebas dari intervensi ini mencakup dimana berbagai regulator didunia baik
otoritas moneter berbagai Negara maupun lembaga keuangan
internasonal tidak memiliki kekuatan maksimal untuk melakukan interval
secara mutlak.Kondisi ini terjadi karena berbagai sebab.Yaitu :
1)  Berbagai pihak dapat dengan mudah mengakses seluruh data dan
informasi tent ang keuangan dan non keuangan. Ingin terjadi karena
begitu berkembangnya perang teknolog yang tersedia terutama
dengan munculnya internet. Dipakainya internet sebagai salah satu
sarana penghubung menyebabkan dunia ini berada dalam kondisi
borndholders atau tanpa batas.

14
2)  Maksudnya berbagai investor dari berbagai Negara untuk ikut bermain
valas. Para investor dengan jumlah kepemilikan dan ayang besar dan
berbagai saran dan prasarana yang dimiliki seperti perangkat teknologi
dan para karyawan yang memiliki kualitas dan kompetensi yang tinggi.
3) Berbagai pihak baik analisis ekonomi dan non ekonomi serta para
pelaku pasar dan juga pemerintah sebagai regulator tidak pernah
mengetahui dengan pasti dimana “equilibrium point” itu berada. Titik
equilibrium bias saja setiap saat berpindah-pindah sesuai dengan
berbagai situasi dang kondisi yang terjadi.
4)  Setiap pihak memiliki berbagai bentuk data dan informasi. Namun
seluruh data dan informasi tersebut bersifat masa lalu, dan tidak ada
satu pihakpun yang bias memperoleh data masa depan. Karena itu
sering sekali data masa itu hanya bias dijadikan sebagai alat prediksi
untuk mengetahui apa yang terjadi di masa depan.

b.    Interest rate risk


Risiko suku bunga adalah risiko yang di alami akibat dari
perubahan suku bunga yang terjadi di pasaran yang mampu memberi
pengauh bagi pendapatan perusahaan. Untuk pembahasan yang lebih
dalam tentang interest rate risk ini dapat dilihat pada bab khusus
membahas tentang risiko suku bunga.

c.    Commodity position risk


Commodity position risk (risiko perubahan nilai komoditi) adalah
suatu siuasi dan kondisi dimana terjadinya kerugian akibat perubahan
harga barang komoditi di pasar yang disebabkan oleh faktor-faktor
tertentu, dimana kondisi ini akan semakin parah pada saat barang
komoditi tersebut telah terikat kontrak dalam suatu kontrak perjanjian
(commodity contract) serta informasi tersebut telah sampai ke pasar.
Adapun pengertian commodity position risk dalam perspektif koperasi
Masyhud Ali mengatakan Commodity position risk adalah risiko terjadinya

15
potensial kerugian bagi bank sebagai akibat dari perubahan yang
memberi pengaruh buruk dari commodity price terhadap posisi bank yang
terkait dengan kontrak komoditas. Lebih jauh Masyud Ali memberi contoh
pada koperasi adalah “dimana kerugian yang diderita oleh investment
bank yang melakukan trading atau commodity derivative product sebagai
akibat dari terjadinya volatility atas harga dari suatu commodity tertentu.
Koperasi adalah lembaga mediasi yang bertugas menjembatani pihak-
pihak yang membutuhkan bantuan dengan tujuan mengefektifikan dan
mengefisienkan berbagai urusan. Dalam konteks ini koperasi bias saja
terserat dalam ruang risiko pada saat pihak-pihak tersbut tidak dapat
melaksanakan tugasnya secara efektif.
Jual beli di bursa komoditi sebagai bersifat fluktuatif, naik dan turun
terjadi dalam waktu yang cepat. Kondisi ini sering dijadikan keuntungan
oleh pihak spekulan yaitu dengan cara membeli pada saat harga rendah
dan menjual pada saat harga tinggi, dimana jarak ini dilihat sebagai
capital gain yaitu keuntungan yang diperoleh dari selisih harga beli dan
harga jual. Kasus di lapangan sering sekali para spekulan melakukan aksi
ambil untung dengan informasi yang tidak lengkap.Kondisi informasi yang
tidak lengkap menciptakan pasar yang tidak efisien.
Pasar tidak efisien adalah dimana suatu kondisi berbagai informasi
tidak dapat diperoleh dengan mudah dan cepat.Adapun pengertian dari
pasar efisien adalah suatu kondisi dimana informasi tentang semua harga
dapat diperoleh secara terbuka dan cepat tanpa ada hambatan yang
khusus.
Memang harus diakui mendapatkan berbagai informasi bukan
sesuatu yang mudah. Dan lebih jauh salah satu masalah dalam informasi
adalah menyangkut berbagai data dan informasi yang ada seperti
1) Seluruh informasi yang diterima adalah informasi masa lalu termasuk
informasi keuangan, karena catatan-catatan akuntansi merupakan
catatan masa lalu.
2) Data-data masa lalu tersebut bersifat time series

16
3)  Data-data tersebut kemudian dipakai untuk diprediksi guna mengetahui
kondisi yang akan terjadi kedepannya, artinya data-data tersebut
sebagai alat prediksi
4) Koperasi tidak pernah memiliki data masa depan karena belum tercatat
dan belum terjadi
Kondisi pasar tidak efisien ini memiliki ruang besar untuk melakukan
spekulasi (speculation).Dan spekulasi ini tidak selamanya kita
memperoleh kondisi seperti seperti yang kita perkirakan. Ada waktu
dimana itu benar-benar di luar kendali dan rencana yang dibuat.

2. Risiko Pasar Secara Spesifik (Specific Market Risk)


Risiko Pasar Secara Spesifik (Specific market risk) adalah suatu
bentuk risiko yang hanya dialami secara khusus pada satu sektor atau
sebagian bisnis saja tanpa bersifat menyeluruh. Contohnya adalah
sebagai berikut.
Pengumuman yang dikeluarkan oleh suatu lembaga penilai dimana
lembaga penilai tersebut memiliki reputasi yang baik dan diakui oleh
publik. Bahwa mereka mengumumkan PT.XYZ memiliki kinerja yang
rendah dan memiliki utang yang besar serta laporan yang dipublikasikan
selama ini kepada publik tidak sesuai dengan sebenarnya. Sehingga atas
berita tersebut saham dan obligasi koperasi tersebut langsung jatuh. Dan
jatuhnya saham serta obligasi koperasi tersebut tidak diikuti oleh koperasi
lain.
Salah satu koperasi dimana pihak manajemen atau ketua koperasi
terlibat tindak kriminal yang luar biasa dan diekspose oleh berbagai
media. Sehingga opini publik telah terbentuk bahwa koperasi tersebut
tidak baik dan jelek.
Produk yang dijual oleh koperasi tersebut dianggap mengandung
bahan yang berbahaya atau bersifat haram. Contoh suatu produk
makanan yang mengandung lemak babi. Secara islam makanan yang
mengandung lemak babi haram hukumnya. Ketika hal itu diekspose oleh

17
media massa baik cetak maupun elektronik akan menyebabkan terjadinya
penurunan drastis pada penjualan produk koperasi yang berpengaruh
pada koperasi laba perusahaan.

B. Ruang Lingkup Risiko Pemasaran


Diperlukan perencanaan pemasaran (Marketing Plan) yang
dipersiapkan dengan baik mengingat ketidakstabilan pasar yang ada.
Perencanaan pemasaran merupakan bagian penting dari tujuan bisnis,
filosofi manajemen, dan keseluruhan bisnis plan dari pengoperasian
usaha tersebut. Perencanaan bisnis yang bagus sudah seharusnya
memperhitungkan produksi, keuangan, pemasaran, dan manajemen
sumber daya manusia. (Spacey, (2017) dalam artikel 9 Types of
Marketing Risk menyebutkan bahwa risiko marketing adalah kegagalan
dan kehilangan pemasaran potensial. Ini termasuk risiko yang terkait
dengan pricing, product development, promotion, distribution, branding,
customer experience dan sales. Berikut ini adalah beberapa jenis risiko
pemasaran yang umum, yakni brand risk, product development, demand
risk, concentration risk, price risk, distribution risk, operation risk,
reputation risk, sales risk.
1. Brand risk (Risiko Merek)
Merek yang berharga selalu berada dalam risiko konstan
kehilangan nilai merek karena persaingan dan kegagalam
seperti rebranding (pemerekan ulang) yang hasilnya
menurunkan kesadaran akan merek tersebut
2. Product development (Pengembangan Produk)
Risiko yang terkait dengan pengembangan dan peluncuran
produk baru. Produk yang benar-benar baru biasanya memiliki
tingkat kegagalan yang cukup tinggi saat peluncuran.
Pengembangan produk juga melibatkan risiko proyek dan risiko
inovasi.

18
3. Demand risk (Risiko Permintaan)
Risiko yang mana saat permintaan yang membutuhkan produk
atau jasa jatuh atau tidak ada. ini bisa terjadi karena perubahan
dalam kebutuhan dan preferensi pelanggan. Faktor kebutuhan
juga bisa jatuh dengan tiba-tiba dikarenakan oleh inovasi yang
sebuah produk usang.
4. Concentration risk (Risiko Konsentrasi)
Risiko yang mana kebergantungan pada sejumlah kecil produk,
wilayah atau pelanggan bagi keuntungan. Sebagai contoh,
badan usaha yang 80% keuntungan dari 5 pelanggan.
5. Price risk (Risiko Harga)
Risiko harga adalah risiko yang terkait dengan risiko seperti
perang harga.
6. Distribution risk (Risiko Distribusi)
Risiko distribusi adalah risiko yang melibatkan hal-hal seperti
konflik saluran pemasaran, kehilangan mitra usaha dan risiko
ketersediaan barang / inventaris.
7. Operation risk (Risiko Operasi)
Jenis risiko yang teramat luas macamnya, hal ini termasuk
apapun yang bisa secara potensial berjalan salah dalam proses
bisnis inti. Sebagai contoh, masalah manufaktur yang berujung
pada keterlambatan peluncuran produk atau masalah rantai
persediaan yang berujung pada tingkat ketersediaan barang
yang rendah.
8. Reputation risk (Risiko Reputasi)
Risiko reputasi adalah jenis risiko yang berasal dari peristiwa
negatif seperti layanan pelanggan yang jelek menghancurkan
reputasi bisnis. Risiko reputasi bisa dilihat sebagai kesenjangan
antara bagaimana ingin dipandang sebegai sebuah mereka dan
bagaimana berperilaku sebagai sebuah badan usaha.
9. Sales risk (Risiko Penjualan)

19
Risiko penjualan adalah risiko yang terkait dengan proses
penjualan. Sebagai contoh, tenaga penjual yang bagus bisa
menarik pelanggan ke badan usaha lain.
Untuk menghindari ataupun meminimalisir berbagai macam jenis risiko
yang bisa muncul, Crane et al (2013: 15) menyebutkan bahwa
manajemen marketing sudah seharusnya memperhitungkan apa langkah-
langkah yang harus diambil dan langkah-langkah apa yang diperlukan
untuk mencapai tujuan bisnis. Langkah-langkah tersebut yang bisa diambil
termasuk:
1) Pemahaman akan langkah-langkah alternatif apa yang
sebaiknya diambil seandainya langkah pertama mengalami
kegagalan;
2) Alat-alat usaha apa yang sebaiknya digunakan demi
meminimilasir kerugian dalam manajemen pemasaran;
3) Analisis lebih dalam akan langkah-langkah alternatif apa yang
sebaiknya diambil seandainya langkah pertama mengalami
kegagalan;
4) SOP (Standar Operating Procedure) dalam mengikuti langkah-
langkah yang diperlukan.

Reclusa (2014:4) menyatakan bahwa keunggulan kompetitif dicapai


dengan menyediakan pelanggan dengan apa yang mereka inginkan atau
butuhkan, lebih baik atau lebih efektif dari pesaing lainnya. Kerangka
strategi di bawah ini adalah alat yang membantu fokus pada posisi-posisi
berbeda dalam sebuah pasar dimana pelanggan atau calon pelanggan
bisa memiliki kebutuhan yang berbeda menyangkut nilai uang. Hal ini
mewakili strategi-strategi yang umum untuk mencapai posisi keunggulan
kompetitif.

20
(Reclusa, Ignacio. 2014)

Fahmi (2011:75) juga menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi


terjadinya gejolak harga di pasar. Menurut Masyhud Ali ada 6 (enam)
faktor yang mempengaruhi terjadinya gejolak harga di pasar yaitu :
a. Faktor fundamental ekonomi
b. Terjadinya peristiwa besar dalam ekonomi dan politik
c. Campur tangannya financial authorities
d. Perimbangan kekuatan permintaan dan penawaran
e. Likuiditas pasar
f. Suburnya kegiatan arbitrage

21
Lalu Crane et al (2013: 18) menambahkan bahwa dalam manajemen risiko pasar
sebenarnya ada dua faktor pribadi yang mana akan membantu menetapkan dan
memastikan perencanaan pemasaran yang sukses, yang pertama adalah
menilai sejauh mana toleransi risiko yang dimiliki. Ketidakmampuan untuk
mengendalikan dan memperkirakan kekuatan pasar menciptakan kegelisahan.
Yang terbaik adalah jujur tentang seberapa jauh tingkat kenyamanan yang
dimiliki terkait dengan risiko yang diantisipasi membantu menetapkan
perencanaan pemasaran yang sesuai dengan situasi yang ada. Dengan
demikian, memperkuat pelaksanaanya. Pemahaman yang kuat akan posisi
financial usaha juga menghilangkan beberapa ketidakpastian akan dampak yang
mungkin terjadi dari pengambilan keputusan dalam bidang marketing. Yang
kedua adalah meningkatkan kemampuan marketing yang dimiliki. Hal ini
merupakan sebuah proses yang berkelanjutan. Struktur pasar dan faktor-faktor
yang mempengaruhi pasar terus menerus berubah secara konstan. Selalu ada
keahlian baru untuk dipelajari dan diperbaharui. Ada beragam sumber untuk
membantu mengakomodasi usaha ini termasuk interaksi langsung dengan
widyaiswara, pelatih/trainer dan konsultan. Sumber secara online juga tersedia,
salah satunya ada aplikasi sijawara yang dibuat oleh UPT Pelatihan Dinas
Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur.

C. Latihan

Sebutkan perbedaan ruang lingkup pasar Risiko Pasar (Market Risk) dan
dengan ruang lingkup pasar Risiko Pemasaran (Marketing Risk) dan bagaimana
kedua hal tersebut bisa mempengaruhi perjalanan sebuah usaha!

D. Rangkuman
Ruang Lingkup Risiko Pasar (Market Risk) dibagi menjadi dua yakni
Risiko Pasar Secara Umum (General Market Risk) dan Risiko Pasar Secara
Spesifik (Specific Market Risk). Risiko Pasar Secara Umum (General Market
Risk) sendiri ada tiga yakni Foreign exchange risk, Interest rate risk dan
Commodity position risk. Foreign exchange risk sendiri dibagi menjadi dua yakni

22
Hard currencies dan Soft curriencies. Memang tidak semua risiko ini bisa
diterapkan pada koperasi apalagi yang berskala kecil. Mungkin hanya koperasi
berskala besar terlebih lagi yang memiliki idle cash dimana Risiko Pasar Secara
Umum (General Market Risk) bisa diterapkan terlebih lagi Foreign exchange risk
semacam Hard currencies dan Soft curriencies. Dalam ruang Lingkup Risiko
Pasar (Marketing Risk), risiko marketing adalah kegagalan dan kehilangan
pemasaran potensial. Ini termasuk risiko yang terkait dengan pricing, product
development, promotion, distribution, branding, customer experience dan sales.
Berikut ini adalah beberapa jenis risiko pemasaran yang umum, yakni brand risk,
product development, demand risk, concentration risk, price risk, distribution risk,
operation risk, reputation risk, sales risk.

E. Evaluasi

1. Apa saja berbagai macam ruang lingkup pasar yang terkait dengan Risiko
Pasar (Market Risk)?
2. Apa saja berbagai macam ruang lingkup pasar yang terkait dengan Risiko
Pemasaran (Marketing Risk)?
3. Apakah pentingnya mempelajari ruang lingkup pasar yang terkait dengan
Risiko Pasar (Market Risk) dan dengan Risiko Pemasaran (Marketing
Risk)?

23
BAB IV
Kebijakan dan Penetapan Pengendalian Risiko Pasar

Indikator keberhasilan: Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat dapat Memahami
dan menjelaskan Kebijakan dan Penetapan Pengendalian Risiko Pasar

A. Kebijakan Dan Penetapan Pengendalian Risiko Pasar (Market


Risk)

Sebenarnya ada beberapa cara dalam pengukuran risiko, pertama-


tama adalah alat-alat pengukuran risiko yang pada umumnya digunakan
sebagaimana dijelaskan Dowd (2002: 3-8), yakni

1. Gap Analysis (Analisis Kesenjangan)


Gap Analysis merupakan salah satu pendekatan yang umumnya
digunakan, bahkan hingga pada saat ini. Gap Analysis pada awalnya
dikembangkan oleh institusi keuangan untuk menyajikan eksposur risiko
interest-rate meski masih kasar. Gap Analysis dimulai dengan memilih
periode waktu terteni bisa satu tahun atau sembarang, lalu menentukan
berapa banyak aset atau portofolio liabilitas akan dinilai ulang dalam
periode ini. Kemudian jumlah yang didapat memberikan aset dan liabitas
yang sensitif terhadap nilai. Kesenjangan yang ada adalah perbedaann di
antaranya, dan eksposurnya diambil dari perubahan dari pendapatan net
interest yang terjadi sebagai respon perubahan. Hal ini dianggap sama
dengan waktu kesenjangan perubahan interest-rate:

_NII = (GAP)_r

24
Dimana NII adalah perubahan dalam Net Interest Income dan r adalah
perubahan dalam interest rates. Gap analysis cukup sederhana untuk
dilaksanakan tetapi punya batasanyya, yang mana hanya bisa diterpakan
pada lembar kerja on-balance interest-rate risk, dan bahkan pada saat itu
pun hanya secara kasar.

2. Duration Analysis (Analisis Durasi)


Metode lainnya yang pada umumnya digunakan oleh institusi
keuangan untuk mengukur risiko interest-rate adalah analisis durasi.
(Macaulay) duration D dari sebuah saham (atau sejenisnya) bisa
didefinisikan sebagai rata-rata berat kematangan arus uang saham
dimana beratnya adalah nilai dari setiap arus uang yang relatif pada nilai
sekarang dari semua arus uang:

Dimana PVCFi adalah nilai terkini dari periode I arus uang,


terpotong pada hasil periode tertentu. Ukuran durasi berguna karena
memberikan perkiraan indikasi sensitifitas dari harga saham ke yang
mana berubah hasilnya:

Dimana y adalah hasilnya dan y merupakan perubahan dalam


hasil. Semakin lama durasinya, semakin banyak harga saham berubah
merespon perubahan dalam hasil. Pendekatanm durasi sangat nyaman
digunakan karena pengukuran durasi mudah diperhitungkan dan durasi
dari portofolio saham hanyalah berat rata-rata dari durasi saham dalam
portofolio tersebut. Ini juga lebih baik dari gap analysis karena melihat
perubahan dalam nilai aset atau liabilitas, daripada hanya perubahan
dalam pendapatan bersih. Tetapi pendekatan durasi memiliki batasan
yang sama dengan gap analysis, dua-duanya mengabaikan risiko
daripada interest-rate risk; dua-duanya perhitungan kasar dan bahkan

25
dengan perbaikan perhitungan untuk memperbaiki keakuratan,
pendekatan berdasarkan durasi masih kurang akurat dibandingkan
pendekatan selanjutnya.

3. Scenario Analysis (Analisis Skenario)


Pendekatan ketiga adalah scenario analisis atau analisa
“bagaimana jika” dimana ada skenario yang berbeda dan menyelidiki apa
yang bisa didapatkan atau malah kehilangan saat menjalani scenario
tersebut. Untuk melaksanakan analisis skenario, pilih scenario atau jalur
mana yang menggambarkan bagaimana variable yang relevan seperti
harga saham, suku bunga, dll bisa berkembang melebih jangka waktu
tertentu. Kemudian postulasikan arus cash dan perhitungkan nilai aset
dan liabilitas sebagaimana berkembang dalam setiap scenario, dan
gunakan hasil untuk memandang bagaimana eksposurnya. Analisis
scenario tidak mudah dilaksanakan. Banyak yang bertumpu pada
kemampuan kita untuk mengidentifikasi scenario yang “benar”, dan juga
ada beberapa peraturan untuk memandu kita saat memilihnya. Kita perlu
memastikan bahwa scenario yang diperiksa masuk akal dan tidak
melibatkan asumsi yang tidak mungkin atau berlawanan secara
berlebihan, dan perlu dipikirkan secara matang tentang hubungan antar
variable yang terlibat. Harus dipastikan sebaik mungkin bahwa semua
scenario utama terliputi. Analisis scenario juga juga tidak memberitahu
kita apapun tentang kemungkinan scenario yang berbeda, jadi perlu
menggunakan penilaiaan sendiri saat menilai signifikansi praktis dari
scenario yang berbeda. Dalam analisis akhir, hasil analisis scenario
sangatlah subyektif dan sebagian besar bergantung pada keahlian dari
analis yang bersangkutan.

4. Portfolio Theory (Teori Portofolio)


Teori Portofolio dimulai dari premis bahwa investor memilih antara
portofolio berdasarkan pada hasil kembali yang diharapkan, tetapi

26
sebaliknya deviasi standar atau variansi dari hasil kembalinya. Deviasi
standar dari hasil kembali portofolio bisa dianggap sebagai pengukuran
risiko portofolio. Hal lainnya yang sama, seorang investor bisa jadi
menginginkan portofolio yang mana kembalinya memiliki nilai kembali
yang tinggi dan deviasi standar yang rendah. Tujuan ini bermaksud bahwa
investor seharusnya memilih portofolio yang memaksimalkan nilai kembali
yang diharapkan untuk setiap deviasi standar portofolio yang ada atau
secara alternatif, meminimalkan deviasi standar untuk hasil kembali yang
diharapkan. Portofolio yang memenuhi persyaratan ini sangatlah efisien
dan investor yang rasional akan selalu memilih portofolio yang efisien.
Saat dihadapkan dengan keputusan investasi, investor harus menentukan
rangkaian portofolio yang efisien dan hilangkan sisanya yang tidak efisien.
Beberapa portofolio yang efisien akan memiliki risiko yang lebih banyak
daripada lainnya, tetapi yang lebih berisiko juga akan memberikan hasi
kembali yang lebih tinggi dari yang diharapkan. Berhadapan dengan
serangkaian portofolio yang efisien, investor kemudian memilih satu
portofolio khusus berdasarkan pilihan tersendiri akan risiko dan hasil
kembali yang diharapkan. Investor yang menghindari risiko akan memilih
portofolio yang aman dengan deviasi standar yang rendah dan hasil
kembali yang rendah. Dan seorang investor yang lebih suka risiko akan
memilih portofolio yang lebih berisiko dengan hasil kembali yang lebih
tinggi.

5. Derivatives Risk Measures (Pengukuran Risiko Derivatif)


Saat berurusan dengan posisi derivative, risikonya bisa diperhitungkan
dengan parameter Greek: delta yang memberikan perubahan harga
derivatif dalam merespon perubahan kecil dalam harga dasar; gamma
yang memberikan perubahan harga derivatif dalam merespon perubahan
kecil dalam harga dasar atau derivatif kedua dari harga derivatif berkaitan
dengan perubahan dalam harga dasar; rho yang memberikan perubahan
dalam harga derivatif untuk perubahan kecil dalam suku bunga; vega yang

27
memberikan perubahan harga derivatif berkaitan dengan perubahan kecil
dalam volatilitas; theta yang memberikan perubahan harga derivatif dalam
berkaitan dengan waktu, dan selanjutnya. Praktisi derivatif yang
berpengalaman bisa menggunakan perkiraan parameter ini untuk menilai
dan mengatur risiko posisi derivatif Taleb (1997) mendiskusikan
bagaimana masalah tersebut membutuhkan keahlian tertentu yang mana
harus mampu berurusan dengan sejumlah sinyal risiko yang berbeda
pada saat yang sama, dalam waktu yang terbatas, dan bisa jadi sangat
mudah berubah.

6. Value at Risk (Nilai Risiko)


Pengukuran yang digunakan adalah value at risk (or VaR),
kemungkinan kerugian maksimum selama hari kerja berikutnya, dan VaR
diperkirakan dari sebuah sistem berdasarkan pada teori portofolio standar,
menggunakan perkiraan sebagai deviasi standard dan korelasi antara
hasil kembali ke instrument perdagangan berbeda. Meski teori tersebut
tampaknya sederhana, tetapi membuat sistem ini operasional melibatkan
kerja keras: konvensi pengukuran harus dipilih, rangkaian data dibuat,
asumsi statistik disetujui, prosedur ditentukan untuk memperkirakan
volatilitas dan korelasi, sistem perhitungan ditetapkan untuk
melaksanakan perkiraan, dan banyak lagi masalah praktis yang
terselesaikan. Akan tetapi ada kritisisme serius akan VaR, salah satunya
diungkapkan oleh Ju and Pearson (1999): jika pengukuran VaR digunakan
untuk mengendalikan atau meremunerasi pengambilan risiko, maka akan
ada insentif untuk mencari posisi dimana risiko dianggap terlalu atau
kurang. Maka dengan demikian akan mengambil risiko yang lebih dari
yang disarankan oleh perkiraan VaR, jadi perkiraan VaR akan menjadi
bias. Bukti empiris menunjukkan bahwa besarnya perkiraan bisa jadi
sangat besar. Beberapa juga mneyebutkan bahwa penggunaan VaR bisa
mengganggu kestabilan sistem keuangan.

28
Misal jika besok adalah hari yang jelek, berapa besar ( nilai rupiah ) dan
berapa besar kemungkinan ( probabilitas ) kerugian yang bisa dialami
koperasi besok ( atau beberapa hari mendatang ), jawabannya besok ada
kemungkinan sebesar 5% bahwa kerugian koperasi ( karena pergerakan
harga pasar yang tidak menguntungkan ) sebesar Rp 10 juta atau lebih.
Dalam hal ini VAR menjawab pertanyaan tersebut dengan memberikan
nilai uang dari kerugian tersebut ( Rp 10 juta ), dan besar
kemungkinannya ( 5% ).
Teknik perhitungan VAR bisa menggunakan metode historis,
metode analitis dan simulasi Monte-Carlo.
a. VAR Metode Historis ( Back Simulation )
• Return dapat dihitung dengan cara

Return             =          {[P(t+1) – Pt)] / Pt}*100%

Dimana Pt   =          return pada hari t


   Pt+1 =          return pada hari t+1
Metode historis mempunyai kelebihan yaitu tidak mengamsumsikan
distribusi tertentu dan sederhana. Namun ada juga kelemahannya seperti
asumsi bahwa data masa lalu bisa digunakan untuk memperediksi masa
datang.
 VAR portofolio = [ VAR X2 + VAR Y2 + 2 x PXY X VARX VARY] 1/2
VAR x = VAR (value at risk saham X)
VARy  = VAR (value at risk saham Y)
Pxy      = korelasi return saham X dengan saham Y

b.        VAR Metode Modeling ( Analytical )


Metode analitis biasanya mengasumsikan distribusi tertentu yang
mendasari return atau harga. Biasanya distribusi normal ( yang berbentuk
bel ) yang diasumsikan mendasari pergerakan harga. Kemudian dapat
dihtung nilai yang diharapkan ( misal rata – rata ) dan penyimpangan dari
nilai yang diharapkan. VAR dapat dihitung dengan parameter yang

29
dideduksi ( diambil ) dari distribusi ( nilai yang diharapkan dan
penyimpangan )
Tabel data perhitungan VAR untuk Portofolio

A B
Return yang 12% 10,5%
diharapkan
Standar deviasi 15% 18%
Nilai investasi Rp 20 M Rp 12 M
95% value at risk Rp 2,55 M Rp 2,3 M
Korelasi A 0,55
dengan B

Nilai portofolio diatas adalah Rp 32 M. Tingkat keuntungan yang


diharapkan untuk portofolio adalah rata – rata tertimbang dari return asset
individualnya.
Return portofolio = Xa E(Ra) +  Xb E(Rb)
                             = (20/32) x 12 + (12/32) X 10,5 = 11,44 %
Deviasi Standar Portofolio:
p = XA22 + XB2B2 + 2 XAXB Tab a b] ½
p = deviasi standar poryofolio
ab devaluasi standarmaset A dan B
Tab  = korelasi antar return aset A dan aset B

c.        VAR dengan simulasi Monte Carlo


Metode simulasi akan terbentuk distribusi tertentu, kemudian
melalui distribusi tersebut VAR dapat dihitung yang memerlukan sumber
daya computer yang lebih besar disbanding kedua etode sebelumnya.
Tingkat Keuntungan dengan Probabilitasnya

30
Tingkat Probabilitas Probabilitas
keuntungan (%) Kumulatif
1 -0,5 0,05 0-4
2 -0,25 0,05 5-9
3 0 0,1 10-19
4 0,1 0,1 20-29
5 0,5 0,25 30-54
6 1 0,15 54-69
7 1,2 0,1 70-79
8 1,25 0,1 80-89
9 2,25 0,05 90-94
10 3 0,05 95-99

Jumlah 1

Tingkat keuntungan bisa dilihat pada kolom 2, sementara


probabilitas bisa dilihat pada kolom 3. Probabilitas komulatif merupakan
kumulasi angka probabilitas yang akan diperlukan untuk menjalankan
simulasi. Sebagai contoh, untuk tingkat keuntungan -0,5 karena ada 5%
probabilitas terjadi, maka probabilitas kumulatif yang dipasangkan adalah
angka 0,1,2,3 dan 4 (ada lima angka ). Total probabilitas komulatif adalah
100 angka (dari 0 sampai dengan 99), yang mencerminkan total
probabilitas yang berjumlah 100 (atau 5 angka seperti terlihat diatas).
Tabel sampel simulasi Monte – Carlo

Angka Tingkat Keuntungan Yang


Random Berkaitan
1 31 0,5
2 29 0,1
3 11 0
4 65 1
5 54 1
6 6 -0,25
7 45 0,5
8 26 0,1
9 50 0,5
10 33 0,5

31
Run pertama memunculkan angka random 31. Angka 31 tersebut
berkaitan dengan tingkat keuntungan 0,5 (probabilitas komulatifnya 30-
54). Proses tersebut bisa diulang-ulang sampe 100 kali, 500 kali , atau
1.000 kali. Setelah proses tersebut diulang – ulang, kita akan memperoleh
distribusinya. Sebagai contoh, tabel dan bagan berikut ini menyajikan
distribusi yang dihasilkan melalui 100 kali run.
Tabel Distribusi Frekuensi hasil simulasi

Tingkat Frekuensi
Keuntungan
-0,5 3
-0,25 5
0 10
0,1 7
0,5 25
1 18
1,2 6
1,25 12
2,25 3
3 11
Jumlah 100

Distribusi diatas belum sepenuhnya normal. Jika kita melakukan


run lebih banyak lagi (misal 1.000 kali), maka sesuai dengan Central Limit
Theorem. Distribusinya akan mendekati atau menjadi distribusi normal.
Setelah kita mengetahui distribusinya, kita bisa menghitung VAR dengan
menggunakan deviasi standar dan nilai rata – ratanya. Untuk distribusi di
atas, nilai rata – rata dan deviasi standarnya adalah :

Rata – rata tingkat keuntungan    =          0,904%


Deviasi standar                            =          0,927%

95% VAR- harian bisa dihitung seperti berikut ini :


VAR 95% - harian = 0,904 – 1,65 (0,927) = - 0,627
Misalkan kita mempunyai portofolio senilai Rp 1 M , maka VAR – 95%
harian adalah – 0,627% x Rp 1 M = - Rp 6,27 juta.

32
d.        Pemodelan VAR
Hubungan antara perubahan tingkat bunga dengan nilai obligasi
dP/P    =          -D {dR/(1+R)}
Dimana dP      =          Perubahan harga
              P        =          Harga obligasi
               D      =          Durasi obligasi
               dR    =          Perubahan tingkat bunga
               R      =          tingkat bunga 
e.      VAR untuk periode yang lebih panjang
 Misal untuk melikuidasi posisi portofolio, waktu satu hari tidak
cukup. Memerlukan waktu, misal 5 hari. Padahal kita menghitung VAR
dengan menggunakan periode harian. Dalam situasi demikian VAR harian
harus dikonversi menjadi VAR 5 hari.
Dengan menggunakan rumus
VAR(n)           =          VAR(harian) x
Risiko pasar merupakan risiko terjadinya penurunan harga pasar
sehingga kita akan mengalami kerugian. Pengukuran risiko pasar bisa
dilakukan dengan deviasi standar yang praktis dan merupakan cikal bakal
teknik berikutnya yaitu VAR (Value At Risk). VAR merupakan teknik
pengukuran risiko pasar yang semakin popular. Ada beberapa cara untuk
menghitung VAR data historis, analitik, dan simulasi. VAR mempunyai
kelemahan karena tidak bisa melihat kondisi ekstrim. 

B. Kebijakan Dan Penetapan Pengendalian Risiko Pemasaran


(Marketing Risk)

Kebijakan dan penetapan pengendalian risiko pemasaran bisa


dilakukan dengan pendekatan manajemen yang terintegrasi (integrated
management approach). Sebuah perencanaan marketing lebih layak
apabila merupakan bagian dari rencana manajemen usaha secara

33
keseluruhan. Rencana manajemen usaha secara keseluruhan seharusnya
dikoordinasikan deng perencanaan manajemen untuk aspek operasional
atau produksi, keuangan, hukum dan sumber daya manusia. Sebagai
contoh, keputusan marketing seringkali melibatkan persyaratan kontrak
yang memiliki implikasi hukum. Kunci dalam kebijakan dan penetapan
pengendalian risiko pemasaran (marketing risk) sebagaimana disebutkan
Lund (2015) adalah bagaimana membuat manajemen risiko pemasaran
yang benar-benar bekerja efektif:

1. Perencanaan Pemasaran (Marketing planning)


Saat menciptakan rencana pemasaran, identifikasi bukan
hanya rencana tindakan, strategi dan tujuan tetapi juga identifikasi
ancaman (risiko), gangguan atau halangan bagi rencana tersebut.
Jika risiko potensial bisa diidentifikasi selama perencanaan, pilihan
pelaksanaan bisa lkebih jelas dan memulai manajemen risiko lebih
awal.
2. Penilaian Peluang (Opportunity assessment)
Selama proses penilaian peluang, identifikasi baik risiko dan
hadiah potensial. Jika melakukan penilaian baik untuk BEP
potensial dan risiko, memungkinkan bahwa program dengan BEP
yang lebih rendah tetapi juga risiko yang lebih rendah menjadi
pilihan yang lebih baik. Bisa juga melakukan pilihan yang berisiko
tinggo karena hadian potensial yang tinggi (high risk high gain).
Yang pasti adalah harus mempertimbangkan baik risiko dan BEP
dalam penilaian peluang.
3. Perkembangan Program / Produk (Program/Product
development)
Mengantarkan produk potensial tinggi dari konsep ke pasar
bisa lebih menantang saat banyak orang terlibat dalam proses
pengembangannya. Keputusan yang bersifat komite bisa
memperlambat, membunuh, atau mengembangkan proyek

34
strategis. Jalur pengembangan yang rumit atau lama bisa
memungkinkan untuk menyimpang dari konsep awal. Kemampuan
untuk mengembangkan program baru atau produk baru untuk
disetujui secara konsep selama pengembangan bisa mengurangi
risiko mengikuti peluncuran (launch) program atau produk tersebut.
4. Peluncuran (Launch)
Ada banyak variable yang memasukkan risiko mengikuti
peluncuran. Sebuah tim yang berfokus pada kepemimpinan yang
mendukung dan melindungi inisiatif stretegis utama dari faktor risiko
internal sepeerti pemotongan anggaran, kurangnya dukungan
penjualan, atau komplikasi operasional bisa meningkatkan hasil.
Mengurangi risiko internal program baru atau produk baru
memberikan peluang yang lebih baik di pasar.
5. Kegagalan Koperasi atau Produk (Company or product
failure)
Manajemen risiko yang solid dan berkesinambungan
menaruh penanda operasional untuk mencegah badan usaha dari
memiliki masalah hubungan masyarakat atau pasar yang signifikan.
Badan usaha yang bagus harus memiliki baik program manajemen
krisis dan manajemen kualitas.
6. Produk yang sudah ada (Established products)
Cara yang bagus untuk siap bagi perubahan pasar adalah
mengawasi secara terus menerus pasar dan memastikan baik unit
pemasaran dan operasional terus terinformasi akan risiko pasar
potensial yang baru. Masalah baru apapun yang mengkhawatirkan
bisa memicu respon perencanaan dengan unit usaha yang
dibutuhkan.

Dalam melakukan praktek manajemen risiko pasar, yang paling


mendasar tentu adalah komponen dasar pengambilan keputusan dalam

35
hal marketing. Ada enam keputusan dasar yang mana berdasarkan pada
tindakan pemasaran, yakni:

1) Saat memberikan harga atau menjual (When to price or sell)


Keputusan ini membutuhkan menentukan waktu saat mana
harga akan ditetapkan. Ini bisa jadi terjadi pada saat pengiriman
atau pada waktu lainnya.
2) Di mana memberi harga atau menjual (Where to price or
sell)
Pada umumnya ada sejumlah alternative yang mana beberapa
melalui penjualan langsung (direct selling) dan beberapa melalui
kontrak (contracting).
3) Apa bentuk, nilai atau kualitas untuk menjual (What form,
grade or quality to sell)
Beberapa komoditas lebih sensitive pada faktor kualitas
daripada komoditas lainnya sedangkan komoditas lainnya bisa
jadi tidak menetapkan standar kualitas.
4) Bagaimana memberikan harga (How to price)
Ini melibatkan memilih di antara beragam jenis alat atau
mekanisme untuk menetapkan harga.
5) Apa pelayanan yang digunakan (What services to use)
Ada beberapa pelayanan khusus yang secara spesifik
disediakan oleh ragam usaha tertentu.
6) Kapan dan bagaimana mengirimkan (When and how to
deliver)
Biaya pengiriman terkait secara langsung dengan bagaimana
harga ditetapkan. Biaya transportasi dan penyimpanan perlu
dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan pemasaran.

36
Pengembangan produk baru bisa didefinisikan sebagai
pengembangan produk awal dan produk baru melalui usaha
pengembangan dan penelitian organisasi usaha. produk baru memiliki
tingkat kegagalan tinggi dikarenakan beberapa alasan, yakni, rancangan
jelek, kesalahan pemberian harga (pricing), komunikasi marketing buruk,
kelebihan biaya, dll.

Armstrong, Kotler & Opresnik (2017: 266-275) menyebutkan


tentang standar pengembangan produk baru yang bisa diringkas dengan
8 langkah berikut:
1. Menghasilkan gagasan (Idea Generation):
Hal tersebut termasuk analisis kebutuhan/ masalah, brainstorming, dan
teknik penghasil gagasn lainnya.
2. Penyaringan gagasan (Idea Screening):
Gunakan beragam alat penilaian produk untuk membatasi kesempatan
kesalahan.
3. Pengujian dan Pengembangan Konsep (Concept Development
and Testing):
Mengembangkan konsep khusus yang mana akan ditujukan pada
target pasar khusus; mulai melakukan uji pemasaran dengan grup
focus; bisa menggunakan analisis gabungan. Metode penelitian yang
berasal dari utilitas yang menempel pada pelanggan dari atribut
sebuah produk di berbagai tingkat.

37
4. Pengembangan Strategi Pemasaran (Marketing Strategy
Development):
Menciptakan rencana strategi pemasaran yang termasuk: ukuran
struktur dan perilaku target pasar, penjualan dan penempatan posisi
produk yang direncanakan, tujuan keuntungan selama beberapa tahun
pertama. Harga produk yang direncanakan, strategi distribusi dan
anggaran pemasaran. Penjualan jangka panjang dan tujuan
keuntungan dan bauran pemasaran jangka panjang.

5. Analisis Usaha (Business Analysis):


Evaluasi rencana pemasaran akan memberikan penekanan khusus
pada penjualan, biaya, perkiraaan biaya. Pertama-tama harus melalui
criteria uji usaha untuk pengembangan lebih lanjut.
6. Pengembangan Produk (Product Development):
Mengembangkan prototype. Pertama-tama gunakan uji fungsional
kemudian uji pelanggan.
7. Pengujian Pasar (Market Testing):
Pengujian skala besar dengan nama mereka dan pengemasan
dikembangkan. Pengujian pasar adalah cara terbaik untuk menguji
produk baru. Gunakan strategi berbeda di wilayah yang berbeda untuk
membandingkan keefektifan.

38
8. Komersialisasi (Commercialization):
Dengan komersialisasi ada 3 pertanyaan strategis utama yakni kapan
(when), dimana (where) dan bagaimana (how). Penempatan waktu
bisa jadi saat pertama masuk atau saat terlambat masuk. Strategi
geografis dimulai secara local atau nasional. Strategi pasar perkenalan
menggunakan bauran pemasaran (iklan, even, insentif, dlll).

Gagasannya adalah menciptakan proses yang efisien untuk menguji


produk baru. Penting untuk memiliki set standar yang jelas untuk diterima pada
setiap tahap jadi gagasan yang jelek tidak bisa lewat dan gagasan yang bagus
tidak dihancurkan konservatisme. Amat sangat sedikit gagasan awal yang bisa
melebihi tahap komersialisasi.

(Reclusa, Ignacio. 2014)

39
Perlu diingat bahwa untuk mencapai kinerja pemasaran yang
bagus harus konsisten dengan strategi pemasaran. penting untuk
memahami beragam jeni tugas pemsaran, dari pengiriman, negosiasi
pasar, pendidikan pelanggan, dll. manajemen juga harus
mempertimbangkan kesulitan kinerja pemasaran dari kerumitan dan
lamanya tugas pemasaran.

C. Latihan

Negara di kawasan Asia sangat rentan mengalami risiko pasar salah


satunya Negara Indonesia, jelaskan mengapa dikatakan rentan dan berikan
contohnya, serta bagaimana Kebijakan dan Penetapan Pengendalian Risiko
Pasarnya!

D. Rangkuman

Kebijakan dan Penetapan Pengendalian Risiko Pasar (Market Risk) terdiri


dari Gap Analysis (Analisis Kesenjangan), Duration Analysis (Analisis Durasi),
Scenario Analysis (Analisis Skenario), Portfolio Theory (Teori Portofolio),
Derivatives Risk Measures (Pengukuran Risiko Derivatif), dan Value at Risk
(Nilai Risiko). VaR sendiri terdiri dari berbagai macam, seperti VAR Metode
Historis ( Back Simulation ), VAR Metode Modeling ( Analytical ), VAR dengan
simulasi Monte Carlo, Pemodelan VAR dan VAR untuk periode yang lebih
panjang. Sedangkan untuk Kebijakan dan Penetapan Pengendalian Risiko
Pemasaran, Lund (2015) menyebutkan bahwa untuk manajemen risiko
pemasaran yang efektif terdiri dari Perencanaan Pemasaran (Marketing
planning), Penilaian Peluang (Opportunity assessment), Perkembangan Program
/ Produk (Program/Product development), Peluncuran (Launch), Kegagalan
Perusahaan atau Produk (Company or product failure) dan Produk yang sudah
ada (Existing products). Serta ada enam keputusan dasar yang mana
berdasarkan pada tindakan pemasaran Saat memberikan harga atau menjual
(When to price or sell), Di mana memberi harga atau menjual (Where to price or

40
sell), Apa bentuk, nilai atau kualitas untuk menjual (What form, grade or quality
to sell), Bagaimana memberikan harga (How to price), Apa pelayanan yang
digunakan (What services to use) dan Kapan dan bagaimana mengirimkan
(When and how to deliver)

E. Evaluasi
1. Bagaimana yang dimaksud dengan Kebijakan dan Penetapan
Pengendalian Risiko Pasar (Market Risk)?
2. Bagaimana yang dimaksud dengan Kebijakan dan Penetapan
Pengendalian Risiko Pemasaran (Marketing Risk)?
3. Apakah pentingnya mempelajari Kebijakan dan Penetapan Pengendalian
Risiko Risiko Pasar (Market Risk) dan dengan Risiko Pemasaran
(Marketing Risk) dalam penerapan manajemen risiko pasar?

41
BAB V
Penyelesaian Risiko Pasar

Indikator keberhasilan: Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat dapat Memahami
dan menjelaskan Penyelesaian Risiko Pasar

Setelah dijelaskan sebelumnya di atas tentang Definisi Risiko


Pasar, Ruang Lingkup Risiko Pasar dan Kebijakan dan Penetapan
Pengendalian Risiko Pasar, selanjutnya adalah tentang Penyelesaian
Risiko Pasar. Dalam menyelesaikan risiko pasar sebenarnya yang bisa
dilakukan adalah meminimalisir risiko dengan apa yang bisa dikenali,
analisa dan prioritaskan; rencanakan dan jadwalkan, lacak dan laporan;
dan mengendalikan peristiwa yang terjadi atau mungkin terjadi selama
usaha berlangsung, “risk can be minimized when we can identify; analyze
and prioritize; plan and schedule; track and report; and control events that
occurs or may occur along the business life of the enterprise.” (Lab-
oyan,Lotes P. 2017)

A. Penyelesaian permasalahan Risiko Pasar (Market Risk)


Dalam penyelesaian permasalahan risiko pasar (market risk),
Laeliyah dkk (2015) menyebutkan bahwa ada 5 cara dalam
memperlakukan risiko, yakni:
1. Avoidance (Dihindari)
Misalnya apabila risiko tersebut masih bisa dipertimbangkan
untuk diambil, misalnya karena tidak masuk kategori risiko yang
diinginkan koperasi atau karena kemungkinan jauh lebih besar
dibandingkan keuntungan yang lebih besar.
2. Acceptance (Diterima dan dipertahankan)
Misalnya apabila risiko tersebut berada pada tingkat yang paling
bisa diterima secara ekonomis, dengan kata lain menerima
tingkat kerugian yang paling kecil.

42
3. Control (Dinaikkan, diturunkan atau dihilangkan)
Misalnya apabila risiko yang ada dapat dikendalikan dengan tata
kelola yang baik, atau melalui pengoperasian exit strategy.
4. Reduce (Dikurangi)
Misalnya apabila bisa mengurango risiko yang ada dengan
mendiversifikasi portofolio yang ada, atau membagi risiko dengan
pihak lain.
5. Minimize (Dipagari)
Misalnya apabila risiko yang ada dapat dilindungi secara artificial,
misalnya risiko dinetralisir sampai batas tertentu dengan
instrumen derivatif.

B. Penyelesaian permasalahan Risiko Pasar (Marketing Risk)


Dalam penyelesaian permasalahan risiko pasar (marketing risk),
Triana (2014) menyebutkan bahwa ada 7 ruang lingkup dalam
manajemen risiko untuk penanggulangan dan penyelesaian
permasalahan risiko pasar (marketing risk), yakni:
1. Sebelum memulai usaha, sebaiknya melakukan riset (research)
mengenai hambatan hambatan yang dimungkinkan muncul
ditengah perjalanan usaha. Dengan begitu dapat menyiapkan
strategi sedini mungkin, untuk mengantisipasi hambatan yang
dimungkinkan ada. Misalnya saja resiko persaingan bisnis yang
dimungkinkan semakin meningkat.
2. Pilihlah peluang bisnis sesuai dengan skill dan minat yang di
miliki, jangan sampai memulai usaha hanya karena ikut-ikutan
trend yang ada. Dengan memulai usaha sesuai dengan skill dan
minat, setidaknya memiliki bekal pengetahuan dan keahlian
untuk mengurangi dan mengatasi segala resiko yang muncul di
tengah perjalanan. Hindari peluang usaha yang tidak kuasai, ini
dilakukan agar tidak kesulitan dalam mengatasi segala
resikonya.

43
3. Carilah informasi mengenai kunci kesuksesan bisnis. Hal
tersebut bisa membantu untuk menentukan langkah-langkah apa
saja yang bisa membuat usaha berkembang, dan langkah apa
saja yang tidak perlu dilakukan untuk mengurangi munculnya
resiko yang tidak diinginkan.
4. Sesuaikan besar modal usaha yang dimiliki dengan resiko usaha
yang akan di ambil. Jangan terlalu memaksakan diri untuk
mengambil peluang usaha yang beresiko besar, jika modal
usaha yang miliki juga masih terbatas.
5. Kesuksesan bisnis bisa di bangun dengan adanya keteguhan
hati (persistence) yang didukung kreatifitas. Dengan keteguhan
hati dalam mencapai kesuksesan serta kreatifitas untuk
mengembangkan usaha dengan ide-ide baru. Maka segala
resiko yang muncul bisa atasi dengan baik.
6. Cari informasi tentang prospek bisnis tersebut sebelum
mengambil sebuah resiko. Saat ini banyak peluang usaha yang
tiba-tiba booming, namun prospek bisnisnya tidak bisa bertahan
lama. Hanya dalam hitungan bulan saja, bisnis tersebut surut
seiring dengan bergantinya trend pasar. Sebaiknya menghindari
jenis peluang usaha seperti itu, karena resikonya cukup besar.
7. Ketahui seberapa besar tingkat kesadaran masyarakat akan
merek produk (brand awareness), begitu juga tingkat kebutuhan
(demand) akan jenis produk tersebut.

Dalam pengembangan produk ada daftar persyaratan yang harus


dipenuhi, tetapi karena tidak berorientasi pada pelanggan maka
pendekatan ini tidak memuaskan. Karena tidak berorientasi pada sudut
pandang pengguna maka merancang dan mengembangkan produk
mengarah pada ketidakpuasan pelanggan. Baik pada saat proses desain
awal atau pada saat produk dikembangkan, dibutuhkan strategi

44
pengalaman untuk memandu dan memastikan terjaganya sudut pandang
pelanggan.

(Reclusa, Ignacio. 2014)

Pentingnya tugas pemasaran beragam tergantung pada


tahap siklus produk. sebagai contohnya, selama proses pengenalan
produk, yang terutama adalah pendidikan pelanggan. Pada saat lebih
matang tahapnya, difokuskan pada menjual fungsi produk dan
keuntungannya dari pesaing lain.
Apa yang bisa dilakukan sekarang pada saat menghadapi
risiko pemasaran adalah tetap berkomitmen untuk mengintegrasikan
manajemen risiko ke dalam program dan perencanaan pemasaran
atau usaha manajemen produk. Identifikasikan siapa yang akan
memimpin usaha manajemen risiko pemasaran. Setiap orang
seharusnya memegang peranan tetapi memiliki seseorang di dalam
tim yang secara khusus ditugaskan untuk memimpin manajemen risiko
pemasaraan akan memberikan perlindungan lebih jauh. Bekerja lebih
baik dengan pengurus organisasi untuk mengintegrasikan pemasaran
ke dalam program manajemen risiko usaha. Luangkan waktu secara
periode untuk menilai dan mengidentifikasi risiko yang potensial dalam
program rencana kerja sekarang ini dan di masa depan. Berdasarkan
pada penilaian ini, susun dan terapkan manajemen risiko pemasaran

45
atau rencana mitigasi. Manajemen risiko pemasaran bukanlah
masalah yang sederhana tetapi usaha yang teratur dan konsisten akan
membuat perbedaan besar. Sebagaimana pernah dikatakan oleh Ben
Franklin, “An ounce of prevention is worth a pound of cure” (satu ons
pencegahan lebih baik daripada satu pons obat). Wilalayah usaha
pemasaran menghadapi terlalu banyak faktor risiko, beberapa faktor
eksternal dari luar, sedangkan lainnya faktor internal dari dalam. Untuk
mengatasi faktor-faktor ini, manajemen badan usaha dan setiap orang
didalamnya harus mengikuti langkah-langkah mitigasi tertentu. Hal
tersebut termasuk identifikasi, penilaian dan prioritasisasi risiko, diikuti
dengan penerapan strategi untuk mengurangi atau memitigasi dampak
kejadian, dan pengendalian kemungkinan peristiwa yang tidak
menguntungkan.

8 Langkah Utama dalam Manajemen Risiko Pemasaran


(sebagaimana terlihat dalam gambar di atas):
1. Identifikasi Risiko (Identify risks): terdiri dari praktek retrospeksi,
termasuk meninjau ulang dan membuat daftar risiko yang didentifikasi.
2. Analisa (Analyze): Mempelajari dan membuat penafsiran tentang
risiko yang didentifikasi dan membuat saftar risiko yang ada bagi
rencana proyek atau usaha untuk dianalisa.

46
3. Menaksir Risiko (Risk assess): Ini terdiri dari menentukan
kemungkinan terjadi dari setiap risiko yang diidentifikasi,
memperhitungkan dampak intensitasnya, dan menetapkan
standarisasi untuk membandingkan satu dengan lainnya.
4. Rencanakan tindakan (Plan action): Rencana diciptakan untuk
memastikan tindakan yang benar dilaksanakan dalam waktu yang
tepat.
5. Manajemen Risiko (Risk management): Secara keseluruhan semua
proses tindakan manajemen risiko.
6. Pengendalian (Control): Setelah kegiatan penilaian risiko, tim
manajemen akan memprioritaskan risiko dan mengambil keputusan
akan bagaimana menggunakan sumber daya yang ada hingga tidak
ada akibat jelek. Rencana mitigasi akan diciptakan, dan sumber daya
akan dialokasikan untuk membantu pelaksanaan.
7. Pengukuran (Measure): Mengidentifikasi jumlah risiko dengan
standar deviasi, beta, value at risk etc.
8. Penerapan (Implementation): Strategi dan komponen prencanaan
telah dianalisa dan diimplementasikan.

(Wahyono, Budi. 2012)

47
Matriks Ansoff (Ansoff Matrix) ialah alat yang sangat menolong
dalam memutuskan sasaran pemasaran. Keadaan yang mana
koperasi berlomba bisa disederhanakan menjadi dua dimensi saja—
produk dan pasar. Bahkan guna lebih sederhananya, kerangka kerja
Ansoff hanya berkata tentang apa yang dipasarkan (produk) dan untuk
siapa produk tersebut dipasarkan (pasar). Dalam kerangka kerja ini,
Ansoff memutuskan empat pilihan tindakan yang mungkin untuk
koperasi sebagai berikut:
1. sell its existing products into existing markets as it knows its
customers, has established channels and so on (Menjual
produk yang ada ke pasar yang ada)
2. to develop new products for existing markets (customers),
through a ‘Product Development’ strategy (Memperpanjang
(memperluas) produk yang baru ke pasar yang ada)
3. taking existing products into new markets using a ‘Market
Development’ strategy (Mengembangkan produk yang ada
untuk pasar yang baru)
4. ‘Diversification’, which is developing new products for new
markets (Mengembangkan produk baru untuk pasar baru)

48
Matriks dalam tampilan 1 menyatakan konsep tersebut.
Tampak jelas bahwa sasaran pemasaran yang mungkin
dilaksanakan mempunyai rentang yang lebar, sebab adanya tingkat
kebaruan teknologi dan tingkat kebaruan pasar. Matriks Ansoff
menyerahkan suatu kerangka kerja logis di mana koperasi bisa
dikembangkan di bawah empat tajuk utama.
Sasaran pemasaran hanya sehubungan dengan produk dan pasar
saja. Karena melulu dengan mengerjakan penjualan saja maka target
finansial koperasi bisa dicapai, elemen laksana periklanan, harga dan
tingkat servis ialah cara (atau strategi) guna melakukannya. Faktor-
faktor laksana sasaran penetapan harga, sasaran promosi penjualan
dan sasaran periklanan jangan dirancukan oleh sasaran pemasaran.
Sasaran pemasaran (marketing objectives) ialah seleksi komitmen
kuantitatif dan kualitatif pemasaran, seringkali dinyatakan baik dalam
format standar kinerja untuk sebuah periode operasi atau situasi
tertentu untuk dijangkau dalam tenggang masa-masa yang diberikan.
Standar kinerja (performance standard) seringkali dinyatakan dalam

49
format volume penjualan dan sejumlah macam ukuran
kemampulabaan. Kondisi yang akan dijangkau biasanya ialah suatu
persentase pangsa pasar dan sekian banyak macam komitmen
lainnya, laksana persentase tertentu dari keseluruhan sebuah
pengecer jenis tertentu.
Sasaran mesti lumayan spesifik guna dapat menunjukkan suatu
organisasi pada tindakan-tindakan yang disyaratkan, dan mesti
menjadi acuan guna pengukuran kinerja perusahaan. Sasaran
(objectives) ialah inti dari perbuatan manajerial, yang menyerahkan
arah pada perencanaan yang dibuat. Dengan menanyakan di mana
sebuah operasi akan diselenggarakan pada masa-masa tertentu di
masa yang bakal datang, sebuah koperasi memutuskan sasaran.
Sasaran yang kabur justru membuat perencanaan menjadi turun
kualitasnya. Hal ini seringkali diakibatkan oleh kecenderungan insan
untuk berpikiran tidak jarang kali berharap, yang lebih ingin tampak
sebagai penggembira ketimbang pemimpin pemasaran yang serius.
Hingga pada waktu ini masih terus diperdebatkan apakah istilah-istilah
pengarah laksana “menurun”, “optimalisasi”, dan “minimalisasi” dapat
dipakai sebagai sasaran. Kecuali ada sebuah metode pengukuran,
sebuah alat ukur, yang dapat dipakai mengkuantifikasi pergerakan
kearah pencapaian sasaran, maka penetapan sasaran tidak tidak
sedikit artinya.
Suatu sasaran mengandung tiga unsur sebagai berikut:
1. Ciri-ciri eksklusif yang dipilih sebagai ukuran keefisienan.
2. Alat ukur atau skala yang dipakai untuk mengukur ciri-ciri khusus.
3. Nilai-nilai tertentu pada skala yang ingin dijangkau perusahaan.
Misalnya, guna sasaran sebagai pemegang posisi nomor satu
pasar dunia, pangsa pasar ialah cirinya, pasar dunia ialah skalanya,
dan nomor satu ialah nilai yang hendak dicapai. Sasaran pemasaran
sehubungan dengan setiap dari keempat kelompok dalam matriks
Ansoff sebagai berikut:

50
1. Produk yang terdapat di pasar yang ada. Kalompok ini beraagam
dan tidak sedikit serta mesti diputuskan untuk seluruh produk utama
dan grup konsumen yang terdapat (segmen)
2. Produk baru di pasar yang ada.
3. Produk baru yang terdapat di pasar baru.
4. Produk baru di pasar baru.
Jika diterjemahkan secara sederhana, strategi produk dan pasar
berarti jalur yang dipilih untuk menjangkau target koperasi melewati
rentang produk yang ditawarkan pada segmen pasar yang dipilih.
Strategi pasar dan produk adalah suatu komitmen pada sebuah
arahan masa depan untuk perusahaan. Sasaran pemasaran hanya
bersangkutan semata-mata dengan produk dan pasar. Berkaitan
dengan produk dan pasar, ada 3 teknik pengukuran risiko pasar:

1. Penetapan Harga Berdasarkan Biaya (Cost-Based Pricing).


Suatu strategi penetapan harga, dimana harga ditentukan
berdasarkan jumlah biaya per satuan produk yang keluar
ditambah dengan keuntungan yang diharapkan.
2. Penetapan Harga Berdasarkan Harga Kompetitor
(Competitor-Based Pricing).
Penetapan harga dilakukan dengan menggunakan harga
kompetitor sebagai referensi, dimana dalam pelaksanaannya
lebih cocok untuk produk yang standar dengan kondisi pasar
oligopoli. Oligopoli adalah pasar di mana penawaran satu jenis
barang dikuasai oleh beberapa perusahaan. Umumnya jumlah
koperasi lebih dari dua tetapi kurang dari sepuluh.
3. Pendekatan Harga Berdasarkan Permintaan (Demand-
Based Pricing).
Pada analisa ini konsumen diminta untuk memberikan
pernyataan dimana konsumen merasa, harganya murah,

51
terlalu murah, terasa mahal dan terlalu mahal dan dikaitkan
dengan kualitas yang diterima
Arahan pemasaran umum yang membawa koperasi pada sasaran
yang hendak dicapai, mengalir dari siklus hidup dan analisis portofolio
yang dilaksanakan dalam audit dan berkisar di dekat keputusan logis
sebagai berikut:
1. Memelihara (maintain) seringkali mengacu pada jenis produk dan
pasar “sapi perah” dan mencerminkan kemauan untuk memelihara
posisi bersaing.
2. Meningkat (improve) seringkali mengacu pada jenis produk dan
pasar “bintang” dan mencerminkan kemauan untuk menambah posisi
berlomba dalam pasar yang menarik.
3. Menuai (harvest) seringkali mengacu pada produk dan pasar jenis
“anjing” dan mencerminkan kemauan untuk mencungkil posisi
berlomba demi deviden jangka pendek dan aliran kas.
4. Keluar (exit) seringkali mengacu pada jenis produk dan pasar
“anjing” dan kadangkala untuk kumpulan “tanda Tanya”. Ini
menggambarkan suatu kemauan untuk menjual sebab suatu posisi
bersaingnya yang lemah, atau sebab kendala ongkos untuk tetap
bermukim di pasar, serta tingginya resiko bila hendak meningkatkan
posisi.
5. Masuk (enter) seringkali mengacu pada sebuah bidang bisnis baru.
Tindakan hati-hati mesti diambil supaya tidak mengekor secara
membabi buta sebentuk “aturan” atau pedoman yang sehubungan*
dengan keputusan sebelumnya. Penggunaan label laksana* anjing
dan sapi perah sebagai acuan untuk* bisnis atau produk bahwasannya
harus dihindari.
.
C. Latihan

Sebutkan perbedaan Penyelesaian Risiko Pasar (Market Risk) dan


dengan Penyelesaian Risiko Pemasaran (Marketing Risk) dan bagaimana

52
kedua hal tersebut bisa mempengaruhi perjalanan sebuah usaha dalam aspek
manajemen risiko pasar!

D. Rangkuman

Dalam Penyelesaian risiko pasar sebenarnya yang bisa dilakukan adalah


meminimalisir risiko dengan apa yang bisa dikenali, analisa dan prioritaskan;
rencanakan dan jadwalkan, lacak dan laporan; dan mengendalikan peristiwa
yang terjadi atau mungkin terjadi selama usaha berlangsung, “risk can be
minimized when we can identify; analyze and prioritize; plan and schedule; track
and report; and control events that occurs or may occur along the business life of
the enterprise.” (Lab-oyan,Lotes P. 2017). Cara dalam Penyelesaian Risiko
Pasar (Market Risk) antara lain, Avoidance (Dihindari), Acceptance (Diterima dan
dipertahankan), Control (Dinaikkan, diturunkan atau dihilangkan), Reduce
(Dikurangi) dan Minimize (Dipagari). Sedangkan cara untuk Penyelesaian Risiko
Pemasaran (Marketing Risk) adalah Lakukan riset (research), sesuai dengan skill
dan minat bukan trend yang ada, carilah informasi mengenai kunci kesuksesan
bisnis, sesuaikan besar modal usaha yang dimiliki, keteguhan hati (persistence)
yang didukung kreatifitas, cari informasi tentang prospek bisnis, tingkat
kesadaran masyarakat akan merek produk (brand awareness), begitu juga
tingkat kebutuhan (demand).

E. Evaluasi

1. Apakah yang dimaksud dengan Penyelesaian Risiko Pasar (Market Risk)?


2. Apakah yang dimaksud dengan Penyelesaian Risiko Pemasaran
(Marketing Risk)?
3. Apakah pentingnya mempelajari Penyelesaian Risiko Pasar (Market Risk)
dan dengan Penyelesaian Risiko Pemasaran (Marketing Risk) dalam
penerapan manajemen risiko pasar?

53
BAB V

PENUTUP
A. Rangkuman

Sebagai rangkuman, perlu ditekankan ulang bahwa koperasi sebagai


badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum
Koperasi, harus mampu berkembang demi terwujudnya tujuan Koperasi itu
sendiri, yaitu memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian
nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Manajemen risiko yang efektif dapat meminimumkan biaya risiko.


Konkretnya, risiko yang dikelola dengan baik, seperti dengan asuransi dan
hedging kontrak derivatif, dapat menjaga agar kinerja badan usaha terhindar
dari faktor-faktor non-operasi seperti kerugian akibat pure risk dan price risk
tadi.

Berdasarkan konsep investasi, risiko yang relevan dalam portofolio aset


hanyalah risiko sistematis karena risiko spesifik pada dasarnya dapat
dihilangkan melalui diversifikasi. Dengan demikian, investor yang
investasinya telah terdiversifikasi dengan baik dalam portofolio hanya dapat
mengharapkan tingkat return karena dia menanggung risiko sistematis,
karena dengan melakukan diversifikasi dengan efektif, risiko spesifik aset-
aset dalam portofolionya itu pada dasarnya telah tereliminasi.

Manfaat manajemen risiko bagi peningkatan kemakmuran badan usaha


adalah jika pengaruh manajemen risiko terhadap discount rate tidak
signifikan, mari lihat manfaatnya untuk arus kas bersih. Paling tidak ada tiga
manfaat manajemen risiko bagi arus kas bersih: (1) menjaga kestabilan arus

54
kas, (2) mengurangi kemungkinan badan usaha mengalami financial distress,
dan (3) mengurangi kemungkinan badan usaha terpaksa mencari pendanaan
baru untuk menutupi kerugian akibat risiko ataupun untuk mendanai investasi
baru.

Untuk mengelola risiko dengan baik, maka badan usaha haruslah


memahami risiko apa saja yang mereka hadapi. Oleh karena itu, Anda harus
memahami risiko besar apa saja yang dihadapi. Kemudian juga
mendefinisikan jenis dan seberapa banyak risiko yang bersedia untuk
ditanggung.

Terkadang, badan usaha tidak mengerti benar mengenai risiko apa yang
mereka tanggung dan dampaknya terhadap bisnis. Misalnya, koperasi
melakukan investasi yang menjanjikan return tinggi namun ternyata gagal
dan mereka hanya menjadi korban penipuan belaka.

Setiap industri memiliki jenis risiko yang berbeda-beda sehingga masing-


masing seharusnya membuat klasifikasi bagi banyak kategori risiko ini, Di
industri farmasi, misalnya, badan usaha dapat mengalami risiko volume bisnis
ketika pesaingnya memperkenalkan obat baru yang lebih bagus. Mereka juga
mengalami risiko operasional ketika produk mereka ditarik dari pasaran
sehingga mengurangi pendapatan. Kemudian mereka juga terekspos
terhadap risiko R&D jika obatnya tidak mendapatkan persetujuan dari BPOM.

Selain memahami jenis risiko yang dihadapi, badan usaha juga harus
memahami seberapa besar risiko yang mereka tanggung. Kemudian, Anda
juga harus memahami bahwa setiap unit bisnis memiliki risiko yang berbeda
dan bisa saja berhubungan satu sama lain. Anda juga harus memahami
bagaimana risiko tersebut berdampak terhadap risiko keseluruhan.

Dalam kata lain, badan usaha harus memiliki pandangan secara lebih
terintegrasi. Misalnya, koperasi, harus bisa mengidentifikasi bahwa adanya
penurunan dalam industri ritel dan simpan pinjam mengakibatkan risiko

55
antara lain: risiko volume bisnis berkaitan dengan pelayanan, risiko kredit
(risiko pinjaman belum dibayar) dan risiko pasar berkaitan dengan investasi
misalnya di obligasi perusahaan.

Merumuskan strategi adalah salah satu aktivitas paling penting badan


usaha dan mempengaruhi semua keputusan investasinya . Strategi yang baik
menjelaskan jenis risiko yang diasumsikan atau yang bersedia mereka
terima, magnitude risiko tersebut, dan return yang diharapkan untuk menutupi
risiko tersebut . Penjelasan akan elemen ini menyediakan kejernihan dan
arah untuk manajer unit bisnis yang berusaha untuk menyelaraskan strategi
mereka dengan strategi perseroan keseluruhan sambil membuat trade-off
risk dan return.

Level return yang diinginkan bervariasi tergantung toleransi para manajer


terhadap risiko. Beberapa mungkin bersedia untuk menerima risiko demi
return yang lebih tinggi. Lainnya mungkin lebih konservatif. Namun
setidaknya, return haruslah melebihi cost of capital.

B. Kesimpulan

Sebagai kesimpulan akhir, bahwa manajemen risiko pasar sebagaimana


halnya strategi pada umumnya, strategi risiko pada koperasi juga memiliki
beberapa skenario yang berbeda macamnya. Pada zaman seperti sekarang
ini, sebagai badan usaha yang berbasis perekonomian rakyat, Koperasi
haruslah mengetahui bagaimana profit dan laba akan beraneka macam
dalam kondisi ekonomi pasar yang berbeda-beda. Diharapkan dengan
manajemen risiko pasar, jika terjadi skenario yang negatif dan pesimistis
dimana pasar berada dalam kondisi ekonomi yang terburuk, koperasi memiliki
strategi manajemen risiko pasar untuk menghadapi risiko yang ada.

Tentu saja memang berbeda dengan risiko kredit yang sudah melekat
begitu dana kredit itu disalurkan, risiko pasar baru bisa terlihat dalam waktu
yang agak lama. Misalnya, ketika debitor mengalami masalah akibat

56
perubahan makro yang memburuk. Sebagai konsekuensinya, harus
merestrukturisasi kredit yang ada dengan memberikan diskon bunga sebagai
contohnya. Hal-hal seperti itu menjadi bagian dari risiko pasar Akan tetapi,
tentu saja kemajuan sebuah Koperasi ditentukan oleh seluruh fungsi yang
ada di lingkup Koperasi itu sendiri, baik yang berkaitan dengan fungsi
perangkat organisasi Koperasi, serta yang tidak kalah pentingnya adalah
partisipasi dari seluruh anggota Koperasi baik selaku pemilik maupun sebagai
pengguna jasa Koperasi, dengan tetap mengacu pada prinsip Koperasi yang
merupakan intisari dari dasar kerja Koperasi sebagai badan usaha serta
merupakan ciri khas Koperasi.

57
DAFTAR PUSTAKA

Armstrong, Gary., Kotler, Philip., & Opresnik, Marc O. 2017. Marketing An Introduction
Thirteenth Edition Global Edition. Essex: Pearson Education Limited.
Crane, Laurence, et al. 2013. Introduction to Risk Management Second Edition. United
States Department of Agriculture National Institute of Food and Agriculture:
Extension Risk Management Education and Risk Management Agency.
Dowd, Kevin. 2002. An Introduction to Market Risk Measurement. West Sussex: John
Wiley & Sons Ltd.
Fahmi, Irham. 2018. Manajemen Risiko: Teori, Kasus, dan Solusi. Bandung: Penerbit
Alfabeta.
Iverson, David. 2013. Strategic Risk Management: A Practical Guide to Portfolio Risk
Management. Singapore: John Wiley & Sons Singaapore Pte Ltd.
Lab-oyan,Lotes P. 2017. Risk Management in Cooperative Operations. Herald Express.
Retrieved from <https://www.baguioheraldexpressonline.com/risk-
management-in-cooperative-operations/> accessed 02/02/2020
Laeliyah, Siti dkk. 2015. Makalah Risiko Pasar Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata
Kuliah Manajemen Risiko. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas
Islam Negeri Walisongo Semarang. Retrieved from http://nurus-
sholihah.blogspot.com/2015/10/risiko-pasar-makalah-disusun-guna.html
accessed 02/02/2020
Lund, David. 2015. What Could Go Wrong? Protect Yourself From Marketing Risk
Retrieved from <https://www.business2community.com/marketing/go-wrong-
protect-marketing-risk-01133907> accessed 02/02/2020
Puspitarini, Triana. 2014. Ruang Lingkup Manajemen Risiko, Penanggulangan Risiko,
Manfaat Manajemen Risiko, Manfaat Asuransi Dalam Kegiatan Ekonomi
Dan Sosial. Manajemen Keuangan Universitas Gunadarma. Retrieved from
http://anatrianapuspitarini.blogspot.com/2014/11/ruang-lingkup-manajemen-
risiko.html accessed 02/02/2020
Reclusa, Ignacio. 2014. Operational Risk: Marketing and Sales Risk.
www.ignacioreclusa.com: Risk Management and Insurance.

58
Spacey, John. 2017. 9 Types of Marketing Risk. Simplicable. Retrieved from
<https://simplicable.com/new/marketing-risk> accessed 02/02/2020
Wahyono, Budi. 2012. Bagaimana Menetapkan Sasaran Pemasaran? Pendidikan
Ekonomi Retrieved from
<http://www.pendidikanekonomi.com/2012/09/normal-0-false-false-false-en-
us-x-none.html> accessed 02/02/2020
Marketing Risks. In: ManagementMania.com [online]. Wilmington (DE) 2011-2020,
09/22/2015 [cit. 02/07/2020]. Available at: <https://managementmania.
com/en/marketing-risks> accessed 02/02/2020

59
BIODATA PENULIS

Mario Dwi Putra Lesmana, S.S., M.Pd., Agama


Katolik, lahir di Surabaya pada tanggal 04 Juni 1982.
Penulis saat ini bekerja di Unit Pelaksana Teknis
Pendidikan dan Pelatihan Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah Provinsi Jawa Timur. Penulis
menyelesaikan pendidikan SD, SMP dan SMA di
Santa Maria Surabaya, setelah itu melanjutkan
pendidikan strata satu (S.1) Jurusan Sastra Inggris
Fakultas Sastra di Universitas Kristen Petra Surabaya
lulus pada tahun 2004. Selanjutnya meneruskan pendidikan lebih kanjut dengan
mengambi pendidikan strata dua (S.2) Pendidikan Bahasa dan Sastra di Pasca
Sarjana Universitas Negeri Surabaya dan lulus pada tahun 2010.

60

Anda mungkin juga menyukai