Oleh:
ADELIA JANICE P (02)
ASWIN WILDAN R (05)
DISTI MEDITA H (09)
RAMADHANI CANDRA N (22)
RIZMA DYA S (23)
PENDAHULUAN
Manajemen risiko merupakan salah satu elemen penting dalam menjalankan bisnis
perusahaan. Sasaran utama dari implementasi manajemen risiko adalah melindungi perusahaan
terhadap kerugian yang mungkin timbul. Lembaga perusahaan mengelola risiko dengan
Kita harus bisa menemukan kerugian potensial yang mungkin terjadi dan mencari cara
untuk menangani risiko tersebut. Dunia bisnis pun tak luput dari ketidakpastian. Ketidakpastian
dalam dunia bisnis akan menyebabkan terjadinya risiko bisnis. Perusahaan merencanakan
Dengan analisis yang mendalam diperkirakan penjualan setelah adanya promosi besar-besaran
tersebut dapat meningkat sebanyak 20%. Tetapi kenyataanya penjualan hanya dapat meningkat
10%. Ini merupakan salah satu bentuk risiko yang terjadi dalam dunia bisnis. Risiko dalam
bisnis tidak bisa diabaikan begitu saja. Perusahaan perlu menganalisis kemungkinan kerugian
potensi dalam bisnisnya tersebut kemudian mengevaluasi dan mencari cara untuk
menanggulanginya. Dengan demikian diharapkan bisnis yang dijalaninya dapat sukses meraih
tujuan dengan mudah. Risiko merupakan sesuatu yang pasti akan terjadi ketika kita melakukan
suatu tindakan. Risiko adalah berbagai kemungkinan yang terjadi pada periode tertentu. Risiko
sering dikaitkan dengan kerugian. Jadi risiko adalah ketidakpastian yang mungkin melahirkan
bencana alam, perampokan, dan pencurian, kebangkrutan adalah beberapa contoh dari risiko
yang lazim terjadi di berbagai perusahaan. Terutama perusahaan yang tidak melakukan
tindakan apa-apa, bahkan tindakan preventif pun tidak dilakukan. Perusahaan tidak melakukan
PEMBAHASAN
Analisis Risiko adalah suatu metode analisis yang meliputi faktor penilaian, karakterisasi,
komunikasi, manajemen dan kebijakan yang berkaitan dengan risiko tersebut. Tahapan
kegiatan analisis risiko antara lain meliputi: identifikasi hazard, proyeksi risiko, penilaian
risiko, dan manajemen risiko. Penilaian risiko dapat dilakukan secara kuantitatif atau kualitatif.
1. Identifikasi Hazard
Dalam aktivitas identifikasi, maka informasi yang akan didapatkan adalah tipe hazard dan
magnitude hazard.
2. Proyeksi Risiko
Proyeksi atau estimasi risiko dilakukan untuk me-rating risiko berdasarkan kecenderungan
bahwa risiko tersebut akan menjadi kenyataan dan segala konsekuensi dari masalah yang
berhubungan dengan risiko tersebut. Proyeksi risiko merupakan komponen utama dalam
Tahap ini meliputi: penetapan skala yg merefleksikan persepsi kecenderungan suatu risiko
risiko, menetapkan dampak dari risiko, dan ketepatan secara menyeluruh dari proyeksi
risiko.
3. Penilaian Risiko
Risiko diberi bobot berdasarkan persepsi dampak dan prioritas. Dampak merupakan fungsi
risiko.
Teknik penilaian risiko dapat dilakukan secara kualitatif atau kuantitatif. Karakteristik
penilaian kualitatif meliputi tipe efek kesehatan, estimasi frekuensi pemajanan (harian,
mingguan, bulanan), lokasi hazard dalam hubungannya dengan tempat kerja. Sedangkan
karakteristik penilaian kuantitatif meliputi data pengukuran pemajanan, konsentrasi zat, angka
Kuantifikasi terhadap suatu risiko akan sangat tergantung pada kondisi nature hazard,
kemudahan untuk diukur (measurable) dan adanya suatu standar yg dipakai. Untuk
mengkuantifikasi risiko, ketiga komponen risiko (frekuensi, probabilitas dan hasil jadi
merupakan teknik untuk melihat pola kejadian. Frekuensi dapat diekspresikan dengan
menggunakan data riwayat pemajanan atau incident record. Probabilitas dapat dibuat
skala dengan rentang nilai ( 0 < P < 1 ). Hasil jadi (outcome) atau konsekuensi dari hasil
pemajanan terhadap suatu hazard dapat diukur sebagai berikut: jumlah kasus kematian
atau cedera, kasus sakit serius dan biaya kerusakan (lost cost). Kelemahan penilaian
risiko kuantitatif, antara lain sifatnya sangat natur sehingga tidak memperhatikan
persepsi dan perlakuan terhadap hazard. Hal lain yang dapat dilakukan secara
kuantitatif risiko ini pada umumnya sangat aplikatif untuk chemical atau process
pengukuran durasi pemajanan, konsentrasi atau dosis hazard dan hasil jadi (kematian).
Metode penilaian risiko secara kualitatif terkesan subjektif dan memberi peluang
multiinterpretasi dan debat. Persepsi risiko bisa bervariasi untuk setiap orang. Ada
Fine’s risk score adalah model untuk melakukan penilaian risiko dengan formula
sbb: Risiko adalah hasil pengalian faktor-faktor yang terdiri dari: konsekuensi x
diklasifikasikan dalam beberapa kelas dan diberi rating. Hasil perhitungan risiko
resources dan mengontrol hazard. Maka apabila sudah dapat men-score risiko,
TTC hazard rating system mempergunakan huruf alfabet untuk me-ranking risiko.
Kriteria level: severity, probabilitas dan biaya untuk intervensi. Model ini berguna
untuk komparasi penilaian risiko dari berbagai hazard dan bermanfaat utk membuat
FLAME Model
FLAME Model merupakan kelanjutan dari Fine’s risk score dan TTC Hazard
1. Kemungkinan
2. Dampak
Menentukan kriteria penilaian resiko yang terdiri dari kriteria dampak dan
Melaksanakan penilaian risiko yang terdiri dari kegiatan identifikasi, evaluasi, dan
analisa risiko.
Menentukan rencana mitigasi risiko sebagai bagian dari proses penerapan SMKI dan
3. Data yang berasal dari lembaga lain / sumber publik / data pihak ketiga
4. Dsb.
Penyebab
Indikator
Evaluasi risiko adalah langkah yang dapat membantu proses pengambilan keputusan
berdasarkan hasil dari analisis risiko dan dapat menentukan risiko mana saja yang
konsisten dengan konteks eksternal, internal, dan manajemen risiko yang telah
Keputusan dalam mengevaluasi berdasarkan pada peringkat risiko yang telah diperoleh
dari hasil analisis risiko, juga dapat didasarkan atas nilai ambang yang ditetapkan sesuai
dengan:
Penilaian risiko merupakan hasil kali antara nilai frekuensi dengan nilai keparahan
suatu risiko. Untuk menentukan kategori suatu risiko apakah itu rendah, sedang, tinggi
ataupun ekstrim dapat menggunakan metode matriks risiko seperti pada matriks risiko di
bawah:
Kategori Risko dari penilaian matriks risiko
Acceptable Perlu aturan/ prosedur/ rambu
Acceptable (hijau) : maka risiko dianggap kecil dan perlakuan risiko tidak diperlukan
Supplementary Issue (kuning) : maka perlakuan risiko didasarkan pada cost benefit
Issue (orange) : maka perlakuan risiko perlu dilakukan agar risiko tersebut menjadi
minimal
Unacceptable (merah) : perlakuan risiko harus segera dilakukan walaupun biaya mahal
Dari representasi di atas, maka dapat ditentukan langkah pengendalian risiko yang paling tepat
Fungsi Matriks
4. Menjadi landasan untuk menentukan Risk Treatment yang tepat untuk risiko tersebut
Toleransi risiko (Risk Tolerance) ,merupakan tingkat variabilitas imbal hasil (return)
investasi yang bersedia ditanggung oleh investor. Toleransi risiko adalah factor penting dalam
berinvestasi, maka harus memiliki pemahaman yang realistis tentang kemampuan dan juga
harapan investor dalam menggerakkan lompatan besar dari nilai investasi. Apabila terlalu
banya mengambil risiko, bias jadi akan panic dan melakukan penjualan asset pada momen yang
kurang tepat. Ada 4 hal yang harus dipahami pada toleransi risiko, diantaranya yaitu :
Penentuan tingkat toleransi risiko bukanlah suatu hal mudah karena setiap risiko punya
Konsep toleransi risiko pada dasarnya menggambarkan tingkat daya tahan organisasi
Batas toleransi risiko menunjukkan bahwa bila batasan tersebut terlewati, maka
dampaknya akan sangat serius bagi organisasi dan berpotensi dapat menjadikan
Ketentuan penggunaan toleransi risiko dapat digunakan pada saat kerugian secara
agregatif ( per tahun) atas seluruh kejadian-kejadian merugikan yang dialami oleh perusahaan
tanpa memandang kejadiannya seperti apa, risiko dengan dampak terbesar yang berpotensi
untuk menimbulkan dampak fatal bagi organisasi, dan toleransi risiko dapat ditentukan
Risk appetite adalah suatu keadaan di mana organisasi memilih untuk menerima,
ada. Berbeda dengan risk tolerance dalam perspektif perusahaan. Risk tolerance adalah
sejumlah dampak negative yang berani diambil oleh suatu organisasi untuk mencapai tujuan
mereka. Setelah risiko didefinisikan, risk appetite daoat diterjemahkan menjadi risk tolerance
dan risk limit (batas toleransi risiko) emurut unit bisnis, area fungsional dan kantor cabang
4. Dukungan SDM, proses, dan infrastruktur untuk mencapai tujuan dengan range risiko
yang diterima
dan kepatuhan
Analisis risiko akan tergantung informasi risiko dan data yang tersedia. Metode analisis
yang digunakan bisa bersifat kualitatif, semi kuantitatif, atau kuantitatif bahkan kombinasi dari
Urutan kompleksitas serta besarnya biaya analisis (dari kecil hingga besar) adalah:
kualitatif, semi kuantitatif, dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk memberikan
gambaran umum tentang level risiko. Setelah itu dapat dilakukan analisis semi kuantitatif
ataupun kuantitatif untuk lebih merinci level risiko yang ada. Penjelasan tentang karakteristik
a. Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif menggunakan bentuk kata atau skala deskriptif untuk menjelaskan
seberapa besar potensi risiko yang akan diukur. Hasilnya misalnya risiko dapat termasuk
dalam:
Risiko rendah
Risiko sedang
Risiko tinggi
Analisis kualitatif digunakan untuk kegiatan skrining awal pada risiko yang membutuhkan
Pada analisis semi kuantitatif, skala kualitatif yang telah disebutkan diatas diberi nilai.
Setiap nilai yang diberikan haruslah menggambarkan derajat konsekuensi maupun probabilitas
dari risiko yang ada. Misalnya suatu risiko mempunyai tingkat probabilitas sangat mungkin
terjadi, kemudian diberi nilai 100. setelah itu dilihat tingkat konsekuensi yang dapat terjadi
sangat parah, lalu diberi nilai 50. Maka tingkat risiko adalah 100 x 50 = 5000. Nilai tingkat
risiko ini kemudian dikonfirmasikan dengan tabel standar yang ada (misalnya dari ANZS/
yang kita buat belum tentu mencerminkan kondisi obyektif yang ada dari sebuah risiko.
Ketepatan perhitungan akan sangat bergantung kepada tingkat pengetahuan tim ahli dalam
analisis tersebut terhadap proses terjadinya sebuah risiko. Oleh karena itu kegiatan analisis ini
sebaiknya dilakukan oleh sebuah tim yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu dan background,
c. Analisis Kuantitatif
Analisis dengan metode ini menggunakan nilai numerik. Kualitas dari analisis tergantung
pada akurasi dan kelengkapan data yang ada. Konsekuensi dapat dihitung dengan
menggunakan metode modeling hasil dari kejadian atau kumpulan kejadian atau dengan
mempekirakan kemungkinan dari studi eksperimen atau data sekunder/ data terdahulu.
Probabilitas biasanya dihitung sebagai salah satu atau keduanya (exposure dan
probability). Kedua variabel ini (probabilitas dan konsekuensi) kemudian digabung untuk
menetapkan tingkat risiko yang ada. Tingkat risiko ini akan berbeda-beda menurut jenis risiko
yang ada.
BAB 3
KESIMPULAN
Analisis Risiko adalah suatu metode analisis yang meliputi faktor penilaian, karakterisasi,
komunikasi, manajemen dan kebijakan yang berkaitan dengan risiko tersebut. Tahapan
kegiatan analisis risiko antara lain meliputi: identifikasi hazard, proyeksi risiko, penilaian
risiko, dan manajemen risiko. Teknik penilaian risiko dapat dilakukan secara kualitatif atau
kuantitatif.
Evaluasi risiko adalah langkah yang dapat membantu proses pengambilan keputusan
berdasarkan hasil dari analisis risiko dan dapat menentukan risiko mana saja yang
merupakan hasil kali antara nilai frekuensi dengan nilai keparahan suatu risiko.
Toleransi risiko (Risk Tolerance) ,merupakan tingkat variabilitas imbal hasil (return)
investasi yang bersedia ditanggung oleh investor. Toleransi risiko adalah factor penting dalam
berinvestasi, maka harus memiliki pemahaman yang realistis tentang kemampuan dan juga
Risk appetite adalah suatu keadaan di mana organisasi memilih untuk menerima,
memantau, mempertahankan diri, atau memaksimalkan diri melalui peluang-peluang yang ada.
Risk tolerance adalah sejumlah dampak negative yang berani diambil oleh suatu organisasi
Analisis risiko akan tergantung informasi risiko dan data yang tersedia. Metode analisis
yang digunakan bisa bersifat kualitatif, semi kuantitatif, atau kuantitatif bahkan kombinasi dari