Anda di halaman 1dari 29

RISIKO

OPERASIONAL

Materi Pembahasan
1. DEFINISI RISIKO OPERASIONAL
2. PENGUKURAN RISIKO OPERASIONAL
3. MENGHITUNG KERUGIAN YANG DIHARAPKAN
4. PERUBAHAN KARAKTERISTIK RISIKO OPERASIONAL
5. EVALUASI DIRI UNTUK MENGUKUR RISIKO OPERASIONAL

1. DEFINISI
RISIKO
OPERASIONAL

Risiko yang timbul karena kegagalan dari proses


internal, manusia, sistem, atau dari kejadian
eksternal (Basel II).
Risiko yang inherent, yaitu risiko yang muncul
karena perusahaan menjalankan bisnisnya.
Contoh:
Kesalahan pencatatan
Sistem pengawasan internal yang kurang memadai
Kegagalan sistem komputer
Serangan virus
Kecelakaan kerja
Serangan bom oleh teroris
Dll.

A. Kegagalan Proses Internal


Merupakan risiko yang berkaitan dengan kegagalan proses
atau prosedur internal organisasi
Contoh:
Risiko akibat dokumentasi kurang lengkap atau salah
Kesalahan transaksi
Trader menjual 610.000 lembar saham seharga 16 yen/lembar, padahal
seharusnya 16 lembar saham seharga 610.000/lembar
Pengawasan kurang memadai
Seorang karyawan bank dipercaya sebagai trader sekaligus pencatat
transaksi, namun ia hanya mencatat keuntungan saja sedangkan
kerugiannya tidak dicatat, dan kerugian ini tidak terawasi oleh bank
hingga akhirnya bangkrut
Pelaporan kurang memadai tingkat kepatuhan terhadap peraturan
kurang

B. Risiko Kegagalan Mengelola


Manusia (Karyawan)
Karyawan merupakan aset penting dan sekaligus
sebagai sumber risiko operasional
Contoh:
Kecelakaan kerja, karena karyawan yang ceroboh/kurang
pengalaman
Terlalu tergantung pada seorang karyawan kunci, sehingga
perusahaan bermasalah bila ia meninggal/pindah kerja
Integritas karyawan kurang, sehingga bisa menggelapkan
uang perusahaan

Perusahaan harus mempunyai karyawan dengan


kualifikasi, pengalaman, dan integritas yang

C. Risiko Sistem
Sistem komputer memiliki manfaat yang besar namun
dengan risiko yang besar pula
Contoh:
Kerusakan data
Kesalahan pemrograman
Sistem keamanan kurang baik (mudah dimasuki hacker)
Penggunaan teknologi belum teruji
Terlalu mengandalkan model tertentu untuk keputusan bisnis

D. Risiko Eksternal
Sumber dari luar organisasi, dan di luar kendali
organisasi
Jarang terjadi, namun berdampak besar
Contoh:
Perampokan
Serangan teroris
Bencana alam

2. PENGUKURAN
RISIKO
OPERASIONAL

Matriks Frequency/Severity
Tdd 2 dimensi:
1. Sumbu x/horizontal: frekuensi atau probabilitas terjadinya
risiko
2. Sumbu y/vertical: tingkat keseriusan kerugian atau impact
dari risiko tsb.
Severity

C Gagal
.Contoh:
Bayar
Debitur
Besar

A
Kesalahan
Pemrosesan
B Rate
Risk

Frequency

Cara menentukan tinggi-rendahnya


severity atau frekuensi:
Membandingkannya
dengan
median atau rata-rata dari daftar
risiko yang ada
Perhitungan angka absolut
Survey
terhadap
manajermanajer perusahaan

Strategi Menghadapi Risiko Berdasarkan


Matriks Severity/Frequency

Risk Map
10

II

Quadrant
I

(Detect and
Monitor)

(Prevent At
Source)

Quadrant
IV

Quadrant
III

(Low Control)

(Monitor)

Hig
h
Lo
w

Severity

98765432
Quadrant
1

2
3
4
Lo
Hig
F r e q u e n chy
w

Kuadran I: frekuensi tinggi, signifikansi tinggi


Dapat mengakibatkan kebangkrutan, dan
terjadi akibat risiko pada kuadran lain tidak
terkendali
sehingga
perlu
dilakukan
pencegahan migrasinya risiko-risiko yang ada
ke kuadran ini
Kuadran II: frekuensi rendah, signifikansi
tinggi
Risiko jarang terjadi dan sulit dikenali namun
mengakibatkan kerugian yang besar, sehingga
perlu dideteksi dan dilakukan pengawasan
Kuadran III: frekuensi tinggi, signifikansi
rendah
Merupakan konsekuensi dalam menjalankan
5 bisnis, mudah dikenali dan dihitung sehingga
perusahaan dapat menganggapnya sebagai
biaya
dari
kegiatan
bisnis
dan
memasukannya ke komponen harga
Kuadran

IV:

frekuensi

rendah,

signifikansi

TINGGI

SEVERITY

Wilayah 1

Wilayah 2
Wilayah 3

Wilayah 1
Immediate action: penanganan agresif dan
segera.
Wilayah 2
Immediate attention: pengawasan segera
pada risiko ini.

RENDA
H

Wilayah 4
Annual evaluation: pengawasan lebih
longgar
dengan
jangka
waktu
panjang,
Perhatikan
dinamika
risiko:
risiko
dari suatu
misalnya
tahunan
wilayah berubah
ke wilayah lain. Contohnya risiko

RENDA
H

Wilayah 4

Wilayah 3
Periodic attention: pengawasan berkala.

TINGGI
FREKUENSI

tuntutan hukum. Dulu, risiko ini tidak begitu


terlihat (wilayah 4), namun seiring semakin
sadarnya masyarakat akan hak dan kewajibannya,
risiko ini menjadi semakin penting (wilayah 2).

3. MENGHITUNG
KERUGIAN YANG
DIHARAPKAN

A. Perhitungan Langsung
Kerugian Yang Diharapkan = Frequency (probabilitas) x severity (besarnya
kerugian)
Bulan

Contoh Soal:
Diketahui data frekuensi kecelakaan kerja bulan
Januari Desember dan nilai kerugiannya pada table
di samping. Berapa kerugian yang diharapkan dari
kecelakaan kerja bulan mendatang?
Jawaban:
Rata-rata kecelakaan tiap bulan (frequency) = 5,25
kali
Kerugian tiap kecelakaan (severity) = Rp2.412.698
Rp2,4juta
Nilai kerugian yang diharapkan
= frequency x
severity
= 5,25 x Rp2,4juta =

Frekuen
si

Nilai Kerugian
(Rp)

4
6
5
4
6
7
5
6
4
5
6
5

12.000.000
11.000.000
12.000.000
11.000.000
15.000.000
14.000.000
13.000.000
12.000.000
13.000.000
12.000.000
14.000.000
13.000.000

63

152.000.000

5,25

12.666.667

Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Jumlah
Rata-rata
Nilai kerugian
perkecelakaan

2.412.698

B. Pendekatan Analitis Untuk


Menghitung Kerugian yang Diharapkan
Kita asumsikan distribusi tertentu (biasanya normal) dari kerugian yang akan terjadi.
Misalkan kita mengetahui tingkat keuntungan yang diharapkan (rata-rata) adalah Rp10juta dengan standar deviasi adalah
Rp15juta. Berapa kerugian pada interval 95%?

Nilai kerugian pada batas 5% bisa dihitung sbb:


Nilai kerugian = 10 juta 1,65(10 juta) = Rp6,5juta.
1,65 adalah nilai z yang berkaitan dengan wilayah probabilitas sebesar 5%. Nilai kerugian yang diharapkan dengan demikian
adalah 6,5 juta rupiah.
Kelemahan metode ini: asumsi distribusi normal sesuai dengan kenyataan, namun kenyataannya distribusi kerugian tidak selalu
normal. Biasanya kerugian mempunyai distribusi lognormal, yaitu distribusi di mana lognatural dari variable random berbentuk
normal, seperti sbb:
Z = { log (X) - } /
Distribusi tsb mempunyai kecondongan positif (positive skewness).

C. Pendekatan Simulasi
Evaluasi frekuensi munculnya kejadian merugikan disimpulkan frekuensi tsb
mengikuti distribusi Poisson, dengan nilai yang diharapkan adalah 5 kali
terjadinya peristiwa tsb tiap bulannya
Evaluasi severity kerugian disimpulkan severity tsb mengikuti distribusi
normal, misal kerugian rata-rata tiap peristiwa Rp15juta dengan standar deviasi
Rp2juta
Lakukan simulasi dengan cara:
1. Hasilkan angka random unuk frekuensi munculnya kerugian dengan
menggunakan distribusi Poisson dengan nilai yang diharapkan adalah 5
2. Hasilkan angka randomuntuk severity kerugian dengan menggunakan
distribusi normal
3. Kalikan frekuensi dengan severity untuk menghasilkan total kerugian yang
diharapkan pada periode tertentu (misal bulanan)
4. Ulangi langkah 1 sampai 3 beberapa kali (misal 100 kali atau 1000 kali)

Tabel Probabilitas Distribusi Poisson

Tabel Distribusi Normal Kumulatif

Tabel Perhitungan Kerugian yang Diharapkan dari


Simulasi dengan
10 run
Nilai Z yang
berkaitan dengan angka pada kolom

Langkah 2: memilih
angka random 0-9999
dari distribusi normal
(10 angka)
Langkah 1:
memilih angka
random distribusi
Poisson (10 angka)

Frekuensi yang
berkaitan dengan
angka pada kolom (1)
Angka 24 ada pada
interval 13-27
berkaitan dengan
frekuensi 3

(3)
Angka 8693 paling mendekati nilai probabilitas
0,8686 pada tabel distribusi normal merupakan
nilai untuk Z sebesar 1,12

Kerugian yg
diharapkan
= Frekuensi
(kolom 2) x
severity (kolom 5)

Nilai kerugian (severity) yaitu X dihitung dengan rumus:


Z=(X)/
Jika rata-rata kerugian = 15 juta, standar deviasi = 2 juta, dengan Z
Maka nilai severity X = (1,12) x (2 juta) + 15 juta = 17,24 juta
Jika angka kolom (3) <5000, maka nilai Z = 0,9990 (angkarandom/100

Tabel distribusi frekuensi kerugian Bagan distribusi probabilitas kerugian dengan simulasi 1000 run
dengan menggunakan interval kerugian
setiap 10 juta

gan distribusi frekuensi kerugian total (hasil simulasi)

Keuntungan pendekatan simulasi: dapat memasukkan skenario-skenario


yang diinginkan.
Contoh:
Sebuah perusahaan membeli asuransi untuk meng-cover sebagian risiko
dengan nilai tanggungan tertentu masukkan ke analisis simulasi jika
peruashaan mengalami kerugian, maka nilai tanggungan akan dikurangkan
dari kerugian tsb (severity kerugian akan berkurang) bandingkan
distribusi kerugian tanpa asuransi dan dengan asuransi perusahaan
dapat memilih mana yang lebih menguntungkan

4. PERUBAHAN
KARAKTERISTIK
RISIKO
OPERASIONAL

Karakteristik risiko operasional dapat berubah dari waktu ke waktu, dipengaruhi


oleh globalisasi, otomatiasi, terlalu mengandalkan teknologi, dll.
Contoh:
Jaman dulu, pencatatan dilakukan secara manual. Risiko yang sering timbul
adalah risiko kesalahan pencatatan oleh karyawan yang lelah (misal sore hari),
namun kerugian relative kecil (misal harusnya mencatat Rp.11.000, tetapi
dicatat Rp10.000, sehingga ada selisih Rp1.000).
Sekarang, pencatatan dilakukan terkomputerisasi. Risiko kesalahan
pencatatan karena karyawan lelah sudah hilang. Tapi muncul risiko yang baru,
yaitu bila ada kelemahan sistem komputer (misalnya serangan virus), yang
walaupun jarang terjadi, tapi akan mengakibatkan kerugian yang sangat besar.
Di sini terlihat bahwaSignifikansi
karakteristikSignifikansi
operasional berubah dari frekuensi
tinggi/signifikansi rendah menjadi
rendah/signifikansi tinggi.
tinggi frekuensitinggi
Frekuensi
rendah

Frekuensi
tinggi

Signifikansi
rendah
Frekuensi
rendah

Signifikansi
rendah
Frekuensi
tinggi

A. Globalisasi
Globalisasi batas-batas fisik hilang dunia tanpa batas
kejadian di satu negara akan cepat merembet ke negara lain
frekuensi dan severity suatu risiko semakin meningkat
Globalisasi batas-batas fisik hilang dunia tanpa batas
kecepatan aliran modal meningkat perusahaan
mempunyai waktu yang lebih sedikit untuk menyelesaikan
masalah yang muncul bila terlambat mengantisipasi risiko
dapat berakibat serius bagi perusahaan

B. Otomatisasi & Terlalu


Mengandalkan Teknologi
Tenaga manusia teknologi komputer
Keuntungan: menurunkan risiko yang berkaitan dengan
manusia.
Kerugian: muncul risiko baru yaitu risiko kegagalan sistem
yang lebih sulit dideteksi dan bila terjadi, dapat menimbulkan
kerugian yang cukup signifikan. Risiko akan cenderung
terakumulasi dan baru terdekteksi jika jumlah kerugian
mencapai angka yang besar

C. Outsourcing
Outsourcing berarti menggunakan jasa pihak luar untuk mengerjakan sebagian
dari pekerjaan perusahaan.
Keuntungan: efisiensi biaya serta lebih menguntungkan apabila perusahaan tidak
memiliki tenaga ahli atau skala ekonomi yang kurang
Kerugian: risiko baru muncul, yaitu risiko pelayanan atau produk yang diberikan
oleh pihak luar berada di bawah standar perusahaan atau tidak sesuai spesifikasi

D. Perubahan Budaya
Masyarakat
Masyarakat semakin pandai serta sadar akan hak dan kewajibannya sehingga
meningkatkan risiko gugatan hukum bagi perusahaan bila masyarakat merasa
dirugikan dan menuntut perusahaan tsb. Bila kalah, kerugian perusahaan bisa
cukup signifikan.

5. EVALUASI DIRI
UNTUK
MENGUKUR RISIKO
OPERASIONAL

Evaluasi diri (self assessment) bisa dilakukan oleh


anggota organisasi untuk melihat seberapa besar
risiko operasional yang dihadapi oleh organisasi

Anda mungkin juga menyukai