PENDAHULUAN
Dasar tahun 1945, salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia adalah memajukan
Belanja Negara (APBN) (Mulyawan & Alia, 2020). Dalam APBN terdapat tiga
tentang Keuangan Negara pasal 1 ayat 14, merupakan suatu kewajiban pemerintah
pusat yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih. Selanjutnya, dalam
peraturan yang sama pasal 11 ayat 4 dijelaskan bahwa belanja negara dipergunakan
fungsi tersebut, Nourmanita (2016) juga mengemukakan bahwa belanja negara juga
digunakan untuk membiayai seluruh aktivitas yang berkaitan dengan pelayanan dan
1
2
menurut fungsi, belanja menurut organisasi, dan belanja menurut jenis belanja
(ekonomi). Belanja negara menurut jenis belanja terdiri atas belanja pegawai,
belanja barang dan jasa, belanja modal, belanja subsidi, belanja bantuan sosial,
belanja bunga, belanja hibah, dan belanja lain-lain. Dari kedelapan jenis belanja
tersebut, belanja yang selalu ada di setiap satuan kerja pemerintah adalah belanja
honorarium, vakasi, kontribusi sosial, dan pengeluaran lainnya (Fitri & Putri, 2019).
pembelian barang dan jasa habis pakai untuk memproduksi barang dan jasa yang
perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memiliki masa manfaat lebih dari satu
besarnya kepada rakyat, maka pelaksanaan belanja tersebut harus dilakukan dengan
efektif dan efisien, sekalipun ketika dihadapkan pada keadaan yang tidak
manusia yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2. Virus ini pertama kali muncul
di Wuhan, China pada Desember tahun 2019 lalu (Parwanto, 2021). Tingkat infeksi
virus ini sangat cepat dan sulit dikendalikan sehingga virus ini dapat dengan mudah
penyebaran virus Covid-19 ini, maka kemudian pada 11 Maret 2020, World Health
Covid-19 yang sangat masif penyebarannya ini tidak hanya berdampak pada
sisi kesehatan manusia saja, tetapi juga sisi kehidupan manusia lainnya, seperti
sosial, pendidikan, dan ekonomi (Aeni, 2021). Oleh karena itu, dalam rangka
APBN 2020, antara lain i) melakukan refocusing anggaran, ii) realokasi cadangan
selajutnya diteruskan hingga ke tahun 2021, dimana pada tahun 2021, realokasi dan
Akibat pemberlakuan kebijakan tersebut, seluruh K/L dan satuan kerja pemerintah
pengeluaran anggarannya, terutama pada belanja yang tidak mendesak dan tidak
belanja pegawai, belanja barang, dan belanja modal KPPN Pematang Siantar
pelaksanaan belanja negara KPPN Pematang Siantar tetap dapat berjalan dengan
baik dan berhasil meskipun di tengah pandemi, maka penulis tertarik untuk
dalam Karya Tulis Tugas Akhir (KTTA) dengan judul “TINJAUAN ATAS
Tujuan yang ingin dicapai penulis dari penulisan KTTA ini adalah sebagai
berikut.
belanja barang, dan belanja modal dalam rentang tahun 2019 hingga tahun 2021.
Manfaat yang diharapkan dari penulisan KTTA ini adalah sebagai berikut.
1. Bagi Penulis
Karya tulis ini disusun sebagai tugas akhir untuk meraih gelar Ahli Madya
efektivitas belanja negara sebelum dan selama masa pandemi Covid-19 di KPPN
Pematang Siantar.
6
Karya tulis ini diharapkan dapat menjadi masukan atas tinjauan yang
Pematang Siantar.
3. Bagi Umum
Karya Tulis Tugas Akhir ini terdiri dari empat bab dan tiap bab terdiri dari
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini memuat gambaran umum dari karya tulis yang disusun. Gambaran
umum tersebut meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, ruang
Bab ini memuat dasar hukum ataupun teori yang berkaitan dengan
Bab ini memuat mengenai metode pengumpulan data yang digunakan oleh
penulis, gambaran umum objek penulisan, dan pembahasan hasil. Pada metode
objek penulisan, seperti sejarah, visi misi, tugas dan fungsi pokok, serta struktur
organisasi. Dalam hal ini objek penulisan adalah KPPN Pematang Siantar,
BAB IV SIMPULAN
Bab ini memuat jawaban atas rumusan masalah dan simpulan atas