Anda di halaman 1dari 9

AKUNTANSI DANA DI PEMERINTAHAN

PAPER

Disusun Sebagai Tugas 1 Akuntansi Sektor Publik

Disusun Oleh :

SRI MULYANI PURNAMA

200301072043

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SIBER ASIA

JAKARTA SELATAN

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pemerintahan merupakan suatu lembaga yang memiliki fungsi melayani masyarakat,


dalam pelayanannya suatu instansi pemerintahan diikat oleh suatu programkerja. Akuntabilitas
kinerja pemerintahan menjadi salah satu bentuk pertanggungjawaban atas keberhasilan atau
kegagalan dalampelaksanaan programkerja dan kegiatan.Akuntabilitas juga dapat diartikan
sebagai amanat dari para pemangku kepentingan untuk menapai misi organisasi secara terukur
dengan sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan kemudian dituangkan dalam laporan kinerja
instansi pemerintah yang disusun secara periodik. Akuntansi dana merupakan suati sistem
akuntansi yang sering digunakan oleh organisasi sektor publik ataupun nirlaba untuk mencatat
dan menampilkan entitas dalam akuntansi seperti aset, dan kewajiban yang dikelompokkan
menurut kegunaannya masing-masing (Ismail, 2016).

Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa akuntabilitas memungkinkan masyarakat untuk


menilai pertanggungjawaban pemerintah atas semua aktivitas yang dilakukan. Pernyataan
tersebut juga menunjukkan bahwa laporan keuangan pemerintah harus dapat membantu pemakai
dalam pembuatan keputusan ekonomi, sosial, dan politik dengan membandingkan kinerja
keuangan aktual dengan yang dianggarkan, menilai kondisi keuangan dan hasil-hasil operasi,
membantu menentukan tingkat kepatuhan terhadap peraturan perundangan yang terkait dengan
masalah keuangan dan ketentuan lainnya, serta membantu dalam mengevaluasi tingkat efisiensi
dan efektivitas (Junaedy,2020). Pembuatan laporan keuangan adalah suatu bentuk kebutuhan
transparansi yang merupakan syarat pendukung adanya akuntabilitas yang berupa keterbukaan
(opennes) pemerintah atas aktivitas pengelolaan sumber daya publik.

Pemerintah daerah berfungsi sebagai daerah otonom yang tentunya memiliki


kebijakan tersendiri dalam penyelenggaraan keuangan didaerahnya. Namun, tentunya harus
tetap bersumber pada perundang-undangan dan juga peraturan yang dibuat oleh pemerintah
yang ada. Pemerintah di suatu daerah didalam penyelenggaraan keuangannya bertanggung jawab
kepada pihak yang berwenang dan pihak-pihak yang terkait dalam urusan keuangan daerah
bertujuan untuk bertanggung jawab melaksanakan sebuah pemeriksaaan internal maupun
pemeriksaan eksternal terhadap pelaksanaan keuangan yang ada di daerah. Pemeriksaan
internal pelaksanaan keuangan yang ada di daerah selain mengawasi urusan kas atau uang,
juga mengawasi penerapan rencana, kegiatan dan pengelolaan perencanaan yang dibuat
oleh pemerintah daerah melalui efektifitas dan efektivitasnya yang selanjutnya dapat
mempengaruhi kesehatan dan kinerja keuangan daerah(Junaedy, 2020. Pemantauan dapat
dilakukan oleh otoritas di bidangnya untuk laporan pelaksanaan anggaran yang transparan
dan akurat.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat disimpulkan bahwa akuntansi dana
instansi pemerintahan sangatlah penting dalam rangka mewujudkan kebijakan sisteem
pencatatan yang baik dan benar. Selain itu pengetahuan terkait laporan aset dan kewajiban yang
baik dan benar menjadi tolak ukur yang tak kalah penting untuk dipahami.

1.2. Tujuan Penulisan :


1. Tujuan dari penulisan paper ini adalah untuk memahami pentingnya sistem akuntansi dana
instansi pemerintahan yang benar.
2. Mengetahui penerapan sistem akuntansi dana instansi pemerintahan yang baik sesuai dengan
kaidah yang berlaku.
3. Mengetahui pelaporan akuntansi dana yang baik dan benar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Akuntansi Dana Pada Instansi Pemerintahan

Pengertian akuntansi dana adalah sistem akuntansi yang sering digunakan olehorganisasi-
organisasi nirlaba dan institusi sektor publik. Sistem tersebutmerupakan metode pencatatan dan
penampilan entitas dalam akuntansi sepertiaset, dan kewajiban yang dikelompokkan menurut
kegunaannya masing-masing (Ismail,2016).Sumber dana keuangan berupa dana yang disediakan
untuk digunakan olehorganisasi nirlaba atau institusi pemerintah biasanya mempunyai
keterbatasan penggunaan, dalam arti, dana-dana tersebut dibatasi penggunaannya untuk
tujuanatau aktivitas tertentu yang terkadang merupakan syarat dan pihak eksternal
yangmerupakan penyedia dana.Tidak seperti perusahaan swasta yang mencari laba, organisasi
sektor publik mempunyai tujuan-tujuan yang spesifik. Dengan latar belakang seperti itu,
perusahaan swasta dapat menggunakan sumber daya yang dimiliki untuk keperluan apapun, yang
penting bagi mereka adalah adanya laba (Sugiyanto, 2019).

PP Nomor 71 Tahun 2010 mengungkapkan bahwa tujuan akuntansi dana adalah


untuk pengendalian. Standar Akuntansi tidak menjelaskan lebih lanjut bagaimana akuntansi
dana digunakan untuk pengendalian. Akuntansi dana bisa digunakan untuk peningkatan
pengendalian dan akuntabilitas pada sumber-sumber dana yang terbatas jumlahnya. Pemerintah
dapat melakukan pengelompokan sumber-sumber dana tersebut menurut jenis sumber
dananya dan memastikan bahwa pengelompokan tersebut meyakinkan DPR, kreditur,
pemberi hibah, dan stakeholder lainnya. Berbeda denganorganisasi sektor publik dimana
sumber daya yang ada harus digunakan dengan tujuan tertentu. Akuntansi dana umumnya
digunakan pada organisasi-organisasi nirlabadan sektor publik yang umumnya membutuhkan
metode pelaporan khusus neraca akhir yang dapat menunjukkan arus pengeluaran
keuanganorganisasi tersebut secara jelas(Sugiyanto, 2019). Pengunaan akuntansi dana sering kali
menjadi topik perdebadan oleh kalangan profesi akuntan yang mempertanyakan manfaat atas
implementasi sistem tersebut. Terkait dengan standar akuntansi umum yang berlaku, namun,
sifat natural dariorganisai nirlaba yang ada membuat akuntansi dana menjadi sangat berguna,
terutama terkait dengan pelaporan keuangan yang sesuai dengan kebutuhan tersebut serta
melanjutkan dukungan atas pemanfaatan akuntansi dana dengan membuat standar-standar dan
prinsip akuntansi secara khusus. Dalam pelaksaannya akuntansi dana pemerintah dibagi menjadi
2 kelompok yaitu :

1. Expendable fund atau yang disebut juga dengan govermental fund yang digunakan untuk
belanja operasional/ pengurusan keperluan pemerintah sehari-hari
2. Nonexpendable fund disebut juga dengan proprietray fund yaitu yang tidak boleh
dibelanjakan untuk urusan pemerintah karena telah terpisah dan digunakan untuk
aktivitas bisnis.

Ekuitas dana dibagi menjadi ekuitas dana lancar, ekuitas dana investasi dan ekuitas
dana cadangan. ekuitas dana lancar pengelompokannya adalah sebagai berikut:

a) SILPA,
b) Pendapatan yang ditanguhkan
c) Cadangan piutang
d) Dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek.

Sedangkan ekuitas dana cadangan digunakan untuk diinvestasikan dalam dana cadangan.
Walaupun tidak sama persis, penerapan ekuitas dana dalamPP Nomor 24 tahun 2005
menyatakan bahwa hampir sama dengan pendekatan akuntansi dana yang berlaku secara umum.
Peraturan perundang-undangan Indonesia belum mengatur lebih lanjut mengenai penerapan
akuntansi dana,namun pada paragraf 15 Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan PP
Nomor 71 tahun 2010 menyebutkan tentang kemmungkinan pengunaan akuntansi dana untuk
tujuan pengendalian. Adapun beberapa alokasi akuntansi dana belanja pemerintahan pusat antara
lain terdiri dari belanja pegawai, belanja barang, belanja modal,belanja bunga utang, belanja
subsidi, dan lain-lain. Selain pendapatan dan belanja, dalam APBN juga dialokasikan rencana
penerimaan dan pengeluaran pembiayaan, terutama digunakan untuk menutup defisit anggaran.
BAB III
PEMBAHASAN SOAL
3.1. Laporan-Laporan dalam Akuntasnis Dana

Pada dasarnya terdapat lima jenis jurnal dalam pencatatan akuntansi dana pemerintahan,
yaitu : jurnal anggaran, jurnal pendapatan, jurnal belanja, jurnal penyesuaian dan jurnal penutup.
Berikut adalah contoh-contoh dari penerapan kelima jurnal dalam instansi pemerintahan.

1. Laporan Realisasi Anggaran


2. Laporan Neraca
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan akuntansi dana


pada instansi pemerintahan memiliki peranan yang sangat penting. Dengan adanya akuntansi
dana masyarakat dapat lebih mudah dalam memahami pelaporan pertanggung jawaban yang
sudah dikelompokkan. Keunggulan akuntansi dana adalah menyajikan laporan akuntansi yang
berkualitas, meningkatkan kinerja keuangan dan ekonomi, serta menjadikan pemerintah lebih
fokus pada sektornya sendiri, sehingga masyarakat dapat lebih mandiri dan menjadi kompetitif.
DAFTAR PUSTAKA

Ismail, M. dkk. 2016. Sistem Akuntansi Pengelolaan Dana Desa. Jurnal ekonomi dan
bisnis. Volume 19 No. 2, Agustus 2016.

Junaedy, 2020. Pengaruh Dana Alokasi Umum, Pendapatan Asli Daerah, Dana Bagi
Hasil, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran dan Luas Wilayah Terhaddap Belanja Modal. Papua :
Universitas Yapis Papua.

Sugiyanto, H. 2019. Analisis Relevansi Penerapan Akuntansi Dana Pada Akuntansi


Pemerintahan Indonesia. Jurnal Manajemen Keuangan Publik.Vol. 03, No. 2 Tahun 2019.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia


Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2015. (2015). Undang-Undang


Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2015 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

PP Nomor 71 Tahun 2010

PP Nomor 24 tahun 2005

Anda mungkin juga menyukai