Anda di halaman 1dari 101

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Akuntansi Sektor Publik merupakan bidang akuntansi yang

digunakan dalam organisasi nirlaba yang didirikan bukan semata-mata

bertujuan untuk mencari keuntungan, dan karakteristik yang dimiliki juga

berbeda dengan sektor private. Perbedaan yang mencolok antara unit

bisnis dengan sektor publik atau pemerintahan terletak pada tujuannya.

Jika unit bisnis didirikan dengan tujuan memaksimalkan nilai perusahaan

dan mencapai laba atau keuntungan semaksimal mungkin (profit

orientation), berbeda dengan sektor publik atau pemerintahan yang

didirikan dengan tujuan memberikan pelayanan dan mensejahterakan

masyarakat. Perbedaan lain antara akuntansi keuangan dengan sektor

publik adalah sistem akutansi yang digunakan.

Sumber pembiayaan kedua sektor juga memberikan perbedaan.

Sektor publik memperoleh sumber dana antara lain dari pajak dan

retribusi, laba perusahaan milik negara, pinjaman pemerintah dalam

bentuk utang luar negeri, obligasi pemerintah, dan pendapatan lain-lain.

Sektor swasta mempunyai sumber pendanaan dari modal pemilik maupun

keuntungan perusahaan yang disisihkan. Selain itu juga dapat diperoleh

dari pinjaman bank, maupun penerbitan saham.

Sedangkan untuk persamaan akuntansi sektor publik dengan

akutansi keuangan adalah pada proses akuntansinya, yaitu meliputi proses

1
pencatatan, pengklasifikasian, penganalisaan, serta pelaporan transaksi

keuangan organisasi publik dengan hasil berupa laporan keuangan yang

digunakan sebagai pedoman dalam mengambil keputusan. Jenis laporan

keuangan yang dihasilkan sama dengan yang ada dalam akuntansi

keuangan, yaitu antara lain: laporan arus kas, laporan laba atau rugi,

laporan perubahan ekuitas, dan laporan perubahan posisi keuangan, dan

catatan atas laporan keuangan.

Aset tetap merupakan komponen yang sangat penting bagi

Perusahaan maupun Pemerintah untuk kegiatan operasionalnya. Aset tetap

tersebut merupakan salah satu komponen dalam neraca, sehingga ketelitian

dalam pengolahan aset tetap sangat berpengaruh terhadap kewajaran

penilaiannya dalam laporan keuangan.

Aset tetap biasanya memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun,

sehingga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Perusahaan maupun

Pemerintah dalam jangka waktu yang relatif lama. Manfaat yang diberikan

aset tetap umumnya di perusahaan semakin lama semakin menurun namun

pada sektor publik menggunakan metode garis lurus sehingga dari tahun

ketahun perhitungan penyusutannya sama.

Seiring dengan berlalunya waktu, aset tetap akan mengalami

penyusutan kecuali tanah dan konstruksi dalam pengerjaan. Faktor yang

mempengaruhi menurun kemampuan suatu aset tetap untuk memberikan

jasa/manfaaat yaitu: Secara fisik, disebabkan oleh penggunaan yang

berlebihan dan secara fungsional, disebabkan oleh ketidakcukupan

2
kapasitas yang tersedia dengan yang diminta (misal kemajuan teknologi).

Sehingga penurunan kemampuan aset tetap tersebut dapat dialokasikan

sebagai biaya.

Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

(BPPKAD) Kabupaten Cilacap adalah salah satu SKPD (Satuan Kerja

Pemerintah Daerah) di Kabupaten Cilacap yang bergerak di sektor publik

yang mempunyai tugas pokok yang berbeda dengan SKPD lainnya yaitu

melaksanakan urusan pemerintah daerah dan tugas pembantuan di bidang

pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis ingin

memaparkan dan mempelajari perlakuan akuntansi aset tetap pada Badan

Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Untuk itu penulis

mengangkat judul tugas akhir: “PERLAKUAN AKUNTANSI ASET

TETAP DALAM PENYUSUNAN NERACA PADA PEMERINTAH

KABUPATEN CILACAP (Studi Kasus Pada Kantor BPPKAD

Kabupaten Cilacap )”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka dapat dibuat rumusan masalah

yaitu sebagai berikut: “Bagaimana Perlakuan Akuntansi Aset Tetap dalam

penyusunan Neraca pada Pemerintah Kabupaten Cilacap?”

3
C. Batasan Masalah

Guna mengarahkan peneliti agar tidak menyimpang dari maksud

dan tujuan penulisan laporan tugas akhir serta tepat pada sasaran yang

dituju, maka batasan ruang lingkup masalah ini terbatas pada:

1. Data yang dianalisis hanya terbatas pada aset tetap yang tercatat dalam

neraca Pemerintah Kabupaten Cilacap tahun Anggaran 2017.

2. Peraturan perundang-undangan yang digunakan untuk menganalisis,

antara lain: Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang

standar akuntansi pemerintah, Peraturan Bupati Nomor 83 tahun 2016

tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Cilacap,

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang

Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah dan Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar

Akuntansi Pemerintah Pernyataan Nomor 07.

3. Penerapan akuntansi aset tetap untuk pengakuan, penilaian awal, dan

pengukuran aset tetap akan difokuskan pada akuntansi aset tetap untuk

periode Tahun Anggaran 2017.

D. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan maka tujuan

penulisan Laporan Tugas Akhir ini untuk mengetahui Bagaimana

Perlakuan Akuntansi Aset Tetap dalam Penyusunan Neraca pada

Pemerintah Kabupaten Cilacap Tahun 2017.

4
E. Manfaat

Laporan Tugas Akhir ini memiliki manfaat untuk berbagai pihak

antara lain sebagai berikut:

1. Bagi Mahasiswa

a. Membantu memahami dan mempelajari secara langsung tentang

akuntansi aset tetap daerah khususnya pada Badan Pendapatan

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Cilacap.

2. Bagi BPPKAD Kabupaten Cilacap

a. Membantu menyumbang pemikiran, saran dan tenaga dalam

pengelolaan data Akumulasi Aset Tetap pada Badan Pendapatan

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Cilacap.

3. Bagi Pembaca

a. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang Akuntansi

Aset Tetap daerah di sektor publik khususnya bidang aset pada

Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Kabupaten Cilacap.

b. Menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya yang berhubungan dengan

materi Aset Tetap Pemerintahan.

5
BAB II

LANDASAN TEORI

A. AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

Menurut Peraturan Pemerintah No 71 Tahun 2010 tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan, Akuntansi adalah proses identifikasi, pencatatan,

pengukuran, pengklasifikasian, pengikhtisaran transaksi dan kejadian

keuangan, penyajian laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya.

Akuntansi sektor publik didefinisikan sebagai suatu proses

pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan dan pelaporan transaksi

ekonomi (keuangan) dari suatu organisasi atau entitas publik seperti

pemerintah, LSM, dan lain-lain yang dijadikan sebagai informasi dalam

rangka mengambil keputusan ekonomi oleh pihak-pihak yang memerlukan

(Halim, 2012).

1. Peran akuntansi dalam organisasi sektor publik

Akuntansi sektor publik mencakup proses manajerial dan

pertanggungjawaban. Proses manajerial mencakup proses perencanaan,

penganggaran, dan ratifikasi anggaran yang mencakup penentuan pos-pos

kegiatan(aktivitas) beserta anggaran dananya. Akuntansi sektor publik

sering disebut sebagai akuntansi dana karena kekhasan dalam fokus

pencarian sumber dan alokasi dana dari dan untuk publik. Sedangkan

pertanggungjawaban mencakup semua laporan mengenai realisasi

anggaran dan kegiatan. Dalam akuntansi sektor publik, anggaran

6
merupakan focal point sebagai landasan operasional organisasi. Dalam

pelaksanaan kegiatan (operasional), organisasi publik harus patuh terhadap

anggaran yang disahkan. Sehingga, sifat dari pelaksanaan anggaran dalam

sektor publik adalah mandatory.

Isu yang menjadi perhatian pada reformasi organisasi sektor publik

saat ini dalam rangka perbaikan pengolahan sumber daya publik secara

efisien dan efektif adalah implementasi new public management (NPM)

untuk mencapai kinerja organisasi secara optimal dengan

mempertimbangkan aspek value for money : efisien, ekomoni, dan efektif.

Tujuan NPM terkait efisiensi memiliki posisi utama, apakah pengambilan

keputusan yang efektif sebagai bentuk dari efisiensi teknis atau efisiensi

terkait biaya serta pemanfaatan sumber daya yang lebih baik.

Akuntansi sektor publik menjadi sarana pengelolaan ekonomi

sumber daya publik yang terbatas untuk usaha pemenuhan kebutuhan

masyarakat yang terbatas. Dengan demikian, akuntansi sektor publik

modern dengan konsep NPM dan value for money menjadi upaya solusi

mengatasi masalah buruknya pengelolaan oeganisasi publik yang dahulu

terkesan tidak efisien dan akuntabel.

2. Entitas dalam akuntansi sektor publik

Entitas dalam akuntansi sektor publik, terutama akuntansi

pemerintahan, dibagi menjadi dua entitas yaitu :

a. Entitas pelaporan adalah unit dalam struktur pemerintahan (pusat

atau daerah ) yang terdiri atas satu atau lebih entitas akuntansi yang

7
menurut ketentuan perundang-undangan wajin menyampaikan

laporan keuangan, Halim (Ritonga,2010). Menurut PSAP Nomor

01 paragraf 14 menyatakan bahwa dalam satu set laporan keuangan

terdiri atas :

1) Laporan pelaksanan anggaran :

- Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

- Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL)

2) Laporan Finansial :

- Neraca

- Laporan Operasional (LO)

- Laporan Arus Kas (LAK)

- Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)

- Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)

b. Entitas akuntansi

Entitas akuntansi unit pemerintah pengguna anggaran yang

berkewajuban menyelenggarakan akuntansi dan menyusun

laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas

keuangan, Halim ( Ritonga,2010).

B. ASET TETAP

Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat

lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan, atau dimaksudkan untuk

8
digunakan, dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat

umum.

1. Klasifikasi Aset Tetap

Aset tetap diklasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam sifat atau

fungsinya dalam aktivitas operasi entitas. Klasifikasi aset tetap adalah

sebagai berikut:

1) Tanah, tanah yang dikelompokkan sebagai aset tetap ialah

tanah yang diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam

kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap

dipakai.

2) Peralatan dan Mesin, Peralatan dan mesin mencakup mesin-

mesin dan kendaraan bermotor, alat elektonik, inventaris

kantor, dan peralatan lainnya yang nilainya signifikan dan masa

manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan dan dalam kondisi

siap pakai.

3) Gedung dan Bangunan, Gedung dan bangunan mencakup

seluruh gedung dan bangunan ang diperoleh dengan maksud

untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan

dalam kondisi siap dipakai.

4) Jalan, irigasi, dan jaringan mencakup jalan, irigasi, dan jaringan

yang dibangun oleh pemerintah serta dimiliki dan/atau dikuasai

oleh pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai.

9
5) Aset tetap lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat

dikelompokkan ke dalam kelompok aset tetap di atas, yang

diperoleh dan dimanfaatkan untuk kegiatan operasional

pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai.

6) Konstruksi dalam pengerjaan mencakup aset tetap yang sedang

dalam proses pembangunan namun pada tanggal laporan

keuangan belum selesai seluruhnya.

Aset tetap yang tidak digunakan untuk keperluan operasional

pemerintah tidak memenuhi definisi aset tetap dan harus disajikan di

pos aset lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya.

2. Pengakuan Aset Tetap

Aset tetap diakui pada saat manfaat ekonomi masa depan dapat

diperoleh dan nilainya dapat diukur dengan handal. Untuk dapat diakui

sebagai aset tetap harus dipenuhi kriteria sebagai berikut :

1) Berwujud

2) Mempunyai masa manfat lebih dari 12 (dua belas) bulan

3) Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal

4) Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas.

Dan

5) Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.

6) Merupakan objek pemeliharaan atau memerlukan

biaya/ongkos untuk dipelihara; dan

10
7) Nilai rupiah pembelian barang material atau pengeluaran untuk

pembelian barang tersebut memenuhi batasan minimal

kapitalisasi aset tetap yang telah ditetapkan. Adapun kriteria

material/batasan minimal kapitalisasi aset tetap sebagai

berikut:

Tabel 2.1
Batasan Minimal Kapitalisasi Aset Tetap
No. Uraian Jumlah Harga

Lusin/Set/Satuan

1 Tanah Rp. 0,00

2 Peralatan dan Mesin, terdiri atas :

2.1 Alat-alat Berat Rp. 300.000,00

2.2 Alat-alat Angkutan Rp. 300.000,00

2.3 Alat-alat Bengkel dan Alat Ukur Rp. 300.000,00

2.4 Alat-alat Pertanian/Peternakan Rp. 300.000,00

2.5 Alat-alat Kantor dan Rumah Tangga

- Alat-alat Kantor Rp. 300.000,00

- Alat-alat Rumah Tangga Rp. 300.000,00

2.6 Alat Studio dan Alat Komunikasi Rp. 300.000,00

2.7 Alat-alat Kedokteran Rp. 300.000,00

2.8 Alat-alat Laboratorium Rp. 300.000,00

2.9 Alat Keamanan Rp. 300.000,00

3 Gedung dan Bangunan, yang terdiri atas:

3.1 Bangunan Gedung Rp. 10.000.000,00

11
3.2 Bangunan Monumen Rp. 10.000.000,00

4 Jalan, Irigasi dan Jaringan, yang terdiri atas:

4.1 Jalan dan Jembatan Rp. 0,00

4.2 Bangunan Air/Irigasi Rp. 0,00

4.3 Instalasi Rp. 0,00

4.4 Jaringan Rp. 0,00

5 Aset Tetap Lainnya, yang terdiri atas:

5.1 Buku dan Perpustakaan Rp. 0,00

5.2 Barang Bercorak Kesenian / Kebudayaan Rp. 0,00


/Olahraga

5.3 Hewan/Ternak dan Tumbuhan

a. Hewan Rp. 300.000,00

b. Ternak Rp. 300.000,00

c. Tumbuhan Pohon Rp. 300.000,00

d. Tumbuhan Tanaman Hias Rp. 300.000,00

6 Konstruksi Dalam Pengerjaan Rp. 0,00

Dalam menentukan apakah suatu aset tetap mempunyai manfaat

lebih dari 12 (dua belas) bulan, suatu entitas harus menilai manfaat

ekonomi masa depan yang dapat diberikan oleh aset tetap tersebut,

baik langsung maupun tidak langsung, bagi kegiatan operasional

pemerintah. Manfaat tersebut dapat berupa aliran pendapatan atau

penghematan belanja bagi pemerintah.

12
Manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke suatu entitas dapat

dipastikan bila entitas tersebut akan menerima manfaat dan menerima

risiko terkait. Kepastian ini biasanya hanya tersedia jika manfaat dan

risiko telah diterima entitas tersebut. Sebelum hal ini terjadi,

perolehan aset tidak dapat diakui.

Tujuan utama dari perolehan aset tetap adalah untuk digunakan

oleh pemerintah dalam mendukung kegiatan operasionalnya dan

bukan dimaksudkan untuk dijual. Pengakuan aset tetap akan andal bila

aset tetap telah diterima atau diserahkan hak kepemilikannya dan atau

pada saat penguasaannya berpindah.

Saat pengakuan aset akan dapat diandalkan apabila terdapat bukti

bahwa telah terjadi perpindahan hak kepemilikan dan/atau penguasaan

secara hukum, misalnya sertifikat tanah dan bukti kepemilikan

kendaraan bermotor.

Apabila perolehan aset tetap belum didukung dengan bukti secara

hukum dikarenakan masih adanya suatu proses administrasi yang

diharuskan, seperti pembelian tanah yang masih harus diselesaikan

proses jual beli (akta) dan sertifikat kepemilikannya di instansi

berwenang, maka aset tetap tersebut harus diakui pada saat terdapat

bukti bahwa penguasaan atas aset tetap tersebut telah berpindah,

misalnya telah terjadi pembayaran dan penguasaan atas sertifikat

tanah atas nama pemilik sebelumnya.

3. Pengukuran Aset

13
Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian aset

tetap dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan

maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan.

Pengukuran dapat dipertimbangkan andal bila terdapat transaksi

pertukaran dengan bukti pembelian aset tetap yang

mengidentifikasikan biayanya. Dalam keadaan suatu aset yang

dikonstruksi/dibangun sendiri, suatu pengukuran yang dapat

diandalkan atas biaya dapat diperoleh dari transaksi pihak eksternal

dengan entitas tersebut untuk perolehan bahan baku, tenaga kerja dan

biaya lain yang digunakan dalam proses konstruksi.

Biaya perolehan aset tetap yang dibangun dengan cara swakelola

meliputi biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan biaya

tidak langsung termasuk biaya perencanaan dan pengawasan,

perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua biaya lainnya

yang terjadi berkenaan dengan pembangunan aset tetap tersebut.

4. Penilaian Awal Aset Tetap

Barang berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk diakui

sebagai suatu aset dan dikelompokkan sebagai aset tetap, pada awalnya

harus diukur berdasarkan biaya perolehan. Bila aset tetap diperoleh

dengan tanpa nilai, biaya aset tersebut adalah sebesar nilai wajar pada

saat aset tersebut diperoleh.

Suatu aset tetap mungkin diterima pemerintah sebagai hadiah atau

donasi. Sebagai contoh, tanah mungkin dihadiahkan ke pemerintah

14
daerah oleh pengembang (developer) dengan tanpa nilai yang

memungkinkan pemerintah daerah untuk membangun tempat parkir,

jalan, ataupun untuk tempat pejalan kaki. Suatu aset juga mungkin

diperoleh tanpa nilai melalui pengimplementasian wewenang yang

dimiliki pemerintah. Sebagai contoh, dikarenakan wewenang dan

peraturan yang ada, pemerintah daerah melakukan penyitaan atas

sebidang tanah dan bangunan yang kemudian akan digunakan sebagai

tempat operasi pemerintahan. Untuk kedua hal di atas aset tetap yang

diperoleh harus dinilai berdasarkan nilai wajar pada saat aset tetap

tersebut diperoleh.

Untuk tujuan pernyataan ini, penggunaan nilai wajar pada saat

perolehan untuk kondisi di atas bukan merupakan suatu proses

penilaian kembali (revaluasi) dan tetap konsisten dengan biaya

perolehan seperti tersebut di atas. Penilaian kembali aset tetap hanya

diterapkan pada penilaian untuk periode pelaporan selanjutnya, bukan

pada saat perolehan awal.

Untuk keperluan penyusunan neraca awal suatu entitas, biaya

perolehan aset tetap yang digunakan adalah nilai wajar pada saat

neraca awal tersebut disusun. Untuk periode selanjutnya setelah

tanggal neraca awal, atas perolehan aset tetap baru, suatu entitas

menggunakan biaya perolehan atau harga wajar apabila biaya

perolehan tidak ada.

15
Pengakuan aset tetap yang berasal dari belanja modal dilakukan

berdasar usulan init kerja melalui penelitian atau klasifikasi dan

mendapat persetujuan dari Bidang Aset Dinas Pendapatan Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah.

1) Komponen Biaya

Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari harga belinya

atau konstruksinya, termasuk bea impor dan setiap biaya yang

dapat diatribusikan secara langsung dalam membawa aset tersebut

ke kondisi yang membuat aset tersebut dapat bekerja untuk

penggunaan yang dimaksudkan.

2) Konstruksi Dalam Pengerjaan

Jika penyelesaian pengerjaan suatu aset tetap melebihi dan

atau melewati satu periode tahun anggaran, maka aset tetap yang

belum selesai tersebut digolongkan dan dilaporkan sebagai

konstruksi dalam pengerjaan sampai dengan aset tersebut selesai

dan siap dipakai.

3) Perolehan Secara Gabungan

Biaya perolehan dari masing-masing aset tetap yang

diperoleh secara gabungan ditentukan dengan mengalokasikan

harga gabungan tersebut berdasarkan perbandingan nilai wajar

masing-masing aset yang bersangkutan.

4) Pertukaran Aset

16
Suatu aset dapat diperoleh melalui pertukaran atau

pertukaran sebagai aset tetap yang tidak serupa atau aset lainnya.

Biaya dari pos semacam itu diukur berdasarkan nilai wajar aset

yang diperolehnya itu nilai ekuivalen/nilai tercatat aset yang

dilepas setelah disesuaikan dengan jumlah setiap kas atau setara

kas dan kewajiban lain yang ditransfer atau diserahkan.

Suatu aset tetap dapat diperoleh melalui pertukaran atas

suatu aset yang serupa yang memiliki manfaat yang serupa dan

memiliki nilai wajar yang serupa. Suatu aset tetap juga dapat

dilepas dalam pertukaran dengan kepemilikan aset yang serupa.

Dalam keadaan tersebut tidak ada keuntungan dan kerugian yang

diakui dalam transaksi ini. Biaya aset yang baru diperoleh dicatat

sebesar nilai tercatat (carrying amount) atas aset yang dilepas.

5) Aset Donasi

Aset tetap yang diperoleh dari sumbangan (donasi) harus

dicatat sebesar nilai wajar pada saat perolehan.

5. Pengeluaran Setelah Perolehan

Pengeluaran setelah perolehan awal suatu aset tetap yang

memperpanjang masa manfaat atau yang kemungkinan besar memberi

manfaat ekonomi di masa yang akan datang dalam bentuk kapasitas,

mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja, harus ditambahkan

pada nilai tercatat aset yang bersangkutan.

6. Pengeluaran Berikutnya Terhadap Pengeluaran Awal

17
Aset tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tetap tersebut

dikurangi akumulasi penyusutan. Apabila terjadi kondisi yang

memungkinkan penilaian kembali, maka aset tetap akan disajikan

dengan penyesuaian pada masing-masing akun aset tetap dan akun

ekuitas.

a. Penyusutan

Penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas nilai suatu

aset tetap yang dapat disusutkan (depreciable assets) selama masa

manfaat aset yang bersangkutan. Nilai penyusutan untuk masing-

masing periode diakui sebagai pengurang nilai tercatat aset tetap

dalam neraca dan beban penyusutan dalam laporan operasional.

Penyesuaian nilai aset tetap dilakukan dengan berbagai metode

yang sistematis sesuai dengan masa manfaat. Metode penyusutan

yang digunakan harus dapat menggambarkan manfaat ekonomi

atau kemungkinan jasa (service potential) yang akan mengalir ke

pemerintah.

Masa manfaat aset tetap yang dapat disusutkan harus

ditinjau secara periodik dan jika terdapat perbedaan besar dari

estimasi sebelumnya, penyusutan periode sekarang dan yang akan

datang harus dilakukan penyesuaian. Metode penyusutan yang

dapat dipergunakan antara lain:

1. Metode garis lurus (straight line method); atau

18
2. Metode saldo menurun ganda (double declining balance

method)

3. Metode unit produksi (unit of production method)

Selain tanah dan konstruksi dalam pengerjaan, seluruh aset

tetap disusutkan sesuai dengan sifat dan karakteristik aset tersebut.

Tabel 2.2
Perkiraan Masa Manfaat Untuk Setiap Aset Tetap
Kodefikasi Uraian Masa
Manfaat
(Tahun)

1 3 ASET TETAP

1 3 2 Peralatan dan Mesin

1 3 2 01 Alat –alat Besar Darat 10

1 3 2 02 Alat-alat Besar Apung 8

1 3 2 03 Alat-alat Bantu 7

1 3 2 04 Alat Angkutan Darat Bermotor 7

1 3 2 05 Alat Angkutan Darat Tak Bermotor 2

1 3 2 06 Alat Angkut Apung Bermotor 10

1 3 2 07 Alat Angkut Apung Tak Bermotor 3

1 3 2 08 Alat Angkut Bermotor Udara 20

1 3 2 09 Alat Bengkel Bermesin 10

1 3 2 10 Alat Bengkel Tak Bermesin 5

1 3 2 11 Alat Ukur 5

1 3 2 12 Alat Pengolahan Pertanian 4

1 3 2 13 Alat Pemeliharaan Tanaman/Alat 4


Penyimpan Pertanian

1 3 2 14 Alat Kantor 5

19
1 3 2 15 Alat Rumah Tangga 5

1 3 2 16 Peralatan Komputer 4

1 3 2 17 Meja dan Kursi Kerja/Rapat Pejabat 5

1 3 2 18 Alat Studio 5

1 3 2 19 Alat Komunikasi 5

1 3 2 20 Peralatan Pemancar 10

1 3 2 21 Alat Kedokteran 5

1 3 2 22 Alat Kesehatan 5

1 3 2 23 Unit-unit Laboratorium 8

1 3 2 24 Alat Peraga / Praktek Sekolah 10

1 3 2 25 Unit Alat Laboratorium Kimia Nuklir 15

1 3 2 26 Alat Laboratorium Fisika Nuklir / 15


Elektronika

1 3 2 27 Alat Proteksi Radiasi / Proteksi 10


Lingkungan

1 3 2 28 Radiation Aplication and Non Destructive 10


Testing Laboratory

1 3 2 29 Alat Laboratorium Lingkungan Hidup 7

1 3 2 30 Peralatan Laboratorium Hidrodinamika 15

1 3 2 31 Senjata Api 10

1 3 2 32 Persenjataan Non Senjata Api 3

1 3 2 33 Amunisi 5

1 3 2 34 Senjata Sinar 5

1 3 2 35 Alat Keamanan dan Perlindungan 5

1 3 3 Gedung dan Bangunan

1 3 3 01 Bangunan Gedung Tempat Kerja 50

1 3 3 02 Bangunan Gedung Tempat Tinggal 50

1 3 3 03 Bangunan Menara 40

20
1 3 3 04 Bangunan Bersejarah 50

1 3 3 05 Tugu Peringatan 50

1 3 3 06 Candi 50

1 3 3 07 Monumen / Bangunan Bersejarah 50

1 3 3 08 Tugu Peringatan Lain 50

1 3 3 09 Tugu Titik Kontrol / Pasti 50

1 3 3 10 Rambu – Rambu 50

1 3 3 11 Rambu – Rambu Lalu Lintas Udara 50

1 3 4 Jalan, Irigasi, dan Jaringan

1 3 4 01 Jalan 10

1 3 4 02 Jembatan 50

1 3 4 03 Bangunan Air Irigasi 50

1 3 4 04 Bangunan Air Pasang Surut 50

1 3 4 05 Bangunan Air Rawa 25

1 3 4 06 Bangunan Pengaman Sungai dan 10


Penanggulangan Bencana Alam

1 3 4 07 Bangunan Pengembangan Sumber Air 30


dan Air Tanah

1 3 4 08 Bangunan Air Bersih /Baku 40

1 3 4 09 Bangunan Air Kotor 40

1 3 4 10 Bangunan Air 40

1 3 4 11 Instalasi Air Minum/ Air Bersih 30

1 3 4 12 Instalasi Air Kotor 30

1 3 4 13 Instalasi Pengolahan Sampah 10

1 3 4 14 Instalasi Pengolahan Bahan Bangunan 10

1 3 4 15 Instalasi Pembangkit Listrik 40

1 3 4 16 Instalasi Gardu Listrik 40

21
1 3 4 17 Instalasi Pertahanan 30

1 3 4 18 Instalasi Gas 30

1 3 4 19 Instalasi Pengaman 20

1 3 4 20 Jaringan Air Minum 30

1 3 4 21 Jaringan Listrik 40

1 3 4 22 Jaringan Telepon 20

1 3 4 23 Jaringan Gas 30

b. Penilaian kembali aset tetap

Penilaian kembali atau revaluasi aset tetap pada umumnya

tidak diperkenankan karena Standar Akuntansi Pemerintahan

menganut penilaian aset berdasarkan biaya perolehan atau harga

pertukaran. Penyimpangan dari ketentuan ini mungkin dilakukan

berdasarkan ketentuan pemerintah yang berlaku secara nasional.

Dalam hal ini laporan keuangan harus menjelaskan

mengenai penyimpangan dari konsep biaya perolehan di dalam

penyajian aset tetap serta pengaruh penyimpangan tersebut

terhadap gambaran keuangan suatu entitas. Selisih antara nilai

revaluasi dengan nilai tercatat aset tetap dibukukan dalam akun

ekuitas

7. Penghentian dan Pelepasan

Suatu aset tetap dieliminasi dari neraca ketika dilepaskan atau bila

aset secara permanen dihentikan penggunaannya dan tidak ada manfaat

ekonomi masa yang akan datang. Aset tetap yang secara permanen

dihentikan atau dilepas harus dieliminasi dari Neraca dan diungkapkan

22
dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Aset tetap yang dihentikan dari

penggunaan aktif pemerintah tidak memenuhi definisi aset tetap dan

harus dipindahkan ke pos aset lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya.

8. Pengungkapan

Laporan keuangan harus mengungkapkan untuk masing masing

jenis aset tetap sebagai berikut:

a) Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai

tercatat (carrying amount)

b) Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang

menunjukkan:

1. Penambahan

2. Pelepasan;

3. Akumulasi penyusutan dan perubahan nilai, jika ada

4. Mutasi aset tetap lainnya.

c) Informasi penyusutan, meliputi:

1. Nilai penyusutan

2. Metode penyusutan yang digunakan

3. Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan

4. Nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada

awal dan akhir periode

d) Laporan keuangan juga harus mengungkapkan:

1. Eksistensi dan batasan hak milik atas aset tetap;

23
2. Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan

dengan aset tetap

3. Jumlah pengeluaran pada pos aset tetap dalam

konstruksi; dan

4. Jumlah komitmen untuk akuisisi aset tetap.

e) Jika aset tetap dicatat pada jumlah yang dinilai kembali, maka

hal-hal berikut harus diungkapkan:

1. Dasar peraturan untuk menilai kembali aset tetap

2. Tanggal efektif penilaian kembali

3. Jika ada, nama penilai independen

4. Hakikat setiap petunjuk yang digunakan untuk

menentukan biaya pengganti

5. Nilai tercatat setiap jenis aset tetap.

Aset bersejarah diungkapkan secara rinci, antara lain nama,

jenis, kondisi dan lokasi aset dimaksud.

C. NERACA

1. Definisi

a. Neraca adalah salah satu komponen laporan keuangan pemerintah

yang menunjukkan posisi kekayaan, hutang, dan ekuitas dana

(pada sektor privat dikenal dengan istilah modal) suatu oraganisasi

pada saat tertentu. Informasi yang tercantum dalam neraca menjadi

sesuatu yang harus dimiliki oleh pemerintah daerah.

24
b. Definisi neraca menurut Peraturan Pemerintah nomor 83 tahun

2016 neraca SKPD, BUD, dan Pemerintah Daerah merupakan

laporan yang menggambarkan posisi keuangan SKPD, BUD, dan

Pemerintah Daerah mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana

pada tanggal tertentu.

2. Klasifikasi Neraca

Tiga golongan umum pos-pos yang termasuk dalam neraca

adalah harta(aset), kewajiban, dan ekuitas. Pos-pos ini kemudian

dibagi menjadi beberapa subklasifikasi yang memberikan

informasi tambahan kepada para pembacanya.

Persamaan dasar akuntansi dalam neraca adalah:

AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS DANA

Aktiva (aset) adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai atau

dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan

dari mana masa manfaat ekonomi atau sosial di masa depan

diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat,

serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non

keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat

umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alesan sejarah

dan budaya. Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aset

adalah potensi aset teresbut untuk memberikan sumbangan, baik

langsung maupun tidak langsung bagi kegiatan operasional pemerintah

yang berupa aliran pendapatan atau penghematan belanja bagi

25
pemerintah. Contoh aset antara lain kas, piutang, persediaan, tanah,

dan bangunan.

Kewajiban adalah hutang yang timbul dari peristiwa masa lalu

yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya

ekonomi pemerintah. Karakteristik esensial kewajiban adalah bahwa

pemerintah mempunyai kewajiban masa kini yang dalam

penyelesaiannya mengakibatkan pengorbanan sumber daya ekonomi di

masa yang akan datang. Contoh kewajiban adalah utang perhitungan

pihak ketiga, utang bunga, utang kepada pemerintah pusat.

Ekuitas dana mencerminkan kekayaan bersih pemerintah yang

merupakan selisih antara aset dan kewajiban. Pada perusahaan

komersial, selisih antara aset dan kewajiban adalah ekuitas yang

menunjukkan adanya kepemilikan dalam perusahaan oleh pemegang

sahamnya. Sementara itu, di organisasi sektor publik, ekuitas dana

tidak menunujukkan adanya kepemilikan siapa pun karena memang

tidak ada kepemilikan individu dalam suatu organisasi sektor publik.

Contoh dari ekuitas dana adalah pendapatan yang ditangguhkan, dana

diinvestasikan dalam aset tetap, dana disediakan untuk pembayaran

utang jangka panjang.

1. Konsep Aset

Aset mempunyai tiga karakteristik utama yaitu:

a. Memiliki manfaat ekonomi di masa mendatang

26
Sesuatu dikatakan aset apabila memiliki manfaat/potensi

jasa di masa mendatang. Artinya sesuatu tersebut memiliki

kemampuan baik secara individu atau bersama-sama dengan

aset lain untuk menghasilkan aliran kas masuk di masa

mendatang, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Manfaat ekonomi di masa mendatang dapat juga berhubungan

dengan sumber-sumber ekonomi. Ada dua karakteristik utama

yang dapat digunakan untuk menunjukkan sumber-sumber

ekonomi. Karakteristik tersebut adalah kelangkaan dan

kemanfaatan. Apabila sumber-sumber ekonomi sifatnya tidak

langka, maka sumber tersebut tidak cukup bagi suatu unit usaha

untuk diakui sebagai sesuatu yang bernilai ekonomi di masa

mendatang. Kemanfaatan suatu barang berhubungan dengan

kemampuan suatu barang untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Sehingga apabila terdapat barang yang tersedianya terbatas dan

memiliki manfaat yang diinginkan suatu unit usaha maka

barang tersebut memiliki nilai ekonomi.

b. Dikuasai oleh suatu unit usaha

Sesuatu dapat dikatakan sebagai aset apabila unit usaha

tertentu dapat menggunakan manfaat aset tersebut dan

menguasainya sehingga dapat mengendalikan akses pihak lain

terhadap aset tersebut. Pemilikan bukan merupakan kriteria

utama untuk mengakui suatu aset. Pemilikan umumnya

27
dibuktikan dengan dokumen-dokumen yang sah menurut

hukum terhadap suatu barang. Apabila suatu unit usaha dalam

dilihat dari subtansi ekonominya memiliki hak untuk

memperoleh manfaat dari suatu sumber ekonomi, maka sumber

ekonomi tersebut dapat dipandang sebagai suatu aset meskipun

secara hukum unit usaha tersebut tidak memilikinya.

Bentuk fisik juga bukan merupakan faktor penentu dari

aset. Misalnya, Paten dan Hak Cipta merupakan aset meskipun

kedua elemen tersebut tidak memiliki bentuk fisik. Hal ini

disebabkan karena kedua elemen tersebut memiliki manfaat

ekonomi di masa mendatang, dikuasai oleh perusahaan dan

berasal dari transaksi masa lalu.

c. Hasil dari transaksi masa lalu

Suatu unit dapat mengakui suatu aset apabila telah terjadi

transaksi atau peristiwa lain yang menyebabkan suatu entitas

memiliki hak atau pengendalian terhadap manfaaat dari aset

tersebut. Dangan kata lain, aset tersebut dapat diakui apabila

terdapat transaksi yang benar-benar terjadi bukan berasal dari

transaksi yang bersifat hipotesisi.

Misalnya, suatu mesin dapat dikatakan sebagai aset apabila

mesin tersbut benar-benar telah dibeli dari transaksi yang

benar-benar sah. Bila mesin tersebut baru akan diperoleh sesuai

dengan anggaran yang ditetapkan, maka mesin tersebut tidak

28
dipandang sebagai suatu aset karena belum ada transaksi yang

dilakukan.

d. Subklasifikasi Aset Daerah

Aset daerah merupakan sumber daya ekonomis yang

dimiliki atau dikuasai dan dapat diukur dalam satuan uang.

Tidak termasuk dalam sumber daya ekonomi seperti hutan,

sungai, danau/rawa, kekayaan di dasar laut, kandungan

pertambangan, dan harta peninggalan sejarah seperti candi.

Aset daerah dibagi ke dalam subklasifikasi antara lain:

 Aset Lancar

Aset lancar adalah sumber daya ekonomis yang diharapkan

dapat dicairkan menjadi kas, dijual, atau dipakai habis

dalam suatu periode akuntansi. Aset lancar meliputi kas,

piutang, persediaan, dan belanja dibayar dimuka.

Kelompok aset lancar meliputi:

- Kas dan Bank

- Surat berharga

- Piutang pajak

- Piutang retribusi

- Piutang dan perimbangan

- Piutang lain-lain

29
- Persediaan bahan habis pakai

- Belanja dibayar dimuka

 Investasi jangka panjang

Investasi jajngka panjang adalah penyertaan modal yang

dimaksudkan untuk memperoleh manfaat ekonomis dalam

jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi. Investasi

jangka panjang terdiri dari:

- Penyertaan modaal pemerintah kepada BUMD,

lembaga keuangan daerah, badan internasional dan

badan usaha lainnya yang bukan milik daerah.

- Pinjaman kepada BUMD, lembaga keuangan daerah,

pemerintah darah otonom atau sebaliknya, dan pihak

lainnya yang diteruspinjamkan.

- Investasi jangka panjang lainnya yang dimiliki untuk

menghasilkan pendapatan. Kelompok ini terdiri atas

investasi dalam saham dan investasi dalam obligasi.

 Aset tetap

Aset tetap adalah aset berwujud yang meempunyai masa

manfaat lebih dari periode satu akuntansi dan digunakan

untuk penyelengaaraan kegiatan pemerintah dan pelayanan

publik. Aset tetap terdiri dari:

- Tanah, meliputi tanah pertanian, perkebunan, tanah

kolam ikan, tanah tandus/rusak, tanah alang-alang dan

30
padang rumput, tanah bangunan dan tanah

pertambangan, tanah badan jalan, dan lain-lain

sejenisnya.

- Jalan dan jembatan, meliputi jalan, jembatan,

terowongan, dan lain-lain sejenisnya.

- Bangunan air meliputi bangunan air irigasi, bangunan

air pasang, bangunan air pengaman sungai dan

penanggul, bangunan air minum, bangunan air kotor,

dan bangunan air sejenisnya.

- Instalasi dan jaringan melipusti instalasi air minum,

instalasi air kotor, instalasi pengolahan sampah,

instalasi pengolahan bahan bangunan, instalasi

pembangkit listrik, instalasi gardu listrik dan sejenisnya,

jaaringan air minum, jaringan listrik, dan lain

sejenisnya.

- Gedung, meliputi gedung tempat bekerja, gedung

instalasi, gedung temapat ibadah, gedung tempat

tinggal, gedung peringatan, dan lain sejenisnya.

- Mesin dan peralatan, meliputi mesin dan peraltan besar,

mesin peralatan kantor/bengkel, studio, pertanian,

kedokteran, laboratorium, kesenian, olahraga,

persenjataan, dan lain sejenisnya.

31
- Kendaraan, meliputi kendaraan darat bermotor dan tak

bermotor, kendaraan apung bermotor dan tak bermotor,

pesawt udara, dan lain sejenisnya.

- Meubelair dan perlengkapan, meliputi inventaris dan

perlengkapan kantor, inventaris dan perlengkapan

rumah tangga, barang bercorak kesenian seperti

pahatan, lukisan, tanda penghargaan, dan lain

sejenisnya.

- Buku perpustakaan, meliputi buku umum, filsafat, ilmu

sosial, ilmu bahasa, matematika, dan ilmu pengetahuan

alam, manajemen, akuntansi, pengetahuan praktis,

arsitektur, kesenian, olahraga, geografi, biologi, sejarah,

dan lain sejenisnya.

- Konstruksi dalam pengerjaan adalah konstruksi yang

sampai dengan akhir periode akuntansi belum selesai

pengerjaannya sehingga belum dapat digunakan.

 Dana cadangan

Dana Cadangan adalah dana yang disisihkan untuk

menampung kebutuhan yang memerlukan dana relatif

cukup besar yang tidak dapat dibebankan dalam satu

periode akuntansi.

 Aset lain-lain

32
Aset lain-lain adalah aset yang tidak dapat dikelompokkan

ke dalam aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap,

dan dana cadangan.

Kelompok aset lain-lain terdiri dari:

- Piutang angsuran, adalah jumlah yang dapat diterima

dari penjualan gedung, kendaraan, aset tetap yang lain,

atau hak lainnya kepada pegawai daerah.

- BOT (build, operate, transfer), adalah hak yang akan

diperoleh atas suatu bangunan atau aset tatap lainnya

yang dibangunan dengan cara kemitraan pemerintah

dan swasta berdasarkan perjannjian.

BAB III

ANALISIS MASALAH

A. Aktivitas Magang

Dalam rangka memenuhi tugas akhir penulis melakukan magang di

Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah yang

beralamat di Jl.Jend. Sudirman No.7 Sidakaya, Cilacap Selatan Kabupaten

Cilacap. Magang dilakukan selama 30 hari kerja pemerintah yaitu senin

sampai jum’at dimulai pada hari Senin tanggal 12 Maret 2018 dan

berakhir pada hari Jum’at tanggal 20 April 2018. Selama melakukan

kegiatan magang,penulis ditempatkan di Bagian Aset. Adapun kegiatan

33
yang dilakukan penulis selama magang di Badan Pendapatan Pengelolan

Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Cilacap sebagai berikut :

1. Hari pertama penulis masuk magang pada hari senin tanggal 12

Maret 2018, penulis diberi kesempatan untuk mengikuti Apel

pagi rutin yang dilakukan oleh semua karyawan karyawati

BPPKAD Kabupaten Cilacap mulai dari bagian Pendapatan,

bagian Aset, bagian keuangan,dll. Pada saat sudah selesai apel

penulis diperkenalkan dengan para karyawan BPPKAD

Kabupaten Cilacap dari semua bidang, mulai dari Tata Usaha,

Bidang Anggaran, Bidang Perbendaharaan, Bidang Pengolahan

Pendapatan, Bidang Pelayanan Penagihan dan Sengketa Pajak

Serta Bidang Aset. Penulis diberi kesempatan untuk membantu

bidang aset. Bagian Aset termasuk salah satu bidang yang

berada pada Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan

Aset Daerah yang didalamnya ada tiga kepala seksi (kasi) yaitu

Kasi Analisa Kebutuhan dan Pemindah Tanganan Aset Daerah

(AKPAD), Kasi Pendayagunaan dan Pengaman Asset Daerah

(P2AD), dan Kasi Penatausahaan Aset Daerah (PAD).

2. Pada hari berikutnya penulis diberi tugas untuk mengekspore

data KIB melalui SIMDA BMD untuk setiap SKPD yang ada

di kabupaten Cilacap, mulai dari KIB-A yakni Kartu Inventaris

Barang Tanah, Sampai dengan KIB-F

34
3. Penulis diberikan tugas untuk menggabungkan data KIB hasil

ekspore rekap KIB dari tiap SKPD berdasarkan kelompok

barang.

4. Mencocokan data yang di peroleh dari SIMDA dengan data asli

yang diberi oleh masing-masing SKPD.

5. Penulis diberi tugas serta arahan untuk membantu bidang

akuntansi unuk mencocokan data pembayaran PPh 21 tiap

SKPD

B. Manfaat Magang

Dari kegiatan magang yang telah dilakukan maka penulis dapat

memahami dan mempelajari secara langsung proses kegiatan-kegiatan,

dan transaksi-transaksi keuangan yang dilaksanakan oleh Badan

Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Darah (BPPKAD)

Kabupaten Cilacap. Penulis mendapat ilmu baru dan dapat mempelajari

mengenai proses akuntansi pada sektor publik yakni BPPKAD

Kababupaten Cilacap khususnya dalam bidang Aset dengan menggunakan

aplikasi berbasis akrual yaitu Sistem Informasi Pengelola Aset Daerah

(SIMDA). Selain itu, kegiatan magang ini juga menambah pengalaman,

relasi dan wawasan yang lebih luas tentang proses pendataan serta

perhitungan asset yang dimiliki oleh pemerintah kabupaten cilacap pada

sektor publik pemerintahan daerah.

C. Gambaran Umum Instansi

35
1. Latar belakang dan lokasi Badan Pendapatan Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah (BPPKAD) Kabupaten Cilacap

a. Latar Belakang BPPKAD Cilacap

Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

(BPPKAD) Kabupaten Cilacap adalah sebuah instansi pemerintah

di Kabupaten Cilacap yang bergerak di sektor publik dan

sebagaiunsur pelaksana otonomi daerah yang mempunyai tugas

pokok yang berbeda dengan SKPD lainnya yaitu melaksanakan

urusan pemerintahan daerah di bidang pendapatan, pengelolaan

keuangan dan aset daerah serta tugas pembantu. DPPKAD

dipimpin oleh Kepala Dinas yang berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

b. Lokasi Kantor BPPKAD Cilacap

Secara geografis Kabupaten Cilacap terletak pada 108˚4’

30” - 109˚22’ 30” garis Bujur Timur dan antara 7˚30’20” - 7˚45’

Garis Lintang Selatan. Peta lokasi kantor Badan Pendapatan

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Cilacap. Jl.

Jend Sudirma No. 07 Sidakaya, Cilacap Selatan Kabupaten Cilacap

Jawa Tengah. Kode Pos 55212 Telepon (0282) 521304.

2. Visi dan Misi BPPKAD Kabupaten Cilacap

36
 Visi BPPKAD

"Optimalisasi Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan

Aset”

 Misi BPPKAD

1. Peningkatan pendapatan daerah yang optimal.

2. Pengelolaan Keuangan yang efisien, efektif dan

akuntabel.

3. Pengelolaan aset daerah yang berhasi guna dan berdaya

guna.

4. Peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

3. Tugas dan Fungsi BPPKAD Kabupaten Cilacap

Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

merupakan perangkat daerah yang berkedudukan di bawah dan

bertanggung jawap kepada Bupati melalui Sekertaris Daerah

(SEKDA). Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

membantu melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang

pengelolaan keuangan danaset berdasarkan asas otonomi dan tugas

pembantuan, melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Bupati sesuai dengan bidang tugasnya.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, maka Badan Pendapatan

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah mempunyai fungsi :

37
1. Perumusan kebijakan teknis di bidang pendapatan, pengelolaan

keuangan dan aset daerah

2. Penyelenggaraan urusan pemerintah dan pelayanan umum di

bidang pendapatan pengelolaan keuangan dan aset daerah

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang pendapatan, pengelolaan

keuangan dan aset daerah

4. Penyusunan kebijakan pelaksanaan pemungutan pajak daerah,

termasuk beaperolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB),

pajak bumi dan bangunan (PBB) perkotaan dan pedesaan dan aset

daerah

5. Pendaftaran, pendapatan, penilaian, perhitungan dan penetapan

pajak daerah, termasuk bea perolehan hak atas tanah dan bangunan

(BPHTB), pajak bumi dan bangunan (PBB) perkotaan dan

perdesaan dan aset daerah

6. Pengelolahan data informasi pajak daerah, termasuk bea perolehan

hak atas tanah dan bangunan (BPHTB), pajak bumi dan bangunan

(PBB) perkotaan dan perdesaan dan aset daerah

7. Pelayanan pajak daerah, termasuk bea perolehan hak atas tanah dan

bangunan (BPHTB), pajak bumi dan bangunan (PBB) perkotaan

dan perdesaan dan aset daerah

8. Penagihan pajak daerah, termasuk bea perolehan hak atas tanah

dan bangunan (BPHTB), pajak bumi dan bangunan (PBB)

perkotaan dan perdesaan dan aset daerah

38
9. Pengawasan dan penyelesaian sengketa pajak daerah, termasuk bea

perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB), pajak bumi dan

bangunan(PBB) perkotaan dan perdesaan dan aset daerah

10. Pengelolaan manajemen teknologi informasi tentang pendapatan,

pengelolaan keuangan dan aset daerah

11. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi

dalam bidang pendaptan, pengelolaan keuangan dan aset daerah

12. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

4. Tujuan dan Sasaran BPPKAD Kabupaten Cilacap

Tujuan

1. Meningkatkan kualitas dan profesionalisme sumber daya aparatur;

2. Meningkatkan sarana dan prasarana yang memadai secara kualitas

dan kuantitas sehingga mendukung kelancaran pelaksanaan tugas;

3. Meningkatkan PAD sertaPendapatan Daerah lainnya;

4. Meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan dan pertanggungjawaban

keuangan SKPD yang akuntabel dan professional;

5. Meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan dan pertanggungjawaban

Barang Milik Daerah pada SKPD yang akuntabel dan profesional.

Sasaran

39
1. Peningkatan kualitas, profesionalisme ,wawasandan keterampilan

dalam pelaksanaan Tupoksi sesuai tuntutan Peraturan

Perundangan yang berlaku;

2. Peningkatan kualitas sarana dan prasarana untuk mendukung

administrasi kantor dan pelayanan umum;

3. Optimalisasi Potensi dan Realisasi Pendapatan Daerah terutama

dari komponen Pendapatan Asli Daerah yakni Pajak Daerah,

Retribusi Daerah dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah;

4. Peningkatan efisiensi dan efektifitas penggunaan anggaran yang

seimbang dan berorientasi pada kepentingan publik;

5. Peningkatan efisiensi dan efektifitas penggunaan asset dan

terkelolanya Aset Daerah yang berorientasi pada kepentingan

publik.

5. Struktur Organisasi BPPKAD Kabupaten Cilacap

Berdasarkan Peraturan Bupati Cilacap Nomor 110 Tahun 2016

Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata

Kerja Badan Pendapatan,Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Kabupaten Cilacap. Dimana didalamnya terdapat susunan organisasi

Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah yang

terdiri dari Kepala Badan, Bidang Sekretariat, Bidang Pendaftaran

Pendapatan dan Penetapan, Bidang Penagihan, Penggalian dan

40
Pengendalian, Bidang Anggaran, Bidang Akuntansi dan Pelaporan,

Bidang Aset Daerah, UPTB dan Kelompok Jabatan Fungsional.

Gambar Struktur Organisani selengkapnya tersaji pada gambar 3.1

sebagai berikut :

Gambar 3.1

STRUKTUR ORGANISASI BPPKAD CILACAP

Sumber: BPPKAD Kabupaten Cilacap

Berdasarkan Peraturan Bupati Cilacap Nomor 110 Tahun 2016 dan

struktur organisasi diatas, ini adalah rincian tugas dan fungsi jabatan struktural

pada BPPKAD Kabupaten Cilacap yaitu sebagai berikut:

1. Nama Jabatan : KEPALA BPPKAD

Uraian Tugas :

41
a. merumuskan dan menetapkan program kerja Badan berdasarkan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas

b. merumuskan kebijakan di Bidang Pendaftaran, Pendataan dan

Penetapan, Penagihan, Penggalian dan Pengendalian, Anggaran,

Perbendaharaan, Akuntansi dan Pelaporan, dan Aset Daerah

berdasarkan rencana strategis badan sebagai dasar pelaksanaan

kegiatan

c. mengoordinasikan kebijakan di Bidang Pendaftaran, Pendataan

dan Penetapan, Penagihan, Penggalian dan Pengendalian,

Anggaran, perbendaharaan, akuntansi dan pelaporan, dan aset

daerah dengan perangkat daerah terkait di jajaran pemerintah

kabupaten, provinsi, pusat maupun lembaga di luar kedinasan

d. mendistribusikan tugas dan mengarahkan pelaksanan tugas

bawahan sesuai dengan fungsi dan kompetensi bawahan dengan

prinsip pembagian tugas habis;

e. menyelenggarakan kebijakan di Bidang Pendaftaran, Pendataan

dan Penetapan, Penagihan, Penggalian dan Pengendalian,

Anggaran, Perbendaharaan, Akuntansi dan Pelaporan, dan Aset

Daerah;

f. menyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di

Bidang Pendaftaran, Pendataan dan Penetapan, Penagihan,

42
Penggalian dan Pengendalian, Anggaran, Perbendaharaan,

Akuntansi dan Pelaporan, dan Aset Daerah;

g. merumuskan rancangan peraturan daerah tentang pokok-pokok

pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah serta

Rancangan Peraturan Daerah Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah, Rancangan Peraturan Daerah Perubahan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah dan Rancangan Peraturan Daerah

Pertanggungjawaban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD);

h. menyelenggarakan pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi

Pemakaian Kekayaan Daerah yang telah ditetapkan dengan

Peraturan Daerah;

i. menyusun laporan keuangan daerah dalam rangka

pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah;

j. menyelenggarakan pengelolaan/penatausahaan investasi, aset

daerah kabupaten, pengawasan pinjaman dan obligasi daerah, serta

Badan Layanan Umum Daerah (BLUD);

k. menyelenggarakan pengelolaan dan pelaporan dana transfer;

l. menyelenggarakan pembinaan dan pelaksanaan tugas di Bidang

Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah;

m. menyelenggarakan fungsi Bendahara Umum Daerah;

43
n. menyelenggarakan kebijakan kesekretariatan Badan dengan

mengarahkan perencanaan/perumusan program dan pelaporan,

pengelolaan keuangan dan aset, dan urusan umum dan

kepegawaian;

o. mengendalikan pelaksanaan tugas operasional UPTB dengan

mengarahkan pelaksanaan kegiatan pengelolaan di Bidang

Pendaftaran, Pendataan dan Penetapan, Penagihan, Penggalian dan

Pengendalian, Anggaran, Perbendaharaan, Akuntansi dan

Pelaporan, dan Aset Daerah;

p. menilai dan mengevaluasi kinerja bawahan untuk memacu

prestasi kerja;

q. menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan untuk bahan

pertimbangan pengambilan kebijakan;

r. melaporkan pelaksanaan tugas sebagai wujud

pertanggungjawaban; dan

s. melaksanakan tugas kedinasan lain atas perintah pimpinan sesuai

dengan bidang tugasnya.

2. Nama Jabatan : SEKRETARIAT

Uraian Tugas :

a. menyusun program dan rencana kerja sesuai rencana strategis

Badan sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

44
b. melaksanakan koordinasi dengan unit kerja Badan dalam

penyusunan program dan laporan agar terwujud sinkronisasi

pelaksanaan tugas dinas;

c. mendistribusikan tugas dan mengarahkan tugas bawahan sesuai

dengan fungsi dan kompetensi bawahan dengan prinsip pembagian

tugas habis;

d. menyelia pelaksanaan tugas perencanaan, keuangan dan aset,

umum dan kepegawaian;

e. menyelenggarakan urusan perencanaan sesuai program kerja untuk

mendukung kelancaran pelaksanaan tugas;

f. menyelenggarakan urusan keuangan dan aset sesuai program kerja

untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas;

g. menyelenggarakan urusan umum dan kepegawaian sesuai program

kerja untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas;

h. menilai dan mengevaluasi kinerja bawahan untuk memacu prestasi

kerja;

i. menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan untuk bahan

pertimbangan pengambilan kebijakan;

j. melaporkan pelaksanaan tugas sebagai wujud

pertanggungjawaban; dan

k. melaksanakan tugas kedinasan lain atas perintah pimpinan sesuai

dengan bidang tugasnya.

3. Nama Jabatan : KEPALA SUB BAGIAN PERENCANAAN

45
Uraian Tugas :

a. menyiapkan bahan program kerja perencanaan sebagai pedoman

pelaksanaan tugas;

b. melakukan koordinasi dengan unit kerja badan agar terwujud

sinkronisasi pelaksanaan tugas;

c. mendistribusikan tugas dan menyelia tugas bawahan sesuai dengan

fungsi dan kompetensi bawahan dengan prinsip pembagian tugas

habis;

d. melakukan koordinasi penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran

dengan unit kerja terkait;

e. menyiapkan bahan Kebijakan Umum Anggaran-PPAS, RKA dan

DPA, Renja, Renstra, LAKIP, LPPD, LKPJ berdasarkan bahan dan

materi dari bidang-bidang sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan;

f. melakukan perencanaan pengadaan barang/jasa sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan di lingkungan badan;

g. menilai dan mengevaluasi kinerja bawahan untuk memacu prestasi

kerja;

h. menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan untuk bahan

pertimbangan pengambilan kebijakan;

i. melaporkan pelaksanaan tugas sebagai wujud

pertanggungjawaban; dan

46
j. melaksanakan tugas kedinasan lain atas perintah pimpinan sesuai

dengan bidang tugasnya.

4. Nama Jabatan : KEPALA SUB BAGIAN KEUANGAN DAN ASET

Uraian Tugas :

a. menyiapkan bahan program kerja keuangan dan aset sebagai

pedoman pelaksanaan tugas;

b. melakukan koordinasi dengan unit kerja badan agar terwujud

sinkronisasi pelaksanaan tugas;

c. mendistribusikan tugas dan menyelia tugas bawahan sesuai dengan

fungsi dan kompetensi bawahan dengan prinsip pembagian tugas

habis;

d. melakukan koordinasi pengelolaan keuangan dan aset dengan unit

kerja terkait;

e. menyiapkan bahan pengajuan dan memverifikasi Surat Permintaan

Pembayaran-Uang Persediaan, Surat Permintaan Pembayaran-

Ganti Uang, Surat Permintaan Pembayaran-Tambah Uang dan

Surat Permintaan Pembayaran-Langsung serta mengajukan

verifikasi Surat Permintaan Pembayaran ke Badan Pendapatan,

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan untuk kelancaran penatausahaan keuangan;

f. memverifikasi laporan surat pertanggungjawaban pelaksanaan

APBD sesuai dengan prosedur, mekanisme dan peraturan

perundang-undangan sebagai bahan pemeriksaan;

47
g. menyiapkan bahan untuk pengesahan surat pertanggungjawaban

atas pelaksanaan APBD guna dikirimkan kepada Pejabat Pengelola

Keuangan Daerah sesuai peraturan perundang-undangan untuk

kelancaran kegiatan;

h. menyiapkan bahan penyusunan jurnal penerimaan kas, jurnal

pengeluaran kas, buku besar, jurnal umum dan laporan realisasi

anggaran baik bulanan, semester maupun tahunan sesuai ketentuan

sebagai bahan informasi dan evaluasi;

i. menyiapkan bahan pengelolaan, pembinaan dan pengawasan

penatausahaan keuangan dan aset sesuai dengan peraturan

perundang-undangan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar;

j. menyiapkan bahan koordinasi dalam pengusulan/penunjukkan

kuasa pengguna anggaran, pejabat pembuat komitmen, pejabat

pelaksana teknis kegiatan dan bendahara serta pejabat

penatausahaan keuangan lainnya sesuai dengan peraturan

perundang-undangan sebagai dasar pertanggungjawaban keuangan;

k. melakukan rekonsiliasi aset tetap dan belanja antara pengurus

barang dengan bendahara pengeluaran;

l. menilai dan mengevaluasi kinerja bawahan untuk memacu prestasi

kerja;

m. menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan untuk bahan

pertimbangan pengambilan kebijakan;

48
n. melaporkan pelaksanaan tugas sebagai wujud

pertanggungjawaban; dan

o. melaksanakan tugas kedinasan lain atas perintah pimpinan sesuai

dengan bidang tugasnya.

5. Nama Jabatan : KEPALA SUB BAGIAN UMUM DAN

KEPEGAWAIAN

Uraian Tugas :

a. menyiapkan bahan program kerja urusan umum dan kepegawaian

sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

b. melakukan koordinasi dengan unit kerja badan agar terwujud

sinkronisasi pelaksanaan tugas;

c. mendistribusikan tugas dan menyelia tugas bawahan sesuai dengan

fungsi dan kompetensi bawahan dengan prinsip pembagian tugas

habis;

d. melaksanakan ketatausahaan badan dengan mengelola surat masuk,

surat keluar, penataan arsip dan dokumen serta pengelolaan sistem

informasi manajemen sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan;

e. menyiapkan bahan keorganisasian dan ketatalaksanaan, kehumasan

dan keprotokolan, serta hukum dengan menyiapkan bahan analisis

yang diperlukan untuk kelancaran pelaksanaan tugas;

f. melakukan pengelolaan aset meliputi pendistribusian

49
dan pemeliharaan sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan;

g. melakukan pengelolaan kerumahtanggaan badan sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan;

h. melakukan pengelolaan administrasi kepegawaian sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan;

i. menilai dan mengevaluasi kinerja bawahan untuk memacu prestasi

kerja;

j. menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan untuk bahan

pertimbangan pengambilan kebijakan;

k. melaporkan pelaksanaan tugas sebagai wujud

pertanggungjawaban; dan

l. melaksanakan tugas kedinasan lain atas perintah pimpinan sesuai

dengan bidang tugasnya.

6. Nama Jabatan : KEPALA BIDANG PENDAFTARAN, PENDATAAN

DAN PENETAPAN

Uraian Tugas :

a. merumuskan program dan rencana kerja Bidang Pendaftaran,

Pendataan dan Penetapan sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

b. melaksanakan koordinasi dengan unit kerja badan agar terwujud

sinkronisasi pelaksanaan tugas badan;

50
c. mendistribusikan tugas dan menyelia tugas bawahan sesuai dengan

fungsi dan kompetensi bawahan dengan prinsip pembagian tugas

habis;

d. merumuskan kebijakan pendaftaran, pendataan, pengolahan data

dan informasi, penilaian, penetapan, penatausahaan dokumen dan

pelayanan pajak daerah dan Retribusi Pemakaian Kekayaan

Daerah;

e. mengoordinasikan pelaksanaan kebijakan pendaftaran, pendataan,

pengolahan data dan informasi, penilaian, penetapan,

penatausahaan dokumen dan pelayanan pajak daerah dan Retribusi

Pemakaian Kekayaan Daerah;

f. mengendalikan pendistribusian dan penerimaan formulir

pendaftaran wajib pajak atau wajib retribusi pemakaian kekayaan

daerah;

g. menerbitkan Surat Teguran Pajak Daerah, Surat Keterangan Nilai

Jual Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan,

Daftar Himpunan Ketetapan Pajak dan Surat Pemberitahuan Pajak

Terutang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan,

Surat Ketetapan Pajak Daerah, Surat Ketetapan Pajak Daerah

Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, Surat

Ketetapan Pajak Daerah Nihil dan Surat Ketetapan Retribusi

Pemakaian Kekayaan Daerah;

51
h. mengoordinasikan pelaksanaan pendaftaran, pendataan,

pengolahan data dan informasi, penilaian, penetapan dan pelayanan

pajak daerah dan retribusi pemakaian kekayaan daerah;

i. menilai dan mengevaluasi kinerja bawahan untuk memacu prestasi

kerja;

j. menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan untuk bahan

pertimbangan pengambilan kebijakan;

k. melaporkan pelaksanaan tugas sebagai wujud

pertanggungjawaban; dan

l. melaksanakan tugas kedinasan lain atas perintah pimpinan sesuai

dengan bidang tugasnya.

7. Nama Jabatan : KEPALA SUB BIDANG PELAYANAN PAJAK

DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH

Uraian Tugas :

a. menyiapkan bahan program kerja Sub Bidang Pelayanan Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah sebagai pedoman dan acuan

pelaksanaan tugas;

b. melakukan koordinasi dengan unit kerja badan agar terwujud

sinkronisasi pelaksanaan tugas badan;

c. mendistribusikan tugas dan menyelia tugas bawahan sesuai

dengan fungsi dan kompetensi bawahan dengan prinsip pembagian

tugas habis;

52
d. menyiapkan bahan perumusan kebijakan pelayanan pajak daerah

dan retribusi daerah;

e. melakukan koordinasi pelaksanaan pelayanan pajak daerah dan

retribusi daerah;

f. menyampaikan Surat Teguran Pajak Daerah, Surat Keterangan

Nilai Jual Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Perdesaan dan

Perkotaan, Daftar Himpunan Ketetapan Pajak dan Surat

Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak Bumi dan Bangunan

Perdesaan dan Perkotaan, Surat Ketetapan Pajak Daerah, Surat

Ketetapan Pajak Daerah Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Daerah

Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil dan Surat

Ketetapan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah;

g. melakukan penatausahaan dokumen ketetapan pajak daerah dan

ketetapan retribusi pemakaian kekayaan daerah;

h. melakukan pengolahan data dan informasi pajak daerah;

i. menilai dan mengevaluasi kinerja bawahan untuk memacu prestasi

kerja;

j. menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan untuk bahan

pertimbangan pengambilan kebijakan;

k. melaporkan pelaksanaan tugas sebagai wujud

pertanggungjawaban; dan

l. melaksanakan tugas kedinasan lain atas perintah pimpinan sesuai

dengan bidang tugasnya.

53
9. Nama Jabatan : KEPALA SUB BIDANG PENDAFTARAN DAN

PENDATAAN

Uraian Tugas :

a. menyiapkan bahan program kerja Sub Bidang Pendaftaran dan

Pendataan sebagai pedoman dan acuan pelaksanaan tugas;

b. melakukan koordinasi dengan unit kerja badan agar terwujud

sinkronisasi pelaksanaan tugas badan;

c. mendistribusikan tugas dan menyelia tugas bawahan sesuai dengan

fungsi dan kompetensi bawahan dengan prinsip pembagian tugas

habis;

d. menyiapkan bahan perumusan kebijakan pendaftaran dan

pendataan wajib Pajak Daerah dan wajib retribusi pemakaian

kekayaan daerah;

e. melakukan koordinasi pelaksanaan pendaftaran dan pendataan

wajib pajak daerah dan wajib retribusi pemakaian kekayaan

daerah;

f. menyiapkan penerbitan surat teguran pajak daerah dan Surat

keterangan nilai jual objek pajak bumi dan bangunan perdesaan

dan perkotaan;

g. menyiapkan bahan pengendalian pendistribusian dan penerimaan

formulir pendaftaran wajib pajak atau wajib retribusi pemakaian

kekayaan daerah;

54
h. menilai dan mengevaluasi kinerja bawahan untuk memacu prestasi

kerja;

i. menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan untuk bahan

pertimbangan pengambilan kebijakan;

j. melaporkan pelaksanaan tugas sebagai wujud

pertanggungjawaban; dan

k. melaksanakan tugas kedinasan lain atas perintah pimpinan sesuai

dengan bidang tugasnya.

10. Nama Jabatan : KEPALA SUB BIDANG PENETAPAN

Uraian Tugas :

a. menyiapkan bahan program kerja Sub Bidang Penetapan sebagai

pedoman pelaksanaan tugas;

b. melakukan koordinasi dengan unit kerja badan agar terwujud

sinkronisasi pelaksanaan tugas badan;

c. mendistribusikan tugas dan menyelia tugas bawahan sesuai

dengan fungsi dan kompetensi bawahan dengan prinsip pembagian

tugas habis;

d. menyiapkan bahan perumusan kebijakan penetapan pajak daerah

dan retribusi pemakaian kekayaan daerah;

e. melakukan koordinasi pelaksanaan penetapan pajak daerah dan

retribusi pemakaian kekayaan daerah;

f. menyiapkan bahan penerbitan Daftar Himpunan Ketetapan Pajak

dan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak Bumi dan

55
Bangunan Perdesaan dan Perkotaan, Surat Ketetapan Pajak

Daerah, Surat Ketetapan Pajak Daerah Tambahan, Surat Ketetapan

Pajak Daerah Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil

dan Surat Ketetapan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah;

g. menilai dan mengevaluasi kinerja bawahan untuk memacu prestasi

kerja;

h. menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan untuk bahan

pertimbangan pengambilan kebijakan;

i. melaporkan pelaksanaan tugas sebagai wujud

pertanggungjawaban

j. melaksanakan tugas kedinasan lain atas perintah pimpinan sesuai

dengan bidang tugasnya.

11. Nama Jabatan : KEPALA BIDANG PENAGIHAN, PENGGALIAN

DAN PENGENDALIAN

Uraian Tugas :

a. merumuskan program dan rencana kerja Bidang Penagihan,

Penggalian dan Pengendalian sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

b. melaksanakan koordinasi dengan unit kerja badan agar terwujud

sinkronisasi pelaksanaan tugas badan;

c. mendistribusikan tugas dan menyelia tugas bawahan sesuai dengan

fungsi dan kompetensi bawahan dengan prinsip pembagian tugas

habis;

56
d. merumuskan kebijakan penagihan, penggalian dan pengendalian

pendapatan, pajak daerah dan retribusi pemakaian kekayaan

daerah;

e. melaksanakan penagihan pasif dan aktif terhadap wajib pajak

daerah dan wajib retribusi pemakaian kekayaan daerah;

f. memfasilitasi pelayanan permohonan keberatan, pengurangan,

keringanan, angsuran dan penghapusan piutang pajak daerah dan

retribusi pemakaian kekayaan daerah serta pemrosesan pengajuan

banding sesuai dengan kewenangan;

g. melaksanakan tugas pembantuan terhadap pajak dari provinsi;

h. melaksanakan penagihan terhadap dana bagi hasil dari provinsi dan

danadana yang bersumber dari pajak provinsi;

i. melaksanakan pembinaan, pengawasan dan penyelesaian sengketa

pemungutan pajak dan retribusi pemakaian kekayaan daerah;

j. merencanakan dan mengembangkan pelaksanaan pemungutan

pajak daerah dan retribusi pemakaian kekayaan daerah;

k. mengoordinasikan perencanaan pendapatan daerah dengan

perangkat daerah.

l. merumuskan penyusunan produk hukum tentang pendapatan,

pengelolaan keuangan dan aset daerah;

m. melaksanakan pengawasan dan pengendalian pemungutan pajak

daerah dan retribusi pemakaian kekayaan daerah;

57
n. menilai dan mengevaluasi kinerja bawahan untuk memacu prestasi

kerja;

o. menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan untuk bahan

pertimbangan pengambilan kebijakan;

p. melaporkan pelaksanaan tugas sebagai wujud

pertanggungjawaban; dan

q. melaksanakan tugas kedinasan lain atas perintah pimpinan sesuai

dengan bidang tugasnya.

12. Nama Jabatan : KEPALA SUB BIDANG PENAGIHAN

Uraian Tugas :

a. menyiapkan bahan program kerja Sub Bidang Penagihan sebagai

pedoman dan acuan pelaksanaan tugas;

b. melakukan koordinasi dengan unit kerja badan agar terwujud

sinkronisasi pelaksanaan tugas badan;

c. mendistribusikan tugas dan menyelia tugas bawahan sesuai

dengan fungsi dan kompetensi bawahan dengan prinsip pembagian

tugas habis;

d. menyiapkan bahan perumusan kebijakan penagihan pajak daerah

dan retribusi pemakaian kekayaan daerah;

e. menyiapkan bahan penagihan pasif dan aktif terhadap wajib pajak

daerah dan wajib retribusi pemakaian kekayaan daerah;

f. menyiapkan bahan pengelolaan penagihan terhadap dana-dana

yang bersumber dari pajak provinsi;

58
g. menyiapkan bahan penagihan terhadap dana bagi hasil dan

provinsi;

h. melakukan pelayanan dan penyiapan tindak lanjut permohonan

keberatan, pengurangan, keringanan, angsuran dan penghapusan

piutang pajak daerah dan retribusi pemakaian kekayaan daerah

serta pemrosesan pengajuan banding sesuai dengan kewenangan;

menyiapkan bahan pelaksanaan tugas pembantuan terhadap pajak

dari provinsi;

i. menilai dan mengevaluasi kinerja bawahan untuk memacu prestasi

kerja;

j. menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan untuk bahan

pertimbangan pengambilan kebijakan;

k. melaporkan pelaksanaan tugas sebagai wujud

pertanggungjawaban; dan

l. melaksanakan tugas kedinasan lain atas perintah pimpinan sesuai

dengan bidang tugasnya.

13. Nama Jabatan : KEPALA SUB BIDANG PENGGALIAN DAN

PENGENDALIAN

Uraian Tugas :

a. menyiapkan bahan program kerja Sub Bidang Penggalian dan

Pengendalian sebagai pedoman dan acuan pelaksanaan tugas;

b. melakukan koordinasi dengan unit kerja badan agar terwujud

sinkronisasi pelaksanaan tugas badan;

59
c. mendistribusikan tugas dan menyelia tugas bawahan sesuai

dengan fungsi dan kompetensi bawahan dengan prinsip pembagian

tugas habis;

d. menyiapkan bahan perumusan kebijakan penggalian dan

pengendalian pajak daerah dan retribusi pemakaian kekayaan

daerah;

e. menyiapkan bahan pembinaan dan pengawasan pajak dan retribusi

pemakaian kekayaan daerah;

f. menyiapkan bahan perencanaan dan pengembangan pelaksanaan

pemungutan pajak daerah dan retribusi pemakaian kekayaan

daerah;

g. melakukan koordinasi perencanaan pendapatan daerah dengan

perangkat daerah;

h. menyiapkan penyusunan produk hukum tentang pendapatan,

pengelolaan keuangan dan aset daerah;

i. menyiapkan bahan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan

pemungutan pajak daerah dan retribusi pemakaian kekayaan

daerah;

j. menilai dan mengevaluasi kinerja bawahan untuk memacu prestasi

kerja;

k. menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan untuk bahan

pertimbangan pengambilan kebijakan;

60
l. melaporkan pelaksanaan tugas sebagai wujud

pertanggungjawaban; dan

m. melaksanakan tugas kedinasan lain atas perintah pimpinan sesuai

dengan bidang tugasnya.

14. Nama Jabatan : KEPALA BIDANG ANGGARAN

Uraian Tugas :

a. merumuskan program dan rencana kerja Bidang Anggaran sebagai

pedoman pelaksanaan tugas;

b. melaksanakan koordinasi dengan unit kerja badan agar terwujud

sinkronisasi pelaksanaan tugas badan;

c. mendistribusikan tugas dan menyelia tugas bawahan sesuai dengan

fungsi dan kompetensi bawahan dengan prinsip pembagian tugas

habis;

d. melaksanakan penyelenggaraan urusan pemerintahan dan

pelayanan umum di bidang pengelolaan anggaran;

e. menyusun Kebijakan Umum Anggaran Prioritas dan Plafon

Anggaran Sementara (KUA-PPAS) belanja tidak langsung dan

belanja langsung;

f. menghimpun Rencana Kerja Anggaran-Satuan Kerja Perangkat

Daerah (RKA-SKPD) untuk selanjutnya dibahas lebih lanjut oleh

Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) sebagai bahan

penyusunan Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan

61
Belanja Daerah (APBD) dan Peraturan Bupati tentang Penjabaran

APBD;

g. menyusun bahan Peraturan Daerah tentang APBD dan APBD

Perubahan dan Peraturan Bupati tentang Penjabaran APBD dan

APBD Perubahan;

h. melaksanakan pengolahan dan pengesahan Dokumen Pelaksanaan

Anggaran-Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD) dan

Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran-Satuan Kerja

Perangkat Daerah (DPPA-SKPD) melalui koordinasi dengan tim

Verifikasi DPA-SKPD dan tim verifikasi DPPA-SKPD;

i. menyusun Anggaran Kas Pemerintah Daerah ;

j. menyusun surat penyediaan dana dan pengesahan Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (DPA);

k. menyusun rancangan Keputusan Bupati tentang Penunjukan

Pengelolaan Keuangan Daerah;

l. menilai dan mengevaluasi kinerja bawahan untuk memacu prestasi

kerja;

m. menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan untuk bahan

pertimbangan pengambilan kebijakan;

n. melaporkan pelaksanaan tugas sebagai wujud

pertanggungjawaban; dan

o. melaksanakan tugas kedinasan lain atas perintah pimpinan sesuai

dengan bidang tugasnya.

62
15. Nama Jabatan : KEPALA SUB BIDANG PENYUSUNAN ANGARAN

PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

Uraian Tugas :

a. menyiapkan bahan program kerja sub bidang penyusunan Angaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebagai pedoman

pelaksanaan tugas;

b. melakukan koordinasi dengan unit kerja badan agar terwujud

sinkronisasi pelaksanaan tugas badan;

c. mendistribusikan tugas dan menyelia tugas bawahan sesuai

dengan fungsi dan kompetensi bawahan dengan prinsip pembagian

tugas habis;

d. menyiapkan bahan Kebijakan Umum Anggaran Prioritas dan

Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) belanja tidak langsung;

e. menyiapkan Rencana Kerja Anggaran-Satuan Kerja Perangkat

Daerah (RKA-SKPD) untuk selanjutnya dibahas lebih lanjut oleh

Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) sebagai bahan

penyusunan Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah dan Peraturan Bupati tentang Penjabaran

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;

f. menyiapkan bahan Peraturan Daerah tentang Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah dan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah Perubahan dan Peraturan Bupati tentang

63
Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan;

g. menilai dan mengevaluasi kinerja bawahan untuk memacu prestasi

kerja;

h. menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan untuk bahan

pertimbangan pengambilan kebijakan;

i. melaporkan pelaksanaan tugas sebagai wujud

pertanggungjawaban; dan

j. melaksanakan tugas kedinasan lain atas perintah pimpinan sesuai

dengan bidang tugasnya.

16. Nama Jabatan : KEPALA SUB BIDANG PENGENDALIAN

ANGGARAN

Uraian Tugas :

a. menyiapkan bahan program kerja Sub Bidang Pengendalian

Anggaran sebagai pedoman dan acuan pelaksanaan tugas;

b. melakukan koordinasi dengan unit kerja badan agar terwujud

sinkronisasi pelaksanaan tugas badan;

c. mendistribusikan tugas dan menyelia tugas bawahan sesuai dengan

fungsi dan kompetensi bawahan dengan prinsip pembagian tugas

habis;

d. menyiapkan bahan pengolahan dan pengesahan Dokumen

Pelaksanaan Anggaran-Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-

SKPD) dan Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran-Satuan

64
Kerja Perangkat Daerah (DPPASKPD) melalui koordinasi dengan

tim Verifikasi DPA-SKPD dan tim verifikasi DPPA-SKPD;

e. menyiapkan penyusunan Anggaran Kas Pemerintah Daerah;

f. menyiapkan surat penyediaan dana dan pengesahan Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (DPA);

g. menyiapkan penyusunan rancangan Keputusan Bupati tentang

Penunjukan Pengelolaan Keuangan Daerah;

h. menilai dan mengevaluasi kinerja bawahan untuk memacu prestasi

kerja;

i. menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan untuk bahan

pertimbangan pengambilan kebijakan;

j. melaporkan pelaksanaan tugas sebagai wujud

pertanggungjawaban; dan

k. melaksanakan tugas kedinasan lain atas perintah pimpinan sesuai

dengan bidang tugasnya.

17. Nama Jabatan : KEPALA BIDANG PERBENDAHARAAN

Uraian Tugas :

a. merumuskan program dan rencana kerja Bidang Pebendaharaan

sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

b. melaksanakan koordinasi dengan unit kerja badan agar terwujud

sinkronisasi pelaksanaan tugas badan;

65
c. mendistribusikan tugas dan menyelia tugas bawahan sesuai dengan

fungsi dan kompetensi bawahan dengan prinsip pembagian tugas

habis;

d. mengendalikan pelaksanaan pengujian kebenaran perhitungan dan

kelengkapan administrasi pembayaran atas beban Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah, ketersediaan dana pengguna

anggaran/kuasa pengguna anggaran, kesesuaian dengan Surat

Permohonan Membayar dan Surat Perintah Pencairan Dana

(SP2D) yang diterbitkan periode sebelumnya dan menghitung

anggaran PPN/PPH beban pengeluaran;

e. menyusun penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)

belanja langsung dan belanja tidak langsung;

f. mengendalikan pelaksanakan setoran potongan final ketiga, gaji,

iuran jaminan kesehatan, Taperum, JKK dan JKM;

g. menyusun data penerbitan surat keterangan pemberhentian

pembayaran;

h. memantau pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran APBD oleh

Bank dan lembaga keuangan lainnya yang ditunjuk;

i. melaksanakan penempatan uang daerah;

j. melaksanakan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat

pengguna anggaran atas beban rekening kas umum daerah;

k. menyusun penetapan perda tentang pokok-pokok pengelolaan

keuangan daerah;

66
l. melaksanakan pengelolaan dan pengawasan pinjaman dan obligasi

daerah serta Badan Layanan Umum Kabupaten;

m. melaksanakan pengelolaan dan pelaporan data dasar penghitungan

alokasi Dana Alokasi Umum (DAU) Kabupaten;

n. menilai dan mengevaluasi kinerja bawahan untuk memacu prestasi

kerja;

o. menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan untuk bahan

pertimbangan pengambilan kebijakan;

p. melaporkan pelaksanaan tugas sebagai wujud

pertanggungjawaban; dan

q. melaksanakan tugas kedinasan lain atas perintah pimpinan sesuai

dengan bidang tugasnya.

18. Nama Jabatan : KEPALA SUB BIDANG PELAYANAN PENCAIRAN

DANA BELANJA LANGSUNG

Uraian Tugas :

a. menyiapkan bahan program kerja Sub Bidang Pelayanan Pencairan

Dana Belanja Langsung sebagai pedoman dan acuan pelaksanaan

tugas;

b. melakukan koordinasi dengan unit kerja badan agar terwujud

sinkronisasi pelaksanaan tugas badan;

67
c. mendistribusikan tugas dan menyelia tugas bawahan sesuai dengan

fungsi dan kompetensi bawahan dengan prinsip pembagian tugas

habis;

d. melakukan pengujian kebenaran perhitungan dan kelengkapan

administrasi pembayaran atas beban APBD, ketersediaan dana

pengguna anggaran / kuasa pengguna anggaran, kesesuaian dengan

SPM dan SP2D yang diterbitkan periode sebelumnya dan

menghitung anggaran PPN /PPH beban pengeluaran untuk belanja

langsung;

e. menyiapkan penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)

Belanja Langsung;

f. menilai dan mengevaluasi kinerja bawahan untuk memacu prestasi

kerja;

g. menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan untuk bahan

pertimbangan pengambilan kebijakan;

h. melaporkan pelaksanaan tugas sebagai wujud

pertanggungjawaban; dan

i. melaksanakan tugas kedinasan lain atas perintah pimpinan sesuai

dengan bidang tugasnya.

19. Nama Jabatan : KEPALA SUB BIDANG PELAYANAN PENCAIRAN

DANA BELANJA TIDAK LANGSUNG

Uraian Tugas :

68
a. menyiapkan bahan program kerja Sub Bidang Pelayanan Pencairan

Dana Belanja Langsung sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

b. melakukan koordinasi dengan unit kerja badan agar terwujud

sinkronisasi pelaksanaan tugas badan;

c. mendistribusikan tugas dan menyelia tugas bawahan sesuai dengan

fungsi dan kompetensi bawahan dengan prinsip pembagian tugas

habis;

d. menyiapkan penerbitan Surat Perintah Penyediaan Dana (SP2D)

untuk belanja tidak langsung;

e. melakukan setoran potongan final ketiga, gaji, Iuran Jaminan

Kesehatan, Taperum, JKK dan JKM;

f. menyiapkan data penerbitan surat keterangan pemberhentian

pembayaran;

g. menilai dan mengevaluasi kinerja bawahan untuk memacu prestasi

kerja;

h. menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan untuk bahan

pertimbangan pengambilan kebijakan;

i. melaporkan pelaksanaan tugas sebagai wujud

pertanggungjawaban; dan

j. melaksanakan tugas kedinasan lain atas perintah pimpinan sesuai

dengan bidang tugasnya.

20. Nama Jabatan : SUB BIDANG PENGELOLAAN KAS DAERAH

Uraian Tugas :

69
a. menyiapkan bahan program kerja Sub Bidang Pengelolaan Kas

Daerah sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

b. melakukan koordinasi dengan unit kerja badan agar terwujud

sinkronisasi pelaksanaan tugas badan;

c. mendistribusikan tugas dan menyelia tugas bawahan sesuai dengan

fungsi dan kompetensi bawahan dengan prinsip pembagian tugas

habis;

d. menyiapkan bahan pemantauan pelaksanaan penerimaan dan

pengeluaran APBD yang dilaksanakan oleh Bank dan lembaga

keuangan lainnya yang ditunjuk;

e. menyiapkan bahan penempatan uang daerah;

f. menyiapkan laporan dana transfer daerah dan laporan posisi kas

harian dan rekonsiliasi bank;

g. menyiapkan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat

pengguna anggaran atas beban rekening kas umum daerah;

h. menyiapkan bahan penetapan perda tentang pokok-pokok

pengelolaan keuangan daerah ;

i. menyiapkan pengelolaan dan pengawasan pinjaman dan obligasi

daerah serta Badan Layanan Umum Kabupaten;

j. menyiapkan pengelolaan dan pelaporan data dasar perhitungan

Dana Alokasi Umum (DAU) kabupaten;

k. menilai dan mengevaluasi kinerja bawahan untuk memacu prestasi

kerja;

70
l. menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan untuk bahan

pertimbangan pengambilan kebijakan;

m. melaporkan pelaksanaan tugas sebagai wujud

pertanggungjawaban; dan

n. melaksanakan tugas kedinasan lain atas perintah pimpinan sesuai

dengan bidang tugasnya.

21. Nama Jabatan : KEPALA BIDANG AKUNTANSI DAN PELAPORAN

Uraian Tugas :

a. merumuskan program dan rencana kerja Bidang Akuntansi dan

Pelaporan sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

b. melaksanakan koordinasi dengan unit kerja badan agar terwujud

sinkronisasi pelaksanaan tugas badan;

c. mendistribusikan tugas dan menyelia tugas bawahan sesuai dengan

fungsi dan kompetensi bawahan dengan prinsip pembagian tugas

habis;

d. merumuskan penetapan kebijakan tentang sistem dan prosedur

akuntansi pengelolaan keuangan daerah kabupaten dan desa;

e. mengelola penatausahaan dan akuntansi keuangan daerah;

f. menyelia kegiatan verifikasi atas laporan surat

pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah dari masing-masing Satuan Kerja Perangkat

Daerah sesuai dengan prosedur, mekanisme dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku;

71
g. menyusun laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Kabupaten yang

meliputi Laporan Realisasi Anggaran, LPSAL, LO, LPE, LAK,

Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan;

h. merumuskan penyusunan tindak lanjut hasil audit laporan

Keuangan Daerah;

i. melaksanakan pembinaan pejabat/pengelola penatausahaan

keuangan;

j. menilai dan mengevaluasi kinerja bawahan untuk memacu prestasi

kerja;

k. menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan untuk bahan

pertimbangan pengambilan kebijakan;

l. melaporkan pelaksanaan tugas sebagai wujud

pertanggungjawaban; dan

m. melaksanakan tugas kedinasan lain atas perintah pimpinan sesuai

dengan bidang tugasnya.

22. Nama Jabatan : KEPALA SUB BIDANG VERIFIKASI DAN

AKUNTANSI

Uraian Tugas :

a. menyiapkan bahan program kerja Sub Bidang Verifikasi dan

Akuntansi sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

b. melakukan koordinasi dengan unit kerja badan agar terwujud

sinkronisasi pelaksanaan tugas badan;

72
c. mendistribusikan tugas dan menyelia tugas bawahan sesuai dengan

fungsi dan kompetensi bawahan dengan prinsip pembagian tugas

habis;

d. menyiapkan bahan penetapan kebijakan tentang sistem dan

prosedur akuntansi pengelolaan keuangan daerah dan desa;

e. menyiapkan pengelolaan penatausahaan dan akuntansi keuangan

daerah;

f. melakukan verifikasi atas laporan surat pertanggungjawaban

pelaksanaan APBD dari masing-masing Perangkat Daerah sesuai

dengan prosedur, mekanisme dan ketentuan peraturan perundang-

undangan;

g. menilai dan mengevaluasi kinerja bawahan untuk memacu prestasi

kerja;

h. menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan untuk bahan

pertimbangan pengambilan kebijakan;

i. melaporkan pelaksanaan tugas sebagai wujud

pertanggungjawaban; dan

j. melaksanakan tugas kedinasan lain atas perintah pimpinan sesuai

dengan bidang tugasnya.

23. Nama Jabatan : KEPALA SUB BIDANG PELAPORAN

Uraian Tugas :

a. menyiapkan bahan program kerja Sub Bidang Pelaporan sebagai

pedoman pelaksanaan tugas;

73
b. melakukan koordinasi dengan unit kerja badan agar terwujud

sinkronisasi pelaksanaan tugas badan;

c. mendistribusikan tugas dan menyelia tugas bawahan sesuai dengan

fungsi dan kompetensi bawahan dengan prinsip pembagian tugas

habis;

d. menyiapkan penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan

APBD pemerintah kabupaten yang meliputi Laporan Realisasi

Anggaran, LPSAL, LO, LPE, LAK, Neraca dan Catatan atas

Laporan Keuangan;

e. menyiapkan tindak lanjut hasil audit laporan Keuangan Daerah;

f. menyiapkan bahan pembinaan pejabat/pengelola penatausahaan

keuangan;

g. menilai dan mengevaluasi kinerja bawahan untuk memacu prestasi

kerja;

h. menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan untuk bahan

pertimbangan pengambilan kebijakan;

i. melaporkan pelaksanaan tugas sebagai wujud

pertanggungjawaban; dan

j. melaksanakan tugas kedinasan lain atas perintah pimpinan sesuai

dengan bidang tugasnya.

24. Nama Jabatan : KEPALA BIDANG ASET DAERAH

Uraian Tugas :

74
a. merumuskan program dan rencana kerja Bidang Aset Daerah

sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

b. melaksanakan koordinasi dengan unit kerja badan agar terwujud

sinkronisasi pelaksanaan tugas badan;

c. mendistribusikan tugas dan menyelia tugas bawahan sesuai dengan

fungsi dan kompetensi bawahan dengan prinsip pembagian tugas

habis;

d. melaksanakan pengajuan Rencana Kebutuhan Barang Unit

(RKBU) dan ;

e. melaksanakan penganggaran aset daerah melalui Data Kebutuhan

Barang Milik Daerah (DKBMD) dan Data Kebutuhan

Pemeliharaan Barang Milik Daerah (DKPBMD);

f. melaksanakan fasilitasi, pengendalian dan evaluasi terhadap

pelaksanaan standarisasi sarana prasarana kerja pemerintah daerah;

g. melaksanakan pengajuan usul pemindahtanganan dan pemusnahan

aset daerah;

h. melaksanakan pengolahan dan analisis data barang milik daerah

untuk penyelenggaraan pendayagunaan, pengamanan,

penatausahaan dan pelaporan barang milik daerah;

i. menyusun penetapan kebijakan penyelenggaraan pendayagunaan,

pemanfatan, pengamanan dan pemeliharaan aset milik daerah

j. menyusun penerbitan izin penggunaan dan pemanfaatan barang

milik daerah;

75
k. mengendalikan penyusunan laporan barang milik daerah yang

meliputi laporan mutasi barang, laporan semesteran, laporan

tahunan dan sensus barang milik daerah;

l. melaksanakan pembinaan teknis dan pengendalian terhadap

pendayagunaan dan penatausahaan barang milik daerah yang

diselenggarakan oleh satuan kerja perangkat daerah, meliputi

pencatatan/pembukuan barang milik daerah, inventarisasi dan

pelaporan pengelolaan barang milik daerah;

m. melaksanakan kajian teknis penyelenggaraan penatausahaan barang

milik daerah sebagai bahan perumusan kebijakan tindak lanjut

dalam pengelolaan barang milik daerah;

n. menyusun rekonsiliasi aset tetap dengan bidang akuntansi dan

pelaporan sebagai bahan menyusun neraca daerah;

o. menyelia pelaksanaan verifikasi dan pencatatan atas laporan

penambahan atau pengurangan aset dari SKPD sebagai bahan

pembuatan neraca Pemerintah Kabupaten;

p. menilai dan mengevaluasi kinerja bawahan untuk memacu prestasi

kerja;

q. menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan untuk bahan

pertimbangan pengambilan kebijakan;

r. melaporkan pelaksanaan tugas sebagai wujud

pertanggungjawaban; dan melaksanakan tugas kedinasan lain atas

perintah pimpinan sesuai dengan bidang tugasnya.

76
25. Nama Jabatan : KEPALA SUB BIDANG ANALISA KEBUTUHAN

DAN PEMINDAHTANGANAN ASET DAERAH

Uraian Tugas :

a. menyiapkan bahan program kerja Sub Bidang Analisa Kebutuhan

dan Pemindahtanganan Aset Daerah sebagai pedoman pelaksanaan

tugas;

b. melakukan koordinasi dengan unit kerja badan agar terwujud

sinkronisasi pelaksanaan tugas badan;

c. mendistribusikan tugas dan menyelia tugas bawahan sesuai dengan

fungsi dan kompetensi bawahan dengan prinsip pembagian tugas

habis;

d. menyiapkan Rencana Kebutuhan Barang Unit (RKBU);

e. menyiapkan Data Kebutuhan Barang Milik Daerah (DKBMD) dan

Data Kebutuhan Pemeliharaan Barang Milik Daerah (DKPBMD)

sebagai bahan usulan penganggaran aset daerah;

f. menyiapkan bahan fasilitasi, pengendalian dan evaluasi terhadap

pelaksanaan standarisasi sarana prasarana kerja pemerintah daerah;

g. melakukan kajian teknis sebagai bahan proses pemindahtanganan

dan pemusnahan aset daerah;

h. melakukan proses penghapusan aset milik daerah;

i. menilai dan mengevaluasi kinerja bawahan untuk memacu prestasi

kerja;

77
j. menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan untuk bahan

pertimbangan pengambilan kebijakan;

k. melaporkan pelaksanaan tugas sebagai wujud

pertanggungjawaban; dan

l. melaksanakan tugas kedinasan lain atas perintah pimpinan sesuai

dengan bidang tugasnya.

26. Nama Jabatan : KEPALA SUB BIDANG PENDAYAGUNAAN DAN

PENGAMANAN ASET DAERAH

Uraian Tugas :

a. menyiapkan bahan program kerja Sub Bidang Pendayagunaan dan

Pengamanan Aset Daerah sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

b. melakukan koordinasi dengan unit kerja badan agar terwujud

sinkronisasi pelaksanaan tugas badan;

c. mendistribusikan tugas dan menyelia tugas bawahan sesuai dengan

fungsi dan kompetensi bawahan dengan prinsip pembagian tugas

habis;

d. menyiapkan pengolahan data barang milik daerah untuk

penyelenggaraan pendayagunaan dan pengamanannya;

e. menyiapkan bahan penetapan kebijakan penyelenggaraan

pendayagunaan penggunaan, pemanfatan, pengamanan dan

pemeliharaan aset milik daerah

f. menyiapkan pembinaan teknis dan pengendalian terhadap

pendayagunaan aset milik daerah;

78
g. menyiapkan penerbitan izin penggunaan dan pemanfaatan barang

milik daerah;

h. menilai dan mengevaluasi kinerja bawahan untuk memacu prestasi

kerja;

i. menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan untuk bahan

pertimbangan pengambilan kebijakan;

j. melaporkan pelaksanaan tugas sebagai wujud

pertanggungjawaban; dan

k. melaksanakan tugas kedinasan lain atas perintah pimpinan sesuai

dengan bidang tugasnya

27. Nama Jabatan : KEPALA SUB BIDANG PENATAUSAHAAN ASET

DAERAH

Uraian Tugas :

a. menyiapkan bahan program kerja Sub Bidang Penatausahaan Aset

Daerah sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

b. melakukan koordinasi dengan unit kerja badan agar terwujud

sinkronisasi pelaksanaan tugas badan;

c. mendistribusikan tugas dan menyelia tugas bawahan sesuai dengan

fungsi dan kompetensi bawahan dengan prinsip pembagian tugas

habis;

d. menyiapkan bahan pengolahan serta analisis data barang milik

daerah sebagai bahan penyelenggaraan penatausahaan dan

pelaporan barang milik daerah;

79
e. melakukan penyusunan laporan barang milik daerah yang meliputi

laporan mutasi barang, laporan semesteran, laporan tahunan dan

sensus barang milik daerah;

f. melakukan rekapitulasi laporan barang milik daerah dari Perangkat

Daerah yang meliputi rekapitulasi laporan mutasi barang, laporan

semesteran, laporan tahunan dan sensus barang milik daerah;

g. menyiapkan pembinaan teknis dan pengendalian terhadap

penatausahaan barang milik daerah yang diselenggarakan oleh

Perangkat Daerah meliputi pencatatan/pembukuan barang milik

daerah, inventarisasi dan pelaporan pengelolaan barang milik

daerah;

h. menyiapkan bahan kajian teknis penyelenggaraan penatausahaan

barang milik daerah sebagai bahan perumusan kebijakan tindak

lanjut dalam pengelolaan barang milik daerah;

i. menyiapkan rekonsiliasi aset tetap dengan bidang akuntansi dan

pelaporan sebagai bahan menyusun neraca daerah;

j. melakukan verifikasi dan pencatatan atas laporan penambahan atau

pengurangan aset dari SKPD sebagai bahan pembuatan neraca

Pemerintah Kabupaten;

k. menilai dan mengevaluasi kinerja bawahan untuk memacu prestasi

kerja;

l. menyampaikan saran dan masukan kepada pimpinan untuk bahan

pertimbangan pengambilan kebijakan;

80
m. melaporkan pelaksanaan tugas sebagai wujud

pertanggungjawaban; dan

n. melaksanakan tugas kedinasan lain atas perintah pimpinan sesuai

dengan bidang tugasnya.

28. Nama Jabatan :UPTB

Uraian Tugas : Untuk melaksanakan sebagian tugas teknis operasional

dan/atau teknis penunjang di lingkungan Badan Pendapatan, Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah dapat dibentuk UPTB.

29. Nama Jabatan : KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Uraian Tugas : Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas

melaksanakan kegiatan sesuai dengan bidang tenaga fungsional masing-

masing berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

D. Pembahasan

Dalam Laporan Tugas Akhir ini penulis akan membahas tentang

Akuntansi Aset Tetap Pada Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan

Aset Daerah Kabupaten Cilacap. Untuk Laporan ini penulis menggunakan

data yang diperoleh dari Dinas dan di jelaskan bagaimana akuntansi aset

tetap secara keseluruhan yang meliputi Klasifikasi Aset Tetap,

Pemerolehan Aset Tetap, Pengukuran Aset Tetap, Perhitungan Penyusutan

Aset Tetap, dan Penyajian Aset Tetap di Neraca.

81
Menurut Peraturan Bupati Cilacap Nomor 83 Tahun 2016 tentang

Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Cilacap Aset Tetap

merupakan sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh

Pemerintah Daerah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana

manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan yang diharapkan dapat

diperoleh, baik oleh Pemerintah Daerah maupun masyarakat, serta dapat

diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang

diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-

sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.

1. Perolehan Aset Tetap

Pada Pemerintah Kabupaten Cilacap Cara perolehan Aset Tetap yaitu

sebagai berikut:

a. Pembelian (pembayaran sekaligus, pembayaran termin atau lump-

sum)

b. Pertukaran Aset, Donasi, Swakelola

Untuk beberapa aset tetap yang diperoleh dari pembelian lump sum

(gabungan), biaya perolehan dari masing-masing aset tetapnya

ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut

berdasarkan perbandingan nilai wajar setiap aset yang

bersangkutan.

Contoh Transaksi Pemerolehan Aset Tetap Daerah:

Pemerolehan Aset Tetap dengan Pembayaran Sekaligus

Pada tanggal 02 april 2015 DPPKAD membeli 10 printer

82
dengan bukti berita acara serah terima barang atas pembelian

10 unit printer dengan harga Rp.700.000,00/unit. Diakui

sebagai biaya. Berdasarkan dokumen tersebut fungsi akuntansi

mencatat pengakuan aset tetap dengan jurnal yang akan

dijelaskan pada gambar 3.2 sebagai berikut:

Gambar 3.2

Jurnal Pemerolehan Aset Tetap dengan Pembayaran Sekaligus

 Perolehan Aset Tetap dengan Pembayaran Sekaligus

Tanggal 10 April PPKD menerbitkan SP2LS untuk

pembayaran pembelian tersebut terbit. Berdasarkan hal tersebut

dicatat pelunasan hutang dan pengakuan belanja modal dengan

jurnal yang akan dijelaskan pada gambar 3.3 sebagai berikut:

Gambar 3.3

Jurnal Perolehan Aset Tetap dengan Pembayaran Sekaligus

83
 Perolehan Aset Tetap dengan Sistem Pembayaran Termin

Pada tanggal 01 juli 2015, SKPD membayar uang muka kerja

Rp. 25.000.000,00 untuk membangun garasi. Tanggal 1

september 2015 SKPD membayar termin pertama Rp.

50.000.000,00 dngan tingkat penyelesain 75%. Tanggal

November 2015 SKPD membayar termin kedua sebesar

Rp. 20.000.000,00 sekaligus pelunasan yang disertai dengan

dokumen serah terima barang.

Gambar 3.4

Jurnal Perolehan Aset Tetap dengan Sistem Pembayaran Termin

 Perolehan Aset Tetap dengan Cara Swakelola

84
- SKPD PU membangun tempat pakir secara swakelola.

Biaya tukang sebesar Rp.10.000.000,00, biaya bahan

bangunan Rp. 25.000.000,00 dan biaya penunjang seperti

listrik dan sewa peralatan Rp. 5.000.000,00.

- Dengan demikian harga perolehan tempat parkir adalah

Rp.10.000.000+Rp.25.000.000+Rp.5.000.000=

Rp.40.000.000,00

 Perolehan Aset Tetap secara Gabungan

DPPKAD membeli secara gabungan sebidang tanah seluas

500m2 beserta gedung dua tingkat yang berada diatas tanah

tersebut dengan biaya perolehan sebesar Rp. 3.200.000.000,00

berita acara serah terima ditandatangani pada tanggal 07

september 2015. Nilai wajar (harga pasar) tanah di daerah

tersebut adalah Rp. 1.800.000/m2. Sementara itu gedung itu

memiliki nilai wajar Rp. 2.700.000.000,00. Berdasarkan

informasi tersebut dapat dihitung biaya perolehan masing-

masing aset yaitu :

( 500 m2 xRp .1.800 .000 )


Tanah= xRp .3.200 .000 .000
( 500 m2 x Rp .1.800 .000 )+ Rp .2 .700 .000.000

= Rp. 800.000.000,00

Gedung =

Rp .2.700 .000
x Rp .3.200 .000 .000
( 500 m xRp .1.800 .000 ) + Rp .2 .700 .000.000
2

=Rp. 2.400.000.000,00

85
Jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi pembelian

gabungan adalah sebagai berikut:

Gambar 3.5

Jurnal Perolehan Aset Tetap secara Gabungan

 Perolehan Aset Tetap secara Gabungan(Lanjutan)

Pada tanggal 15 september 2015, diterbitkan SP2D LS untuk

pembayaran pembelian gedung dan tanah tersebut.

Jurnal yang dibuat untuk terbitnya SP2D LS ini dijelaskan pada

gambar 3.6 sebagai berikut:

Gambar 3.6

Jurnal perolehan Aset Tetap Secara Gabungan Lanjutan

2. Klasifikasi Aset Tetap

86
Aset tetap, merupakan asset berwujud yang mempunyai masa

manfaat lebih dari dua belas (12) bulan untuk digunakan dalam

kegiatan pemerintah tau dimanfaatkan oleh masyarakat umum.Aset

tetap di neraca diklasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam sifat atau

fungsinya dalam aktivitas operasi entitas. Aset tetap dibagi menjadi

enam akun yaitu:

a. Tanah

b. Peralatan dan Mesin, meliputi: mesin dan peralatan, kendaraan,

dan alat kesehatan.

c. Gedung dan Bangunan

d. Jalan, Irigasi, dan Jaringan, meliputi: jalan dan jembatan, irigasi

dan jaringan, instalaasi dan jaringan.

e. Aset Tetap Lainnya, meliputi: perpustakaan, barang bercorak

kesenian/kebudayaan, dan hewan ternak dan tanaman.

Konstruksi dalam Pengerjaan

f. Konstruksi dalam Pengerjaan

3. Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Daerah Kabupaten Cilacap


Aset Daerah merupakan sumber daya ekonomi yang dikuasai dan

atau dimiliki oleh pemerintah daerah sebagai akibat peristiwa masa

lalu dan dari masa manfaat ekonomi atau sosial dimasa depan

diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah daerah maupun

masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber

daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi

masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena

87
alasan sejarah dan budaya. Perlakuan akuntansi terhadap akuntansi aset

tetap daerah Kabupaten Cilacap adalah sebagai berikut:

a. Tanah

Tanah yang dikelompokkan sebagai aset tetap adalah tanah yang di

peroleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional

pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai.

 Pengakuan

Tanah diakui pada saat diterima dan hak kepemilikannya

berpindah.

 Pencatatan dan dokumen terkait

Pencatatan tanah berkaitan dengan pembelian dan penjualan

tanah. Pembelian tanah dicatat ke jurnal dengan mendebet dan

mengkredit dana di investasikan kedalam aset tetap, sedangkan

penjualan tanah dicatat kedalam jurnal dengan mendebet dana

diinvestasikamn kedalam asset tetap dan mengkreditkan tanah.

Dokumen sumber yang terkait dengan transaksi pembelian

tanah adalah SP2D, Nota Debet Bank, dan bukti memorial.

Sedangkan dokumen sumber untuk penjualan tanah adalah

STS, nota kredit, dan bukti transfer.

 Pengukuran

Tanah diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan

untuk memperoleh tanah sampai dengan siap digunakan,

meliputi harga pembelian, biaya memperoleh hak, biaya

88
pengukuran dan penimbunan, serta biaya laian yang

berhubungan dengan pemerolehan tanah.

 Penilaian

Tanah dinilai sebesar harga perolehan yaitu seluruh biaya yang

dikeluarakan untuk perolehan tanah dan bila tidak memungkin-

kan maka tanah dinilai dengan nilai wajar.

 Pelaporan

Pada pelaporan realisasi anggaran, pembelian tanah dicatat

pada akun belanja modal yaitu pada pos belanja tanah,

sedangkan untuk penjualan tanah dicatat pada akun pendapatan

asli daerah yaitu pada lain-lain PAD yang sah. Pada laporan

arus kas, pembelian tanah dicatat pada arus kas keluar dari

aktivitas investasi aset nonkeuangan yaitu pada pos belanja

tanah, sedangkan untuk penjualan tanah dicatat pada arus

masuk kas dari aktivitas investasi aset nonkeuangan yaitu pada

pendapatan penjualan atas tanah.

 Pengungkapan

Hal-hal yang diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan

sehubungan dangan tanah adalah tanah dinilai dengan harga

perolehan dan tidak mengenal adanya penyusutan.

b. Peralatan dan Mesin

 Pengakuan

89
Peralatan dan mesin diakui pada saat diterima dan

kepemilikannya berpindah.

 Pencatatan dan dokumen terkait

Pencatatan berkaitan dengan pembelian dan penjualan

peralatan dan mesin. Pembelian peralatan dan mesin dicatat ke

dalam jurnal dengan mendebet peralatan dan mesin dan

mengkredit dan diinvestasikan dalam aset tetap, sedangkan

penjualannya dicatat ke dalam jurnal dengan mendebet dana

diinvestasikan dalam aset tetap dan mengkredit peralatan dan

mesin. Dokumen sumber untuk pembelian peralatan dan mesin

adalah SP2D, nota debet bank, dan bukti memorial. Sedangkan

dokumen sumber untuk penjualan peralatan dan mesin adalan

STS, nota kredit bank, dan bukti transfer.

 Pengukuran

Peralatan dan mesiin diukur berdasarkan seluruh biaya yang

dikeluarkan untuk memperoleh aset tersebut, meliputi harga

pembelian, biaya pengakutan, biaya instalasi, dan lainnya yang

berhubungan dengan perolehan aset.

 Penilaian

Peralatan dan mesin dinilai berdasarkan harga perolehan yaitu

biaya yang dikeluarkan untuk perolehan peralatan dan mesin

tersebut.

 Pelaporan

90
Pada pelaporan realisasi anggaran, pembelian peralatan dan

mesin dicatat pada akun belanja modal yaitu pada pos belanja

peralatan dan mesin, sedangkan penjualannya dicatat pada akun

pendapatan asli daerah yaitu pada pos lain-lain PAD yang sah.

Pada laporan arus kas, pembelian peralatan dan mesin dicatat

pada arus keluar kas dari aktivitas investasi aset nonkeuangan

yaitu pada pos belanja peralatan dan mesin, sedangkan

penjualannya dicatat pada arus masuk kas dari aktivitas

investasi aset nonkeuangan yaitu pada pos pendapatan

penjualan atas peralatan dan mesin.

 Pengungkapan

Hal-hal yang diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan

sehubungan dengan peralatan dan mesin adalah aset tersebut

dinilai dengan harga perolehan dan disusutkan dengan metode

garis lurus.

c. Gedung dan Bangunan

 Pengakuan

Gedung dan bangunan diakui pada saat diterima dan hak

kepemilikannya berpindah.

 Pencatatan dan dokumen terkait

Pencatatan berkaitan dengan pembelian dan penjualan gedung

dan bangunan. Pembelian/pembangunan gedung dan bangunan

dicatat ke dalam jurnal dengan mendebet gedung dan bangunan

91
dan mengkredit dan diinvestasikan dalam aset tetap,

sedangkan penjualannya dicatat ke dalam jurnal dengan

mendebet dana diinvestasikan dalam aset tetap dan mengkredit

gedung dan bangunan. Dokumen sumber untuk pembelian

gedung dan bangunan adalah SP2D, nota debet bank, dan bukti

memorial. Sedangkan dokumen sumber untuk penjualan

gedung dan bangunan adalah STS, nota kredit bank, dan bukti

transfer.

 Pengukuran

Gedung dan bangunan diukur berdasarkan seluruh biaya yang

dikeluarkan untuk memperoleh aset tersebut, meliputi harga

pembelian atau biaya konstruksi, biaya pengukuran IMB,

notaris dan pajak, dan biaya lainnya yang berhubungan dengan

perolehan aset tersebut.

 Penilaian

Gedung dan bangunan dinilai sebesar harga perolehan yaitu

seluruh biaya yang dikeluarkan untuk perolehan gedung dan

bangunan tersebut.

 Pelaporan

Pada laporan realisasi anggaran, pembelian gedung dan

bangunan dicatat pada akun belanja modal yaitu pada pos

belanja gedung dan bangunan, sedangkan penjualannya dicatat

pada akun pendapatan asli daerah yaitu pada pos lain-lain PAD

92
yang sah. Pada laporan arus kas, pembelian gedung dan

bangunan dicatat pada akun keluar kas dari aktivitas investasi

aset nonkeuangan yaitu pada pos belanja gedung dan

bangunan, sedangkan penjualannya dicatat pada akun masuk

kas dari aktivitas investasi aset nonkeuangan yaitu pada pos

pendapatan penjualan atas gedung dan bangunan.

 Pengungkapan

Hal-hal yang diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan

sehubungan dengan gedung dan bangunan adalah aset tersebut

dinilai dengan harga perolehan dan disusutkan dengan metode

garis lurus.

d. Jalan, irigasi, dan jaringan

 Pengakuan

Jalan, irigasi, dan jaringan diakui pada saat diterima dan hak

kepimilikannya berpindah.

 Pencatatan dan dokumen terkait

Pencatatan pada laporan keuangan berkaitan dengan pengadaan

dan penjualan aset jalan, irigasi, dan jaringan.

Pembelian/pembangunan aset dicatat ke dalam jurnal dengan

mendebet jalan, irigasi, dan jaringan dan mengkredit dana

diinvestasikan dalam aset tetap, sedangkan penjualannya

dicatat ke dalam jurnal dengan mendebet dan diinvestasikan

93
dalam aset tetap dan mengkredit jalan, irigasi, dan jaringan.

Dokumen sumber untuk pengadaan aset adalah SP2D, nota

debet bank, dan bukti memorial. Sedangkan dokumen sumber

untuk penjulan aset adalah STS, nota kredit bak, dan bukti

transfer.

 Pengukuran

Jalan, irigasi, dan jaringan diukur berdasarkan seluruh biaya

yang dikeluarkan untuk memperoleh aset tersebut sampai siap

pakai. Rincian biaya aset yang pelaksanannya dilakukan secara

kontrak meliputi biaya perencaan teknis, biaya pengawasan

atas pelaksaan pekerjaan, biaya konstruksi, dan biaya lainnya

sampai dengan tersebut dapat difungsikan.

 Penilaian

Jalan, irigasi dan jaringan dinilai di neraca berdasarkan harga

perolehan, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh

aset tersebut.

 Pelaporan

Pada laporan realisasi anggaran, pengadaan aset dicatat pada

akun belanja modal yaitu pada pos belanja jalan, irigasi, dan

jaringan, sedangkan penjualannya dicatat pada akun

pendapaatan asli daerah yaitu pada pos lain-lain PAD yang sah.

Pada laporan arus kas, pengadaan aset dicatat pada arus keluar

94
kas dari aktifitas investasi aset nonkeuangan yaitu pada pos

belanja jalan, irigasi, dan jaringan, sedangkan penjualannya

dicatat pada arus masuk kas dari aktivitas investasi

nonkeuangan yaitu pada pos pendapatan penjualan atas jalan,

irigasi, dan jaringan.

 Pengungkapan

Hal-hal yang diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan

sehubungan dengan jalan, irigasi, dan jaringan adalah aset

tersebut dinilai dengan harga perolahan tidak mengalami

penyusutan.

e. Aset Tetap Lainnya

 Pengakuan

Aset tetap lainnya diakui pada saat diterima dan diterima dan

hak kepemilikannya berpindah.

 Pencatatan dan dokumen terkait

Pengadaan aset tetap lainnya dicatat ke dalam jurnal dengan

mendebet aset tatap lainnya dan mengkredit dana

diinvestasikan dalam aset tetap, sedangkan penjualannya

dicatat dengan mendebet dana diinvestasikan dalam aset tetap

dan mengkredit aset tetap lainnya. Dokumen sumber untuk

pengadaan aset adalah SP2D, nota debet bank, dan bukti

memorial. Sedangkan dokumen sumber untuk penjualan aset

adalah STS, nota kredit bank, dan bukti transfer.

95
 Pengukuran

Aset tetap lainnya diukur berdasarkan seluruh biaya yang

dikeluarkan untuk memperoleh aset tersebut, meliputi harga

pembelian, biaya pengangkutan, dan biaya lain-lain yang

berhubungan dengan perolehan aset tersebut.

 Penilaian

Aset tetap laiinya dinilai berdasarkan harga perolehan yaitu

seluruh biaya yang dikeluarkan untuk perolehan aset tersebut

sampai siap digunakan.

 Pelaporan

Pada laporan realisasi anggaran, pengadaan aset dicatat pada

akun belanja modal yaitu pada pos belanja aset lainnya,

sedangkan penjualannya dicatat pada akun pendapatan asli

daerah yaitu pada pos lain-lain PAD yang sah. Pada laporan

arus kas, pengadaan aset dicatat pada arus keluar kas dari

aktivitas investasi aset nonkeuangan yaitu pada pos belanja aset

tetap lainnya, sedangkan penjualannya dicatat pada arus kas

dari aktivitas investasi aset nonkeuangan yaitu pada pos

pendapatan penjualan aset tetap lainnya.

 Pengungkapan

Hal-hal yang diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan

sehubungan dengan aset tetap lainnya adalah aset tetap lainnya

96
dinilai dengan harga perolehan dan tidak mengalami

penyusutan.

f. Konstruksi dalam Pengerjaan

Konstruksi dalam pengerjaan terjadi jika penyelesaian suatu aset

tetap melebihi dan atau melewati suatu periode tahun anggaran,

maka aset tetap yang belum selesai tersebut digolongkan dan

dilaporkan sebagai konstruksi dalam pengerjaan sampai dengan

aset tersebut selesai dan siap dipakai.

4. Posisi Aset Tetap Pemerintah Kabupaten Cilacap

Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) merupakan prinsip-prinsip

akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan

keuangan pemerintah, sehingga SAP ini dapat dijadikan pedoman bagi

pemerintah khususnya Pemerintah Daerah dalam membuat laporan

pertanggungjawaban. Dengan menggunakan SAP maka laporan

keuangan pemerintah diharapakan lebih informatif dan pemakai

laporan keuangan dapat menilai akuntanbilitas atas perolahan dan

pemanfaatan sumber daya.

Tabel 3.1
Posisi Aset Tetap di Neraca Pemerintah Kabupaten Cilacap
Aset tetap 2017 2016
Tanah 641.740.417.616,41 790.265.815.004,49

Peralatan dan Mesin 682.638.378.210,91 653.967.280.349,93

Gedung dan Bangunan 1.367.383.968.296,58 1.276.276.758.008,13

Jalan, Irigasi dan jaringan 1.546.046.673.902,53 1.532.240.413.761,51

Kontruksi dalam pengerjaan 36.047.386.986,00 6.064.858.039,61

97
Aset Tetap lainya 83.380.688.939,47 57.273.561.603,47

Konstruksi dalam pengerjaan 36.047.386.986,00 6.064.858.039,61


Akumulasi penyusutan (1.535.558.295.995,96 (1.484.795.229.901,98)
)
Total 2.821.679.217.955,94 2.831.293.456.865,16

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Penyusunan laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Cilacap

menggunakan dasar akrual atau Accrual Basic yang didasarkan pada

98
Peraturan Bupati Cilacap Nomor 83 tahun 2016 tentang Kebijakan

Akuntansi Pemerintah Daerah.

2. Perlakuan akuntansi aset tetap dalam neraca Pemerintah Kabupaten

Cilacap dapat disimpulkan bahwa aset tetap yang terdiri dari Tanah,

Peralatan dan Mesin, Gedung dan Bangunan, Jalan, Irigasi dan

Jaringan, Konstruksi dalam Pengerjaan serta Aset Tetap Lainnya telah

disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah.

B. SARAN

Berdasarkan hasil pembahasan maka penulis dapat memberikan beberapa

saran, antara lain:

1. Perlu dilakukan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia di bagian

keuangan Pemerintah Kabupaten Cilacap yang pengetahuan dan

pemahamannya tentang Akuntansi Sektor Publik masih terbatas.

Peningkatan kualitas tersebut dapat ditempuh melalui jalur pendidikan

formal, pendidikan nonformal, pelatihan intensif, serta meminta

bantuan konsultasi kepada tim ahli.

2. Dalam rangka peningkatan sumber daya manusia, peran lembaga diklat

juga sangat diperlukan untuk membangun atau meningkatkan

komprensi dari aparatur pemerintahan yang bertugas di dalam

menyiapkan, menyusun, dan mengaudit laporan keuangan pemerintah.

3. Apresiasi dari masyarakat sangat diperlukan untuk mendukung

keberhasilan dari penerapan akuntansi sektor publik. Karena itu

99
masyarakat perlu didorong untuk mampu memahami laporan keuangan

pemeritah sehingga dapat mengetahui dan memahami penggunaan atas

penerimaan pajak yang diperoleh dari masyarakat maupun

pengalokasian sumber daya yang ada. Dengan adanya dukungan yang

positif dari masyarakat akan mendorong pemerintah untuk lebih

transparan dan akuntabel dalam menjalakan roda pemerintahan.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pendapatan Pengolahan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Cilacap

Buletin Teknis Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Nomor 15

tentang

Akuntansi Aset Tetap Berbasis Akrual

Halim,Abdul dan Syam Kusufi.2012. Teori, Konsep, dan Aplikasi Akuntansi

Sektor

100
Publik. Jakarta: Salemba Empat

Halim, Abdul.2015. Akuntansi Keuangan Daerah, Edisi Empat. Jakarta:Salemba

Empat

Peraturan Bupati Cilacap Nomor 83 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas

Peraturan Bupati Cilacap Nomor 59 Tentang Kebijakan Akuntansi

Pemerintah Kabupaten Cilacap

Peraturan Bupati Cilacap Nomor 110 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan

Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Badan Pendapatan,

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Cilacap

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis

Pengelolaan Barang Milik Daerah

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan. Pernyataan Nomor 07

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 Tentang

Standar

Akuntansi Pemerintahan

101

Anda mungkin juga menyukai