Anda di halaman 1dari 5

NOTULEN KELOMPOK 4

BASIS AKUNTANSI PEMERINTAHAN DESA

Nama kelompok :

Dina Krisnalezi 03111800001

Krista Monita A.P 03111800010

Windy Yanti 03111800055

Yeni Puspita Sari 03111800080

Yulia Antalia 03111800053

Moderator : Dina krisnalezi

Pembaca materi :

Dina Krisnalezi

Krista Monita A.P

Windy Yanti

Yeni Puspita Sari

Yulia Antalia

1. Pertnyaan alvina resti jelita

Uraikan makna akuntansi dana (fund accounting) dan entitas dana , hubungannya Standar
Akuntansi, Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat dan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
dengan Entitas Dana

Di jawab oleh (yulia antalia) :

Akuntansi dana merupakan suatu sistem akuntansi dan pelaporan keuangan yang memisahkan
kelompok dana berdasarkan tujuannya. entitas dana merupakan suatu kesatuan dana yang
diklasifikasikan berdasarkan kelompok, jenis maupun type penggunaannya, namun pada
praktiknya akuntansi tidak memperlakukan sebuah entitas sebagai sebuah sistem akuntansi.
Pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, entitas dana adalah kekayaan bersih
pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah. Sedangkan pada
fund accounting, entitas sudah memiliki suatu akuntansi yang menghasilkan buku kas, jurnal,
buku besar hingga laporan keuangan. Suatu entitas dana dapat lintas organisasi bahkan
beberapa suborganisasi.

Hubungan akuntansi dana dengan standar akuntansi.

Pada Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 2010, akuntansi dana diterapkan sebagai alat
pengendalian pada masing-masing kelompok dana selain kelompok dana umum (the general
fund). Klasifikasi dan pengungkapan ekuitas dana tergantung pada basis akuntansi yang
digunakan sesuai standar akuntansi yang digunakan. Pencatatan yang dilakukan dalam suatu
entitas yang menggunakan basis kas didasarkan pada penerimaan atau pengeluaran kas.
Berdasarkan hal tersebut yang terdapat dineraca hanya dua item yaitu kas (aset) dan ekuitas
dana (kewajiban). Ekuitas dana dalam neraca yang disusun menggambarkan nilai kas yang
dimiliki.

Sebaliknya pada standar akuntansi yang menerapkan basis akrual, dana menunjukkan nilai aset
bersih atau nilai sumber daya yang tersedia bagi entitas terkait, dana mencakup pada sumber
daya dana jangka pendek dan jangka panjang. Pada standar akuntansi pemerintahan terdapat
3 kelompok ekuitas dana :

- ekuitas dana lancar antara lain Sisa lebih perhitungan anggaran, cadangan piutang, cadangan
persediaan, Dana jangka pendek.

- Ekuitas dana investasi

- Ekuitas dana cadangan.

2. Pertanyaan ica kuswoyo

Bagaimanakah pemakaian basis akuntansi dan basis akrual untuk pelaporan keuangan
pemerintah desa?

Di jawab oleh (Yeni puspita sari) :

Sesuai Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara dan Undang-undang
Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara, pemerintah diwajibkan menerapkan
basis akuntansi akrual secara penuh atas pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja
negara paling lambat tahun anggaran 2008. Sedangkan basis akuntansi yang sekarang ini
diterapkan oleh pemerintah dalam pembuatan laporan keuangan pemerintah sesuai dengan
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan dalam Exposure Draft Standar Akuntansi
Pemerintahan (per 04 Februari 2004) adalah dual basis. Yang dimaksud dengan dual basis
adalah pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran
menggunakan basis kas, sedangkan untuk pengakuan aktiva, kewajiban, dan ekuitas dalam
Neraca menggunakan.

Penggunaan dual basis tersebut didasarkan pada kenyataan bahwa pemerintah diwajibkan
membuat neraca yang hanya dapat dibuat dengan akuntansi berbasis akrual, sedangkan di sisi
lain juga wajib membuat laporan realisasi anggaran atau yang dulu di kenal dengan nama
Perhitungan Anggaran Negara (PAN) yang dibuat dengan akuntansi berbasis kas. Terlepas dari
basis akuntansi mana yang dipakai, tulisan ini akan membahas jenis-jenis basis akuntansi yang
ada dalam praktek, baik pada sektor privat maupun sektor publik termasuk pemerintahan.

3. Pertanyaan ahmad sholeh

Apa Tujuan dan Manfaat Akuntansi Berbasis Akrual ?

Di jawab oleh (windi yanti) :

Apabila sistem anggaran berbasis kas, maka kebutuhan akan akuntansi berbasis akrual makin
mendesak. Akuntansi akrual menutup sistem anggaran rabun-jauh, karena akuntansi akan
memberi masukan tentang hutang-hutang negara yang jatuh waktu dan harus dibayar tahun
anggaran tersebut, akuntansi akrual memberi tahu bahwa piutang-piutang negara harus cair
pada tahun anggaran yang akan datang tersebut.

Manajemen keuangan umumnya, sistem perbendaharaan khususnya, harus dipandu oleh


subledger hutang-piutang. Hubungan keuangan seperti transfer antar lembaga-lembaga
kepemerintahan, sangat membutuhkan accrual accounting, untuk salah satu basis pembayaran
kembali hutang, tagihan piutang dan penyelesaian (settlement) memorial (barter, nota
debit/kredit) hutang dengan hutang antar lembaga-lembaga kepemerintahan. Maka perpetual
accrual accounting yang memberi fasilitas Buku Pembantu Buku Besar (subledger) hutang dan
piutang baik antar lembaga-lembaga kepemerintahan, maupun antar pemerintah dengan pihak
luar, adalah kemestian manajemen perbendaharaan modern. Disimpulkan bahwa akuntansi
berbasis kas dengan adjustment(to accrual) pengakuan hutang, piutang dan pendapatan akrual
hanya pada akhir tahun-buku, amat tak memadai untuk manajemen
keuangan/perbendaharaan sehari-hari.
Ancangan akrual memberi informasi tentang dampak kejadian keuangan terhadap pemerintah.
Sistem akuntansi akrual akan memberi informasi keuangan bagi manajer lembaga-lembaga
kepemerintahan secara teratur. Para pimpinan lembaga-lembaga kepemerintahan terbiasa
memantau kinerja dari kehari sepanjang tahun, dan mengetahui secara dini kemungkinan/risiko
raihan nyata tak mencapai target kinerja, sehingga dapat melakukan upaya khusus
meningkatkan kinerja sebelum terlambat menuju kinerja total di akhir tahun anggaran nanti.
Karena itu informasi akuntansi harus selalu mutahir, karena bukan sekadar untuk
pertanggungjawaban akhir tahun. Banyak negara mengadopsi sistem akuntansi akrual karena
sistem berorientasi hasil yang lebih baik (result oriented), lebih transparan dan akuntabel,
manajemen diminta berfokus pada biaya atau beban (cost) katimbang hanya (seperti halnya)
berfokus pada pengeluaran (ekspenditure) dengan pemahaman lebih mendalam akan konsep
penghasilan/pendapatan/surplus (income), beban (expenses) dan posisi keuangan (neraca)[17].
Basis akrual akuntansi membawa berbagai kebaikan publik seperti peningkatan transparansi
biaya, gambaran biaya paripurna (full cost picture) atas suatu program, valuasi aset sektor
publik, meningkatkan akuntabilitas dimata lembaga oversight[18]. Perubahan adalah fenomena
lintas tahun, maka mengelola perubahan (managing change, change management)
membutuhkan perangkat anggaran lintas tahun. Perubahan masa yang akan datang antara lain
merupakan konsekuensi transaksi sekarang, digambarkan secara baik oleh accrual accounting,
misalnya dalam bentuk piutang jangka panjang atau hutang jangka panjang yang perlu
diperhitungkan penerimaan/pembayarannya dalam anggaran tahun-tahun yang akan datang.

Kondisi keuangan pemerintah yang sebenarnya tersaji lebih baik dengan accrual accounting.
Ciri utama sistem akuntansi akrual adalah munculnya secara lengkap dan penuh
(comprehensive and full) statement of financial position (neraca), statement of financial
performance (bila diterjemahkan menjadi laporan kinerja keuangan), dan penjelasan hubungan
antar dua dokumen tersebut, ditambah cash flow statement[19]. Pada umumnya berbagai
pemerintah pusat menyajikan LK Konsolidasian.

Sesi ke 2 :

1. Pertanyaan dari asmi veronika

Mengapa dalam akuntansi pemerintahan khususnya pada laporan keuangannya digunakan


pencatatan berbasis akrual?

Di jawab oleh (Yeni puspita sari) :

Dengan pelaporan berbasis akrual, pengguna dapat mengidentifikasi posisi keuangan


pemerintah dan perubahannya, bagaimana pemerintah mendanai kegiatannya sesuai dengan
kemampuan pendanaannya sehingga dapat diukur kapasitas pemerintah yang sebenarnya.
Akuntansi pemerintah berbasis akrual juga memungkinkan pemerintah untuk mengidentifikasi
kesempatan dalam menggunakan sumberdaya masa depan dan mewujudkan pengelolaan yang
baik atas sumberdaya tersebut.

2. Pertanyaan laras

Bagaimana penerapan basis akuntansi pemerintahan desa?

Di jawab oleh (Krista Monita) :

Tergantung pada kebijakan dan kondisi yang ada. Kebijakan itu tentunya mempertimbangkan
kelebihan dan kekurangan masing-masing jenis basis akuntansi. Di Indonesia sendiri, pada level
undang-undang sebenarnya mengamanatkan penggunaan basis akrual secara penuh. Hal itu
dapat dilihat pada UU 17/2003 tentang Keuangan Negara pasal 1 dan pasal 36 ayat (1) serta UU
1/2004 tentang Perbendaharaan Negara pasal 12, 13 dan 70. Kedua undang-undang itu
menargetkan penerapan basis akrual penuh pada tahun 2008. Namun praktik untuk mencapai
maksud tersebut harus dilalui dengan perjalanan yang panjang.

Pada tahun 2005, pemerintah menetapkan PP 24/2005 tentang Standar Akuntansi


Pemerintahan. Menurut PP tersebut, akuntansi pemerintahan Indonesia menggunakan basis
kas menuju akrual (cash basis toward accrual), yaitu menggunakan basis kas untuk pengakuan
pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan basis akrual untuk
pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dalam Neraca. Praktik ini menggunakan basis akuntansi
modifikasi. Silakan Anda tentukan apakah itu termasuk modifikasi kas atau modifikasi akrual
karena pemerintah cukup kreatif menciptakan nama basis baru.

Anda mungkin juga menyukai