Anda di halaman 1dari 20

Basis Akuntansi Pemerintahan Desa

Disusun oleh :

Dina Krisnalezi 03111800001


Krista Monita A.P 03111800010
Windy Yanti 03111800055
Yeni Puspita Sari 03111800080
Yulia Antalia 03111800053
Dasar Pikiran Basis Akuntansi Desa dan Ideal

Bambang widjajarso (2010) menyatakan “Terlepas dari kondisi masing-masing negara dalam penerapan
basis akrual untuk akuntansi dan penganggarannya, dan tidak bermaksud untuk melemahkan semangat
“towards accrual” sebuah pendapat Asian Development Bank dalam makalah berjudul Accrual
Budgeting and Accounting in Government and its Relevance for Developing Member Countries, perlu
kita jadikan pemikiran bersama, yakni tujuh rekomendasi bagi negara berkembang dalam menerapkan
basis akrual, yaitu:
1. kehati-hatian dalam memilih strategi peneraapan basis akrual
2. komitmen politik merupakan salah satu kunci penting
3. tujuan yang ingin dicapai harus dikomunikasikan
4. perlunya tenaga akuntan yang andal
5. sistem informasi akuntansi harus memadai
6. badan audit tertinggi harus memiliki sumber daya yang tepat
7. penerapan basis akrual akuntansi pemerintahan harus merupakan bagian dari reformasi birokrasi
Konsep akuntansi akrual (accrual accounting) lebih disukai pada tataran global, antara lain karena
memberikan gambaran meluruskan belanja modal berkonsekuensi akuntansi penyusutan, mewaspadai risiko
gagal bayar (default) utang yang akan jatuh tempo besanksi denda dengan buku besar pembantu (subsidiary
ledger) utang negara, perundingan kembali dan penjadwalan ulang utang yang mungkin tidak mampu dibayar di
masa depan, tanpa tergesa-gesa buku besar pembantu utang negara menjadi basis permintaan haircut apabila
posisi keuangan terlihat tidak tertolong lagi menjadi masuk akal dimata negara donor, IMF, World Bank, dan
memberi gambaran keuangan lebih paripurna tentang keuangan negara dari sekedar gambaran akuntansi basis
kas, manipulasi kas lebih mudah terdeteksi oleh sistem akuntansi akrual (accrual accounting system), memenuhi
asas “makin baik informasi, makin baik keputusan” mengubah prilaku keuangan lembaga-lembaga
kepemerintahan, bermuara pada penilaian kesehatan keuangan yang lebih baik terkait pada kinerja organisasi
pemerintah.
Akrulisasi akuntansi pemerintahan dilakukan berbagai negara melalui berbagai metedologi basis akrual, antara
lain toward accrual accounting yang berupaya memenuhi ketidakpuasan pemangku kepentingan (stakeholder)
akan keterbatasan saji sistem akuntasi basis kas murni.  langkah pertama strategic move RI, Pemerintah Indonesia
langsung memilih secara cerdas bentuk hibrida ini seperti termaktub dalam PP 24 tahun 2005.
Outcomes adalah penyampaian maslahat (delivers benefits) pada masyarakat melalui kegiatan administratif
lembaga-lembaga kepemerintahan, barang dan layanan publik (output) yang disampaikan berlandas suatu ukuran
kinerja, target atau indikator kinerja Outcome dirinci dalam terminologi dampak yang dituju. Sasaran manajemen
keuangan pemerintahan adalah peningkatan GCG lembaga-lembaga kepemerintahan dan pertanggungjawaban
kepada public cq DPR/DPRD secara lebih sempurna dilakukan dengan akuntansi berbasis akrual.
Konsep Dasar Bernegara
Negara bermanejemen anggaran dengan basis akrual (accrual budgeting) dan berteknologi akuntansi
kepemerintahan basis akrual (accrual accounting) yang paripurna merupakan cita-cita transparansi
birokrasi NKRI. Accrual budgeting dan accrual accounting untuk sebagian besar negara dunia
merupakan utopia. Hanya sedikit negar didunia yang mampu melakukan anggaran berbasis akruaal.
Indonesis masih menggunakan sistem APBN/APBD berbasis kas, sementara itu kita menyadari bahwa
laporan keuangan berbasis kas murni tidak layak saji karena tidak menyajikan aset tetap, piutang,
persediaan, dan utang.
Sepanjang sejarah Indonesia sampai dengan runtuhnya orde baru, RI tidak mengenal Laporan Keuangan
Pemerintahan yang Berterima Umum. Pada era reformasi, apakah RI “belum berdiri hendak berlari”
langsung menggunakan basis akrual paripurna, melompati tahapan laporan keuangan berbasis kas murni
pada saat memasuki era baru laporan keuangan kepemerintahan yang diwajibkan oleh undang-undang?
Pembahasan ini membedakan proses akuntansi (disebut peoses pembukuan dalam Pemendagri nomor
113 Tahun 2014), proses pelaporan, dan basis serta bentuk laporan keuangan.
Akuntansi Desa Berbasis Kas adalah Tidak Mungkin
Pada akuntansi berbasis kas murni, pendapatan dicatat pada saat kas diterima, dan beban dicatat pada
saat kas dibayarkan. Penentuan laba atau hasil basis kas murni mengandalkan penerimaan pendapatan
dan pembayaran beban. Prinsip proper matching cost againts revenue diabaikan, laporan keuangan
berbasis kas murni tidak sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum. Neraca misalnya, tidak
menggambarkan tagihan/piutang/hak belum jadi kas masuk dan kewajiban/utang belum jadi kas keluar.
Bentuk output laporan keuangan basis kas murni dalam organisasi komersial melaporkan laporan laba
rugi dengan komponen cash receipt (revenue collection) dan cash payment (payment of expenses).
Dengan demikian, perlu diadakan pemisahan antara cash receipt operasional dan cash receipt
pendanaan karena transaksi utang, setoran ekuitas, juga kas keluar untuk biaya dipisahkan secara cermat
dari pengeluaran nuntuk pengembalian utang, pembayaran deviden, dan pengurangan ekuitas dengan
divestasi
Bentuk neraca basis kas murni adalah kas sebagi total assets, sebagai total liabilities dan equities, karena
utang walaupun ada (ingat juga piutang), tidak dapat dilaporkan dalam laporan keuangan berbasis kas
murni. Sebagai contoh dan kesimpulan, basis kas murni tidak diizinkan oleh keputusan menteri
keuangan/KMK Nomor 337 Tahun 2003 karena KMK mewajibkan laporan piutang, utang, investasi dan
aset tetap dalam laporan keuangan
Menimbang Akuntansi Desa Berbasis
Kewajiban (Obligation Basis)

Dari beberapa sumber, basis kewajiban adalah sebagai berikut, United Nations (19.70:43) menyatakan
bahwa, “Obligations represent and services ordered without regard to when delivered, paid, or
consumed. This is vital point in procurement and in control of payment by adopting obligation basis.
This approach provides additional information for management purpose sinse it develops both
obligation and disbursemet data”. Premchad (1985:52) mengatakan “ although in some cases the
obligation basis is also considered a kind of different”.
Berdasarkan sumber-sumber tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan ini kurang layak
dipertimbangkan
Menimbang Akuntasi Desa Berbasis Akrual
Paripurna (Full Accrual Basis)
Sejarah mencatat bahwa SAP versi PP Nomor 71 tahun 2010 bagi pemerintah pusat dan daerah
berbasis akrual dan paripurna. Layakah berbasis paripurna tersebut di terapkan bagi SAP desa?
Mampukah desa melaksanakan akuntasi desa berbasis akrual paripurna?
Basis akrual pada umumnya merupakan basis umum dalam semua standar internasional, belum
tentu mampu di ikuti secara penuh oleh setiap negara. Republik indonesia kelihatan bermaksud
menerepkan bebrbasis akrual paripurnapada tahun 2007. Pada beberapa referensi di ungkapkan
bahwa Accrual acounting refers to the acquisiton off goods and services regardless of payment
received or paid out.
Dasar umum International Acounting Standars (IAS) dan (IPSAS) adalah basis akrual murni, yaitu
proses akuntasi berbasis akrual sehingga menghasilkan laporan keuangan akrual tanpa modifikasi
bais apapun. Pendapatan di akui saat di hasilkan tanpa perlu memperhatikan penerimaan kas dapat
lebih dahulu, atau sama dengan arus kas masuk tunai, atau belakangan atau pendapatan kredit),
dan beban di akui saat terjadinya beban tanpa perlu memperhatikan pembayaranya ( di bayar di
muka, biaya saat tunai , atau biaya timbul walau belum di bayar).
MENIMBANG KEMUNGKINAN SAP DESA BERBASIS
KAS TERMODIFIKASI(MODIFIEDCASH)
Apabila basis kas murni tidak menghasilkan desa yang memadai, apa bila basis akrual
murniadalah terlampau sulit bagi akuntasi desa, maka pilihan basis kas menuju akrual adal;ah
kemungkinan terakhir. Sumber tersebut menyatakan bahwa “A few countries operate what is
usally known as a modified cash basis,which includes payments made in particular period
transactions that were budgeted in a previous year”
Sejarah mencatat bahwa Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002 merumpakan penjabaran Depdagri
atas PP Nomor 105 Tahun 2002, antara lain menyatakan bahwa dasar akuntasiberbaisn kas
modifikasian merupakan pencatatan sehari-hari berdasarkan kas masuk dan kas keluar, lalu pada
akhir tahun akuntasi di lakukan penutupan buku dengan cara, yaitu
(1) menyesuaikan pembukuan dan
(2) mengakui adanya hutang, piutang, serta aset daerah yanga nantinya di cantumkan dalam
neraca,
(3) mengacu pada standar akuntasi keuangan pemerintah pusat dan daerah,
(4) mengacu pada contoh lampiran Kepmendagri tersebut,
(5) melaksanakan akuntasi barang, dan
(6)perhitungan depresiasi (penyusutan) aset tetap.
MENIMBANG GAGASAN SAP DESA BERBASIS
AKRUAL TERMODIFIKASI (MODIFIED ACCRUAL)
Bentuk laporan keuangan pada basis akrual termodifikasi adalah
(1) revenue,
(2) expenditures,
(3) financial aset,
(4) liabilities,
(5) net financial resources.

Fokus pengukuran adalah total fianancial recources dan perubahanya. Sebagai catatan , lbentuk
output laporan keuangan adalah neraca basis akrual yang memaksa kelahiran pasangan neraca,
yaitau laporan kinerja keuangan ataub laporan operasional basis akrual. Denagan demikian, bentuk
laporan pendapatan metode ini sesungguhnya lebih cepat di bndingkan yang terdapat dalam KMK
Nomor 337bTahun 2003, demikian pula biaya- biaya yang tercangkup di dalamnya.Basis ini dapat di
gunakan untuk pembangunan Lpaoran Kinerja Keuangan, terutama karena neraca versi KMK Nomor
337 Tahun 2003 sesungguhnyatelah memnuhi syharat untuk bahan dasar.
HUBUNGAN BASIS AKUNTASI DAN BASIS
ANGGARAN
Oleh karena itu APBN kita berbasis kas, maka akuntasi ( suka atau tidak suka) harus pula
berbasis kas. Pernyataan tersebut tentu sudah tidak benar. Tertengarai bahwa hampir semua negara
yang maju dalam bidang akuntasi dan teknologi, anggran pendapatan dan belanja negaranya
menggunakan basis anggaran kas dan basis anggaran akuntasi pemerintahan akrual, termasuk
negara AS.
Di Australia, anggaran akrual disajikan sebagai pelengkap anggaran kas di Islanda, anggaran
akrual dan anggaran kas disajikan pada dewan perwakilan rakyat Di AS, anggaran pendapatan dan
belanja negara berbasis kas, sedangkan akuntansi berbasis akrual. Hanya enam negara yang
mamapu menggunakan basis anggaran akrual, yaitu Australia, Kanada, Islandia, Belanda, Selandia
Baru dan Inggris.
Bilamanakah anggaran berbasis akrual merupakan kemestian bagi APBN, APBD suatu bangsa ?
jawabanya adalah, bila ada komitmen kontraktual untuk berutang, walau belum di di gunakan,
sistem anggaran sistem anggaran berbasis kewajiban adalah ideal.
TIDAK ADA HUBUNAGAN BASIS ANGGARAN
DAN BASIS AKUNTASI
United nation , a manual for government accounting menguraikan antara lain , Coversion to this
type of budgeting can proceed regardless of the accounting basis in use. Kinerja entitas
pemerintah di tampilkan secara lebih baik oleh anggaran berbasis akrual, karena itu anggaran
akrual dan anggaran berbasis kinerja dua muka mata uang yang sama. Namun di sisi lain, bahwa
anggaran berbasis kinerja dan akuntasi berbasis akrual menjadi tren dunia dan makin di minati.
Lalu bagaimana pendapat IMF selan'utnya? Hubungan antara anggaran pendapatan dan belanja
negara dan akuntansi. IMF" berpendapat sebagai berikut: “Dalam pernerintahan. liputan/luas,
dasar/basis, klasifikasi anggaran dan akuntansi terkait erat. Akuntansi mengikuti parameter
anggaran. Akun-akun ditata selaras mata anggaran. Hal ini karena akuntansi mencatat realisasi
anggaran ditambah informasi lain di luar anggaran.
Menurut survei IMF. berbagar negara banyak menggunakan ancangan antara basis anggaran dan
basis akuntansi. Pada akhirnya. perencanaan (APBS/ APBD) yang baik memerlukan informasi
akuntansi berbasis akrual bagarrnana mungkin menentukan anggaran pengeluaran kas (cash
budget) tanpa in&rmasi utang, yaitu buku pembantu, utang dan jadwal anggsuran utang yang akan
datang.)
Evolusi tahapan berakuntasi secara teoritis, mungkin akan tampak sebagai berikut:
1. Negara dengan APBN, tanpa akuntasi kepemerintahan yang melahirkan LK berterima umum.
APBN tetap berbasis kas.
2. Terjadi tuntutan pemangku kepentingan agar relisasi APBN dan laporan keuangan keuangan
pemerintah di laporkan secara terpisah.
3. Munculnya sambutan dari birokrasi akan tuntutan transpransi itu di iringi kesadaran bahwa
laporqan neraca berbasis kas murni.
4. Era reformasi, APBN berbasis kas, sementara neraca berbasis akrual(KMK Nomor 337 Tahun
2003).
5. Munculnya keresahan publik yang ingin menegtahui kinerja tunai operasional entitas laporan
keuangan. Kinerja pendapatan tunai (PAD, hasil operasional entitas sebelum disetorkan
sebagian ke pemerintah pusat sesuai undang-undang0 dan biaya tunai dapat di perbandingkan.
6. Munculnya kebutuhan membuat lapaoaran kinerja biaya berbasis akrual, pasca di terbitkanya
KMK Nomor 337 Tahun 2003, yaitu cash expens di tambah beban-beban akrual, seperti
penyusutan aset tetap dan impairment of asets, tanpa peduli akan hasil yang di capai oleh
biaya-biaya terseb ut.
7.Apabila piutang negara tidak dicatat dengan menggunakan prinsip akuntansi maka piutang tertagih
berisi menghadapi korupsi korupsi kolusi dan nepotisme oleh petugas atau pejabat menagih
piutang negara.
8. Sedangkan kinerja entitas adalah bukan keuangan ada entitas pemerintah yang tidak mempunyai
penghasilan sendiri atau pendapatan operasional adalah 0 100% hidup dari APBN atau APBD
maka muncullah desakan masyarakat untuk melapor kinerja bukan keuangan karena tidak ada
kinerja keuangan.

Di Indonesia pada laporan keuangan wajib mengandung laporan realisasi anggaran yang dapat
berubah sesuai basis anggaran yang digunakan, karena apa yang di yang direncanakan begitulah
yang harus dilaporkan. Hal ini buat tugas NKRI menggunakan APBN basis kas, (cash based
budgeting).
Laporan kinerja keuangan atau laporan operasional wajib berbasis akrual, terutama laporan
kinerja biaya adalah penting apabila NKRI menggunakan anggaran basis kas laporan realisasi
anggaran mungkin tidak memberi informasi kinerja secara memadai. laporan kinerja ini kira-kira
setara harganya dengan laporan laba rugi entitas komersial di mana didalamnya termasuk beban
penyusutan aset tetap pemerintahan.
Memahami jenis entitas pemerintah dan memilih basis
akuntansi yang sesuai
Oleh karena sifat tugas Medan operasional sumber daya dan bentuk tanggung jawab keuangan sebuah
entitas perlu menggunakan basis akuntansi akrual yang Paripurna misalnya entitas dengan banyak
transaksi utang piutang melakukan penyerahan produk dan jasa dengan cara kredit atau angsuran dan
menggunakan aset tetap operasional (mobil, truk sampah, insenerator dan lain-lain) tidak mungkin
menggunakan basis modifikasi ke akrual.

Analisis keuntungan kerugian menggunakan basis kas murni


Proses akuntansi berbasis kas murni mempunyai keterbatasan dalam menyajikan neraca entitas, sehingga
dapat dikatakan tidak menyajikan neraca secara layak. kewajiban tidak ditampilkan pada neraca sehingga
utang entitas pemerintah pusat dan daerah otonom ke dalam dan ke luar negeri tidak dapat dipantau dan
dikendalikan Indonesia dalam posisi dan berpotensi mengalami krisis tiba-tiba laporan keuangan
menyebabkan peraturan pemerintah tentang otonom melakukan pinjaman tidak akan pernah dicabut.
Berdasarkan uraian tersebut marilah kita simpulkan bahwa mungkin bagi NKRI adalah lebih baik tidak
perlu ber akuntansi kepemerintahan sama sekali ketimbang menggunakan basis akuntansi kas murni dan
laporan keuangan berbasis kas .karena kelengkapan informasi laporan keuangan sangat tidak memadai kita
beruntung oleh fakta sejarah bahwa undang-undang terkait laporan keuangan lalu kepmendagri nomor 29
dan KMK Nomor 337 berada jauh diatas nya.
Analisis keuntungan kerugian menggunakan basis akrual

Kerugian umum akuntansi akrual tidak ada, hanya saja biaya akuntansi basis akrual yang Paripurna relatif
lebih mahal ketimbang basis kas murni atau basis kas .termodifikasi menjadi akrual pada tanggal laporan
keuangan keuntungan lain basis akrual yang Paripurna adalah buku pembantu piutang dan utang
merupakan tulang punggung catatan akuntansi berbasis akrual, jika dibandingkan dengan basis akuntansi
kas dengan kewajiban pembuatan neraca versi kmk nomor 337 tahun 2003 maka auditor (BPK, BPKP,
Inspektorat jendral, APIP, KAP, dan lain-lain) juga lebih berbahagia memeriksa buku pembantu utang
piutang secara resmi karena basis akuntansi adalah akrual Paripurna ketimbang melihat catatan ekstra
compatible utang-piutang

Bila LK berbasis kas atau berbasis akrual diizinkan boleh pilih


Laporan keuangan secara umum terbagi menjadi dua kelompok yaitu, laporan keuangan berbasis kas dan
laporan keuangan berbasis akrual. laporan keuangan berbasis kas kurang informatif bila dibanding dengan
laporan keuangan berbasis akrual, 1basis laporan keuangan tersebut menyebabkan banyak laporan
keuangan tidak berdaya banding dengan entitas sejenis atau setara yang lain, tidak ada nilai tambah atau
perbedaan signifikasi antara laqporan keuangan berbasis kas dibandingkan dengan laporan anggaran kas
sementara itu neraca basis kas dan neraca basis akrual akan sangat berbeda. Indonesia berada dalam
kesimpangsiuran atau chaos dan laporan konsolidasi tidak dimungkinkan karena basis akuntansi antar
entitas berbeda-beda.
BILA BASIS MODIFIKASIAN KE AKRUAL DAN AKRUAL MURNI DIIZINKAN, BOLEH
PILIH

Sepanjang asas laporan keuangan yang digunakan berbasis akrual, sedangkan cara akuntansi yang diterapkan terserah Anda
mungkin merupakan opsi logis bagi RI kini. Keuntungan yang dapat diperoleh, di antaranya adalah sebagai berikut
1.Output yang dihasilkan berupa laporan keuangan berbasis akrual, walaupun menggunakan proses akuntansi yang berbeda.
2.Oleh karena memiliki laporan keuangan yang serupa, dengan demikian laporan keuangan dapat dikonsolidasi.
3.Proses akuntansi dideregulasi, boleh asalkan (1) proses basis kas yang dikoreksi ke akrual pada akhir periode laporan, atau
(2) proses akuntansi akrual murni lengan mempertimbangkan: Sumber daya dan kemampuan proses akuntans tiap entitas
yang berbeda-beda. Tidak ada transaksi utang piutang pada suatu entitas, sehingga proses berbasis kas atau akrual sama saja.
Pada entitas lain, transaksi utang-piutang berfrekuensi tinggi dalam jumlah yang signifikan, sehingga perlu dipantau secara
real-time oleh buku pembantu utang piutang tiap saat, sehingga proses berbasis akrual lebih ekonomis dan menguntungkan
bagi pengendalian akuntansi dan pengendalian anggaran (accounting control & budgetary control). Entitas yang mempunyai
sumber daya yang berlebih mampu menggunakan basis akrual paripurna. Oleh karena itu, entitas otonom yang ingin menarik
hati investor, dukungan penduduk setempat, donatur, kreditur dalam dan luar negeri, cenderung menggunakan basis akrual
Kerugian dari penerapannya adalah bahwa kualitas laporan keuangan menjadi tidak setara, walau basis laporan keuangan
sama-sama akrual. Bentuk modifikasian mengandung potensi kesalahan akuntansi yang mendasar, sementara audit dan jurnal
koreksi jauh lebih sulit
AKUNTANSI ASET TETAP DAN PENYUSUTAN
ASET TETAP
Neraca berbasis akrual mengandung konsekuensi aset berbasis akrual, yaitu melihat nilai guna
aset tetap di masa depan. Oleh karena itulah, aset tetap disusutkan sesuai umur ekonomi dan
neraca wajib menyajikan nilai buku setelah akumulasi penyusutan. Akuntansi penyusutan adalah
proses akuntansi akrual yang paling mudah, karena, (1) dilakukan secara periodik, misalnya
tahunan, (2) menggunakan formula penyusutan sehingga program komputer menghitung sendiri
secara otomatis sepanjang umur ekonomis nilai residu, dan metode penyuSutan telah di-input
dalam basis data (database) secara lengkap Saat perolehan aset tetap.
pada pembahasan sebelumnya telah dibahas, bahwa pada Laporan Operasional hal ini Laporan
Kineria Biaya harus mencakupi biaya penyusutan aset tetap. Kineria biaya merupakan
pertanggungjawaban efektivitas dan efisiensi biaya departemen yang misalnya, memberikan jasa
layanan publik dengan atau tanpa pungutan, iuga penting untuk basis transfer biaya kepada K/L
pemerintahan yang dilayani. sehingga akan meningkatkan efisiensi rantai-nilai pemerintah
keseluruhan, dan menghindari pembebanan pemborosan suatu K/L ke K/L lain yang dilayani.
MEMAHAMI BASIS KAS MENUJU AKRUAL VERSI PP
NOMOR 24 TAHUN 2005 (CASH TOWARD ACCRUAL)

Istilah cash toward accrual (menuiu clasar akrual) terdapat pada surat Indra Bastian Ph.D tanggal 6 Iuli
2002 di antara Surat KSAP No. S 130X11/2002 tanggal 9 Iuli Surat tersebut mengurarkan bahwa menuju
laporan keuangan dasar akrual. hendaknya proses akuntansi boleh memilih di antara tiga opsi, yaitu dasar
modifikasi kas ke laporan keuangan akrual, dasar moditikasi akrual, dan dasar proses akuntansi akrual
murni.
Apabila tiga proses akuntansi tersebut menghasilkan laporan keuangan akrual, maka sesuai dengan pameo
"Ada banyak jalan menuju Roman”, yang bermakna menyikapi secara arif era deregulasi dan kebebasan
berproses akuntansi. Implikasinya adalah laporan keuangan (output) wajib disusun berdasar basis akrual.
mencakupi utang. piutang, peniualan yang belum tertagih. pembelian atau biaya yang belum dibayar, serta
biaya penyusutan, dan biaya akrual lain Seperti bunga bank yang harus diperhitungkan dengan berlalunya
waktu. denda Yang tnuncul dan terhutang Saat pelanggaran suatu klausul perjanjian.
Perubahan dari proses akuntansi basis kas modifikasian atau akrual modiflkasian proses berbasis akrual
dianjurkan agar diupayakan dan didorong terjadi dalam waktu sesingkat-singkatnya. Perubahan harus
didorong dengan insentif dari Pemerintah pusat ke Daerah Otonom, Departemen dan lembaga
nondepartemen. Penerapan langsung proses akuntansi berbasis akrual direkomendasikan sebagai pilihan
utama, apabila secara ekonomis dan teknis dimungkinkan bagi endas tertentu
Makalah (2003) untuk penetapan basis akuntansi PP Nomor 24 Tahun 2015 keuangan desa tahun
2017 yang dimuat pada majalah maya KSAP kembali pada disajikan kembali pada tahun 2017,
saat KSAP memilih basis akuntansi laporan tahun 2017 untuk menanggapi usulan perwakilan
departemen dalam negeri pada rapat PAK SAP Desa tahun 2017, yang mengusulkan basis kas
murni.
Pilihan basis kas murni bagi bakalan SAP Desa tidak menghasilkan Neraca Desa yang informatif.
Pilihan basis akrual paripurna bagi akuntansi desa dipertimbangkan terlampau rumit bagi entitas
desa. Dari segala faktor yang dipertimbangkan tersebut di atas, pilihan KSAP bagi basis akuntansi
untuk konsep publikasian SAP Desa adalah Kas menuju Akrual, adalah pilihan paling sederhana
yang mungkin diterapkan pada SAP Desa.
Terimahkasih 

Anda mungkin juga menyukai