1. APBN (KONVENSIONAL)
A. Pengertian
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) konvensional adalah rencana keuangan
tahunan pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat.
B. Fungsi
Terdapat 6 funsi, sebagai berikut:
a. Fungsi alokasi
bertujuan untuk membagi proporsionalitas anggaran dalam melakukan pengalokasian
pembangunan dan pemerataan. Dalam fungsi ini, anggaran negara harus terarah untuk
memangkas pengangguran dan inefisiensi dalam sumber daya dan menambah daya guna
perekonomian
b. Fungsi distribusi
bertujuan untuk penyaluran dana kepada masyarakat berdasarkan alokasi yang sudah
ditetapkan.
c. Fungsi stabilitas
Pada fungsi ini, anggaran negara berfungsi untuk menjaga keseimbangan antara
masyarakat melalui intervensi guna mencegah inflasi.
d. Fungsi otoritas
Anggaran Negara sebagai tonggak atau pokok pelaksanaan pendapatan dan belanja
dalam setiap tahunnya.
e. Fungsi perencanaan
Yaitu untuk mengalokasikan sumber daya sesuai dengan apa yang sudah direncanakan
setiap tahunnya.
f. Fungsi regulasi
APBN digunakan untuk mendorong kebutuhan ekonomi suatu negara, dan bertujuan
jangka panjang untuk meningkatkan kemakmuran rakyat.
C. Tujuan
Terdapat dalam Undang-Undang yang sudah ditetapkan oleh pemerintah antara lain
seperti:
a) Sebagai pedoman penerimaan dan pengeluaran negara dalam melaksanakan tugas
kenegaraan.
b) Meningkatkan transparansi dan pertanggungjawaban pemerintah kepada DPR dan
masyarakat.
c) Meningkatkan koordinasi antar bagian dalam lingkungan pemerintah.
d) Membantu pemerintah mencapai tujuan fiskal.
e) Memungkinkan pemerintah memenuhi prioritas belanja.
D. Mekanisme Penyusunan
1) Pemerintah menyusun rencana APBN dalam bentuk nota keuangan melalui rapat dengan
departemen dan lembaga teknis
2) Pengajuan RAPBN oleh Pemerintah kepada DPR
3) Pembahasan RAPBN oleh DPR dalam masa sidang
4) Persetujuan RAPBN oleh DPR menjadi APBN dengan undang-undang, jika tidak disetujui
pemerintah menggunakan APBN tahun sebelumnya
5) APBN dilaksanakan dengan diperkuat oleh Keputusan Presiden tentang Pelaksanaan
APBN.
Adapun, jenis-jenis pengeluaran negara atau belanja negara dalam APBN terdiri atas dua
bagian yang besar, yaitu belanja pemerintah pusat dan transfer daerah.
Berdasarkan organisasi
Belanja pusat dalam hal ini dialokasikan untuk membiayai kementerian atau lembaga negara
yang ada, misalnya belanja Kementerian Dalam Negeri, belanja DPR, dan belanja Kejaksaan
Agung. Ketetapan belanja ini akan dialokasikan oleh Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara
dan dikelola oleh Kementrian Keuangan.
Berdasarkan fungsi
Belanja pemerintah pusat dikategorikan dalam fungsi pelayanan umum, fungsi pertanahan,
fungsi ketertiban-keamanan, fungsi ekonomi, fungsi lingkungan hidup, fungsi perumahan dan
fasilitas umum, fungsi kesehatan, fungsi pariwisata, fungsi agama, fungsi pendidikan, dan fungsi
perlindungan sosial.
Berdasarkan jenis
Belanja pusat dikategorikan menjadi beberapa bagian seperti belanja moal, belanja pegawai,
belanja barang, hibah, bantuan sosial, pembayaran bunga, dan juga belanja lainnya.
2) Transfer Ke Daerah
Transfer ke daerah merupakan belanja pemerintahan daerah yang diberikan kepada semua
daerah sebagai upaya desentralisasi fiskal dalam bentuk dana perimbangan, dana otonomi khusus,
dan juga dana penyesuaian. Tujuan dari transfer ke daerah ini adalah sebagaimana pemerataan
dana yang ada untuk setiap daerah untuk bisa maju dan dikembangkan.
Dana Perimbangan
Ini dana daerah yang diberikan oleh pemerintah pusat melalu 3 bagian yaitu Dana Bagi Hasil
(DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK).
Ini merupakan dana yang dialokasikan oleh pemerintah pusat sebagaimana diatur oleh Undang-
undang nomor 23 tahun 2008 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang
nomor 1 tahun 2008 tentang Perubahan atas Undang-undang nomor 21 tahun 2001 tentang
Otonomi Khusus Daerah bagi Provinsi Papua dan Undang-undang Nomor 11 tahun 2006 tentang
provinsi Aceh. Kedua wilayah ini termasuk dalam provinsi yang memiliki dana anggaran dari DOK
oleh pusat.
Dana penyesuaian
Ini adalah dana lain yang diberikan sebagai penyesuaian di kemudian hari dalam rangka
melaksanakan kebijakan tertentu sesuai dengan Undang-undang yang berlaku.
F. Pengaruh APBN Ekonomi Konvensional Pada Pembangunan Ekonomi
Di sini dapat di ketahui besarnya GNP yaitu Gross National Product dari tahun ke
tahun sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di masyarakat.
Jumlah uang yang beredar di masyarakat dapat di atur sehingga kestabilan
keuangan atau moneter negara dapat terjaga
Industri -industri dalam negeri dapat berkembang karena masyarakat dapat ikut
berinvestasi.
Bisa di ketahui sumber penerimaan dan penggunaan untk belanja pegawai dan
belanja barang atau jasa serta yang lainnya sehingga memperlancar distribusi
pendapatan.
Terbukanya bagi masyarakat untuk kesempatan kerja mereka, investasi negara
serta pembangunan proyek negara dapat terlaksana. Terbuka kesempatan lapangan
kerja baru bagi masyarakat.
C. Tujuan
Tujuan baitul mal yaitu: terwujudnya layanan penghimpunan zakat, infaq, shodakoh dan
wakaf yang mengoptimalkan nilai bagi muzaki, munfiq, tatasaddiq, dan muwafit. Kedua
terwujudnya layanan pendayagunaan ziswaf yang mengoptimalkan upaya pemberdayaan
mustahiq berbasis pungutan jaringan. Dan juga terwujudnya organisasi sebagai good
organization yang mengoptimalkan nilai bagi stakeholder dan menjadi benchmark bagi lembaga
oengelola ZIS dan wakaf di Indonesia.
D. Mekanisme Penyusunan
Penyusunan baitul mal menggunakan metode yang berbeda. Diantaranya; tidak dibuat
setiap tahun, tidak membutuhkan pembahasan dengan Majelis Umat (DPR/MPR), sumber
pendapatan dan pos pengeluaran ditetapkan oleh syariah. Khalifah sebagai kepala Negara bias
menyusun sendiri melalui hak tabbani, dan alokasi dana masing-masing sumber pendapatan dan
pos pengeluaran diserahkan kepada pendapat dan ijtihad khalifah.
Contoh APBN
Contoh APBD