NIM : 210313120
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Anggaran (budget) adalah suatu
daftar atau pernyataan yang terperinci tentang penerimaan dan pengeluaran Negara yang
diharapkan dalam jangka waktu satu tahun (Suparmoko, 2000). Menurut Syamsi (1994),
anggaran adalah hasil perencanaan yang berkaitan dengan bermacam-macam kegiatan secara
terpadu yang dinyatakan dalam satuan uang dalam jangka waktu tertentu.
Menurut Musgrave (dalam Basri dan Subri, 2005), ada 3 (tiga) fungsi utama dari
suatu anggaran yaitu:
1. Fungsi Alokasi, adalah fungsi pemerintah yang mengadakan alokasi terhadap sumber-
sumber dana untuk mengadakan barang-barang kebutuhan perseorangan dan sarana
yang dibutuhkan untuk kepentingan umum. Semuanya itu diarahkan agar terjadi
keseimbangan antara uang yang beredar dan barang serta jasa dalam masyarakat.
2. Fungsi Distribusi, adalah fungsi pemerintah untuk menyeimbangkan, menyesuaikan
pembagian pendapatan dan mensejahterakan masyarakat.
3. Fungsi Stabilisasi, adalah fungsi pemerintah untuk meningkatkan kesempatan kerja
serta stabilisasi harga barang-barang kebutuhan masyarakat dan menjamin selalu
meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang mantap.
Sejak diterapkan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal setelah berakhirnya era
Orde Baru, Indonesia mengenal dua tingkatan anggaran pendapatan dan belanja Negara yang
berbeda, yakni APBN untuk pemerintah pusat dan APBD untuk pemerintah daerah. Sumber
APBD lebih terfokus pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan juga dana transfer dari
pemerintah pusat. Sedangkan APBN lebih menitikberatkan pada penghasilan pajak selain
hutang, baik utang dalam negeri maupun utang luar negeri (Tambunan, 2018).
APBN terdiri dari dua bagian utama, yaitu Pendapatan Negara dan Belanja Negara.
Pendapatan Negara terdiri dari sumber-sumber pendapatan seperti pajak, cukai, dan
pendapatan lain yang diperoleh dari sumber-sumber lainnya. Belanja Negara terdiri dari
belanja pemerintah untuk berbagai keperluan, seperti pembangunan infrastruktur, pendidikan,
kesehatan, dan pertahanan.
Setiap tahun, APBN disusun dan ditetapkan oleh pemerintah dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan pemerintah dalam membiayai kegiatan negara, mengendalikan inflasi,
dan memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh karena itu, APBN sangat penting
dalam menjaga stabilitas ekonomi dan kesejahteraan rakyat.
Terkait pengelolaan APBN, semua penerimaan dan pengeluaran harus tercakup dalam
APBN. Sehingga ketika APBN dipertanggungjawabkan, semua realisasi penerimaan dan
pengeluaran dalam rekening khusus harus dikonsolidasikan ke dalam rekening BUN.
Selama Orde Baru hingga krisis keuangan Asia 1997/1998, APBN disusun dan
diumumkan setiap April. Jadi, pada masa itu, tahun fiskal dimulai setiap bulan April. Setelah
krisis keuangan Asia 1997/1998, tahun fiskal ditetapkan mulai Januari hingga Desember.
Pemerintah Indonesia memiliki peran penting dalam membangun ekonomi daerah dalam
era otonomi daerah. Peran tersebut meliputi memberikan dukungan dan bantuan keuangan
kepada daerah, memberikan arahan dan panduan untuk daerah dalam pengambilan kebijakan
ekonomi, mendorong pemerataan pembangunan ekonomi daerah, meningkatkan kualitas
sumber daya manusia, dan menjalin kerjasama dan kemitraan dengan pihak swasta dan
masyarakat. Pembangunan ekonomi daerah juga memerlukan peran aktif dari pemerintah
daerah dalam menyusun dan melaksanakan rencana pembangunan ekonomi daerah,
meningkatkan daya saing daerah, membangun kemitraan, meningkatkan kualitas pelayanan
publik, dan melakukan pengawasan dan evaluasi.
Berikut ini beberapa peran penting pemerintah Indonesia dan pembangunan ekonomi daerah
dalam era otonomi daerah:
Pembangunan ekonomi daerah dalam era otonomi daerah juga memerlukan peran aktif dari
pemerintah daerah, antara lain: