Disusun Oleh:
Kelompok 8
Adelia Diva Andini 01031282025084
Maharani Zetira 01031282025087
Nurani Rama Dwi Putri 01031282025092
Nurul Fatimah 01031282025121
Sur Anisah 01031182025016
Lina Pujiartini 01031082223021
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022/2023
1.1 Penyusunan Analisis Kebijakan, Strategi, Prioritas, dan Analisis
Perbandingan APBN Pada Tahun Anggaran 2020-2021
TAHUN 2021
Pemerintah telah menentukan empat fokus dalam APBN 2021 antara
lain:
1. Pengganggaran Kesehatan
Dalam hal ini, penanganan kesehatan fokus pada vaksinasi COVID-
19. Selain itu, anggaran juga akan dialokasikan untuk penguatan sarana dan
prasarana kesehatan, laboratorium penelitian dan pengembangan yang sangat
dibutuhkan.
2. Perlindungan Sosial
Pemerintah akan fokus pada kebijakan perlindungan sosial, terutama
bagi kelompok rentan dan kurang mampu. Pemerintah memberikan tiga
program bansos antara lain:
Program Keluarga Harapan (PKH)
Program Bansos Tunai untuk peserta program sembako/BPNT Non-
PKH
Bansos Beras (BSB)
3. Pemulihan Ekonomi
Pemulihan ekonomi dialokasikan dalam bentuk pemberian dukungan
yang lebih besar kepada dunia usaha, sektor usaha mikro, kecil dan
menengah. Subsidi bunga mencapai Rp35,28 triliun yang akan mencakup
lebih dari 60 juta account.
4. Reformasi Struktual
Pemerintah akan membangun fondasi yang lebih kuat melalui
reformasi struktural di bidang kesehatan, pendidikan, perlindungan sosial,
dll.
TAHUN 2021
Kepala Pusat Kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Badan
Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Ubaidi Socheh menjelaskan, ada 7
kebijakan strategis yang akan dilakukan pemerintah dengan menggunakan APBN
2021 diantaranya adalah
1. Pada bidang pendidikan dengan mengalokasikan anggaran sebesar Rp550,5
triliun. Dana tersebut digunakan untuk mendukung peningkatan skor PISA
dan kualitas guru serta penguatan penyelenggaraan PAUD.
2. Pada bidang kesehatan dengan anggaran Rp169,7 triliun yang masih
dilakukan untuk percepatan pemulihan akibat Covid-19 dan melaksanakan
reformasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) serta mempersiapkan Health
Security preparedness.
3. Pada bidang perlindungan sosial dengan alokasi anggaran hingga Rp421,7
triliun untuk mendukung reformasi secara bertahap yang komprehensif
berbasis siklus hidup dan mengantisipasi aging population.
4. Pada bidang infrastruktur dengan anggaran Rp413,8 triliun dalam rangka
penyediaan layanan dasar, peningkatan konektivitas, mendukung pemulihan
dan melanjutkan program prioritas yang tertunda.
5. Pada sektor ketahanan pangan dengan alokasi anggaran senilai Rp104,2
triliun untuk meningkatkan produksi pangan dan mendukung pemulihan
ekonomi melalui revitalisasi sistem pangan nasional dan pengembangan food
estate atau lumbung pangan.
6. Pada bidang pariwisata melalui alokasi anggaran sebesar Rp15,7 triliun yang
digunakan untuk mendorong pemulihan sektor dengan fokus pada lima
kawasan dan pengembangan skema KPBU.
7. Pada bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT) dengan anggaran
sebesar Rp29,6 triliun untuk mendukung dan meningkatkan kualitas
pelayanan publik, termasuk yang terkait dengan efisiensi, kemudahan dan
percepatan.
1.1.3 Prioritas Anggran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran
2020-2021
TAHUN 2020
APBN tahun 2020 memiliki tema “APBN untuk Akselerasi Daya Saing
melalui Inovasi dan Penguatan Kualitas Sumber Daya Manusia” maka
pemerintah telah membuat 5 program prioritas kerja APBN 2020 yang dinilai
mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional dan menurunkan angka
kemiskinan serta pengangguran. 5 program prioritas kerja, tersebut mencakup:
(1) Sumber Daya Manusia yang Berkualitas
- Peningkatan produktivitas/daya saing SDM
- Bidang Pendidikan → perluasan akses pendidikan, peningkatan skill,
enterpreneurship, penguasaan ICT, dukungan kegiatan penelitian
- Bidang Kesehatan → percepatan pengurangan stunting, penguatan
promotif preventif, melanjutkan program jaminan kesehatan nasional
(2) Penguatan Program Perlindungan Sosial
- Mengakselerasi pengentasan kemiskinan
- Peningkatan akurasi data dan perbaikan mekanisme penyaluran,
- Sinergi/sinkronisasi antar program
- Subsidi yang tepat sasaran dan efektif
(3) Akselerasi Pembangunan Infrastruktur
- Meningkatkan daya saing investasi dan ekspor
- Mendukung tranformasi industrialisasi (konektivitas, pangan, energi, dan
air) dan antisipasi masalah sosial perkotaan (air bersih, sanitasi,
pengelolaan sampah, & transportasi massal)
- Mendorong K/L menggunakan skema pembiayaan kreatif (KPBU: VGF
atau AP)
(4) Birokrasi yang efisien, melayani, dan bebas korupsi
- Mendorong efektivitas birokrasi → produktivitas, integritas & pelayanan
publik
- Menjaga tingkat kesejahteraan aparatur dan pensiunan (antisipasi
reformasi pensiun)
- Birokrasi yang berbasis kemajuan ICT
(5) Antisipasi Ketidakpastian
- Stabilitas ekonomi, keamanan dan politik
- Mitigasi risiko bencana, pelestarian lingkungan, dan pengembangan
EBT
- Penguatan fiscal buffer untuk fleksibilitas dan sustainabilitas
TAHUN 2021
APBN Menjadi Instrumen Utama dalam Penanganan Dampak Covid-19
dan Pemulihan Ekonomi Nasional 2021. Sehingga APBN berprioritas pada:
1. Kesehatan
- Pengadaan vaksin Covid-19
- Imunisasi, Sarpras, Lab, Litbang
- Cadangan Bantuan Iuran BPJS utk PBPU/BP
- Percepatan pemulihan kesehatan akibat Covid-19
- Penguatan Sinergi dan Koordinasi Pusat dan Daerah
- Health Security Preparedness
- Penguatan program generasi unggul
- Reformasi JKN
- Reformasi Sistem Kesehatan Nasional
2. Perlindungan Sosial
- Melanjutkan program perlinsos untuk akselerasi pemulihan (antara lain
Kartu Sembako, PKH, Bansos Tunai selama 6 bulan, dan Kartu Pra kerja).
- Mendorong program perlinsos yang komprehensif berbasis siklus hidup dan
antisipasi penuaan penduduk (aging population)
- Penyempurnaan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dan perbaikan
mekanisme penyaluran program perlinsos, serta penguatan monitoring dan
evaluasi
3. Pembangunan Bidang Teknologi Informasi & Komunikasi
- Penyediaan Base Tranceiver Station (BTS) di desa di wilayah 3T
- Penyediaan akses internet
- Pembangunan Pusat Data Nasional
- Literasi Digital, Transformasi Digital Sektor Strategis, Digital
Technopreneur
- Pengendalian Penyelenggaraan Sistem Elektronik
- Mendukung digitalisasi pendidikan seperti pengadaan alat TIK dan media
pembelajaran
4. Infrastruktur
- Melanjutkan pembangunan infrastruktur pascapandemi Covid 19 melalui
penguatan infrastruktur digital dan mendorong efisiensi logistik dan
konektivitas
- Diarahkan dalam bentuk infrastruktur padat karya yang mendukung
kawasan industri dan pariwisata
- Pembangunan sarana kesehatan masyarakat dan penyediaan kebutuhan
dasar (air, sanitasi, pemukiman) untuk mendukung penguatan sistem
kesehatan nasional
- Penyelesaian kegiatan prioritas 2020 yang tertunda
5. Pendidikan
- Penguatan vokasi & kartu prakerja
- Percepatan peningkatan kualitas sarpras
- Penguatan penyelenggaraan PAUD
- Penajaman KIP Kuliah & penajaman pendidikan tinggi.
- Peningkatan efektifitas penyaluran bantuan pendidikan
6. Sektor K/L dan Pemda, UMKM, Pembiayaan Korporasi, Insentif Usaha, Dan
lainnya
- Dukungan Pariwisata - Penjaminan Loss Limit
- Ketahanan Pangan - Cadangan Pembiayaan PEN
- Pengembangan ICT - PMN kpd Lembaga penjaminan
- Kawasan Industri - PMN kepada BUMN yang
- Cadangan Belanja PEN menjalankan penugasan
- Subsidi bunga KUR regular - Penjaminan backstop loss limit
- Dukungan Pembiayaan - Pajak DTP
terhadap KUMKM - Pembebasan PPh 22 Impor
- Penempatan Dana di - Percepatan Pengembalian
perbankan Pendahuluan PPN
TAHUN 2021
Pada analisis ini, secara umum dapat dilihat pada tahun 2020 dan 2021
realisasi pendapatan negara mengalami penurunan sedangkan belanja negara
mengalami kenaikan. Selain itu, Tren pendapatan juga dipengaruhi oleh PNBP
yang menunjukkan penurunan.
1.2 Penyusunan Analisis Kebijakan, Strategi, Prioritas, dan Analisis
Perbandingan APBD di Kota Semarang Pada Tahun Anggaran 2020-
2021.
6) Penetapan APBD.
Kinerja badan usaha milik daerah juga ditekan untuk mampu memberikan
pendapatan. Pelayanan kepada masyarakat juga diperbaiki. Sehingga, meningkatkan
kesadaran mereka dalam membayar kewajiban pajak. Pajak kendaraan bermotor
misalnya, menjadi salah satu sumber pendapatan. Maka Pemerintah berusaha semakin
memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk memenuhi kewajiban tersebut.
Rp 2.024.537.808.307,00
2020: x 100% = 107,14%
Rp 1.889.598.813.000,00
Pada tahun 2020, hasil perhitungan Rasio Efektivitas PAD kota Semarang
sebesar 107, 14% Maka dari itu, dapat diketahui bahwa kinerja keuangan kota
Semarang adalah efektif karena berada dalam kisaran lebih dari 100%. Hal ini
berarti bahwa realisasi PAD pada tahun 2020 telah melampaui anggaran PAD
yang telah ditetapkan.
Pada tahun 2021, hasil perhitungan Rasio Efektivitas PAD kota Semarang
sebesar 91, 50%. Maka dari itu, dapat diketahui bahwa kinerja keuangan kota
Semarang adalah kurang efektif karena berada dalam kisaran lebih dari 100%.
Hal ini berarti bahwa realisasi PAD pada tahun 2021 tidak melampaui anggaran
PAD yang telah ditetapkan.
Pada tahun 2020, Rasio Efisiensi PAD kota Semarang sebesar 96,75%
menunjukkan bahwa tingkat kemampuan kota Semarang adalah efisien. Hal ini
dapat terlihat dari hasil perhitungan rasio efisiensi yang berada di bawah 100%.
Artinya, Pemerintah kota Semarang pada tahun 2020 telah mampu
mengefisienkan biaya yang dikeluarkan.
Pada tahun 2021, Rasio Efisiensi PAD kota Semarang sebesar 107,01%
menunjukkan bahwa tingkat kemampuan kota Semarang adalah tidak efisien. Hal
ini dapat terlihat dari hasil perhitungan rasio efisiensi yang berada di atas 100%.
Artinya, Pemerintah kota Semarang pada tahun 2021 belum mampu
mengefisienkan biaya yang dikeluarkan.
5. Rasio Desentralisasi Fiskal
Rp 1.185.019.353.229
2020: x 100% = 8,11%
Rp 14.602.974.636.829
Pada tahun 2020, Rasio Desentralisasi Fiskal Provinsi Papua sebesar 8,11%
menunjukkan bahwa tingkat keadilan atas bagi hasil pendapatan sesuai potensi
daerah adalah sangat rendah. Hal ini dikarenakan rasio desentralisasi fiskal kota
Semarang Tahun 2020 yang berada di kategori 0,00-10,00.
Pada tahun 2021, Rasio Desentralisasi Fiskal kota Semarang sebesar
13,48% menunjukkan bahwa tingkat keadilan atas bagi hasil pendapatan sesuai
potensi daerah adalah rendah. Hal ini dikarenakan rasio desentralisasi fiskal kota
Semarang Tahun 2021 yang berada di kategori 10,01- 20,00.
6. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah
Rp 1.185.019.353.229
2020: x 100% = 8.83%
Rp 13.416.455.283.600
Rp 10.931.561.576.793
2020: x 100% = 72,17%
Rp 15.147.965.315.411
Rp 1.145.341.020.698
2020: x 100% = 7,56%
Rp 15.147.965.315.411
1) Alokasi dana
2) Bidang pelaksanaan pembangunan pembangunan desa
3) Bidang pembinaan kemasyarakatan
4) Bidang pemberdayaan masyarakat
5) Penanggulangan Bencana, Keandaan Darurat dan Mendadak
6) Pembiayaan
Pendapatan desa pada tahun 2020 sebesar Rp. 1.890.125.000,00 dan pada
tahun 2021 pendapatan desa mengalami penaikan sebanyak 2% sehingga
pendapatan menjadi 1.932.416.800,00.
2) Penyelenggaraan dana
Alokasi dana ini baru dianggarkan pada tahun 2020 sebesar Rp.
681.925.165. anggaran ini muncul akibat adanya pandemic Covid-19 yang
melanda indonesia dan pemberian bantuan langsung kepada warga desa.
7) Pembiayaan
Visi
Membangun tata kelola pemerintah desa yang baik dan AKIK (Aktif, Kreatif, Inovatif
dan Komunikatif) guna terwujudnya Desa Keru yang AMAN, ADIL, SEJAHTERA ,
dan BERMANFAAT.
Misi
1. Melanjutkan program yang telah dan belum dilaksakan pada periode sebelumnya
2. Menyelenggarakan pemerintah desa yang bersih dan terbatas dari korupsi, kolusi
dan nepotisme
Analisis Strategi Pengelolaan APBDes dalam Desa Keru Kabupaten Lombok Barat
Tahun 2020 – 2021
dengan Peraturan
3. Alokasi Kinerja
Pemerintah Nomor 8
4. Alokasi Formula Tahun 2016 tentang
perubahan kedua atas
peraturan pemerintah
Alokasi dana pada tahun Nomor 60 Tahun 2014
2021 : tentang Dana Desa yang
bersumber dari Anggaran
1. Dana bagi hasil
Pendapatan dan Belanja
2. Dana alokasi umum Negara tentang Dana Desa
- Undang-undang Nomor 69
Tahun 1958 undang-
undang Nomor 6 Tahun
2014 undang-undang
Nomor 23 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah
Nomor 43 Tahun 2014
Peraturan Pmerintah
Nomor 60 Tahun 2014
Perturan Presiden Nomor
78 Tahun 2019 Peraturan
Menteri Keuangan Nomor
205/PMK.07/2019
Peraturan Menteri dalam
Negeri Nomor 20 Tahun
2018 Peraturan Daerah
Kab.Lombok Barat Nomor
1 Tahun 2016. Peraturan
Daerah Kab.Lombok Barat
Nomor 13 Tahun 2019
Peraturan Bupati Lombok
nomor 61 tahun 2019
- Undang-undang Nomor 69
Tahun 1958 undang-
undang Nomor 6 Tahun
2014 Undang-undang
Nomor 23 Tahun 2014.
b. Pendapatan
c. Perhitungan alokasi
d. Penganggaran
f. Pembinaan dan
pengawasan
g. Pelaporan pertanggung
jawaban
h. Dukungan stakeholder
i. Ketentuan penutup.
Sehubung dengan Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2020-2021 dalam bentuk arahan
kegiatan bagi pemetintah desa dan lembaga desa dalam pengelolaan APBDes yang dapat
mendukung pelayanan dan memperbedayaan masyarakat dengan mengelola dan desa dengan
sebaiknya.
Rp 20.685.000
2020: x 100% = 0%
Rp 1.869.440.000
Rp 34.925.000
2021: x 100% = 0%
Rp 1.897.491.800
b. Rasio Efektivitas
Rasio ini menggambarkan kemampuan pemerintahan desa dalam
merealisasikan pendapatan asli desa (PADes) yang direncanakna dibandingkan
dengan target yang ditetapkan berdasarkan potensi riil desa. Pemerintahan desa
dikatakan mampu menjalankan tugasnya apabila rasio yang dicapai minimal 1-
100% akan tetapi semakin tinggi rasio ini maka akan menunjukkan kemampuan
desa yang baik (Sumarna, 2017)
Rp 1.916.303.450,56
2020: x 100% = 101,3%
Rp 1.890.125.000
c. Rasio Efisiensi
Rasio efisiensi menggambarkan perbandingan antara besarnya biaya yang
dikeluarkan dalam memperoleh pendapatan dengan realisasi pendapatan yang
diterima. Pemerintah desa dikatakan efisien apabila rasi yang dicapai <1% atau
<100% jadi semakin kecil rasio efisiensi maka kinerja pemerintahan desa
semakin baik.
2021 Rp 1.756.624.866
x 100% = 92%
: Rp 1.909.233.877,75
Kinerja keuangan Pemerintah Desa Pejarakan tahun anggaran 2020
berdasarkan rasio efisiensi dikategorikan tidak efesien dengan nilai rasio sebesar
101,4%. Hal ini terjadi karena pengeluaran atau belanja desa yang dilakukan oleh
Pemerintah Desa Keru melebihi dari pendapatan yang diterima.
Pada tahun 2021, belanja desa sudah tidak melebihi pendapatan desa
sehingga rasio efisiensi dibandingkan tahun 2020 menurun menjadi 92%, namun
masih berada pada kategori kurang efisien. Tingkat efisiensi yang masih berada
pada kategori kurang efisien menunjukkan bahwa Pemerintah Desa Keru untuk
merealisasikan pendapatan yang dianggaran, pemerintah desa mengeluarkan
biaya atau belanja desa yang cukup besar.
Kemenkeu. (2021) Daftar Alokasi Dana Transfer Ke Daerah Dan Dana Desa Tahun
Anggaran 2021 (Provinsi Nusa Tenggara Barat). https://djpk.kemenkeu.go.id/wp-
content/uploads/2020/1. Diakses 2 September 2022
JDIH BPK RI. (2020). Peraturan Bupati (PERBUP) tentang Petunjuk Pelaksanaan
Bantuan Langsung Tunai Dana Desa Untuk Penanganan Dampak Corona Virus
Disease 2019 (Covid-19) Di Kabupaten Lombok Barat.
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/145688/perbup-kab-lombok-barat-no-
22-tahun-2020. Diakses 2 September 2022