Anda di halaman 1dari 23

DOKUMEN RENCANA KEBUTUHAN SDMK

UPTD PUSKESMAS TEGALGUBUG

DINAS KESEHATAN
KABUPATEN CIREBON
TAHUN 2021

Dokumen Rencana Kebutuhan SDMK UPTD Puskesmas Tegalgubug Tahun 2021 1


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan kesehatan nasional diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,


kemauan dan kemampuan hidupsehatbagisetiap orang agar peningkatan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud.
Pembangunan kesehatan periode tahun 2015-2019 adalah Program Indonesia
Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi
masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang
didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan
kesehatan. Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama
yaitu : (1) pilar paradigma sehat yang dilakukan dengan strategi pengarus
utamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan promotif dan preventif
serta pemberdayaan masyarakat; (2) penguatan pelayanan kesehatan
dilakukan yang dengan strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan,
optimalisasi sistem rujukan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan,
menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis resiko
kesehatan; dan (3) jaminan kesehatan nasional yang dilakukan dengan strategi
perluasan sasaran dan benefit serta kendali mutu dan kendali biaya.

Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan mengamanatkan


bahwa pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan sumber daya di
bidang kesehatan yang adil dan merata bagi seluruh masyarakat untuk
memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Sumber daya di
buidang kesehatan tersebut meliputi tenaga kesehatan, fasilitas pelayanan
kesehatan, perbekalan kesehatan, serta teknologi dan produk teknologi.

Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDM kesehatan) termasuk tenaga


kesehatan menjadi salah satu sumber daya dibidang kesehatan yang sangat
strategis. Ketersediaan SDM kesehatan yang tidak mencukupi, baik jumlah,
jenis, dan kualifikasi serta distribusi yang tidak merata, menimbulkan dampak
terhadap rendahnya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang
berkualitas. Pasal 21 Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 menyatakan

Dokumen Rencana Kebutuhan SDMK UPTD Puskesmas Tegalgubug Tahun 2021 2


bahwa “Pemerintah mengatur perencanaan, pengadaan, pendayagunaan,
serta pembinaan dan pengawasan mutu SDM Kesehatan dalam rangka
penyelenggaraan pelayanan kesehatan.

Perencanaan SDM kesehatan adalah upaya penetapan jenis, jumlah,


kualifikasi, dan distribusi tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan
pembangunan kesehatan. Pengadaan SDM kesehatan adalah upaya yang
meliputi pendidikan tenaga kesehatan dan pelatihan sumber daya manusia
kesehatan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan kesehatan.

Pendayagunaan SDM kesehatan adalah upaya pemerataan dan pemanfaatan


serta pengembangan sumber daya manusia kesehatan.

Penyelenggaraan kegiatan perencanaan dan pendayagunaan SDM kesehatan


oleh Kemenkes dilaksanakan oleh Badan Pengembangan dan Pemberdayaan
SDM Kesehatan, c.q. Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM
Kesehatan. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64
Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan. Pada
pasal 772 Permenkes 64 Tahun 2015 termaksud disebutkan bahwa tugas
Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan adalah
melaksanakan perencanaan dan pendayagunaan sumber daya manusia
kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Untuk mendukung perencanaan dan pelaksanaan perencanaan dan


pendayagunaan sumber daya manusia kesehatan serta dalam rangka
pembangunan kesehatan 2015-2019 maka sesuai dengan Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan 2015-2019 (Renstra Kemenkes 2015-2019) sebagai
mana ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
Hk.02.02/MENKES/52/2015, disebutkan bahwa Renstra Kemenkes 2015-2019
harus dijabarkan dalam bentuk Rencana Aksi Program (RAP) di tingkat Unit
Eselon I dan Rencana Aksi Kegiatan (RAK) di tingkat Unit Eselon II. Atas dasar
hal tersebut, maka Rencana Aksi Kegiatan Pusat Perencanaan dan
Pendayagunaan SDM Kesehatan tahun 2015-2019 perlu disusun sebagai
penjabaran dari Renstra Kemenkes 2015-2019 dan Rencana Aksi Program
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Keehatan

Dokumen Rencana Kebutuhan SDMK UPTD Puskesmas Tegalgubug Tahun 2021 3


(Badan PPSDMK) dalam rangka menentukan apa yang akan dilakukan dan
dicapai dalam kurun 5 tahun kedepan secara terencana dan sistematis.

B. KONDISI UMUM, POTENSI DAN PERMASALAHAN

1. Masalah pembangunan kesehatan.


Dalam upaya pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya, masih dihadapi permasalahan sebagai
berikut:
a. Meskipun Angka Kematian Ibu (AKI) sudah mengalami penurunan,
namun masih jauh dari target MDGs tahun 2015. Peningkatan jumlah
persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan tidak serta merta diikuti
dengan penurunan AKI. Begitu pula jumlah tenaga kesehatan yang
menangani kesehatan ibu khususnya bidan yang sudah relatif tersebar
ke seluruh wilayah Indonesia belum dapat menurunkan AKI secara
bermakna. Hal ini kemungkinan disebabkan kompetensi bidan yang
masih belum seperti yang diharapkan.
b. Angka Kematian Neonatal (AKN) juga relatif masih tetap sama, tidak
menurun seperti direncanakan dalam kurun waktu 5 tahun.
c. Permasalahan gizi kurang pada anak usia sekolah dan remaja dan
masyarakat secara umum masih perlu mendapatkan perhatian. Gizi
lebih juga mulai menjadi masalah di masyarakat.
d. Penyakit tidak menular seperti hipertensi, diabetes melitus, kanker, dan
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), baik yang mengancam lansia
maupun usia kerja, telah menggeser beberapa penyakit menular
sebagai 10 (sepuluh) penyakit utama. Penyakit akibat kerja, dan
kecelakaan akibat kerja juga cenderung meningkat.
e. HIV/AIDS, tuberculosis, malaria, demam berdarah, influenza, dan flu
burung serta penyakit neglected diseases seperti kusta, filariasis,
leptospirosis, masih merupakan masalah penyakit menular di
masyarakat.

Dokumen Rencana Kebutuhan SDMK UPTD Puskesmas Tegalgubug Tahun 2021 4


f. Pelaksanaan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat di
daerah belum maksimal karena kurangnya tenaga promosi kesehatan
baik jumlah maupun kapasitas atau kuyalitasnya.. Berdasarkan laporan
Rifaskes 2011, jumlah total tenaga penyuluh kesehatan masyarakat
hanya 4.144 orang yang tersebar di 3.085 Puskesmas (0,46 per
Puskesmas). Itupun hanya 1% yang memiliki basis pendidikan/pelatihan
promosi kesehatan.
g. Peningkatan jumlah fasilitas pelayanan kesehatan belum diikuti dengan
peningkatan kualitas pelayanan kesehatan diantaranya kesiapan
pelayanan PONEK dan transfusi darah untuk RS, kesiapan pelayanan
umum, pelayanan PONED, dan pelayanan penyakit tidak menular untuk
Puskesmas. Hal tersebut disebabkan masih kurang tersedianya logistik
baik obat maupun alat kesehatan, dan sarana serta tenaga kesehatan
pelaksananya.

2. Masalah Pengembangan dan Pemberdayaan Kesehatan.

Mencermati kondisi umum dan permasalahan dalam pembangunan


kesehatan seperti tersebut di atas, disebutkan dalam Rencana Aksi
Program Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan 2015-
2019, bahwa program Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan
ke depan akan menghadapi tantangan sebagai berikut:

a. Pemenuhan tenaga kesehatan masyarakat khususnya untuk


Puskesmas dan jenjang institusi di atasnya.

b. Peningkatan sosialisasi dan advokasi dari Kementerian Kesehatan ke


Pemerintah Daerah untuk menambah formasi dan rekrutmen tenaga
kesehatan, khususnya tenaga-tenaga kesehatan masyarakat,
sanitarian, analis kesehatan dan tenaga gizi.

c. Penerapan sistem insentif finansial dan non-finansial yang memadai


untuk menarik dan mempertahankan tenaga kesehatan untuk mau
bekerja di daerah, khususnya di bagian timur Indonesia, di perdesaan,
dan di daerah terpencil perbatasan dan kepulauan (DTPK).

Dokumen Rencana Kebutuhan SDMK UPTD Puskesmas Tegalgubug Tahun 2021 5


d. Pelaksanaan sistem subsidi, beasiswa dan ikatan dinas bagi pendidikan
tenaga kesehatan masyarakat, sanitarian, dan tenaga gizi.

e. Penerapan standarisasi mutu tenaga kesehatan melalui akreditasi


institusi pendidikan dan uji kompetensi yang efektif.

f. Penguatan regulasi untuk menjamin pengadaan tenaga kesehatan,


mutu tenaga kesehatan, dan pemerataan persebarannya.

g. Peningkatan pembinaan dan pengawasan mutu tenaga kesehatan


dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan

3. Masalah dan Isu Strategis Perencanaan Dan Pendayagunaan SDM


Kesehatan

Pada tahun 2015, dari rekapitulasi Surat Tanda Registrasi (STR) di Konsil
Kedokteran Indonesia per 30 September 2014, jumlah dokter spesialis
sebanyak 26.011 orang. Jika dihitung rasio terhadap 100.000 penduduk,
diperoleh rasio 10,3 per 100.000 penduduk dimana target rasio dokter
spesialis yang diharapkan sebesar 9 per 100.000 penduduk. Untuk dokter
sebanyak 99.514 orang atau 39,5 per 100.000 dari target 30 per 100.000;
dokter gigi sebanyak 25.373 orang 10,1 per 100.000 dari target 12 per
100.000.

Data tenaga kesehatan lainnya didasarkan pada STR yang diterbitkan oleh
MTKI per 1 Oktober 2014 yaitu jumlah perawat sebanyak 253.745 orang
atau 100,6 per 100.000 dari target158 per 100.000; bidan sebanyak
248.229 orang atau 98,4 per 100.000 dari target 75 per 100.000; tenaga
sanitasi lingkungan sebanyak 10.787 orang atau 4,3 per 100.000 dari target
18 per 100.000; tenaga gizi sebanyak 20.410 orang atau 8,1 per 100.000
dari target 10 per 100.000. Sedangkan jumlah tenaga kesehatan
masyarakat di puskesmas dan rumah sakit adalah 23.638 orang atau 9,4
per 100.000 target 8 per 100.000.

Ditinjau dari rasio SDM kesehatan terhadap jumlah penduduk Indonesia,


maka dokter spesialis, dokter umum, bidan, dan tenaga kesehatan
masyarakat sudah melebihi target yang diharapkan. Sedangkan dokter gigi,

Dokumen Rencana Kebutuhan SDMK UPTD Puskesmas Tegalgubug Tahun 2021 6


perawat, tenaga sanitasi lingkungan, dan tenaga gizi belum mencapai
target yang diharapkan. Perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan yang
berbasis rasio adalah untuk menggambarkan kecukupan tenaga kesehatan
dan distribusinya di tingkat makro.

Namun jika diuraikan lebih rinci ketersediaan tenaga kesehatan tersebut per
puskesmas, akan diperoleh gambaran disparitas yang cukup besar antar
puskesmas di perkotaan, pedesaan, terpencil dan sangat terpencil.
Maldistribusi SDM Kesehatan menjadi salah satu permasalahan SDM
Kesehatan. Ada sebagian fasilitas pelayanan kesehatan yang kekurangan
atau tidak ada jenis tenaga kesehatan tertentu, namun di sisi lain ternyata
ada fasilitas pelayanan kesehatan yang sudah berlebih jumlah dan jenis
tenaganya.

Pada data Riset Fasilitas Kesehatan 2011, Puskesmas tanpa keberadaan


dokter masih dominan di wilayah Indonesia timur, khususnya di Papua dan
Papua Barat. Di daerah ini Puskesmas tanpa tenaga dokter sampai lebih
dari 16% dari jumlah Puskesmas yang ada di daerah tersebut. Sedangkan
pada Puskesmas di perkotaan, misal DKI Jakarta, ada Puskesmas yang
mempunyai 27 dokter. Selain itu masih ada 80,59% Puskesmas yang
belum memiliki tenaga Apoteker, 56,19% Puskesmas tanpa tenaga ahli
teknologi laboratorium medik, 32,01% Puskesmas tanpa tenaga sanitasi
lingkungan, 31,37% Puskesmas tanpa tenaga gizi, dan 30,08% Puskesmas
tanpa tenaga kesehatan masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa di
Puskesmas saat ini masih kekurangan tenaga kesehatan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat.

Permasalahan kekurangan tenaga kesehatan tidak hanya terjadi di


Puskesmas namun juga di rumah sakit. Dari 2.368 RS yang teregistrasi,
sebanyak 21,45% tidak memiliki dokter spesialis anak, 21,16% tidak
memiliki dokter spesialis obstetrik dan ginekologi, 25,08% tidak memiliki
dokter spesialis penyakit dalam, dan 27,49% tidak memiliki dokter spesialis
bedah, 33,3% tidak memiliki dokter spesialis anestesi, 80,2% tidak memiliki

Dokumen Rencana Kebutuhan SDMK UPTD Puskesmas Tegalgubug Tahun 2021 7


dokter spesialis rehabilitasi medik, 86,6% tidak memiliki dokter spesialis
patologi anatomi, 68,3% tidak memiliki dokter spesialis patologi klinik, dan
46,3% tidak memiliki dokter spesialis radiologi.

Dari perkembangan dan masalah dalam perencanaan dan pendayagunaan


SDM kesehatan, masih dihadapi berbagai masalah pokok atau isu strategis
sebagai berikut:

a. Perencanaan SDM kesehatan nasional belum disusun secara bottom up


yang didukung data dan informasi yang memadai dan terpercaya, sesuai
kebutuhan, dan tepat waktu;
b. Pendayagunaan SDM kesehatan masih dihadapi dengan tantangan jumlah
SDM kesehatan yang masih kurang dan distribusinya yang belum merata
disamping permasalahan pengembangan karier dan sistem penghargaan
yang belum sebagaimana mestinya. Pengembangan sistem informasi yang
terintegrasi sebagai sumber data SDM kesehatan sangat penting
mengingat data dan informasi yang tersedia bervariasi, dan mobilisasi
SDM kesehatan yang cukup tinggi.

C. LINGKUNGAN STRATEGIS
1. Perkembangan penduduk
a. Pertumbuhan penduduk Indonesia menuju ke arah bonus demografi,
dimana jumlah penduduk usia produktif lebih banyak dari usia non-
produktif, dan puncaknya diperkirakan pada tahun 2030.
b. Jumlah wanita usia subur akan meningkat. Pada kurun waktu 2015-2019,
diperkirakan terdapat 5 juta ibu hamil per tahun sehingga menjadi
estimasi target pelayanan ANC, persalinan, dan neonatus/bayi.
c. Peningkatan usia kerja dan usia lanjut pada tahun 2015-2019, akan
berimplikasi meningkatnya: 1) kebutuhan pelayanan sekunder dan tersier;
2) kebutuhan pelayanan home care; dan 3) biaya kesehatan.
2. Pertumbuhan ekonomi dan kondisi sosial-budaya.
Adanya perbedaan dan disparitas pertumbuhan ekonomi dan perbedaan
kondisi sosial budaya antar wilayah di Indonesia, akan mempengaruhi
ketersediaan dan retensi SDM Kesehatan utamanya untuk wilayah

Dokumen Rencana Kebutuhan SDMK UPTD Puskesmas Tegalgubug Tahun 2021 8


Indonesia bagian timur, daerah terpencil, kepulauan terluar dan daerah
perbatasan. Penerapan insentif finansial tidak sepenuhnya dapat mengatasi
permasalahan pemerataan dan retensi SDM Kesehatan.
3. Pemberlakuan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
Pada tahun 2019 semua penduduk Indonesia ditargetkan telah tercakup
dalam Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Keadaan ini harus diimbangi
dengan penambahan jumlah dan peningkatan kelas fasilitas kesehatan
masyarakat dan pemenuhan jumlah dan jenis serta pemerataan tenaga
kesehatan. Dengan demikian akses dan mutu pelayanan kesehatan baik
fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama maupun lanjutan dapat dapat
ditingkatkan. Selain itu juga diperlukan penguatan upaya kesehatan
masyarakat yang bersifat promotif dan preventif agar masyarakat tetap
sehat dan tidak mudah jatuh sakit dalam kerangka pengendalian biaya.
4. Pemberlakuan peraturan perundang-undangan.
Pemberlakuan peraturan perundang-undangan yang berimplikasi pada
perencanaan dan pendayagunaan SDM Kesehatan (Undang undang Nomor
36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan, Undang undang Nomor 38
Tahun 2014 tentang Keperawatan, Undang undang Nomor 6 tahun 2014
tentang Desa, Undang undang Nomor 5 tahun 2014 tentang ASN, dan
Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah).

5. Pemberlakuan kesepakatan internasional.


Perberlakuan kesepakatan internasional seperti Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA) yang direncanakan efektif pada 1 Januari 2016 dimana
terjadi arus barang, jasa, investasi dan tenaga terampil termasuk tenaga
kesehatan yang bebas diantara negara-negara ASEAN. Pemberlakukan
program Sustainable Development Goals (SDGs) sebagai tindak lanjut
Millenium Development Goals (MDGs).

Dokumen Rencana Kebutuhan SDMK UPTD Puskesmas Tegalgubug Tahun 2021 9


D. DASAR HUKUM
Penyusunan Rencana Aksi Kegiatan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan
SDM Kesehatan dilakukan dengan memperhatikan dengan seksama berbagai
peraturan perundang-undangan, antara lain :

1. Undang-undang nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional (SPPN).
2. Undang-undang nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025.
3. Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
4. Undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
5. Undang-undang nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
6. Peraturan Presiden nomor 2 tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019.
7. Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan
Nasional.
8. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 64 tahun 2015 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan.
9. Keputusan Menteri Kesehatan nomor 375 tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Kesehatan tahun 2005-2025.
10. Keputusan Menteri Kesehatan nomor HK.02.02/Menkes/52/2015 tentang
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019.

Dokumen Rencana Kebutuhan SDMK UPTD Puskesmas Tegalgubug Tahun 2021 10


BAB II

KONDISI KETENAGAAN DIPUSKESMAS

A. SITUASI WILAYAH
Gambar 1 :Peta Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tegalgubug

UPTD Puskesmas Tegalgubug merupakan salah satu puskesmas dari 60


puskesmas di Kabupaten Cirebon, mempunyai luas wilayah 2.231.005 Ha.
Terdiri dari 11 desa 259 RW dan 73 RT. Secara geografis wilayah kerja UPTD
Puskesmas Tegalgubug terletak di wilayah kerja Kecamatan Tegalgubug
dengan batas :
a. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Bayalangu (Wilayah kerja UPTD
Puskesmas Gegesik)

Dokumen Rencana Kebutuhan SDMK UPTD Puskesmas Tegalgubug Tahun 2021 11


b. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Beringin (Wilayah kerja UPTD
Puskesmas Ciwaringin)
c. Sebelah timur berbatasan dengan Desa KaliAyar (Wilayah kerja UPTD
Puskesmas Pangguragan)
d. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Gintung (Wilayah kerja UPTD
Puskesmas Susukan)
UPTD Puskesmas Tegalgubug merupakan daerah lintas jalur utara Pulau
jawa dengan topografi 100 % merupakan dataran dengan ketinggian 4 meter
diatas permukaan air laut. Secara klimatologi, tipe iklim di wilayah UPTD
Puskesmas. Tegalgubug bulan kering dan 6,6 bulan basah, suhu berkisar 23°
– 33 °C, dengan curah hujan rata-rata 258,3 mm/tahun,hari hujan rata-rata 8
hari dalam sebulan. Jenis tanah di Puskesmas Tegalgubug yaitu Alluvial,
Regosol, Grumosol, Mediteran dan Podsolik merah kuning, pH tanah berkisar
5,5 – 6,0. Wilayah UPTD Puskesmas Tegalgubug dialiri oleh Sungai
Ciwaringin.
Secara umum seluruh wilayah Puskesmas Tegalgubug dapat dijangkau
dengan mudah, baik oleh kendaraan roda dua ataupun roda empat dengan
wakru tempuh kurang dari setengah jam, namun ada juga beberapa wilayah
yang harus ditempuh dengan berjalan kaki. Jarak terjauh yang harus ditempuh
dari Puskesmas Tegalgubug adalah Desa Bulak dengan jarak kurang dari 7 km
dengan waktu tempuh sekitar 25 menit, dan Desa yang terdekat adalah Desa
Tegalgubug, yang merupakan lokasi berdirinya Puskesmas Tegalgubug.
Kondisi daerah wilayah kerja Puskesmas Tegalgubug termasuk daerah dataran
kurang, beberapa dintaranya dilalui oleh sungai besar (kali ciwaringin) yaitu
Desa Tegalgubug, Desa Tegalgubug lor dan Desa Karangsambung, desa-desa
tersebut merupakan daerah rawan bencana banjir. Selain itu diwilayah
Puskesmas Tegalgubug terdapat dua pasar yaitu: pasar sandang Tegalgubug
merupakan pasar sandang terbesar di Asia Tenggara dan pasar utama di desa
Jungjang. Keberadaan pasar tersebut menyebabkan mobilitas penduduk
menjadi sangat tinggi dan terkenal juga merupakan wilayah sangat padat.

Dokumen Rencana Kebutuhan SDMK UPTD Puskesmas Tegalgubug Tahun 2021 12


B. SITUASI DEMOGRAFI
1. Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk diKecamatan Arjawinangun tahun 2020 sebanyak
69.352 jiwa dengan rincian laki-laki 35.177 jiwa dan perempuan 34.175 jiwa.
Angka pertumbuhan penduduk secara umum dipengaruhi oleh tiga faktor
yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas) dan perpindahan penduduk
(migrasi). Umur dan jenis kelamin sangat berperan dalam membentuk
karakteristik kependudukan, kondisi tersebut berkaitan erat dengan sosial
ekonomi dan upaya pembangunan. Tingkat kelahiran berpengaruh terhadap
struktur penduduk muda, yang terkait dengan angkatan kerja dan
menyangkut besarnya beban yang harus ditanggung oleh pembangunan.

Tabel 1 : Distribusi Jumlah penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas


Tegalgubug Tahun 2020
Jenis Kelamin Jumlah
No Desa Kk Jumlah
L P Rt Rw
1 Tegalgubug 3052 5260 5553 10813 35 10
2 Tegalgubug lor 3041 6230 5890 12120 36 8
3 Karangsambung 1334 1805 1719 3524 18 3
4 Rawagatel 538 743 756 1499 8 4
5 Arjawinangun 3641 5211 4905 10116 34 14
6 Jungjang 3717 5624 5269 10893 52 13
7 Jungjang wetan 1914 2921 2634 5555 17 4
8 Sende 1748 2112 2612 4724 20 5
9 Geyongan 1363 1853 1643 3496 15 6
10 Kebonturi 1725 2282 2133 4415 17 4
11 Bulak 842 1136 1601 2737 7 2
JUMLAH 22917 35177 34175 69352 259 73

Grafik 1 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2020

Dokumen Rencana Kebutuhan SDMK UPTD Puskesmas Tegalgubug Tahun 2021 13


14000
12000
10000
8000
6000
4000
2000
0
g lo
r g el n g n e n ri lak
u bu g bun gat ngu gj an eta end nga ntu
Bu
lg bu am wa na n w S yo bo
ga lgu gs Ra wi Ju ng Ge Ke
Te a n ja j a
Te
g ra Ar ng
Ka Ju

2. Persebaran dan Kepadatan Penduduk


Persebaran penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tegalgubug
tidak merata. Rata-rata kepadatan penduduk Kabupaten Cirebon 46 jiwa
/km2. Wilayah desa yang memiliki penduduk terbanyak antara lain Desa
Tegalgubug lor yaitu: sebanyak 12.120 jiwa, sedangkan jumlah penduduk
terkecil ada di Desa Rawagatel yaitu: sebanyak 1.499 jiwa.

C. DESKRIPSI PUSKESMAS
1. Visi Dan Misi
 VISI
“Terwujudnya Puskesmas Tegalgubug yang berkualitas menuju
masyarakat sehat yang mandiri“
 MISI
a. Meningkatan kualitas sumber daya manusia ditunjang dengan
sarana dan prasarana yang terstandar
b. Membangun kemandirian masyarakat melalui pemberdayaan dan
kemitraan dengan lintas sektor
c. Memberikan pelayanan yang bermutu, merata dan terjangkau oleh
seluruh masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.

2. Tujuan

Dokumen Rencana Kebutuhan SDMK UPTD Puskesmas Tegalgubug Tahun 2021 14


a. Menyediakan tenaga kesehatan yang kompeten dan sasaran yang
mampu memenuhi kebutuhan pelayanan
b. Membangun masyarakat untuk berlaku hidup sehat meliputi
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat
c. Mampu menjadi pelayanan kesehatan yang bermutu
3. Tata Nilai “PINTAR”
Tabel 2 : Tata Nilai
Tata Definisi
Indikator
Nilai Operasional
P Profesional Memiliki kompetensi dan kemampuan
dalam memberikan pelayanan kesehatan
yang bermutu
IN Inovatif Memiliki ide kreatif serta memberikan
trobosan bagi peningkatan mutu pelayanan
kesehatan
T Terpadu dan Pelayanan kesehatan dilakukan secara
terus menerus terpadu dan terus menerus
A Aman Memperhatikan keamanan
R Ramah Memiliki sikap sopan dan santun kepada
masyrakat dan rekan kerja

4. Motto Pelayanan
“Kesehatan Anda Adalah Prioritas Kami”

D. WILAYAH KERJA
Seluruh desa yang ada di Kecamatan Arjawinangun masuk dalam wilayah
kerja UPTD Puskesmas Tegalgubug yang meliputi : DesaTegalgubug, Desa
Tegalgubug Lor, Desa Karangsambung, Desa Rawagatel, Desa Arjawinangun,
Desa Jungjang, Desa Jungjang wetan, Desa Sende, Desa Geyongan, Desa
Kebonturi, dan Desa Bulak.
1. Tujuan UPTD Puskesmas Tegalgubug

Dokumen Rencana Kebutuhan SDMK UPTD Puskesmas Tegalgubug Tahun 2021 15


a. Menyediakan tenaga kesehatan yang kompeten dan sarana yang
mampu memenuhi kebutuhan pelayanan.
b. Membangun masyarakat untuk berperilaku hidup sehat meliputi
kesadaran kemauan dan kemampuan hidup sehat Mampu menjangkau
layanan kesehatan yang bermutu.

2. Sarana Pelayanan Kesehatan


Secara umum jumlah sarana pelayanan kesehatan yang berada di wilayah
kerja UPTD Puskesmas Tegalgubug tahun 2020 dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 3 : Jenis sarana fasilitas kesehatan.

No Jenis Sarana Yan Kes Jumlah Keterangan


1 Rsu Pemerintah 1
4 Klinik Swasta 3
6 Pustu 1
7 Poskestran 2
8 Pusling 1
9 Poskesdes 11
10 Apotek 10
11 Dokter Praktek Swasta 10
12 Dokter Gigi Parktek Swasta 3
13 Bidan Praktek Mandiri 19
14 Posyandu 80
TOTAL 141
Sumber data: Data Profil UPTD Puskesmas Tegalgubug tahun 2020
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa, sarana kesehatan
terbanyak di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tegalgubug adalah Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yaitu Posyandu, diikuti Bidan
Praktek Mandiri (BPM).
3. Ketenagaan
Kualifikasi ketenagaan berdasarkan tingkat pendidikan dan status
kepegawaian di UPTD Puskesmas Tegalgubug tahun 2020 beserta
jaringannya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4 : Tingkat pendidikan
No Pendidikan Status Kepegawaian

Dokumen Rencana Kebutuhan SDMK UPTD Puskesmas Tegalgubug Tahun 2021 16


PNS PTT KONTRAK MAGANG
1 Dokter Umum 3 0 0 0
2 Dokter Gigi 1 0 0 0
3 SKM 0 0 0 0
4 S1 Keperawatan (Ners) 7 0 0 0
5 Akper 3 0 2 8
6 SPK 0 0 0 0
7 AKL 0 0 0 0
8 D3 Perawat Gigi 1 0 0 1
9 AKZI 0 0 0 1
10 S1 / D4 Kebidanan 5 0 0 0
11 AKBID 9 5 0 16
12 DI Kebidanan 1 0 0 0
13 P2B 0 0 0 0
14 Analis Kesehatan 0 0 0 1
15 D3 Farmasi 2 0 0 1
16 SM Farmasi 0 0 0 1
17 Sarjana Umum 0 0 0 2
18 SLTA 0 0 0 3
19 SLTP 0 0 0 0
JUMLAH 32 5 2 74
Sumber data: Data Kepegawaian UPTD Puskesmas Tegalgubug tahun
2020
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa, ketenagaan di UPTD
Puskesmas Tegalgubug sebagian besar berstatus tenaga kontrak,
berpendidikan D3 dan berprofesi sebagai Bidan.
4. Sarana dan Prasarana Penunjang
Bangunan gedung UPTD Puskesmas Tegalgubug terdiri dari satu lantai,
terbagi atas :
Tabel 5 : Ruangan UPTD Puskesmas

No Nama Ruang Ada /Tidak


1 Ruangan Kepala UPTD Puskesmas Ada
2 Ruangan Administrasi Kantor Ada
3 Ruangan Rapat Ada
4 Ruagan pendaftaran dan rekam medik Ada
5 Ruangan Tunggu Ada

Dokumen Rencana Kebutuhan SDMK UPTD Puskesmas Tegalgubug Tahun 2021 17


6 Ruangan Pemeriksaan Umum Ada
7 Ruangan Tindakan Ada
8 Ruangan KIA KB Ada
9 Ruangan Kesehatan Gigi dan Mulut Ada
10 Ruangan Promosi Kesehatan Ada
11 Ruangan ASI Ada (jadi satu denga ruangan
Gizi)
12 Ruang Farmasi Ada
13 Ruangan persalinan Ada
14 Ruangan rawat paska persalinan Ada
15 Laboratorium Ada
16 Ruangan sterilisasi Ada
17 Ruangan penyelenggaraan makanan Ada
18 Kamar Mandi 4 (petugas dan pasien)
19 Gudang Umum Ada
20 Rumah Dinas 4 (2 alih fungsi : PONED & P2)
21 Garasi Ada
Sumber data : Data Inventaris Barang UPTD Puskesmas Tegalgubug
2020
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa, ruang pelayanan
rawat jalan adalah sudah memenuhi jumlah ruang menurut PMK No 75
Tahun 2014 Tentang UPTD Puskesmas. Tata letak ruang pelayanan
pada bangunan UPTD Puskesmas Tegalgubug belum
memperhatikan kelompok zona infeksius dan non infeksius. Pencahayaan
dan penghawaan untuk semua bangunan UPTD Puskesmas dirasa belum
maksimal, karena masih diperlukan lampu penerang di semua ruangan
pada saat pelayanan. Dalam rangka pelaksanaan program di UPTD
Puskesmas beserta jaringannya dibutuhkan sarana dan prasarana
penunjang yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 6 :Jenis sarana penunjang
Jumlah Sarana Penunjang
No Jenis Sarana Penunjang
Kurang Cukup Lebih
1 Obat obatan 1
2 Laboratorium 1
3 Sterilisator 2

Dokumen Rencana Kebutuhan SDMK UPTD Puskesmas Tegalgubug Tahun 2021 18


4 Alkes lainnya 1
5 Genset 2
6 Pusling 1
Sumber data : Data Inventaris Barang UPTD Puskesmas Tegalgubug,
2020

BAB III

PERHITUNGAN DAN ANALIS KEBUTUHAN TENAGA KESEHATAN

Dokumen Rencana Kebutuhan SDMK UPTD Puskesmas Tegalgubug Tahun 2021 19


Dokumen Rencana Kebutuhan SDMK UPTD Puskesmas Tegalgubug Tahun 2021 20
Dokumen Rencana Kebutuhan SDMK UPTD Puskesmas Tegalgubug Tahun 2021 21
Dokumen Rencana Kebutuhan SDMK UPTD Puskesmas Tegalgubug Tahun 2021 22
BAB IV

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Dokumen Rencana Kebutuhan SDMK UPTD Puskesmas Tegalgubug Tahun 2021 23

Anda mungkin juga menyukai